RE: {Disarmed} Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
test... -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Foryanto J. Wiguna Sent: 15 Februari 2007 15:32 To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: {Disarmed} Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab hehehehe wanita yang anehsungguh sangat aneh. JIL kali tuhh... -FJW- On 2/2/07, Ananto mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Terhormat Meski Tanpa Jilbab Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. Profil, Maret 2005 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis. Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase diiringi tangisan. Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil presiden dia kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum mendengar isu kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu saya di sana tidak terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak anak-anak keluar Aceh, ungkap putri kedua Quraish Shihab itu. Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada komando, tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang gampang sekali diprovokasi oleh berbagai isu. Menurut dia, kalau memang kristenisasi ada itu sangat tercela. Dalam kondisi darurat orang masih sempat mengurusi agama. Tapi saya percaya, orang Aceh tidak semudah itu berubah keyakinan, hanya karena diberi bantuan, ujarnya. LIPUTAN lima hari itu tak sia-sia. Berkat liputannya itu, pada 2 Februari 2005 lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya memberi penghargaan PWI Jaya Award. Menurut sekretaris PWI Jaya Akhmad Kusaeni, liputan Nana dan presenter teve-teve lain betul-betul telah membuat Indonesia menangis. Bukan hanya PWI Jakarta yang menganugerahi Nana, pada Hari Pers Nasional (HPN) yang dilangsungkan di Pekanbaru, Riau 9 Februari lalu, Nana meraih penghargaan HPN Award. PWI pusat menilai, Najwa Shihab adalah wartawan pertama yang memberi informasi tragedi tsunami secara intensif. Pujian untuk Nana pun meluncur dari pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendy Gazali. Dia menyitir judul film drama komedi terkenal Amerika, Kramer Vs Kramer yang dianalogikannya menjadi Shihab Vs Shihab. Shihab pertama adalah Najwa Shihab, kedua Alwi Shihab, yang masih punya hubungan saudara dengan Nana. Najwa mengkritik penanganan bencana yang dilakukan pemerintah yang diwakili oleh Menko Kesra Alwi Shihab, kata Effendy Ghazali. Dalam reportasenya, Najwa menyampaikan bahwa bantuan terlambat dan tak terkoordinasi, sementara mayat-mayat bergelimpangan tidak tertangani. Shihab Vs Shihab, kata Effendy, untuk menggambarkan bagaimana Najwa Shihab sebagai wartawan tetap garang dalam menyuarakan kepentingan publik dan korban tsunami di Aceh. WANITA kelahiran 16 september 1977 ini hidup dalam keluarga religius. Nana kecil, saat di Makasar, sudah masuk TK Al-Quran. Dia masih ingat betul, kalau melakukan kesalahan, sang guru memukulnya dengan kayu kecil. Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 1990-1993. Aktivitas sampai SMU, dipimpin ibunya, Nana dengan lima orang saudaranya sejak magrib harus ada di rumah. Jadi berjamaah magrib, ngaji Al-Quran, lalu ratib Haddad bersama. Itu ritual keluarga sampai saya SMU. Setelah kuliah, karena banyak kegiatan, Nana baru boleh keluar setelah magrib. Keluarganya memang sangat memprihatikan faktor pendidikan. Pendekatan pendidikan di keluarga tidak pernah dengan cara-cara yang otoriter. Saya rasa itu sangat mempengaruhi, bagaimana pola didik orang tua ke anak akan mempengaruhi perilaku, ujarnya. Pendidikan, bagi keluarga Shihab, adalah nomor wahid, tidak bisa ditawar-tawar. Dulu waktu kelas dua SMU, Nana dapat kesempatan AFS (America Field Service), program
Re: {Disarmed} Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
mas, tulisan {Disarmed} tolong diapus dong... kepanjangan... coba bicara dg orang IT sampeyan... salam, ananto On 2/19/07, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: test... -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *Foryanto J. Wiguna *Sent:* 15 Februari 2007 15:32 *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Subject:* {Disarmed} Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab hehehehe wanita yang anehsungguh sangat aneh. JIL kali tuhh... -FJW- On 2/2/07, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terhormat Meski Tanpa Jilbab *Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. * *Profil, *Maret 2005 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis. Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase diiringi tangisan. Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil presiden dia kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum mendengar isu kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu saya di sana tidak terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak anak-anak keluar Aceh, ungkap putri kedua Quraish Shihab itu. Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada komando, tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang gampang sekali diprovokasi oleh berbagai isu. Menurut dia, kalau memang kristenisasi ada itu sangat tercela. Dalam kondisi darurat orang masih sempat mengurusi agama. Tapi saya percaya, orang Aceh tidak semudah itu berubah keyakinan, hanya karena diberi bantuan, ujarnya. LIPUTAN lima hari itu tak sia-sia. Berkat liputannya itu, pada 2 Februari 2005 lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya memberi penghargaan PWI Jaya Award. Menurut sekretaris PWI Jaya Akhmad Kusaeni, liputan Nana dan presenter teve-teve lain betul-betul telah membuat Indonesia menangis. Bukan hanya PWI Jakarta yang menganugerahi Nana, pada Hari Pers Nasional (HPN) yang dilangsungkan di Pekanbaru, Riau 9 Februari lalu, Nana meraih penghargaan HPN Award. PWI pusat menilai, Najwa Shihab adalah wartawan pertama yang memberi informasi tragedi tsunami secara intensif. Pujian untuk Nana pun meluncur dari pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendy Gazali. Dia menyitir judul film drama komedi terkenal Amerika, Kramer Vs Kramer yang dianalogikannya menjadi Shihab Vs Shihab. Shihab pertama adalah Najwa Shihab, kedua Alwi Shihab, yang masih punya hubungan saudara dengan Nana. Najwa mengkritik penanganan bencana yang dilakukan pemerintah yang diwakili oleh Menko Kesra Alwi Shihab, kata Effendy Ghazali. Dalam reportasenya, Najwa menyampaikan bahwa bantuan terlambat dan tak terkoordinasi, sementara mayat-mayat bergelimpangan tidak tertangani. Shihab Vs Shihab, kata Effendy, untuk menggambarkan bagaimana Najwa Shihab sebagai wartawan tetap garang dalam menyuarakan kepentingan publik dan korban tsunami di Aceh. WANITA kelahiran 16 september 1977 ini hidup dalam keluarga religius. Nana kecil, saat di Makasar, sudah masuk TK Al-Quran. Dia masih ingat betul, kalau melakukan kesalahan, sang guru memukulnya dengan kayu kecil. Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 1990-1993. Aktivitas sampai SMU, dipimpin ibunya, Nana dengan lima orang saudaranya sejak magrib harus ada di rumah. Jadi berjamaah magrib, ngaji Al-Quran, lalu ratib Haddad bersama. Itu ritual keluarga sampai saya SMU. Setelah kuliah, karena banyak kegiatan, Nana baru boleh keluar setelah magrib. Keluarganya memang sangat memprihatikan faktor pendidikan. Pendekatan pendidikan di keluarga tidak pernah dengan cara-cara yang otoriter. Saya rasa itu sangat mempengaruhi, bagaimana pola didik orang tua ke anak akan mempengaruhi perilaku, ujarnya
RE: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
Wa'alaikumussallam Wr Wb. Ma'af saya ikut nimbrung... Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah ) Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK. TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg ber-akhlak Mulia wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB karena beberapa hal. BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB itu karena.. 1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah penuh UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri saya tahu PERSIS saudara saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK, yg dia kejar hanyalah harta dunia karier. 2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam agama Islamdan wanita yg ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam tapi MUNAFIK. Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB, dan wanita yg solehah ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB wanita yg memakai JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah bertakwa pada ALLAH swt.. Dan hal itu urusan dia dng ALLAH, jika wanita itu ber - JILBAB tapi ternyata bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg saya ceritakan di atas Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM hukum-nya di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau minuman keras itu adalah orang Soleh atau Solehah berakhlak mulia serta orang yg bertakwa pada Allah swt Seperti juga SHOLAT. SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT bisa CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena ingin bertakwa pada ALlah swt... Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107 ayat 4 s/d 6 ) yg berbunyi... ...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT... ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya ...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ). Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt tapi NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI orang dll, seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB... demikian... Salam JIHAD AL-Pacitan -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Kartika, Bambang Assalamualaikum Wr.wb P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia? Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika http://us.ard.yahoo.com/SIG=12i8588ui/M=493064.9803230.10510224.8674578/D=groups/S=1705038064:NC/Y=YAHOO/EXP=1171420128/A=3848630/R=0/SIG=10p8tommg/*http://photos.yahoo.com . -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.
Re: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
mangkanya, cak... yg harus dikampanyekan adalah nJilbabi Hati... itu yg lebih afdhol... klo hati nya sudah terJilbabi, urusan apapun akan gamapang mengarahkannya... salam, ananto On 2/14/07, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikumussallam Wr Wb. Ma'af saya ikut nimbrung... Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah ) Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK. TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg ber-akhlak Mulia wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB karena beberapa hal. BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB itu karena.. 1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah penuh UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri saya tahu PERSIS saudara saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK, yg dia kejar hanyalah harta dunia karier. 2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam agama Islamdan wanita yg ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam tapi MUNAFIK. Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB, dan wanita yg solehah ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB wanita yg memakai JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah bertakwa pada ALLAH swt.. Dan hal itu urusan dia dng ALLAH, jika wanita itu ber - JILBAB tapi ternyata bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg saya ceritakan di atas Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM hukum-nya di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau minuman keras itu adalah orang Soleh atau Solehah berakhlak mulia serta orang yg bertakwa pada Allah swt Seperti juga SHOLAT. SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT bisa CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena ingin bertakwa pada ALlah swt... Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107 ayat 4 s/d 6 ) yg berbunyi... ...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT... ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya ...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ). Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt tapi NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI orang dll, seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB... demikian... Salam JIHAD AL-Pacitan -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *Kartika, Bambang Assalamualaikum Wr.wb P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia? Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by *MailScanner* http://www.mailscanner.info/, and is believed to be clean.