Busway IV-VII Pakai Tiket Manual Dulu
BALAI KOTA, WARTA KOTA - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI kemarin menggelar pemeriksaan kesiapan sarana dan prasarana busway koridor IV-VII. Menjelang beroperasinya busway empat koridor itu pada Sabtu, 27 Januari 2007, seluruh infrastruktur sudah siap. Kecuali, sistem tiket busway yang saat ini masih dalam proses seleksi. "Semua sudah siap. Jalur, halte, taman sedang dirapikan, dan pengamanan juga siap. Pengadaan bus juga siap, walaupun akan terpenuhi secara bertahap. Tinggal mesin tiket yang saat ini masih dalam proses tender," kata Wakil Kepala Dishub DKI Udar Pristono kepada wartawan Selasa (23/1). Sambil menunggu rampungnya seleksi operator tiket itu, saat peluncuran busway nanti, Dishub DKI akan menggunakan tiket manual. "Satu bagian diserahkan kepada penjaga tiket, satu bagian masuk ke ticket box, dan satu bagian dibawa penumpang," ujar Pristono. Kepala Dishub DKI Nurachman mengatakan, sebanyak 17 perusahaan telah tercatat pada panitia lelang operator tiket busway. Pemenangnya akan ditentukan melalui beauty contest dan bertanggung jawab menyediakan alat serta menjalankan operasional tiket busway pada koridor IV-VII. "Sekarang ini salah satu vendor tiket sedang menjelaskan kepada gubernur tentang sistem tiket busway. Pada prinsipnya, yang akan digunakan di koridor IV-VII sama dengan yang saat ini dipakai pada koridor I-III," tutur Kepala Dishub DKI Nurachman. Dari 17 perusahaan yang mengajukan diri kepada panitia lelang, kata Nurachman, sebanyak 7 perusahaan telah dinyatakan lolos prakualifikasi. Seluruhnya merupakan perusahaan lokal. Proses seleksi itu diperkirakan baru rampung pada Mei 2007. Rencananya, sistem tiket busway di masa depan akan diintegrasikan dengan moda transportasi lain yang termasuk dalam Pola Transportasi Makro (PTM), seperti monorel, subway, dan water way. Diharapkan warga Jakarta hanya perlu memiliki satu kartu multiguna yang bisa digunakan untuk seluruh moda. "Sistemnya nanti bisa disiapkan untuk itu. Tapi, kalau mau integreted ya harus tunggu sampai PTM jadi," ujarnya. Sementara itu, lima hari menjelang peluncuran koridor IV-VII, pemprov belum juga menuntaskan pembahasan mengenai kenaikan tarif penumpang busway. Dishub bahkan tak bisa memastikan kenaikan tarif itu dapat diterapkan bersamaan dengan beroperasinya empat koridor baru. "Belum diputuskan kapan," kata Nurachman. Gubernur DKI Sutiyoso pada kesempatan itu menyatakan, pemprov harus menaikkan tarif penumpang busway walaupun sebenarnya pendapatan daerah DKI mampu menanggung berapa pun subsidi yang dibutuhkan. "Kalau mau tanggung semua, kita sanggup. Tapi, itu akan mengurangi subsidi yang lain," tuturnya. Pemprov DKI akan meresmikan empat koridor busway pada 27 Januari 2007. Keempat koridor itu adalah koridor IV (Pulogadung‑Dukuh Atas, 11,85 km), V (Kampung Melayu‑Ancol, 13,5 km), VI (Ragunan‑Kuningan, 13,3 km), dan VII (Kampung Rambutan‑Kampung Melayu, 12,8 km). Rawan pencurian Menjelang peluncuran busway baru, sejumlah pekerjaan prasarana jalan dan halte telah selesai dilakukan. Kini sejumlah halte baru yang belum digunakan itu dijaga 24 jam oleh petugas. Alasannya, karena beberapa bagian halte busway itu rawan dicuri orang. Salah satu bagian yang diincar pencuri adalah bahan lantai yang terbuat dari aluminium. Bahan itu juga terdapat di dalam lokasi halte dan di jembatan penyeberangan. "Kemarin ada yang mencongkel di bagian tangga jembatan. Tapi, sudah diperbaiki. Harganya lumayan tinggi, bisa sampai Rp 14.000/kg. Padahal satu lempengan itu beratnya kira-kira 20 kg," tutur Jaelani, penjaga di halte Durentiga, koridor VI (Ragunan-Kuningan). Halte Durentiga adalah salah satu halte gantung di koridor VI. Di koridor yang memiliki jarak tempuh 13,3 km itu terdapat tiga halte gantung. Dua lainnya yaitu halte Imigrasi dan halte Mampang Prapatan. Penjagaan selama 24 jam juga dilakukan di beberapa halte di koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) dan Koridor V (Kampung Melayu-Ancol). Menurut Usman, pekerja di halte Pasar Induk Kramatjati, pada malam hari ada tiga orang pekerja yang ditugaskan menjaga halte busway yang sudah rampung tersebut. "Setiap malam yang jaga di halte ini tiga orang. Maklum lalu lintas di sini kalau malam hari memang cukup sepi," ujarnya. Halte di koridor VII yang juga mendapat penjagaan adalah halte UKI Cawang, halte Bidaracina di Jalan Otista Raya, serta halte di Kampung Melayu. Dari pengamatan Warta Kota, Selasa (23/1), hampir seluruh halte busway yang ada di koridor V dan VII sudah siap untuk dioperasikan. Hanya ada beberapa pengerjaan kecil berupa pengecatan seperti yang terjadi di halte Jembatan Merah dan halte Pademangan di Jalan Gunung Sahari. (chi/bum/dra) Sumber: Warta Kota [Non-text portions of this message have been removed]