[keluarga-islam] Sang Buah Hati Yang Dinanti
Sang Buah Hati Yang Dinanti By: Muhamad Agus Syafii Sore itu saya kedatangan pasangan suami istri bersama dua anaknya. Suaminya bertutur, Pada saat 2 bulan usia perkawinannya, Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan anugerah dengan hamil istrinya, waktu itu dirinya dan istri sangat senang sekali, tetapi ketika usia kehamilan istrinya genap 3 bulan, Allah mentaqdirkan lain istrinya keguguran, perasaan dirinya waktu itu sangat terpukul sekali, yang mana waktu itu ia sangat mendambakan seorang anak sebagai penerus perjuangan dakwahnya. Namun ia menyadari bahwa dirinya punya keinginan tetapi keinginan Allah lah yang akan berjalan, disamping itu ia teringat firman Allah 'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui' Akhirnya ia berusaha melupakan peristiwa itu, kata dokter yang menangani istrinya, bahwa seseorang yang keguguran dan di kuret maka tidak boleh punya Anak selama kurang lebih satu tahun, akhirnya sang istri KB, setelah menunggu kurang lebih satu tahun istri pun lepas KB, dan tidak begitu lama Alhamdulillah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, alangkah bahagianya berdua waktu itu, ia semakin hati - hati menjaga jabang bayi yang ada dalam perut istrinya, dengan minum pil penguat janin, naik motor pelan - pelan, istri nggak boleh terlalu capek dan lain - lain. setelah usia kehamilan sang istri menginjak bulan ketiga saya khawatir jangan - jangan kejadian pertama dulu terulang lagi, ternyata benar istrinya keguguran lagi, seketika itu ia sebagai seorang laki - laki menangis tanpa punya rasa malu sambil mengubur janin yang udah kelihatan bayi walaupun dalam ukuran kecil. akhirnya istri di kuret lagi, seperti pesan pertama dulu dokter menyatakan tidak boleh hamil kurang lebih satu tahun. ia pun terpukul, terus dirinya kapan punya anak...! atas saran seorang teman, katanya tidak usah menunggu satu tahun, empat bulan udah boleh hamil. akhirnya ia agak lega, dan setelah empat bulan istri pun lepas KB. Pada bulan berikutnya Alhamdulillah istri dinyatakan positif hamil lagi, untuk kehamilan yang ketiga ini ia trauma jangan - jangan ntar kalo udah umur 3 bulan keguguran lagi, ternyata benar belum genap usia kandungan istrinya satu bulan, sang istri mengalami pendarahan, ia semakin stres. Akhirnya dari ketiga kejadian tersebut, ia semakin sadar kita ini tidak punya apa - apa, tidak punya kuasa apa - apa, saya pasrah, di tengah - tengah kepasrahan itu ia teringat salah satu hadist yang menyatakan bahwa shodaqoh bisa sebagai tolak bala' dan shodaqoh bisa memadamkan kemarahan Allah, akhirnya setelah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, sejak itu ia perbanyak shodaqoh di Rumah Amalia, di samping itu tak ketinggalan sholat tahajud ia lakukan tiap malam, berdo'a setiap saat ketika melakukan amal apa saja ( amal yang baik- baik ), ia berniat dalam hati semoga Allah memberikan keturunan. Segala Puji Bagi Allah, mengabulkan doa yang dipanjatkan, istrinya yang biasanya keguguran setiap menginjak bulan ketiga, akhirnya selamat sampai melahirkan bayi mungil yang cantik, cerdas, dan lincah. Begitu banyak manfaat shodaqoh, ia semakin yakin akan keberkahan shodaqoh bukan hanya mengijabah doanya namun juga memberikan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya serta keluarganya. Sampai saat ini shodaqoh ia tetap dilakukannya. Alhamdulillah, lahir lagi anak yang kedua seorang anak - anak laki - laki tanpa ada hambatan sedikit pun. Subhanallah.. -- Sahabatku, Aminkan doa ini bagi anda yang memohon segera diberikan momongan. "Rabbi habli minladunka dzuriyatan thayyi-bah, innaka sami’ud du’a `i. “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar Doa.” Wassalam, Muhamad Agus Syafii -- Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Bersabarlah! Memohon kpd Allah agar diberikan jodoh yg terbaik. Insya Allah, keluarga sakinah mawaddah warahmah segera terwujud. yuk..hadir pada kegiatan "Berkah Ramadhan Bersama Amalia" (BELIA) Ahad, 29 Juli 2012. jam 4 s.d 6 sore di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi: pakaian baru, buku bacaan, paket sembako, peralatan sholat, konsumsi berbuka puasa. Silahkan kirimkan ke Rumah Amalia. Jl. Subagyo IV blok ii, no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, http://agussyafii.blogspot.com/
[keluarga-islam] Gus Dur: Memahami Islam dan Tantangan Modernisasi
Memahami Islam dan Tantangan Modernisasi Oleh: KH. Abdurrahman Wahid Banyak cara dapat digunakan dalam memahami agama Islam melalui sejarahnya yang panjang, lebih dari empat belas abad lamanya. Kita harus dapat memahaminya dengan tepat, untuk dapat menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan kesimpulan yang dapat berakibat sangat berat bagi kaum Muslimin pada umumnya. Ambil sebagai contoh, tragedi gedung WTC di New York 11 September 2001. Tindak kekerasan yang ditimpakan atas diri Osama bin Laden, yang belum pernah dibuktikan melalui pengadilan manapun, telah menimbulkan citra di banyak negara bahwa para teroris saat ini “menguasai” dunia Islam. Bahkan lebih jauh, banyak orang di sejumlah negara menggangap Islam adalah agama terorisme, minimal Islam membenarkan penggunaan kekerasan. Ini tentu adalah tuduhan yang tidak benar, tetapi itu dipercayai banyak orang. Dan kalau yang percaya itu adalah seorang presiden, seperti Presiden Bush dari sebuah negara adi kuasa, dalam hal ini Amerika Serikat maka dapat dibayangkan betapa dahsyat akibatnya bagi kaum Muslimin. Salah satu diantaranya adalah kesulitan bagi kaum Muslimin dari berbagai negara untuk memasuki Amerika Serikat, apalagi jika orang itu menggunakan nama berbahasa Arab. Ditambah, kalau orang yang bersangkutan bernama 3 orang Nabi, Muhammad Ismail Daud, walaupun dipakai seorang keturunan Tionghoa bermata sipit dan beragama Konghucu, jelas akan ditolak permintaannya untuk memperoleh visa memasuki negara tersebut. Ini belum lagi hal-hal lain, seperti wakil Perdana Menteri Malaysia, yang harus menanggalkan sepatu di sebuah lapangan terbang A.S, ketika melewati pemeriksaan security (keamanan). Hingga hari inipun, lebih setahun setelah terjadinya peristiwa tragis itu, kaum Muslimin masih menghadapi kesulitan-kesulitan itu. Penulis sendiri pun mengalami kejadian yang tidak mengenakan. Ketika diwawancarai oleh seorang penulis Amerika Serikat, penulis menyatakan bahwa ada kerancuan dalam sikap publik A.S terhadap kaum Muslimin hingga menggangap semua kaum Muslimin adalah teroris, karena itu harus menerima perlakuan tertentu sebagai teroris. Bukankah ini juga sebuah terorisme dari negeri itu? Ternyata dalam buku “ Bush on War” dimuat kutipan sepenggal saja, yaitu ucapan penulis bahwa bangsa Amerika Serikat adalah negara terorisme. Untunglah CIA (Central Intelegence Agency) di Amerika Serikat, melalui seorang direkturnya segera melakukan penelitian ulang tentang hal itu dengan bertanya apa lengkapnya ucapan penulis. Penulis menjawab dengan sejujurnya, ketika digambarkan di atas. Itupun penulis tidak tahu, apakah keterangan itu dipercaya atau tidak oleh pihak-pihak yang bersangkutan di negeri Paman Sam. Untuk mencegah kesalahpahaman tersebut, pengetahuan mereka tentang agama Islam harus benar-benar mendalam, atau paling tidak kita mempercayai pandangan sejumlah pakar ke-Islam-an. Salah satu diantaranya, kita harus memahami benar bahwa hidup kaum Muslimin tidak dapat diterangkan hanya dengan menggunakan ajaran-ajaran formal Islam saja, namun juga harus digunakan hasil-hasil “kajian kawasan Islam” (Islamic Area Study’s). Penulis pernah mengajukan kepada Rektor Universitas PBB di Tokyo, perlunya didirikan 6 buah pusat kajian kawasan Islam tersebut. Yaitu Islam di masyarakat Afrika Hitam, masyarakat Turko-Persia-Afgan, di masyarakat Afrika utara dan jazirah Arab, di masyarakat Asia Selatan (Bangladesh, Nepal, Pakistan, India, Sri Lanka), masyarakat Asia Tenggara (ada 7 negara) dan minoritas muslim di negara berindustri maju. Dalam mempelajari berbagai masyarakat muslim itu, kita juga harus mengetahui bahwa secara umum kaum Muslimin selalu membedakan antara dua buah pendekatan: pengetahuan tentang capaian masyarakat Islam secara kultural (budaya) dan capaian secara kelembagaan (institusional). Dari masa ke masa kaum Muslimin memberikan tekanan berbeda atas kedua pendekatan itu, sesuai dengan kebutuhan di masing-masing kawasan. Yang ideal, kalau dilakukan pendekatan berimbang atas kedua macam capaian tersebut. Tekanan pada capaian kultural saja, seperti di lakukan NU sejak lahir, akan menunjukan betapa berantakannya organisasi tersebut. Tetapi tekanan pada capaian institusional saja, -seperti yang dilakukan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)- juga berakibat fatal dan hanya memenuhi ambisi-ambisi pribadi belaka. Mencapai keseimbangan antara kedua capaian itu dalam pendekatan yang dilakukan kaum Muslimin dalam sebuah masyarakat, akan menunjukan hasil optimal secara teoritik. Walaupun “menggeliatnya” kaum Muslimin di negeri ini dalam beberapa dasawarsa tahun belakangan ini, sudah membawa hasil tersendiri. Bayangkan jika dalam pendekatan yang diambil untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi kaum Muslimin dalam berbagai bidang, ada keseimbangan antara kedua capaian tersebut. Kita sendiri sebenarnya sering kali menggunakan “temuan-temuan” orang lain yang tidak tepat untuk kita gunakan. Karenanya kita perlukan pendekatan masalah berdasarkan pe
[keluarga-islam] (Khotbah of the Day) Perintah dan Manfaat Solat Berjamaah
Perintah dan Manfaat Solat Berjamaah Oleh : KH. Zainal Arifin Abu Bakar ( Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar ) ألْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإيْمَانِ وَالإسْلاَمِ وَأفْضَلَنَا باِلعِلْمِ وَاْلعَمَلِ عَلىَ سائر مَخْلُوْقَاتِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ نَبِيِّهِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدْ أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, شَهَادَةً تُنْجِبْنَا بِهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَة, واشهد ان محمّدا عبده ورسوله لاَنَبِيَ بَعْدَهُ ، أمابعد : ياَأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Jamaah Sidang Jum’at Rohimakumullah Pertama, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Ta’ala. Dengan takwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Karena apabila kita bertakwa dengan sebenar-benar takwa, maka Allah telah menjanjikan untuk memberi jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi dan Allah menganugerahkan rizki yang tidak terduga. وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجَا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Kedua, marilah kita bersyukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita berbagai macam kenikmatan. Bersyukur dalam arti yang sebenarnya adalah memanfaatkan atau menggunakan semua nikmat yang Allah berikan untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada-Nya. Sidang Jum’at yang berbahagia, Sebagai muslim yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah, kita seharusnya menjadi pelopor dan penengah sunnah-sunnah Rosulullah dan melestarikan amalan-amalan para ulama’ salaf ash-sholihin. Di antara sunnah-sunnah Rosulullah tersebut adalah sholat berjama’ah. Kaum muslimin muslimat rohimakumullah, Menurut Jumhur Ulama’, sholat berjama’ah hukumnya sunnah muakkad sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hanbal, sholat berjama’ah hukumnya wajib. Rosulullah SAW selama hidupnya sebagai Rosul belum pernah meninggalkan sholat berjama’ah di masjid meskipun beliau dalam keadaan sakit. Rosululah SAW pernah memperingatkan dengan keras keharusan sholat berjama’ah di masjid, sebagai mana diuraikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدهممت أن اَمُرَ بِحَطْبٍ فَيَحْتَطِبُ ثُمَّ اَمُرَ بِا لصَّلاَةِ فَيُؤَذِّنَ لَهَا ثُمَّ اَمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ, ثُمَّ اُخَالِفَ اِلَى رَجُالٍ لاَيَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحْرِقَ عَلَيْهِم بُيُوتَهُمْ - متفق عليه “Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk sholat dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang tidak ikut sholat, kemudian aku bakar rumah mereka” Pada suatu saat Rosulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang dicintainya, yaitu Abdullah Bin Umi Maktum. Ia berkata kepada Rosulullah bahwa dirinya buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid sehingga ia memohon kepada Nabi untuk memberinya keringanan untuk tidak melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Selanjutnya Rosulullah bertanya kepadanya: هَلْ تَسْمَعُ النّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ قَالَ نَعَمْ. قَالَ : فَأَجِبْ.. Begitulah seruan Rosulullah kepada umatnya agar senantiasa menunaikan sholat berjama’ah di masjid sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat alias buta. Bagaimana dengan kita umatnya, yang diberikan kenikmatan yang sempurna. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rosulullah bersabda : لاَصَلاَةَ لِمَنْ جَارَ الْمَسْجِدَ اِلاَّ بِالْجَمَاعَة وَفِى رِوَايَة اِلاَّ فِى الْمَسْجِد - رواه احمد Tidak sempurna sholat seseorang yang bertetangga dengan masjid kecuali dengan berjama’ah. Dalam suatu riwayat, kecuali di masjid. Jama’ah sholat Jum’ah rohimakumullah, Hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya sholat berjama’ah. Rosulullah menekankan bahwa sholat jama’ah dilaksanakan di masjid. Karena masjid didirikan bukan untuk bemegah-megahan, melainkan untuk diramaikan atau dimakmurkan. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 18: إنَّمَا يَعْمُرً مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ أمَنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ الأخِرِ وَأقَامَ الصَّلاَةَ وَأَتَى الزَّكَوةَ وَلَمْ يَخْشَ إلاَّ اللهَ “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.” Hadirin jama’ah sholat Jum’at rohimakumullah Banyak keutamaan dan manfa’at yang bisa diperoleh ketika seseorang menunaikan sholat berjama’ah. Ada keutamaan yang diperoleh di dunia dan juga ada keutamaan atau manfaat yang bisa diperoleh nanti di akhirat. Diantara keutamaan atau manfaat dari sholat berjamaah adalah sebagai berikut : Manfaat yang pertama adalah Allah melipatgandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh derajat. قال رسول الله صلّى الله
[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Shalat Jenazah dan Shalat Ghaib
*Shalat Jenazah dan Shalat Ghaib* Seperti dimaklumi, orang meninggal dalam ajaran Islam harus dishalati (shalat Jenazah), setelah dimandikan dan dikafani sebelum dikubur. Hukum shalat ini adalah fardhu kifayah. Tujuan shalat jenazah agak berbeda dengan shalat fardhu, meski sama-sama diwajibakan dan tentu merupakan ibadah yang berpahala. Perbedaan itu terletak pada tujuan. Shalat fardhu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) dan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Sedangkan shalat jenazah lebih dimaksudkan untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar mendapatkan ampunan dan kehidupan yang berbahagia di alam kubur dan akhirat. Karena itu, mendoakan mayat menjadi salah satu rukunnya. Perbedaan tujuan menimbulkan perbedaan cara pelaksanaan.Dalam shalat jenazah tidak ada ruku’, sujud, i’tidal, dan lain-lain. Shalat jenazah terkadang dilakukan tanpa kehadiran mayat, yang biasa disebut shalat ghaib.Rasullah saw pernah melaksanakan shalat ghaib tatkala Raja Najasy dari Habsyah (Afrika) meninggal. Hal itu kemudian diteladani kaum muslimin. Shalat ini biasanya mereka lakukan menjelang shalat Jum’at di beberapa masjid. Jika ada kerabat jauh meninggal, shalat ghaib dapat menjadi pilihan kita bila berhalangan hadir. Dengan demikian shalat ghaib tidak terikat kepada tempat. Sedangkan untuk shalat jenazah bagi imam atau munfarid (sendirian) dianjurkan menghadap kepala jenazah bila mayit laki-laki, dan menghadap pantat jenazah jika mayit perempuan.Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah saw. Sumber: KH. M. A. Sahal Mahfudh, Dialog Problematika Umat, Penerbit Khalista Surabaya dan LTN PBNU, 2010 -- http://harian-oftheday.blogspot.com/ "...menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, mengasihi sesama..."
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 26 Jumadil Akhir 1433H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind Alhamdu lillaahil ladzii anqadahu minan naari. Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka. Dari Kitab Al-Adzkar - Imam An-Nawawi, Bagian 13, Bab 6, Fasal Pertama. -- http://harian-oftheday.blogspot.com/ "...menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, mengasihi sesama..."
Re: [keluarga-islam] Nabi Khidir antara Hidup dan Mati
salafi wahabi... :) salam, ananto 2012/5/16 MK. Mattawaf > ** > > > wkwkwkwk... > ringkasnya begini saja bro mengenai hal ini, > jika ada 2 orang yg menyampaikan dan berbeda > contoh: > kalau Aswaja Mengatakan Masih hidup > Terus salafy mengatakan sudah mati, kan terserah mau percaya dan ikut > siapa? > Dua-duanya punya alasan yg kuat. > > > > *Dari:* Dedy Iskandar > *Kepada:* "keluarga-islam@yahoogroups.com" > > *Dikirim:* Senin, 14 Mei 2012 6:36 > *Judul:* [keluarga-islam] Nabi Khidir antara Hidup dan Mati > > > Nabi Khidir antara Hidup dan Mati > > Banyak kisah-kisah tentang Nabi Khidir yang ramai dibicarakan orang, > banyak kontroversi tentang kemunculannya, sehingga hal itu mendorong rasa > ingin tahu tentang hakikat sebenarnya. Ada yang menyatakan Nabi Khidir > masih hidup, adapula yang menyatakan Khidir sekarang berdiam di sebuah > pulau, ada pula yang menyatakan bahwa setiap musim haji Nabi Khidir rutin > mengunjungi padang Arafah. Entah khidir siapa dan yang mana? Tapi yang > jelas begitulah khurafat dan takhayyul berkembang di tengah masyarakat > kita. Lucunya, banyak pula orang-orang yang sangat mempercayai > perkara-perkara tersebut. > > Semua ini berpangkal dari kesalahpahaman mereka tentang hakekat Nabi > Khidir. Terlebih lagi orang-orang ekstrim yang membumbui berbagai macam > dongeng dan cerita bohong tentang Khidir. Sebagian di antara mereka, ada > yang mengaku telah bertemu dengan Khidir, berbicara dengannya dan mendapat > wasiat dan ilham darinya. Misalnya di tanah air kita ini, ada sebagian > orang yang mengaku telah bertemu dengan Khidir dan mengambil bacaan-bacaan > shalawat, wirid-wirid dan dzikir dari Khidir secara langsung, tanpa > perantara, atau melalui mimpi. Bahkan ada pula yang mengaku dialah Nabi > Khidir -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Semua ini adalah keyakinan batil!! > > Mengenai hidup atau wafatnya Khidir, orang-orang berselisih. Ada yang > menyatakan dia masih hidup. Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa dia telah > lama meninggal berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan Sunnah. Ini > merupakan pendapat para Ahli Hadits. Karena, tidak ada satupun nash yang > shahih, baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat dijadikan pegangan > bahwa Khidir masih hidup. Bahkan banyak dalil yang menyatakan ia telah > meninggal. > > Jika kita mengadakan riset ilmiah, maka kita akan mendapatkan Al-Qur’an > dan Sunnah menjelaskan bahwa Nabi Khidhir telah meninggal dunia. > > Al-Allamah Ibnul Jauziy-rahimahullah- berkata, “Dalil yang menunjukkan > bahwa Nabi Khidir sudah tidak ada di dunia adalah empat perkara; Al-Qur’an, > As-Sunnah, ijma’ (kesepakatan) ulama’ muhaqqiqin, dan dalil aqliy”. [Lihat > Al-Manar Al-Munif (hal. 69)] > > *Di antaranya dalil-dalil itu: > * > Allah -Ta’ala- berfirman, > > “Kami tidak menjadikan kehidupan abadi bagi seorang manusiapun sebelum > kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal”. > (QS.Al-Anbiya`: 34) > > Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauzy-rahimahullah- berkata, “Khidhir, > jika dia itu seorang manusia, maka sungguh ia telah masuk dalam keumuman > (ayat) ini tanpa ada keraguan. Seorang tidak boleh mengkhususkannya dari > keumuman itu, kecuali dengan dalil yang shahih”. [Lihat Al-Bidayah wa > An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif] > > Kemudian Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir-rahimahullah- menguatkan ucapan > Ibnul Jauziy tadi seraya berkata, “Asalnya memang tidak boleh > mengkhususkannya sampai dalil telah nyata. Sementara tidak disebutkan > adanya dalil yang mengkhususkannya dari seorang yang ma’shum yang wajib > diterima”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah > Al-Ma’arif ] > > > -- http://harian-oftheday.blogspot.com/ "...menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, mengasihi sesama..."