Perangai Santun Dorong Orang Peluk Islam
Jumat, 16/10/2015 19:59 Jakarta, *NU Online* Kisah tentang futu Makkah atau pembukaan kota Makkah, yaitu saat Nabi Muhammad mampu mengalahkan kota Makkah, tetapi menjamin keamanan penduduknya dan memberi amnesti kepada kaum kafir yang sebelumnya selalu memerangi memberi pelajaran penting bahwa perangai santun membuat orang memeluk Islam. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam seminar internasional dan NU Cultural and Business Expo di Jakarta, Jum'at (16/10). Tak semua orang Quraisy percaya bahwa Rasulullah akan menjamin keamanan penduduk Makkah. Saat itu terdapat 16 orang yang melarikan diri, termasuk Ikrimah bin Abu Jahal. Mendengar berita itu, Rasulullah meminta sahabatnya untuk memanggil pulang orang-orang yang mengungsi dan memberi kepastian akan keamanan mereka. Melihat perilaku Rasulullah yang tidak sombong dengan kemenangannya itu, maka orang Makkah akhirnya masuk Islam semua, tanpa adanya paksaan. Namun demikian sangat disayangkan, setelah meninggalnya Rasulullah, sikap radikal kembali muncul yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam yang membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib yang menganggap Ali telah keluar dari Islam karena menurutnya tidak menggunakan hukum yang berasal dari Al-Qur'an, sehingga layak dibunuh. “Inilah bibit terorisme pertama dalam Islam yang muncul pada tahun 40 H,” ujarnya. Perilaku seperti Abdurrahman bin Muljam ini muncul kembali di era sekarang, yaitu yang dilakukan oleh kelompok ISIS yang membunuh orang dengan mengatasnamakan agama, padahal apa yang mereka lakukan jauh dari nilai-nilai agama yang diajarkan oleh Rasulullah. Kiai Said menambahkan ajaran Islam yang ramah mampu menyatu dengan budaya, asalkan budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana tradisi Islam Nusantara yang berkembang di Indonesia. *(Mukafi Niam)* Sumber: http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,62837-lang,id-c,nasional-t,Perangai+Santun+Dorong+Orang+Peluk+Islam-.phpx -- http://harian-oftheday.blogspot.com/ "...menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, mengasihi sesama..."