JNM <*> Renungan pasca gempa natal 2004 & Proyek pohon natal

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: Sammy Lee 

RENUNGAN PASCA GEMPA NATAL 2004

Saudara-saudara seiman sekalian yang kekasih dalam Kristus,

Pasti kita semua telah mendengar dan sedang membincangkan mengenai peristiwa 
ngeri yang terjadi dikawasan Asia Tenggara ini.

The giant waves -- caused by the most powerful earthquake on Earth in 40 years 
-- also left thousands injured and missing as well as hundreds of thousands 
homeless in Indonesia, India, Sri Lanka and Thailand.
The magnitude 9.0 quake struck about 7 a.m. Sunday (7 p.m. ET Saturday) and was 
centered about 100 miles (160 km) off the coast of Indonesia's Sumatra island 
at a depth of about 6.2 miles (10 km).
It was the strongest earthquake on Earth since 1964 and tied a 1952 quake in 
Kamchatka, Russia as the fourth strongest since such measurements began in 1899

Gelombang raksasa-disebabkan oleh gempa bumi terhebat didunia dalam waktu 40 
tahun-juga meninggalkan ribuan terluka serta hilang disamping ratusan ribu 
orang kehilangan tempat tinggalnya di Indonesia, India, Sri Lanka dan Thailand.
Gempa dengan kekuatan 9,0 terjadi pukul 7:00 pagi hari Minggu dan berpusat 
sekitar 100 mil (160 km) dilepas pantai pulau Sumatera, Indonesia, pada 
kedalaman sekitar 6,2 mil (10 km).

Ini adalah gempa terhebat di dunia sejak 1964 dan sama kuatnya dengan gempa di 
Kamchatka, Russia, dan adalah merupakan gempa keempat terhebat sejak dilakukan 
pengukuran ditahun 1899.

Diatas adalah berita yang kami kutip dari CNN.   Sejauh ini dinyatakan paling 
sedikit 23.000 orang dinyatakan tewas dalam malapetaka ini, dan di Indonesia 
saja sudah mendekati 5000, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat terus.

Peristiwa ini meningatkan kita kepada nubuatan Tuhan Yesus bahwa hal ini akan 
terjadi menjelang kedatanganNya yang kedua kalinya.  Bencana alam seperti El 
Nino, badai taifun, tornado dan letusan gunung berapi bukan akan semakin 
berkurang melainkan akan bertambah kerap kita alami.  Bersamaan dengan 
terjadinya gempa ini, akan menyusul bela penyakit yang akan meningkatkan jumlah 
korban jiwa.

Belum lagi penyakit-penyakit yang sudah mengganas sebelum bencana alam ini 
seperti Aids, Gila Sapi, Flu burung, dan lain sebagainya.  Pandangan kedepan 
dunia ini sangat suram, dan akan bertambah suram lagi.  
Adalah saatnya kini bagi kita untuk lebih bergantung kepada satu-satunya sumber 
penghiburan dan perlindungan.  Banyak orang yang akan rebah mati hanya karena 
ketakutan.  Tapi bagi kita yang mempunyai sumber pengharapan dan penghiburan 
dari Alkitab tidak perlu merasa kecut, melainkan dianjurkan untuk mengangkatkan 
dagu kita dengan pandangan penuh iman bahwa keselamatan telah hampir tiba. 

Selain mendoakan mereka yang dilanda bencana ini dan menolong seberapa dapat, 
marilah kita berserah lebih penuh kepada Tuhan.  Renungkan dan berpeganglah 
kepada janji yang indah dan tepat waktu bagi saat mengerikan seperti ini:

Mazmur 33:18 Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan 
Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, 
33:19 untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka 
pada masa kelaparan. 
33:20 Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! 
33:21 Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus 
kita percaya. 
33:22 Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap 
kepada-Mu.

Apapun yang akan terjadi susul menyusul pada tahun yang baru ini dan tahun 
berikutnya, marilah kita memusatkan pikiran dan daya kita untuk mempesiapkan 
diri kita dengan lebih baik untuk dekat kepada Tuhan dan menggunakan waktu yang 
sisa bersaksi untukNya tanpa lengah dan lalai.

Tuhan memberkati.
Sammy Lee
===

  PROYEK POHON NATAL
  ==
 Susan Devore Williams

  Rencana itu pada dasarnya cukup sederhana. Gereja Baptis di Stockton, 
California, akan menaruh pohon Natal setinggi 2 meter di dekat mimbar. Hiasan 
untuk pohon itu dibuat oleh anak-anak SekolahMinggu. Di bagian belakang, setiap 
hiasan tercantum nama keluarga atau nama orang yang memerlukan bantuan. Jemaat 
dari Gereja Baptis dengan sukarela akan "mengadopsi" salah satu keluarga yang 
kurang mampu ini selama masa Natal.

  Proyek yang disebut Proyek Pohon Natal ini telah dicoba setahun yang lalu 
oleh salah satu kelas Sekolah Minggu. Selama masa Natal 1984, William D. 
Webber, pendeta senior, mengharapkan peran serta dari 700 jemaat gerejanya.

  Panitia Pelayanan Masyarakat telah menetapkan sasaran 110 keluarga asuh yang 
perlu "diadopsi" oleh 110 keluarga jemaat Gereja Baptis. Tetapi, waktu proyek 
ini dimulai, timbul masalah aneh. Jemaat Gereja Baptis adalah jemaat yang mapan 
-- terdiri atas masyarakat kelas menengah atas. Kebutuhan apakah yang 
diperlukan oleh keluarga- keluarga itu? Dan, di mana menemukan 110 keluarga 
yang kurang mampu?

  Mark dan Valerie Turner, ketua proyek itu, berkata, "Kit

JNM <*> Gods Work Ministry E-Mail

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: "Dwayne Savaya" <[EMAIL PROTECTED]>

Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail

Dear Friend,

When life gets overwhelming as it sometimes does, it is important that we come 
before the Lord asking for His strength and sustenance to take over where ours 
has been spent.  God in His infinite grace and mercy is ready and willing to 
lift us up when we are feeling low and strengthen us when we have no strength 
left.  The Lord knows our frame and remembers that we are mere dust formed by 
His perfect molding hands. It is OK for us to recognize our weakness and 
confess that we need His intervention.  The Bible says that God resists the 
proud, but He gives Grace to the humble.  We are all in need of His grace and 
when difficult times come before us, we can rest knowing that God's infinite 
grace isn't far away.  Remember that He loves you and died for you and wishes 
for your Joy to be full.  Rest in the Lord and know that He has perfect 
strength to sustain you and keep you all the days of your life. (Isaiah 26:3-4) 
(Psalm 103:13-14) (1 Peter 5:5)

I hope you are encouraged by today's message to rest in God's strength and know 
that He will be there for you in the good times as well as the hard times.

ALONE IN THE DARK

Alone in the wheel of light at the dining room table, surrounded by an 
otherwise darkened house, I sat in tears.

Finally, I'd succeeded in getting both kids to bed. A relatively new single 
parent, I had to be both Mommy and Daddy to my two little children. I got them 
both washed, accompanied by shrieks of delight, crazy running around, laughing 
and throwing things. More or less calmed down; they lay in their beds as I gave 
each the prescribed five minutes of back rubs. Then I took up my guitar and 
began the nighttime ritual of folk songs, ending with "All the Pretty Little 
Horses," both kids' favorite. I sang it over and over,  gradually reducing the 
tempo and the volume until they seemed fully engaged in sleep.

A recently divorced man with full custody of his children, I was determined to 
give them as normal and stable a home life as possible. I put on a happy face 
for them. I kept their activities as close to how they had always been as I 
could. This nightly ritual was just as it had always been with the exception 
that their mother was now missing. There, I had done it again; 
another night successfully concluded.

I had risen slowly, gingerly, trying to avoid making even the least sound which 
might start them up again, asking for more songs and more stories. I tiptoed 
out of their room, closed the door part way, and went downstairs.

Sitting at the dining room table, I slumped in my chair, aware that this was 
the first time since I came home from work that I'd been able to just sit down. 
I had cooked and served and encouraged two little ones to eat. I had done the 
dishes while responding to their many requests for attention.
I helped my oldest with her second grade homework and appreciated my youngest's 
drawings and oohed over his elaborate construction of Lego blocks. The bath, 
the stories, the backrubs, the singing and now, at long last, a brief moment 
for myself. The silence was a relief, for the moment.

Then it all crowded in on me: the fatigue, the weight of the responsibility and 
the worry about bills I wasn't sure I could pay that month. The endless details 
of running a house. Only a short time before, I'd been married and had a 
partner to share these chores, these bills, these worries.

And loneliness. I felt as though I were at the bottom of a great sea of 
loneliness. It all came together and I was at once lost, overwhelmed. 
Unexpected, convulsive sobs overtook me. I sat there, silently sobbing.

Just then, a pair of little arms went around my middle and a little face peered 
up at me. I looked down into my five-year-old son's sympathetic face.

I was embarrassed to be seen crying by my son. "I'm sorry, Ethan, I didn't know 
you were still awake."  I don't know why it is, but so many people apologize 
when they cry and I was no exception. "I didn't mean to cry. I'm sorry. I'm 
just a little sad tonight."

"It's okay, Daddy. It's okay to cry, you're just a person."

I can't express how happy he made me, this little boy, who in the wisdom of 
innocence, gave me permission to cry. He seemed to be saying that I didn't have 
to always be strong, that it was occasionally possible to allow myself to feel 
weak and let out my feelings.

He crept into my lap and we hugged and talked for a while, and I took him back 
up to his bed and tucked him in. Somehow, it was possible for me to get to 
sleep that night, too. Thank you, my son.

By Hanoch McCarty

Read and meditate on these scriptures:

2 Corinthians 12:8-10 "For this thing I besought the Lord thrice, that it might 
depart from me.  And He said unto me, My grace is sufficient for thee: for My 
strength is made perfect in weakness.  Most gladly therefore will I rather 
glory in my inf

JNM <*> Kenangan Natal beberapa tahun lalu.... & SELAMAT HARI NATAL

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: Yogas 

Kenangan Natal beberapa tahun lalu

Gerimis sejak sore belum juga berhenti. Udara dingin menebar. Orang lebih suka 
diam dalam rumah atau tidur. Menikmati kesejukan yang jarang terjadi di 
Surabaya. Aku berjalan memasuki deretan rumah yang sebagian besar sudah menutup 
pintu. Sepi. Kampung ini biasanya ramai kini lengang. Tidak ada satu anak pun 
yang masih berkeliaran di gang.

Aku berjingkat-jingkat menghindari genangan air. Tubuhku sudah setengah basah. 
Tapi aku tidak peduli. Aku sangat suka berjalan ditengah gerimis. Ada suasana 
nikmat yang tidak dapat dijelaskan. Selain itu satu-satunya payung yang kami 
miliki tadi dibawa kakakku yang langsung pulang setelah misa. Aku tidak 
langsung pulang sebab mau menemui seorang teman dulu. Maka terpaksa tidak 
membawa payung, sebab arah kami berbeda. Kakakku tadi melarangku untuk pergi. 
Dia mengatakan lebih baik pulang dulu. Tapi aku yakin kalau sudah sampai di 
rumah pasti bapak tidak mengijinkan keluar rumah lagi, sebab sudah malam. Maka 
aku berjalan di tengah gerimis.

Misa Natal dipimpin oleh romo paroki. Beliau berkotbah tentang makna kelahiran 
Yesus dan aplikasinya bagi manusia saat ini. Menurut beliau Natal adalah saat 
penting dalam sejarah keselamatan manusia. Allah hadir ke dunia untuk 
memberikan suka cita pada manusia. Apakah aku juga bisa hadir untuk membawa 
suka cita bagi sesama? Kotbah itu membuatku berpikir apakah aku sudah hadir dan 
memberi suka cita pada sesama? Tiba-tiba aku teringat pada temanku. Maka 
setelah misa selesai aku memutuskan untuk pergi ke rumah temanku.

Rumah yang kutuju sudah tertutup rapat. Sebetulnya ini hanya sebuah ruang 
ukuran 3X4 m berdinding tripleks dalam sebuah deretan panjang. Ada enam atau 
tujuh rumah seperti itu yang berjajar menghadap tembok rumah tetangga. Jalan 
masuk ke rumah mereka hanya sebuah lorong tidak lebih dari 1 m lebarnya. 
Kuketuk pintu tripleks. Beberapa kali ketukan baru pintu dibuka. Wajah temanku 
muncul di balik pintu yang tidak terbuka sepenuhnya. Dia terkejut melihatku 
berdiri dengan tubuh setengah basah. Aku langsung masuk.

Kami duduk di tikar. Dua adiknya tertidur berdesakan di sebelahku. Orang tuanya 
tidur di "ruang lain" yang dibatasi oleh kain. Wajah ayahnya menyembul dari 
balik kain. Melihatku sejenak dan bertanya ada apa kok malam-malam. Aku hanya 
tersenyum. Aku sudah beberapa kali main kesini sehingga sudah dikenal oleh 
keluarga ini. Temanku juga sudah sering main ke rumahku bahkan tidur disana.

"Ada apa?" tanya temanku
"Tidak ada apa-apa." Jawabku. "Tadi aku dari gereja dan beli martabak di 
Blauran." Aku mengeluarkan bungkusan dua martabak yang kubeli di tepi jalan. 
"Andik dan Tina tidak dibangunkan?" temanku menggoyang-goyangkan kedua tubuh 
adiknya. Tidak berapa lama mereka sudah duduk dengan mata setengah terpejam. 
Namun segera terbuka ketika melihat ada martabak di depannya. Tidak lama ibu 
dan bapaknya juga keluar dan duduk bersama kami. "Kok bawa martabak malam-malam 
begini?" tanya ibunya "Tadi dari misa Natalan,"

Sebetulnya keluarga ini adalah keluarga Katolik. Namun mereka jarang sekali ke 
gereja sebab tidak mempunyai uang transport dan pakaian yang pantas untuk ke 
gereja. Memang tidak ada aturan bahwa orang harus memakai baju bagus kalau ke 
gereja. Namun keluarga ini merasa malu bila harus ke gereja dengan pakaian yang 
mereka miliki. Mereka merasa menjadi orang asing ditengah orang yang berpakaian 
bagus. Mereka juga merasa kurang diperhitungkan kehadirannya. Kalau ada salam 
damai orang enggan bersalaman dengan mereka sebab mereka kumuh. Kalau toh ada 
yang mau bersalaman itu hanya formalitas dan keterpaksaan saja. Ini bukan teori 
tapi memang kenyataan. Aku melihatnya sendiri. Maka aku tidak pernah 
menyalahkan kalau mereka jarang sekali ke gereja. Hanya aku bermimpi mungkinkah 
suatu saat nanti aku bisa mendirikan gereja untuk kaum miskin. Sehingga 
keluarga seperti ini bisa datang ikut misa tanpa merasa canggung dan malu. 
Tidak merasa disepelekan oleh sesamanya. Tapi ini hanya mimpi, sebab gereja 
kaum miskin hanya ada di desa-desa yang miskin.

Memang kalau pendapatku ini aku katakan pada romo atau frater yang di paroki 
pasti mereka tidak setuju. Mereka mengatakan bahwa gereja terbuka untuk siapa 
saja. Bahkan Yesus sangat peduli pada kaum miskin. Tapi kenyataan berbicara 
lain. Aku pernah ketakan pada romo dan frater kalau mereka datang dengan pakain 
kumuh apakah masih bisa diterima di gereja? Gedung gereja yang indah saja sudah 
membuat keluarga ini takut untuk masuk. Jangan-jangan mereka hanya akan 
mengotori gedung gereja saja. Para romo juga lebih suka berkunjung ke rumah 
orang kaya daripada kaum miskin. Saat itu romo melotot padaku, tapi ketika 
kutanya apakah beliau pernah berkunjung ke rumah temanku? Ternyata tidak. 
Padahal aku sudah beberapa kali mengatakan pada beliau tentang keluarga teman 
ini.

"Kamu kok repot-repot membawa martabak." Kata temanku. "Aku ingin kita 
merayakan Natal bersama." Jawabku. "Toh di ru

JNM <*> Surat Natal untuk Yesus & MARTIN LUTHER

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: Yulia N (SMAC Helicopters) 


Surat Natal untuk Yesus

Yesus, pada natal tahun ini
kami akan datang ke rumah-Mu
tanpa pakaian baru
tanpa tubuh wangi
karena tak lagi dapat kami
sisihkan uang selain untuk
membeli susu bagi bayi kami
tapi kami punya hati
terimalah ya, Tuhan
sebagai pakaian kami
untuk menghadiri kelahiran-Mu

Yesus, pada natal tahun ini
mungkin kami akan tiba terlambat
dan tak menemukan lagi kursi
untuk duduk di pesta-Mu
karena perjalanan harus kami tempuh
dengan kaki dan ojek sepeda
tapi kami tak akan pulang
meski harus duduk di trotoar
terimalah ya Tuhan, perjuangan kami
karena kami punya rindu pada-Mu

Yesus, pada natal tahun ini
kami akan hadir di rumah-Mu
dengan penat di sekujur tubuh
dan peluh yang masih mengalir
karena sesuap nasi harus kami kerjar
dari subuh hingga rembang petang
tapi bibir kami akan bernyanyi
terimalah ya Tuhan, pujian kami
karena keluar dari lubuk terdalam
di hati yang terangkat bagi-Mu

Yesus, pada natal tahun ini
kami akan datang ke rumah-Mu
dengan tangan terbuka, tanpa kado
karena membeli adalah kemewahan
yang telah lama tak kami miliki lagi
tetapi terimalah diri kami
seluruhnya, ya Tuhan
karena inilah kado terindah
yang dapat kami berikan
untuk natal-Mu tahun ini



" Sebab seorang anak telah lagir bagi kita, seorang Putera telah diberikan bagi 
kita,
 Lambang pemerintahan ada di atas bahuNya, dan namaNya disebutka orang.. 
Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja damai.."

 Untuk seluruh teman2, saya ucapkan :

Selamat hari Natal 25 Dec. 2004
dan
Tahun Baru 1 Jan. '2005

Kiranya kasih Karunia Allah Bapa kita dalam Yesus Kristus senantiasa memenuhi 
hati kita, dalam menyongsong Tahun yang Baru.

TUHAN YESUS MEMBERKATI..
Salam, 
Yulia N.

==
From: Suzianty Herawati 

MARTIN LUTHER
Editor: Banner of Truth
 
Kelahiran Martin Luther di Eisleben - Jerman pada tahun 1483, adalah 
merupakan suatu masa anugerah bagi Eropa. Mula-mula masuk Universitas di Erfurt 
pada tahun 1501, kemudian dilanjutkan dengan biara Agustinian, Luther 
ditahbiskan dalam Gereja Roma Katolik dalam tahun 1507. Tetapi kematian seorang 
rekan karena disambar halilintar, kunjungannya ke Roma -- yang menyingkapkan 
kebusukannya, juga rasa berdosa yang semakin kuat telah menghentikan karier 
Luther yang cerah. Sadar akan kekosongan semua hikmat manusia, 
ketidakmampuannya untuk memberikan damai dalam jiwa, ia merasa tertarik untuk 
mempelajari Firman Allah. Begitu besar penderitaan jiwanya sehingga 
kadang-kadang dia sampai berbaring 3 hari 3 malam dalam tempat tidurnya tanpa 
makan, tanpa minum, tanpa 
tidur sama sekali, seperti orang mati.
Dalam keadaan seperti ini dia belajar untuk membaca setiap ayat dalam 
Alkitab seperti seorang yang hampir tenggelam berusaha menggapai dan menjangkau 
setiap potongan kayu untuk menyelamatkan hidupnya, sehingga pada suatu saat di 
antara tahun-tahun 1513-1517 dia menemukan bahwa manusia hanya dapat dibenarkan 
melalui iman dalam Kristus saja, dan dalam penyelamatan manusia Tuhan sama 
sekali tidak memperhitungkan perbuatan-perbuatan, jasa-jasa ataupun kehendak 
mereka. "Doktrin ini," kata Luther "tidak dipelajari atau didapatkan dari 
studi, ketekunan, atau hikmat kebijaksanaan manusia, melainkan disingkapkan 
oleh Allah sendiri." Sejak saat itu dia berdiri di atas landasan Firman Allah 
saja. Firman Allah baginya merupakan gudang tempat dia mendapatkan 
kebenaran-kebenaran itu, 
yang melalui tulisan-tulisannya, memancar seperti halilintar di seluruh Eropa. 
Dalam tahun 1519 Erasmus menulis kepada Luther bahwa "Buku-bukunya telah 
membangkit kan kegemparan sedemikian rupa di Louvan, sehingga tidak mungkin 
bagi dia untuk menjelaskannya." Allah telah memulai suatu peperangan bagi 
kebenaran-Nya, dengan mendapat perlawanan yang sangat sengit. Luther 
mengatakan, "Pada leher saya bergantungan Paus, universitas-universitas, para 
orang yang sangat terpelajar, dan iblis, semuanya mengejar saya ke dalam 
Alkitab, yang saya baca dengan sangat rajin..." Seorang rahib yang buta huruf 
dalam tangan Allah, telah menjadi seperti diakui oleh Margaret, sudara wanita 
dari Kaisar -- terlalu berat untuk dihadapi oleh semua kaum terpelajar di 
Paris. Dalam tahun 1520 terjadi perpisahan yang tidak dapat diperbaiki lagi 
dengan Gereja Roma Katolik; 
karena Paus telah bertekad untuk melenyapkan Luther beserta dengan berita 
Injilnya.
Suatu agama buatan manusia akan selalu melawan mereka yang 
mengkhotbahkan bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah Allah. Di 
antara keduanya terdapat perbedaan yang tajam. Hal ini diilustrasikan dalam 
perdebatan Luther dengan Eckius, yang dijagokan Gereja Roma, dalam tahun 1519: 
butir pertama dalam perdebatan itu adalah mengenai kehendak bebas manusia. 
"Kami mengutuk," seru Luther, "kehendak bebas manusia, kemampuannya, hikmat 
kebijaksanaannya, dan semua agama buatan manusia; pendeknya, kami menyatakan 
bahwa tidak ada apapun di dalam kita

JNM <*> Renungan; Anjing yg milioner; GIA Kopo Indah.....& Surat Natal dari Kang Je

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: Imelda Prajogo 

RENUNGAN

Bacaan I :   Kej 49:2.8-10
Mzm Tanggapan:   72 : 1-2.3-4b.7-8.17 ; Ref 7
Bacaan Injil :   Mat 1 : 1-17

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan 
Ishak, 
Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram,Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan 
Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, 
Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,Isai memperanakkan 
raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,Salomo memperanakkan 
Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa 
memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, 
Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, 
Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan 
Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu 
pembuangan ke Babel. 

Bacaan selanjutnya lihat alkitab...

RENUNGAN 
Matius membuka injilnya dengan silsilah Yesus Kristus, untuk menunjukkan bahwa 
Yesus Kristus adalah manusia seperti kita.  Silsilah ini ditampilkan agar kita 
bisa memahami siapa Yesus sebenarnya.  Ia bukan hanya sebagai Allah, tetapi 
juga sebagai manusia.  Ia dilahirkan di atas dunia ini sebagai manusia, dalam 
suatu keluarga sederhana dengan sederetan nenek moyang, yg kudus dan yg tidak 
kudus.  Ia hadir di antara manusia, memiliki keluarga
dan sanak saudara, berada diantara orang yg baik dan orang berdosa.  

Ia adalah Allah yg hadir bersama kita ke suatu cara hidup yg lebih benar, yg 
sesuai dengan kehendak Allah.  Yesus yg begitu mulia dan bersahaja tidak malu 
untuk solider dengan kita yg berdosa dan menjalin relasi yg akrab dengan kita 
yg lemah dan tidak berarti.  Ia tidak menjauhkan diri atau menghindar dari kita 
yg penuh dosa.  Malah sebaliknya, Ia berusaha
mendekati kita dan membimbing langkah hidup kita. Bagaimana sikapku terhadap 
sesamaku, terutama mereka yg berdosa: menghindar, menyingkirkan mereka, atau 
menerima mereka sebagai saudara kita yg perlu kita bimbing?  Sikap Yesus patut 
menjadi teladan bagi kita dalam bersikap terhadap sesama.

DOA 
"Ya Yesus, ajari aku untuk melihat semua yg lain sebagai saudaraku, agar kami 
bisa bersama2 memuji dan memuliakan Bapa di surga dalam namaMu. Amin."

(ZIARAH BATIN 2004) 

From: Paulus DS. 

ANJING YANG MILIONER

Di Amerika ada seorang milioner yang aneh, ia kaya raya tetapi kesepian, ia 
hidup sendirian (kurang tahu, isterinya mungkin sudah mati atau cerai tanpa 
meninggalkan anak). Mungkin juga ada beberapa pembantu yang tinggal melayani di 
rumahnya. Tetapi yang paling dekat dengan orang ini ialah anjing herdernya, 
yang tak pernah pisah dengan tuannya.

Pada suatu hari, pembantunya menemukan tuannya meninggal karena serangan 
jantung. Setelah usai pemakaman dibukalah almari besi tempat ia menyimpan 
surat-surat pentingnya. Di situ diketemukan surat wasiatnya. Dalam surat wasiat 
itu ditulisnya bahwa semua hartanya itu diwariskan pada anjing herdernya. Rumah 
itu tetap dipertahankan sebagai semula dengan beberapa pembantunya yang semua 
digaji hanya untuk melayani Sang Herder yang milioner ini. Herder ini tak 
berubah walaupun sekarang ia mempunuai jutaan Dollar yang tersimpan di Bank. 
Makanan sehari-hari tetap sama, tulang-tulang sisa-sisa makanan para 
pembantunya dan makanan anjing sebagaimana biasanya.
Ketika disediakan tempat peraduan yang indah dan empuk, ia tak mau naik, tetapi 
lebih suka tidur di kolong peraduan itu sebagaimana dahulu.
Kesimpulannya anjing itu tak pernah bisa menikmati hartanya yang berjuta 
Dollar, warisan tuannya itu. Kodrat binatangnya tak mampu menikmati apa yang 
bisa dinikmati manusia yang berkodrat manusiawi. Perbedaan kodrat itulah yang 
menghalangi anjing itu menikmati uangnya di Bank.

Sekarang manusia dengan Tuhan juga mempunyai perbedaan kodrat. Manusia 
kodratnya manusiawi, Tuhan kodratnya ilahi. Jelas manusia dengan Tuhan 
mempunyai kodrat yang berbeda. Akibatnya, jika Tuhan mewarisi hartaNya di Sorga 
untuk kita yang manusiawi ini, maka sebenarnya sama saja dengan anjing yang 
mendapat warisan uang di Bank. Manusia sebenarnya tak mampu menikmati apa yang 
diwariskan Tuhan kepadanya, harta Sorgawi. Karena kita dan Tuhan mempunyai 
perbedaan kodrat. Tetapi Tuhan tidak sebodoh milioner yang mewariskan hartanya 
pada anjingnya itu. Oleh karena itu, sebelum Tuhan memberikan warisanNya, Ia 
lebih dahulu memberi KEMAMPUAN pada manusia itu, agar ia bisa menikmati apa 
yang akan diberikan kepadanya nanti (harta Sorgawi). KEMAMPUAN MENIKMATI itulah 
yang dinamakan RAHMAT (kasih karunia).
Di manakah kita bisa memperoleh RAHMAT itu ? Di dalam Gereja, khususnya di 
dalam 7 SAKRAMEN, lebih khusus lagi di dalam EKARISTI.

Ceritera di atas bisa menje

JNM <*> daily devotional

2004-12-28 Terurut Topik pttwr

From: [EMAIL PROTECTED] 

Title: Asleep in Jesus

"Them also which sleep in Jesus will God bring with Him."   --1 Thessalonians 
4:14
 Let us not imagine that the soul sleeps in insensibility. "Today shalt 
thou be with me in paradise," is the whisper of Christ to every dying saint. 
They "sleep in Jesus," but their souls are before the throne of God, praising 
Him day and night in His temple, singing hallelujahs to Him who washed them 
from their sins in His blood. The body sleeps in its lonely bed of 
earth, beneath the coverlet of grass. But what is this sleep?

 The idea connected with sleep is "rest," and that is the thought which the 
Spirit of God would convey to us. Sleep makes each night a Sabbath for the day. 
Sleep shuts fast the door of the soul, and bids all intruders tarry for a 
while, that the life within may enter its summer garden of ease. The toil-worn 
believer quietly sleeps, as does the weary child when it slumbers on its 
mother's breast. Oh! happy they who die in the Lord; they rest from their 
labours, and their works do follow them. Their quiet repose shall never be 
broken until God shall rouse them to give them their full reward. Guarded by 
angel watchers, curtained by eternal mysteries, they sleep on, the heritors of 
glory, till the fulness of time shall bring the fulness of redemption.

 What an awaking shall be theirs! They were laid in their last resting 
place, weary and worn, but such they shall not rise. They went to their rest 
with the furrowed brow, and the wasted features, but they wake up in beauty and 
glory. The shrivelled seed, so destitute of form and comeliness, rises from the 
dust a beauteous flower. The winter of the grave gives way to the spring of 
redemption and the summer of glory. Blessed is death, since it, through the 
divine power, disrobes us of this work-day garment, to clothe us with the 
wedding garment of incorruption. Blessed are those who "sleep in Jesus."

Title: His Promise
"Lo, I am with you alway."--Matthew 28:20

 The Lord Jesus is in the midst of His church; He walketh among the golden 
candlesticks; His promise is, "Lo, I am with you alway." He is as surely with 
us now as He was with the disciples at the lake, when they saw coals of fire, 
and fish laid thereon and bread. Not carnally, but still in real truth, Jesus 
is with us. And a blessed truth it is, for where Jesus is, love becomes 
inflamed. Of all the things in the world that can set the heart burning, there 
is nothing like the presence of Jesus! A glimpse of Him so overcomes us, that 
we 
are ready to say, "Turn away Thine eyes from me, for they have overcome me." 
Even the smell of the aloes, and the myrrh, and the cassia, which drop from His 
perfumed garments, causes the sick and the faint to grow strong. Let there be 
but a moment's leaning of the head upon that gracious bosom, and a reception of 
His divine love into our poor cold hearts, and we are cold no longer, but glow 
like seraphs, equal to every labour, and capable of every 
suffering.

 If we know that Jesus is with us, every power will be developed, and every 
grace will be strengthened, and we shall cast ourselves into the Lord's service 
with heart, and soul, and strength; therefore is the presence of Christ to be 
desired above all things. His presence will be most realized by those who are 
most like Him. If you desire to see Christ, you must grow in conformity to Him. 

Bring yourself, by the power of the Spirit, into union with Christ's desires, 
and motives, and plans of action, and you are likely to be favoured with His 
company. Remember His presence may be had. His promise is as true as ever. He 
delights to be with us. If He doth not come, it is because we hinder Him by our 
indifference. He will reveal Himself to our earnest prayers, and graciously 
suffer Himself to be detained by our entreaties, and by our tears, for these 
are 
the golden chains which bind Jesus to His people.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
$4.98 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/IYOolB/TM
~-> 

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/