From: Leonard Han Info 24 Jan Edisi 4
JARINGAN KOMUNIKASI BANTUAN ACEH-SUMUT (JARKOMBAS) Updated: 24 Januari 2005 KONDISI NIAS SEKARANG, KEBUTUHAN AKAN PELAYANAN PASCA TRAUMA Kontak kami di Gn. Sitoli Nias mengatakan kebutuhan para korban di Nias berupa makanan, pakaian, medis, sudah tertangani dengan baik. Kini yang masih sangat diperlukan adalah pelayanan konseling pasca trauma, yang menuntut adanya spesialis dan orang-orang yang benar-benar terlatih. Selain itu, banyak pihak dari luar negeri merencanakan untuk turut serta dalam tahap rehabilitasi/membangun pemukiman baru. Tentu saja, keadaan di Aceh jauh lebih parah. Ketua Komisi X DPR berkata bahwa 1/3 Aceh dapat diumpamakan seperti rumah sakit jiwa yang besar. Banyak relawan medis yang telah kembali ke Jakarta menceritakan berbagai pengalaman yang mengenaskan. Seorang dokter wanita harus merawat anak bayi usia enam bulan yang dibawa oleh abangnya sendiri yang masih berusia 9 tahun. Bayi itu menderita diarhe, tetapi ketika ditanya di mana ibu bayi tsb., dengan pandangan mata yang kosong anak lelaki itu berkata, "Sudah tidak ada." Bagaimana dengan ayah? "Juga sudah tidak ada," jawabnya sedih. Betapa memilukan melihat seorang anak menggendong adiknya sendiri yang masih memerlukan susu ibunya. Dokter itu masih mempunyai persediaan dua dus susu, maka ia langsung memberikan susu itu kepada anak tsb. Ia harus diajari pula bagaimana memberikan obat diarhe itu kepada adiknya. Rabu minggu lalu ada kiriman susu sebanyak muatan satu truk diangkut Hercules ke B Aceh, utk dibagikan pada hari raya Idul Adha. CUPLIKAN SURAT KABAR [Abaikan jika Anda sudah sempat membacanya minggu yang lalu] SUARA PEMBARUAN DAILY WashWatch: USS Abraham Lincoln di Aceh Christianto Wibisono [SP, 19 Jan. 2005] PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono dikritik oleh Budiarto Shambazy dalam Politika di Harian Kompas, Sabtu (8/1), karena dingin dalam jumpa pers pasca-KTT Tsunami di Jakarta. Sementara Ridwan Saidi hari Sabtu yang sama di harian ini, mengingatkan bahwa pasukan multinasional di bawah PBB kemungkinan berada di Aceh sampai lima tahun lagi. Hari Kamis (6/1), saya menyaksikan pengumuman Direktur USICS (United States Immigration and Citizenship Services) dan Presiden El Salvador bahwa korban gempa bumi negara itu, yang telah ditampung di AS, akan memperoleh perpanjangan Temporary Protected Status (TPS) sampai Maret 2006. Hal itu mengingat kondisi El Salvador yang lima tahun setelah gempa dahsyat 2001, baru merampungkan 50 persen rekonstruksi wilayah gempa. Seorang wartawan Bangladesh menanyakan, apakah Pemerintah AS juga akan memberikan jatah imigrasi ke AS bagi para korban tsunami Asia. Direktur USICS menyatakan bahwa hal itu memerlukan pengkajian, sebab warga El Salvador itu umumnya sudah mempunyai keluarga di AS saat gempa bumi terjadi. USICS adalah jawatan yang mengurus imigrasi dan kewarganegaran AS di bawah Department of Homeland Security. Tragedi tsunami menurut Dr Sjahrir dalam acara di Usindo, 4 Januari 2005, bertema The Impact of Tsunami, The New Social and Political Landscape, memerlukan mentalitas pascatsunami dari elite dan rakyat Indonesia. Kapal induk nuklir Amerika, USS Abraham Lincoln, sudah berlabuh di Sabang dengan lusinan helikopter. Pasukan AS, Singapura, dan Australia, yang ber-"dwifungsi" menjalankan tugas kemanusiaan, terbukti lebih piawai dan cekatan melakukan operasi penyelamatan darurat. Prancis akan mengirim kapal Jeanne d'Arc, kata Menhan Michelle Alliot-Marie (ini wanita sipil tulen). Dengan demikian, seluruh tentara negara yang dikecam sebagai "liberal" dalam tragedi tsunami ini telah disulap menjadi tentara pelaksana "dwifungsi sejati", dari penembak jitu menjadi penyelamat jiwa yang gesit dan terampil. Sementara tentara Indonesia karena politicking di tingkat jenderal, dan ikut terhempas bencana tsunami, kehilangan peran, yang dulu sangat dominan. Di zaman Soeharto, dwifungsi berarti seluruh manusia Indonesia harus menunggu komando jenderal atau komandan di semua tingkatan dan jajaran. Aparatur sipil tidak ada yang berani bergerak kalau Soeharto atau Pangab atau Pangdam atau Danrem dan Dandim serta Babinsa belum mengeluarkan "instruksi". Jaringan intel dan operasional militer mengakar sampai ke desa terpencil. Semua bagaikan robot dipencet dari Cendana ke Cilangkap. Setelah Soeharto lengser dan Gus Dur menggeser Wiranto, tentara memang masih berusaha mempertahankan struktur warisan Soeharto. Tetapi, dunia sudah berubah, sebab transparansi tidak memungkinkan tentara menjalankan peranan seperti alat dinas rahasia Savak di zaman Shah Iran, atau Mukhabarat intelnya Saddam. Tentara Indonesia, karena kebijakan politik yang kurang menghargai HAM, telah diisolasi oleh sumber logistik terpenting, AS. Karena itu, armada laut dan skuadron udaranya tidak mungkin lagi menjalankan fungsi penyelamatan Aceh secara maksimal. Karena itulah, helikopter Armada VII yang berpangkalan di USS Abraham Lincoln diperlukan untuk menjangkau korban di Aceh, yang tidak mungkin lagi dibantu oleh TNI yang di lapangan juga mengalami musibah gempuran tsunami tanpa ampun dan tanpa kecuali. * KEHADIRAN USS Abraham Lincoln dan ribuan pasukan multinasional dalam rangka operasi kemanusiaan sudah mulai ditanggapi secara politis oleh para politisi, yang tampaknya mudah terbuai oleh "teori konspirasi". Al Jazeera dan Al Arabiya menyiarkan teori bahwa tsunami bukan gempa laut yang wajar, melainkan akibat ledakan nuklir oleh komplotan segi tiga Yahudi Israel, Hindu India, dan Kristen AS. Itu suatu fitnah yang lebih kejam daripada pembunuhan, lebih jahat dari tsunami, dan lebih berdosa dari "setan" yang tidak kelihatan. Teori itu bertujuan menciptakan kebencian terhadap AS, yang justru mengerahkan operasi militer terbesar di Asia setelah Perang Vietnam, untuk tujuan kemanusiaan dan penyelamatan. Mereka yang membenarkan peledakan WTC adalah juga yang memfitnah dengan teori tsunami nuklir, paralel teori WTC ditabrak oleh agen Yahudi Mossad, dan bukan Osama bin Laden. Mereka itu lebih berbahaya dari Mohammad Atta yang sudah terbakar di WTC. Karena mereka masih sehat wal afiat dan selalu menebarkan virus fitnah yang keji dalam usaha membenarkan teror dan kebencian terhadap kambing hitam abadi, yaitu AS dan Israel. Sekarang Hindu India juga dimasukkan dalam barisan musuh "Allah" yang diklaim oleh pemfitnah itu. * BENCANA tsunami memakan korban manusia dari pelbagai agama. Memang yang terbesar adalah Muslim di Aceh, tapi juga Hindu dan Buddha di India, Sri Lanka dan Thailand serta turis Barat yang Kristen atau sudah jadi ateis dan sekuler. Kalau negara-negara tertentu berteriak merasa paling berhak membantu dengan telepon semalam suntuk US$ 82 juta, memakai teori solidaritas agama sebagai kriteria bantuan, maka akan banyak yang mati sebelum bantuannya sampai di Aceh. Karena yang tiba lebih dulu adalah pasukan Singapura, Australia, dan awak USS Abraham Lincoln yang tanpa memedulikan agama, menolong para korban dengan empati. Sudah sering saya menulis dengan sedih dan prihatin bahwa nasionalisme Indonesia kadang terbajak oleh sektarianisme agama primitif yang mengorbankan kepentingan nasional dan kemanusiaan. Sekitar 40 tahun yang lalu negara-negara Arab meninggalkan atlet Indonesia diskors dari Olimpiade Tokyo, karena RI melarang Israel ikut Asian Games 1962 di Jakarta. Tetapi, negara-negara Arab berlenggang-kangkung bermain bersama Israel di Tokyo tahun 1964 tanpa simpati sedikit pun pada atlet Indonesia yang dikucilkan dari Olimpiade Tokyo. Sekarang tahun 2004, ketika USS Abraham Lincoln yang memang bertenaga nuklir sampai lebih dulu di Aceh untuk operasi kemanusiaan, jaringan pemberitaan Al Arabiya memfitnah bahwa tsunami merupakan bikinan AS. Teori konspirasi seperti itu dan solidaritas agama yang membuta, tetap saja dipakai. Sama sekali tidak mempunyai moral untuk melihat kebaikan atau kejujuran atau tingkah laku seseorang secara adil. * GELOMBANG tsunami kemarin barangkali tidak akan menimbulkan mentalitas pascatsunami seperti yang diharapkan oleh Dr Sjahrir. Sebagian elite Indonesia masih terkontaminasi mentalitas pratsunami dengan kekerdilan sektarian, fanatisme primitif, solidaritas jahiliyah, yang penuh fitnah, dendam-kesumat, angkara-murka, iri hati dan dengki. Mereka tidak akan mampu mengentaskan bangsa Indonesia dari kepedihan tsunami. Sebab seperti kemarahan Kompas bahwa sudah kere, masih tetap gengsi, gemar ikut memfitnah, tidak punya mentalitas bersyukur kepada penolong dan penyelamat. Maka nasib Indonesia barangkali tidak akan segera pulih. Abraham Lincoln menghapus perbudakan dengan risiko perang saudara di AS. USS Abraham Lincoln menggelar operasi kemanusiaan yang dibalas dengan air tuba, fitnah dan kekerdilan model elite yang bermental kere tapi gengsi. Siapa yang akan survive menghadapi dunia abad XXI, penganut Abraham Lincoln yang konsisten dengan prinsip kemanusiaan, atau para pemfitnah yang lebih populer dan merasuki massa yang hanya bisa membenci orang lain karena tidak tahan menderita? Padahal, penderitaan itu disebabkan oleh kebodohan, kedosaan, kedengkian dan kebencian mereka sendiri terhadap orang lain yang dijadikan alasan untuk meluncurkan teror dan fitnah. Dalam perang Irak, banyak orang ingin AS dan George Bush dikalahkan dan mungkin juga orang kepingin Pemilu 30 Januari di Irak gagal dan Bush malu besar. Begitu pula Pilpres Palestina, Minggu kemarin, masih diwarnai kebencian dan bukan terobosan perdamaian. Dalam "jihad pascatsunami", USS Abraham Lincoln di barisan depan penyelamat korban, tapi masih difitnah dengan teori konspirasi, maka manusia yang masih berhati nurani hanya bisa berdoa sambil terus melakukan misi kemanusiaan. Namun, sudah ada terobosan mentalitas pascatsunami pada elite Indonesia dalam mengarungi bahtera politik global era pascatsunami. Goenawan Mohamad tersentuh hati nuraninya untuk menanyakan "keterlambatan Arab Saudi dan negara-negara Islam memberi bantuan tsunami", menurut Raymond Bonner dalam The New York Times, 7 Januari. Saya ingin mengusulkan kepada Presiden Yudhoyono untuk menunjuk Goenawan Mohamad sebagai calon pengganti Dubes Soemadi Brotodiningrat yang akan habis masa jabatannya bulan Mei 2005 (setelah diperpanjang tiga bulan sejak Februari). Periode pascatsunami membutuhkan diplomat bermental pascatsunami dan berwawasan global sekaliber Soedjatmoko. Dengan segala hormat kepada para diplomat karier Departemen Luar Negeri dan para politisi sektarian yang sangat berambisi ingin duduk di Washington DC mewakili RI, melalui kesempatan ini saya ingin mengingatkan bahwa hanya tokoh sekaliber Goenawan Mohamad atau Nono Anwar Makarim yang saat ini pantas untuk berkantor di KBRI Massachusetts Avenue yang baru dikunjungi tiga presiden AS. Mengirim tokoh sembarangan ke AS, mirip menjual murah Indonesia dan menurunkan rating intelektualitas dan bobot profesional Dubes RI untuk AS, serta akan membuat Indonesia tidak mentas dari mentalitas pretsunami. * PENTINGNYA MENGGERAKKAN DOA SYAFAAT Kiranya tidak banyak lagi yang meragukan betapa mutlak pentingnya peran doa dalam upaya umat Kristiani untuk membantu rakyat Aceh yang terkena bencana gempa dan tsunami hampir sebulan yang lalu. Kita semua senang atas kesempatan untuk turut ambil bagian dalam membantu saudara-saudara sepupu di Aceh setelah musibah yang begitu dahsyat melanda mereka. Tetapi adanya upaya-upaya untuk menimbulkan sentimen nasionalisme yang sempit yang bertujuan untuk menghasilkan penolakan terhadap bantuan asing itu, menunjukkan bahwa ada kekuatan-kekuatan besar yang bermain di latar belakang. Untuk memastikan bahwa upaya kita tidak akan dihambat oleh pihak-pihak yang memusuhi, kita sungguh perlu menggerakkan umat percaya di Indonesia dan di luar negeri untuk menaikkan doa syafaat bagi bagi kelanjutan kehadiran kita di bumi Aceh. Kita perlu berdoa agar Jendela Kesempatan (Window of Opportunity) kita untuk mendemonstrasikan Kasih Tuhan kepada masyarakat yang telah menutup diri sekian lamanya itu jangan cepat-cepat tertutup kembali. Doakanlah juga agar Tuhan menjamah hati semua relawan kita untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dalam semangat persatuan dan kesatuan, tanpa mementingkan diri atau kelompoknya. Diperlukan banyak kesabaran dan pengorbanan untuk melayani dalam situasi yang kurang nyaman dan terkadang menerima perlakuan yang tidak sepantasnya dari orang yang dilayani maupun dari sesama yang melayani. Mintalah kepada Tuhan agar terutama para pemimpin dari rombongan-rombongan relawan tsb. tabah menghadapi segala sesuatu. Sementara laporan menyebutkan bahwa ada tenaga dokter (terutama dari luar negeri, yang atas biaya sendiri datang ke Aceh, lengkap dengan peralatan dan obat-obatan) tidak tersalur untuk melayani karena kurangnya komunikasi antara rombongan-rombongan relawan - yang bekerja sendiri-sendiri tanpa mengetahui kebutuhan dari yang lainnya. Ada kasus dokter-dokter asing yang meninggalkan Aceh, padahal belum sejam kemudian sekelompok relawan datang memberitahukan bahwa mereka kekurangan dokter. INTERMEZZO Seorang relawan yang datang jauh-jauh dari Washington, A.S. (mewakili gereja Indonesia di sana) ke Medan, lalu menghubungi no. HP dari Helimission karena merencanakan untuk membawa cukup banyak barang keperluan yang harus diantarkan ke Meulaboh. Akhirnya saudara tsb. berjanji untuk bertemu dgn pilot heli di bandara, dan ia menunggu di gerbang masuk bandara. Pilot juga menelpon dgn HPnya dan mereka saling menjelaskan posisi masing-masing. Tetapi meskipun posisi sudah tepat, mereka tidak juga melihat satu sama lain. Akhirnya, keduanya menyadari kekeliruan yang telah terjadi, karena ternyata saudara tsb. berada di bandara Medan Polonia, sedangkan sang pilot berada di .. bandara Banda Aceh! Semua itu hanya karena salah asumsi! Untunglah, barang-barang kemudian dapat dibawa dgn truk ke Meulaboh dan keesokan harinya relawan kita dapat berangkat dgn heli angkatan udara Singapore. RAPAT EVALUASI Tsunami telah terjadi hampir sebulan yang lalu dan sementara itu sudah banyak lembaga gereja, organisasi dan yayasan kristiani yang terjun ke lapangan dengan menyediakan sembako, pelayanan medis, fasilitas air minum dan lain-lainnya. Kiranya waktu telah tiba untuk berkumpul dan berembug bersama membicarakan hasil-hasil yang telah tercapai, kendala-kendala yang ditemukan di lapangan dan kesempatan yang ada di depan. Melalui e-mail dan sms kami telah memberitahukan para rekan bahwa akan diadakan pertemuan kembali di gedung LPMI, Jl. Penataran 10, Lt. 4, Jakarta Pusat pada hari Kamis, 27 Januari 2005 pada pk. 14.00 s/d 16.00. Dalam catatan kami ada lebih dari 30 lembaga gereja/organisasi kristiani dari dalam dan luar negeri yang terlibat dalam kepedulian ke Aceh. Kami harap untuk dapat membagikan daftar selengkapnya pada kesempatan pertemuan tsb. Nomor-nomor penting untuk dikontak 1. Perlu helikopter untuk mengantarkan barang dari Banda Aceh ke daerah-daerah bencana Johannes Rehm Andy McCain 0815-11596177 0811-529810 Hubungi jauh-jauh hari sebelumnya mengingat jadwal yang padat. 2. Perlu pengantaran barang menggunakan truk dari Medan ke Banda Aceh Jimmy Sing 0811-878080 3. Perlu ekspedisi barang menggunakan truk dari Jakarta ke Banda Aceh Jimmy Anto (Ekspedisi Semangat) 0812-9763888 Ongkos kirim ke Banda Aceh Rp. 16 juta per truk (Harga normal 18 juta). 4. Perlu bantuan untuk prosedur inklaring Bea Cukai barang luar negeri untuk bantuan Aceh Peter Rondeel Jeffrey Kurniawan 0813-19278997 0813-19222765 5. Gudang sementara utk simpan barang dari luar negeri di Jkt & Medan Peter Rondeel Jeffrey Kurniawan 0813-19278997 0813-19222765 6. Perlu akomodasi, prioritas bagi warga asing yang membawa bantuan dan berkunjung ke Banda Aceh Larry Legrand Joanna Schiestl 0812-2124212 Hub via e-mail: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]: 7. Perlu pesawat Medan-Nias pp Edu Gea 0812-6594714 Orang bupati Nias 8 Masih memerlukan tenaga medis/dokter? Hubungi PELKESI RS PGI dr. Jongguk Naiborhu 081310700821 9. Jika mengalami kesulitan menyalurkan barang atau bantuan kepada korban tsunami Aceh-Sumut, silahkan menghubungi kami Peter Rondeel Jeffrey Kurniawan 0813-19278997 0813-19222765 10. Pelayanan medis yang masih membutuhkan obat-obatan dapat menghubungi kami Peter Rondeel Jeffrey Kurniawan 0813-19278997 0813-19222765 Seperti daftar terlampir di bawah ini Data Obat-Obatan dan perlengkapan: 1.. Gauze Swabs (Bandages) 2.. Chlorine Tablets 3.. Cotton Packages 4.. Antiseptic cream 5.. Paracetamol Tablets (500 mg) 6.. Sterile Alcohol Wipes 7.. Amoxicilin Antibiotic Tablets (250 mg) 8.. Bandages 9.. Carbon Tablets (125 mg) 10.. Digital Thermometers 11.. Face Masks 12.. Surgical Gloves 13.. Isolation Gowns 14.. Rehydration Salts 15.. Surgical Masks 16.. Surgical Gowns 17.. Respiratory Masks 18.. Respiratory Mask & Gowns CATATAN: Informasi di atas akan terus di-update, karena itu kami mohon bantuan setiap Bapak/Ibu/saudara untuk dapat memberikan informasi apa saja yang berguna bagi kita semua. Jika ada informasi yang ingin disampaikan ataupun yang perlu dikoreksi, harap segera menghubungi kami melalui e-mail: [EMAIL PROTECTED] atau sms kepada kami: 081319278997 (Peter Rondeel) atau 081319222765 (Jeffrey Kurniawan). JarKomBAS POSKO BERSAMA adalah aliansi berbagai LSM (PGI, PDS, PIKI, PARKINDO, PII, PGPI, Ayub, NPC, Sahabat Kristen, PJRN, JDN, YVI Pluit, Gereja Rakyat, OBI, Aceh Task Force, Yay. Setia Bakti, dll) untuk membantu korban gempa & tsunami di Aceh & Nias. Sumbangan dana SAHABAT PEDULI melalui milis SAHABAT KRISTEN dapat ditransfer ke rekening BCA 654.0039761 (a/n Leonard Handjojo). Mohon agar memberi-tahukan saya di 0813-14081427 apabila Anda mentransfer agar dapat kami data. Love & pray, Team modie milis SAHABAT KRISTEN [Non-text portions of this message have been removed] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: jesus-net@yahoogroups.com Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/