Email dari tetangga. JS
----- Forwarded Message ---- From: Hendra Agus Kurniawan <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 14, 2007 1:44:41 PM Subject: [al-its] Jawa Pos ~ Radius 3 Km Ambles Lebih Dulu Rabu, 14 Mar 2007, *Radius 3 Km Ambles Lebih Dulu * Semburan Lumpur Porong Sudah Bercampur Batu Rentetan masalah akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong akan terus berkembang. Sebab, hingga kini semburan lumpur tidak kunjung berhenti. Bahkan, makin banyak muncul titik semburan baru di sekitar semburan utama. Masalah utama yang membayang saat ini adalah amblesnya tanah di sekitar lokasi sumur utama yang menyemburkan lumpur. Jika melihat fenomena pembentukan mud volcano di seluruh dunia, hal itu dipastikan benar-benar terjadi dalam waktu dekat. Geolog dan Kepala Unit Pusat Studi Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo, yang menyampaikan hal itu. Menurut dia, ada tiga tahap pembentukan sebuah mud volcano. Yakni, fase erupsi air bercampur lumpur (sudah lewat), fase erupsi lumpur bercampur batu (sedang berlangsung) , dan yang terakhir adalah fase penurunan tanah sekitar tempat semburan lumpur yang akhirnya membentuk suatu bentukan akhir dari sebuah gunung lumpur. Setelah nanti semburan berhenti, kata Amien, tanah akan ambles dan bentukan gunung lumpur akan terjadi. Gunung lumpur itu berbentuk lingkaran dengan pusat semburan terletak di tengah. Selama terbentuknya mud volcano, terjadi patahan radial, patahan melingkar, perlipatan, dan pengapitan tanah. Patahan radial dan melingkar akan mengakibatkan amblesan melingkar di sekeliling pusat semburan. "Saat ini semburan lumpur di Kecamatan Porong telah memasuki fase erupsi lumpur bercampur batu. Tidak lama lagi, tanah di sekitar pusat semburan pasti ambles," ungkapnya. Pria kelahiran Jogjakarta itu menyatakan, kemungkinan terjadinya fase tidak beruntun. Bisa saja fase kedua dan fase ketiga berlangsung bersamaan. Amien mencontohkan patahnya pipa gas Pertamina pada Desember tahun lalu sebagai salah satu tanda bahwa di lokasi semburan lumpur telah terjadi penurunan tanah. Padahal, jika dilihat kasat mata, fase kedua, yakni erupsi lumpur dan batu, baru saja terjadi. Amien tidak dapat memprediksi berakhirnya fase kedua pembentukan mud volcano yang kini sedang terjadi di Sidoarjo. Dia mengatakan bahwa hal itu bisa berlangsung selama berjuta-juta tahun. Namun, dapat pula hanya beberapa tahun. "Mud volcano di Canyonlands National Park dan di bagian barat dataran tinggi Colorado, Utah, Amerika Serikat, membutuhkan waktu berjuta tahun, sedangkan Gunung Lumpur Piparo di Trinidad and Tobago hanya beberapa ratus tahun," jelasnya. Penurunan tanah di Kecamatan Porong saat ini mencapai 5 sentimeter per tahunnya. "Pond I (radius sekitar 3 km, Red) akan ambles terlebih dahulu. Sebab, daerah tersebut paling rawan," tuturnya. Jika digambarkan melintang, amblesan tanah tersebut berbentuk menyerupai corong, dengan pusat semburan sebagai titik tengah penurunan tanah. Akibat dari penurunan tanah itu, terjadi retakan dan patahan di beberapa tempat yang bisa memunculkan pusat-pusat semburan baru. Meski volumenya tidak sebesar pusat semburan utama, lahirnya pusat semburan baru itu berpotensi mempercepat penurunan tanah. Amien menyatakan, cara penghentian semburan lumpur dengan bola-bola beton tidak akan berjalan efektif. Sebab, sumbatan di pusat semburan utama justru akan memperbesar semburan di titik-titik baru yang jumlahnya berkembang sangat banyak. Selain itu, upaya tersebut juga terlalu berisiko, baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi. "Sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan gas karena sumbatan tersebut," ungkapnya. Untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk, masyarakat harus berperan aktif. Masyarakat diharapkan segera melapor ke petugas yang berwenang jika melihat tanda-tanda menurunnya tanah. Misalnya, retakan dinding rumah, tidak terbukanya pintu di beberapa rumah akibat posisi tanah telah berubah, atau tergenangnya air di beberapa kawasan yang berdekatan dengan lokasi semburan. Hal itu dimaksudkan agar tim ahli dapat segera memetakan lokasi sehingga dapat segera ditangani. Indrasurya B. Mochtar, ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS yang juga anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Lumpur, menyatakan, selain amblesnya tanah, ada dampak lain yang bakal terjadi. Yakni, Surabaya dan Sidoarjo akan terendam air karena aliran sungai tidak lancar akibat sumbatan lumpur. "Kalau Sungai Porong tersumbat, seluruh air dari Sungai Brantas akan mengalir ke Surabaya. Bisa dipastikan, Surabaya akan tenggelam," jelasnya. Tersumbatnya Sungai Porong juga akan membuat air sungai meluber ke daerah sekitarnya. Jika hal itu berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama, Sidoarjo pun menyusul kebanjiran. Anggrahini, dosen Teknik Sipil yang juga anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Lumpur, mempertegas pernyataan Indrasurya. Wanita 68 tahun itu mengatakan, dua sungai -Jati Anom dan Juwet- di kawasan Porong hulunya telah terendam lumpur. Sangat mungkin, Sungai Porong menjadi korban berikutnya. "Kalau Sungai Porong tersumbat, potensi terjadinya banjir sangat besar," katanya. Petani di sekitar Porong juga akan terancam gagal panen. Sebab, ketika musim kemarau nanti, lumpur akan semakin pekat dan itu mengganggu jalannya air sungai. Jika demikian, bisa dipastikan tidak akan ada air mengalir ke daerah persawahan. "Kalau tidak segera ditangani dengan benar, akan terjadi kekacauan masal," tegasnya. Menurut Indrasurya, ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk penanganan lumpur. Selain umur dan sifat semburan yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, sifat lumpur yang kental dan panas juga menyulitkan penanganan. Tidak hanya itu, tanah di daerah lokasi merupakan tanah lunak yang memiliki kecenderungan penurunan yang tinggi sehingga bangunan di atasnya mudah bergerak. Tidak hanya itu, Tim Penanganan Dampak Lumpur Lapindo juga harus berpacu dengan waktu. "Jika tidak segera dilakukan penanganan, akhir tahun ini, luas lahan yang terendam lumpur bisa mencapai 5.000 hektare," tuturnya. Itu belum termasuk masalah ketidaktahuan masyarakat tentang penanganan semburan. "Karena tidak mengerti secara mendalam, mereka inginnya terselesaikan secara instan. Akhirnya, sering terjadi bentrokan kan?" jelasnya. Karena itu, dia berharap pemerintah dapat segera menyadarkan masyarakat mengenai dampak meluasnya lumpur tersebut dan dapat segera mengambil tindakan tepat. (lusie wardani/anggit satriyo) [Non-text portions of this message have been removed] ____________________________________________________________________________________ Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/ [Non-text portions of this message have been removed]