Re: Ida Arimurti Fw: Magic istri muda...bacaan nambah wawasan..

2007-01-27 Terurut Topik nemika_8
Salah sendiri.. main api sih... padahal istri di Jakarta udah begitu setia dan 
baik, cantik pula lagi.. kurang apa coba... 
Saran saya lebih baik berterus terang saja .. mudah2an magic itu bisa di cabut 
oleh pemiliknya..



- Original Message 
From: Irna <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 23, 2007 3:59:41 PM
Subject: Ida Arimurti Fw: Magic istri muda...bacaan nambah wawasan..


Irna T. Prabowo

PT. Germanischer Lloyd Nusantara
Member of Germanischer Lloyd group
Country Office Indonesia
Wisma Barito Pacific Tower B, 3rd floor
Jl. Letjend.S.Parman Kav. 62-63
Jakarta 11410
Tel: +62 21 5367 9201
Fax:+ 62 21 5367 9177
Email: [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
Website: www.gl-group.com
- Original Message - 
From: "Ilsa Desfiarny" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, January 23, 2007 10:02 PM
Subject: Fw: Magic istri muda...bacaan nambah wawasan..


>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> MAGIC ISTRI MUDA, Alat Vitalku Digantung di Pintu
>
> Aku lahir dan besar di kota besar yang kuanggap sudah begitu modern.
> Karena memang aku juga berasal dari sebuah keluarga yang cukup terpandang,
> papaku pernah menjabat atau menduduki jabatan yang cukup penting di sebuah
> departemen. Dan di zaman pemerintahan Soeharto keluargaku memang cukup
> jaya, sebab dekat dengan keluarga Cendana. Dan mungkin hal itulah yang
> membuat aku tak memikirkan hal-hal yang kuanggap tak masuk akal. Seperti
> berita-berita tentang klenik dan perdukunan, apalagi ada berita tentang
> ilmu gaib yang bisa membuat orang hilang ingatan atau lumpuh. Karena
> menurutku itu semua pastilah berhubungan dengan ilmu yang ilmiah, ilmu,
> kedokteran.
>
> Karena tidak percaya akan hal tersebut maka aku kuliah di kedokteran UI.
> Tahun 1986 aku lulus sarjana, lalu kerja di Cipto, karena keluargaku
> orang kuat, dengan menggunakan nama papa aku mendapat kemudahan, lagi pula
> memang nilaiku sangat bagus, hasil praktekku selama kuliah dianggap pantas
> kalau aku dipekerjakan di Cipto, rumah sakit besar yang memiliki fasilitas
> Intemasional.
>
> Setelah kerja tiga tahun aku berkenalan dengan Shynta, ia seorang foto
> model yang juga punya nama, dan membintangi beberapa iklan TV. Enam bulan
> kenalan kami langsung naik pelaminan. Hari-hari yang indah kami lalui, aku
> mengambil cuti dan mengajak Shynta bulan madu ke Bali. Dan hari-hari
> pertama kami habiskan dengan penuh kebahagiaan. Lima bulan menikah Shynta
> hamil, namun tiga bulan kemudian ia mengalami keguguran. Kami berduka.
> Tapi apa hendak dikata, Tuhan telah berkata lain. Kami kembali mengarungi
> kehidupan dengan tenang dan terus mendambakan keturunan. Tapi dua tahun
> perkawinan belum juga tampak ada tanda-tanda Shynta akan hamil, namun
> setelah diperiksa kami positif, masih bisa mendapatkan anak.
>
> Namun pada pertengahan tahun 1990-an aku berhenti kerja, karena ada
> temanku yang mengatakan bahwa di Kalimantan Barat kalau buka praktek 
> dokter
> sangat menguntungkan. Bisa cepat dapat uang. Maka aku mohon pada papa dan
> mama serta Shynta untuk terbang ke Kalimantan Barat, aku ingin cari 
> suasana
> baru. Orangtua dan istriku mengijinkan kepergianku dengan catatan kalau
> berhasil aku akan membawa Shynta ke Kalimantan. Kalau aku tak sanggup aku
> akan kembali lagi ke Jakarta. Semua setuju, dan sebelum berangkat
> orangtuaku, terutama mama mengingatkan agar aku senantiasa bersikap baik,
> jangan sombong, karena Kalimantan terkenal dengan ilmunya. Aku hanya
> tersenyum.
> Mama tahu bahwa sesungguhnya aku tak percaya akan hal-hal seperti itu.
> Tahayul! Tapi untuk menyenangi hati mama dan agar tidak membuat ia cemas
> aku katakan saja bahwa aku akan hati-hati.
>
> Mama dan istriku mengantar keberangkatanku ke Kalimantan. Lambaian
> mereka membuat aku merasa sedih, terus terang aku belum pernah berpisah
> dengan keluargaku. Aku belum pernah merantau. Dan sebenarnya aku berat
> untuk pergi, tapi teringat akan kedukaan dan kesepianku karena tak
> mendapatkan keturunan dari Shynta aku membuat kepergianku ini sebagai
> pengobat kecewa, mungkin kalau kelak aku kembali lagi ke Jakarta pikiranku
> sudah tenang dan ada rasa kangen pada Shynta yang mungkin akan membuahkan
> hasil. Itu juga anjuran sahabatku.
>
> Dalam perjalanan ke Kalimantan aku membayangkan tentang suku Dayak dan
> rumah-rumah panggung seperti yang pernah aku saksikan dari TV. Maka dari
> jendela pesawat aku menengok ke bawah, ada lautan yang membentang tak
> bertepi, lalu saat masuk wilayah Kalimantan aku melihat aliran sungai
> Kapuas seperti ular naga yang panjang dan melingkar-lingkar dengan indah.
> Tak lama kemudian terdengar suara pramugari yang lembut dan merdu
> mengatakan bahwa pesawat akan segera Landing di Lanu Supad

Ida Arimurti Fw: Magic istri muda...bacaan nambah wawasan..

2007-01-23 Terurut Topik Irna

Irna T. Prabowo

PT. Germanischer Lloyd Nusantara
Member of Germanischer Lloyd group
Country Office Indonesia
Wisma Barito Pacific Tower B, 3rd floor
Jl. Letjend.S.Parman Kav. 62-63
Jakarta 11410
Tel: +62 21 5367 9201
Fax:+ 62 21 5367 9177
Email: [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
Website: www.gl-group.com
- Original Message - 
From: "Ilsa Desfiarny" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, January 23, 2007 10:02 PM
Subject: Fw: Magic istri muda...bacaan nambah wawasan..


>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> MAGIC ISTRI MUDA, Alat Vitalku Digantung di Pintu
>
> Aku lahir dan besar di kota besar yang kuanggap sudah begitu modern.
> Karena memang aku juga berasal dari sebuah keluarga yang cukup terpandang,
> papaku pernah menjabat atau menduduki jabatan yang cukup penting di sebuah
> departemen. Dan di zaman pemerintahan Soeharto keluargaku memang cukup
> jaya, sebab dekat dengan keluarga Cendana. Dan mungkin hal itulah yang
> membuat aku tak memikirkan hal-hal yang kuanggap tak masuk akal. Seperti
> berita-berita tentang klenik dan perdukunan, apalagi ada berita tentang
> ilmu gaib yang bisa membuat orang hilang ingatan atau lumpuh. Karena
> menurutku itu semua pastilah berhubungan dengan ilmu yang ilmiah, ilmu,
> kedokteran.
>
> Karena tidak percaya akan hal tersebut maka aku kuliah di kedokteran UI.
> Tahun 1986 aku lulus sarjana, lalu kerja di Cipto, karena keluargaku
> orang kuat, dengan menggunakan nama papa aku mendapat kemudahan, lagi pula
> memang nilaiku sangat bagus, hasil praktekku selama kuliah dianggap pantas
> kalau aku dipekerjakan di Cipto, rumah sakit besar yang memiliki fasilitas
> Intemasional.
>
> Setelah kerja tiga tahun aku berkenalan dengan Shynta, ia seorang foto
> model yang juga punya nama, dan membintangi beberapa iklan TV. Enam bulan
> kenalan kami langsung naik pelaminan. Hari-hari yang indah kami lalui, aku
> mengambil cuti dan mengajak Shynta bulan madu ke Bali. Dan hari-hari
> pertama kami habiskan dengan penuh kebahagiaan. Lima bulan menikah Shynta
> hamil, namun tiga bulan kemudian ia mengalami keguguran. Kami berduka.
> Tapi apa hendak dikata, Tuhan telah berkata lain. Kami kembali mengarungi
> kehidupan dengan tenang dan terus mendambakan keturunan. Tapi dua tahun
> perkawinan belum juga tampak ada tanda-tanda Shynta akan hamil, namun
> setelah diperiksa kami positif, masih bisa mendapatkan anak.
>
> Namun pada pertengahan tahun 1990-an aku berhenti kerja, karena ada
> temanku yang mengatakan bahwa di Kalimantan Barat kalau buka praktek 
> dokter
> sangat menguntungkan. Bisa cepat dapat uang. Maka aku mohon pada papa dan
> mama serta Shynta untuk terbang ke Kalimantan Barat, aku ingin cari 
> suasana
> baru. Orangtua dan istriku mengijinkan kepergianku dengan catatan kalau
> berhasil aku akan membawa Shynta ke Kalimantan. Kalau aku tak sanggup aku
> akan kembali lagi ke Jakarta. Semua setuju, dan sebelum berangkat
> orangtuaku, terutama mama mengingatkan agar aku senantiasa bersikap baik,
> jangan sombong, karena Kalimantan terkenal dengan ilmunya. Aku hanya
> tersenyum.
> Mama tahu bahwa sesungguhnya aku tak percaya akan hal-hal seperti itu.
> Tahayul! Tapi untuk menyenangi hati mama dan agar tidak membuat ia cemas
> aku katakan saja bahwa aku akan hati-hati.
>
> Mama dan istriku mengantar keberangkatanku ke Kalimantan. Lambaian
> mereka membuat aku merasa sedih, terus terang aku belum pernah berpisah
> dengan keluargaku. Aku belum pernah merantau. Dan sebenarnya aku berat
> untuk pergi, tapi teringat akan kedukaan dan kesepianku karena tak
> mendapatkan keturunan dari Shynta aku membuat kepergianku ini sebagai
> pengobat kecewa, mungkin kalau kelak aku kembali lagi ke Jakarta pikiranku
> sudah tenang dan ada rasa kangen pada Shynta yang mungkin akan membuahkan
> hasil. Itu juga anjuran sahabatku.
>
> Dalam perjalanan ke Kalimantan aku membayangkan tentang suku Dayak dan
> rumah-rumah panggung seperti yang pernah aku saksikan dari TV. Maka dari
> jendela pesawat aku menengok ke bawah, ada lautan yang membentang tak
> bertepi, lalu saat masuk wilayah Kalimantan aku melihat aliran sungai
> Kapuas seperti ular naga yang panjang dan melingkar-lingkar dengan indah.
> Tak lama kemudian terdengar suara pramugari yang lembut dan merdu
> mengatakan bahwa pesawat akan segera Landing di Lanu Supadio Pontianak. 
> Aku
> mengenakan sabuk pengaman, lalu duduk dengan tenang, ada sedikit
> ketegangan. Entah mengapa perasaan itu begitu tiba-tiba, padahal bukan
> hanya sekali ini aku naik pesawat. Hampir tiap bulan aku naik pesawat,
> kalau tidak ke Yogya ya ke Bali atau ke Bandung atau Surabaya. Memang aku
> malas naik bis atau kereta.
>
> Semakin dalam pesawat menukik semakin terasa ada getaran yang kuat
> menghantam dadaku. Oh, aku tak mengerti gejala apa ini. Dan setelah roda
> mendarat baru aku menarik nafas. Saat pesawat berhenti dan pintu dibuka
> aku turun, aku melihat lapangan terbang yang sederhana, dan dari sisi 
> ruang
> tunggu aku melihat sahabatku