[keluarga-islam] ini namanya HAJI MUMPUNG... mumpung kenal atau dekat ama pejabat hahahaii

2012-10-27 Terurut Topik Aldo Desatura ™
  Ini Nama 35 Orang Rombongan Haji Menag Suryadharma Ali


*
*

*JAKARTA, PedomanNEWS* - Luarbiasa keuntungan menjadi pelayan publik di
Indonesia. Kalau anda kerabat, teman separtai, kolega pejabat publik
seperti Menteri Agama tentu anda tak perlu lelah bertahun-tahun menunggu
antrian naik haji ke Mekkah, bahkan biayanya juga di tanggung negara.
Berikut ini nama 35 orang rombongan haji yang ikut bersama Menteri Agama
Suryadharma Ali ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Nama-nama terkait Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang berhasil
dikumpulkan PedomanNEWS.com adalah:

1. Suryadharma Ali (Menteri Agama/Amirulhaj)

2. Wardatul Asriah (Isteri Menteri Agama/Anggota DPR)

3. Rendhika D. Harsono (Menantu)

4. Dewi Sri Masitho (Adik)

5. Elyati Ali Said (Adik)

6. Mimik Ismiasih B Sawojo (Adik)

7. Anwar Musadda Ropiudin (Adik)

8. Neneng L. Susanti (Adik)

9. Joko Purwanto (Ketua Angkatan Muda Kabah PPP)

10. Deasy Aryani Larasati (Isteri Joko Purwanto)

11. Najmudin H Rasyid (Keluarga Joko Purwanto)

12. Rosma Lotang Sawalleng (Isteri Najmudin H Rasyid)

13. Richard Lessang Frans (Sahabat Menag SDA)

14. Inani Arya Tangkary (Isteri Richard Lessang Frans)

15. Muhammad Mardiono (Ketua DPW PPP Banten)

16. Etty Triwi Kusumaningsih (Isteri Mardiono)

17. Ermalena Muslim Hasbullah (Staf Khusus Menag SDA)

18. Erik Satrya Wardhana (Sahabat Ibu Ermalena)

19. Guritno Kusumo Danu (Staf Khusus)

20. Titik Murrukmihati (Isteri Guritno)

21. Saefudin A, Syafii (Sesmenang)

22. Abdul Wadud K. Anwar (Wasesmenag)

23. M. Mukmin Timoro (Ajudan Menteri)

24. Ivan Adhitira (Ajudan Menteri)

25. Hendri Amri M. Saud (Pengawal Pribadi)

26. Agus Riadi Pranoto ( (Pengawal Pribadi)

27. Karto Kamid (Staf Kemenag)

28. Sundari Kasiran (Ajudan Isteri Menag SDA)

29. Sholichul Qodri (Ajuda Isteri Menag SDA)

30. Reni Marlinawati (Anggota F-PPP DPR/Komisi X)

31. Mochammad Amin (Suami Reni Marlinawati)

32. Irgan Chairul Mahfiz (Wakil Ketua Komisi IX DPR dari FPP)

33. Wardatun N Soejono (Isteri Irgan Chairul Mahfiz)

34. KH Nur M. Iskandar (Sahabat/Orang Dekat Menag SDA)

35. Nur djazilah M (Isteri KH Nur M Iskandar)

*Nurrina dan Tm PedomanNEWS*


-- 

*isi waktu senggang kamu sambil klik iklan, cuma pake account gratisan,
dapet duit? daftar aja disini ** yukk ..cepetan tempat
terbatas*

untuk info lengkap & petunjuk lebih lanjut silahkan hubungi saya di
FaceBook : hanja...@gmail.com
YM   : desat...@yahoo.com
Gtalk: hanja...@gmail.com


Re: [keluarga-islam] Muhaimin Iskandar: Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman, Bisanya hasilkan Penganggur

2012-10-27 Terurut Topik andr...@nsk.com
setuju...skill itu yang sangat dibutuhkan perusahaan
masalah intelejensi mah itu bisa dikembangkan sembari jalan

untuk pak la ode => ada benarnya ada kelirunya...
okelah salah penempatan mentri pada posnya itu bisa dimaklumi
tapi itu bukan suatu alasan mentrinya jadi “kurang greget”nya..
kalo sudah ditugaskan disitu mo suka tidak suka ya harus 100%
kalo tidak paham...ya BELAJAR, TERJUN KE LAPANGAN...
apa sih yg gak bisa dipelajari...tingal MAU ATAU TIDAK MAU
jadi bukan karena salah penempatan posisi...tapi MALAS AJA


trus seorang mentri menakertrans harus bisa english?? ah itu terlalu lebay..
yang dibutuhkan adalah skill manajemennya...lihatlah Pak harto juga gak bisa
bahasa inggris tapi byk project atau urusan dengan luar negeri lancar2 aja...
dah banyak kebuang interpreter2...tinggal pakai aja susah amat...




From: Aldo Desatura ™ 
Sent: Thursday, October 25, 2012 11:09 AM
To: BAOT 
Subject: [keluarga-islam] Muhaimin Iskandar: Kampus di Indonesia Ketinggalan 
Zaman, Bisanya hasilkan Penganggur

  

Muhaimin Iskandar: Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman, Bisanya hasilkan 
Penganggur
23-10-2012 08:08 

Menakertrans, Muhaimin Iskandar 

Kampus di Indonesia Ketinggalan Zaman
Selasa, 23 Oktober 2012 00:05 WIB

Jumlah sarjana yang menganggur di Indonesiaterus meningkat dari tahun ke tahun. 
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, awal tahun 2006 jumlah sarjana 
yang belum bekerja mencapai 385.400 orang. Tahun 2011 jumlahnya diperkirakan 
telah melebihi angka satu juta orang. Hal ini mengingat setiap 
tahunnyaIndonesiamemproduksi sekitar 300.000 sarjana dari sekitar 2.900 
perguruan tinggi. “Jumlahnya mungkin sudah sekitar 11,78 persen dari total 
angka pengangguran di Indonesia,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 
(Menakertrans) A Muhaimin Iskandar, di Jakarta.

Menurut Muhaimin, kondisi ini sangat ironi. Pasalnya, alokasi Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan paling tinggi 
dibandingkan sektor-sektor lain, yakni 20 persen dari total anggaran APBN. 
“Tetapi istilah pengangguran intelektual masih kerap kita dengar, bahkan 
cenderung terus meningkat,” ujarnya.

Dibandingkan dengan zaman orde baru, ketika Menteri Pendidikan Fuad Hasan 
menerapkan sistem link and match, kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Dulu, 
jumlah pengangguran tinggi karena Indonesia kurang orang-orang yang terdidik, 
tetapi sekarang jumlah pendidikan tinggi semakin banyak, pengangguran juga 
semakin tinggi. Dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura, masih terlalu 
jauh. “Karena itu kampus semestinya harus kembali ke basic, yakni mendidik 
mahasiswa untuk memiliki keterampilan di luar kemampuan utamanya sebagai 
intelektual. Sehingga ketika lulus nanti, mereka siap memasuki dunia kerja,” 
kata Muhaimin.

Menakertrans melihat, perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada sekarang masih 
kurang memberi ruang kepada mahasiswa untuk memiliki keterampilan praktis yang 
dibutuhkan oleh dunia kerja. Kampus masih cenderung mencetak mahasiswa yang 
memiliki intelektual tinggi, tetapi sulit diserap oleh pasar kerja. Sementara 
yang diperlukan dunia kerja tidak hanya intelektual tinggi, tetapi juga 
keterampilan praktis. “Jadi tolong kampus dijadikan tempat pencetak 
sarjana-sarjana pintar dan tenaga kerja yang siap pakai. Dengan demikian, 
kampus tidak lagi menjadi penyumbang tingginya angka pengangguran di 
Indonesia,” ujarnya.
http://www.tribunnews.com/2012/10/23...inggalan-zaman

Quote:
"Tak Bisa Bahasa Inggris, Kok Jadi Menteri"
Itulah kritikan Wakil Ketua DPD La Ode Ida terhadap Muhaimin yang diplot jadi 
Menaker.
Senin, 19 Oktober 2009, 15:11

VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, La Ode Ida, menilai 50 persen 
nama-nama yang muncul untuk mengisi kabinet pemerintahan SBY-Boediono tidak 
sesuai kompetensi. Bahkan ada menteri yang tak bisa berbahasa Inggris, ditaruh 
sebagai menteri yang juga mengurusi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. "Pos 
ini harus diisi orang yang bisa bahasa Inggris. Calonnya tidak bisa bahasa 
Inggris," kata La Ode dalam diskusi di Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin 19 
Oktober 2009.

Helmy Faisal, yang mendapat posisi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah 
Tertinggal juga dikritik. Helmy dinilai La Ode tidak tepat mengisi pos 
tersebut. "Indonesia Timur menanti gebrakan dari kementerian ini. Sejak awal 
ada, tidak ada gebrakan. Dia (Helmy) tidak tepat," katanya. Kemudian, Djoko 
Kirmanto dan Sudi Silalahi juga tidak layak lagi menjadi menteri karena usia 
dan problem kesehatan. "Harusnya pensiun saja," ujar La Ode.

Selain mereka, La Ode berpendapat Hatta Rajasa (Menteri Koordinator 
Perekonomian), Agung Laksono (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat), 
Patrialis Akbar (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia), Tifatul Sembiring 
(Menteri Komunikasi dan Informatika) dan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan) 
juga tidak tepat menjabat bidang menteri yang disiapkan untuk mereka. Harusnya 
posisi menteri "Tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan kriteria y