Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-15 Terurut Topik Ananto

mas,
sudah berulang kali saya bilang... pembandingnya bukan seperti itu... jangan
ngeres dong...

kebanyakan daging kambing sih, kayak orang Timur Tengah..:-p

salam,
ananto


On 2/15/07, Anto Sulistianto [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Fotomodel Plyaboy juga merasa terhormat kendati mereka seperti hewan
di majalah playboy...

Wassalam,
Anto


- Original Message 
From: humaeroh [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, February 14, 2007 4:18:26 PM
Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

   ? ???




- Original Message -
*From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
*To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-islam@yahoogroups.com
*Sent:* Wednesday, February 14, 2007 4:09 PM
*Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab



tapi kalau disuruh milih, saya milih yg berjilbab lho... jangan kuatir...
:))

salam,
ananto


On 2/14/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED] wrote:

Oke Bos ananto...Bukan bos gila loh...
 Matur nuwun,Terima kasih,atas masukannya.sok mangga dilanjut obrolannya.

 - Original Message -
 *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
 *To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-islam@yahoogroups.com
  *Sent:* Wednesday, February 14, 2007 11:18 AM
 *Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab



 saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan sampeyan...
 jika sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, silahkan dipakai dan
 digunakan serta diamalkan

 tapi,
 jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena berkeyakinan bahwa
 memakai jilbab itu tidak wajib

 salahkan yg suka berbusana mengundang ... dan sekali lagi concern
 saya, tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang

 salam jilbab,
 ananto


 On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo kepanasan...
 
  saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama sekolah saya di
  terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita
  dan karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias tidak
  berjilbab,bener ga yah ?
  Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu minta
  restu suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi sebagai istri yang
  baik apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan ketika suami
  saya bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal jangan cuma
  ikut-ikutan mode atau lagi ngetrend
  segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya berarti itu
  kebaikan untuk umat itu sendiri.
  Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita muslimah yang
  ingin memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat kerja jilbab
  itu selalu jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah mengorbankan
  penghasilan dan kerjaan mereka karena mereka hanya ingin mempertahankan
  perinsip mereka untuk tetap memakai jilbab.dan itu introfeksi untuk
  diri saya sendiri.
  Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya pakai
  hanya menutupi kecantikan saya.
  dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival.
  Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab karena
  fenomena yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum ibu saja.
  tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan saya
  sangat menikmati masukan dari mereka semua.
  Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya pungkiri.
  Di beri punya suami yang baik
  Di beri anak yang sehat
  Di Kesehatan
  Di beri Pekerjaan
  dll. ..
  kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah yang
  diberikan kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan menangis betapa saya
  yang bodoh dan hina ini masih di beri kesempatan untuk melihat orang-orang
  yang saya sayangi sampai detik ini.
 
  Salam
 
 
 
  - Original Message -
  *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
  *To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com
  keluarga-islam@yahoogroups.com
  *Sent:* Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM
  *Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
 
 
 
  hehehe...
  nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :))
 
  sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas:
  wallahu a'lam... :)
 
  salam,
  ananto
 
 
  On 2/13/07, Raflis amin aminraflis2000@ yahoo.com
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang
   dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana
   dengan pandangan ALLAH SWT  ? ? ?
   
  
   *Ananto [EMAIL PROTECTED]* wrote:
  
Terhormat Meski Tanpa Jilbab  *Najwa Shihab punya prinsip sendiri
   tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar 
jilbab
   kepala. *
  
   *Profil, *Maret 2005
   TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di
   stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan
   

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 28 Muharram 1428H

2007-02-15 Terurut Topik Ananto

Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allaah, The Most Gracious, The Most Kind
 Allahumma inni as'aluka bi anni asyhadu annaka antalloh laa ilaaha illa
antal ahadushomadulladzi lam yalid walam yuu lad walam yaqullahu kufuwan
ahad.

Ya Allah sesungguhnya aku minta padamu dan sesungguhnya aku bersaksi bahwa
Engkau Allah tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Engkau yang Esa, tempat
bergantung yang tidak beranak dan tidak dianakkan tiada baginya
seorangpun yang menyamaiMu.


[keluarga-islam] Re: Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-15 Terurut Topik imbuhs
Iya, bener.  Tapi mas anto Sulistianto, sampeyan melotot juga kan 
lihat(ato ngintip diam2 nih) majalah play boy? Nah, pernah lihat 
nggak, orang yang pakai baju terhormat jilbab tapi kelakuan kaya 
hewan (the best seller lombok membara')?  
kataku jilbab doang sih nothing..

IS


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas,
 sudah berulang kali saya bilang... pembandingnya bukan seperti 
itu... jangan
 ngeres dong...
 
 kebanyakan daging kambing sih, kayak orang Timur Tengah..:-p
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 2/15/07, Anto Sulistianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Fotomodel Plyaboy juga merasa terhormat kendati mereka 
seperti hewan
  di majalah playboy...
 
  Wassalam,
  Anto
 
 
  - Original Message 
  From: humaeroh [EMAIL PROTECTED]
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 4:18:26 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
 
 ? ???
 
 
 
 
  - Original Message -
  *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
  *To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-
[EMAIL PROTECTED]
  *Sent:* Wednesday, February 14, 2007 4:09 PM
  *Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
 
 
 
  tapi kalau disuruh milih, saya milih yg berjilbab lho... jangan 
kuatir...
  :))
 
  salam,
  ananto
 
 
  On 2/14/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Oke Bos ananto...Bukan bos gila loh...
   Matur nuwun,Terima kasih,atas masukannya.sok mangga dilanjut 
obrolannya.
  
   - Original Message -
   *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
   *To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-
[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Wednesday, February 14, 2007 11:18 AM
   *Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
  
  
  
   saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan 
sampeyan...
   jika sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, 
silahkan dipakai dan
   digunakan serta diamalkan
  
   tapi,
   jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena 
berkeyakinan bahwa
   memakai jilbab itu tidak wajib
  
   salahkan yg suka berbusana mengundang ... dan sekali lagi 
concern
   saya, tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang
  
   salam jilbab,
   ananto
  
  
   On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] co.id [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo 
kepanasan...
   
saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama 
sekolah saya di
terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu 
kebanyakan adalah wanita
dan karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias 
tidak
berjilbab,bener ga yah ?
Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu 
minta
restu suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi 
sebagai istri yang
baik apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan 
ketika suami
saya bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal 
jangan cuma
ikut-ikutan mode atau lagi ngetrend
segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya 
berarti itu
kebaikan untuk umat itu sendiri.
Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita 
muslimah yang
ingin memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat 
kerja jilbab
itu selalu jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah 
mengorbankan
penghasilan dan kerjaan mereka karena mereka hanya ingin 
mempertahankan
perinsip mereka untuk tetap memakai jilbab.dan itu 
introfeksi untuk
diri saya sendiri.
Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya 
pakai
hanya menutupi kecantikan saya.
dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival.
Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab 
karena
fenomena yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum 
ibu saja.
tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan 
saya
sangat menikmati masukan dari mereka semua.
Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya 
pungkiri.
Di beri punya suami yang baik
Di beri anak yang sehat
Di Kesehatan
Di beri Pekerjaan
dll. ..
kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah 
yang
diberikan kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan 
menangis betapa saya
yang bodoh dan hina ini masih di beri kesempatan untuk 
melihat orang-orang
yang saya sayangi sampai detik ini.
   
Salam
   
   
   
- Original Message -
*From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
*To:* keluarga-islam@ yahoogroups. com
keluarga-islam@yahoogroups.com
*Sent:* Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM
*Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
   
   
   
hehehe...
nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :))
   
sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? 
jawabannya jelas:
wallahu a'lam... :)
   
salam,
ananto
   
   
On 2/13/07, Raflis amin aminraflis2000@ yahoo.com
[EMAIL 

[keluarga-islam] Menjadi Yang Terbaik

2007-02-15 Terurut Topik agussyafii
Menjadi Yang Terbaik

Ridho Alloh SWT selalu diberikan kepada mereka yang ber-mujahadah 
(Bersungguh-sungguh). Kesungguhan itu selalu membawa dampak didalam 
diri seseorang seperti meningkatnya kualitas hidup. 

Kehidupan manusia dikendalikan oleh perasaan bahagia dan derita, 
ketika kebahagiaan hadir penderitaan telah menanti. Semuanya datang 
silih berganti begitu cepat dan tidak pasti bagaikan pendulum. 
Mujahadah adalah kesungguhan untuk mengendalikan hidupnya supaya 
tidak dikuasai oleh perasaannya sendiri. Melainkan mengendalikan 
kebahagiaan dan penderitaan, bagi orang yang bermujahadah keduanya 
disambut dengan riang gembira. Disaat menyambut kehidupan dengan 
riang gembira, disaat itulah ridho Alloh SWT hadir didalam diri kita 
dan terlihat dalam perilaku dengan meningkatnya kualitas hidup dan 
iman kita, dalam wujud pikiran, ucapan dan tindakan memiliki manfaat 
bagi orang lain. 

Orang yang mendapatkan ridho Alloh SWT berarti dirinya telah menjadi 
manusia terbaik, seperti sabda Nabi SAW, Khoirun Nas, An-fa'un 
Nas. Manusia terbaik adalah Manusia yang membawa manfaat bagi orang 
lain.. 

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com






[keluarga-islam] Membangun Masyarakat (4)

2007-02-15 Terurut Topik agussyafii
Membangun Masyarakat (4)
Lahirnya Masyarakat Islam Yang Pertama

Tiga belas tahun pertama risalah Nabi, yakni periode Makkah, Nabi 
belum berhasil membangun masyarakat dengan tatanan yang beretika dan 
berkesejahteraan sosial. Makkah bagaikan tanah tandus yang susah 
ditanami nilai-nilai ke Islaman. Keputusan Nabi untuk hijrah ke 
Madinah membuka peluang untuk lahirnya masyarakat Islam, yakni 
masyarakat yang memiliki tatanan etik dan sosial sesuai dengan ajaran 
Islam, atau yang sekarang disebut dengan nama masyarakat madani. 
Pertanyaan yang timbul adalah sejak kapan masyarakat Islam itu 
terwujud di Madinah ? Pendapat para ahli berbeda-beda, ada yang 
mengatakan ; (1) hanya enam bulan terakhir masa kenabian, (2)  sejak 
berakhirnya perang Ahzab dan putusnya perjanjian Nabi dengan kaum 
Yahudi Madinah.

Yang menarik ialah perubahan nama kota Yatsrib yang oleh Nabi diganti 
menjadi Madinah. Penggantian nama Madinah bukan hanya sekedar nama 
tetapi mengandung konsep masyarakat. Jika Al Qur'an menyebut istilah 
khairo ummah (umat yang ideal) dan ummatan wasathan  (umat yang 
berkeadilan/penengah), maka nama Madinah mengandung arti negeri 
dimana penduduknya hidup secara beradab atau berperadaban tinggi. 
Jika dilengkapi dengan al Munawwarah maka artinya peradaban tingi 
yang disinari atau diterangi (oleh wahyu).  Jadi Kota madinah al 
Munawwarah adalah konsep civil society, masyarakat kota yang 
berperadaban tinggi dimana kebudayaannya bukan saja berdimensi 
horizontal tetapi mempunyai hubungan vertical, mengikuti panduan suci 
dari wahyu Tuhan. 

Ada proses-proses bagaimana Nabi menegakkan pilar-pilar masyarakat 
Madinah, antara lain :

1. Mempersaudarakan pengungsi Makkah (Muhajirin) dengan penduduk 
Madinah (Ansar), dan kedua kelompok itu akhirnya menjadi pilar utama 
tegaknya masyarakat Islam di Madinah. Interaksi social antara 
kelompok Muhajirin dan Ansor sangat kental dan indah, dan nampaknya 
tak ada bandingannya baik dengan model sebelumn maupun sesudahnya 
hingga sekarang.

2. Mengatur tata pergaulan sosial dengan agama, baik dalam kehidupan 
rumah tangga atau ahwal as syahshiyyah (pernikahan dengan segala hal 
yang terkait/) maupun kehidupan sosial (mu`amalah).


3. Meneguhkan kedudukan dirinya (Rasul) sebagai pemimpin masyarakat, 
yang dalam menjalankan kebijakan selalu bermusyawarah dengan  sahabat-
sahabat besar (aspirasi masyarakat), otoritas Nabi seperti raja dalam 
Kerajaan, tapi aplikasinya berlangsung seperti dalam Negara Republik.

4. Menjalin  perjanjian perdamaian dengan semua kekuatan sosial yang 
ada (terkenal dengan Piagam Madinah, mirip dengan Panca Sila)


5. Menegakan hukum yang disepakati (Piagam Madinah), antara lain 
menghukum para penghianat perjanjian.

6. Memberikan keteladanan yang sangat tinggi (uswah hasanah) dalam 
kehidupan sebagai pribadi, sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin 
masyarakat.

Selama sepuluh tahun periode  Madinah, Nabi bukan saja berhasil 
membangun masyarakat madani di kota Madinah, tetapi juga berhasil 
menyatukan seluruh wilayah semenanjung Arabia dalam kesatuan wilayah 
politik.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com