JNM <*> Kenapa Anda bersedih hati? & Cukupkah 490 Kali Maaf?

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: Mang_Ucup 

Kenapa Anda bersedih hati?

Satu pertanyaan yg jarang sekali kita dengar! Kenapa? Karena kebanyakan orang  
tidak tertarik untuk mendengar keluhan orang lain, dgn catatan "Ngurusin 
problem dan kesusahan sendiri aza udah kebanyakan, buat apa aku menambah beban 
yg ada, - no time & no interest!" Bahkan jangan2 nanti kita turut kecepretan 
nasib sialnya!

Memang kita sering mengajukan pertanyaan "How are you?", tetapi kalau kita 
jujur, ini hanya sekedar basa-basi pemanis bibir saja, sebab kenyataannya kita 
tidak tertarik untuk mendengar jawabannya. Pertanyaan yg instant untuk jawaban 
yg instant pula.

Kenapa dunia ini semakin hari semakin egoist dan semakin dingin! Sejak 
terjadinya krismon di Indonesia, berapa juta orang yg kehilangan pekerjaannya, 
harta maupun kesehatan, belum lagi dibayangi oleh rasa takut menjelang pemilu 
ini. Apakah kita tertarik untuk mendengar keluhan mereka?
Tidak! Bahkan kalau kita dengarin keluhan mereka, bisa2 nanti buntutnya enggak 
enak lagi, dimana mereka mau minjam duit ataupun minta pekerjaan.

Oleh sebab itu kita merasa semakin hari semakin kesepian di dunia yg ramai dan 
penuh dgn hiruk pikuk ini. Walaupun mungkin benar kadang2 ada orang yg tertarik 
untuk mendengar problem kita, tetapi akhirnya kenyataan pahit harus kita 
terima, dimana keluhan kita ini dijadikan story untuk bahan gunjingan ngerumpi 
seluruh kampung maupun di kantor. Sehingga sering terpikirkan kepada siapa lagi 
kita bisa berbagi rasa?

Tidak si kaya - tidak si miskin, semua orang di dunia ini bukan hanya pernah 
saja tetapi sering mendapat kunjungan dari Mr. Sad, yg membawa duka, kesedihan, 
kesusahan di dlm hati kita. Sehingga sering saya bertanya kepada Tuhan: "Engkau 
bisa mengambil istri, harta, kesehatan dan pekerjaan dari saya, kenapa Engkau 
tidak bisa mengambil kesedihan dan rasa duka dari hati saya?"

Apakah kita hanya tertarik akan berita2 sensasi saja tentang pembunuhan, 
tentang perang di Kosovo, tetang adanya banjir, gempa bumi dsb-nya? Tetapi 
apakah kita tertarik untuk mendengar keluhan dari korban musibah ini? Tidak, no 
time - no interest and the most important thing NO MONEY!

Tetapi kita tertarik kalau si A menang loto/nalo, kita tertarik kalau si B naik 
pangkat, kita tertarik kalau si C dapat proyek dgn catatan siapa tahu kita akan 
kecepretan rejeki bisa, sehingga  turut nebeng dikit.

Berapa kali kita pernah mendengar keluhan, pada saat aku jaya tiap orang ingin 
berkawan, bahkan mengaku saudara dgn saya, tetapi pada saat aku jatuh, 
jangankan manusia, setanpun menjauhi kita!

Kita lebih senang berkujung ke pesta ulang tahun daripada berkujung ke orang 
sakit, kita lebih senang datang kepesta perkawinan daripada melayat orang yg 
meninggal dan turut berkabung dgn mereka. Tamu yg dtg ke pesta ulang tahun saya 
akan lebih mudah terlupakan, tetapi orang yg berkujung pada saat saya sakit 
hingga kapanpun tidak akan terlupakan. Kita akan mudah mengajak dan mencari 
kawan untuk tertawa besama, tetapi sukar untuk mendapatkan kawan yg mau 
menangis bersama.

Jawaban yg saya terima kebanyakan lebih bernadakan kritikan maupun saran, 
tetapi jarang sekali ada orang yg bisa turut dan mau merasakan perasaan yg 
tercerminkan di balik tulisan saya. Salah seorang pembaca yg mungkin merasakan 
bahwa saya merasa kesepian sehingga ia menulis: "Mang, kalau Allah tiba-tiba 
berdiri dihadapanku dan mengatakan bahwa aku boleh mengajukan 3 permintaan mau 
tau apa yang akan kuminta? ...Buat mata Mang Ucup melihat dunia ini menjadi 
kebun bunga.

Mungkin bagi orang lain kata2 ini sekedar basa-basi, tetapi bagi saya yg pada 
saat saya membaca kata2 tsb diatas, entah kenapa terlinang air mata saya 
keluar! Rupanya masih ada orang di dunia ini yg tertarik akan problem orang 
lain, rupanya masih ada di dunia ini orang yg mau berbagi rasa dgn kita?

Maka dari itu marilah kita menyediakan sejenak waktu kita untuk mereka yg 
sedang membutuhkanya, entah untuk mendengar keluhan mereka, entah untuk 
menghibur mereka. Beberapa kata2 yg kita tuliskan maupun ucapan akan besar 
sekali artinya bagi orang yg sedang membutuhkannya. 

No matter what we might be suffering, 
we can be sure that God 
will never leave us hopeless.

Maranatha
Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.og

From: Roy Adimulyo <[EMAIL PROTECTED]> :

Cukupkah 490 Kali Maaf?

Yesus sendiri yang mengatakan bahwa kita harus memaafkan orang lain sebanyak 
tujuh kali tuju puluh kali (Mat 18:22). Namun Dia tidak bermaksud memerintahkan 
kita membawa-bawa kalkulator untuk menghitung berapa kali kita harus memaafkan. 
Memaafkan tidak memperhitung kan jumlah. Memaafkan adalah bagian dari kehidupan 
Kristiani. Selama manusia belum mampu melepaskan diri dari rasa kebencian 
(hatred) dan kepahitan (bitterness), manusia akan selalu membutuhkan untuk 
memaafkan. Pada kenyataanya, banyak dari kita yang masih men-salah artikan 
konsep memaafkan ini. 

Memaafkan Tidak Melupakan.
Tuhan tida

JNM <*> [Posko Bersama - Sahabat Peduli] Info 24 Jan

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: Leonard Han 

Info 24 Jan Edisi 4

JARINGAN KOMUNIKASI BANTUAN ACEH-SUMUT (JARKOMBAS)
Updated: 24 Januari 2005

KONDISI NIAS SEKARANG, KEBUTUHAN AKAN PELAYANAN PASCA TRAUMA
Kontak kami di Gn. Sitoli Nias mengatakan kebutuhan para korban di Nias berupa 
makanan, pakaian, medis, sudah tertangani dengan baik. Kini yang masih sangat 
diperlukan adalah pelayanan konseling pasca trauma, yang menuntut adanya 
spesialis dan orang-orang yang benar-benar terlatih. Selain itu, banyak pihak 
dari luar negeri merencanakan untuk turut serta dalam tahap 
rehabilitasi/membangun pemukiman baru. 

Tentu saja, keadaan di Aceh jauh lebih parah. Ketua Komisi X DPR berkata bahwa 
1/3 Aceh dapat diumpamakan seperti rumah sakit jiwa yang besar. Banyak relawan 
medis yang telah kembali ke Jakarta menceritakan berbagai pengalaman yang 
mengenaskan. Seorang dokter wanita harus merawat anak bayi usia enam bulan yang 
dibawa oleh abangnya sendiri yang masih berusia 9 tahun. Bayi itu menderita 
diarhe, tetapi ketika ditanya di mana ibu bayi tsb., dengan pandangan mata yang 
kosong anak lelaki itu berkata, "Sudah tidak ada." Bagaimana dengan ayah? "Juga 
sudah tidak ada," jawabnya sedih. Betapa memilukan melihat seorang anak 
menggendong adiknya sendiri yang masih memerlukan susu ibunya. Dokter itu masih 
mempunyai persediaan dua dus susu, maka ia langsung memberikan susu itu kepada 
anak tsb. Ia harus diajari pula bagaimana memberikan obat diarhe itu kepada 
adiknya.
Rabu minggu lalu ada kiriman susu sebanyak muatan satu truk diangkut Hercules 
ke B Aceh, utk dibagikan pada hari raya Idul Adha. 

CUPLIKAN SURAT KABAR
[Abaikan jika Anda sudah sempat membacanya minggu yang lalu]

SUARA PEMBARUAN DAILY 
WashWatch: USS Abraham Lincoln di Aceh
Christianto Wibisono   [SP, 19 Jan. 2005]

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono dikritik oleh Budiarto Shambazy dalam 
Politika di Harian Kompas, Sabtu (8/1), karena dingin dalam jumpa pers 
pasca-KTT Tsunami di Jakarta. Sementara Ridwan Saidi hari Sabtu yang sama di 
harian ini, mengingatkan bahwa pasukan multinasional di bawah PBB kemungkinan 
berada di Aceh sampai lima tahun lagi. 
Hari Kamis (6/1), saya menyaksikan pengumuman Direktur USICS (United States 
Immigration and Citizenship Services) dan Presiden El Salvador bahwa korban 
gempa bumi negara itu, yang telah ditampung di AS, akan memperoleh perpanjangan 
Temporary Protected Status (TPS) sampai Maret 2006. 

Hal itu mengingat kondisi El Salvador yang lima tahun setelah gempa dahsyat 
2001, baru merampungkan 50 persen rekonstruksi wilayah gempa. Seorang wartawan 
Bangladesh menanyakan, apakah Pemerintah AS juga akan memberikan jatah imigrasi 
ke AS bagi para korban tsunami Asia. 
Direktur USICS menyatakan bahwa hal itu memerlukan pengkajian, sebab warga El 
Salvador itu umumnya sudah mempunyai keluarga di AS saat gempa bumi terjadi. 
USICS adalah jawatan yang mengurus imigrasi dan kewarganegaran AS di bawah 
Department of Homeland Security. Tragedi tsunami menurut Dr Sjahrir dalam acara 
di Usindo, 4 Januari 2005, bertema The Impact of Tsunami, The New Social and 
Political Landscape, memerlukan mentalitas pascatsunami dari elite dan rakyat 
Indonesia. 
Kapal induk nuklir Amerika, USS Abraham Lincoln, sudah berlabuh di Sabang 
dengan lusinan helikopter. Pasukan AS, Singapura, dan Australia, yang 
ber-"dwifungsi" menjalankan tugas kemanusiaan, terbukti lebih piawai dan 
cekatan melakukan operasi penyelamatan darurat. 

Prancis akan mengirim kapal Jeanne d'Arc, kata Menhan Michelle Alliot-Marie 
(ini wanita sipil tulen). Dengan demikian, seluruh tentara negara yang dikecam 
sebagai "liberal" dalam tragedi tsunami ini telah disulap menjadi tentara 
pelaksana "dwifungsi sejati", dari penembak jitu menjadi penyelamat jiwa yang 
gesit dan terampil. 
Sementara tentara Indonesia karena politicking di tingkat jenderal, dan ikut 
terhempas bencana tsunami, kehilangan peran, yang dulu sangat dominan. Di zaman 
Soeharto, dwifungsi berarti seluruh manusia Indonesia harus menunggu komando 
jenderal atau komandan di semua tingkatan dan jajaran. Aparatur sipil tidak ada 
yang berani bergerak kalau Soeharto atau Pangab atau Pangdam atau Danrem dan 
Dandim serta Babinsa belum mengeluarkan "instruksi". 

Jaringan intel dan operasional militer mengakar sampai ke desa terpencil. Semua 
bagaikan robot dipencet dari Cendana ke Cilangkap. Setelah Soeharto lengser dan 
Gus Dur menggeser Wiranto, tentara memang masih berusaha mempertahankan 
struktur warisan Soeharto. Tetapi, dunia sudah berubah, sebab transparansi 
tidak memungkinkan tentara menjalankan peranan seperti alat dinas rahasia Savak 
di zaman Shah Iran, atau Mukhabarat intelnya Saddam. 
Tentara Indonesia, karena kebijakan politik yang kurang menghargai HAM, telah 
diisolasi oleh sumber logistik terpenting, AS. Karena itu, armada laut dan 
skuadron udaranya tidak mungkin lagi menjalankan fungsi penyelamatan Aceh 
secara maksimal. Karena itulah, helikopter Armada VII yang berpangkalan di USS 
Abraham Lin

JNM <*> Hambatan Kecil & Ini Baru Luar Biasa

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: Denmas Marto 

Hambatan Kecil
Tetaplah berdoa. - 1 Tesalonika 5:17

Saat merenungkan nas kali ini, aku teringat pengakuan jujur C.S. Lewis. "Yang 
paling sering mengganggu doa pribadi saya bukanlah hambatan yang besar, 
melainkan hambatan yang kecil-kecil, yaitu hal-hal yang harus dilakukan atau 
dihindari pada jam-jam berikutnya," katanya.
"Tetap berdoa" secara sederhana dapat diartikan sebagai melibatkan Tuhan dalam 
segala sesuatu yang kita kerjakan. Tantangan ini justru paling berat untuk 
dipenuhi saat kita bergumul dengan rutinitas dan persoalan keseharian yang 
tampaknya sepele - saat kita harus berhadapan dengan "hambatan yang 
kecil-kecil."

Sebagai penulis, masalah yang kerap kuhadapi berkisar pada kebuntuan ide, 
komputer macet, disket rusak, koneksi internet yang lambat. Namun, celakanya, 
hal-hal semacam itu justru bisa sangat menyedot energi dan, tentu saja, 
menjengkelkan.
Di situlah persoalannya: Siapa yang masih sempat memikirkan Tuhan selagi 
jengkel? Bagaimana melibatkan Tuhan ketika listrik tiba-tiba padam dan naskah 
panjang yang tengah kuketik belum sempat kurekam?
Akan tetapi, hambatan itu juga dapat kuanggap sebagai berkat. Itu seperti 
bisikan lembut yang menghentikan aku, mengingatkan aku untuk rehat sejenak dari 
kesibukan, untuk berpaling dan memberi ruang bagi hadirat-Nya. Alih-alih 
mendengus kesal, aku bisa tetap tenang, menarik napas panjang, bersyukur kepada 
Tuhan, lalu mendendangkan lagu rohani kesayangan. Dengan kata lain, hambatan 
itu justru mendorongku untuk "tetap berdoa." ***

Catatan Denmas Marto | Puisi, Fiksi, Renungan, Film, Buku, Artikel
http://www.geocities.com/denmasmarto
=
From: Mundhi Sabda Lesminingtyas 

"Ini Baru Luar Biasa"
(Oleh Lesminingtyas)

Beberapa waktu yang lalu, saya menurunkan tulisan tentang "Hadiah Terindah 
Untuk Si Miskin". Melalui tulisan itu saya berharap dapat membagi berkat yang 
luar biasa, yang telah saya terima dari Tuhan. Dalam tulisan tersebut saya 
menceritakan betapa beratnya saya harus berjuang mengalahkan ego saya untuk 
merendahkan diri di hadapan Tuhan. Saya berharap setiap pembaca menilik hati 
masing-masing dan menguji apakah pelayanan yang selama ini dilakukan, 
sungguh-sungguh murni untuk meninggikan nama Tuhan, tanpa
motivasi mengatrol popularitas diri.
Sayang sekali beberapa pembaca kurang cermat menangkap pesan dan berkat apa 
yang ingin saya bagikan. Beberapa rekan pendamping dari Gereja Kristus 
Ketapang, mengirim email kepada saya untuk meminta maaf. Mereka yang sempat 
ngobrol akrab dengan saya saat pelayanan, menuliskan email sbb: "Maaf, kemarin 
saya tidak 'menuakan' ibu, karena penampilan ibu sangat sporty dan berjiwa 
muda". Teman yang satunya menulis "Mbak,  jelas aja kita semua salah...lah wong 
penampilan nya juga seperti anak muda, gak jauh2 dari kita2 ini.."

Saya hanya tersenyum! Walaupun saya sedikit tersanjung dengan ungkapan hati 
mereka, tapi bukan itu yang saya inginkan. Saya justru heran menerima 
permintaan maaf itu. Justru seharusnya sayalah yang meminta maaf, karena 
sebelum berhasil mengalahkan kesombongan, saya sempat menganggap mereka tidak 
ada apa-apanya dibandingkan dengan saya. Untuk menyambut email persahabatan 
itu, saya pun membalas sbb : "Saya senang bisa berkenalan dan ngobrol dengan 
kalian. Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena  kalian semua lucu-lucu dan 
menyenangkan". Dan puji Tuhan, sampai sekarang persaudaraan
itu terjalin, di mana saya menyapa akrab dengan sebutan "Dede" atau "Di Di"
Walaupun saya berharap pembaca bisa belajar untuk rendah hati dalam pelayanan, 
tapi tidak sedikit orang yang telah lama melayani Tuhan, justru menganggap saya 
tinggi hati. Seorang pembaca mengkhotbahi saya tentang pentingnya rendah hati. 
Saya hanya bisa menjawab dalam hati "Menulis artikel, khotbah atau membawakan 
seminar tentang rendah hati, itu sudah biasa bagi saya. Tapi untuk mengalahkan 
ego dan menanggalkan popularitas untuk rendah hati tidaklah mudah" Melalui 
tulisan itulah saya ingin membagikan suka cita yang telah saya dapatkan melalui 
kemenangan jiwa saya yang telah mengalahkan keangkuhan hati saya.

Ada juga orang yang menganggap saya sombong. Sayang sekali, orang-orang semacam 
itu hanya tahu bahwa saya sombong. Mereka menutup diri untuk belajar dari 
pengalaman saya yang telah berhasil mengalahkan kesombongan saya. Saya 
sependapat bahwa sombong adalah sifat yang tidak terpuji. Walaupun tidak pernah 
berniat menjadi orang sombong, namun sangatlah biasa bagi orang yang makin 
banyak dikenal dan dibutuhkan orang seperti saya ini tanpa sadar menjadi 
sombong.
Dari email yang saya terima, hanya ada beberapa senior yang mengaku mendapatkan 
berkat dari tulisan saya. Mereka merasa malu, karena selama ini mereka juga 
sombong seperti saya. Mereka salut karena saya telah berhasil mengalahkan 
kesombongan saya dan menggantinya dengan kerendahan hati. Menasehati orang 
supaya tidak sombong, itu sudah merupakan hal yang biasa.
Namun 

JNM <*> Pemeliharaan Anak dan Kesabaran & Enaq Dibaca dan Gratis.

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: [EMAIL PROTECTED] 

   Pemeliharaan Anak dan Kesabaran.

Lahirnya anak di tengah-tengah keluarga menciptakan suasana dan lingkungan 
baru. Dua insan yang menyatu akan membuahkan apa yang dirindukan yakni orang 
ketiga dalam keluarga. Anak merobah segala kebiasaan  di dalam rumah tangga 
baru. Kebiasaan makan, tidur, berpakaian sangat mencolok. Dua insan yang 
mendirikan rumah tangga itu menumpahkan perhatiannya kepada anak (Orang ketiga 
). Anak menjadi pusat perhatian.Pola pemliharaan ini seringkali menurut  apa 
yang mereka alami dari orangtuanya, tetapi mungkin juga kedua insan yang 
berbahagia ini mendidik anaknya menurut pola berpikir zamannya, melalui buku 
dan ilmu serta pengetahuan yang mereka peroleh. Situasi ini memerlukan 
kesabaran mutlak. Orangtua secara alamiah terpaksa mengubah tingkah laku 
mereka. Kehadiran orang ketiga ini merombak sikap  mereka terhadap lingkungan 
mereka sendiri. Mereka harus membagi rasa, membagi materi dan membagi 
pengertian serta perhatian. Mereka tidak dapat memikirkan diri sendiri dan 
temperamen mereka juga harus disesuaikan dengan kondisi anak itu sendiri.

Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga, akan mengubah impian dan cita-cita 
mereka dengan realitas, mengubah suasana ekonomi keluarga, mengubah segala 
sesuatu dalam keluarga. Sebuah revolusi terjadi di tengah-tengah keluarga itu. 
Kenyataan akan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi mereka. Ujian 
yang paling jelas dalam segala aspek kehidupan itu adalah "Kesabaran". 
Pemeliharaan anak memerlukan kesiapan lahir maupun batin.Ini terjadi dari hari 
ke hari. Proses pemeliharaan ini terjadi juga di dalam diri sang anak.Ia 
membentuk tabiatnya dari hari ke hari sesuai dengan gambaran yang dilihatnya.Ia 
melihat dan memperhatikan tingkah laku orang dewasa di sekitarnya dan melalui 
kehidupan inilah ia membentuk tabiatnya. Apa yang diperolehnya dari 
orangtuanya, itulah yang menjadi dirinya.

   Kesabaran Berkaitan dengan Disiplin.

Norma-norma, hukum tidak tertulis, aturan-aturan kehidupan, secara tidak 
disadari diperlihatkan dalam tingkah laku manusia. Setiap orang yang lahir ke 
dunia ini terkait dengan aspek kehidupan yang disebutkan diatas. Manusia lahir 
dengan keterbatasan-keterbatasannya. Manusia hidup dengan disiplin-disiplin 
yang diciptakannya, dihayatinya dalam kehidupan. Demikianlah orangtua yang 
mengasihi anaknya, dalam perkembangannya
menuju kedewasaan harus menjalankan disiplin yang sesuai dengan kodrat anak itu 
sendiri. Disiplin harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak itu. 
Ibarat sebatang pohon, sekalipun angin menerpanya dengan dahsyat, tetapi kalau 
akarnya sudah kuat,ia tidak akan roboh.Ia tetap bertahan sesuai dengan 
kemampuannya. Kasih menjadi fundasi dan disiplin menjadi tonggak.Orangtua yang 
mengetahui dan memiliki disiplin akan menerapkannya
sesuai dengan tingkat pertumbuhan anaknya.

Disiplin sangat penting.Faktor ini melatih seseorang mengekang diri,membina 
kesabaran yang tangguh dan sekaligus mengajarkan tanggung jawab 
kehidupan.Tonggak-tonggak,pagar-pagar kehidupan ini memberi warna kesabaran. 
Kesabaran akan mendukung kualitas kehidupan. Anak yang dididik disiplin secara 
"wajar" akan terhindar dari bencana yang tidak diharapkan. Kewajaran memberi 
makna kepada kita, memberi makna kepada anak-anak kita, karena masing-masing 
berjalan pada jalur yang sama-perkataan dengan perbuatan serupa dan pengertian 
yang timbal balik pun terjadi. Anak yang tumbuh dan disiplin dibawah naungan 
orangtua yang penuh kesabaran akan melahirkan generasi yang tangguh, penuh 
dedikasi dan tanggung jawab yang besar.
Keuletan orangtua tidak sia-sia, apabila sifat sabar dimilikinya. Sifat sabar 
yang positif-bukan memanjakan anak dalam cinta kasih yang keliru-membawa anak 
ke arah yang positif, mencegah mereka dari kenakalan remaja dan mendatangkan 
kegembiraan bagi orangtua. Keuletan yang dimiliki orangtua merupakan tampang 
ketahanan melawan derita dan pencobaan kehidupan. Ia tidak gamang menghadapi 
kehidupan, karena ia telah memiliki disiplin yang kuat.

Apakah dengan demikian seorang ayah atau ibu tidak memiliki rasa amarah lagi? 
Kalau kesabaran telah dimiliki apakah orangtua tidak boleh marah kepada anak 
mereka? Pertanyaan ini harus kita perhatikan dengan seksama. Patut diketahui 
bahwa sesungguhnya amarah tidak selalu salah.Yang salah ialah apabila amarah 
itu yang menguasai kita dan kita tidak mampu mengendalikannya.Amarah yang 
dikekang dalam hati akan merusakkan diri
sendiri, kata banyak orang. Oleh karena itu apakah amarah itu diluapkan saja? 
Boleh ! Amarah boleh diluapkan, tetapi janganlah amarah yang menguasai anda. 
Amarah yang tidak menguasai seseorang ialah amarah yang penuh dengan 
kebijaksanaan." Apakah ada amarah yang bijaksana?" Tentu ! Amarah yang 
bijaksana lahir dari orang yang bijaksana, yang memiliki disiplin hidup, yang 
telah menghayati kehidupan ini dengan sadar dan penuh tanggung jawab.

Kibatnya, orang yang dimarahi menerima "luapan amarah" 

JNM <*> BELENGGU DEPRESI & Lilin kecil-Mu

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: Leonard Han 

BELENGGU DEPRESI

Allah Bapa dalam Kristus,

Sepanjang hari aku merasa lesu,
makan dan tidur terus terganggu
siang malam hidup terasa tidak menentu
penderitaan ini sudah berminggu-minggu.

Sewaktu-waktu aku diliputi rasa kecewa
entah kenapa
lalu aku bermuram durja
dan marah pada diriku juga.

Sering aku tiba-tiba sedih memelas
tanpa sebab yang jelas
rasanya aku ingin menangis keras-keras
tetapi air mata kering seperti kertas.

Semua minatku terhenti
aku jadi enggan pergi-pergi
sepanjang hari cuma duduk menyendiri
meratapi keadaanku ini.

Akibatnya aku jadi sering mengeluh
kepada tiap orang mau mengadu
perasaan sama sekali tidak teduh
aku merasa diri sangat rapuh.

Padahal biasanya aku tabah berani
namun sekarang terpuruk jadi begini
aku bagaikan kehilangan diri
semua ini gejala-gejala depresi.

Aku seperti dibelenggu rantai besi
yang membelenggu adalah diriku sendiri
sebetulnya jelas apa terapi dan solusi
yaitu kalau aku mau membuka belenggu ini.

Maka aku menundukkan kepala dan hati
memohon belas pengasihan Bapa Surgawi:
Tolonglah agar aku mau melepaskan diri
dan mau pulih jadi diriku lagi.

Tetapi berusaha seorang diri aku tak mampu
Tuhan, kasihanilah, kasihanilah aku
masuklah ke dalam hatiku dengan damai-Mu
sembuhkanlah jiwaku.

Amin.

pengantar Warta Jemaat Minggu 23 Jan 2005 -
GKI Samanhudi
by ANDAR ISMAIL
===
From: Leonard Han 

Lilin kecil-Mu

Allah Bapaku,

Di hadapanMu aku bertelut
sujud memohon ampun dan belas kasihan
agar Engkau selalu menyertai dan membimbing
pikiran dan kehendakku setiap hari

Yesus Tuhanku,

Jadikan diriku sepenggal lilin kecil bagiMu
yang membantu menerangi sekitarku
suci dan kuduskan diriku
agar terangku dapat bersinar hangat

O Roh Kudus,

Tolonglah mengarahkan akal budiku
supaya gemar mendengarkan suaraNya
supaya rindu membaca firmanNya
dan aku terus bersinar bagiNya

Amin.

Love & pray,
Leo

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM <*> daily devotional

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: [EMAIL PROTECTED] 

Daily devotions for 01-26-2005:
Devotion: Morning and Evening
Morning Title: We Call Him Father
Evening Title: The Wonder of God
Do you enjoy this devotional? Send it on to a friend!


Morning: We Call Him Father
"Your heavenly Father."  --Matthew 6:26

God's people are doubly His children, they are His offspring by creation, and 
they are His sons by adoption in Christ. Hence they are privileged to call Him, 
"Our Father which art in heaven."
Father! Oh, what precious word is that. Here is authority: "If I be a Father, 
where is mine
honour?" If ye be sons, where is your obedience?
Here is affection mingled with authority; an authority which does not provoke 
rebellion; an
obedience demanded which is most cheerfully rendered--which would not be 
withheld even if it
might. The obedience which God's children yield to Him must be loving 
obedience. Do not go about the service of God as slaves to their taskmaster's 
toil, but run in the way of His
commands because it is your Father's way. Yield your bodies as instruments of 
righteousness, because righteousness is your Father's will, and His will should 
be the will of His child.

Father!--Here is a kingly attribute so sweetly veiled in love, that the King's 
crown is
forgotten in the King's face, and His sceptre becomes, not a rod of iron, but a 
silver sceptre
of mercy--the sceptre indeed seems to be forgotten in the tender hand of Him 
who wields
it. Father!--Here is honour and love. How great is a Father's love to his 
children! That which
friendship cannot do, and mere benevolence will not attempt, a father's heart 
and hand must do for his sons. They are his offspring, he must bless them; they 
are his children, he must show himself strong in their defence. If an earthly 
father watches over his children with unceasing love and care, how much more 
does our heavenly Father? Abba, Father! He who can say this, hath uttered 
better music than cherubim or seraphim can reach. There is heaven in the depth 
of that word--Father! There is all I can ask; all my necessities can demand; 
all my wishes can desire.
I have all in all to all eternity when I can say, "Father."

Evening: The Wonder of God
"All they that heard it wondered at those things."  --Luke 2:18

We must not cease to wonder at the great marvels of our God. It would be very 
difficult to draw a line between holy wonder and real worship; for when the 
soul is overwhelmed with the majesty of God's glory, though it may not express 
itself in song, or even utter its voice with bowed head in humble prayer, yet 
it silently adores. Our incarnate God is to be worshipped as "the Wonderful." 
That God should consider His fallen creature, man, and instead of sweeping him 
away with the besom of destruction, should Himself undertake to be man's 
Redeemer, and to pay his ransom price, is, indeed marvellous!  But to each 
believer redemption is most marvellous as he views it in relation to himself.

It is a miracle of grace indeed, that Jesus should forsake the thrones and 
royalties above,
to suffer ignominiously below for you. Let your soul lose itself in wonder, for 
wonder is in this
way a very practical emotion. Holy wonder will lead you to grateful worship and 
heartfelt
thanksgiving. It will cause within you godly watchfulness; you will be afraid 
to sin against
such a love as this. Feeling the presence of the mighty God in the gift of His 
dear Son, you will put off your shoes from off your feet, because the place 
whereon you stand is holy ground. You will be moved at the same time to 
glorious hope.
If Jesus has done such marvellous things on your behalf, you will feel that 
heaven itself is not
too great for your expectation. Who can be astonished at anything, when he has 
once been
astonished at the manger and the cross? What is there wonderful left after one 
has seen the
Saviour? Dear reader, it may be that from the quietness and solitariness of 
your life, you are
scarcely able to imitate the shepherds of Bethlehem, who told what they had 
seen and heard,
but you can, at least, fill up the circle of the worshippers before the throne, 
by wondering at
what God has done.

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM <*> www.acehmediacenter.or.id : sarana informasi kegiatan relawan

2005-01-26 Terurut Topik Perhimpunan INTI

Rekan2 sekalian,

 

terhitung mulai hari ini, data pengungsi dari Posko Pengugsi Metal, Medan sudah 
bisa dilihat online di www.acehmediacenter.or.id.

 

Situs ini dikelola oleh teman-teman kita di Tim Air Putih yang berafiliasi 
dengan APJII, Sekolah 2000, Pena Indonesia, PMI, Master, Awari Orari, IDTUG, 
indoWLI. 

 

Situs ini juga merupakan situs terlengkap dan paling update di mana data 
tentang kondisi Aceh diperoleh dari seluruh teman2 kita di Offroader Peduli 
Aceh, Suara Aceh 99FM, Sekretariat Nasional Uplink, Kosorsium Kemiskinan Kota, 
Bitra, Posko Rescue Aceh, Sekber PMVBI, Yappika, Give a Hand for Aceh, dll.

 

Semua data dan kegiatan relawan dari INTI/PTM/PTSUPBA juga akan kami update 
terus dan akan disiarkan melalui situs ini.


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM <*> Cerita Pengungsi Aceh di Gang Metal

2005-01-26 Terurut Topik Perhimpunan INTI

Cerita Pengungsi Aceh di Gang Metal

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/01/25/Utama/ut06.htm

 

DI mulut gang itu tampak banyak mobil berjajar. Dari mobil-mobil itu diturunkan 
berbagai barang sumbangan berupa mi instan, beras, pakaian layak pakai, air 
dalam kemasan, makanan kaleng, dan banyak lagi. Ada pula yang membawa 
sayur-mayur dan buah-buahan segar.

 

Di sebuah bangunan rumah yang telah "disulap" menjadi ruang administrasi 
penerimaan sumbangan merangkap pos kesehatan, relawan mencatat jenis dan jumlah 
sumbangan, serta memberi tanda terima kepada penyumbang.

 

Gang Metal 5 di kawasan Pecinan Medan, sejak lama dikenal sebagai "kamp 
konsentrasi" pengungsi warga keturunan Tionghoa dari Aceh. Pada tahun 
1965-1966, ketika Pemerintah menumpas G30S, warga mengambil kesempatan untuk 
mengusir penduduk keturunan Tionghoa dari Tanah Rencong. Penjarahan dan 
pembunuhan terjadi.

 

Kaum etnis Tionghoa lari meninggalkan Aceh. Di Medan, mereka kebanyakan 
bermukim secara mengelompok di Gang Metal 5. Setelah pergolakan etnis berlalu, 
sebagian kembali ke Aceh, sebagian menetap di Gang Metal 5, dan sebagian lagi 
merantau ke tempat-tempat lain.

 

Sekarang, warga Gang Metal 5 menunjukkan solidaritas mereka dengan menyediakan 
"asrama" untuk menampung kaum etnis Tionghoa yang mengungsi dari daerah bencana 
tsunami di Aceh. Korban bencana politik menolong korban bencana alam!

 

Beberapa di antara mereka bahkan secara sukarela menunggu para pengungsi di 
Bandara Polonia, Medan. Bila melihat pengungsi etnis Tionghoa tidak dijemput 
keluarga, mereka segera menawarkan tempat penampungan di Gang Metal 5. Para 
pengungsi lain diantar ke penampungan pengungsi terdekat, atau keluarga mereka 
masing-masing.

 

Murung

 

Di dekat dapur umum, Chin Tjao Tek (88), tampak duduk murung sambil menunggu 
makan siang yang sebentar lagi dibagikan. Jatah makan tiga kali sehari, tempat 
tidur yang cukup nyaman di salah satu rumah penampungan, dan pemberian pakaian 
layak pakai yang tinggal pilih sesuai selera dan ukuran, rupanya belum 
membuatnya mampu menghapus nestapa.

 

"Cucu yang dititipkan kepada saya hilang," kata perempuan tua itu, pilu.

 

Ketika gelombang datang, ia lari membawa cucunya. Tetapi, air sedemikian deras, 
sehingga cucunya terlepas dari pegangan. Ia sendiri beberapa kali terantuk kayu 
besar, seng, dan puing bangunan lainnya, serta timbul-tenggelam dalam air bah 
yang hitam kotor.

 

Di depan Masjid Al Huda ia diselamatkan orang dan dibawa ke lantai yang tinggi. 
Ia selamat. Tetapi, tatapannya masih kosong bila bicara tentang cucunya yang 
hilang. "Untungnya", tidak ada yang menuntut sang nenek atas hilangnya sang 
cucu karena anak-menantunya pun semua hilang dalam musibah itu.

 

"Kampung Mulia dan Kampung Laksana musnah semua," kata Oei Mi Hang. Kedua 
kampung itu, kata perempuan itu, terletak di belakang Gereja Methodist di Banda 
Aceh, dan kebanyakan dihuni warga etnis Tionghoa.

 

Chow Fong Jiao, semula juga tinggal di Kampung Laksana, Banda Aceh. Perempuan 
berumur 55 tahun itu beruntung bisa lari ke lantai tiga rumahnya ketika air bah 
tiba-tiba memenuhi lantai satu rumahnya.

 

Dapur umum sudah buka! Antrean segera terbentuk. Siang itu lauknya sup sayur, 
empal, dan dua macam sayur. Nasi hangat mengepul dengan bau harum. Para 
pengungsi makan sambil duduk mengitari meja-meja panjang yang diatur di dekat 
dapur umum.

 

Dari sudut lauk-pauk dan ketertataan, dapur umum itu sangat berbeda dengan 
dapur umum yang terlihat di Kampung Syiah Kuala dan Darussalam, Banda Aceh, dua 
hari sebelumnya. Di sana mereka hanya mendapat nasi dengan mi instan yang 
dimasak pedas sebagai lauk. Mereka makan sambil berdiri atau duduk di mana saja 
di dekat dapur lapangan itu.

 

Dapur umum di Gang Metal 5 itu terletak di depan sebuah "gudang" sembako, 
bangunan yang sengaja dikosongkan untuk menampung semua barang sumbangan.

 

Karung beras dan kotak mi instan menumpuk hingga tinggi. Solidaritas masyarakat 
menampilkan wujud nyata setelah bencana gempa dan tsunami Aceh ini.

 

Mengejutkan melihat seorang pria yang tampak berdandan rapi, lengkap dengan 
ponsel PDA tergantung di pinggang, ikut mengambil jatah sembako dari gudang. 
Adik perempuannya yang memakai giwang berlian pun ikut mengangkut dus mi instan 
dan biskuit.

 

Mereka memang ternyata pengungsi dari Meulaboh. Tetapi, dengan kekayaan yang 
tampaknya cukup mereka miliki, mengapa pula tidak bisa mandiri, dan malah ikut 
berebut jatah sembako yang sebetulnya lebih menjadi hak yang kurang mampu?

 

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang perempuan setengah baya sedang memarahi 
anak perempuan berumur sekitar 5 tahun. "Dengar! Kamu tidak boleh keluar 
sendirian dari gedung ini, ya? Kalau lapar, bilang sama tante, atau sama 
tante-tante lain yang di meja panitia itu, ya?"

 

Anak perempuan itu rupanya baru saja keluar dari rumah pengungsian, mengejar 
tukang es. Ayah-ibunya hilang dalam bencana. "Semua ibu-ibu di sini menganggap 
dia anak kami,

JNM <*> INTI FLASH NEWS-Pengungsi Tionghoa pulang ke NAD

2005-01-26 Terurut Topik Perhimpunan INTI

Rabu, 26 januari 2005, Perhimpunan INTI

 

Para pengungsi Tionghoa yang mengungsi di Posko Perhimpunan INTI (Indonesia 
Tionghoa), Perkumpulan Tolong Menolong (PTM) dan PTSUPBA (Persatuan Tionghoa 
Sumatera Utara untuk Penanggulangan Bencana Alam) menyatakan keinginannya untuk 
segera kembali ke Banda Aceh dan Meulaboh, dan ikut serta membersihkan 
lingkungan perumahan mereka dari puing dan sampah. Mereka juga ingin segera 
membangun kembali pemukimannya dan melaksanakan kegiatan ekonomi secara 
bertahap untuk bersama-sama warga yang lain memulihkan perekonomian di Banda 
Aceh.

 

Minggu lalu INTI, PTM dan PTSUBA telah mengirim 24 pengungsi dengan dibekali 
uang dan peralatan membersihkan rumah seperti cangkul, sekop, dll untuk 
mempersiapkan sebuah posko yang akan menampung seluruh pengungsi yang akan 
kembali, terutama yang bertempat tinggal di sekitar Banda Aceh.

 

Posko yang berlokasi di Jl. Panglima Polem ini akan berfungsi sebagai tempat 
penampungan sementara, dapur umum, medis dan bila memungkinkan akan 
dipersiapkan untuk pusat informasi dan pendidikan anak-anak. 

 

Sementara itu, rombongan pengungsi kedua telah berangkat Selasa malam (25/1) 
sebanyak 65 orang dengan membawa 2 truk kebutuhan pokok. Diharapkan setelah 
persiapan kamp penampungan selesai, seluruh pengungsi dapat segera kembali ke 
Banda Aceh.

 

Total warga tionghoa NAD yang mengungsi ke Medan tercatat 6854 warga. 


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM <*> Perkembangan Kerja Relawan Kami di Medan, Aceh, Meulaboh

2005-01-26 Terurut Topik Perhimpunan INTI

PERKEMBANGAN DARI MEDAN-ACEH-MEULABOH

 

Perkembangan Tim INTI di Meulaboh: 23 orang Tim medis dan relawan INTI yang 
berangkat dari Jakarta menuju Medan dengan tujuan ke Meulaboh berangkat hari 
rabu 26 Januari 2005 dengan pembagian sebagai berikut : 15 orang menggunakan 
pesawat smack fasilitas Polri. 3 orang berangkat melalui jalan darat. 5 orang 
tinggal sementara di Posko Metal Medan. hal ini terjadi karena pesawat smack 
hanya bisa menampung maksimal 15 orang saja.

 

Ke-18 orang yang berangkat ke Meulaboh sudah tiba semuanya dengan selamat dan 
membuat posko di SMU Unggul, Meulaboh. Fasilitas air bersih sangat terbatas, 
mereka mengandalkan sumur yang keruh airnya. Sementara itu persediaan 
obat-obatan di Meulaboh masih cukup banyak dan belum perlu untuk kita tambah 
lagi. Satu-satunya kendala yang ada adalah pengungsi yang ternyata lebih 
sedikit dari yang diperkirakan. Sore hari ini mereka menangani 23 pasien. malam 
ini mereka dijadwalkan bertemu dan berkoordinasi dengan staf pemerintahan dan 
militer yang bertanggung jawab disana.

 

Barang bantuan yang kita kirim melalui pesawat Herculessemuanya sudah 
berhasil dibawa dan dikeluarkan kecuali 1 tenda hilang yang ternyata tidak ikut 
ke dalam pesawat. Koordinasi pengaturan barang cukup sulit dan memerlukan 'uang 
pelicin' sampai Rp. 1,5 jt kepada petugas kru pesawat yang membongkar muat 
barang. Tim dari Sonora dan Polri yang berjanji datang dan mengurus barang di 
Medan tidak muncul. Barang bantuan ini sementara disimpan di Posko INTI Medan 
di Jl. Mandor, karena setelah ditawarkan Ke INTI Sumut dan INTI Medan mereka 
menyarankan untuk disalurkan ke tempat lain karena persediaan mereka masih 
cukup banyak dan disupport oleh panitia PTSUPBA.

 

Perkembangan Posko INTI-PTSUPBA Banda Aceh: Para pengungsi NAD yang terdaftar 
di posko Metal berangsur-angsur datang ke Banda Aceh dan sekarang sudah 
mencapai sekitar 1000 orang, dengan 60-an relawan. Mereka semua ditampung di 
Jl. Panglima Polem dan mulai membersihkan kawasan pemukiman di sekitar 
Peunayong.

 

Ada 2 kejadian yang cukup menarik yang terjadi, dimana ada 2 orang pengungsi di 
tempat berbeda yang diam-diam pergi ke rumahnya dan berusaha membersihkan rumah 
sendiri tanpa koordinasi dengan panitia, ditemukan meninggal dunia tanpa sebab 
yang jelas. Kesimpulan yang diambil adalah mereka meninggal karena sakit.

 

Tanggal 31 Januari ini Perhimpunan INTI pusat akan mengirim 4 dokter yang akan 
bertugas di Posko Panglima Polem. 4 orang dokter ini akan dikoordinir oleh Dr. 
Indra yang akan berkoordinasi dengan Yayasan Abba Love.

 

Sementara itu bantuan dari Ace Hardware berupa program dapur umum dapat 
dikoordinasikan dengan Bpk. Aziz, Manager store Ace Hardware Medan untuk 
dikirim ke Banda Aceh maupun Meulaboh, dengan melihat perkembangan dari 2 posko 
tersebut.

 

Perkembangan Posko INTI-PTM-PTSUPBA Metal: Saat ini panitia dan relawan posko 
Metal mengurus 1800 anak-anak pengungsi yang orangtuanya kembali ke Banda Aceh. 
Mereka tetap tinggal di Posko Metal untuk mengikuti proses belajar mengajar. 
Mereka belajar di sekolah-sekolah sekitar kawasan jl. Metal Medan dengan gratis 
dari pemerintah. 5 orang dokter dari Tim Medis INTI yang sementara ini 
ditinggal di Posko Metal akan diusahakan berangkat ke Meulaboh dengan pesawat 
Smack. Hal ini akan diurus dan menunggu perkembangan besok (27/1) Bila mereka 
berhasil berangkat, Ulung akan kembali bersama Dr. Indra, bila tidak ia akan 
tinggal di Medan sementara Dr. Indra harus tetap pulang ke Jakarta untuk 
mempersiapkan Tim dokter yang akan berangkat ke Banda Aceh tanggal 31 Januari 
ini (:) 


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM <*> Gods Work Ministry E-Mail

2005-01-26 Terurut Topik pttwr

From: "Dwayne Savaya" <[EMAIL PROTECTED]>

Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail

Dear Friend,

When difficult times come our way and we feel tempted to lose our peace, we
must remember that God is still in control and holds us securely in the 
palms of His hands.  His strength is what should keep us strong and 
confident in His ability and remind us that in His sight All Is Well.  Do
not allow the enemy to steal the Joy that is in your heart, but rather 
stand steadfast in your faith knowing that if God be for you, who can dare
to be against you?  The Bible says that He keeps you as the apple of the 
eye and has graven you upon the palms of His hands.  Such love cannot be 
understood, yet exists without question to all who will simply receive it.
(John 16:33) (Psalm 17:8) (Isaiah 49:14-16) (Romans 8:31-39) (Jeremiah 31:3)

I hope you are encouraged and strengthened by today's message.


HEIDI'S STORY

It was a beautiful Sunday in January.  The temperature had warmed up to 
about 40 degrees, the sky was clear and blue and the wind was calm.  There
was still plenty of snow and ice around, but Heidi was more than ready to
enjoy the afternoon as she made her daily walk through the condominium 
complex.  However, thoughts of her 2 sons overshadowed any pleasure she 
would normally have enjoyed on an afternoon like this.

Her son, Tom, loved off-roading and monster trucks.  The monster truck that
he had loved and enjoyed so much was leaving her driveway today.  It had 
been there, unmoved, for the last 3 years, since Tom had been struck and 
killed by a drunk driver.  Heidi's other son Mark now officially owned it.
Mark had installed a new bug shield, with "Gone, But Not Forgotten" inscribed.

Fear and worry gripped Heidi's heart that day. She turned toward heaven and
prayed "Tom, please, watch over your brother, he's in your hands".  However
much she prayed and pleaded though was not enough to lift the dread in her 
heart.  Heidi knew she had to let go of her worries, but how was she ever 
going to be able to do this? The feeling of fear made letting go seem an 
impossible task. "Oh God" she cried please help me!

Taking a few steps, she looked up and right in front of her was a blind 
woman walking with her guide dog.  Heidi stopped the young woman and said,
"it must be very hard for you to go out on a day like this, with all the 
snow and ice still on the ground".  The blind woman smiled back at Heidi 
and replied "It would be if I didn't trust my dog".  The woman's word hit 
Heidi like a lightning bolt! She knew the woman's words were an answer to
her plea for help.  A light went off in her head as she realized trust was
the key to conquering her worries and fears.  She thanked the woman and 
kept on her journey.

As Heidi continued her walk around the complex she ran into the blind woman
and her dog again.  They chatted for a few minutes and the blind woman, 
whose name was Michelle, shared with Heidi that this trust she had in her
dog did not come overnight.  Michelle explained it took some time to be 
able to put complete trust in her guide dog.  Once she did, though, the 
quality of her life soared.  The trust Michelle placed in her dog had been
hard earned and very much deserved.  Encouraged, Heidi walked on, thanking
the Lord that He had showed her that while trust was paramount, it also 
takes time to learn.

Her spirits much brighter as she got closer to her condo she was greatly 
startled by a large dog running around, barking quite ferociously.  Heidi 
gladly noticed the scary looking beast was chained (though the leash was 
very long) and his owner nearby.  Right then, Michelle and her guide dog 
came around the bend.  Heidi called to Michelle to let her know that even 
though the dog was barking furiously by now, that he was restrained.

Michelle smiled, thanking Heidi for her concern and replied "It's okay, I
trust my dog".  Heidi was awestruck.  What a powerful lesson she had just 
been shown.  She had begun her walk heavyhearted, painful memories haunting
her, and with much dread of the future for her remaining son, Mark.  Never
had she dreamed that her prayer would be answered so promptly, and in such
a down to earth way.  Her merciful heavenly Father not only showed that the
key to letting go is Complete trust, but that it also is not something 
easily or quickly learned.  Learning to trust takes time and work! But, 
once learned, it makes all the difference!

By Eleanor Abramson


Rest in the comfort of the Holy Ghost and know that He will sustain you, 
strengthen you and lift you up when you have no will to stand on your own.
The Bible declares in Proverbs 3:5-6, "Trust in the LORD with all thine 
heart; and lean not unto thine own understanding.  In all thy ways 
acknowledge Him, and He shall direct thy paths."  Trust in God's wisdom 
and consider the direction in which He leads you and stray not from it.  
We read in Job 23:10 ".He knoweth the way that I take: when