[keluarga-islam] Mari Belajar Mengkhatamkan Al Qur’an

2013-08-02 Thread Dedy Iskandar
Mari
Belajar Mengkhatamkan Al Qur’an
 
AL QUR’AN terdiri atas 600
halaman. Jika dibagi dalam 30 hari, menjadi 20 halaman. Sepertinya susah harus
baca 20 halaman per hati. Tapi coba rutinkan setiap setelah selesai shalat
fardhu. Jadi 20 dibagi 5, cukup 4 halaman saja setelah shalat. Dengan begini,
kita akan khatam di bulan Ramadhan. Jangan hanya Ramadhan saja. Setelah
Ramadhan pun yuk biasakan khatamkan 1 bulan sekali.
 
Dan tidakkah kita mencontoh Para
Ulama Salafusshalih atas perhatian mereka terhadap Al Qur’an:
 
~ Dahulu Al-Aswad bin Yazid
mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua malam, beliau tidur
antara Magrib dan Isya’. Sedangkan pada selain bulan Ramadhan beliau
mengkhatamkan Al Qur’an selama 6 hari. Subhanallah.
 
~ Al-Imam Malik bin Anas jika
memasuki bulan Ramadhan beliau meninggalkan pelajaran hadits dan majelis ahlul
ilmi, dan beliau mengkonsentrasikan kepada membaca Al Qur’an dari mushaf.
Subhanallah.
 
~ Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri jika
datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri
untuk membaca Al Qur’an. Subhanallah.
 
~ Said bin Zubair mangkhatamkan
Al-Qur’an pada setiap 2 malam. Subhanallah.
 
~ Zabid Al-Yami jika datang bulan
Ramadhan beliau menghadirkan mushaf dan murid-muridnya berkumpul di
sekitarnya.Subhanallah.
 
~ Al-Walid bin Abdil Malik mengkhatamkan
Al-Qur’an setiap 3 malam sekali, dan mengkhatamkannya sebanyak 17 kali selama
bulan Ramadhan. Subhanallah.
 
~ Abu ‘Awanah berkata : Aku
menyaksikan Qatadah mempelajari Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Subhanallah.
 
~ Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an
pada hari-hari biasa selama 7 hari, jika datang bulan Ramadhan beliau
mengkhatamkannya selama 3 hari, dan pada 10 terakhir Ramadhan beliau
mengkhatamkannya pada setiap malam. Subhanallah.
 
~ Rabi’ bin Sulaiman berkata:
Dahulu Al-Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 60
kali, dan pada setiap bulannya (selain Ramadhan) sebanyak 30 kali. Subhanallah.
 
~ Waki’ bin Al-Jarrah membaca
Al-Quran pada malam bulan Ramadhan serta mengkhatamkannya ketika itu juga dan
ditambah sepertiga dari Al Qur’an, shalat 12 rakaat pada waktu dhuha, dan
shalat sunnah sejak ba’da zhuhur hingga ashar. Subhanallah.
 
~ Al-Imam Muhammad bin Ismail
Al-Bukhari mengkhatamkan Al Qur’an pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan
setelah melakukan shalat tarawih beliau mengkhatamkannya setiap 3 malam sekali.
Subhanallah.
 
~ Al-Qasim bin ‘Ali berkata
menceritakan ayahnya Ibnu ‘Asakir (pengarang kitab Tarikh Dimasyqi): Beliau
adalah seorang yang sangat rajin melakukan shalat berjama’ah dan rajin membaca
Al-Qur’an, beliau mengkhatamkannya setiap Jum’at, dan mengkhatamkannya setiap
hari pada bulan Ramadhan serta beri’tikaf di menara timur. Subhanallah.
 
Dan masih banyak dari kalangan
ulama salafushalih yang bisa kita jadikan tauladan atas perhatian mereka
terhadap al qur’an.
 
Faidah
 
Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:
Bahwasanya larangan mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari itu adalah
apabila dilakukan secara terus menerus. Adapun pada waktu-waktu yang terdapat
keutamaan padanya seperti bulan Ramadhan terutama pada malam-malam yang
dicari/diburu padanya lailatul qadr atau pada tempat-tempat yang memiliki
keutamaan seperti Makkah bagi siapa saja yang memasukinya selain penduduk
negeri itu, maka disukainya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, dalam rangka
memanfaatkan (keutamaan) waktu dan tempat tersebut. Ini adalah pendapat Ahmad,
Ishaq, dan selainnya dari kalangan ulama’ . (Latha’iful Ma’arif).
 
Semoga bermanfaat.
 
Baarokalloohufiikum
 
Sumber: http://adhwaus-salaf.or.id/mari-belajar-mengkhatamkan-al-quran/

[keluarga-islam] Almadinah international univesity greeting you to open the regesteration semeste

2013-08-02 Thread marketing.mediu




•   al madinah international university which win dependence Malaysian 
Ministry of Higher Education Malaysia (MOHE) and also winning the adoption of 
all academic programs and courses, the university that are approved by the 
Malaysian funds and private academy, which deals with quality control and 
efficiency Academy, known for short as [MQA ] to congratulate you on the 
occasion of the new academic September year  – 2013 . Its pleasure to tell you 
that the university opening  apply for university colleges.

The flowing colleges  :

* faculty of Islamic Sciences
* faculty of languages
*faculty of computer Science .
*faculty of education . 
* Faculty of Science, Finance and Administration .
*Language center 
*.faculty of engineering ( soon)

The university offer :
•   Bachelor degree
•   Master  degree
•   PH degree
Both online and on campus  learning  for more information you can visit 
http://www.mediu.edu.my/ar/admissions/requirments

for more information about Bachelor degree 
http://www.mediu.edu.my/ar/admissions/undergraduateprograms

for more information about master degree 
http://www.mediu.edu.my/ar/admissions/postgraduateprograms


Best Regard international city university 
//www.mediu.edu.my/ar/






[keluarga-islam] Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu

2013-08-02 Thread Aldo Desatura ™
Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu
karya : Azhar Nurun Ala

Ramadhan, ternyata selama ini kami cuma pura-pura merindukanmu. Sejak dua
bulan lalu ketika kami panjatkan doa kepada Allah untuk disampaikan
kepadamu, kami selalu bilang kami begitu merindukanmu. Ketika itu pula,
kami selalu bilang kami tak sabar lagi untuk berjumpa denganmu—takut
rasanya, bila ternyata umur ini membuat kami tak punya kesempatan untuk
kita saling menyapa, saling mengisi, saling menyemangati. Akhirnya sampai
juga hari ini, bahkan sudah separuh Ramadhan kami jalani.

Benar sekali, sukacita kami menyambut kehadiranmu. Apa lagi yang kami
tunggu? Maka petasan meledak dan berisik di sana-sini, masjid-masjid
kembali hidup, kitab-kitab dibersihkan dari debu yang menyelimutinya entah
sejak kapan—Ramadhan lalu barangkali, berbondong-bondong kami berangkat
shalat taraweh meski berat sebab perut kami masih dalam keadaan kenyang
keterlaluan, pukul tiga acara televisi sudah ramai dengan lawakan-lawakan
yang tidak lucu, dan seperti biasa: lagu-lagu religi diperdengarkan di
mana-mana. Inikah juga yang kau harapkan wahai Ramadhan?

Tiap hari kami menghitung lembar-lembar kitab yang telah kami baca, kami
tersenyum: sudah banyak, insyaallah targetan kami tercapai. Kami tak
terlalu peduli apakah kitab yang bolak-balik kami baca itu kami mengerti
atau tidak, apalagi mengamalkannya—kejauhan. Kami sudah sangat puas bila
ada yang bertanya ‘sudah berapa lembar yang telah dibaca’ kami bisa
menjawab: sudah khatam dua kali. Lalu mereka kagum. Bukankah itu surga?
Tapi itukah sambutan yang sungguh kau harapkan wahai Ramadhan?

Kami melihat agenda harian kami: Senin buka bersama dengan X, Selasa buka
bersama dengan Y, Rabu buka bersama dengan Z sekaligus Sahur on The Road,
Kamis.. Jumat.. begitu seterusnya. Begitulah cara kami merayakan
kedatanganmu. Tarawih bisa dilewat karena sunnah, Shalat malam jangan
ditanya, mana sanggup kami menunaikannya. Malam-malam kami habiskan dengan
tidur dengan lelap karena lelah, jangan sampai kami kesiangan sahur apalagi
ketinggalan acara sahur favorit. Nanti kami dibilang tidak gaul. Shalat
shubuh di Bulan Ramadhan bagi kami adalah ritual penting menuju alam mimpi.
Ya, kami tidur lagi karena tidur di Bulan Ramadhan adalah ibadah.

Puasa kami tak pernah bolong barang sehari, sebagaimana lisan kami yang tak
pernah lupa jadwal amalan gibahnya. Kami begitu kuat menahan lapar, dahaga,
berahi, sebagaimana kami begitu kuat menahan harta yang ada didompet
kami—tak ada yang boleh menyentuhnya sebab akan kami gunakan untuk lebaran
mahameriah kami. Sesekali kami ingat ucapan penyair itu: ‘kau akan menjadi
milik hartamu jika kau menahannya, dan jika kau menafkahkannya maka harta
itu menjadi milikmu.’ Tapi siapa peduli. Lebaran tetaplah lebaran,
merayakannya dengan kesederhanaan tak boleh jadi pilihan. Seperti itukah
perlakuan yang ingin kau dapatkan wahai Ramadhan?

Kelak ketika Ramadhan berakhir kami—dengan mengendarai mobil pribadi
kami—akan berkeliling mengunjungi saudara dan kerabat, bermaaf-maafan atau
sekadar mencicip kue. Kami tentu senang, bahagia, karena katanya kami
menang.

Ah, Ramadhan.
Entahlah, kami tak mengerti: barangkali kamimemang cuma pura-pura
merindukanmu.

-- 
".. bertindak bijak dan waspada dalam menghadapi segala resiko serta
situasi adalah cermin kepribadian yang handal..bijak dalam berinvestasi
dengan tidak menghabiskan apa yang tidak sanggup untuk dibebankan.."

FaceBook : hanja...@gmail.com
YM   : desat...@yahoo.com
Gtalk: hanja...@gmail.com


[keluarga-islam] ÌÇãÚÉ ÇáãÏíäÉ ÇáÚÇáãíÉ ÊÍííßã

2013-08-02 Thread marketing.mediu3
Al Salam Alaykom w rahmat allah w barkato

 
Dear : mr \  mrs
We are pleased that on behalf of the Al-Madinah International University 
[MEDIU] greetings and best wishes for you continued success , coupled with the 
sincere invitations for your further success and development and growth.
 
 
Al-Madinah International University [MEDIU] Malaysia: "University City World 
[MEDIU] Malaysia" is one of the leading universities of Malaysia, which is 
characterized by excellence and excellence of technical and higher education 
areas, and " Al-Madinah International University [MEDIU] " is a multiple 
cultures and areas of study and is based
Malaysia  Shah Alam , Here is a brief history.
1. " Al-Madinah International University [MEDIU]" founded early in 2004 in 
Medinah  Almonowra 
 
2. In 19 / July / 2006, the university received the invitation of the Malaysian 
Ministry of Higher Education for the establishment of the University Centre in 
Malaysia.
 
3. On 20 / July / 2007, the university obtained full license from the Ministry 
of Higher Education Malaysia to be the first international  Malaysian 
University pursuing a systematic distance education using e-learning Targeting 
the  Students from around the world.
 
4. In early of February of 2008 the university began full operation of 
reception of students. 
5. joined the university for beginning of the year 2009, approximately [1500 ] 
students from different countries, while the number of applications submitted 
to the University of [3000] enrollment request.
 
. 6. Early / 2009. University offered more than (24) academic program 
accredited by the Accreditation Authority and the Ministry of Higher Education 
(Malaysia), and more (34) accredited course in Arabic and English language 
center.
 
. 7. Early 2009. Varied the levels of academic programs at the university to 
include foundation studies ,  Pre-university, diploma, bachelor's degree - 
graduate studies, language training courses.
8. Mid-2009. The number of students who were enrolled in the university more 
than (4701) students from more than 40 nationalities around the world.
 
. 9. The third quarter of 2009. The Al-Madinah International University [MEDIU] 
Passed successfully institutional inspection held by the Malaysian Ministry of 
Higher Education to ensure quality of academic and administrative of the 
University.
 
10 . The end of 2009. The number of applications increased by the University of 
(6508) Application from more than (60) countries around the world, while the 
number of students enrolled in the University (2482 )
 
11. The end of 2009.The university Completed the (10) new programs of study for 
approval by the  Malaysian accreditation of Graduate Studies.
 
12. The end of 2009. The Al-Madinah International University [MEDIU] started 
the procedures to start the constituent university education in the disciplines 
of direct scientific and practical, including a new Computer Science, Finance 
and Administration, Engineering and intending to be started by mid-year 2010.
 
13. . Early in 2010. The number of students of the University increased to 
(3057) students from around the world, from the beginning of September  2010.
 
14. The end of 2010. The number of applications received the university for 
direct education on campus system around (511) applications and more than (154) 
enrollment students.
 
15. Early of  2011. The number of applications received by the 
university to direct education on campus system (2312) The number of enrollment 
students  more than (362).
. . 16. Early in 2011. Al-Madinah International University [MEDIU] inclusion 
Programs of the  Al-Madinah International University [MEDIU] in full 
accreditation for four academic graduate programs in the Faculty of Islamic 
Sciences in the list of qualifications recognized by the Civil Service 
Commission, Malaysia
 
17. The end of 2011. The university  the graduating first graduating batch of 
students from the  Al-Medina International University  in the  master's 
programs, bachelor's and (84) students for the bachelor's degree, and (27) 
students for master's degree.
 
 
What distinguishes the Al-Medinah International University [MEDIU].
 
First, high-technical  and modern facilities: The technical infrastructure of 
the Al-Medinah International University  is designed to match the best 
standards in the field of modern e-learning and distance education, including 
those of infrastructure following matters: 
 
Al-Medinah International University website on the Internet "www.mediu.edu.my": 
which offers all university services, which content  admission, registration , 
inquiry , direct access to the lessons and communicate with lecturers  and 
administrators staff of t the university.
 
The electronic system of educational administration "Alim" for managing  the  
academic affairs of  the university, which can be both a student university 
lectures , administrators and supervisors to manage all the  Proce

Re: [keluarga-islam] (Do'a of the Day) 21 Ramadlan 1434H

2013-08-02 Thread Warsun
Ya dengan berbagi ilmu, ilmu yang kita miliki tak akan pernah habis, malah
bertambah. seorang dosen yang berbagi dengan mahasiswa/inya, dosen itu
tampak banyak ilmunya kata mahasiswa.


2013/7/30 Ananto 

> **
>
>
> Bismillah irRahman irRaheem
>
>
>
> In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind
>
>
> Allaahumma innii as'aluka min khairi maa sa'alaka minhu nabiyyuka
> muhammadun shalallaahu alaihi wa sallama.
>
>
>
> Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan yang dimohonkan olh
> Nabi-Mu, Muhammad SAW.
>
>
>
> Dari Kitab Al-Adzkar - Imam An-Nawawi, Bagian 18.
>
>
>
> --
> http://harian-oftheday.blogspot.com/
>
> "...menyembah yang maha esa,
> menghormati yang lebih tua,
> menyayangi yang lebih muda,
> mengasihi sesama..."
>
>  
>


RE: [keluarga-islam] (Taushiyah of the Day) Dalam Tarawih Kita Belajar Banyak Hal

2013-08-02 Thread andr...@nsk.com
 

 

He.he..he gitu aja kok repot..

 

Solo terlalu jauh.coba tengok di mesjid (lupa saya namanya) di Kayu ringin,
perumnas 1, Jalan Lele 1, Bekasi Barat.

Dulu waktu masih jadi anak Kost ( 2 ~ 3 tahun yang lalu), saya shalat
taraweh di masjid tsb.

 

Uniknya bagi saya yg terbiasa 8 rakaat (4-4) + 3 witir agak sedikit takjub
dengan pelaksanaan taraweh di masjid tersebut (karena tempat
tinggal/lingkungan saya sebelum ngekost umumnya orang2 Muhammdiyah jadi
terbiasa 8 rakaat).

 

Dimana 2 golongan jamaah taraweh 8 rakaat dan 20 rakaat bisa kompak => ini
baru MANTAB!!...

Yang 8 rakaat dilaksanakan lebih dulu (semua jamaah) sampai selesai dengan
imamnya bapak A..kemudian witir 3 rakaat...nah yg 20 rakaat duduk dengan
tenang saat yng 8 rakaat sedang witir.

Setelah selesai yg 8 rakaat .yang 20 rakaat lanjut menyelesaikan 12 rakaat
tersisa + witir dengan imam Bapak B.

 

Aman.gak ada ribut2..gak ada egoisme.

 

 

andrian

 

 

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of Ananto
Sent: Thursday, August 01, 2013 8:44 AM
To: keluarga-islam; mencintai-islam
Subject: [keluarga-islam] (Taushiyah of the Day) Dalam Tarawih Kita Belajar
Banyak Hal

 

  

Dalam Tarawih Kita Belajar Banyak Hal

Oleh: Ajie Najmuddin*

 

Shalat tarawih merupakan salah satu amalan ibadah yang hanya ada di bulan
Ramadlan. Karena itu tarawih menjadi istimewa. Bagi sebagian masyarakat,
mungkin kedudukannya seakan mengungguli shalat sunah rawatib.

 

Ini bisa kita lihat di masjid sekitar kita. Fenomena tarawih ini menjadi
pesona tersendiri, yang mampu menyedot masyarakat untuk berduyun-duyun pergi
ke masjid. Orang yang biasanya malas ke masjid jadi ikut terlecut untuk
menyambangi rumah Allah.

 

Hal ini, mungkin tak lepas dari berbagai keterangan yang menyebutkan tentang
keutamaan dan pahala tarawih. Mulai dari diampuni dosa seperti bayi baru
dilahirkan ibunya, sampai dijanjikan pertemuan dengan Sang Khaliq. Ini tentu
akan menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang yang akan menjalankannya.

 

Namun, di balik segala keutamaan tarawih itu, siapa sangka juga terselip
ruang pembelajaran untuk memupuk sikap toleransi. Toleransi yang dalam
bahasa sederhana bisa kita maknai sebagai sikap menghargai perbedaan.
Perbedaan ini acap kali terjadi di lingkungan kita, dan bahkan melibatkan
diri kita.

 

Perbedaan ini mungkin jarang kita temui, apabila kita masih dalam satu
lingkup (ideologi, ormas, suku, dan sebagainya). Namun, ketika kita sudah
dihadapkan pada sebuah masyarakat yang majemuk, maka perbedaan adalah sebuah
keniscayaan. Seperti yang penulis alami sendiri, ketika dalam sebuah
musyawarah persiapan menyambut Ramadlan.

 

Pada awalnya kami sepakat, tentang perlunya pengadaan tarawih di kompleks
perumahan yang kami tinggali. Meskipun belum memiliki masjid, panitia sangat
bersemangat untuk menyambut Ramadlan dengan gegap gempita. Sampailah pada
pembahasan tarawih, dan justru di bagian ini yang paling lama dan alot.

 

Mulai dari jumlah Rakaat (20 atau 8 rakaat tarawih), format salat (2 atau 4
raka'at salam). Ini pun belum selesai, karena ada yang masih belum sepakat
ketika witir mesti 2 rakaat ditambah 1 rakaat, mereka menginginkan 3 rakaat
sekaligus. Setelah dicapai kesepakatan, akhirnya diputuskan salat 8 rokaat,
dimana tiap 2 rakaat salam. Dilanjut witir 2 rakaat salam, ditambah 1 rakaat
salam.

 

Selesai? Ternyata belum, karena masih ada kelanjutan seperti bagaimana
dengan bacaan basmalahnya? lalu apakah memakai bilal atau tidak? dan tak
ketinggalan, doa tarawih dan witir. Alhasil, pada malam itu pembahasan
menjadi lama, padahal tadinya hanya ingin membahas: apakah ada tarawih atau
tidak?

 

Tarawih Masjid Agung Solo

 

Hal di atas mungkin lumrah (mungkin pula sudah mentradisi) terjadi di sebuah
kampung atau masjid, yang masyarakatnya memiliki beragam latar belakang.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah dengan berbagai perbedaan
tersebut, mesti membuat umat Islam terpecah belah, dengan mendirikan jamaah
sendiri atau bahkan membangun masjid baru?

 

Ternyata tidak semestinya hal tersebut terjadi. Bahwa perbedaan tersebut
apabila dapat kita kelola dengan baik, justru dapat menjadi khazanah
tersendiri. Bukan berarti hendak mencampurkan mazhab, namun cobalah tengok
kearifan di Masjid Agung Solo.

 

Di masjid tersebut sempat terjadi dualisme pendapat tentang pelaksanaan
tarawih, yang berujung pada pemisahan jamaah. Dalam waktu yang sama terjadi
2 kubu jamaah tarawih, jamaah 8 rokaat di ruang utama, sedangkan 20 rokaat
di ruang samping (pawastren). Bisa kita bayangkan, apabila kejadian tersebut
terjadi di masjid lingkungan kita ataupun masjid yang lain, tentu bukan
sebuah hal yang baik.

 

Namun, pada awal Ramadlan ini dibuat sebuah konsensus baru, dimana salat
tarawih disatukan di ruang utama, dengan menggunakan 20 rakaat tarawih.
Bagaimana dengan yang 8 rakaat tarawih, apakah mereka kemudian harus
menyingkir? Tidak, tetapi mereka tetap sholat bersama, bahkan diberi
keistimewaan,

[keluarga-islam] Seri Kultum Ramadhan #9 : Afalaa Yanzhuru ?

2013-08-02 Thread Rumah Ilmu Indonesia
Seri Kultum Ramadhan #9 : Afalaa Yanzhuru ?Link untuk tampilan yang
lebih baik :
http://quran.rumahilmu.or.id/2013/08/02/seri-kultum-ramadhan-9-afalaa-ya\
nzhuru/

  [bismillah] 


Allah Ta'ala berfirman dalam Surah Al Ghasyiyah ayat 17 hingga 20 :

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,



Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?



Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?



Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

Sungguh mengena benar penyampaian Quran ini.

Mari kita duduk sebentar, beriman sejenak.

Di  sela kesibukan kita setiap hari, diakui atau tidak, seringkali kita 
lupa mengamati apa yang ada di sekeliling kita. Merenungkan Kebesaran 
Sang Maha Kuat.

Di  tengah kekuasaan dan kendali kita terhadap prosedur-prosedur
standar,  seringkali kita lupa menyadari Kekuatan Sang Maha Pengatur.

Iman  kita menjadi berdebu. Ruhiyah kita ringkih, hati kita lelah dengan
beragam target dunia yang seakan tak usai dikejar dan berupaya dicapai.

Maka, berhentilah sejenak, dengarkan pelajaran itu :

Maka  apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, 
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak 
mempunyai retak-retak sedikitpun? (Al Quran Al Kariim Surah Qaaf ayat 6)



Dan  Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung
yang  kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah 
dipandang mata, (Al Quran Al Kariim Surah Qaaf ayat 7)

Mari sejenak pandang sekitaran kita. Langit yang tinggi, Bumi yang
Terhampar, Tanaman yang Tumbuh, Air yang Mengalir.

Buya Hamka mengatakan :

Disuruh  memandang, atau merenungkan. Bukan semata-mata melihat dengan
mata,  melainkan apa yang terlihat oleh mata ke dalam alam fikiran dan 
difikirkan, itulah yang disebut memandang.

Zamakhsyari dalam tafsirnya mengatakan :

Arti  ayat-ayat menyuruh memandang ini ialah supaya mereka saksikan
demikian  besar qudrat iradat khaliq pencipta alam ini, yang manusia
hanya tinggal  memakainya saja.

Lalu pandanglah pula ke dalam diri.

Lalu dengarkan firman Allah di Surah At Thur ayat 35 hingga 37 :

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?

Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka
tidak meyakini (apa yang mereka katakan).



Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang
berkuasa?

Maka,  semoga terbuka mata hati kita, semoga semakin jelas betapa
lemahnya  kita, semoga menjadi terang kemana kita akan kembali dan 
mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan.

Semoga  dengan mengamati itu, semakin dekat kita pada Allah Azza wa
Jalla,  semakin cinta kita pada-Nya, seraya berharap semoga Dia-pun
Mencintai  dan Menjaga hidup dan kehidupan kita, semoga apa yang kita
pandang dan  amati menjadi pelajaran dan peringatan :



untuk  menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang
kembali  (mengingat Allah). (Al Quran Al Kariim Surah Qaaf ayat 8)

Aamiin,

Allahu `Alam

Masih diperlukan Ratusan Mushaf Quran. Bantu lewat donasi Mushaf Quran :
http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/




RE: [keluarga-islam] Pemilik Rekening Gendut Masuk Bursa Kapolri

2013-08-02 Thread andr...@nsk.com
, Komisi menyimpulkan tak ada calon yang murni bersih. "Tapi, sepanjang
mereka bisa menjelaskan mengapa dia melakukan kesalahan itu, tidak
mengulanginya lagi, dan karirnya bagus, itu tolak ukur kami."

 

Gak ada hukuman tuh??!? Jadi dimaafkan begitu saja?!?!ck..ck.ck...

 

 

 

 

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of Ananto
Sent: Thursday, July 25, 2013 10:10 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [keluarga-islam] Pemilik Rekening Gendut Masuk Bursa Kapolri

 

  

Pemilik Rekening Gendut Masuk Bursa Kapolri

Rabu, 24 Juli 2013 | 10:14 WIB

 

TEMPO.CO, Jakarta-Sembilan jenderal ikut meramaikan bursa calon Kepala
Polri.
 Dua di antaranya adalah Kepala Lembaga Pendidikan
Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan Asisten Operasi Kepala Polri
Inspektur Jenderal Badrodin Haiti. Keduanya pernah disebut sebagai
 pemilik rekening gendut. 


Komisi Kepolisian Nasional mengaku telah
 menyerahkan nama-nama tersebut ke Komisi
Pemberantasan Korupsi dua pekan lalu. Dalam suratnya, Komisi Kepolisian
meminta KPK melakukan verifikasi atas harta setiap calon.


Wakil Ketua KPK Bambang Wijojanto membenarkan adanya surat permintaan Komisi
Kepolisian itu. "Jumlahnya 9 orang, termasuk dua jenderal itu," kata dia.
"Tapi, kami tidak bisa mengumumkannya, karena harus dilaporkan ke Kompolnas
dulu."


Pada Juni 2010, Majalah Tempo melaporkan Budi dan Badrodin memiliki rekening
jumbo yang mencurigakan. Pada 19 Agustus 2008 Budi memiliki kekayaan sebesar
Rp 4,6 miliar. Bersama anaknya, ia juga telah membuka rekening dan menyetor
uang Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.


Adapun Badrodin per 24 Maret 2008 memiliki harta Rp 2 miliar dan US$ 4.000.
Dia juga disebut membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp
1,1 miliar. Asal dana dari pihak ketiga. Ia pun pernah menarik dana Rp 700
juta dan menerima transfer rutin senilai Rp 50 juta setiap bulan.


Budi dan Badrodin belum bisa dikonfirmasi. Namun, kepada Tempo pada 25 Juni
2010, Budi hanya berkomentar pendek, "Nanti saja, ya." Belakangan, lewat
seorang bawahannya, Budi mengaku sudah menyerahkan masalah ini ke Kepala
Badan Reserse Kriminal. "Semua berita itu tidak benar," katanya.


Badrodin juga mengaku tidak berwenang menjawab. "Itu sepenuhnya kewenangan
Kepala Badan Reserse Kriminal," katanya pada 24 Juni 2010.


Pada 28 Februari 2012, juru bicara Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution
menyatakan soal rekening gendut sudah diselesaikan di internal kepolisian.
"Mereka bisa mempertanggungjawabkan uangnya dari mana," ujarnya.


Anggota Komisi Kepolisian
 Adrianus Meliala menyatakan soal rekening sudah
ditanyakan juga oleh komisinya kepada setiap calon. "Itu sebagian kecil dari
konfirmasi kami, tapi hasilnya hanya konsumsi Presiden," kata Adrianus.
Namun, secara keseluruhan, Komisi menyimpulkan tak ada calon yang murni
bersih. "Tapi, sepanjang mereka bisa menjelaskan mengapa dia melakukan
kesalahan itu, tidak mengulanginya lagi, dan karirnya bagus, itu tolak ukur
kami."


INDRA WIJAYA | FEBRIANA FIRDAUS | EFRI R

 

Sumber:

http://www.tempo.co/read/fokus/2013/07/24/2803/Pemilik-Rekening-Gendut-Masuk
-Bursa-Kapolri




-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/

 

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."





RE: [keluarga-islam] Proyek 'Abadi' nan Mencurigakan Jalan Pantura

2013-08-02 Thread andr...@nsk.com
 

Yang pasti musim penghujan banyak proyek perbaikan jalan.alias perbaikan
jalan sering dilakukan di musim penghujan

musim kemarau tidak ada proyek perbaikan jalan.

 

trus mendekati lebaran baru diperbaiki jalan2nya..jadinya tergesa2 dan hasil
jalannya ya gitu2 trus.plus bikin macet..

 

 

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]
On Behalf Of Ananto
Sent: Friday, July 19, 2013 8:23 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [keluarga-islam] Proyek 'Abadi' nan Mencurigakan Jalan Pantura

 

  

Proyek 'Abadi' nan Mencurigakan Jalan Pantura

Kamis, 18 Juli 2013 | 10:00 WIB

 

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan menggelar audit
khusus proyek pemeliharaan jalan di Pantai Utara Jawa. Anggota IV BPK, Ali
Masykur Musa, menyatakan pemeriksaan diperlukan karena besarnya anggaran
mencurigakan. "Anggaran perawatan sangat besar dan dipersiapkan setiap
tahun," katanya kepada Tempo Rabu, 17 Juli 2013. 


Menurut Ali, audit proyek yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum ini
ditargetkan selesai dalam beberapa bulan mendatang. Audit juga menyangkut
alasan kenapa proyek dianggarkan setiap tahun. "Kami akan melihat apakah
pengerjaannya sesuai atau tidak," katanya. 


Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, dana
perbaikan jalan di Pantura mencapai Rp 1,2 triliun. Dana ini untuk ruas
sepanjang 1.300 kilometer. 


Koordinator Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(Fitra), Uchok Sky Khadafi, menilai perbaikan jalan itu sengaja dijadikan
proyek abadi. Buktinya, selama empat tahun terakhir, dari total anggaran Rp
1,2 triliun, sebesar Rp 256 miliar digunakan untuk memperbaiki jalur yang
sama dalam tiga tahun terakhir. Jalur tersebut berada di daerah Karawang
hingga Losari, Cirebon. 


Menurut dia, potensi penyimpangan bisa terjadi karena longgarnya pengawasan.
Apalagi setiap tahun anggaran yang diajukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
selalu disetujui Dewan Perwakilan Rakyat tanpa dilakukan evaluasi. "DPR tak
bersikap kritis, padahal seharusnya DPR melakukan evaluasi realisasi
anggaran setiap tahun," katanya kemarin.


Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto berdalih kerusakan jalan di Pantura
Jawa disebabkan oleh muatan truk yang melebihi kapasitas. Seharusnya beban
kendaraan yang melewati jalur tersebut tak boleh lebih dari 10 ton.
"Faktanya, banyak yang di atas 10 ton, sehingga wajar bila jalan cepat
rusak," katanya kemarin. 


Dia mengklaim tidak ada penyimpangan anggaran dalam perbaikan jalan. Agar
tidak muncul perbaikan jalan setiap tahun, kata dia, Kementerian Pekerjaan
Umum akan mengganti dengan konstruksi beton yang mampu bertahan hingga 10
tahun. 


Djoko mempersilakan BPK memeriksa instansi yang dipimpinnya. "Itu memang
tugas BPK," katanya.


Wakil Ketua Komisi V DPR yang membidangi pekerjaan umum, Muhidin Mohammad
Said, mengatakan akan meminta keterangan Menteri Djoko Kirmanto setelah masa
reses. "Kami akan mengadakan rapat untuk melakukan evaluasi," katanya
kemarin. 


Muhidin menegaskan, biaya perawatan jalan di jalur Pantura tetap harus
dianggarkan. Sebabnya, "Jalur Pantura itu adalah jalan negara yang harus
dirawat. Anggarannya harus ada," katanya.


ANGGA SUKMA WIJAYA | PINGIT ARIA | EDI FAISOL | ANWAR SISWADI | DEWI RINA

 

Sumber:

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/18/058497413/Proyek-Abadi-nan-Mencurig
akan-Jalan-Pantura

http://www.tempo.co/read/fokus/2013/07/18/2799/Proyek-Jalan-Pantura-Mencurig
akan




-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/

 

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."





[keluarga-islam] Hukum Memanggil Non-Muslim Sebagai Saudara

2013-08-02 Thread Dedy Iskandar
Hukum
Memanggil Non-Muslim Sebagai Saudara
 
Pada beberapa kesempatan kita
sering mendengar perkataan yang beredar di masyarakat yang mengatakan bahwa :
“Kita semua bersaudara”. Padahal di situ bercampur antara muslim dan
non-muslim. Atau dalam konflik SARA yang terjadi di beberapa daerah Indonesia,
sering disebutkan bahwa masyarakat muslim dan non-muslim itu bersaudara. Atau
dalam ungkapan basa-basi sejenis. Mungkin tujuan orang yang mengatakan itu
adalah demi menjaga persatuan, etika kehidupan bermasyarakat, dan yang lainnya.
 
Pada kesempatan ini akan coba
dituliskan dari apa yang telah dijelaskan oleh para ulama tentang permasalahan
dimaksud ditinjau dari kaca mata syari’at.
Allah ta’ala telah berfirman :
 
”Sesungguhnya orang-orang mukmin
itu bersaudara” (QS. Al-Hujuraat : 10).
 
Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya
ketika berkomentar tentang ayat tersebut menyebutkan beberapa hadits,
diantaranya :
 
”Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya, tidak boleh mendhalimi dan membiarkannya (didhalimi)” [HR.
Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad].
 
”Allah akan terus menolong
seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya”
 
”Jika seorang muslim mendoakan
saudaranya dari kejauhan, maka malaikat akan mengucapkan : Amin, dan bagimu
sepertinya”
 
“Perumpamaan orang-orang mukmin
dalam hal cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh. Jika salah
satu bagian tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota badan akan merasa demam
dan susah tidur”
 
”Seorang mukmin terhadap orang
mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagian dengan sebagian yang
lainnya saling menguatkan” Dan pada saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menjalinkan jari-jemari beliau.
 
Imam Ahmad meriwayatkan, Ahmad
bin Al-Hajjaj memberitahu kami, ‘Abdullah memberitahu kami, Mush’ab bin Tsabit
memberitahu kami, Abu Hazim memberitahuku, ia berkata : Aku pernah mendengar
Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radliyallaahu ‘anhu menceritakan hadits dari
Rasulullah shalallaahu ’alaihi wasallam, beliau bersabda :
 
”Sesungguhnya (hubungan) orang
mukmin dengan orang-orang yang beriman adalah seperti (hubungan) kepala dengan
seluruh badan. Seorang mukmin akan merasakan sakit karena orang mukmin lainnya
sebagaimana badan akan merasa sakit karena sakit pada kepala” [Hadits ini
diriwayatkan sendiri oleh Imam Ahmad].
[selesai perkataan Ibnu Katsir
dalam Tafsir-nya 4/226].
 
Jika kita cermati, maka semua
hadits shahih yang mengkhabarkan tentang hubungan persaudaraan – selain
persaudaraan nasab – di atas, hanya diperuntukkan pada persaudaraan bagi sesama
kaum muslimin.
 
Asy-Syaikh Abdurrahman bin
Naashir As-Sa’di berkata ketika menjelaskan ayat di atas :
 
“Yang demikian ini merupakan
ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah ta’ala di antara orang-orang yang
beriman, yaitu bahwa siapapun baik di belahan barat maupun timur yang di dalam
dirinya terdapat keimanan kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para
Rasul-Nya, dan hari akhir; berarti dia itu saudara orang-orang mukmin.
Persaudaraan yang mengharuskan orang-orang mencintainya sebagaimana mereka
mencintai diri mereka sendiri, serta membenci hal-hal bagi mereka seperti
mereka membencinya untuk diri mereka sendiri” [Taisir Karimir-Rahman fii
Tafsiiril-Kalaamil-Manaan 7/133].
 
Al-Qurthubi menjelaskan :
 
“Yaitu persaudaraan dalam agama
dan kehormatan, bukan dalam nasab. Oleh karena itu dikatakan : ‘Persaudaraan
atas dasar agama itu lebih erat daripada persaudaraan karena hubungan nasab’.
Sebab, persaudaraan karena hubungan nasab bisa terputus karena adanya perbedaan
agama, tetapi persaudaraan atas dasar agama tidak akan terputus hanya karena
perbedaan nasab” [Tafsir Al-Qurthubi 16/322-323].
 
Ayat beserta penjelasannya di
atas jelaslah bagi kita bahwa persaudaraan hakiki yang dimaksud dikhususkan
bagi sesama muslim. Bukan dengan non-muslim. Hal yang menguatkan pernyataan
tersebut adalah firman Allah ta’ala :
 
“Jika mereka bertaubat,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka (mereka adalah) saudara-saudaramu
seagama” [QS. At-Taubah : 11].
 
Sifat bertaubat, mendirikan
zakat, dan menunaikan zakat adalah sifat yang dimiliki oleh orang-orang muslim.
Dengan itulah mereka dikatakan Allah saling bersaudara. Adapun orang-orang yang
tidak mempunyai sifat-sifat tersebut (baca : kalangan non-muslim), maka dia
bukanlah termasuk saudara kita dalam agama; dan itu telah jelas.
 
Allah juga berfirman :
 
“Panggillah mereka (anak-anak
angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil 
pada
sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah
mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama” [QS. Al-Ahzaab : 5].
 
Sebutan saudara kepada sesama
muslim adalah sebagai dasar penanaman rasa kecintaan dan loyalitas kepadanya.
Rasa kecintaan dan loyalitas ditiadakan bagi orang kafir/non-muslim. Bukankah
Allah telah melarang kita untuk mencintai dan berkasih sayang terhadap mereka
walau mereka adalah saudara-saudara nasab kita sebagaimana firman-Nya