RE: Ida Arimurti Re: ILMU PADI

2007-02-16 Terurut Topik Iswanto, Rudi
kadang kadang saya berpikir.. bahwa Dunia ini akan menjadi sampah...
coba bayangkan... semua industri dituntut produktivitasnya stinggi
dan sebuanyak mungkin...dan hasil industrinya dijual kepasar dan hadir
ditengah tengah kita dimanapun disudut dunua ini... dan semua produk
manusia itu membutuhkan ruang di atas bumi ini...   satu contoh saja...
produksi baju  berjuta juta pcs dibuat setiap harinya... dan
ditumpuk ditoko toko atau dirumah rumah kamar kamar kita ... percepatan
penambahan qty nya lebih besar dibanding berkurangnya ...baru di tingkat
rumah tangga... (anda juga merasa demikian..?) itu baru satu item baju
... belom yang lain lain seperti sepeda ... mobil.. kursi kursi ...
komputer screen... televisi.. dan lain lain...  , pernahkah anda
merasa... secara nggak disadari... begituuu banyak barang barang dirumah
kita.. kita simpan   entah itu buku .. majalah...pernik pernik.. alat
alat olah raga... elektornik... jam beker plastik ... mainan anak
anak... segala tetek bengek  yang kita sendiri nggak punya waktu untuk
menyentuhnya dan ... saat kita bongkar bonkar ada barang yang duluuu
dicari cari nggak ada ternyata tiba tiba nongol...!!! celakanya lagi
kita sudah membelinya yang baru karena dulu memeng butuh...yah barang
barang yg spele misalnya Cutter  atau plak band. 
pada ahirnya.. saya merasa rumah saya sudah menjadi tempat sampah!!!
itu baru satu rumah...!!! , jika anda sempat naik kereta
jabodetabek... tentunya anda akan melewati kawasan kawasan kumuh... dan
di atas rumah rumah merekapun! yang notabene ekonominya kurang
kurangan (bukan pas pasan) ada saja barang barang yang sebenarnya tidak
dibutuhkan dan disimpan karena sayang.. seperti sepeda bekas ember
yg sudah luama banget diatas genteng ... kaleng kaleng kosong  dll...
maka tak heran jika pada waktu yang tidak terlalu lama tempat kita akan
tenggelam...tanpa ada hujan... 
ma'af  mungkin cerita diatas nggak ada hubungannya dengan Ilmu Padi.
 
salam 
The Rock


From: idakrisnashow@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of te_romy
Sent: Friday, February 16, 2007 9:49 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: Ida Arimurti Re: ILMU PADI



Sayangnya para pejabat negeri ini udah gak mau lagi pake ilmu padi, 
mereka cenderung make ilmu beras import, makanya sawah yang dahulu 
maha luas, sekarang pada di sulap jadi perumahan elit dan kawasan-
kawasan industri.
heh...

--- In idakrisnashow@yahoogroups.com
mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com , Sijoss [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 - Semakin tinggi pohon, semakin kencang diterpa angin, tetapi padi 
 gak perlu tumbuh tinggi tinggi agar bisa menghidupi banyak orang. 
 
 - Padi tidak berarti bila tumbuh sendiri, tetapi padi tumbuh 
bersama-
 sama dan kebersamaan itulah yang menjadikan padi sangat bernilai 
 bagi manusia. 
 
 - Bagi orang yang menanam, yang dimakan jadi sedekah, yang dicuri 
 orang lain jadi sedekah, yang rusak terserang hama atau bencanapun 
 jadi sedekah. 
 
 - Janganlah menganggap remeh suatu persoalan, ingatlah sebutir 
beras 
 dapat memiringkan timbangan. 
 
 - Padi yang tumbuh sempurna adalah padi yang disemai dengan cara 
 yang lembut di tanah yang lembut. 
 
 - Dan inilah dia !! lmu Padi yang paling terkenal !! 
 Ibarat padi, makin merunduk makin berisi
 
 
 Wass
 Si Joss




 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ida Arimurti Re: ILMU PADI

2007-02-16 Terurut Topik Harry soetjahjanto
mbak perasaan padi udah jadi ikon iklan salah satu produk indomie, jadi ini 
sebagai petunjuk bahwa kita enggak usah makan pakai beras, apalagi beras import 
yang hanya menguntungkan para tengkulak dan para penjabat republik mimpi.
  pakai indomie juga udah bagus, betul tidak.? salam

te_romy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sayangnya para pejabat negeri ini udah gak mau lagi pake ilmu padi, 
mereka cenderung make ilmu beras import, makanya sawah yang dahulu 
maha luas, sekarang pada di sulap jadi perumahan elit dan kawasan-
kawasan industri.
heh...

--- In idakrisnashow@yahoogroups.com, Sijoss [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 - Semakin tinggi pohon, semakin kencang diterpa angin, tetapi padi 
 gak perlu tumbuh tinggi tinggi agar bisa menghidupi banyak orang. 
 
 - Padi tidak berarti bila tumbuh sendiri, tetapi padi tumbuh 
bersama-
 sama dan kebersamaan itulah yang menjadikan padi sangat bernilai 
 bagi manusia. 
 
 - Bagi orang yang menanam, yang dimakan jadi sedekah, yang dicuri 
 orang lain jadi sedekah, yang rusak terserang hama atau bencanapun 
 jadi sedekah. 
 
 - Janganlah menganggap remeh suatu persoalan, ingatlah sebutir 
beras 
 dapat memiringkan timbangan. 
 
 - Padi yang tumbuh sempurna adalah padi yang disemai dengan cara 
 yang lembut di tanah yang lembut. 
 
 - Dan inilah dia !! lmu Padi yang paling terkenal !! 
 Ibarat padi, makin merunduk makin berisi
 
 
 Wass
 Si Joss




 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Re: ILMU PADI

2007-02-15 Terurut Topik te_romy
Sayangnya para pejabat negeri ini udah gak mau lagi pake ilmu padi, 
mereka cenderung make ilmu beras import, makanya sawah yang dahulu 
maha luas, sekarang pada di sulap jadi perumahan elit dan kawasan-
kawasan industri.
heh...

--- In idakrisnashow@yahoogroups.com, Sijoss [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 - Semakin tinggi pohon, semakin kencang diterpa angin, tetapi padi 
 gak perlu tumbuh tinggi tinggi agar bisa menghidupi banyak orang. 
  
 - Padi tidak berarti bila tumbuh sendiri, tetapi padi tumbuh 
bersama-
 sama dan kebersamaan itulah yang menjadikan padi sangat bernilai 
 bagi manusia. 
 
 - Bagi orang yang menanam, yang dimakan jadi sedekah, yang dicuri 
 orang lain jadi sedekah, yang rusak terserang hama atau bencanapun 
 jadi sedekah. 
 
 - Janganlah menganggap remeh suatu persoalan, ingatlah sebutir 
beras 
 dapat memiringkan timbangan. 
 
 - Padi yang  tumbuh sempurna adalah padi yang disemai dengan cara 
 yang lembut di tanah yang lembut. 
 
 - Dan inilah dia !! lmu Padi yang paling terkenal !!   
 Ibarat padi, makin merunduk makin berisi
 
 
 Wass
 Si Joss