Re: [keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

2006-10-12 Terurut Topik Ramdan



pak Sahmudin,
19/87 tertulis:
Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah. (QS. 19:87)

di 7/179 tertulis:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 7:179)
mohon penjelasan lebih lanjut, 
apa hubungannya dengan beriman dan taqwa?

terima kasih,

salam
:-)



On 10/12/06, Sahmuddin (PTI - SOR) [EMAIL PROTECTED] wrote:






Salam,

Masalah taqwa harus beriman dulu itulah yang dimaksud pada 19/87. Taqwa itu pembuktian kita bahwa tiada sekutu bagiNya (yaitu Allah) baik dalam rububiyallah, mulkiyallah dan uluhiyallah/ubudiyallah.


Untuk orang yang menggunakan akal dan fikiranlebih jelaspada 7/179



-Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
keluarga-[EMAIL PROTECTED]s.com]On Behalf Of RamdanSent: 12 Oktober 2006 13:30To: 
[EMAIL PROTECTED]Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
s.com; [EMAIL PROTECTED]; 
keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: [keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.
Mpok Iin,

Keterkaitan manusia dengan taqwa adalah erat sekali, karena taqwa itu ada di dalam jiwa manusia, di dalam jiwa kita semua. jadi bukan hanya pada orang-orang yang beriman.

dial Qur'an ada kalimat yang seperti ini:
Apakah kamu tidak menggunakan aqal? (al Baqoroh ayat 44)

kalau dalam Qur'an ada pertanyaan seperti itu, apakah pada diri kita sudah ada aqal atau tidak? Kalau pada diri kita tidak ada aqal, lalu untuk apakah kita diperintah menggunakan aqal?

jika ada ayat Qur'an Apakah kamu tidak berfikir. (al An'am ayat 50)

maka apakah fikiran ada pada diri kitaatau tidak?
tentu saja di dalam diri kita ada fikiran, sebab kalau pada diri kita tidak ada fikiran untuk apa kita diperintah berfikir?

begitu juga kalo kita diperintah melihat, tentulah pada diri kita ada perangkat untuk melihat.
kalo kita diperintah mendengar, tentulah pada diri kita ada perangkat mendengar.

kalo di Qur'an ada pertanyaan:
Apakah kamu tidak bertaqwa?. (al A'rof ayat 65)


 

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home mortgage
  
  


Family home business
  
  
Dan
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



RE: [keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

2006-10-12 Terurut Topik Sahmuddin \(PTI - SOR\)





Salam,

"Mereka tidak berhak mendapat syafa'at 
kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian (ahada) di sisi Rabb Yang Maha 
Pemurah". (QS. 19:87)

Iman 
asal katanya dari aiymana artinya berjanji, jadi orang yang sudah berjanji 
(mitsaq, ahada, aiymana) adalah orang yang sebenarnya 
beriman.

Olehnya itu Muhammad dikatakan tidak faham al kitab (ketetapan) dan al 
iman (perjanjian)42/52, Untukitulah kenapa kita 
diajarkan sebagaimana para nabi 33/7, jadi beriman bukan asal 
beriman (karena mengikuti aba ana/keturunan). Lihatlah orang yang cuma mengaku 
doang beriman namun akhlaknya tidak ada yang terjamin, contoh seorang hakim 
sajamasih bisa disuap, Seorang kyai haji masih mengerahkan massa untuk 
melakukan demo, penghancuran fasilitas dll dan masih banyak 
lagi.

Kan 
jadi lucu jika dihubungkan dengan 16/91 Janganlah kamu 
(personal)merusak perjanjian dengan Allah padahal kita sudah menjadikan 
Allah itu sebagai saksi, 

Untuk 
itulah sebelum bertaqwa harus menyatakan duluseperti yang tercantum pada 
60/12. Itulah janji bagi setiap orang yang ingin beriman 
(berjanji)kepada Allah,Setelahberikrar sepertipada 
60/12 maka baru bisa dikatakan bertaqwa karenataqwa aitu 
adalah pernyataanbahwa hanya Allah yang patut dijadikan Robb (pengatur, 
pemelihara, pendidik), malik dan ilah/ma'bud (yang ditaati, dicintai, diibadati, 
dikagumi). 

Kalau 
ada manusia yang belum menyatakan hal demikian maka belum bisa diakui sebagai 
seorang muslim,Karena mana mungkin Allahmengatakan kalau dia 
beragama kristen, Budha dlladalah kafir. karena hal tersebut kita telah 
mensifati Allah tidak sebagaimana mestinya bukankah kita ketahui Allah itu Ar 
Rahman dan Ar Rahim (percuma dong setiap hari mengucapkan 
"bismillahirrahmanirrahim" (dengan ajaran Allah yang Maha pengasih lagi Maha 
penyayang). Sebagai manusia jangan pilih kasih atau membeda-bedakan, karena diin 
disisi Allah hanya Islam bukan "agama". Karena mengatakan islam adalah "agama" maka 
kalau diluar islam adalah orangkafir, Emang Allah mengajarkan hal 
demikian, bukankah itu ajaran nenek moyang/keturunan sehingga diikutin juga oleh 
mereka-mereka yang mengaku doang "islam"

Siapapun berhak mendapatkan gelar muslim kalau dia mau tunduk dan patuh 
kepada diin Allah. meskipun dia mengaku islam tapi kalau perjanjian dengan Allah 
itu tidak ada maka, Allah tidak akan mengakuinya. 

Beriman bukan karena dia masuk islam dan mengucapkan syahadat karena 
hanya dusta belaka karena setelah menyatakan hal demikian membuat berhala dengan 
tangannya.

Sampai 
saat ini manusia cuma bisa mengatakan iman dan taqwa namun mereka tidak juga 
memahaminya, ketika ditanyakan malah bingung, Cobalah tanyakan kepada seorang 
yang ngaku ulama (nabi palsu) apa itu al iman kalau ngerti, sekalian dijabarkan 
dengan ayat-ayatnya. 

Untuk 
7/179 qolbu itu bukan hati tapi alat fikir yang berhubungan dengan kesadaran 
yaitu otak kecil (alat untuk berfikir, merenung, memahami). Jadi orang yang 
tidak menggunakan qolbunya adalah layaknya binatang ternak atau lebih sesat lagi 
(yaitu sampah)

Jabarannya
Allah 
= Rasulullah
 
Malaikat =Manusia jenius
 Manusia = Orang 
biasa
 Binatang = 
Idiot 
 
Tumbuhan = idiot
 
Mineral/Sampah = Lebih idiot karena makhluk yang paling lemah atau rendah. 
olehnya itu dikatakan bahkan lebih sesat lagi.

Nah 
kalau ada yang masih tidak menggunakan mata, telinga dan qolbu maka merekalah 
yang dimaksud pada 7/179. Hubungannya adalah orang yang pekak, bisu dan tuli 
layaknya binatang ternak, tumbuhan dan mineral/sampah yang tidak mengerti 
apa-apa.


-Original Message-From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
Behalf Of RamdanSent: 12 Oktober 2006 14:48To: 
keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Re: 
[PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

  pak Sahmudin,
  19/87 tertulis:
  "Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah 
  mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah". (QS. 19:87)
  
  di 7/179 tertulis:
  "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari 
  jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami 
  (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya 
  untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga 
  (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu 
  sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah 
  orang-orang yang lalai". (QS. 7:179) mohon penjelasan lebih lanjut, 
  
  apa hubungannya dengan beriman dan taqwa?
  
  terima kasih,
  
  salam
  :-)
  
  
  
  On 10/12/06, Sahmuddin 
  (PTI - SOR) [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  





Salam,

Masalah taqwa harus beriman 
dulu itulah yang dimaksud pada 19/87. Taqwa itu pembuktian kita bahwa tiada 
sekutu bagiNya (yaitu Allah) baik dalam rububiyallah, mulkiyallah dan 
uluhiya

[keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

2006-10-11 Terurut Topik Ramdan



Mpok Iin,

Keterkaitan manusia dengan taqwa adalah erat sekali, karena taqwa itu ada di dalam jiwa manusia, di dalam jiwa kita semua. jadi bukan hanya pada orang-orang yang beriman.

dial Qur'an ada kalimat yang seperti ini:
Apakah kamu tidak menggunakan aqal? (al Baqoroh ayat 44)

kalau dalam Qur'an ada pertanyaan seperti itu, apakah pada diri kita sudah ada aqal atau tidak? Kalau pada diri kita tidak ada aqal, lalu untuk apakah kita diperintah menggunakan aqal?

jika ada ayat Qur'an Apakah kamu tidak berfikir. (al An'am ayat 50)

maka apakah fikiran ada pada diri kitaatau tidak?
tentu saja di dalam diri kita ada fikiran, sebab kalau pada diri kita tidak ada fikiran untuk apa kita diperintah berfikir?

begitu juga kalo kita diperintah melihat, tentulah pada diri kita ada perangkat untuk melihat.
kalo kita diperintah mendengar, tentulah pada diri kita ada perangkat mendengar.

kalo di Qur'an ada pertanyaan:
Apakah kamu tidak bertaqwa?. (al A'rof ayat 65)

bukan kah itu menunjukkan bahwa di dalam diri kita ada potesi Taqwa?

Nabi Muhammad pernah bersabda::
Jangan kamu hasud, dan kamu jangan sombong, dan kamu jangan benci-bencian, dan kamu jangan beradu punggung, dan jangan menjual sebagian kamu dengan yang lain, hendaklah kamu semua beribadah kepada Alloh seperti bersaudara. Orang Muslim itu saudaranya orang Muslim, jangan kamu menganiaya, jangan kamu berdusta, jangan kamu meremehkan, (kemudian jari Rosululloh menunjuk isyarat ke dada, seraya bersabda:) Taqwa itu di sini - taqwa itudi sini - taqwa itu di sini.


jadi kenapa manusia dan taqwa itu sangat erat kaitannya karena taqwa itu ada pada tiap-tiap jiwa manusia.

sekedar menambahkan saja...

salam
:-)


On 10/12/06, Dwi Irwanti [EMAIL PROTECTED] wrote:






Sharing aja dari pengajian Raudah alumni yisc 2 minggu lalu bersama pak Umar Shahab :)
Ceritanya moderator berusaha menggiring blio untuk memberikan trikdi bulan Romadlon supaya tetap bersemangat ibadah hingga bulan Romadlon usai.

Pak Umar ternyata tidak menjelaskan trik ato tips ato ex :dd justru blio menjelaskan awal ayatnya bukan akhir ayat seperti yang kang Ramdan tuliskan dibawah ini.
Salah satu ayat yang berkenaan dg taqwa di awali dengan yaa ayuhanas... bukan yaa ayuhallazina amanu... [coba yuk kita cek lagi yuk], Nas = untuk manusia, seluruh manusia di bumi...tidak hanya bagi orang yang beriman... :)


Puasa=Shoum memiliki akar kata yang sama dg Imsaq=menahan...yang selama kita taunya imsaq waktu jeda tidak boleh lg makan menjelang azan subuh:) di bulan romadlon bulan madrasah ini belajar menahan keinginan, belajar menahan lisan, belajar menahan dr perbuatan tercela, tidak hanya belajar menahan lapar dan haus


Keterkaitan manusia dengan taqwa yang dilalui dengan puasa  Menahan di bulan Romadlon jadinya apa yaa? Apa seh taqwa itu sendiri danbagaimana seh bentuk syukur itu sendiri..

Monggo sharingnya...yg lain :)

Wassalam
-i2n-


Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan,dan tugas palingsulit dalam hidup adalahbelajar untuk sabar.



(Annemarie Schimmel)

- Original Message From: Ramdan 
[EMAIL PROTECTED]To: keluarga-islam@yahoogroups.com; Huttaqi 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
yisc_al-azhar@yahoogroups.com; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]Sent: Thursday, October 12, 2006 9:44:44 AM
Subject: [huttaqi-g] LA'ALLA.
Assalamu'alaikum waRohmatullohi waBarokatuuh...

Saudara ku,
jika menilik ayat-ayat tentang puasa di surat Al Baqoroh dari ayat 183 sampai 189, pada setiap akhir ayat tertulis LA'ALLA, sebagai berikut;
1. akhir ayat 183, la'allakum tattaqun (semoga menjadi orang yangbertaqwa)
2. akhir ayat 185, la'allakum tasykurun (semoga menjadi orang yang bersyukur)
3. akhir ayat 186, la'allahum yarsyudun (semoga menjadi orang yang terbimbing)
4. akhir ayat 187, la'allahum yattaqun (semogamenjadi orang yang lebih taqwa)
5. akhir ayat 189, la'allakum tuflihun (semoga menjadi orang yang menang/bahagia).

apakah ada yang mau membagi ilmunya, kenapa Alloh selalu menutup ayat-ayat tersebut dengan suatu harapan?
(la'alla, arti harfiah adalah 'mudah-mudahan' atau 'semoga', yang mewakili sebuah harapan)
apakah ini berarti tujuan berpuasa bukan hanya 'semoga bertaqwa' saja?

salam
:-)
--~--~-~--~~~---~--~~You received this message because you are subscribed to the Google Groups Pelatihan Kader Shiddiqiyyah Online group. To post to this group, send email to 
[EMAIL PROTECTED] To unsubscribe from this group, send email to 
[EMAIL PROTECTED] For more options, visit this group at http://groups-beta.google.com/group/PKSO
 -~--~~~~--~~--~--~---

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu 

RE: [keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.

2006-10-11 Terurut Topik Sahmuddin \(PTI - SOR\)





Salam,

Masalah taqwa harus beriman dulu itulah yang dimaksud pada 19/87. Taqwa 
itu pembuktian kita bahwa tiada sekutu bagiNya (yaitu Allah) baik dalam 
rububiyallah, mulkiyallah dan uluhiyallah/ubudiyallah.

Untuk 
orang yang menggunakan akal dan fikiranlebih jelaspada 
7/179



  -Original Message-From: 
  keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
  Behalf Of RamdanSent: 12 Oktober 2006 13:30To: 
  [EMAIL PROTECTED]Cc: [EMAIL PROTECTED]; 
  [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
  [EMAIL PROTECTED]; keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: 
  [keluarga-islam] Re: [PKSO] Re: [huttaqi-g] LA'ALLA.
  Mpok Iin,
  
  Keterkaitan manusia dengan taqwa adalah erat sekali, karena taqwa itu ada 
  di dalam jiwa manusia, di dalam jiwa kita semua. jadi bukan hanya pada 
  orang-orang yang beriman.
  
  dial Qur'an ada kalimat yang seperti ini:
  "Apakah kamu tidak menggunakan aqal?" (al Baqoroh ayat 44)
  
  kalau dalam Qur'an ada pertanyaan seperti itu, apakah pada diri kita 
  sudah ada aqal atau tidak? Kalau pada diri kita tidak ada aqal, lalu untuk 
  apakah kita diperintah menggunakan aqal?
  
  jika ada ayat Qur'an "Apakah kamu tidak berfikir". (al An'am ayat 
  50)
  
  maka apakah fikiran ada pada diri kitaatau tidak?
  tentu saja di dalam diri kita ada fikiran, sebab kalau pada diri kita 
  tidak ada fikiran untuk apa kita diperintah berfikir?
  
  begitu juga kalo kita diperintah melihat, tentulah pada diri kita ada 
  perangkat untuk melihat.
  kalo kita diperintah mendengar, tentulah pada diri kita ada perangkat 
  mendengar.
  
  kalo di Qur'an ada pertanyaan:
  "Apakah kamu tidak bertaqwa?". (al A'rof ayat 65)
  
   
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home mortgage
  
  


Family home business
  
  
Dan
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___