Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan
Hati-hati penipuan Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya di satu surat kabar pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007. Malamnya seseorang menelepon saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang berlokasi di Medan dan mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk menantunya. Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung mengatakan akan mentransfer uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM BCA saudara saya. Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya tidak menaruh curiga sama sekali walaupun ketika saudara saya minta ketemu langsung agar kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan tanda terima uang mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda terima. Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya pergi ke Bogor dan saya ikut bersamanya. Dia ditelepon berkali-kali oleh Opung yang katanya telah mentransfer uang muka tersebut dan minta dikonfirmasi apakah uang sudah diterima di rekening BCAnya. Saya agak heran karena saudara saya sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada. BCA yang pertama dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju Bogor dan ketika itu saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali ke mobil dan telepon Opung bahwa uang belum diterima. Kemudian Opung bilang bahwa dia akan mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur. Saya mulai curiga lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA sementara hari Sabtu tidak ada bank yang buka. Saudara saya kembali menelepon Opung sambil meneruskan perjalanan ke Bogor. Opung tetap ngotot bahwa dia sudah mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek kembali karena dia tidak ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan karena hari Senin ia akan ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa uang diterima hari Sabtu ini. Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti yang akan melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut. Akhirnya Opung minta tolong agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya meminta istrinya yang mengecek. Dan tetap tidak ada. Kami meneruskan perjalanan dan saya semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan tetap meminta saudara saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya masih merasa tidak ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung. Di Bogor, kembali saudara saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan pengecekan sambil membawa HPnya. Disitulah fatalnya. Begitu saudara saya di ATM, dia mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang komunikasi itu yang diinginkan Opung. Saudara saya tanpa sadar telah mengikuti instruksi Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode tertentu dan ternyata mentransfer ke rekening Opung. Dan ketika slip ATM keluar, ternyata tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank Permata. Kebetulan uang di ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi yang tertransfer sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada di BCA adalah Rp.500.000,-) Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah dan/atau tanah bila ada calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai, karena ternyata para penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata dan akhirnya menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi dengannya sehingga dengan komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan membuat korbanya mengikuti petunjuknya. Myrna [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan
Yes, Mba Myrna. Saya hampir saja mengalami hal serupa. FYI, saat ini Saya sedang dalam proses menjual rumah. Saya iklankan di beberapa media plus milis. Ada cerita lain lagi. Ada seseorang yang menelepon selayaknya calon pembeli yang minat dengan rumah yang Saya iklankan. Kemudian orang itu meminta alamat lengkap rumah Saya. Beberapa hari kemudian Saya dihubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa dia siap membawa pembeli dengan komisi tertentu. Waktu Saya bilang bahwa Kami tidak membutuhkan broker, dia bilang bahwa telah ada persetujuan dengan Saya. Buktinya adalah foto-foto rumah yang sudah dia terima. Usut punya usut ternyata dia ambil foto-foto rumah tanpa seiizn Kami, pemilik rumah. Kemudian dia jual rumah itu dengan harga semau dia (jauh di bawah harga Kami), dan dengan memaksa mengatakan dia telah dapat pembeli dan minta komisi!!! Temans, hati-hati... Warm Regards, BUDI ARYANTO --- Myrna Zachraina [EMAIL PROTECTED] wrote: Hati-hati penipuan Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya di satu surat kabar pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007. Malamnya seseorang menelepon saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang berlokasi di Medan dan mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk menantunya. Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung mengatakan akan mentransfer uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM BCA saudara saya. Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya tidak menaruh curiga sama sekali walaupun ketika saudara saya minta ketemu langsung agar kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan tanda terima uang mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda terima. Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya pergi ke Bogor dan saya ikut bersamanya. Dia ditelepon berkali-kali oleh Opung yang katanya telah mentransfer uang muka tersebut dan minta dikonfirmasi apakah uang sudah diterima di rekening BCAnya. Saya agak heran karena saudara saya sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada. BCA yang pertama dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju Bogor dan ketika itu saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali ke mobil dan telepon Opung bahwa uang belum diterima. Kemudian Opung bilang bahwa dia akan mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur. Saya mulai curiga lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA sementara hari Sabtu tidak ada bank yang buka. Saudara saya kembali menelepon Opung sambil meneruskan perjalanan ke Bogor. Opung tetap ngotot bahwa dia sudah mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek kembali karena dia tidak ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan karena hari Senin ia akan ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa uang diterima hari Sabtu ini. Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti yang akan melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut. Akhirnya Opung minta tolong agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya meminta istrinya yang mengecek. Dan tetap tidak ada. Kami meneruskan perjalanan dan saya semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan tetap meminta saudara saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya masih merasa tidak ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung. Di Bogor, kembali saudara saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan pengecekan sambil membawa HPnya. Disitulah fatalnya. Begitu saudara saya di ATM, dia mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang komunikasi itu yang diinginkan Opung. Saudara saya tanpa sadar telah mengikuti instruksi Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode tertentu dan ternyata mentransfer ke rekening Opung. Dan ketika slip ATM keluar, ternyata tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank Permata. Kebetulan uang di ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi yang tertransfer sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada di BCA adalah Rp.500.000,-) Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah dan/atau tanah bila ada calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai, karena ternyata para penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata dan akhirnya menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi dengannya sehingga dengan komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan membuat korbanya mengikuti petunjuknya. Myrna [Non-text portions of this message have been removed] Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. http://tv.yahoo.com/collections/222
Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan
Dear Moderator, please remove this email address from the milis I can't take it out thanks - Original Message - From: Budi Aryanto [EMAIL PROTECTED] To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Monday, June 18, 2007 3:39 PM Subject: Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan Yes, Mba Myrna. Saya hampir saja mengalami hal serupa. FYI, saat ini Saya sedang dalam proses menjual rumah. Saya iklankan di beberapa media plus milis. Ada cerita lain lagi. Ada seseorang yang menelepon selayaknya calon pembeli yang minat dengan rumah yang Saya iklankan. Kemudian orang itu meminta alamat lengkap rumah Saya. Beberapa hari kemudian Saya dihubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa dia siap membawa pembeli dengan komisi tertentu. Waktu Saya bilang bahwa Kami tidak membutuhkan broker, dia bilang bahwa telah ada persetujuan dengan Saya. Buktinya adalah foto-foto rumah yang sudah dia terima. Usut punya usut ternyata dia ambil foto-foto rumah tanpa seiizn Kami, pemilik rumah. Kemudian dia jual rumah itu dengan harga semau dia (jauh di bawah harga Kami), dan dengan memaksa mengatakan dia telah dapat pembeli dan minta komisi!!! Temans, hati-hati... Warm Regards, BUDI ARYANTO --- Myrna Zachraina [EMAIL PROTECTED] wrote: Hati-hati penipuan Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya di satu surat kabar pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007. Malamnya seseorang menelepon saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang berlokasi di Medan dan mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk menantunya. Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung mengatakan akan mentransfer uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM BCA saudara saya. Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya tidak menaruh curiga sama sekali walaupun ketika saudara saya minta ketemu langsung agar kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan tanda terima uang mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda terima. Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya pergi ke Bogor dan saya ikut bersamanya. Dia ditelepon berkali-kali oleh Opung yang katanya telah mentransfer uang muka tersebut dan minta dikonfirmasi apakah uang sudah diterima di rekening BCAnya. Saya agak heran karena saudara saya sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada. BCA yang pertama dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju Bogor dan ketika itu saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali ke mobil dan telepon Opung bahwa uang belum diterima. Kemudian Opung bilang bahwa dia akan mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur. Saya mulai curiga lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA sementara hari Sabtu tidak ada bank yang buka. Saudara saya kembali menelepon Opung sambil meneruskan perjalanan ke Bogor. Opung tetap ngotot bahwa dia sudah mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek kembali karena dia tidak ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan karena hari Senin ia akan ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa uang diterima hari Sabtu ini. Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti yang akan melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut. Akhirnya Opung minta tolong agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya meminta istrinya yang mengecek. Dan tetap tidak ada. Kami meneruskan perjalanan dan saya semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan tetap meminta saudara saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya masih merasa tidak ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung. Di Bogor, kembali saudara saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan pengecekan sambil membawa HPnya. Disitulah fatalnya. Begitu saudara saya di ATM, dia mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang komunikasi itu yang diinginkan Opung. Saudara saya tanpa sadar telah mengikuti instruksi Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode tertentu dan ternyata mentransfer ke rekening Opung. Dan ketika slip ATM keluar, ternyata tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank Permata. Kebetulan uang di ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi yang tertransfer sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada di BCA adalah Rp.500.000,-) Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah dan/atau tanah bila ada calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai, karena ternyata para penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata dan akhirnya menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi dengannya sehingga dengan komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan membuat korbanya mengikuti petunjuknya. Myrna [Non-text portions of this message have been removed] Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see