[keluarga-islam] Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer

2008-08-04 Terurut Topik agussyafii
Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer


sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com



Alloh SWT memberikan petunjuk kepada manusia melalui berbagai saluran.
Pertama dan tertinggi adalah wahyu, dalam hal ini bagi orang Islam
adalah Al Qur'an dan kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Al Qur'an
adalah petunjuk bagi orang yang percaya (Q/2:97), petunjuk bagi orang
yang patuh dan takwa, hudan lil muttaqin (Q/2;2).

Bagi orang yang tidak percaya, al Qur'an tak berfungsi apa-apa
(Q/2;6). Petunjuk Tuhan juga disampaikan melalui sunnatullah (hukum
alam) pada alam semesta dan pada sejarah manusia, karena sunnatullah
itu konsisten bagaikan hukum besi yang tak bisa ditawar dan diganti.
(Q/35:43). Oleh karena itu orang yang pandai menangkap fenomena alam
dan sejarah, yang mau belajar kepada alam dan sejarah manusia, ia bisa
menjadi cerdas, bukan saja bisa menerangkan makna kejadian, tetapi
juga mampu memprediksinya.

Dalam perspektif inilah maka sepanjang sejarah kemanusiaan selalu saja
muncul orang bijak dengan kata-kata mutiaranya, muncul hukama dengan
kata-kata hikmahnya. Hikmah itu sendiri kata Nabi bagaikan mutiara
yang tercecer, yang bisa ditemukan entah oleh siapa saja (al hikmatu
dlallat al mu'min anna wajadaha), oleh karena itu kapanpun orang
menemukannya, hendaknya cepat pungut, meski mutiara itu berada di
lumpur. (khuz al hikmat walau min ayyi wi`a'in kharajat).

dan barang siapa beruntung dapat memungut hikmah, maka kata al Qur'an,
sungguh ia bagaikan menemukan durian runtuh yang tak ternilai
harganya (waman yu'ta al hikmata faqad utiya khairan katsiran
(Q/2:269). Ali bin Abi Thalib pernah berkata; Perhatikan apa yang
dikatakan, jangan melihat siapa yang berbicara (undzur ma qala wala
tandzur man qala).



sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com



Salam Cinta,
agussyafii

Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
[EMAIL PROTECTED] atau http://mubarok-institute.blogspot.com








[keluarga-islam] Daulah Islamiyyah Daulah al-Muslimin

2008-08-04 Terurut Topik agussyafii
Daulah Islamiyyah  Daulah al-Muslimin


sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com


Problem cita-cita kebangsaan sebenarnya merupakan tuntutan yang
melekat dalam perjalanan sejarah, termasuk sejarah kebangsaan
Indonesia. Tiap-tiap bangsa memiliki sejarahnya sendiri-sendiri dengan
karakteristiknya yang berbeda-beda. Oleh karena itu betapapun ada
badan dunia seperti PBB atau badan regional seperti Asean, Uni Eropa,
atau badan ideologis seperti Organisasi Konperensi Islam (OKI),
tetap saja setiap negara lebih mementingkan kepentingan nasionalnya. 

Idealisme daulah Islamiyyah misalnya, selalu terkalahkan oleh
kepentingan nasional tiap-tiap negeri Islam dengan berbagai
problemanya. Di Indonesia misalnya, ada aspirasi yang ingin
tegas-tegas menyebut negara Islam dengan alasan mayoritas penduduknya
muslim, tetapi aspirasi lain yang juga datang dari kelompok besar
muslim,yakni NU menyatakan bahwa Republik Indonesia dengan
Pancasilanya adalah bentuk maksimal dari cita-cita kemerdekaan bangsa
Indonesia.

Jika kita menengok realita dunia Islam dewasa ini, maka negeri-negeri
dimana kaum muslimin tinggal, seluruhnya adalah negeri nasional, ada
yang berbentuk Republik, kerajaan, atau kerajaan konstitusional. Hanya
Iran yang secara tegas menyebut Republik Islam Iran. Arab Saudi bahkan
lebih kental lagi menyebut identitas keluarga dalam nama Kerajaan
Saudi Arabia, kerajaan¬nya keluarga Ibn Saud.

Al Qur'an dan hadis memang tidak menentukan secara definitif bentuk
negara seperti apa bagi kaum muslimin. Yang disebut adalah peran
kekhalifahan yang harus juga dipikul oleh negara. Dengan kata lain, Al
Qur'an memberi kebebasan kepada ummat Islam untuk berekpressi dalam
politik, sesuai dengan situasi dan kondisi mereka, sepanjang berada
dalam koridor yang bisa diterima oleh nilai-nilai Islam. Dari itu maka
sangat menarik pola perubahan ekpressi politik kaum muslimin sepanjang
sejarahnya.

Ketika Rasul wafat, kaum muslimin mengalami kebingungan dahsyat dalam
mencari bentuk Pemerintahan. Setelah mengalami perdebatan yang nyaris
terjadi konflik etnik, ditemukan solusinya, yaitu Abu Bakar Siddik
secara aklamasi dipilih sebagai pengganti Rasul, khalifatur Rasul dan
Amirul mu'minin (Panglimanya orang mukmin). Berikutnya, Umar bin
Khottob menerima suksesi sebagai pengganti dari pengganti
Rasul,disebut Khalifatu khalifatir Rasul melalui dekrit atau wasiat
dari Abu Bakar. Berikutnya, Usman bin Affan menerima suksesi sebagai
khalifah ke III melalui permusyawaratan perwakilan, yakni oleh enam
orang tokoh besar yang ditunjuk oleh Umar bin Khottob sebelum
wafatnya. Berikutnya, Ali bin Abi Thalib menduduki kursi khalifah ke
IV melalui ba'iat penduduk yang kurang kompak, karena situasi konflik
sedang melanda masyarakat muslim ketika itu.

Setelah periode empat khalifah yang disebut Khulafa Rasyidin, ekpressi
politik kaum muslimin berubah polanya, yakni kuatnya pengaruh budaya
melebihi komitmennya kepada ajaran Islam. Sejak itu maka bentuk
Pemerintahan kaum muslimin berubah menjadi dinasti, meski Sang Raja
tetap diberi gelar sebagai Amirul mukminin, dimulai dari dinasti
Umayyah yang berpusat di Damaskus dengan pengaruh budaya Rumawi,
berusia hampir satu abad, kemudian dinasti Abbasiah yang berpusat di
Baghdad dengan pengaruh budaya Persia, berusia hampir lima abad,
tetapi yang efektip sekitar satu abad. Selama dua abad pertama, meski
dalam bentuk dinasti, tetapi pemerintahan itu efektif berjalan,
memayungi seluruh dunia Islam yang wilayahnya sangat luas. Terlepas
dari kekurangannya, periode itu dikenal sebagai berlang¬sungnya daulah
Islamiyyah, atau Pemerintahan Islam. 

Periode berikutnya, muncul kerajaan-kerajaan kecil yang efektip
berdiri sendiri-sendiri, meski nuansa daulah Islamiyyah tetap menjadi
agenda. Turki Usmani pernah pula efektip memimpin daulah Islamiyyah.
Runtuhnya Turki Usmani sebagai pemerintahan model khilafah merupakan
babak awal berdirinya negeri-negeri Islam nasional atau daulatul
muslimin. Dalam daulah Islamiyyah, kaum muslimin hanya mengenal
identitas keislaman, sedangkan dalam daulatul muslimin, kaum muslimin
disamping mengenalkan identitas keislaman, juga identitas kebangsaan.
Kini pada era modern, negeri-negeri Islam memiliki berbagai model
dalam menampilkan identitas keislamannya dalam negara kebangsaannya.
Saudi Arabia berbentuk dinasti kerajaan yang menempatkan diri sebagai
pelayan dua tempat suci kaum muslimin, Khadimul haramain.

Malaysia berbentuk kerajaan konstitusional yang menempatkan Islam
sebagai agama negara, Pakistan, satu-satunya bangsa yang lahir karena
identitas Islam (padahal mereka bangsa India) pernah membentuk
Republik Islam Pakistan, tetapi identitas ke Islamannya kurang
konsepsional, berbeda dengan Republik Islam Iran yang tegas dibangun
berdasar konsep imamah wilayat al faqih dari faham Syi'ah Itsna
`asyariah. Sudan dan Nigeria sedang dalam proses memunculkan jati diri
ke Islaman dan kebangsaanya, dan negeri-negeri lain ada yang bahkan
lebih nampak corak sekulernya.

Republik Indonesia 

[keluarga-islam] Ketekunan dan Barokah Orang Alim

2008-08-04 Terurut Topik Yusa
(Disampaikan oleh Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain bin Ali bin Ahmad 
Aljufri saat ziarah ke makam Alhabib Zain bin Ali bin Ahmad Aljufri dalam 
rangkaian acara Haul Alhabib Zain bin Ali Aljufri di pemakaman Bergota - 
Semarang)


Para wali Allah Swt tidak lagi merasa khawatir akan segala sesuatu sebab mereka 
dekat dengan Allah Swt. Yang kita haul-i adalah dikenal sebagai wali Allah. 
Rasul Saw berdoa agar keturunan beliau Saw dikarunia barokah oleh Allah Swt, 
yang kita haul-I dalah termasuk keturunan beliau Saw dan orang alim.

Mbah Hamid Kajoran pernah berkata bahwa Alhabib Zain bin Ali bin Ahmad Aljufri 
ini adalah wali khusus di atas khusus meski beliau tidak menampakkan diri di 
khalayak ramai sebagai seoran wali.

Suatu ketika murid beliau bertanya bagaimana cara agar bisa sholat malam. Oleh 
beliau dikatakan agar dia tiap bangun tidur di malam hari langsung sebut nama 
Allah Swt, lalu pergi kamar mandi dan wudhu meski tidak sholat malam. Ini 
dilakukan oleh murid beliau dan suatu ketika dia lapor ke habib Zain bahwa dia 
sudah melakukan perintahnya dan bisa bangun malam. Lalu oleh beliau dikatakan 
pada dia agar menambah dengan doa setelah menyebut nama Allah begitu bangun 
tidur.

Dengan usaha maksimal, Allah akan menyampaikan kita pada tujuan kita. 
Alhamdulillah sampai sekarang si murid itu insya Allah masih istiqomah sholat 
malam berkat ketekunannya dan barokah gurunya yang alim serta mengamalkan 
ilmunya. 

Salam, Yusa.
www.majlismajlas.blogspot.com

[keluarga-islam] Dengan Nama Allah

2008-08-04 Terurut Topik David Sofyan
Dengan Nama Allah

Hari itu saya terlambat pulang kerja, setiba dirumah anak sedang menangis di 
pangkuan ibunya, tidak ada suara yang terdengar selain  
ibu...ibuibu...ibu.. terus saja seperti itu sampai anak saya tertidur di 
pangkuan ibunya, setelah itu saya bertanya kenapa dia menangis, istri 
mengatakan bahwa dia habis di omelin sama nenek karena suka gangguin adiknya. 
Waktu itu hati saya juga sedang kesal karena ada masalah di kantor, tapi saya 
tidak mau menunjukan didepan istri takut dia jadi kepikiran.

Sewaktu sholat Isya (karena telat sampai rumah jadi gak sempat berjamaah di 
masjid) hati didada masih saja tidak menentu. semakin di fokuskan fikiran 
semakin terfikir masalah dikantor, sibuk berdialog dengan diri sendiri dan 
melakukan pembenaran-pembenaran di dalam benak terhadap segala masalah, samapi 
tidak terasa raka'at ke 4 hampir berakhir (Subhanallah dengan kehebatan Allah, 
Dia bisa menciptakan otak kanan dan kiri berkerja sendiri-sendiri secara 
teratur tampa ada yang salah, masalah nyambung atau tidak itu masalah lain 
lagi). pada sujud terakhir saya teringat dengan tangisan anak  yang 
memanggil-manggil nama ibunya  sampai dia tertidur, dan tanpa disadari bibir 
mulai berkeluh kesah dengan Allah lewat panggilan namanya  ya Allahya 
Allah...Allah..Allah...ya Allah. terus saja seperti itu tanpa ada 
kata-kata lain bahkan tidak ada doa agar masalah diselesaikan, yang ada hanya 
tangisan dalam naungan Asma Allah.

Terlalu banyak rumusan-rumusan dikepala mengenai cara melepaskan masalah, 
terkadang sebuah tangisan bisa meluluh lantakan segala macam teori masih 
berkutat pada masalah  apa dan bagaimana  sehingga sering kita meninggalkan 
sebuah kesederhanaan , ya seperti rengekan anak kecil tanpa perduli dengan 
rangkaian kata-kata

Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi 
maha penyayang. Panggillah Allah dengan suatu kesungguhan, kepasrahan, ketidak 
berdayaan, panggilah nama Allah dengan penuh harap dengan penuh cinta maka 
rasakan kasih sayangnya akan menjalar keseluruh tubuh secara spontan tanpa 
direkayasa. Jika anak hanya dengan memanggil-manggil ibunya hatinya jadi tenang 
maka kata-kata apa yang bisa menggantikan nama Allah ketika kita gelisah, 
bukankah setiap perbuatan dan perkataan di mulai dengan Bismillah.

Salam


David



[keluarga-islam] Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban

2008-08-04 Terurut Topik syamsuri149
Keutamaan Malam Nishfu Sya'ban

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata: 
Ketika Muhammad Al-Baqir (sa) ditanyai tentang keutamaan malam Nishfu
Sya'ban, beliau berkata: `malam Nishfu Sya'ban adalah malam yang
paling utama setelah Laylatul Qadar; pada malam ini Allah
menganugerahkan karunia-Nya dan mengampuni mereka dengan anugerah-Nya,
maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam bertaqarrub kepada Allah pada
malam ini, karena malam ini adalah malam Allah bersumpah pada diri-Nya
untuk tidak menolak permohonan orang yang memohon selama ia tidak
memohon kemaksiatan pada-Nya, dan Allah menjadikan malam ini malam
kami Ahlul bayt sebagaimana Dia menjadikan Laylatul-Qadar malam Nabi
kita, karena itu hendaknya kamu bersungguh-sungguh dalam berdoa dan
memuji Allah swt'.

Di antara keagungan dan keberkahannya malam ini adalah malam kelahiran
Imam Mahdi (sa), yaitu waktu dini hari tahun 255 H. 

Malam Nishfu Sya'ban
Ayah Ali bin Fadhal berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ali
Ar-Ridha (sa) tentang  malam Nishfu Sya'ban. Beliau berkata: Malam
Nishfu Sya'ban adalah malam Allah membebaskan hamba-Nya dari api
neraka dan mengampuni dosa-dosa. Aku bertanya lagi: Apakah sebaiknya
memperbanyak shalat sunnah di dalamnya lebih dari malam-malan yang
lain? Beliau berkata: Di dalamnya tidak ada sesuatu yang harus
menjadi beban, tetapi jika kamu ingin melakukan sesuatu, maka
hendaknya melakukan shalat Ja'far Ath-Thayyar (shalat tasbih). Dan
Perbanyaklah di dalamnya zikir kepada Allah azza wa jalla, istighfar
dan doa. Karena ayahku berkata: `Doa di dalamnya mustajabah. (Fadhail
Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 45)

Selengkapnya, berikut amalan dan doa2 di bulan Sya'ban, silahkan klik
disini:
http://islampraktis.wordpress.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
Wassalam
Syamsuri Rifai

Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dunia anak dan artikel Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com

Amalan Praktis harian dan Bulanan, dan doa2 pilihan:
http://islampraktis.wordpress.com

Tafsir tematik, keutamaan surat2 dan ayat2 Al-Qur'an:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Audio shalawat tarhim, doa dan musik2 ruhani (mp3), dilengkapi tek narasi:
http://syamsuri149.multiply.com

Amalan praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis keluarga bahagia, dunia anak dan artikel2 Islami, macam2 shalat
sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa pilihan: 
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Milis Feng Shui Islami, rahasia huruf dan angka, nama dan kelahiran,
rumus2 penting lainnya, dan doa2 khusus:
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami





[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 03 Sya'ban 1429H

2008-08-04 Terurut Topik Ananto
Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Allahu Akbaru, Allahumma ahillahu 'alaynaa bil'amni wal iimani was salaamati
wal islaami wat taufiiqi limaa tuhibbu wa tardhaa, rabbuna wa rabbukal
laahu.

Allah Maha Besar, Ya Allah jinakkanlah ia atas kami dengan keamanan dan
keimanan, keselamatan dan keislaman dan taufiq ke arah yang Engkau sukai dan
ridhai, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah. (HR. Ad Darimi)


[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Menikahkan perempuan hamil

2008-08-04 Terurut Topik Ananto
*Menikahkan perempuan hamil*



*Tanya:*



Bagaimana hukum menikahkan perempuan yang sedang hamil?

Bolehkah wanita tersebut dikumpuli (dijimak) setelah melangsungkan akad
nikah?

Bagaimanakah status anak yang dilahirkan itu (waris)?

Bila anak yang dilahirkan itu perempuan siapa wali nikahnya?

* *

*Jawab:*



Wanita yang hamil di luar nikah boleh dinikahkan oleh walinya, karena
kehamilan tersebut tidak dihormati oleh agama.



Wanita tersebut boleh dijimak oleh suami yang baru menikahinya.



Status dari anak yang lahir dari wanita tersebut hanya dapat menjadi ahli
waris dari ibunya saja dan tidak kepada bapaknya yang menikahi ibunya
setelah hamil, meskipun benih yang menjadi anak tersebut adalah benihnya
sendiri (bila yang mengawini adalah yang menghamili).



Jika anak tersebut perempuan, maka yang menjadi walinya adalah hakim. Bahkan
andaikata laki-laki yang membuahi ibunya itu tidak mengawini ibunya, maka
jika anak perempuan yang lahir dari benihnya tersebut sudah dewasa,
laki-laki yang benihnya menjadi anak perempuan tersebut (ayah biologis)
boleh mengawininya.



Tentang dasar hukumnya, kami persilahkan meneliti dalil-dalil berikut ini.



1. Fiqh ala Madzahibil Arbaah juz 4 halaman 533:



أَمَّا وَطْءِ الزِّنَا فَإنَّهُ لاَ عِدَّةَ فِيْهِ وَيَحِلُّ التَّزْوِيْجُ
بِالحَامِلِ مِنَ الزِّنَا وَوَطْءِهَا وَهِيَ حَامِلٌ عَلَى الأصَحِّ وَهَذَا
عِنْدَ الشَّافِعِى



Adapun hubungan seksual dari perzinaan, maka sesungguhnya tidak ada 'iddah
padanya. Halal mengawini wanita yang hamil dari perzinaan dan halal
menyetubuhinya sedangkan wanita tersebut dalam keadaan hamil menurut
pendapat yang lebih kuat. Pendapat ini adalah pendapat Syafii.



2. Al-Muhadzdzab juz 2 halaman 113



وَيَجُوزُ نِكَاحُ الحَامِلِ مِنَ الزِّنَا لأَنَّ حَمْلَهَا لاَيَلْحَقُ
بِأَحَدٍ فَكَانَ وُجُودُهُ كَعَدَمِهِ



Boleh menikahi wanita hamil dari perzinaan, karena sesungguhnya kehamilannya
itu tidak dapat dipertemukan kepada seseorangpun, sehingga wujud dari
kehamilan tersebut adalah seperti ketiadaannya.



3. Bughyatul Musytarsyidin halaman 201



(مَسْأَلَةُ ش) وَيَجُوزُ نِكَاحُ الحَامِلِ مِنَ الزِّنَا سَوَاءُ الزَّانِى
وَغَيْرِهِ وَوَطْءُهَا حِيْنَئِذٍ مَع الكَرَاهَةِ

* *

(masalah shin); Boleh menikahi wanita yang hamil dari perzinaan, baik oleh
laki-laki yang menzinainya atau oleh lainnya dan menyetubuhi wanita pada
waktu hamil dari zina tersebut adalah makruh.



4. Mughni Muhtaj juz 3 halaman 152



لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... فَالسُّلْطَانُ وَلِيٌّ لِمَنْ
لاَ وَلِيَ لَهُ.

* *

... karena sabda Nabi saw maka sultan/pemerintah adalah wali dari orang yang
sama sekali tidak ada wali baginya.



*Ust. Achmad Shampton Masduqie, Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Nurul
Huda, Mergosono Malang*


[keluarga-islam] Politik Beras Kerajaan Mataram

2008-08-04 Terurut Topik kang nceps
Sabtu, 2008 Maret 01
Politik Beras Kerajaan Mataram



Sudah sejak lama beras digunakan sebagai komoditas politik. Catatan
yang lengkap soal itu setidaknya diketahui semasa Kerajaan Mataram,
abad ke-16 sampai 18. Para raja yang berkuasa menyadari beras
merupakan simbol stabilitas ekonomi dan politik. Jika terjadi masalah
dengan produksi beras, pasti ada pula masalah dengan kekuasaan.
Sebaliknya, kerajaan dan raja akan diagung-agungkan bila masalah beras
bisa dikendalikan.

Harta, wanita, dan takhta. Tiga hal itulah yang sangat menonjol bila
kita membaca dan mendalami Babad Tanah Jawi. Dari awal hingga akhir
teks babad, ketiga hal itu selalu ada. Meski demikian, secara parsial
dan terpisah-pisah, kita bisa meneliti berbagai aspek yang ada di
Kerajaan Mataram, di luar ketiga masalah itu, seperti politik beras
dan politik pangan.

Buku Babad Tanah Jawi yang digunakan untuk membahas politik beras
Kerajaan Mataram adalah babad berbahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh Yayasan Lontar. Buku itu hasil penerjemahan Babad Tanah Jawi yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1939. Babad ini disusun oleh
Raden Ngabehi Yasadipura. Teks ini bertembang macapat dan beraksara
Jawa. Penggunaan teks berbahasa Indonesia bisa memunculkan perdebatan
karena transliterasi akan memunculkan jarak dengan naskah asli.

Pemilihan babad sebagai sumber kajian juga memunculkan perdebatan
karena tidak sedikit mengandung mitos dan dongeng. Meski demikian,
sejarawan HJ de Graf berpendapat, yang tertulis di Babad Tanah Jawi
dapat dipercaya, khususnya cerita tentang peristiwa tahun 1600 sampai
1800-an.

Sejak awal berdirinya Kerajaan Mataram, beras telah menjadi komoditas
politik. Keamanan pasokan beras merupakan salah satu sendi penyokong
kekuasaan Ki Ageng Pemanahan, pendiri Kerajaan Mataram. Pada mulanya,
Pemanahan mengalah mendapatkan tanah Mataram yang disebutkan masih
berwujud hutan ketika mendirikan Mataram dibandingkan dengan daerah
lain yang subur. Berkat kepemimpinannya Mataram bisa diubah menjadi
kawasan pertanian. Mataram menjadi negeri yang makmur, banyak orang
datang, sandang pangan murah dan sawah berlimpah.

Apabila penguasa zaman sekarang menggunakan indikator ekonomi,
penguasa zaman dulu menggunakan beras sebagai indikator stabilitas
ekonomi dan politik serta pencapaian kemakmuran. Sebaliknya,
tanda-tanda keruntuhan sebuah rezim juga selalu terkait dengan
morat-maritnya pasokan pangan.

Serbuan pasukan Trunajaya dari Madura mengakibatkan Mataram
porak-poranda. Raja Amangkurat I terpaksa mengungsi hingga wafat.
Situasi ini ditandai dengan banyak punggawa kekurangan pangan. Ketika
itu hujan belum turun sehingga pangan sangat kurang. Negeri Mataram
menjadi negeri yang amat menyedihkan.

Persoalan beras juga menjadi persoalan kewibawaan rezim berikutnya.
Masa awal Raja Amangkurat II ketika kerajaan berpindah ibu kota ke
Kartasura dirundung oleh masalah kewibawaan karena tak mampu
menyediakan beras murah.

Dalam Babad Tanah Jawi itu disebutkan sang raja dirundung kesusahan
karena banyak prajurit kecil yang sakit demam. Masalah bertambah lagi,
harga pangan sangat mahal. Raja memandang harga pangan yang mahal akan
mengakibatkan ia dipandang hina oleh rakyatnya. Kalau situasi tidak
pulih, kerajaan akan dipandang rendah.

Adik Amangkurat II, yaitu Pangeran Puger, kemudian melakukan langkah
yang kurang lebih kalau sekarang seperti memantau pasar dan kondisi
masyarakat. Ia kemudian berganti busana, dari busana keraton ke busana
rakyat jelata. Ia menyamar sebagai santri. Puger masuk-keluar pasar
dan mengemis beras di pasar. Ia juga mendekati pasukan yang diketahui
hanya makan gadung dan ubi sebagai pengganti nasi. Puger juga melihat
petani yang bersusah payah, tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.

Setelah memantau pasar, kemudian ia berdoa. Puger mendapat jalan untuk
membuat harga pangan di negerinya kembali murah. Ia berkeliling ke
semua pasar untuk menetapkan harga beras yang terbeli oleh masyarakat.
Empat puluh hari setelah upaya itu, harga beras kembali murah. Petani
tenang hatinya. Negeri Kartasura telah pulih. Sandang pangan kembali
murah.

Di samping fungsi beras dalam konteks stabilitas politik,
ramalan-ramalan munculnya kekuasaan juga selalu terkait dengan beras.
Kemunculan Raden Mas Said, yang lalu menjadi Mangkunegara I,
disebutkan, bila ia tidak berkuasa, rezeki tanah Jawa akan berkurang.
Akibatnya, orang Jawa tidak bisa makan karena tidak ada beras.

Penentuan letak pusat kerajaan juga mempertimbangkan pasokan beras.
Saat VOC melalui Mayor JAB van Hohendorff menyarankan keraton dipindah
dari Kartasura ke Desa Sala yang kemudian bernama Surakarta
Hadiningrat, salah satu perhitungan pemilihan lokasi itu adalah
kemudahan pasokan beras. Hohendorff mengatakan, ia memperkirakan,
kalau di tempat itu berhasil dibangun negeri, padi dan beras tidak
akan mahal lagi. Meskipun sawah di tempat itu tidak menghasilkan,
tetapi hasil dari Ponorogo pasti akan mengalir ke tempat itu.



Taktik perang

Beras juga digunakan sebagai 

[keluarga-islam] Re: (Ngaji of the Day) Peristiwa sebelum dan selama Isra'

2008-08-04 Terurut Topik Aku Ikhsan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana pandangan 
terhadap jawaban sebagian orang: Allah berada dimana-mana, bila
ditanya : Dimana Allah? Apakah jawaban seperti ini sepenuhnya benar?

Jawaban.
Jawaban seperti ini sepenuhnya batil. Apabila seseorang ditanya :
Allah dimana? hendaklah ia menjawab: Di langit, seperti dikemukakan
oleh seorang (budak) perempuan yang ditanya oleh Nabi Shalallahu
alaihi wa sallam :Dimana Allah? jawabnya: Di langit

[Majmu' Fatawaa wa Rasaail, juz 1 halaman 132-133]

[Disalin dari kitab Al Fatawaa Asy Syar'iyyah Fil Masaail Al Ashriyyah
min Fatawaa Ulama Al Balaadil Haraami

Banyak ayat-ayat Al Qur'an yang dengan jelas memuat penegasan bahwa
Allah itu ada di langit, Dia berada diatas. Hal ini sejalan dengan apa
yang dimaksud oleh ayat-ayat yang menggunakan kata-kata bersamayam.
Dikatakan demikian karena dalam riwayat yang sah dari beliau
Shalallahu alaihi wa sallam dinyatakan bahwa Allah ada dilangit,
sebagaimana sabda beliau Shalallahu alaihi wa sallam :
Tidakkah kalian mau percaya kepadaku padahal aku adalah kepercayaan
dari Tuhan yang ada di langit. [Bukhari no.4351 kitabul Maghazi ;
Muslim no.1064 Kitabuz Zakat]

Hal ini juga disebutkan pada hadits-hadits (tentang) Isra' Mi'raj, dan
lain-lain.

[Majallatuud Dakwah no.1288]

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Arland, saya mengimani kalau Allah itu maha tinggi, tinggi
 segala-segalanya, termasuk zat-Nya. Zat Allah tak pernah bisa kita
 bayangkan, karena DIA tak sama dengan apapun yang bisa dibayangkan
 oleh manusia. Ketika Allah mengabarkan dalam banyak ayat di Al-Quran
 bahwa Dia berada diatas langit, maka wajib hukumnya bagi saya untuk
 mengimani hal tersebut tanpa harus bertanya bagaimana dan seperti apa
 Allah diatas sana. Kalau kemudian saya berpikir bahwa Allah memerlukan
 ruang, maka hal itu berarti saya telah menyamakan Allah dengan
 mahluknya yang memerlukan ruang untuk tempat tinggal. Demikian pula
 dalam banyak hadits dikabarkan oleh Rasullah tentang Allah yang berada
 di langit, maka cukup bagi saya untuk mengimaninya tanpa bertanya atau
 memikirkannya karena hal itu justru hanya akan membayangkan Allah sama
 dengan kita. 
 
 Secara fitrah dalam do'a kita selalu menengadahkan tangan yang
 menunjukkan bahwa kita mengharapkan sesuatu turun dari zat yang maha
 tinggi diatas sana. 
 
 Dalam surat Al-Qadr dceritakan bagaimana Alquran TURUN ke dunia begitu
 pula Malaikat Jibril dan malaikat2 lainnya untuk mengatur segala
 urusan. Alquran adalah Kalamullah, jika Al-quran turun dari langit
 tentunya Allah sebagai pemiliknya berada disana pula. Malaikat Jibril
 adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu, dia turun ke Bumi
 dari langit untuk menyampaikan wahyu yang tentunya pemiliki wahyu
 tersebut pun berada diatas sana.
 
 Dan salah satu hikmah yang dapat saya petik dari peristiwa Isra'
 Mi'raj ini adalah semakin bertambahnya keyakinan saya bahwa Allah
 berada di Sidratul Muntaha yaitu tempat yang paling tinggi di alam
 semesta, karena Allah memang Maha tinggi. Ketika Allah mengabarkan
 bahwa dia berada di langit tertinggi, jangan berpikiran bahwa
 bagaimana dia bisa berada sedekat urat leher kita. Ilmu Allah maha
 tinggi, ilmu allah meliputi setiap jengkal Alam semesta ini.
 
 Ini hanya keyakinan saya saja yang didasari dari sekian banyak dalil
 dalam alquran dan hadits, jika anda dan saudara2 lainnya memiliki
 keyakinan yang berbeda, silakan saja... :)
 
 Wallahu a'lam
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Pak Wandy, Keimanan saya meyakini bahwa Allah itu ada dimana-mana.
 DIA tidak memerlukan dimensi tempat dan waktu.
  Bagi anda langit2 rumah mungkin sebagai atas, ubin sebagai bawah.
 Tapi bagi seekor cecak langit2 rumah anda itu adalah bawah, ubin yg
 anda injak dianggapnya sebagai atas.
  Sedangkan bagi sebuah bola, karena bentuknya bundar, atas dan bawah
 ya sama saja. Begitulah anggapan mahluk Allah terhadap sesuatu
 tergantung persepsinya.
  Sedangkan keberadaan Allah tak bisa diukur oleh panca indra manusia,
 karena keberadaanNya tidak memerlukan dimensi tempat dan waktu.
  
  Kenapa ketika perintah sholat di berikan langsung di Sidratul
 Muntaha, yaitu suatu tempat yang amat dan paling tinggi di dunia ini
 (buat ukuran manusia) ?
  Tinggi atau rendahnya tempat memang ga dibutuhkan oleh Allah, karena
 bagi Allah itu sama saja, tapi bagi mahluknya tempat menjadi sangat
 berpengaruh.
  misalnya, kopiah atau topi, berbeda pengaruhnya bila diletakkan di
 kepala dengan letakkan di dengkul atau di kaki.
  
  
  Hikmah yg terkandung di balik itu,  begitu istimewanya printah
 sholat ini, sehingga untuk sekedar menerima perintah itupun Rasulullah
 SAW harus terbang ke angkasa sedemikian jauh.
  Bahkan di jaman moderen sekerangpun belum ada satu ciptaan manusia
 yang mampu terbang ke sana, dan ternyata seekor Buraq ciptaan Allah
 jauh lebih canggih, padahal keluaran 14 abad YL.
  
  Tapi yang terpenting ; bagaimana 

Re: [keluarga-islam] Re: (Ngaji of the Day) Peristiwa sebelum dan selama Isra'

2008-08-04 Terurut Topik Ramdan
kang Wandy,
bagaimana dengan ayat-ayat di surat Al-Muddatstsir dan Al-Muzammil yang berisi 
perintah Sholat..?
jika dilihat pada ayat-ayat tersenut, perintah Sholat turun kepada Nabi 
Muhammad, sholullohu alaihi wasallama, lewat malaikat Jibril dalam bentuk wahyu.

salam...,
ramdan
:-)

  - Original Message - 
  From: wandysulastra 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, August 03, 2008 5:24 PM
  Subject: [keluarga-islam] Re: (Ngaji of the Day) Peristiwa sebelum dan selama 
Isra'


  'alaikum salam wr wb

  Betul sekali pak Bambang, untuk perintah selain sholat semuanya
  melalui perantara malaikat Jibril yang turun ke bumi untuk
  menyampaikannya kepada Nabi. Tapi untuk sholat, Nabi sendiri yang
  datang menghadap Allah di sidratul Muntaha. Dari sini kita dapat
  melihat bagaimana pentingnya ibadah sholat ini.

  Wassalam :) 

  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Assalamualaikum Wr.wb
   
   Kalau saya mengambil hikmahnya saja, diantara perintah-perintah Allah
   yang wajib semuanya melalui perantara malaikat, namun dalam perintah
   shalat dikomandoi langsung oleh Allah, Shalat ibarat stempel dari segala
   perbuatan atau amalan yang baik, apa imbas terhadap amalan-amalan yang
   baik bila sholat kita rusak? apa hubungan amal kita yang tidak baik
   dengan shalat ?
   
   Wassalam
   
   
   
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ananto
   Sent: Friday, August 01, 2008 8:22 AM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Subject: Re: [keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Peristiwa sebelum dan
   selama Isra'
   
   
   
   semakin banyak pendapat, akan semakin bagus...
   sehingga nantinya bisa saling melengkapi...
   
   saya rasa begitu.. :)
   
   salam,
   ananto
   
   
   On 7/29/08, Yusa [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]
wrote: 
   
   
   ^_^
   
   Setahu saya, ada yang berpendapat bahwa malaikat Jibril tidak
   membersihkan hati Nabi Saw sesudah dibelah, tapi menambah kemulian di
   atas kemuliaan-kemuliaan Nabi Saw, menambah kesucian di atas
   kesucian-kesucian Nabi Saw.
   
   Seperti yg dijelaskan habib Alwi bin Muhammad bin Husein
   shohibul maulid Simthud Durror dlm kitab maulid-nya. Cmiiw. Trm ksh.
   
   Salam, Yusa.
   www.majlismajlas.blogspot.com
   http://www.majlismajlas.blogspot.com/ 
   
   
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Ananto mailto:[EMAIL PROTECTED] 
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com ;
   [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]
   
   Sent: Tuesday, July 29, 2008 9:48 AM
   Subject: [keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Peristiwa
   sebelum dan selama Isra'
   
   
   
   
   Peristiwa sebelum dan selama Isra'
   
   
   
   Pada waktu Nabi Muhammad saw. berbaring di antara dua
   orang yaitu paman beliau Hamzah dan sepupu beliau Ja'far bin Abi Thalib
   di Hijir Isma'il dekat Ka'bah, tiba-tiba datang kepada beliau malaikat
   Jibril dan Mika'il beserta seorang malaikat lain, kemudian ketiga
   malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam, lalu
   mereka menelentangkan beliau. Di antara ketiga malaikat tersebut, yang
   mengurusi beliau adalah Jibril.
   
   
   
   Menurut satu riwayat: Atap rumah saya tersingkap,
   kemudian malaikat Jibril turun. Kemudian Jibril membelah badan beliau
   mulai dari tenggorokan beliau sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril
   berkata kepada Mikail: Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku
   dapat membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian
   mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta mencabut apa
   yang menjadi bagian dari syetan dari hati beliau; dan Mikail tiga kali
   membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril. Kemudian didatangkan
   sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan dan ditu-angkan
   habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu,
   keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di antara kedua
   belikat beliau distempel dengan stempel kenabian.
   
   
   
   Sebelum beliau berangkat melakukan isra' dan mi'raj,
   dada Nabi saw. dioperasi untuk dikeluarkan sarang syetan dari hati
   beliau, kemudian hati beliau diinjeksi dengan hikmah (kebijakan),
   keimanan, kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman (penyerahan diri).
   
   
   
   Hikmah yang terkandung dalam kisah di atas, ialah bahwa
   sebelum kita memulai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang hendak kita
   capai, maka dada kita harus kita operasi dan kita buang sarang syetan
   dari hati kita dengan mengucapkan dua kalimah syahadat dengan meyakini
   makna yang terkandung di dalamnya. Kemudian kita isi hati kita dengan
   kebijaksanaan, keimanan, kesabaran, ilmu, keyakinan dan penye-rahan diri
   pada ketentuan dari Allah swt. 
   
   
   
   Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi
   pelana dan kendali. Buraq 

Re: [keluarga-islam] Black Box Adam Air - MP3 2.3MB

2008-08-04 Terurut Topik Ramdan
jika rekaman ini adalah:
1. orisinal dari bukti otentik, maka sebagai bukti otentik semestinya ada 
aturan apakah boleh dipublikasikan atau tidak.
2. jika tidak boleh dipublikasikan, maka bagaimana hukumnya untuk yang 
mendengarkannya..? yang jelas untuk yang mempublikasikannya pertama kali adalah 
menyalahi aturan.
3. rekayasa, maka yang mempublikasikannya pertama kali adalah ikut melakukan 
penipuan. bisa dibayangkan berapa banyak yang tertipu, dan berapa banyak dosa 
yang ditanggungnya...
4. dan bagaimana pula yang ikut menyebarkan hasil rekasaya ini, tentunya dapat 
juga cipratan dosanya...

maaf... maaf... maaf...
semestinya kita sebagai orang islam tetap harus berhati-hati dalam menyampaikan 
sesuatu ke publik.

salam...,
ramdan
:-)



  - Original Message - 
  From: Nashir Ahmad M. 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, August 05, 2008 9:29 AM
  Subject: [keluarga-islam] Black Box Adam Air - MP3 2.3MB



Terlampir Rekaman BlackBox Adam Air


~~




   




--
  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download 
Yahoo! Toolbar sekarang . 

   

[keluarga-islam] ORIENTALIS MENCARI GURU SEJATI

2008-08-04 Terurut Topik arief dani
ORIENTALIS MENCARI GURU SEJATI
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani
Dari Buku The Key to Divine Kingdom
www.mevlanasufi.blogspot.com 


Bismillah hirRohman nirRohim 

Seorang Orientalis datang menemui Grandshaykh Abdullah dan berkata, “Aku telah 
mempertimbangkan semua agama-agama – Budha, Hindu, Yahudi, Kristen, bahkan 
Islam. Dan apapun juga aku tanyakan mengenai suatu agama untuk mencukupi 
minatku, namun yang aku dapatkan hanyalah perasaan hampa. Tidak ada apapun yang 
memuaskanku. Aku telah menempuh perjalanan keliling dunia untuk menemukan 
jawaban. Dan siapapun aku tanya, tapi aku pikir aku mengetahui lebih banyak 
dari orang yang aku tanya itu. Dimasa kecil aku melakukan segala macam 
pelanggaran yang bisa kamu bayangkan, tetapi aku kemudian merasa rindu akan 
suatu kebenaran, maka akupun menjadi seorang yang tulus hati dan saleh”. 

Tak ada seorangpun yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya, karena dia adalah 
seorang sarjana / cendikiawan. Akhirnya, dia berkata, “Kini untuk yang terakhir 
kalinya, aku akan mencoba Islam, untuk melihat apakah aku bisa lepas dari ini 
semua”. Maka diapun memulai perjalanannya dari satu negara ke negara lainnya – 
Pakistan, India, Negara-negara Timur Tengah, dan seluruh Negara Eropa, 
menanyakan apa yang harus dia lakukan untuk menjadi orang Islam. Mereka 
menceritakan kepadanya hanyalah kewajiban secara fisik, lima tiang agama yaitu 
mengucapkan shahadat (deklarasi telah beriman), sholat, berpuasa sepanjang 
bulan Ramadhan, membayar zakat dan menunaikan ibadah haji. Dan diatas semua itu 
adalah sunah! 

Dia berkata, “Islam meminta terlalu banyak! Di agama Kristen, mereka hanyak 
memintaku untuk berdoa pada hari Minggu! Sedangkan kamu memintaku untuk sholat 
lima kali dalam satu hari. Juga, ketika aku memiliki uang berjuta-juta dollar 
didalam rekening bankku, aku diminta untuk membayar 2.5% dari uang itu? Apa 
ini?” Dia telah mempelajari Islam secara mendalam, dan akhirnya menjadi seorang 
ahli tentang agama Islam, namun tetap saja dia tidak yakin akan Islam. Dia 
berkata, “Aku masih memegang udara – bukannya memegang tali untuk memanjat – 
aku butuh sebuah tali”. 

Sekarang pertimbangkan ayat Al Quran yang mengatakan, “Berpegangteguhlah pada 
tali Allah SWT.” 2 Pada hukum Islam (fiqh), “perpanjangan tali” adalah Muhammad 
SAW. Beliau adalah nabi yang membawa kalian ke Hadirat Allah. Pada akhirnya, 
seseorang menceritakan kepadanya tentang Grandsyaikh Abdullah dan Mawlana 
Syaikh Nazim. Lalu dia pergi mencari mereka dengan menempuh perjalanan menuju 
tempat dimana mereka tinggal. Ketika dia tiba, dia memanggil mereka, “Ya 
Sayyidi ….” Itu adalah wujud dari rasa hormatnya kepada mereka. Islam 
mengajarkan rasa hormat. Dia telah mempelajari disiplin atau adab Islam sebagai 
seorang Orientalis. Sayangnya orang-orang kita – para Muslim sekarang ini – 
tidak mengetahui adab. Mereka tidak akan memanggil kalian, “Pak!” Lalu, mereka 
memanggil kalian apa? “Saudara”. 

Itu adalah cara Wahhabi. Atau “Teman.” Perkataan, “Sesungguhnya orang-orang 
Islam itu bersaudara.” Ya, Tuhan telah berfirman, Orang-orang Islam adalah 
bersaudara”, itu benar. Tetapi ada tingkatan yang berbeda dalam persaudaraan. 
Sekarang ini, jika seseorang berusia 15 tahun datang ke mesjid dan bertemu 
dengan orang yang lebih tua 70, 80, atau 90 tahun, dia tetap akan menyapa orang 
tua itu, “Hallo, saudara” atau “As-salaamualakum, saudara.” Ini bukanlah adab 
ataupun rasa hormat. Seharusnya dia menyapa dengan “Assalamu 'alaykum wahai 
Orangtuaku”, “Assalamu alaykum Bapak”. Orientalis bertemu Grandshyaikh Abdullah 
Faiz ( alm ) Lalu orientalis itu mendekati Grandsyaikh dan berkata, “Kini aku 
datang menemuimu karena aku telah mendengar cerita tentangmu.” Kedua-duanya 
Grandsyaikh Abdullah dan Mawlana Syaikh Nazim ada disana.

Mawlana Syaikh Nazim menunggu dan Grandsyaikh bertanya, “Apa pertanyaanmu?” 
Orientalis berkata, “Aku tidak puas. Aku tidak bisa menemukan jati diriku. Aku 
ingin suatu kebenaran. Aku telah belajar semua agama, termasuk Islam. Aku 
bertanya pada setiap cendikiawan, aku merasa bahwa aku mengetahui lebih banyak 
daripada mereka – bahkan secara lebih terinci mengenai agama. Tetapi aku tidak 
merasa puas. Aku bisa memberi ceramah tentang Islam, namun aku tidak merasakan 
bahwa aku sedang memegang sesuatu apapun kecuali udara.” Grandsyaikh berkata, 
“Oh anakku. Kamu harus mengetahui tiga hal untuk mampu memahami kenyataan ini, 
dengan demikian kamu dapat dipandu menuju kepuasan dan kebahagiaanmu.” 

Benih “Pertama, jika kamu mengambil satu benih dari satu pohon buah-buahan dan 
ditaruh pada sebuah rak, dan didiamkan di rak itu selama bertahun-tahun tanpa 
kehidupan. Benih tersebut tetap akan berada disana. Itu berarti, apapun yang 
kamu lakukan dikehidupanmu – apapun yang terjadi dan kemanapun kamu pergi – 
kamu tetap masih sama – terikat dengan dunia ini. Tetap memiliki satu benih 
namun tanpa sebuah perubahan. Tetapi ketika tiba waktunya untuk menanam benih 
itu, kamu mengambilnya