Dear Brother Tjan,
*Hee Ah Lee
Tak Butuh Kecerdasan Matematis untuk Sukses*
JakartaKecerdasan tampaknya memiliki definisi yang panjang. Kecerdasan
matematik, berbeda dengan kecerdasan estetik dan linguistik Itu juga yang
ditunjukkan Hee Ah Lee, seorang gadis yang memiliki kekurangan fisik dan
mental dari Korea yang mampu memainkan piano.
Itulah yang dikomentari komposer dan pimpinan Twilite Orchestra Addie MS
dalam sebuah jumpa pers menjelang konser piano tunggal Ah Lee.
Tak punya kemampuan matematik tak bisa kita katakan tidak cerdas, karena
itulah orang tua tak bisa mengharapkan si anak menonjol satu sisi yang
diinginkannya saja, papar Addie.
Hee Ah Lee, gadis berusia 22 sudah sejak 10 tahun ikut bimbingan orang
tuanya. Seperti yang diungkapkan Israwan Temasmiko, Direktur IBM, bahwa
ibunya tak pernah memaksa Hee untuk belajar piano. Talenta itu muncul begitu
saja. Padahal, mulanya piano ingin dijadikan sebagai terapi mental semata.
Demikianlah, sejak kanak, Hee mempelajari satu per satu komposisi.
Mulanya, tiap komposisi dia bisa belajar hingga dua tahun, ujar Jaysun
Chong, dari Hannah Press, menimpali.
Bakat alami itulah yang muncul ke permukaan bahkan mengantarkannya hingga
bisa konser bersama pianis pop terkemuka di dunia pada Desember 2005,
Richard Clayderman yang menjadi idola Ah Lee sejak remaja. Singkatnya,
kabar itu terdengar hingga ke telinga Chong di Indonesia yang langsung
meminta agar gadis yang punya berat 33 kilogram dan tinggi 103 cm itu bisa
konser ke Indonesia sejak beberapa tahun silam. Selain agendanya padat, Hee
Ah Lee juga tak bisa seperti pianis lain yang bisa diminta konser hingga
dua-tiga hari berturut-turut, ujarnya.
Karena itu, dengan tajuk Sharing The Strenght of Love, di Balai Kartini,
Jakarta (31/3), adalah pentas satu hari gadis itu, beberapa hari setelah
konser di Singapura. Lepas dari Indonesia, durasi konsernya pun harus selang
beberapa hari untuk bisa tampil lagi di Manila, Filipina. Dia tak bisa
terlalu lama, usai konser pun jarinya diurut sang ibunda yang bekerja all
round. Karena memainkan piano butuh power, cepat, tanpa telapak tangan jadi
disarankan dokter dia bisa sekitar dua jam, ujar Israwan. Usai dari pentas
itu, biasanya esoknya Hee bisa bangun sampai siang hari.
Membangkitkan
Gadis kelahiran Seoul Korea, 9 Juli 1985 ini punya latar kekurangan fisik
yang berupa tangan dan kaki yang seperti capit udang (lobster down
syndorme)sehingga pianonya dari tuts hingga pedal dirancang khusus untuk
dirinya. Hee Ah Lee juga punya cacat mental.
Estetika itu yang tetap muncul pada hari tua Ludwig van Beethoven dengan
ketunarunguan yang menggejala pada dirinya terutama menjelang konser
karyanya yang bertajuk Simfoni No. 9.
Menurut Addie, konser Hee tak hanya tertuju pada kemampuan tiap personal
manusia. Selain mengungkapkan bahwa keterbatasan Hee telah membangkitkan
nurani orang juga menyadarkan dia pribadi, juga mengajarkan kepada orang
tua untuk tidak memvonis putra-putrinya karena tiap orang pada dasarnya
punya kelebihan.
Ada tokoh-tokoh lain, seperti ibu Hee atau orang lain yang mendukungnya.
Seperti untuk mendesain piano tunggal itu. Kalau bisa tolong-menolong, semua
bisa terjadi, ujarnya.
Ditanya tentang permainan Hee, Addie menimpali bahwa tiap komposisi yang
diperindah dengan ornamen itu memang lebih sulit. Hanya untuk nada yang sama
pada oktaf yang berbeda, dengan interval dan tempo cepat memang diperlukan
desain dan kemampuan tersendiri.
Tapi itu tak menyangkut baik dan buruknya permainan. Karena tiap pemain
punya kekhasan. Selain itu, apa yang telah diperbuat dengan keindahan nada
dari seorang Hee, itu jauh lebih penting. Kita tak harus memperbandingkan
dengan pianis lainnya. Kita merasa terharu pada keindahan dan kejernihan
permainan piano, juga kesungguhan Hee, papar Addie.
Menurut Addie, di Indonesia, penyandang cacat yang punya kemampuan seperti
Hee Ah Lee cukup banyak, namun cukup langka untuk musik klasik. Seperti yang
diungkapkan oleh Fatima P Sidharta Soerjadi dari Yayasan Pembina Anak Cacat
(YPAC), bahwa pada bulan mendatang mereka sedang mempersiapkan pementasan
teater. Seni memang kerap dijadikan terapi yang memadai buat refleks motorik
anak-anak penyandang cacat ini. Hee menjadi satu contoh betapa kekurangan
mereka di satu sisi, justru menyimpan kelebihan bahkan kekuatannya di sisi
yang lain.
(sihar ramses simatupang)
*Copyright (c) Sinar Harapan 2003*
===
Telah Terbit Buku Mukjizat Kehidupan, sebuah kisah kehidupan dua orang
pengusaha yang mengalami mukjizat nyata
dalam kehidupan pribadi, keluarga dan bisnis mereka.
- Dengan bahasa yang membumi, buku ini merekam kehidupan anak-anak
manusia apa adanya, dengan segala kelemahan, masalah dan pergumulannya.
Sarat dengan pelajaran kehidupan yang membangun. Buku ini sangat cocok
untuk dibaca oleh Anda yang sedang mengalami pergumulan dan merasa Allah
begitu jauh.
*
