Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan

2007-06-18 Terurut Topik Myrna Zachraina
Hati-hati penipuan


Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya di satu surat kabar
pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007.  Malamnya seseorang menelepon
saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang berlokasi di Medan dan
mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk menantunya.
Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung mengatakan akan mentransfer
uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM BCA saudara saya.
Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya tidak menaruh curiga
sama sekali walaupun ketika saudara saya minta ketemu langsung agar
kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan tanda terima uang
mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda terima.

 

Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya pergi ke Bogor dan saya
ikut bersamanya.  Dia ditelepon berkali-kali oleh Opung yang katanya
telah mentransfer uang muka tersebut dan minta dikonfirmasi apakah uang
sudah diterima di rekening BCAnya.  Saya agak heran karena saudara saya
sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada.  BCA yang pertama
dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju Bogor dan ketika itu
saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali ke mobil dan telepon
Opung bahwa uang belum diterima.  Kemudian Opung bilang bahwa dia akan
mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur.  Saya mulai curiga
lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA sementara hari Sabtu
tidak ada bank yang buka.  Saudara saya kembali menelepon Opung sambil
meneruskan perjalanan ke Bogor.  Opung tetap ngotot bahwa dia sudah
mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek kembali karena dia tidak
ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan karena hari Senin ia akan
ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa uang diterima hari
Sabtu ini.  Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti yang akan
melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut.  Akhirnya Opung minta tolong
agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya meminta istrinya
yang mengecek. Dan tetap tidak ada.  Kami meneruskan perjalanan dan saya
semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan tetap meminta saudara
saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya masih merasa tidak
ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung.  Di Bogor, kembali saudara
saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan pengecekan sambil
membawa HPnya.  Disitulah fatalnya.  Begitu saudara saya di ATM, dia
mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang komunikasi itu yang
diinginkan Opung.  Saudara saya tanpa sadar telah mengikuti instruksi
Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode tertentu dan ternyata
mentransfer ke rekening Opung.  Dan ketika slip ATM keluar, ternyata
tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank Permata.  Kebetulan uang di
ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi yang tertransfer
sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada di BCA adalah
Rp.500.000,-)

 

Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah dan/atau tanah bila ada
calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai, karena ternyata para
penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata dan akhirnya
menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi dengannya sehingga dengan
komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan membuat korbanya
mengikuti petunjuknya. 

 

Myrna

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan

2007-06-18 Terurut Topik Budi Aryanto

Yes, Mba Myrna.
Saya hampir saja mengalami hal serupa.
FYI, saat ini Saya sedang dalam proses menjual rumah.
Saya iklankan di beberapa media plus milis. 

Ada cerita lain lagi. Ada seseorang yang menelepon
selayaknya calon pembeli yang minat dengan rumah yang
Saya iklankan. Kemudian orang itu meminta alamat
lengkap rumah Saya. Beberapa hari kemudian Saya
dihubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa dia
siap membawa pembeli dengan komisi tertentu.

Waktu Saya bilang bahwa Kami tidak membutuhkan broker,
dia bilang bahwa telah ada persetujuan dengan Saya.
Buktinya adalah foto-foto rumah yang sudah dia terima.
Usut punya usut ternyata dia ambil foto-foto rumah
tanpa seiizn Kami, pemilik rumah. 

Kemudian dia jual rumah itu dengan harga semau dia
(jauh di bawah harga Kami), dan dengan memaksa
mengatakan dia telah dapat pembeli dan minta komisi!!!

Temans, hati-hati...

Warm Regards,

BUDI ARYANTO

--- Myrna Zachraina [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Hati-hati penipuan
 
 
 Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya
 di satu surat kabar
 pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007.  Malamnya
 seseorang menelepon
 saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang
 berlokasi di Medan dan
 mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk
 menantunya.
 Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung
 mengatakan akan mentransfer
 uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM
 BCA saudara saya.
 Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya
 tidak menaruh curiga
 sama sekali walaupun ketika saudara saya minta
 ketemu langsung agar
 kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan
 tanda terima uang
 mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda
 terima.
 
  
 
 Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya
 pergi ke Bogor dan saya
 ikut bersamanya.  Dia ditelepon berkali-kali oleh
 Opung yang katanya
 telah mentransfer uang muka tersebut dan minta
 dikonfirmasi apakah uang
 sudah diterima di rekening BCAnya.  Saya agak heran
 karena saudara saya
 sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada.
  BCA yang pertama
 dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju
 Bogor dan ketika itu
 saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali
 ke mobil dan telepon
 Opung bahwa uang belum diterima.  Kemudian Opung
 bilang bahwa dia akan
 mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur. 
 Saya mulai curiga
 lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA
 sementara hari Sabtu
 tidak ada bank yang buka.  Saudara saya kembali
 menelepon Opung sambil
 meneruskan perjalanan ke Bogor.  Opung tetap ngotot
 bahwa dia sudah
 mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek
 kembali karena dia tidak
 ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan
 karena hari Senin ia akan
 ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa
 uang diterima hari
 Sabtu ini.  Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti
 yang akan
 melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut.  Akhirnya
 Opung minta tolong
 agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya
 meminta istrinya
 yang mengecek. Dan tetap tidak ada.  Kami meneruskan
 perjalanan dan saya
 semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan
 tetap meminta saudara
 saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya
 masih merasa tidak
 ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung.  Di
 Bogor, kembali saudara
 saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan
 pengecekan sambil
 membawa HPnya.  Disitulah fatalnya.  Begitu saudara
 saya di ATM, dia
 mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang
 komunikasi itu yang
 diinginkan Opung.  Saudara saya tanpa sadar telah
 mengikuti instruksi
 Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode
 tertentu dan ternyata
 mentransfer ke rekening Opung.  Dan ketika slip ATM
 keluar, ternyata
 tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank
 Permata.  Kebetulan uang di
 ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi
 yang tertransfer
 sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada
 di BCA adalah
 Rp.500.000,-)
 
  
 
 Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah
 dan/atau tanah bila ada
 calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai,
 karena ternyata para
 penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata
 dan akhirnya
 menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi
 dengannya sehingga dengan
 komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan
 membuat korbanya
 mengikuti petunjuknya. 
 
  
 
 Myrna
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



   

Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222


Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan penipuan

2007-06-18 Terurut Topik Samuel Tjitrahardja
Dear Moderator,
please remove this email address from the milis
I can't take it out

thanks



- Original Message -
From: Budi Aryanto [EMAIL PROTECTED]
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 18, 2007 3:39 PM
Subject: Re: Ida Arimurti Bila anda menjual rumah/tanah, hati-hati dengan
penipuan



 Yes, Mba Myrna.
 Saya hampir saja mengalami hal serupa.
 FYI, saat ini Saya sedang dalam proses menjual rumah.
 Saya iklankan di beberapa media plus milis.

 Ada cerita lain lagi. Ada seseorang yang menelepon
 selayaknya calon pembeli yang minat dengan rumah yang
 Saya iklankan. Kemudian orang itu meminta alamat
 lengkap rumah Saya. Beberapa hari kemudian Saya
 dihubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa dia
 siap membawa pembeli dengan komisi tertentu.

 Waktu Saya bilang bahwa Kami tidak membutuhkan broker,
 dia bilang bahwa telah ada persetujuan dengan Saya.
 Buktinya adalah foto-foto rumah yang sudah dia terima.
 Usut punya usut ternyata dia ambil foto-foto rumah
 tanpa seiizn Kami, pemilik rumah.

 Kemudian dia jual rumah itu dengan harga semau dia
 (jauh di bawah harga Kami), dan dengan memaksa
 mengatakan dia telah dapat pembeli dan minta komisi!!!

 Temans, hati-hati...

 Warm Regards,

 BUDI ARYANTO

 --- Myrna Zachraina [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

  Hati-hati penipuan
 
 
  Saudara saya memasang iklan untuk menjual tanahnya
  di satu surat kabar
  pada hari Jumat pagi, 16 Juni 2007.  Malamnya
  seseorang menelepon
  saudara saya mengaku sebagai Opung Sinaga yang
  berlokasi di Medan dan
  mengatakan dia ingin membelikan tanah tersebut untuk
  menantunya.
  Setelah terjadi kesepakatan harga, Opung
  mengatakan akan mentransfer
  uang muka sebesar Rp.50 juta hari Sabtu pagi ke ATM
  BCA saudara saya.
  Karena memang sedang membutuhkan uang, saudara saya
  tidak menaruh curiga
  sama sekali walaupun ketika saudara saya minta
  ketemu langsung agar
  kalau sudah ada uang mukanya pembeli mendapatkan
  tanda terima uang
  mukanya Opung tidak keberatan tanpa diberikan tanda
  terima.
 
 
 
  Pada hari Sabtu siang saudara saya dan isterinya
  pergi ke Bogor dan saya
  ikut bersamanya.  Dia ditelepon berkali-kali oleh
  Opung yang katanya
  telah mentransfer uang muka tersebut dan minta
  dikonfirmasi apakah uang
  sudah diterima di rekening BCAnya.  Saya agak heran
  karena saudara saya
  sudah mengecek ke 2 bank BCA uangnya tidak juga ada.
   BCA yang pertama
  dicek oleh saudara saya adalah di pom bensin menuju
  Bogor dan ketika itu
  saudara saya tidak membawa HP, sehingga dia kembali
  ke mobil dan telepon
  Opung bahwa uang belum diterima.  Kemudian Opung
  bilang bahwa dia akan
  mengecek ke bank BCA nya, padahal hari Sabtu libur.
  Saya mulai curiga
  lalu saya katakan bahwa apa bisa mengecek ke BCA
  sementara hari Sabtu
  tidak ada bank yang buka.  Saudara saya kembali
  menelepon Opung sambil
  meneruskan perjalanan ke Bogor.  Opung tetap ngotot
  bahwa dia sudah
  mentransfer uangnya, dan dia memohon agar dicek
  kembali karena dia tidak
  ingin tanah tersebut dijual ke orang lain, dan
  karena hari Senin ia akan
  ke Singapura, sehingga dia ingin meyakinkan bahwa
  uang diterima hari
  Sabtu ini.  Opung menjelaskan bahwa menantunya nanti
  yang akan
  melunaskan pembayaran sisa tanah tersebut.  Akhirnya
  Opung minta tolong
  agar dicek kembali di ATM di Bogor, dan saudara saya
  meminta istrinya
  yang mengecek. Dan tetap tidak ada.  Kami meneruskan
  perjalanan dan saya
  semakin curiga, ketika Opung kembali menelepon dan
  tetap meminta saudara
  saya mengecek lagi di ATM yang ketiga. Saudara saya
  masih merasa tidak
  ada apa-apa dan menuruti permintaan Opung.  Di
  Bogor, kembali saudara
  saya berhenti di ATM dan ia sendiri yang melakukan
  pengecekan sambil
  membawa HPnya.  Disitulah fatalnya.  Begitu saudara
  saya di ATM, dia
  mulai berkomunikasi dengan Opung dan memang
  komunikasi itu yang
  diinginkan Opung.  Saudara saya tanpa sadar telah
  mengikuti instruksi
  Opung yang meminta agar memasukkan kode-kode
  tertentu dan ternyata
  mentransfer ke rekening Opung.  Dan ketika slip ATM
  keluar, ternyata
  tertera rekening atas nama Prayitno, di Bank
  Permata.  Kebetulan uang di
  ATM BCA nya hanya ada sekitar Rp.1.500.000,- jadi
  yang tertransfer
  sejumlah Rp.998.000,- (minimum jumlah yang harus ada
  di BCA adalah
  Rp.500.000,-)
 
 
 
  Hati-hati bagi mereka yang ingin menjual rumah
  dan/atau tanah bila ada
  calon pembeli yang ngotot, perlu diwaspadai,
  karena ternyata para
  penipu itu sangat lihai dalam menggunakan kata-kata
  dan akhirnya
  menggiring korbannya ke ATM dan berkomunikasi
  dengannya sehingga dengan
  komunikasi tersebut terjadilah hipnotis tersebut dan
  membuat korbanya
  mengikuti petunjuknya.
 
 
 
  Myrna
 
 
 
 
 
  [Non-text portions of this message have been
  removed]
 
 







 Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's
 Comedy with an Edge to see