-----Original Message-----
From: "Eviana" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 14 Oct 2006 10:57:22 +0700
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [surau-fsg] 19 Tanda Gagal Ramadhan



dari MyQuran.com :: dibaca yah...  


19 Tanda Gagal Ramadhan


Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. 
Namun banyak 
orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini beberapa penyebab gagalnya 
Ramadhan

1.      Kurang melakukan persiapan di bulan Sya’ban.

Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. 
Begitupun 
tidak melakukan puasa sunnah Sya’ban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah 
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah 
Radhiallaahu ‘anha berkata, ”Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa 
sebulan penuh 
selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa 
selain di 
bulan Sya’ban.”

2.      Gampang mengulur shalat fardhu.

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan 
shalat dan 
memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali 
orang-
orang yang bertaubat dan beramal shalih.” (Maryam: 59) Menurut Sa’id bin 
Musayyab, yang 
dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera 
mendirikan shalat 
tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, 
ashar 
menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu 
subuh serta 
tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan 
sangat 
disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat 
fardhu di bulan 
lain.

3.      Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail.
Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah 
merupakan ciri 
orang yang shalih. “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam 
mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap 
dan 
cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (Al-Anbiya:90) 
“Dan 
hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai 
Aku 
mencintainya.” (Hadits Qudsi)

4.      Kikir dan rakus pada harta benda.

Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah 
satu 
sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan 
minum 
maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta 
dunia 
serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup 
sesungguhnya. Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan menguatkan sifat 
utama 
kemanusiaan (Insaniyah).

5.      Malas membaca Al-Qur’an.

Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan 
Al-Qur’an. Orang-
orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam 
Ramadhan 
untuk membaca Al-Qur’an. “Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-
Qur’an.” (HR Baihaqi)
Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin 
kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak 
berlanjut 
setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

6.      Mudah mengumbar amarah.

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: “Orang kuat bukanlah orang 
yang 
selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa 
menguasai diri 
ketika marah.” Dalam hadits lain beliau bersabda: “Puasa itu perisai diri, 
apabila salah 
seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan 
membodohkan diri. 
Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya 
saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

7.      Gemar bicara sia-sia dan dusta.

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah 
tidak 
membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi 
Allah 
padahal dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah 
supaya 
senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: “Puasa ini 
bukanlah hanya 
menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari 
perbuatan yang 
salah dan tutur kata yang sia-sia.” (Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal 
memetik buah 
Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang 
secara 
masak: “Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, 
baru diucapkan.”

8.      Memutuskan tali silaturrahim.

Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda: “…Barangsiapa 
menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan 
menghubungkan dia 
dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah 
akan 
memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya…”
Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali 
cinta.Pelaku 
shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan 
perangai 
yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan tidak 
memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.

9.      Menyia-nyiakan waktu.

Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan orang-orang yang 
menghabiskan 
waktu mereka untuk bermain-main. “Allah bertanya: ‘ Berapa tahunkan lamanya 
kamu tinggal 
di bumi?’ Mereka menjawab: ‘Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. 
maka 
tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’Allah berfirman: ‘Kamu tidak 
tinggal di 
bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka apakah 
kamu 
mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu 
tidak 
akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; 
tidak Tuhan 
yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang mulia.” 
(Al-Mu’minun: 
112-116)
Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan 
melakukan 
perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan 
semestinya 
membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10.  Labil dalam menjalani hidup.

Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani 
hidup juga tanda 
gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah Saw:“Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan 
yang 
penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka 
semua 
pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di 
dalamnya ada 
suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan 
kebajikan malam 
itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya.” (HR Ahmad, Nasa’i, 
Baihaqi dari Abu 
Hurairah)
Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, 
perasaannya 
tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

11.  Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.

Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang 
meroket. 
Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan 
Islam. 
Berbagai kegiatan ‘amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin 
sebanyak mungkin 
orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, 
gagal lah 
Ramadhan seseorang.

12.  Khianat terhadap amanah.

Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya 
dipertanggungjawabk an di hadapan-Nya kelak.Shiyam itu ibarat utang yang harus 
ditunaikan 
secara rahasia kepada Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah 
sir 
(rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang 
bersifat 
rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah 
mengkhianati 
amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

13.  Rendah motivasi hidup berjama’ah.

Frekuensi shalat berjama’ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain 
itu, lapar 
dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, 
khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba- Nya yang berjuang secara 
berjama’ah, yang saling menguatkan. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang 
yang 
berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka 
seperti 
bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4) Ramadhan seharusnya menguatkan 
motivasi 
untuk hidup berjama’ah.

14.  Tinggi ketergantungannya pada makhluk.

Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan 
merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa 
seseorang 
berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang 
mengendalikan 
dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih 
mulia dari 
mereka yang tunduk kepada makhluk.

15.  Malas membela dan menegakkan kebenaran.

Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir 
berlangsung di 
bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah 
(Futuh 
Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan 
kemungkaran yang 
semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin 
gigih dan 
strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak 
memberi bekal 
perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah 
meninggalkan 
kita sebagai pecundang.

16.  Tidak mencintai kaum dhuafa.

Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan 
ini Allah 
melimpahi hamba-hamba- Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam 
benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan 
masyarakat. Faqir 
miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta 
kita terhadap 
mereka seharusnya bertambah. Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan 
suci ini, 
berarti Anda perlu segera instrospeksi.

17.  Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri 
puasa 
dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan 
sadaqah 
dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak 
hari-hari 
berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah 
(introspeksi) diri.
“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri 
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah 
kepada Allah, 
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

18.  Sibuk mempersiapkan Lebaran.

Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelah 
Iedul Fitri. 
Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang 
menentukan 
nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati 
atau pecundang 
sejati. Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada 
luapan 
kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa 
seharusnya sedih 
akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19.  Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Secara harfiah makna Idul Fitri berarti “hari kembali ke fitrah”. Namun 
kebanyakan orang 
memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari “penjara” 
Ramadhan. 
Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan 
tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar 
sebanyak-
banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad 
baru 
dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih 
profesional. 
Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada 
puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.* Hidayatullah)

semoga bermanfa'at.




 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/surau-fsg/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/surau-fsg/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





--------------------------------------------------------------
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913
Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com


Kirim email ke