[keluarga-islam] Air Mata Seorang Ayah

2012-05-20 Terurut Topik muhamad agus syafii
Air Mata Seorang Ayah

By: Muhamad Agus Syafii

Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak 
kuasa untuk ditahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam 
dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai 
berikut. 'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu 
hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami 
bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan 
terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. 
Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan 
anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai 
anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak 
bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 
'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan 
kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa 
sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita 
sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan 
meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan 
istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  Saya selalu ingat hadist Nabi 
Muhammad yang sering Mas Agus kutip. 'Sungguh menakjubkan orang yang beriman 
karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan 
terdapat melainkan orang yang mukmin.  Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia 
bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia 
bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim). Sungguh hebat beliau 
seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu melewati semua penderitaan 
dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air matanya adalah ladang peningkatan 
iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
 Itulah Air mata ayah. Subhanallah.

---
Sahabatku, aminkan doa ini agar tegar & bisa bangkit dr keterpurukan, " Innaa 
lillahi wa innaa ilaihi raaji'un, Allahumma la ya'tii bilhasanati illa anta wa 
laa yadzhabu bissayyi-aati illaa anta, wa laa haula wa laa quwwata illabillah" 
Ssungguhnya kami adlah milik Allah & kpdNya kami kembali. Ya Allah, tiada yg 
bisa mendatangkan kebaikan selainMu & tiada yg bisa mendatangkan keburukan 
selainMu. Tiada daya & upaya kecuali hanya Allah,"

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
--
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Bersabarlah! Memohon kpd Allah 
agar diberikan jodoh yg terbaik. Insya Allah, keluarga sakinah mawaddah 
warahmah segera terwujud. yuk..hadir pada kegiatan  "Berkah Ramadhan Bersama 
Amalia" (BELIA) Ahad, 29 Juli 2012. jam 4 s.d 6 sore di Rumah Amalia. Bila 
berkenan berpartisipasi: pakaian baru, buku bacaan, paket sembako, peralatan 
sholat, konsumsi berbuka puasa. Silahkan kirimkan ke Rumah Amalia. Jl. Subagyo 
IV blok ii, no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/

[keluarga-islam] Air Mata Seorang Ayah

2012-01-28 Terurut Topik muhamad agus syafii
Air Mata Seorang Ayah

By: M. Agus Syafii

Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak 
kuasa untuk ditahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam 
dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai 
berikut. 'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu 
hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami 
bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan 
terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. 
Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan 
anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai 
anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak 
bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 
'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan 
kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa 
sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita 
sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan 
meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan 
istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  Saya selalu ingat hadist Nabi 
Muhammad yang sering Mas Agus kutip. 'Sungguh menakjubkan orang yang beriman 
karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan 
terdapat melainkan orang yang mukmin.  Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia 
bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia 
bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim).

Sungguh hebat beliau seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu 
melewati semua penderitaan dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air 
matanya adalah ladang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa 
Ta'ala. Itulah Air mata ayah. Subhanallah.

Wassalam,
M. Agus Syafii
---
Sahabatku..Yuk, tebarkan cinta & kepedulian pada sesama dg hadir pada kegiatan 
"Secercah Harapan Untuk Amalia (CERIA)", Ahad, 15 April 2012. Jam 9.sd 12 pagi 
di Rumah Amalia. Bila  berkenan berpartisipasi dlm bentuk buku2, Majalah, 
Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI ), IPTEK, buku Pelajaran, 
peralatan sekolah, paket sembako, konsumsi silahkan kirimkan ke Rumah Amalia, 
Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. 
Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: 
agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://www.twitter.com/agussyafii, http://agussyafii.blogspot.com/



[keluarga-islam] Air Mata Seorang Ayah

2009-10-19 Terurut Topik muhamad agus syafii
Air Mata Seorang Ayah

By: agussyafii

Walaupun dirinya seorang ayah, ditengah kesibukkannya mencari nafkah tidak 
membuatnya melupakan nilai-nilai keagamaan yang diyakininya. Godaan sebagai 
pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena bertentangan dengan nuraninya. 
Kalaupun menerima sesuatu yang membuat hatinya bimbang, dia tak segan datang ke 
rumah Amalia untuk berdiskusi dengan saya. Kami sering mendiskusikan bahwa 
nilai-nilai agama adalah panduan hidup yang baik bagi kehidupan kita. 'Manusia 
diberikan pilihan hidup sehingga kebahagiaan kita tergantung pilihan hidup 
kita,' begitu ucapnya.

Sekalipun usianya telah lanjut, keinginannya untuk belajar agama begitu sangat 
kuat sehingga kami seringkali larut malam bertukar pikiran. Dia sangat 
menyakini bahwa apa yang dikerjakannya akan mempengaruhi kehidupan keluarganya. 
Itulah sebabnya mendidik anaknya agar rajin sholat lima waktu, bershodaqoh dan 
kepekaan sosial terhadap lingkungan sudah ditanamkan sejak dini. 

Pernah ada satu peristiwa yang begitu kuat menyadarkan dirinya betapa Maha 
Besarnya Sang Khaliq. Anaknya yang pertama, teramat dicintainya sakit. 
Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir 
panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak 
kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup 
anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 
'Siapa yang mengatur hidup mati kita mas? apakah dokter itu yang mengatur? kok 
berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak saya,' begitu 
tanyanya. Berkali-kali saya mengingatkan untuk berserah diri kepada Alloh SWT 
namun air matanya tak dapat disembunyikan.

Saya mengajaknya berdoa. Dua malam berturut-turut kami bersama anak-anak Amalia 
berdoa untuk kesembuhan putranya mampu melewati operasi yang hendak dijalankan. 
Tak lupa dirinya menyantuni beberapa anak yatim. Keesokan harinya operasi itu 
dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil 
tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan 
kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak 
henti-hentinya berdoa, 'Bermacam-macam doa sudah saya panjatkan kepada Alloh, 
tak tahu lagi harus apa yang saya lakukan.'begitu ucapnya.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu 
sambil tersenyum kepada sang ayah. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, 
putra bapak tidak perlu dioperasi,' Sang ayah menganga takjub. Desah nafasnya 
terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur alhamdulillah berkali-kali 
diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dibersujud. Sujud syukur sambil menangis 
tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Alloh justru 
disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah Alloh menguji hamba-hambaNya yang 
beriman. Subhanallah..

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, 
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada 
orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 
'Kami berasal dari Alloh dan akan kembali kepadaNya (QS 2:155-156).

Wassalam,
agussyafii

---
Yuk,Berbagi Nikmat Qurban bersama anak-anak Amalia. Dalam program kegiatan 
'Qurban Untuk Amalia (QUA) pada hari Ahad, 29 November 2009 di Rumah Amalia. 
Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com atau 
http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431