Kayaknya dulu ada deh cerita yang 80% mirip dengan yang ini. Makhluk itu
berasal/berasal dari sekitar pantai putih lampung deh.
Nana
- Original Message -
From: Rayi Gmail
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 11:12 AM
Subject: Ida Arimurti Jin Telaga Warna
Ada yang aneh, kenapa si hantu itu baru gantiin istrinya pas di Bogor, bukan
di telaga warna?
RY
Jin Telaga Warna
From : Dewi
KISAH-KISAH GAIB TAPI NYATA
WANITA YANG KUKIRA ISTERIKU TERNYATA JIN PENUNGGU TELAGA WARNA
Undangan berwarna biru dengan tulisan warna emas yang tercetak rapi,
tergeletak diatas meja makan. Hal tersebut mendorongku untuk segera membuka
dan membacanya walaupun perutku sudah berbunyi keroncongan minta diisi.
Isteriku berkata Mas, Itu undangan dari Jakarta untuk hari Sabtu
depan. Itu lho, Bu Kuncoro yang di Cikini mantu, kita datang ya !, kan salah
satu famili dekat . Sambil membaca kartu undangan itu aku manggut-manggut
tidak menyahuti kata-kata isteriku.
Isteriku membujuk lagi dengan berkata : Maas, kan sudah beberapa
bulan ini kita tidak ke-Jakarta, aku sudah kangen dengan keluargaku, pasti
semua datang ke-pestanya , disambung dengan rayuannya lagi Sekali-sekali
pergi menghilangkan stress khan boleh. Jakarta dekat ini, ya Mas, ya .
Setelah menyelesaikan membaca undangan itu Aku kemudian menatap Isteriku dan
mengangguk-kan kepala tanda setuju sambil tanganku meraih sendok dan segera
menyantap makan malam.
Isteriku melonjak kegirangan dan berteriak kepada putri kami yang
tiga bulan lagi berumur dua tahun Nanda, nanti kita jalan-jalan ke
Jakarta sama Papa.
Tak terasa hari Sabtu-pun tiba dan dan putriku Nanda sudah tiga
kali menanyakan kapan akan berangkat jalan-jalan seperti yang dijanjikan
oleh Ibunya. Setelah menaikkan semua tas dan perlengkapan keatas mobil,
kamipun berangkat dari Bandung menuju Jakarta.
AWALNYA.
Sejak kawin tiga tahun yang lalu, kami pindah dari Jakarta dan
menetap di Bandung karena tugas dari kantor-ku. Kami tinggal dirumah
kontrakan yang tidak terlampau besar dan beruntung mendapat fasilitas
kendaraan berupa mobil dari kantor sehingga kadang-kadang kami bisa
pergi bertamasya ketempat-tempat rekreasi dengan menggunakan mobil kantor,
seperti saat ini.
Udara pagi yang sejuk terhisap memasuki paru-paru menimbulkan
suasana yang tenang dan menggembirakan, pemandangan dikiri-kanan jalan
sangat indah, apalagi lepas dari Cianjur mendekati Puncak. Putri-ku Nanda
tak henti-hentinya bertanya ini-itu mengenai hal-hal baru yang
dilihatnya dan rasa senangnya karena diajak naik mobil pergi bertamasya.
TELAGA WARNA PUNCAK
Setibanya di Puncak, Isteriku menyarankan dan berusaha
membujuk-ku untuk berhenti sebentar beristirahat di Telaga Warna Puncak
menikmati udara sejuk nan menyegarkan. ' Kalau saja aku bisa mengetahui
peristiwa menggetarkan hati yang kelak akan terjadi, pasti akan kutolak
mentah-mentah permintaan Isteriku itu. '
Aku meminggirkan mobil dan parkir di-kawasan Telaga Warna, Isteriku
menarik-narik tanganku sambil membimbing Nanda kearah tepi telaga dan duduk
dengan santai sambil tak henti-hentinya mengoceh. Nanda dan aku mendengarkan
dengan asyik.
Ia menceritakan berbagai hal menarik yang akan dilakukannya di
Jakarta dan keinginan-keinginannya setibanya nanti di-Jakarta, juga pesta
perkawinan yang pasti akan sangat meriah yang akan kami hadiri dan belanja
oleh-oleh kesukaannya saat akan pulang ke Bandung. Tak terasa waktu berlalu
dengan cepat, setelah puas menikmati keindahan disekitar telaga, kemudian
kami-pun meninggalkan Telaga Warna dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Saat itu, jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi sedang dalam proses
pembuatan dan belum selesai, sehingga untuk ke-Jakarta masih harus melalui
jalan Bogor lama.
Setibanya di-Bogor, Isteriku meminta mampir di-toko roti terbesar
di Bogor saat itu untuk membeli roti dan penganan pengisi perut selama
perjalanan. Nanda kecapean dan terlihat tidur dengan lelapnya diJok
belakang, dan aku malas untuk turun, jadi Isteri-ku turun sendirian
dan pergi masuk ke-toko roti tersebut untuk berbelanja.
Aku menunggu dimobil bersama Nanda yang tertidur pulas...
ISTERIKU DENGAN PARFUM BAU KEMBOJA
Sekejap kemudian terlihat sesosok wanita yang persis berwujud
Isteriku mengenakan pakaian seperti yang dipakai Isteriku sambil membawa
bungkusan besar berisi roti dan makanan lainnya datang mendekat kemobil.
Tentu saja segera kubukakan pintu mobil karena kusangka Isteriku. Saat ia
masuk kemobil sekilas tercium bau bunga kamboja bercampur menyan yang
membuat bulu kudukku berdiri.
Akan tetapi karena melihat wajah Isteriku yang berseri-seri dan
berkata bahwa ia telah membelikan beberapa roti kesukaanku maka aku segera
melupakan hal aneh yang muncul bersamaan dengan kedatangan Isteriku ini.
Mobil ku-stater dan kemudian