^_^

Tembalang - Semarang. Sabtu malam 30 Agustus 2008 lalu di pondok pesantren 
Darut Taqwa milik kyai Mudrik. Malam itu diadakan pengajian umum, haflah 
sekaligus dibacakan maulid Simthud Durrar dan diakhiri dengan ceramah oleh 
habib Syaikh bin Abdulqodir Assegaf - Solo. Habib Syaikh malam itu terlihat 
capai karena padatnya jadwal dakwah beliau hampir tiap hari ke berbagai kota 
dalam minggu terakhir menjelang Ramadhan.

"Kemarin waktu di Jepara saja habib Syaikh tidak sering ber-qoshidah, 
murid-muridnya yang menggantikan beliau. Hanya di akhir beliau membaca maulid. 
Suaranya serak!", kata ustadz Rudi.

Benar juga, malam itu habib Syaikh tidak ber-qoshidah, hanya memimpin jama'ah 
dengan ayunan tangan ke atas berdo'a mengikuti alunan syair qoshidah dan 
tersenyum. Beliau mempunyai sir (rahasia) sehingga meskipun beliau tidak 
ber-qoshidah dan hanya tersenyum sambil mengajak jama'ah yang hadir mengikuti 
syair qoshidah, keriangan tetap tampak menyebar pada jama'ah. Wajah-wajah 
mereka riang, mulut-mulut mereka mengikuti syair qoshidah, tangan sesekali 
diangkat ke atas berdo'a, keriangan mereka membuat hati makin hadir mengingat 
Allah Swt dan Rasul-Nya Saw.

Habib Syaikh membawa jama'ah menuju ke keriangan ke-Maha-Indah-an Allah Swt dan 
keindahan Rasul-Nya Saw. Rasulullah Muhammad Saw sempurna dengan semua ajaran 
beliau Saw. Tidak ada nasehat yang paling bagus kecuali yang berdasarkan 
nasehat dari beliau Saw. Tidak ada akhlaq yang paling baik kecuali yang 
mengikuti akhlaq beliau. Tidak ada adab yang terbaik kecuali yang meniru adab 
beliau Saw. Sungguh hati yang riang akan mudah diajak menuju kepada kebaikan. 
Suasana hati terwujud lewat wajah, wajah cerah dan riang maka begitu juga 
dengan hatinya. Senyum yang dibuat-buat akan terlihat tidak asyik, tapi senyum 
yang berasal dari hati akan terlihat sangat indah. Demikian juga dengan 
perkataan dsb.

Habib Syaikh mengingatkan tentang do'a malaikat Jibril yang diaminkan oleh 
Rasulullah Muhammad Saw yaitu :

1. Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak mendapatkan manfaatnya.

Ibarat ada sebuah mall yang memberikan semua barang jualannya gratis tapi 
begitu kita masuk kita hanya lihat-lihat saja, tidak mengambil sedikit pun 
barang di dalamnya, padahal itu gratis, tinggal pilih mana yang disuka lalu 
dibawa pulang. Ini berarti kita termasuk orang yang merugi! Apalagi ini bulan 
Ramadhan, perbuatan sunnah dilipat-gandakan pahalanya seperti wajib. Perbuatan 
wajib dilipat-gandakan pahalanya. Adalah rugi kalau kita keluar dari Ramadhan 
tapi tidak mendapatkan apapun dari Ramadhan.

Adalah sifat manusia justru penasaran begitu dilarang, penasaran kenapa 
dilarang membuat kita melanggar larangan tersebut. Padahal larangan itu 
dimaksudkan agar kita bertambah baik.

Sifat manusia yang lain adalah saling iri melihat apa yang dimiliki orang lain. 
Apa yang miliki adalah sesuai dengan keadaan kita, sesuatu yang tidak kita 
miliki belum tentu sesuai dengan keadaan kita, malah bisa jadi akan memperburuk 
keadaan kita. Kemarin kita menginginkan sesuatu barang yang dimiliki orang lain 
yang tidak kita miliki, lalu hari ini kita dikaruniai oleh Allah Swt bisa 
memiliki apa yang kita inginkan itu. Lihat apa yang kita rasakan sesudah 
memiliki barang dengan sebelum memiliki?

Sebelum memiliki kita begitu menggebu menginginkannya tapi begitu sudah 
memiliki rasa menggebu hilang berganti dengan rasa bosan dan ingin yang lebih 
lagi yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Selalu begitu kalau kita 
kurang syukur kita. Pepatah jawa mengatakan semua itu "sawang-sinawang". 
Bersyukurlah maka akan ditambah nikmat kita. Perbedaan diantara kita adalah 
untuk saling melengkapi.


2. Orang yang punya orang tua tapi tidak mendapat ridho mereka.

Apapun orang tua kita tetap harus dihormati dan ditaati perintah-perintahnya. 
Jangan karena sudah tahu ilmu sedikit langsung mendalili orang tua kita dengan 
bahasa yang kurang nyaman, jangan! Sampaikan dengan baik dan dahulukan mereka 
dibandingkan orang lain. Jangan sampai kita memberikan sesuatu kepada orang 
lain tetapi lupa kepada orang tua sendiri! Perhatikan mereka, muliakan mereka 
dan jangan sekali-kali menuduh orang tua kita mencuri harta kita! Harta anak 
adalah milik orang tuanya, tidak ada orang tua mencuri harta anaknya. Tapi ini 
jangan disalah-artikan dalam kesewenang-wenangan, ini bertujuan agar anak 
menghormati orang-tuanya.



3. Orang yang barang siapa disebut nama Rasulullah Muhammad Saw, dia tidak 
menjawab.

Dalam menjawab boleh dengan suara keras atau pun lemah. Tapi ada yang melarang 
berdzikir dengan suara yang dikeraskan dengan alasan bahwa Allah Swt Maha 
Mendengar jadi dengan suara lemah pun Allah Swt mendengar dzikir kita, doa 
kita, salam kita. Memang Allah Swt Maha Mendengar tapi dzikir dengan suara yang 
dikeraskan adalah dimaksudkan agar diantara kita yang belum ikut berdzikir 
mendengar dzikir kita lalu mereka mengikuti kita berdzikir, agar mereka yang 
belum mau ber-sholawat mendengar sholawat kita lalu mengikuti kita ber-sholawat.

Salam, Yusa.
http://majlismajlas.blogspot.com

Reply via email to