Re: [is-lam] Biaya Pendidikan Memang Mahal, Kalau Perlu Uang Pangkal 100 Juta ...RE: Mahalnya Masuk UI? - Uang Pangkal Rp 33 Ju

2009-02-21 Thread si Nung
sepertinya Dik Ponari perlu homeschooling juga nih ...

ref :
http://batampos.co.id/disini/disni/Ponari_Masuk_Sekolah,_Kasek_Menggendong_.html

sinung
[bersyukurbudhenyaanakanakmendirikanpauddirumahsend...@rp15/bln/guru]

On 21 Feb 2009 at 14:08, Harry Sufehmi wrote:

> > Gaji guru TK homeschooling :  Rp 750.000 / bln
> 
> Ini dengan asumsi ada 3 orang anak saja peserta
> homeschooling.
> 
> Bisa bayangkan sendiri bagaimana sejahteranya guru
> kalau muridnya ada
> 10 anak. Atau 15 anak. Dst.
> 
> Ya, jumlah uang yang diambil oleh yayasan/sekolah itu
> SANGAT besar.
> Bukan apa-apa, gedung sekolah itu memang harganya
> tidak murah.
> Sedangkan sekolah tanpa gedung / gedung nya kurang
> bagus, langsung
> dicap "sekolah jelek". Ini saya dengar sendiri
> komentar beberapa orang
> tua seperti itu :-)**geleng2 kepala**
> 
> 
> 
> 
> Salam, HS
> 


___
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


Re: [is-lam] FW: Hakikat Doa --?|

2009-02-21 Thread AFR
ini atrilek iisnya espreti ngelantur guit





From: Alkhori M 
To: is-lam@milis.isnet.org; indolinkqa...@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 21, 2009 10:57:24 AM
Subject: [is-lam] FW: Hakikat Doa

 
Forwarded dari email tetangga.
Hakikat Doa
Doa
adalah kata dari bahasa Arab yang artinya seru.
Bisa
juga bermakna himbau, ajak atau meminta dengan penuh harap. Bisa juga berupa
suatu tanda perhatian, deklarasi, tekad untuk sebuah objek yang direncanakan,
sebagaimana seharusnya berlaku dalam praktisi muslim sehari hari.
Doa,
dari dari asal kata du'a, huruf da (dal) dan huruf 'a ('ain). Kata du'a bisa 
membentuk
beberapa puluh turunan kata lainnya. Diantaranya:
Du'a
= doa = seru
Da'i
= pen-doa = penyeru, priest atau pen-dakwah.
Da'wah
= dakwah, doa-doa, plural dari kata du'a, materi penyampaian seruan.
Yad'u
= berdoa, berseru
Tad'u
= berdoa-lah, serukan.
Nad'u
= Kami berdoa, kami seru
Nudia
= Telah kami doakan, telah kami seru atau telah kami himbau.
Yang
paling populer adalah doa, da'i dan da'wah. Jika dituliskan skrip Arabnya tentu
akan lebih ‘nyambung’, karena peranan huruf da dan huruf 'a tadi
akan lebih kentara. Seandainya doa kita artikan dengan harap saja
(harapan atau keinginan) tanpa proaktif, tanpa dibarengi dengan usaha untuk
membuktikan harapan tersebut, mungkin ini lebih mirip dengan menghayal atau
kuatir menjadi omong kosong saja. Lebih parah lagi tentunya jika kita tidak tau
apa arti dan maksud dari doa yang kita mohonkan tersebut. Atau malah
sebaliknya, seperti kasus jalur Gaza 
baru baru ini. Banyak orang orang -umumnya non muslim- yang tidak menggelar
acara khusus doa sebagaimana anjuran  bagi muslim. Namun mereka bermain
langsung di hikmah dan hakikat doa. Padahal acara yang digelar adalah
demontrasi. Seperti di Eropa, demontrasi anti penindasan yang dibarengi
pengumpulan dana untuk membantu korban Gaza .
Mereka melakukannya lewat bukti, usaha nyata dari butir butir doa yang tadinya
di ikrarkan bareng dimesjid mesjid, dilain pihak, oleh ummat muslim. Berdoa
panjang panjang untuk Gaza ,
bareng di mesjid. Dana yang terkumpul berbanding lurus dengan khidmat nya doa,
Alhamdulillah. Tapi jika nyatanya masih banyak yang pelit. Itu namanya tidak
benar, ini cuma harapan 'doang'. Benar bahasa Arabnya 'shodiq'. Usaha
pembenaran dari komat kamit ikrar disebut 'Shodaqoh', yang bila diartikan
kedalam bahasa Indonesia disebut dengan sedekah. Pantaslah, presiden kaum
muslimin yang kedua --konglomerat Abubakar-- digelari As-shiddiq (yang juga
dari etimologi 'shodiq'). Abubakar Sidik, saiyyidina pembenar. Bagi hamba
hamba-Nya rajin sholat rajin dzikir, rajin ibadah sebagai seseorang mukmin,
tentunya tau bahwa doa itu juga berarti sholat. Sholat itu 'Tanha Anil Fahsya-i
Wal Mungkar', mencegah perbuatan buruk dan ingkar. Doa itu sama juga dengan
dzikir. Dibolak balik ya larinya kesitu situ juga, 'Ash-Sholatu Hia Dzikri'. 
Jadi
doa, zikir,  adalah ibadah. Bagi yang tidak mampu, usaha pembenaran
(bukti) tersebut masih juga mendapat toleransi. Toleransi sebatas kemampuan,
bukan sekedar. Oh, bisa juga se ala kadarnya. Tetapi ala-kadar yang
benar, karena 'ala qodar juga berasal dari kutipan Arab yang di Indonesiakan,
biasanya untuk sumbangan yang bersifat fardhu (wajib). Ala-kadar ('ala qodr)
artinya berada pada batas nilai tertentu. Misalnya zakat, kadarnya 2,5%.
Silahkan saja bikin 'slank' baru bagi yang berada di Arab: ala-kadar ya
syeikh!, 'on spec sir!'. Bagi punya prospek doa yang besar, namun bila
 sekedar harapan saja, tentu tidak boleh merefer ke toleransi. Ini namanya
'Fawailul Lil-mushollin. Kan 
boleh, kita serahkan saja kepada Allah? Ya sudah, sabar saja Tawakkal 
'Alallaah. Berserah
diri kepada Allah? Udah nyerah kok 'bandel' he..hee.. Sementara tawakkal itu
sendiri arti nya mewakili olehmu, wakili-lah (grammar untuk orang kedua
tuggal,  atau olehmu manusia) kepada Allah. Yang menjadi wakil itu
kita-nya, bukan Allah. Mewakili Allah dalam arti mengemban segala kemauan-Nya
(mengabdi). Wakil, wakalat (perwakilan) , tawakkal, dan lain-lainnya ini
adalah fonem fonem Arabik yang sedulur sama akar kata wa-ka-la, artinya wakil. 
La
khaula wala quwwata illa bil-laah .., alternatif lain untuk menyatakan
kesugguh sungguhan kita dalam mewakili doa kepada Allah. Atinya tiada daya dan
tiada upaya melainkan selalu bersama Allah. Jangan diartikan menjadi, melainkan
Allah saja, terserah Allah atau hak Allah. Beda, ini tarbiyyah buat kita, bukan
ditujukan kepada Allah, dan Tuhan tidak memerlukan itu bagi diri-Nya sendiri.
Pantas-lah kiranya, pada setiap usaha sesuatu kita dianjurkan selalu Bismillah.
Dengan isim Allah. Dengan Isme-Nya atau dengan tata cara yang dikehendaki 
oleh-Nya,
bukan sekedar tanpa bobot, sekedar santun sama Gusti Allah, tapi benar benar
jadi abdi luar dalem. Doa, jika ditransformasikan ke al-siyashah
(politik) sebagai doa pemilu (doa, -seruan)  sebenarnya harus tetap tunduk
kepada teokrasinya Allah, bukan demokrasinya manusia. Karena demokrasi dalam
isla

Re: [is-lam] FW: Hakikat Doa

2009-02-21 Thread Dewa Gede Permana
Doa orang yg sudah terlepas dari hijab sederhana banget, gak neko-neko.
"tetap dituntun dan tetap tak terhijab"

Ane juga simpel : kapan bisa ketemu Nadia Hutagalung MTV oke...

 

From: is-lam-boun...@milis.isnet.org [mailto:is-lam-boun...@milis.isnet.org]
On Behalf Of Alkhori M
Sent: Saturday, February 21, 2009 10:57 AM
To: is-lam@milis.isnet.org; indolinkqa...@yahoogroups.com
Subject: [is-lam] FW: Hakikat Doa

 

Forwarded dari email tetangga.

Hakikat Doa

Doa adalah kata dari bahasa Arab yang artinya seru.

Bisa juga bermakna himbau, ajak atau meminta dengan penuh harap. Bisa juga
berupa suatu tanda perhatian, deklarasi, tekad untuk sebuah objek yang
direncanakan, sebagaimana seharusnya berlaku dalam praktisi muslim sehari
hari.

Doa, dari dari asal kata du'a, huruf da (dal) dan huruf 'a ('ain). Kata du'a
bisa membentuk beberapa puluh turunan kata lainnya. Diantaranya:

Du'a = doa = seru

Da'i = pen-doa = penyeru, priest atau pen-dakwah.

Da'wah = dakwah, doa-doa, plural dari kata du'a, materi penyampaian seruan.

Yad'u = berdoa, berseru

Tad'u = berdoa-lah, serukan.

Nad'u = Kami berdoa, kami seru

Nudia = Telah kami doakan, telah kami seru atau telah kami himbau.

Yang paling populer adalah doa, da'i dan da'wah. Jika dituliskan skrip
Arabnya tentu akan lebih 'nyambung', karena peranan huruf da dan huruf 'a
tadi akan lebih kentara.Seandainya doa kita artikan dengan harap saja
(harapan atau keinginan) tanpa proaktif, tanpa dibarengi dengan usaha untuk
membuktikan harapan tersebut, mungkin ini lebih mirip dengan menghayal atau
kuatir menjadi omong kosong saja. Lebih parah lagi tentunya jika kita tidak
tau apa arti dan maksud dari doa yang kita mohonkan tersebut.Atau malah
sebaliknya, seperti kasus jalur Gaza baru baru ini. Banyak orang orang
-umumnya non muslim- yang tidak menggelar acara khusus doa sebagaimana
anjuran  bagi muslim. Namun mereka bermain langsung di hikmah dan hakikat
doa. Padahal acara yang digelar adalah demontrasi. Seperti di Eropa,
demontrasi anti penindasan yang dibarengi pengumpulan dana untuk membantu
korban Gaza. Mereka melakukannya lewat bukti, usaha nyata dari butir butir
doa yang tadinya di ikrarkan bareng dimesjid mesjid, dilain pihak, oleh
ummat muslim.Berdoa panjang panjang untuk Gaza, bareng di mesjid. Dana yang
terkumpul berbanding lurus dengan khidmat nya doa, Alhamdulillah. Tapi jika
nyatanya masih banyak yang pelit. Itu namanya tidak benar, ini cuma harapan
'doang'.Benar bahasa Arabnya 'shodiq'. Usaha pembenaran dari komat kamit
ikrar disebut 'Shodaqoh', yang bila diartikan kedalam bahasa Indonesia
disebut dengan sedekah. Pantaslah, presiden kaum muslimin yang kedua
--konglomerat Abubakar-- digelari As-shiddiq (yang juga dari etimologi
'shodiq'). Abubakar Sidik, saiyyidina pembenar.Bagi hamba hamba-Nya rajin
sholat rajin dzikir, rajin ibadah sebagai seseorang mukmin, tentunya tau
bahwa doa itu juga berarti sholat. Sholat itu 'Tanha Anil Fahsya-i Wal
Mungkar', mencegah perbuatan buruk dan ingkar. Doa itu sama juga dengan
dzikir. Dibolak balik ya larinya kesitu situ juga, 'Ash-Sholatu Hia Dzikri'.
Jadi doa, zikir,  adalah ibadah.Bagi yang tidak mampu, usaha pembenaran
(bukti) tersebut masih juga mendapat toleransi. Toleransi sebatas kemampuan,
bukan sekedar.Oh, bisa juga se ala kadarnya. Tetapi ala-kadar yang benar,
karena 'ala qodar juga berasal dari kutipan Arab yang di Indonesiakan,
biasanya untuk sumbangan yang bersifat fardhu (wajib). Ala-kadar ('ala qodr)
artinya berada pada batas nilai tertentu. Misalnya zakat, kadarnya 2,5%.
Silahkan saja bikin 'slank' baru bagi yang berada di Arab: ala-kadar ya
syeikh!, 'on spec sir!'.Bagi punya prospek doa yang besar, namun bila
sekedar harapan saja, tentu tidak boleh merefer ke toleransi. Ini namanya
'Fawailul Lil-mushollin.Kan boleh, kita serahkan saja kepada Allah? Ya
sudah, sabar saja Tawakkal 'Alallaah.Berserah diri kepada Allah? Udah nyerah
kok 'bandel' he..hee.. Sementara tawakkal itu sendiri arti nya mewakili
olehmu, wakili-lah (grammar untuk orang kedua tuggal,  atau olehmu manusia)
kepada Allah. Yang menjadi wakil itu kita-nya, bukan Allah. Mewakili Allah
dalam arti mengemban segala kemauan-Nya (mengabdi). Wakil, wakalat
(perwakilan), tawakkal, dan lain-lainnya ini adalah fonem fonem Arabik yang
sedulur sama akar kata wa-ka-la, artinya wakil.La khaula wala quwwata illa
bil-laah.., alternatif lain untuk menyatakan kesugguh sungguhan kita
dalam mewakili doa kepada Allah. Atinya tiada daya dan tiada upaya melainkan
selalu bersama Allah. Jangan diartikan menjadi, melainkan Allah saja,
terserah Allah atau hak Allah. Beda, ini tarbiyyah buat kita, bukan
ditujukan kepada Allah, dan Tuhan tidak memerlukan itu bagi diri-Nya
sendiri. Pantas-lah kiranya, pada setiap usaha sesuatu kita dianjurkan
selalu Bismillah. Dengan isim Allah. Dengan Isme-Nya atau dengan tata cara
yang dikehendaki oleh-Nya, bukan sekedar tanpa bobot, sekedar santun sama
Gusti Allah, tapi benar benar jadi abdi luar dalem.Doa, jika
ditransformasikan ke a

Re: [is-lam] Biaya Pendidikan Memang Mahal, Kalau Perlu Uang Pangkal 100 Juta ...RE: Mahalnya Masuk UI? - Uang Pangkal Rp 33 Ju

2009-02-21 Thread Dewa Gede Permana
Ada pesen dari cah Ponari : ente-ente kalo sekolah pada nyang bener
dnggg, dah cepetan cari petir!

:)
Salam hangat

-Original Message-
From: is-lam-boun...@milis.isnet.org [mailto:is-lam-boun...@milis.isnet.org]
On Behalf Of si Nung
Sent: Saturday, February 21, 2009 7:17 PM
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: Re: [is-lam] Biaya Pendidikan Memang Mahal, Kalau Perlu Uang
Pangkal 100 Juta ...RE: Mahalnya Masuk UI? - Uang Pangkal Rp 33 Ju

sepertinya Dik Ponari perlu homeschooling juga nih ...

ref :
http://batampos.co.id/disini/disni/Ponari_Masuk_Sekolah,_Kasek_Menggendong_.
html

sinung
[bersyukurbudhenyaanakanakmendirikanpauddirumahsend...@rp15/bln/guru]

On 21 Feb 2009 at 14:08, Harry Sufehmi wrote:

> > Gaji guru TK homeschooling :  Rp 750.000 / bln
> 
> Ini dengan asumsi ada 3 orang anak saja peserta
> homeschooling.
> 
> Bisa bayangkan sendiri bagaimana sejahteranya guru
> kalau muridnya ada
> 10 anak. Atau 15 anak. Dst.
> 
> Ya, jumlah uang yang diambil oleh yayasan/sekolah itu
> SANGAT besar.
> Bukan apa-apa, gedung sekolah itu memang harganya
> tidak murah.
> Sedangkan sekolah tanpa gedung / gedung nya kurang
> bagus, langsung
> dicap "sekolah jelek". Ini saya dengar sendiri
> komentar beberapa orang
> tua seperti itu :-)**geleng2 kepala**
> 
> 
> 
> 
> Salam, HS
> 


___
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

___
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam