Jadi jangan takut makan ayam...

 

Berbagi info demi kebaikan : Kurangi makan ayam

 

Seorang teman saya baru saja ketahuan memiliki kista dalam rahimnya,sehingga

dia langsung menjalani operasi. Kista yang diambil berisi darah yang
berwarna hitam pekat.

Dia pikir dia akan sembuh setelah menjalani operasi, tetapi ternyata tidak.

Hanya beberapa bulan setelah operasi ternyata tumbuh kista lagi.

Dia kemudian menemui ginekolog untuk berkonsultasi.

Saat konsultasi, dokternya menanyakan apakah teman saya ini sering makan

chicken wings dan dia jawab ya, dia jadi tahu kebiasaan makannya.

 

Seperti yang kita saksikan, pada jaman modern ini ayam disuntik dengan

steroid agar cepat besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Kebutuhan ini tak lain adalah kebutuhan akan makanan.

Biasanya suntikan ini dilakukan pada bagian leher atau sayap.

Oleh karena ini pada dua tempat inilah terdapat konsentrasi steroid yang
paling tinggi.

 

Steroid inilah yang memberikan pengaruh pada tubuh sehingga cepat
pertumbuhannya.

Bahkan lebih bahayanya lagi efeknya bagi hormone wanita,membuat wanita

lebih rentan untuk terkena kista rahim.

 

Oleh karena hal itu, disarankan untuk selalu berhati-hati dengan yang anda

konsumsi terutama mengurangi makan chicken wings.

 

Siapa saja yang menerima email ini, tolong lanjutkan ke teman-teman lainnya

dan orang-orang tercinta anda.

Kita semua yakin tak ada seorangpun yang ingin menderita atau melihat

orang-orang tercinta anda menderita karena kista.

~ dwi ~

 

From: iswan setyawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sharing pengalaman Kurangi makan ayam

 

*Ayam Tidak Disuntik Hormon.*

 

Saya sangat  prihatin membaca email diatas. 

Ada kesalahan pemahaman yang harus kita luruskan.

 

   1. Budidaya ayam yang ada saat ini memang telah jauh lebih maju

   dibandingkan era tahun 80-an. Ayam Ras saat ini lebih cepat tumbuh besar,

   tetapi itu *bukan terjadi karena suntikan steroid (hormon). *Itu

   terjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan yang telah memungkinkan untuk

   melakukan seleksi genetik. Sehingga ayam yang dibudidayakan saat ini
memang

   memiliki mutu dan kualitas genetika yang unggul. Jika dulu untuk mencapai

   berat 1 kg dibutuhkan waktu pemeliharaan 60 hari, kini dengan seleksi

   genetik yang telah dilakukan ayam ras hanya membutuhkan waktu
pemeliharaan

   sekitar 30 hari.Tak jauh beda juga dengan seleksi genetika yang

   dilakukan pada tumbuhan sehingga ditemukan tumbuhan dengan buah yang
manis,

   buah yang besar dan jumlahnya banyak.

   2. Secara logika juga tidak memungkinkan peternak ayam melakukan

   suntikan hormon pada ayamnya, karena harga hormon itu sangaaaaat maaahal,

   bagaimana peternak bisa menutup biaya produksinya?Bayangkan saja ayam
yang

   dijual di pasar/supermarket seharga Rp.12-14 ribu per kilogram, di

   tingkat peternak (kandang) hanya dihargai Rp.7.000 - 8.000 per

   kilogram oleh pedagang ayam, sementara biaya produksi untuk pembelian
bibit,

   pakan, peralatan, program kesehatan dan perawatan berkisar antara

   Rp.6.000-7.000 perkilogram.

   3. Suntikan yang dilakukan di leher atau sayap ayam, sama sekali bukan

   suntikan hormon. Kemungkinan besar adalah vaksinasi untuk menjaga
kesehatan

   ayam.

   4. Penggunaan hormon untuk memacu pertumbuhan memang bisa dilakukan,

   tetapi bukan pada ayam umumnya pada hewan besar (sapi/kerbau). Ini pun
tidak

   diijinkan dilakukan di Indonesia. Negara yang mengijinkan penggunaan
hormon

   untuk memacu pertumbuhan ternak antara lain Amerika dan Australia,
sedangkan

   negara-negara Eropa umumnya tidak mengijinkan.

   5. Faktanya saat ini karena keterbatasan populasi sapi yang ada di

   Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, Indonesia masih
melakukan

   impor sapi dari Australia dan sedikit daging sapi dari Amerika untuk

   konsumen tertentu (misal u steak). Untuk menghilangkan residu hormon yang

   biasanya di implan-kan di telinga sapi, pemerintah mensyaratkan sapi-sapi

   impor dari Australia untuk dipelihara dulu minimal selama 3-6 bulan
sebelum

   dipotong. Tetapi memang disayangkan, pengawasan terhadap peraturan ini
masih

   lemah.

 

Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Salam,

drh Iswandari

"Klinik Hewan Jakasampurna"

Kranji, Bekasi

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke