[Ar-Royyan-1596] Matematika untuk Anak-anak

2005-06-07 Terurut Topik IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi






Ass.Wr.Wb.
Diambil dari :  http://www.lamaman.alamsyah.net
 
Wass / Jaerony.-
 


Matematika untuk 
anak-anak

Dua-tiga minggu yang lalu aku dikontak Dydy untuk “mengisi acara” 
Seminar Online Mengajar Anak Menyukai Matematika yang diadakan We R Mommies dan Yayasan Buka Mata 14-19 Maret 2005.
Pertamanya bingung juga, masalahnya *I do love mathematics* but *making 
children love mathematics ?* I have no idea… Mulailah aku survey, baca2 buku dan 
referens di internet tentang *kids education* dan matematika yang diperlukan 
untuk anak-anak, termasuk kontak mbak Rieke yang anaknya *sukses* di 
bidang matematika..
Dari referens2 tersebut dan juga *pengalaman pribadi*, aku berpendapat :
Kemampuan menguasai matematika adalah bakat, yang tidak semua orang 
memilikinya. Seperti halnya musik, seni atau olahraga, kita dapat membuat anak 
kita menguasai hal tersebut dengan les misalnya, tapi tanpa bakat, mereka akan 
berada dalam tahap dapat mengapresiasi matematika/musik/seni/olahraga tapi tidak 
akan jadi ahli, hal yang mungkin tidak diperlukan. Dengan demikian, kita bisa 
mengajarkan hingga tahap seberapa banyak mereka memerlukan matematika.
Berbakat atau tidak, anak-anak memerlukan matematika. Hingga umur 6 atau 7 
tahun, mereka hanya perlu matematika untuk menghitung 1,2, … , memilah dan 
mengukur. Anak-anak akan termotivasi jika pelajaran matematika dapat dihubungkan 
dengan sesuatu dalam dunia nyata. Matematika harus diajarkan sebagai sesuatu 
yang menyenangkan. 
Sayangnya, banyak sekolah mengajarkan konsep matematika sederhana, misalkan 
perkalian, terlalu formal tanpa anak memahami konsepnya. Ditambah lagi dengan 
pekerjaan rumah yang terlalu banyak hanya supaya anak hapal tekniknya. 
Akibatnya, beberapa anak akan menguasai benar tekniknya dengan sedikit pemahaman 
akan apa yang mereka kerjakan. 
Dan cara *mengajarkan matematika*, misalnya *aljabar* adalah seperti ini
Ambil semangkok besar buah, atau mobil-mobilan. Ambil 2 buah apel (atau 2 
mobil merah). Kemudian ambil lagi 2 yang sama. Berapa jumlahnya sekarang ? Tentu 
saja ada 4 buah apel (atau 4 mobil merah). Dua buah apel ditambah dua buah apel 
jadi 4 buah apel. Gambarkan dengan timbangan yang di satu sisi 2 grup 
masing-masing 2 buah apel dan di sisi lain 4 buah apel. Jika anak sudah mengerti 
simbol dasar, kita bisa gambar 2 buah apel, tanda ‘+’, 2 buah apel lagi, tanda 
‘=’, dan 4 buah apel. 
Kita baru saja kenalkan persamaan aljabar: 2a + 2a = 4a
Coba hal yang sama dengan jeruk atau pisang. Apapun bendanya, 2 apapun tambah 
2 lagi yang sama akan jadi 4. Aritmetika sederhana ‘2 + 2 = 4’ sebenarnya 
merupakan penulisan singkat dari persamaan aljabar. Jika kita mengerti konsep 
aljabar, aritmetika jadi mudah. Sayangnya kebanyakan anak diajarkan aritmetika 
tanpa konsep aljabar, akibatnya susah memahami simbol-simbol. Simbol ‘2’ adalah 
penulisan singkat dari ‘2a’ yang artinya ‘2 apapun’.
Sekarang ambil 2 buah pisang dan 2 butir anggur. Apa yang didapat ? (Jika 
anak menjawab kita punya 4 buah-buahan, ganti dengan 2 buah pisang dan 2 
mobil-mobilan). Jika ditambah 1 butir anggur lagi, kita punya 2 buah pisang dan 
3 butir anggur, atau 3 butir anggur dan 2 buah pisang; tapi bukan 5 buah pisang 
ataupun 5 butir anggur. Hal ini mengajarkan konsep : 2b + 3c = 3c + 
2b
Gambarkan timbangan yang lain, atau kalau punya timbangan kecil, gunakan 
timbangan : 2 buah pisang lebih berat dari 3 butir anggur. Ini menunjukkan 
pertidaksamaan aljabar2b > 3c
Kalau ingin seimbang, hitung berapa butir anggur yang diperlukan supaya 
seimbang dengan 1 buah pisang. Mungkin saja 20. Ini memberikanb = 
20c
Tanyakan anak berapa butir anggur lagi harus ditambah supaya seimbang dengan 
2 buah pisang. Mungkin anak langsung tahu kalau ia harus menambah 20 butir 
anggur, bahkan tanpa tahu berapa 20 + 20. Konsep aljabarnya 
menjadijika b = 20cmaka 2b = 20c + 20c
Bersabarlah dalam mengajarkan konsep ini. Lakukan seiring dengan kemampuan 
dan ketertarikan anak, dan gunakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa konsep 
aljabar berlaku dalam tingkatan sederhana. Jangan mencoba “mengajar” tapi 
biarkan ia bereksperimen. Jika metoda ini diterapkan dalam hidup sehari-hari, 
banyak anak anak belajar aturan penjumlahan dan pengurangan tanpa masalah. 
Lakukan seperti bermain dan aljabar akan jadi menyenangkan.
Untuk konsep yang lain seperti perkalian sederhana dan matematika untuk 
balita dapat dilihat di makalah lengkapnya disini.(Sumber :1.Mathematics 
for toddlers 2.Maths phobia 
3.Maths and 
home educated teenagers 4.Introducing 
multiplication 5.If your child 
hates maths 6. Algebra for 
six-years-old )
Terimakasih untuk We R Mommies atas 
kesempatannya, tanpa Seminar ini mungkin aku tidak akan pernah berpikir 
bagaimana cara mengajarkan matematika untuk anak-anak (termasuk anak saya 
sendiri) supaya jadi menyenangkan because I 
am just “une maman” , an ordinary mother  
This entry was posted on Tuesday, March 



Re: [Ar-Royyan-1592]

2005-06-07 Terurut Topik Adjie Praz


To : Mr. Agus
Thanx for the articles. Mudah2an saya bisa cari bukunya.
At 10:39 PM 6/7/2005, you wrote:

artikel yang kemarin
(www.solusi.biz).




--
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913
Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com




Re: [Ar-Royyan-1592] Pemulung menggendong mayat anaknya di KRL

2005-06-07 Terurut Topik IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi



Ass.Wr.Wb.
 
Sangat menyentuh sekali berita di bawah ini sebab 
saya termasuk "komunitas kereta api".
 
Apa yang bisa dan akan kita lakukan jika di 
lingkungan terdekat kita terjadi hal-hal demikian? SUDAHKAH KITA 
MENG-INVENTARISIR apakah di lingkungan kita ada? Atau, cukupkah kita sebagai 
PENGAMAT saja? 
 
Ingat! Sejuta Pengamat tidak akan mampu menuntaskan 
sekecil apapun masalah!!!
 
Wass / Jaerony.-
 

  - Original Message - 
  From: 
  Adjie Praz 
  To: Jamaah Arroyan 
  Cc: Wysnu E Lesmana 
  Sent: Thursday, June 09, 2005 1:56 
  AM
  Subject: [Ar-Royyan-1592] Pemulung 
  menggendong mayat anaknya di KRL
  Salemba, Warta KotaPEJABAT 
  Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya 
  karena tak mampu sewa mobil jenazah.Penumpang kereta rel listrik (KRL) 
  jurusan Jakarta - Bogor pun geger Minggu(5/6). Sebab, mereka tahu bahwa 
  seorang pemulung bernama Supriono (38 thn)tengah menggendong mayat anak, 
  Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkansi kecil di Kampung Kramat, 
  Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi diStasiun Tebet, Supriono dipaksa 
  turun dari kereta, lantas dibawa ke kantorpolisi karena dicurigai si anak 
  adalah korban kejahatan. Tapi di kantorpolisi, Supriono mengatakan si anak 
  tewas karena penyakit muntaber. Polisibelum langsung percaya dan memaksa 
  Supriono membawa jenazah itu ke RSCMuntuk diautopsi.Di RSCM, 
  Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserangmuntaber. 
  Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas 
  KecamatanSetiabudi. "Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya 
  tidak punyauang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 
  4.000,- sayahanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang 
  penghasilannya hanya Rp10.000,- per hari". Ujar bapak 2 anak yang mengaku 
  tinggal di kolongperlintasan rel KA di Cikini itu. Supriono hanya bisa 
  berharap Khaerunisasembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa 
  terkadang masih mengikutiayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk 
  memulung kardus di Manggaraihingga Salemba, meski hanya terbaring 
  digerobak ayahnya.Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya 
  Khaerunisa menghembuskannafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. 
  Khaerunisa meninggal didepan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak 
  yang kotor itu, disela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali 
  sang bapak dankakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku 
  tinggal Rp 6.000,- takmungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat 
  si kecil dengan layak,apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa 
  masih terbaring digerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong 
  gerobak berisikanmayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, 
  Supriono berniatmenguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. 
  Ia berharap disana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.Pukul 
  10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet. 
  Yangtersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah 
  sikecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang 
  taktahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng 
  sisulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju 
  stasiun.Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang 
  menghampiriSupriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono 
  bahwa anaknyatelah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang 
  KRL yangmendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono 
  langsungdibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono 
  membawa anaknyake RSCM dengan menumpang ambulans hitam.Supriono 
  ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi diahanya 
  bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulangdari 
  RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku. Hinggasaat 
  itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telahmeninggal 
  masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul16.00, 
  akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi Karentidak 
  punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kakimenggendong 
  mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tanganMuriski. 
  Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkosperjalanan 
  ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasanuntuk 
  bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.Psikolog Sartono Mukadis 
  menangis mendengar cerita ini dan mengakubenar-benar terpukul dengan 
  peristiwa yang sangat tragis tersebut karenamasyarakat dan aparat 
  pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadapsesama. "Peristiwa 
  itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kitabertanggung jawab untuk 
  mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang keluargaSupriono tidak memiliki 
  KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamatteta

Re: [Ar-Royyan-1592] Pemulung menggendong mayat anaknya di KRL

2005-06-07 Terurut Topik agus rasidi



artikel yang kemarin (www.solusi.biz).
 

  - Original Message - 
  From: 
  Adjie Praz 
  To: Jamaah Arroyan 
  Cc: Wysnu E Lesmana 
  Sent: Thursday, June 09, 2005 1:56 
  AM
  Subject: [Ar-Royyan-1592] Pemulung 
  menggendong mayat anaknya di KRL
  Salemba, Warta KotaPEJABAT 
  Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya 
  karena tak mampu sewa mobil jenazah.Penumpang kereta rel listrik (KRL) 
  jurusan Jakarta - Bogor pun geger Minggu(5/6). Sebab, mereka tahu bahwa 
  seorang pemulung bernama Supriono (38 thn)tengah menggendong mayat anak, 
  Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkansi kecil di Kampung Kramat, 
  Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi diStasiun Tebet, Supriono dipaksa 
  turun dari kereta, lantas dibawa ke kantorpolisi karena dicurigai si anak 
  adalah korban kejahatan. Tapi di kantorpolisi, Supriono mengatakan si anak 
  tewas karena penyakit muntaber. Polisibelum langsung percaya dan memaksa 
  Supriono membawa jenazah itu ke RSCMuntuk diautopsi.Di RSCM, 
  Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserangmuntaber. 
  Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas 
  KecamatanSetiabudi. "Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya 
  tidak punyauang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 
  4.000,- sayahanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang 
  penghasilannya hanya Rp10.000,- per hari". Ujar bapak 2 anak yang mengaku 
  tinggal di kolongperlintasan rel KA di Cikini itu. Supriono hanya bisa 
  berharap Khaerunisasembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa 
  terkadang masih mengikutiayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk 
  memulung kardus di Manggaraihingga Salemba, meski hanya terbaring 
  digerobak ayahnya.Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya 
  Khaerunisa menghembuskannafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. 
  Khaerunisa meninggal didepan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak 
  yang kotor itu, disela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali 
  sang bapak dankakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku 
  tinggal Rp 6.000,- takmungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat 
  si kecil dengan layak,apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa 
  masih terbaring digerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong 
  gerobak berisikanmayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, 
  Supriono berniatmenguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. 
  Ia berharap disana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.Pukul 
  10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet. 
  Yangtersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah 
  sikecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang 
  taktahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng 
  sisulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju 
  stasiun.Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang 
  menghampiriSupriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono 
  bahwa anaknyatelah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang 
  KRL yangmendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono 
  langsungdibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono 
  membawa anaknyake RSCM dengan menumpang ambulans hitam.Supriono 
  ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi diahanya 
  bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulangdari 
  RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku. Hinggasaat 
  itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telahmeninggal 
  masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul16.00, 
  akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi Karentidak 
  punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kakimenggendong 
  mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tanganMuriski. 
  Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkosperjalanan 
  ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasanuntuk 
  bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.Psikolog Sartono Mukadis 
  menangis mendengar cerita ini dan mengakubenar-benar terpukul dengan 
  peristiwa yang sangat tragis tersebut karenamasyarakat dan aparat 
  pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadapsesama. "Peristiwa 
  itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kitabertanggung jawab untuk 
  mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang keluargaSupriono tidak memiliki 
  KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamattetap. Ini merupakan 
  tamparan untuk bangsa Indonesia", ujarnya.Koordinator Urban Poor 
  Consortium, Wardah Hafidz, mengatakan peristiwa ituseharusnya tidak 
  terjadi jika pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagiorang yang 
  tidak mampu. Yang terjadi selama ini, pemerintah hanya 
  memerangikemiskinan, tidak mengurusi orang miskin kata 
  Wardah. *** mohon maaf

[Ar-Royyan-1592] Pemulung menggendong mayat anaknya di KRL

2005-06-07 Terurut Topik Adjie Praz


Salemba, Warta Kota
PEJABAT Jakarta seperti ditampar. 
Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya karena tak mampu sewa
mobil jenazah.
Penumpang kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta - Bogor pun geger
Minggu
(5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38
thn)
tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn). Supriono akan
memakamkan
si kecil di Kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi
di
Stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke
kantor
polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di
kantor
polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber.
Polisi
belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke
RSCM
untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari
terserang
muntaber. Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas
Kecamatan
Setiabudi. "Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya
tidak punya
uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,-
saya
hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya
Rp
10.000,- per hari". Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di
kolong
perlintasan rel KA di Cikini itu. Supriono hanya bisa berharap
Khaerunisa
sembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa terkadang masih
mengikuti
ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di
Manggarai
hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa
menghembuskan
nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal
di
depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu,
di
sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak
dan
kakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku tinggal Rp 6.000,-
tak
mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan
layak,
apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di
gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong gerobak
berisikan
mayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, Supriono berniat
menguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. Ia berharap
di
sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet.
Yang
tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah
si
kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang
tak
tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng
si
sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju
stasiun.
Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang
menghampiri
Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa
anaknya
telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang KRL yang
mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono
langsung
dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono membawa
anaknya
ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.
Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi
dia
hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan
pulang
dari RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku.
Hingga
saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah
meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya.
Pukul
16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi
Karen
tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan
kaki
menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng
tangan
Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk
ongkos
perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum
kemasan
untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.
Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku
benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut
karena
masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli
terhadap
sesama. "Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya
kita
bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang
keluarga
Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan
alamat
tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia",
ujarnya.
Koordinator Urban Poor Consortium, Wardah Hafidz, mengatakan peristiwa
itu
seharusnya tidak terjadi jika pemerintah memberikan pelayanan kesehatan
bagi
orang yang tidak mampu. Yang terjadi selama ini, pemerintah hanya
memerangi
kemiskinan, tidak mengurusi orang miskin kata Wardah.

 *** mohon maaf karena telah mengutip ulang berita ini***




--
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913
Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com




[Ar-Royyan-1590] Permasalahan Imunisasi Polio

2005-06-07 Terurut Topik IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi



http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/7/o3.htmPermasalahan Imunisasi PolioOleh Dr. Widodo 
Judarwanto, Sp.A.DINAS Kesehatan DKI Jakarta telah mendata bayi berusia 
di bawah lima tahun (balita) untuk diimunisasi pada 31 Mei lalu dan 26 Juni 2005 
mendatang. Jumlah balita itu mencapai 700 ribu orang. Tampaknya Departemen 
Kesehatan telah melakukan antisipasi dengan cepat untuk mencegah merebaknya 
kasus polio. Kegelisahan masyarakat Indonesia mungkin bukan hanya timbulnya 
kembali kasus polio, tetapi bagaimana cara pencegahan penyakit Poliomielitis dan 
akan banyak lagi pertanyaan tentang permasalahan imunisasi 
polio.Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan 
mengeluarkan rekomendasi pemberian imunisasi polio termasuk imunisasi yang 
diwajibkan atau masuk Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Imunisasi polio yang 
harus diberikan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir 
sebanyak empat kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1 tahun, 5 
tahun dan usia 15 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah.Imunisasi 
untuk orang dewasa sebagai imunisasi primer (dasar) dianjurkan diberikan tiga 
dosis berturut-turut OPV dua tetes dengan jarak 4-8 minggu. Semua orang dewasa 
seharusnya divaksinasi terhadap poliomielitis dan tidak boleh ada yang 
tertinggal. Dosis penguat untuk orang dewasa tidak diperlukan, kecuali mereka 
yang dalam risiko khusus, misalnya, bepergian ke daerah endemis poliomelitis 
atau saat terjadi epidemik, petugas-petugas kesehatan yang kemungkinan  
mendapatkan kontak dengan kasus poliomielitis.Dalam keadaan adanya 
Kejadian Luar Biasa (KLB) polio, maka dilakukan mopping up. Artinya, strategi 
untuk memberikan ulangan polio pada semua anak di bawah usia 5 tahun di daerah 
tersebut meskipun imunisasi sebelumnya telah lengkap. Vaksin polio terdiri atas 
dua jenis, yaitu Vaksin Virus Polio Oral (Oral Polio Vaccine = OPV) dan Vaksin 
Polio Inactivated (Inactived Poliomielitis Vaccine).  Oral Polio 
Vaccine (OPV) Jenis vaksin Virus Polio Oral atau Oral Polio Vaccine 
(OPV) ini paling sering dipakai di Indonesia. Vaksin OPV pemberiannya dengan 
cara meneteskan cairan  melalui mulut. Vaksin ini terbuat dari virus liar 
(wild) hidup yang dilemahkan. OPV di Indonesia dibuat oleh PT Biofarma Bandung. 
Komposisi vaksin tersebut terdiri atas virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah suku 
Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat 
dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dalam sucrosa. Tiap dosis 
sebanyak dua tetes mengandung virus tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 serta antibiotika 
eritromisin tidak lebih dari 2 mcg dan kanamisin tidak lebih dari 10 
mcg.Virus dalam vaksin ini setelah diberikan dua tetes akan menempatkan 
diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam 
dinding luar lapisan usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap virus polio 
liar yang akan masuk. Pemberian air susu ibu tidak berpengaruh pada respons 
antibodi terhadap OPV dan imunisasi tidak boleh ditunda karena hal ini. Setelah 
diberikan dosis pertama dapat terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis 
berikutnya akan memberikan perlindungan jangka panjang.Virus polio ini 
dapat bertahan di tinja hingga enam minggu setelah pemberian vaksin melalui 
mulut. Anak yang telah mendapatkan imunisasi OPV dapat memberikan pengeluaran 
virus vaksin selama enam minggu dan akan melakukan infeksi pada kontak yang 
belum diimunisasi. Untuk orang yang berhubungan (kontak) dengan bayi yang baru 
diimunisasi harus menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah mengganti 
popok bayi.Sehingga, bila ada seorang kontak di rumah yang dalam keadaan 
kondisi tubuh sedang turun, seperti pengobatan kortikosteroid (imunosupresan) 
atau pengobatan radiasi umum,  penyakit kanker atau keganasan yang 
berhubungan dengan sistem retikuloendotelial (seperti limpoma, leucemia, 
penyakit hodgkin), anak dengan mekanisme imunologik terganggu misalnya 
hipogamaglobulinemia dan penderita infeksi HIV atau AIDS, sebaiknya menghindar 
dari bayi atau anak yang divaksinasi polio paling tidak selama enam minggu 
sesudahnya.Anggota keluarga yang belum pernah diimunisasi polio atau 
belum lengkap imunisasinya dan mendapat kontak dengan anak yang mendapat vaksin 
OPV, sebaiknya ditawarkan imunisasi dasar OPV pada waktu yang bersamaan dengan 
anak tersebut.Vaksin ini sangat stabil, namun sekali dibuka akan 
kehilangan potensi karena perubahan pH setelah terpapar udara. Kebijakan 
Departemen Kesehatan menganjurkan bahwa vaksin polio yang telah dibuka botolnya 
pada akhir sesi imunisasi massal harus dibuang. Vaksin OPV dapat 
disimpan beku. Apabila akan digunakan vaksin beku tersebut dapat dicairkan 
dengan cepat, dengan ditempatkan antara dua telapak tangan dan digulir-gulirkan, 
dijaga agar warna tidak berubah yaitu merah muda sampai oranye muda sebagai 
indikatoir pH.  Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV) Di 
Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Vaksin Pol

[Ar-Royyan-1589] Fwd: [staff] Info Mengisi Liburan Sekolah

2005-06-07 Terurut Topik Lana Sularto
AWW
Nih, buat ngisi liburan sekolah
WWW
Lana's


-Original Message-
From: "Eviana" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tue, 7 Jun 2005 16:40:02 +0700
To: "Milis UG" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [staff] Info Mengisi Liburan Sekolah



 
INFO UNTUK MENGISI LIBUR ANAK-ANAK / PONAKAN / KELUARGA


Karavan Vila Apel Gardena.
Liburan bersama keluarga di alam pegunungan sekaligus
bermalam di karavan.
Tersedia aneka fasilitas untuk orang dewasa juga
anak-anak. 
Harga sewa per malam Rp. 200 ribu. Untuk hari
libur/raya Rp 250.000.
Alamat:
Vila Apel Gardena Cipanas, Puncak.
Telp. (0263) 511 901-3, 519 856
Fax. (0263) 511 953.



 
Caldera Ed Venture Program (CEVP). 
Di sini anak bisa bermain outbound.
Biaya Rp 100.000 per anak untuk paket 1 hari.
Customer service:
Kaki Lintas Katulistiwa, Gd. Nariba Plaza Unit D-13,
JI. Mampang Prapatan Raya No. 39, Jaksel.
Telp. (021) 7919 6633. Fax. (021) 7919 6644. 


Kolam Sahabat Laut.
Anak bisa memegang ikan hiu.
Harga tiket masuk Rp 12.000 untuk Senin-Jumat dan Rp
17.000 untuk Sabtu-Minggu dan hari libur.
Alamat:
Kolam Sahabat Laut, Sea World Indonesia, 
Taman Impian Jaya Ancol, Jl. Lodan Timur No. 7 Jakarta
14430.
Telp. (021) 641 0080 ext.105 Fax. (021) 641 0079.


Museum Bahari.
Anak bisa melihat miniatur kapal tradisional Indonesia
Yang membawa harum nama Bangsa Indonesia, Phinisi
Nusantara. 
Buka dari Selasa-Minggu, tarif masuk Rp. 2.000 untuk
umum.
Alamat:
Museum Bahari,
Jl. Pasar Ikan No. 1 Jakarta Utara (Daerah Sunda
Kelapa).
Telp. (021) 6693406. Fax. (021) 669 0518,


Aquatic Fantasy. 
Arena permainan air khusus anak dengan puluhan jenis
permainan.
Mereka bisa memanjat, melompat, perang-perangan dalam
air, berpetualang, bahkan betegur sapa dengan dewa laut
Neptunus.
Tarif masuk Rp 10.000 .
Alamat:
Jl. Raya Muchtar, Sawangan, Depok. 
Komplek Perumahan Telaga Golf.
Telp. (021) 766 0390, 765 3854. Fax. (021) 766 0490.


Taman Nasional Gunung Halimun.
Anak bisa bertualang masuk-keluar hutan, melihat
langsung satwa liar, dan bermain di air terjun.
Tersedia juga arena kemping dan tempat menginap.
Tiket masuk sekitar Rp. 3.000 untuk anak-anak.
Alamat:
JI. Raya Cipanas, Kabandungan. PO Box 2 Parung Kuda,
Sukabumi. 
Telp. (0266) 621 256. Fax. (0266) 621 257.

  
Bayt AI-quran.
Ini adalah museum, sekaligus tempat menimba ilmu
mengenai agama Islam, khususnya Al-quran.
Tarif masuk Rp. 500 - Rp 1.000.
Alamat: 
Jl. Raya TMII, Jakarta (Komplek TMII).
Telp. (021) 841 6467/68 Fax. (021) 8416466


Taman Nasional Gunung Pantjar.
Selain piknik, anak bisa melakukan kegiatan menjaga
kesehatan dan pemulihan kekuatan fisik seperti terapi akupunktur,
air panas mineral. 
Alamat:
Taman Nasional Gunung Pantjar, Bogor.
Telp. (021) 917 3208

  

Taman Buah Mekarsari.

Anak bisa belajar jadi patani, malah bisa menuai,
memakan, serta membawa pulang hasilnya.
Biaya Rp. 100.000 per anak.
Alamat:
Jl. Raya Cileungsi-Jonggol Km.3, Cileungsi, Bogor
16820.
Telp.(021) 8231811-13 Fax. (021) 823 1475.
Website: www.fruitina.com

  
Kebun Wisata Pasirmukti.
Anak bisa merasakan bagaimana indahnya hidup di alam
pedesaan yang sesungguhnya.
Biaya paket anak tani Rp. 250.000 untuk 2 hari 1 malam.
Alamat:
Jl. Raya Tajur Pasirmukti KM 4, Citeureup, Bogor.
Telp.(021) 876 3564-65.


Safari Trek.

Masih dalam kawasan Taman Safari Indonesia, Cisarua,
Bogor, anak bias merasakan dirinya menjadi pendaki gunung dan
penjelajah alam bebas. 
Mereka pun bisa bertemu dan saling menyapa langsung
dengan gajah pekerja.
Biaya Rp. 15.000 per orang.
Alamat:
Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor-Jabar.
Telp (0251) 253 222.

  
Monumen Kapal Selam. 
Di sini anak bisa melihat dan praktek langsung sebagai
pengemudi kapal selam perang.
Tiket masuk Rp 2.500.
Alamat:
Jl. Pemuda 29, Surabaya
Telp. (031) 549 0410

  

Speedy Karting.

Sekolah gokart khusus anak dan tempat anak bermain
olahraga gokart.Sewa gokart Rp 45.000, sekolah gokart Rp. 1,5
juta.
Alamat:
Tempat Hanggar Teras Pancoran,
JI. Gatot Subroto Kav. 72, Jaksel.
Telp. (021) 79184674. 

PS * : Sekarang udah ada yang baru di Pondok Indah,
setelah Pondok Indah Mal.
Track-nya lebih bagus tapi program sekolah untuk anak
belum tahu sudah ada apa belum.

  
Kampoeng Maen.

Ini adalah kampungnya anak untuk bermain. Biaya Rp.
35.000.
Costumer Service:
Jl. Mampang Prapatan Raya No. 39 Jaksel
Telp. (021)79196633, Fax: (021) 7919 6644.

  

Pusat Primata Schmutzer.
Di kawasan ini anak bisa melihat secara langsung
kenekaragaman hewan 
primata, termasuk gorila.
Tarif masuk mulai Rp. 2000.
Alamat:
Taman Margasatwa Ragunan,
JI. Harsono RM No. 1, Ragunan, Jakarta 12550.
Telp. (021) 780 6975, 789 0615. Fax. (021) 780 5280

  

Observatorium Bosscha.
Tempat wisata ilmiah di mana anak bisa melihat bintang
dan rasi/gugusan bintang.
Tarif mulai Rp. 5.000.
Alamat:
Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi ITB,
Lembang, Bandung 
40391 Telp. (022) 278 6001
Website: www.bosscha.itb.ac.id

  
Cyber Spot.

Tempat rekreasi dan edukasi keluarga. 
Alamat Jakarta:
Jl. Mega Kuningan Lt. 5 No. 1, Jakarta Selatan.

Re: [Ar-Royyan-1577] MEMACU SEMANGAT BERWIRAUSAHA

2005-06-07 Terurut Topik Adjie Praz


P' Agus. Sayangnya attachmentnya di block. Alasannya double extension.
(dot - biz - dot - doc)
Mohon maaf, jika berkenan boleh kirim lagi. Nggak pake double extension,
Pak.
Wassalam
Adjie / HC - 05
At 11:34 PM 6/6/2005, you wrote:
Norman Virus Control:

WWW.SOLUSI.BIZ.doc File is blocked due to file name with double
extension.
buat P'Adjie, silahkan baca attachment-nya.
sepertinya merupakan resensi buku. kalau udah beli, boleh pinjam khan
?
wass. wr.wb /  agus r


- Original Message - 

From: Adjie Praz


To: jamaah@arroyyan.com


Sent: Tuesday, June 07, 2005 6:49 AM

Subject: Re: [Ar-Royyan-1577] MEMACU SEMANGAT
BERWIRAUSAHA


Pa' Agus, 

Artikelnya bagus. Jika anda berkenan, saya mohon 

dikirim artikel lainnya. Terutama "Hal yang mengganggu 

Sukses Anda" dan "Memotivasi Diri Untuk Mandiri".


Boleh khan?

Terima Kasih

Adjie Pras

At 02:02 AM 6/6/2005, you wrote:

dari
www.solusi.com

  

Memacu Semangat Berwirausaha

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar 

artikel lain :

. 

Strategi Perang dalam Dunia Bisnis Masa Kini

. 

Hal yang Mengganggu Sukses Anda

. 

Memotivasi Diri Untuk Mandiri

. 

Rahasia Kekuatan Kerja Tim

. 

Guideline Untuk Meraih 
-- 




--
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913
Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com