Cuaca siang itu tidak begitu terik, namun dahi bocah
berpakaian lusuh itu terlihat berkeringat. Tubuh
munggilnya menyelinap di antara kendaraan yang
berhenti di lampu pengatur lalu lintas Jl. Jatibaru,
Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

“Koran, koran…! Koran Om,” teriaknya sambil menjajakan
berbagai koran yang ditentengnya. Trenyuh bila melihat
nasib Bachtiar Furqon. Bocah berusia 12 tahun ini,
berjuang mengais dan mengumpulkan rezeki demi
mewujudkan impiannya menjadi ‘orang besar’. Meski saat
ini, sekolahnya masih mandek di sekolah dasar (SD),
karena tidak bisa melanjutkan lantaran orangtuanya
miskin. 

“Jangankan sekolah sampai sembilan tahun Om, sampai
tamat SD saja Alhamdulillah. Maunya sih saya pengin
jadi ‘orang besar’ seperti yang di televisi itu, tapi
apa bisa kalau cuma SD. Saya ingin jadi pegawai
Telkom” ujarnya polos. 

Bachtiar mengaku berkeinginan besar melanjutkan
sekolah lagi seperti teman sebayanya, tetapi apa daya
orangtuanya melarat. “Kalau melihat teman-teman
sekolah saya iri, tapi biayanya tidak ada,” ucapnya.
Kendati SD dan SMP di DKI sudah gratis, namun Bachtiar
mengaku putus sekolah karena tidak ada biaya, misalnya
membeli buku seragam dan kebutuhan lain di luar SPP
(sumbangan pembangunan pendidikan). 

Bungsu dari tiga bersaudara ini, sudah berjualan koran
di Jalan Jati Baru sejak masih duduk di kelas IV. Ia
ikut membantung tulang demi membantu ekonomi
orangtuanya yang memang kembang-kempis. 

BERUSAHA MENABUNG 
“Saya ingin melanjutkan sekolah. Selain membantu
orangtuanya, tapi saya berusaha menabung. Kalau
sekarang uang tabungan saya dari hasil jualan koran
belum bisa mencukupi untuk melanjutkan sekolah. Saya
pengin jadi pegawai telkom,” katanya sambil menerawang
ke langit. 

Saat ini, Bachtiar dan keluarganya menumpang di rumah
neneknya di Jalan Kebon Jahe VII RT12/04, Kelurahan
Petojo Selatan, Gambir. Saban hari dia harus bangun
pagi untuk menjajakan koran. 
Kehidupannya nyaris dihabiskan di jalanan, karena
Bachtiar hanya pulang sesekali saja, bila perutnya
lapar. Dia memang irit. “Ibu mengajarkan saya supaya
makan selalu di rumah. Soalnya soalnya kalau makan di
luar itu mahal,” tukasnya. 

Diantara para penjual koran di kawasan Tanah Abang,
Bachtiarlah yang tergolong masih kecil. Mungkin
lantaran dianggap masih kecil, tak jarang dia diperas
kawanan preman. 


 
____________________________________________________________________________________
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
Try the Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html 

Kirim email ke