JNM * Gods Work Ministry E-Mail

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Dwayne Savaya [EMAIL PROTECTED]

Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail

Dear Friend,

It is important in life that we continually stand strong and show our 
confidence in God's ability to strengthen us, meet our needs and deliver us
from the obstacles that come our way.  The Lord declares in Psalm 46:10 Be
still, and know that I am God. The Lord is able to do exceeding abundantly
above all that we ask or think and are to remember to be still and know 
that God's Spirit is right by our side.  Isaiah 59:1 says, Behold, the
Lord's hand is not shortened, that it cannot save; neither His ear heavy, 
that it cannot hear.  God is the faithful Father who promised to never 
leave you, but will hear your prayer and save you with His mighty hand. 

We should never allow worry or anxiety to enter into our hearts and keep us
from reaching the heights of victory that God wishes for us to reach and
stand upon.  The Lord is our strength and refuge as we read in Psalm 46:1
God is our refuge and strength, a very present help in trouble.  Be 
encouraged to continue on and know that God is with you and will meet your
every need because of your faith, confidence and trust in Him. (Psalm 37:3-9)

I hope you are encouraged by this story to rest in God's ability and trust
that He will save and deliver you from the trials that come your way.

STOP STRUGGLING

A story is told of a man taking a trip on an old wooden sailing ship.  He
was out of the deck one day and saw one of the crew-members climbing the 
ropes, going up to the crow's nest.  When he was about half way up, the 
ship pitched to one side and he was thrown overboard.

When he hit the water, he began to scream for help, and flail his arms 
wildly, as he struggled to survive.  The traveler watched as a sailor 
walked over to the rail of the ship, and calmly observed the man in the 
water.  After a short while the man in the water tired, and began to sink.

Immediately the sailor standing by the rail jumped overboard, and rescued
the drowning victim.  After both men were safely on board, the traveler 
went over to the rescuer and asked, why did you wait so long to jump in 
the water and rescue this man?

He calmly replied, I have found that as long as a man is struggling in the
water, there is a greater chance that he will get us both killed if I jump
in too quickly, and try to save him.  I have learned that it is better to
let them struggle awhile, and when they come to the end of their own 
strength, I can then jump in and rescue them.

My friend, are you like the drowning man in the story? Have you fallen from
your place of comfort and safety, and you are now struggling just to 
survive?  Have you cried out to God to come and rescue you immediately?  It
is possible the Lord is waiting until you have come to the end of yourself,
and stop struggling in a vain attempt to save yourself, through any means. 
When you finally admit you can't save yourself, God will jump into the water 
and save you!

Author Unknown

Read and meditate on these scriptures:

2 Corinthians 1:3-4 Blessed be God, even the Father of our Lord Jesus 
Christ, the Father of mercies, and the God of all comfort; Who comforteth
us in all our tribulation, that we may be able to comfort them which are in
any trouble, by the comfort wherewith we ourselves are comforted of God.

2 Corinthians 12:8-10 For this thing I besought the Lord thrice, that it 
might depart from me.  And He said unto me, My grace is sufficient for 
thee: for my strength is made perfect in weakness.  Most gladly therefore
will I rather glory in my infirmities, that the power of Christ may rest
upon me.  Therefore I take pleasure in infirmities, in reproaches, in 
necessities, in persecutions, in distresses for Christ's sake: for when I
am weak, then am I strong.

Jeremiah 32:17-18 Ah Lord GOD! behold, Thou hast made the heaven and the 
earth by Thy great power and stretched out arm, and there is nothing too 
hard for Thee: Thou shewest lovingkindness unto thousands, and recompensest
the iniquity of the fathers into the bosom of their children after them: 
the Great, the Mighty God, the LORD of hosts, is His Name.

Psalm 37:3-6 Trust in the LORD, and do good; so shalt thou dwell in the 
land, and verily thou shalt be fed.  Delight thyself also in the LORD; and
He shall give thee the desires of thine heart.  Commit thy way unto the 
LORD; trust also in Him; and He shall bring it to pass.  And He shall bring
forth thy righteousness as the light, and thy judgment as the noonday.

All of these scriptures can be found in the King James Version Bible.

Today's Selected Poem:  GOD KNOWS
Click here to read --- http://www.Godswork.org/enpoem15.htm

Today's Selected Testimony:  GOD KNOWS ME
Click here to read --- http://www.Godswork.org/testimony128.htm

In Christ's Service, 
Dwayne Savaya 
Gods Work Ministry 

Please feel free to visit the Website to read more Encouraging and
Inspirational stories, poems and 

JNM * Pasmina Impian (tayang ulang)

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Mundhi Sabda Lesminingtyas 

Pasmina Impian
(Oleh : Lesminingtyas)
-- Sinar Harapan, 11 September 2004--

Sudah beberapa bulan yang lalu saya memimpikan untuk bisa memiliki Pasmina, 
selembar kain untuk pemanis tampilan diri. Saya selalu membayangkan betapa 
menariknya saya kalau mengenakan kain yang memang lagi ngetrend di kalangan 
perempuan berkelas. Setelah sekian lama mengumpulkan sisa-sisa uang belanja, 
saya mempunyai selembar uang yang saya hitung-hitung pas untuk membeli Pasmina 
yang dipajang di toko kain di sebelah gereja. Pasmina yang manis itu memang 
sudah lama saya incar. Setiap pulang dari gereja, saya mampir ke toko itu 
sekedar untuk merasakan lembutnya kain impian saya atau sekedar
memandangi Pasmina yang begitu ingin saya miliki sambil membayangkan betapa
indahnya kelak jika melilit di punggung saya.

Seperti biasa, setiap hari Minggu saya pergi ke gereja untuk mengikuti 
kebaktian yang pertama. Dari rumah saya sudah merencanakan untuk membeli 
Pasmina sepulang dari gereja nanti. Dengan hati yang berbunga-bunga, saya pergi 
ke gereja mengenakan baju terbagus yang saya punya dengan sepatu terbaru yang 
sudah saya semir mengkilat sejak semalam. Tak lupa parfum kelas menengah saya 
semprotan ke tubuh saya untuk menambah kesempurnaan performa.
Seperti biasa, saya naik angkot jurusan Cibinong - Pasar Anyar, Bogor.
Selama di angkot saya duduk sangat berhati-hati supaya baju yang telah saya 
setrika lengkap dengan cairan pewangi itu tidak kusut. Pokoknya minggu pagi itu 
saya ingin tampil habis-habisan, supaya tampak cantik dan mempesona. Dalam 
perjalanan itu saya membayangkan teman-teman di gereja nanti pasti akan 
terkagum-kagum melihat saya yang tampil beda.

Tetapi tiba-tiba, bleg seseorang telah meletakkan bungkusan besar ke dalam 
angkot. Sedetik kemudian sepasang kaki beralas sandal jepit usang dan penuh 
lumpur mendekati kaki saya dan bahkan salah satunya berada tepat di atas sepatu 
saya. Aduh..yach keluh saya spontan sambil menahan amarah. Tapi kejengkelan 
saya segera berakhir setelah saya mendengar suara penyesalan Punteun Neng, Umi 
nggak sengaja. Maap ya Neng, Umi memang sudah lamur (Umi adalah panggilan 
untuk ibu yang biasa dipakai di Arab dan juga di daerah Pasundan, Jawa Barat).
Suara parau dan gemetar itu membuat saya merinding dan memaksa saya mengalihkan 
pandangan kearah suara itu. Ya, ampun Tuhan, saya telah menyakitinya kata 
saya dalam hati sambil memandang haru perempuan yang sudah mulai rapuh termakan 
usia itu. Kulit yang berlipat-lipat dan kotor itu membungkus tulang-tulang 
tubuhnya yang menonjol. Nafasnya yang tersengal-sengal membuat dadanya yang 
dibungkus kain kumal itu bergerak
lebih cepat dari pada orang-orang biasanya, seakan lengkap mengisahkan cerita 
kemiskinan yang dijalaninya. Saya baru sadar bahwa suara saya telah membuatnya 
merasa bersalah. Sayapun segera menenangkannya Nggak apa-apa kok mi, saya 
sudah biasa

Tapi biarpun saya sudah menunjukkan sikap yang memaafkan, perempuan tua itu 
belum habis juga rasa bersalahnya. Ia berusaha menarik ujung selendangnya, 
membungkuk dan meraih ujung sepatu saya. Dengan selendang miliknya, perempuan 
itu berusaha membersihkan lumpur tebal yang menempel di ujung sepatu saya. 
Secara reflek sayapun menarik kaki saya, berusaha menjauh. Saya risih dengan 
perlakuan dan sikap Umi yang merendahkan dirinya. Tangan sayapun menggapai dan 
menarik tangan Umi ke atas sehingga ujung sepatu saya benar-benar tak tersentuh 
lagi oleh tangannya yang kurus, pucat dan dingin itu.
Untuk menunjukkan ketulusan saya yang telah melupakan dan memaafkan kejadian 
tadi, saya berusaha mengajaknya bicara. Umi mau kemana ? tanya saya lembut.
Biasa neng, mau jual opak ke pasar jawab perempuan tua itu sambil membetulkan 
bungkusannya yang begitu besar.
Ini terbuat dari apa, mi tanya saya berbasa-basi, sambil menunjuk 
lempengan-lempengan tipis berwarna krem yang ada di bungkusan milik Umi.
Dalam logat Sunda yang kental, perempuan itupun menjawab Namina oge opak, 
dijieunna tina sampeu, atuh neng !. Saya hampir tak mengerti kata-kata Umi, 
saya hanya menangkap bagian depannya saja yang kira-kira artinya namanya 
opak, tapi selebihnya saya benar-benar tidak mengerti. Supaya nggak diajak 
bicara Bahasa Sunda yang lebih panjang lagi, saya jawab saja O... sambil 
pura-pura tahu. Tapi tampaknya mata perempuan itu tidak bisa dibohongi.

Ieu teh opak neng. Dijienna tina sampeu. Sanggeus diparut laju diaseupan, 
terus didedetkeun Umi berusaha menjelaskan. Ieu sarebu tilu, dua rebu genep 
tambahnya.
Saya makin tidak mengerti tetapi saya tidak tahan untuk terus berpura-pura, dan 
sayapun bertanya Apa mi ? Umi tampak kecewa dengan pertanyaan saya tetapi 
tetap berusaha berbicara pada saya  Lamun neng hayang meser lobaan, sarebu 
opat oge dipasihan. Sok diborongan atuh neng, biar Umi gancang baralik. Ieu aya 
delapan puluh, lamun borongan, neng ngabayaran ku Umi dua puluh rebu wae. 
Kumaha neng, daek nyak ?
Merasa didesak dengan pertanyaan, 

JNM * Called to be...; Fellow citizens....; Forget not .... Stand still....

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Suzianty Herawati 

Called to be saints.   --Romans 1:7

   We are very apt to regard the apostolic saints as if they were saints in a 
more especial manner than the other children of God. All are saints whom God 
has called by His grace, and sanctified by His Spirit; but we are apt to look 
upon the apostles as extraordinary beings, scarcely subject to the same 
weaknesses and temptations as ourselves. Yet in so doing we are forgetful of 
this truth, that the nearer a man lives to God the more intensely has he to 
mourn over his own evil heart; and the more his Master honours him in His 
service, the more also doth the evil of the flesh vex and tease him day by day. 
The fact is, if we had seen the apostle Paul, we should have thought him 
remarkably like the rest of the chosen family: and if we had talked with him, 
we should have said, We find that his experience and ours are much the same. 
He is more faithful, more holy, and more deeply taught than we are, but he has 
the
selfsame trials to endure. Nay, in some respects he is more sorely tried than 
ourselves. Do not, then, look upon the ancient saints as being exempt either 
from infirmities or sins;
and do not regard them with that mystic reverence which will almost make us 
idolators. Their holiness is attainable even by us. We are called to be 
saints by that same voice which
constrained them to their high vocation. It is a Christian's duty to force his 
way into the inner circle of saintship; and if these saints were superior to us 
in their attainments, as they
certainly were, let us follow them; let us emulate their ardour and holiness. 
We have the same light that they had, the same grace is accessible to us, and 
why should we rest satisfied
until we have equalled them in heavenly character? They lived with Jesus, they 
lived for Jesus, therefore they grew like Jesus. Let us live by the same Spirit 
as they did, looking unto
Jesus, and our saintship will soon be apparent.
by CH Spurgeon 
===
From: Suzianty Herawati 

Fellow citizens with the saints. --Ephesians 2:19

   What is meant by our being citizens in heaven? It means that we are under 
heaven's government. Christ the king of heaven reigns in our hearts; our daily 
prayer is, Thy will be done on earth as it is in heaven. The proclamations 
issued from the throne of glory are freely received by us: the decrees of the 
Great King we cheerfully obey. Then as citizens of the New
Jerusalem, we share heaven's honours. The glory which belongs to beatified 
saints belongs to us, for we are already sons of God, already princes of the 
blood imperial; already we wear the
spotless robe of Jesu's righteousness; already we have angels for our 
servitors, saints for our companions, Christ for our Brother, God for our 
Father, and a crown of immortality for our
reward. We share the honours of citizenship, for we have come to the general 
assembly and Church of the first-born whose names are written in heaven. As 
citizens, we have common rights to all the property of heaven. Ours are its 
gates of pearl and walls of chrysolite; ours the azure light of the city that 
needs no candle nor light of the sun; ours the river of the water of
life, and the twelve manner of fruits which grow on the trees planted on the 
banks thereof; there is nought in heaven that belongeth not to us. Things 
present, or things to come, all
are ours. Also as citizens of heaven we enjoy its delights. Do they there 
rejoice over sinners that repent--prodigals that have returned? So do we. Do 
they chant the glories of triumphant
grace? We do the same. Do they cast their crowns at Jesu's feet?
Such honours as we have we cast there too. Are they charmed with His smile? It 
is not less sweet to us who dwell below. Do they look forward, waiting for His 
second advent? We also look and long for His appearing. If, then, we are thus 
citizens of heaven, let our walk and actions be consistent with our high 
dignity.
by CH Spurgeon 
===
From: Suzianty Herawati 

Forget not all His benefits. --Psalm 103:2

   It is a delightful and profitable occupation to mark the hand of God in the 
lives of ancient saints, and to observe His goodness in delivering them, His 
mercy in pardoning them, and
His faithfulness in keeping His covenant with them. But would it not be even 
more interesting and profitable for us to remark the hand of God in our own 
lives? Ought we not to look upon our own history as being at least as full of 
God, as full of His goodness and of His truth, as much a proof of His 
faithfulness and veracity, as the lives of any of the saints who have gone
before? We do our Lord an injustice when we suppose that He wrought all His 
mighty acts, and showed Himself strong for those in the early time, but doth 
not perform wonders or lay bare His arm for the saints who are now upon the 
earth. Let us review our own lives. 

JNM * daily devotional

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: [EMAIL PROTECTED] 

Spurgeon's Morning  Evening Devotions
Morning, April 5
I know that my Redeemer liveth. - Job 19:25

The marrow of Job's comfort lies in that little word My-My Redeemer, and in 
the fact that the Redeemer lives. Oh! to get hold of a living Christ. We must 
get a property in him before we
can enjoy him.

What is gold in the mine to me? Men are beggars in Peru, and beg their bread in 
California. It is gold in my purse which will satisfy my necessities, by 
purchasing the bread I need. So a
Redeemer who does not redeem me, an avenger who will never stand up for my 
blood, of what avail were such? Rest not content until by faith you can say 
Yes, I cast myself upon my living Lord; and he is mine.

It may be you hold him with a feeble hand; you half think it presumption to 
say, He lives as my Redeemer; yet, remember if you have but faith as a grain 
of mustard seed, that little faith
entitles you to say it. But there is also another word here, expressive of 
Job's strong confidence, I know. To say, I hope so, I trust so is 
comfortable; and there are thousands in the fold of Jesus who hardly ever get 
much further.

But to reach the essence of consolation you must say, I know.
Ifs, buts, and perhapses, are sure murderers of peace and comfort. Doubts are 
dreary things in times of sorrow.

Like wasps they sting the soul! If I have any suspicion that Christ is not 
mine, then there is vinegar mingled with the gall of death; but if I know that 
Jesus lives for me, then darkness is
not dark: even the night is light about me. Surely if Job, in those ages before 
the coming and advent of Christ, could say, I know, we should not speak less 
positively. God forbid that our
positiveness should be presumption.

Let us see that our evidences are right, lest we build upon an ungrounded hope; 
and then let us not be satisfied with the mere foundation, for it is from the 
upper rooms that we get the widest prospect. A living Redeemer, truly mine, is 
joy unspeakable.

Evening, April 5
Who is even at the right hand of God. - Romans 8:34

He who was once despised and rejected of men, now occupies the honourable 
position of a beloved and honoured Son. The right hand of God is the place of 
majesty and favour. Our Lord Jesus is his people's representative.

When he died for them they had rest; he rose again for them, they had liberty; 
when he sat down at his Father's right hand, they had favour, and honour, and 
dignity. The raising and elevation of Christ is the elevation, the acceptance, 
and enshrinement, the glorifying of all his people, for he is their head and 
representative. This sitting at the right hand of God, then, is
to be viewed as the acceptance of the person of the Surety, the reception of 
the Representative, and therefore, the acceptance of our souls. O saint, see in 
this thy sure freedom from condemnation. Who is he that condemneth? Who shall 
condemn the
men who are in Jesus at the right hand of God?

The right hand is the place of power. Christ at the right hand of God hath all 
power in heaven and in earth. Who shall fight against the people who have such 
power vested in their Captain? O my soul, what can destroy thee if Omnipotence 
be thy helper? If the aegis of the Almighty cover thee, what sword can smite 
thee?
Rest thou secure. If Jesus is thine all-prevailing King, and hath trodden thine 
enemies beneath his feet; if sin, death, and hell are all vanquished by him, 
and thou art represented in him, by no possibility canst thou be destroyed.

Jesus' tremendous name
Puts all our foes to flight:
Jesus, the meek, the angry Lamb,
A Lion is in fight.

By all hell's host withstood;
We all hell's host o'erthrow;
And conquering them, through Jesus' blood
We still to conquer go.
===
Spurgeon's Morning  Evening Devotions
Morning, April 4

That through death he might destroy him that had the power of death. - 
Hebrews 2:14

O child of God, death hath lost its sting, because the devil's power over it is 
destroyed. Then cease to fear dying. Ask grace from God the Holy Ghost, that by 
an intimate knowledge and a firmbelief of thy Redeemer's death, thou mayst be 
strengthened for that dread hour.

Living near the cross of Calvary thou mayst think of death with pleasure, and 
welcome it when it comes with intense delight. It is sweet to die in the Lord: 
it is a covenant-blessing to sleep
in Jesus. Death is no longer banishment, it is a return from exile, a going 
home to the many mansions where the loved ones already dwell.

The distance between glorified spirits in heaven and militant saints on earth 
seems great; but it is not so. We are not far from home-a moment will bring us 
there. The sail is spread; the
soul is launched upon the deep.

How long will be its voyage? How many wearying winds must beat upon the sail 
ere it shall be reefed in the port of peace? How long shall that soul be tossed 
upon the waves before it comes to 

JNM * Pesan Tuhan untuk Gereja dan UmatNya Betapa Berharganya Anda?

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Daniel Alamsjah [EMAIL PROTECTED]

Pesan Tuhan untuk Gereja dan UmatNya di Indonesia.


Pada tgl.2 April 2005 yl. Sekitar jam 8.oo malam Tuhan melalui Roh Kudus 
berbicara melalui hambaNya yang sedang berdoa untuk disampaikan pada gerejaNya 
di Indonesia, sampai 3x aku bertanya pada Tuhan apakah ini suaraMu Tuhan, Tuhan 
ber- kali2 menjawab, inilah AKU Tuhan yang kau sembah dan sampaikan pesan2Ku 
kepada umatKu, aku katakan pada Tuhan, aku ini orang bodoh, bicaralah pelan2 
agar aku dapat mengerti dengan jelas, sampai aku bertanya 3 x dengan jawaban 
Tuhan yang sama sbb.:

1. Sampaikan kepada umatKu yang mengaku sebagai hambaKu, baik dia seorang 
gembala sidang atau bukan, berikanlah perpuluhanmu kepada korban bencana di 
Nias atau tulah akan menimpamu.
2. Sampaikan bagi mereka yang membangun rumahKu mengatas namakan  AKU, walaupun 
AKU tidak menyuruhnya untuk membangun, mereka hanya membangun istananya untuk 
kepentingan kelompoknya, baiklah dia menghentikan pekerjaannya, ia akan 
membangun dengan sia-2, reruntuhan akan menimpa mereka, baiklah berkat yang ada 
pada mereka untuk pelayanan kaum dufa.
3. Sampaikan pada mereka yang mengaku sebagai hambaKu dalam pelayanannya, 
tetapi telah menyimpang dari ajaran2KU, hendaklah ia bertobat, sebelum ia 
menemui ajalnya dan menghadap dipengadilanKU kelak.
4. Sampaikanlah kepada umatKU, hendaklah engkau tetap berdoa untuk bangsa ini, 
agar bencana tidak menimpa mu dan keluargamu, karena bencana2 akan Ku izinkan 
terjadi dinegeri ini. 

AKU-lah Tuhan yang Hidup, yang telah kau rayakan pada minggu y.l. untuk hari 
kebangkitan KU dari antara orang mati. Kemudian aku disuruh membaca firman 
Tuhan yang terdapat di Yehezkiel 5 : 6 - 9.yang bunyinya demikian :
 Ia sudah memberontak terhadap peraturan-peraturan-Ku, lebih jahat dari pada 
bangsa-bangsa dan terhadap ketetapan-ketetapanKu, lebih jahat dari 
negeri-negeri yang disekitarnya,
karena mereka menolak peraturan-peraturanKu dan kelakuan mereka tidak selaras 
dengan
ketetapan-ketetapanKu. Sebab itu beginilah firman Tuhan Allah : oleh karena 
engkau lebih jahat dari pada bangsa-bangsa yang disekitarmu dan kelakuanmu 
tidak selaras dengan ketetapan-ketetapanKu dan engkau tidak melakukan 
peraturan-peraturanKu, bahkan engkau
melakukan peraturan-peraturan bangsa-bangsa yang disekitarmu, sebab itu 
beginilah firman Tuhan Allah:
Lihat, Aku, ya Aku sendiri akan menjadi lawanmu dan Aku akan menjatuhkan 
hukuman kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Oleh karena segala perbuatanmu yang 
belum pernah Kuperbuat dan yang tidak pernah lagi akan Kuperbuat

Itulah pesan Tuhan yang kuterima sampai 3 x untuk disampaikan pada gereja-2 di 
Indonesia.
Daniel alamsjah di Menara doa segala bangsa Bukit Rhema-Borobudur.

Dalam nama Tuhan, aku mohon pesan ini disebar-luaskan kepada para pemimpin umat 
di Indonesia. 
Tuhan memberkati kita! 
==
From: M D Panjaitan [EMAIL PROTECTED]

Betapa Berharganya Anda?

Dear all of U.

Lebih dari lima puluh tahun, saya mencoba untuk menolong orang-orang dengan 
berbagai masalah di dalam hidup mereka. Dan saya tiba pada suatu kesimpulan 
bahwa : masalah kita yang paling mendasar sebagai manusia adalah  kita tidak 
pernah menyadari betapa berharganya kita ini. 
  Sebagai akibatnya, kita melakukan banyak kesalahan yang fatal. Kita 
seperti halnya seorang yang sangat beruntung, namun menjual seluruh harta 
warisan kita untuk membeli hal-hal yang tidak berguna seperti kepuasan seksual 
semalam, sebatang mariyuana, pesta alkohol yang memabukkan, ataupun 
berfoya-foya dengan uang yang kita miliki. 
  Atau kita mungkin menghargai diri kita sedikit lebih tinggi, yaitu dengan 
mengejar posisi yang bergengsi di bidang politik, atau di panggung hiburan 
dunia,  bahkan  mungkin mengejar posisi terhormat di kantor-kantor gereja. 
Betapapun bergengsinya semua itu namun tidak dapat dibandingkan dengan nilai 
dari harta warisan yang telah kita peroleh. 

  Jika kita ingin mengetahui seberapa berharganya diri kita sebagai 
manusia, kita harus mengingat bagaimana Adam, nenek moyang kita diciptakan 
dengan cara yang begitu unik dan sangat menakjubkan. 

Mukjizat dari penciptaan Adam

  Di dalam Injil Yohanes 1:1-3, kita menemukan bahwa pribadi yang 
sesungguhnya, menciptakan apa yang telah ada bukanlah Allah Bapa, tetapi Firman 
Tuhan, yang selalu bersama-sama dengan Allah di dalam kekekalan - Pribadi yang 
kemudian dinyatakan di dalam sejarah umat manusia sebagai Yesus dari Nazareth : 
Segala sesuatu dijadikan 
oleh Dia (Firman Tuhan), dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari 
segala yang telah dijadikan Penciptaan, secara keseluruhan, terjadi dengan 
memperkatakan firman Tuhan : Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta 
telah dijadikan oleh firman 
Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat 
kita lihat (Ibrani 11:3).Sebab Dia berfirman dan semuanya jadi; Dia memberi 
perintah, maka semuanya ada(Mazmur 33:9). 

JNM * Pertanyaan mengenai Kehidupan ?

2005-04-07 Terurut Topik Juicty


 
 Apakah pengertian saya ini benar apabila Sorga dan Neraka suatu 
saat akan
 berada atau terjadi di atas bumi yang kita injak ini?
 
 Apabila ada 'Kehidupan Kekal', kenapa tidak ada 'Penghakiman atau 
Kematian
 Kekal'?,  terus terang saya belum sepenuhnya yakin mengenai 
pengertian
 'kekal' diatas tapi konsep menghilangkan dosa dan antek2nya dapat 
saya
 terima dan saya jadikan dasar menjawab pelajaran diatas
 
 Apakah orang yang sudah lahir baru dengan menerima Yesus setelah 
itu
 berbuat dosa sampai ajal menjemputnya dapat masuk Sorga atau 
sebaliknya?
 
 Apakah pengertian 'binasa' untuk orang2 yang berdosa diatas 
adalah hilang
 lenyap tak berbekas setelah itu?
 
 Berada dimanakah orang percaya setelah mereka meninggal sebelum 
kedatangan
 Yesus kali yang kedua?
 
 Dapatkah orang yang telah mati dengan cara tertentu diajak 
berkomunikasi
 kembali?
 
 Hal-hal di atas adalah berbagai pertanyaan yang kadang muncul dalam
 kehidupan kita dan pertanyaan di atas adalah pertanyaan salah satu 
pelajar
 pendalaman Alkitab Temukanlah. Bila anda mau belajar lebih 
mendalam dan
 ingin menemukan jawaban berbagai pertanyaan dalam hidup anda, maka 
anda
 kami ajak untuk mengikuti pendalaman Alkitab yang dikelola oleh 
Dian
 Ministry dengan mendaftar melalui email [EMAIL PROTECTED]
 Pendalaman Alkitab ini gratis  tidak dipungut bayaran dan anda 
akan
 mendapatkan seorang pembimbing yang akan membantu anda.
 Kirimkan email ini ke saudara seiman yang lain dan biarkan mereka 
juga
 menerima berkat melalui pendalaman Alkitab Temukanlah.
 
 
 Syallom,
 
 
 Dian Ministry
 [EMAIL PROTECTED]
 





-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM * Hubungan suami istri; 3 Tingkat kasih karunia Istri harus.....

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: damarina [EMAIL PROTECTED] :

HUBUNGAN ANTARA ISTERI DENGAN SUAMI 

3;1 Demikian juga bahwa kamu, hai isteri isteri, tunduklah kepada suamimu, 
supaya jika ada di antara mereka yg tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa 
perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.

Tatkala Petrus berkata juga ia sedang melanjutkan temanya tentang penundukan 
diri kepada pemegang otoritas.
2;13: kita dinasihati utk Tunduklah.., kepada semua lembaga manusia, baik 
kepada raja 
 sebagai pemegang kekuasaan yg tertinggi
2;13: Tunduk kepada raja atau kaisar
2;14: Tunduk kepada pemerintah (hakim, pejabat hukum)
2;17: Menghormati semua manusia. Ramah dan penuh respek kepada semua, 
bahkan 
kepada orang yg tidak percaya
2;17: Menghormati raja (kaisar yg memerintah pada saat itu adalah seorang 
homoseksual  
dan gila)
2;18: para hamba harus tunduk kepada tuan mereka bahkan kepada tuan yg 
kejam 
 dan suka memaksa.
2;21-24: Bahkan kristus pun taat sampai kepada kayu salib kepada pemimpin agama 
yg 
 kejam dan kepada para prajurit Romawi
3;1   : Demikian juga kamu, hai isteri isteri tunduklah kepada suamimu 
(suamimu sendiri)
5;3-4   : Para gembala tunduk kepada gembala agung dan tidak menjadi tuan atas 
kawanan 
domba mereka.
5;5   : Orang muda tunduk kepada yg lebih tua.
5;5-6   : Kita semua hrs saling menundukkan diri dan rendah hati. 

Sementara kita berada dlm subyek pernikahan, tulisan berikut ini perlu di 
dahului dgn fakta bahwa Petrus sendiri menikah dan demikian pula rasul rasul 
lainnya (markus 1;30;  1 kor 9;5 )

Banyak di antara mereka yg disertai dgn isteri mereka tatkala mereka mengadakan 
perjalanan, dan ini membutuhkan banyak konsentrasi.
Tunduklah kepada suamimu (suamimu sendiri) ada alasannya mengapa petrus 
mengatakan suamimu sendiri. 
Kadang kadang tampaknya lebih mudah bagi seorang wanita utk menundukkan diri 
kepada seorang lain. Ini disebabkan karena khayalan kuno yg mengatakan bahwa 
orang lain lebih baik, lebih penuh pertimbangan dan penuh pengertian drpd 
suaminya sendiri.

Tentu saja hal ini adalah pandangan yg menyesatkan dan menjerat banyak orang , 
khususnya generasi yg tidak setia ini. Fantasi tentang lebih bahagia bersama 
seseorang lain hanyalah karena mereka tdk hidup bersama setiap hari dan 
melihat kemanusiaan mereka dari dekat. Bila benar benar dipertimbangkan, 
sesungguhnya seseorang yg Allah berikan adalah seseorang yg terbaik bagi kita. 

Buku diteguhkan dikuatkan di kokohkan 
Oleh Paul G Caram
GBU
=
From: damarina [EMAIL PROTECTED]:

3 TINGKAT KASIH KARUNIA 

Kuasa utk menerima atau menolak kasih karunia itu ada di tangan kita. Tatkala 
hati kita terluka, kita segera diperhadapkan dgn suatu keputusan. Kita bisa 
mengeraskan hati dan menolak kasih karunia, atau berseru kpd Allah minta kasih 
karuniaNYA utk memelihara kita dimasa susah.Ingatlah kasih karuniaNYA cukup 
banyak tersedia ( 2 kor 12;9 ), ttp bila kita mengeraskan hati, aliran kasih 
karunia berhenti dan kita menjadi pahit hati (ibr 12;15 ). 

Hal itu sama dgn menaruh sebuah tutup ke atas bejana kita, menghalangi masuknya 
kasih karunia yg dicurahkan. Krn itu, kita patut menjaga agar bejana kita tetap 
terbuka selalu utk menerima kekayaan kekayaan kasih karunia Allah yg indah. 
Satu satunya saat dimana kita patut menutup bejana kita adalah ketika ada suatu 
wabah atau maut di udara ( misalnya gosip, doktrin palsu. Lihat Bil 29;14-15 ) 

Paulus menjaga bejananya tetap terbuka dan setelah bertahun tahun ia 
mengumpulkan kasih karunia yg luar biasa banyak ( 1 Tim 1;13-14)
Tatkala kasih karunia terus menerus di curahkan ke dlm hidup kita dari hari ke 
hari, kita menghimpun apa yg Paulus lukiskan sbg kelimpahan kasih karunia 
Roma 5;17. 
Kasih karunia  yg berlimpah dibutuhkan utk dpt memerintah dlm kehidupan ini dan 
di zaman yg akan datang. 

Alkitab menyebutkan adanya tiga tingkat kasih karunia :
1.Kasih karunia yg secukupnya : cukup utk menolong melewati problem kita ( 
2 kor 12; 9)
2.Kasih karunia yg berlimpah : utk memerintah dlm kehidupan (roma 5;17 )
3.  Kasih karunia yg sangat berlimpah : utk mengubah kita sepenuhnya dan 
menjadikan kita lebih daripada pemenang ( 1 Tim 1;13-14) 

Nuh mendpt kasih karunia di mata Allah (kej 6;8).
Banyak orang yg tdk mendptkannya Namun Allah tdk memiliki bulu. Kalau 
begitu mengapa beberapa orang menerima kasih karunia dan orang orang lainnya 
tidak?
Itu tergantung kpd sikap mereka.
Allah memberikan kasih karunia kpd orang yg rendah hati, ttp Ia menolak orang 
yg tinggi hati.
Jadi sikap kita menentkan berapa buku kasih karunia yg kita terima (yes 57;15) 

Situasi dimana kasih karunia di berikan
·Berbagai kesulitan, pencobaan, penderitaandan tekanan (ibr 4;16;  2 
kor 12;7-9)

Sikap yg dibutuhkan utk menerima kasih karunia
·Rendah hati dan tulus hati. Kasih karunia diberikan kepada 

JNM * Memahami seorang wanita Berjuang dengan Maut diatas mobil.

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: damarina [EMAIL PROTECTED] :

MEMAHAMI SEORANG WANITA

Para suami hrs hidup bijaksana dgn isterinya Kata Yunani utk pengetahuan 
adalah gnosis.
Gnosis adalah pengetahuan yg diperoleh dgn belajar, usaha atau pengalaman. 
Dibutuhkan  waktu , usaha dan pengalaman utk memiliki pengetahuan dan kepekaan 
seperti ini.

Laki laki dan wanita sangat berbeda.
Setiap mereka harus saling mempelajari dan memahami pasangannya.
Laki laki dan wanita memiliki cara yg berbeda dlm berpikir dan menanggapi 
situasi situasi kehidupan. Seorg laki laki tdk dpt mengharapkan agar isterinya 
bereaksi dpt seorg laki laki, demikian pula seorg wanita tdk dpt berharap agar 
suaminya bereaksi dpt dirinya.
Laki laki dan wanita hrs tinggal bersama dgn memahami tentang perbedaan 
perbedaan ini, dan mempraktekannya
Kalau tdk, akan ada banyak kesalahpahaman dan kepahitan yg akan menghalangi 
pertumbuhan rohani dan doa doa mereka.

MENGENALI KEBUTUHAN KEBUTUHANNYA  -  MEMBANTUNYA
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia yaitu kehidupan, 
supaya doamu jangan terhalang.
Wanita disebut pasangan yg lebih lemah
Bagaimana juga ini tdk menyiratkan bahwa wanita itu lebih rendah daripada pria.
Itu berarti bahwa ia lbh halus, secara fisik dan emosi.
Ia lbh sensitif dan mudah terluka atau terpengaruh oleh sedikit perkataan dan 
tindakan.
Krn itu ia lbh banyak bergumul dgn perasaan yg terluka dan kekecewaan
Seorg wanita juga lbh banyak menderita rasa bersalah
Seorg laki laki hrs lbh memahami dan bersimpati thd kebutuhan2 di dlm diri 
isterinya dan tdk menjadi pahit hati thdnya ( kol3;19)

Kebanyakan isteri memiliki banyak ketakutan dan membutuhkan seorang laki laki 
yg sabar dan penuh kasih yg dpt mencari hikmat Allah utk menolong memperoleh 
kemenangan atas segala ketakutannya dan dgn penuh kasih membawanya kpd 
penundukan diri.
Rasa takut, kecemasan dan histeria hrs ditaklukan karena semua itu membuat 
wanita kasar dan penuh kritik thd suaminya dan Allah.
Bertumbuh di dlm iman, damai sejahtera, sukacita dan kasih Allah akan 
menyingkirkan semua ketakutan . Itu juga akan menjadi kunci bagi kesehatan  
mental dan emosional yg baik.
Rasul Yohanes memberitahu kita, Di dlm kasih tdk ada ketakutan; kasih yg 
sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan 
barangsiapa takut, ia tdk sempurna di dlm kasih (1 Yoh 4;18)

Tatkala seorang suami mengasihi isterinya dan tatkala seorg isteri bertumbuh di 
dlm hubungan kasih dgn Allah, semua ketakutannya akan hilang perlahan lahan.

Buku di teguhkan di kuatkan dikokohkan
Ole Paul G Caram
==
From: Daniel Alamsjah [EMAIL PROTECTED]

Berjuang dengan Maut diatas mobil.
Kejadian pada tanggal : 4 April 2005

Malam itu hujan deras  luar biasa membasahi dusun Wates, waktu telah  
menunjukan jam 7,30 , jemaat baru sebagian yang hadir untuk kebaktian malam, 
hati ku bertanya-tanya, kenapa masih banyak keluarga yg belum hadir, apakah 
hujan yang menghalangi mereka? Ataukah terlalu cape mereka, karena siang 
harinya warga  dusun Wates baru saja merayakan Saparan, dimana seluruh warga 
dusun tsb. merayakan bulan Sapar seperti lebaran, tiap keluarga memasak paling 
tidak memotong seekor ayam dan membuat jenang, pokoknya hari itu aku kenyang 
sekali, tiap warga mengundangku untuk mencicipi masakan keluarga mereka, kita 
tidak etis kalau diundang warga tidak makan, walau aku sudah katakan, kulo 
nembih mawon (aku baru saja makan), tidak sopan kalau tuan rumah sudah 
menyediakan makanan kita tidak makan, biarpun sedikit kita harus makan. 
Malam itu kebaktian agak terlambat dimulai, banyak yg tidak hadir..usai 
kebaktian hujan masih turun, sampai jam 10 lewat masih belum berhenti, hawa 
dingin dilereng gunung Merbabu membuat tidurku malam itu tak bisa lelap seperti 
aku tidur di rumah, sekitar jam 3 pagi aku dikejutkan Tuan rumah Bp Hadi 
mengetok-ngetok pintu kamarku, rupanya ada warga yang sakit ingin melahirkan 
untuk meminta tolong aku menghantarkan ke rumah sakit, aku meloncat dari tempat 
tidur langsung kemobil untuk menghidupkan mobil, dengan susah payah
karena jalan yang licin karena hujan semalam achirnya tiba juga didepan rumah 
Pak Selamet,  kulihat orang2 desa sudah pada kumpul, isteri dan anak2 Pak 
Selamat lagi menangiskan kakanya yang akan melahirkan sejak jam 6 sore belum 
juga keluar bayinya, aku melihat ani ibu yg akan melahirkan digotong  badannya 
sudah lemas kemobil, untung hari itu aku membawa mobil kijang yg bangku 
tengahnya bisa dilipat sehingga ibu ani bisa
direbahkan didalam mobil, perjalanan dari dusun Wates kekota yang terdekat di 
Magelang memakan waktu 1,5 jam perjalanan, aku hanya berdoa Tuhan berikan 
kekuatan pada ibu ani, hatiku dak dik duk dijalan Keluar desa yang berbatuan 
dan menanjak mesin mobil berhenti tidak kuat menanjak, aku berteriak dalam hati 
Tuhan tolong aku serba salah kalau tancap gas, bagaimana  nantinya  ibu ani 
yg akan melahirkan pasti kesakitan karena jalannya bergelombang, aku hanya 

JNM * Sebuah renungan LIDAH SEORANG MURID

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Yollie Wauran 

Sebuah renungan

 Refleksi Surat Pdt Eka Darmaputera
 
Rekan-rekan sepelayanan, kawan-kawan seperjuangan, dan saudara-saudaraku 
seiman, yang saya kasihi dengan segenap hati
 
TERPUJILAH Tuhan yang telah berkenan mengantarkan saya melalui perjalanan 
panjang, kurang lebih 21 tahun lamanya. Selama 21 tahun itu, saya akui, saya 
tidaklah seperkasa singa, sekuat gajah, atau setegar baja. Saya adalah darah 
dan daging; manusia biasa-biasa saja, yang sekadar berusaha untuk setia 
kepada Tuhannya. 
Tidak jarang, 21 tahun itu saya lalui dengan amarah, cemas, dan rasa terluka di 
jiwa. Namun demikian, pada saat yang sama, tahun-tahun tersebut juga adalah 
tahun-tahun yang kaya dan limpah dengan rahmat dan berkat.
 
Saya disadarkan, betapa Tuhan yang saya ikuti itu tak selalu menyenangkan, tapi 
tak pernah Ia mengecewakan. Mata rohani saya pun dicelikkan, untuk melihat 
betapa saya adalah orang yang sangat diberkati. Tuhan mengaruniai saya dengan 
kekayaan yang luar biasa, berupa istri, anak dan menantu, yang maknanya tak 
tergantikan oleh apa pun juga.
 
Dan saya ditakjubkan, serta amat diteguhkan oleh ribuan sahabat yang begitu 
peduli, memperhatikan dan menyayangi saya. Mereka terdiri atas segala bangsa, 
tinggal di pelbagai belahan dunia, penganut beraneka rupa agama, dan berasal 
dari beragam usia serta kedudukan sosial: dari seorang Presiden Republik Jerman 
sampai seorang tukang parkir jalanan.
 Kesimpulannya: apa lagi yang masih kurang? Apa lagi yang pantas saya tuntut?
 
*
 SAUDARA-SAUDARA sekalian, kini saya telah hampir tiba di penghujung jalan, 
berada di etape-etape akhir perjalanan hidup saya. Para dokter telah 
menyatakan, tak ada lagi tindakan medis yang signifikan yang dapat dilakukan 
untuk memperbaiki kondisi kesehatan saya, kecuali mungkin -transplantasi hati.
 
Dalam situasi seperti itu, ketika tangan dan upaya manusia tak lagi mampu 
melakukan apa-apa yang bermakna, kita bersyukur karena bagi orang beriman 
selalu ada yang amat berarti yang dapat dilakukan.
 
Dan itulah yang kita lakukan malam ini: berdoa. Kita menyatakan penyerahan diri 
kita, seraya mempersilakan tangan-Nya bertindak dan kehendak-Nya berlaku dengan 
leluasa.
 
Dalam hubungan ini, perkenankanlah saya menceritakan sebuah kesaksian. 
Pada suatu ketika, sewaktu lunch-break, anak saya - Arya - yang berdiam dan 
bekerja di Sydney (Australia, Red), diajak ngobrol oleh salah seorang rekan 
sekantornya, yang dikenal punya indera keenam. Tanpa ba atau bu, teman 
tersebut tiba-tiba bertanya, apakah ayah Arya adalah seorang pejabat atau 
seorang tokoh masyarakat. 
O, tidak. Ayah saya seorang pendeta, jawab Arya.
 
Apakah ayah Anda sedang sakit? tanyanya pula. 
 Ya, sudah 20 tahun, kata Arya.
 
Kemudian terjadilah sesuatu yang mengejutkan, yang mendorong saya menceritakan 
kejadian ini. Orang itu - ia bukan orang Kristen -berkata, Ayah Anda itu 
seharusnya sudah lama 'pergi'. Tapi ia masih bisa bertahan sampai sekarang, 
karena ada ribuan orang di seluruh dunia yang selalu berdoa baginya!
 
Melalui kisah itu saya ingin mengatakan, betapa berartinya yang kita lakukan 
malam ini! Sebab itu, tolong, jangan pernah Anda katakan, Saya 'cuma' bisa 
berdoa! Doa itu bukan cuma! 
*
 
TERIMA kasih dari lubuk hati terdalam saya, Evang, Arya, dan Vera, kepada para 
rekan yang telah memprakarsai dan memfasilitasi acara petang ini. Pekerjaan 
sederhana ini, saya yakin, tidak sia-sia.
 
Namun demikian, ada permintaan saya. Bila Anda berdoa untuk saya - baik disini 
maupun di mana saja -, saya mohon janganlah terutama memohon agar Tuhan memberi 
saya kesembuhan, atau mengaruniai saya usia panjang, atau mendatangkan mukjizat 
dahsyat dari langit! Jangan! Biarlah tiga perkara tersebut menjadi wewenang dan 
urusan Tuhan sepenuhnya!
 
Saya cuma mohon didoakan, agar sekiranya benar ini adalah tahap pelayaran saya 
yang terakhir, biarlah Tuhan berkenan memberikan saya dan keluarga keteguhan 
iman, kedamaian, dan keikhlasan dalam jiwa.
 
Semoga Tuhan berkenan menganugerahi saya pelayaran yang tenang, kalau boleh 
tanpa kesakitan, dan tidak mahal biayanya, sampai saya tiba di pelabuhan 
tujuan. Dan kemudian, biarlah tangan Tuhan dengan setia terus tanpa putus 
menggandeng - bila perlu menggendong - Evang, Arya, Vera, serta (mudah-mudahan) 
cucu-cucu saya melanjutkan perjalanan mereka.
 
SAUDARA-SAUDARA sekalian, Paulus pernah menulis, Bagiku hidup adalah Kristus 
dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia, bagiku itu 
berarti bekerja memberi buah, jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu 
(Filipi 1: 21).
 
Itulah kerinduan saya. Segera bersama-sama dengan Kristus. Namun bila Ia masih 
menghendaki saya di dunia ini - entah lama, entah sebentar - doakanlah saya, 
agar itu dapat saya manfaatkan untuk bekerja memberi buah. Tidak berlama-lama 
di pembaringan dan dalam kesakitan.
 
Demikianlah, Saudara-saudara, isi hati saya. Saya mengikuti persekutuan 
Saudara-saudara malam ini dengan terima kasih yang dalam dan 

JNM * EMPAT METERAI PERTAMA

2005-04-07 Terurut Topik pttwr

From: Donny Adi Wiguna 

EMPAT METERAI PERTAMA: Penelusuran Kitab Wahyu
(Donny A. Wiguna)

Menulis renungan adalah satu hal yang unik. Di satu sisi, ada keterbatasan 
manusia, sehingga tidak mungkin orang dapat menyelami Firman Tuhan tanpa 
pertolongan Roh Kudus. Di sisi lain, Tuhan memberi hikmat dan pengertian serta 
akal budi kepada manusia untuk membaca dan mengerti apa yang disampaikan oleh 
Tuhan. Kedua hal ini berjalan bersama-sama beriringan.
Namun, ketika pembahasan tertuju pada nubuat dan wahyu, apalagi tentang akhir 
jaman, kesulitan menjadi lebih tinggi. Di dalamnya ada intensitas yang tinggi, 
baik dari Firman maupun dari akal budi. Pikiran manusia terlatih untuk melihat 
dan menganalisa alam di sekitarnya, tetapi siapa yang bisa melihat masa depan? 
Sebaliknya, Firman diberikan dalam bentuk simbol-simbol yang penuh arti, dan 
betapa sukar untuk menemukan artinya!
Ada yang mengatakan, bahwa simbol-simbol dalam Wahyu hanya dapat benar-benar 
dipahami oleh orang yang hidup pada masa itu saja, masa Rasul Yohanes menulis 
di pulau Patmos. Jadi, tidak bisa dipahami oleh kita sekarang ini, yang hidup 
ribuan tahun sesudahnya.

Tetapi jika memang tidak bisa dipahami, lalu untuk apa dituliskan?
Kenyataan bahwa Tuhan memerintahkan Yohanes untuk menulis dan menyampaikan, 
serta kenyataan bahwa tulisannya itu tetap terpelihara hingga saat ini 
menunjukkan, bahwa pesan Yohanes berlaku bagi kita juga.
Simbol-simbol Yohanes berlaku untuk kita juga, orang yang hidup ribuan tahun 
sesudahnya. Dan artinya, ada satu cara bagi kita untuk memahami arti 
simbol-simbol yang diberikannya.
Satu ciri khas dari kitab Wahyu adalah kedekatannya dengan bagian-bagian dari 
Perjanjian Lama. Simbol-simbol yang digunakan tidak asing, beberapa seperti 
mengambil begitu saja dari tulisan para nabi. Perhatikan: kitab Wahyu 
dituliskan hampir lima ratus tahun setelah kitab terakhir dari Perjanjian Lama 
-- kitab Maleakhi. Artinya, simbol yang digunakan Yohanes
tidak unik pada jamannya, karena ia memakai simbol yang sudah muncul ratusan 
tahun sebelumnya. Artinya pula, simbol-simbol itu tetap, tidak berubah oleh 
waktu, sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini pun berlaku bagi kita.

Dan masalahnya sekarang: apa artinya?
Baik, kita perlu membatasi masalahnya. Saat ini, mari kita perhatikan kitab 
Wahyu. Bagaimana kitab ini dituliskan? Jika kita membaca Wahyu 1:1-3, kita 
menemukan penegasan tentang penulis kitab Wahyu dan arti spesifik dari kitab 
ini, yaitu menyampaikan nubuat. Tidak ada bagian lain dari Perjanjian Baru yang 
secara spesifik mengatakan bahwa inilah nubuat yang waktunya sudah dekat, 
seperti ktia baca di ayat ketiga:
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat 
ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah 
dekat.
Bagian berikutnya sepanjang 3 pasal adalah tujuh surat kepada tujuh jemaat. 
Isinya jelas ditujukan secara spesifik untuk memberi petunjuk pada 
jemaat-jemaat di Asia Kecil di masa itu, bahkan spesifik pada permasalahannya. 
Ada banyak sekali pembahasan dan penggalian dari ketujuh surat, yang memberikan 
karunia pengertian rohani yang mendalam bagi kita.
Tetapi kali ini mari kita lewatkan pengertiannya, dan masuk dalam fakta bahwa 
ketujuh surat itu adalah nubuat dalam waktu pendek, yang benar-benar segera 
terjadi. Tiga pasal pertama kitab Wahyu berlangsung dalam masa Yohanes hidup, 
dua millenium lalu.

Mulai di pasal ke empat, penglihatan Yohanes beralih ke Surga, ia melihat pintu 
Surga terbuka. Perhatikanlah, mulai dari pasal 4, apa yang dilihat Yohanes 
merupakan gambaran surgawi. Dalam satu pengertian, kita tahu bahwa manusia yang 
hidup di bumi yang fana tidak bisa mengerti gambaran tentang Surga menurut apa 
adanya. Kita tidak mempunyai pengetahuan apa pun tentang itu, juga bahasa 
manusia tidak bisa menjelaskan Surga seperti apa adanya. Maka, Yohanes 
menunjukkan segala sesuatunya dalam metafora, memakai kiasan yang maknanya 
serupa dengan apa yang ada di bumi, supaya kita bisa paham.
Jadi, bila dikatakan ada pintu terbuka di Surga, tentu bukan pintu seperti yang 
kita kenal, pintu dari kayu atau besi di bumi. Tetapi memang ada sesuatu yang 
terbuka, dari tadinya tertutup dan tidak bisa dilalui, menjadi bisa dilewati. 
Yohanes dipanggil untuk naik, agar bisa menyaksikan apa yang HARUS terjadi 
sesudah ini (4:1). Mulai dari titik ini, Yohanes
melihat rangkaian peristiwa berlalu dengan cepat dihadapannya.
Sampai di sini, kita juga menyadari bahwa manusia sebenarnya tidak mampu 
mengenali SELURUH rangkaian peristiwa sampai ke detil-detilnya. Jika orang 
berusaha meneliti detil, ia malah kehilangan pandangan pada keseluruhan. 
Tetapi, bagaimana pula orang mampu memahami seluruh peristiwa, apalagi 
diseluruh penjuru dunia? Maka kembali Tuhan menggambarkan peristiwa yang 
terjadi dengan simbol-simbol yang bisa dipahami, metafora dari makna 
keseluruhan peristiwa yang terjadi.

Pasal 4 pada intinya adalah penyembahan kepada Allah yang