Terima kasih...... tanggapan saya ada di bawah tulisan anda

Ari <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika dibandingkan dengan Ari...
Sekali lagi terima kasih ....... mudah-mudahan selalu mendapat berkah dari Yang Kuasa, amien.....

Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh taa'la.
Artinya belum tentu juga khan..... bila sesuatu yang kita sendiri belum yakin benar, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi amalan orang lain.

Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi sedemikian rupa.
Apakah kebiasaan suku Quraisy yang suka mengumpulkan berhala di dalam ka'bah bukan termasuk klenik mas..... Bila kawasan nusantara dari dahulu penuh dengan klenik, diganti dengan amalan Islam seperti menyebut kalimat tahlil, tahmid, dan kalimat thoyyibah yang lain......... apa masih klenik juga mas?

Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya, bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul?
Anda benar.... bila hal tersebut memang ibadah mahdhoh yang sudah jelas dan gamblang tuntunannya dari RosuluLLoh SAW, sementara acara tahlil itu hanyalah muamalah yang sifatnya tidak wajib dan tidak ada sama sekali larangan dari Qur'an & Khadits. Bila anda mengkategorikan hal ini sebagai sebuah ritual tentunya dalam hal ini menurut saya anda keliru, kenapa?..... karena setahuku tidak ada satupun 'Ulama yang mewajibkan acara tahlil bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum, yang ada adalah kewajiban kolektif (fardlu kifayat) dari warga sekitarnya sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh, sementara acara tahlil tidak diwajibkan. Bilapun diadakan acara tersebut, biasanya warga sekitarnya yang lebih mampu akan secara bersama-sama membantu ahlulhajat dalam bentuk materi, makanan, atau minuman untuk dihidangkan bersama-sama setelah mendoakan yang meninggal, kerabatnya, maupun seluruh kaum muslimin yang hadir maupun tidak. Bila semua hal dikerjakan oleh keluarga yang terkena musibah...... ya ini yang perlu kita luruskan, kita berikan nasihat dengan baik sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh SAW.

Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya;
Apa sulitnya bagi kita untuk membiasakan diri lebih arif dalam mensikapi sesuatu yang kita tidak tahu persis niat dan tujuannya, apalagi bila hal tersebut tidak ada aturan dan hukum Allah yang melarangnya...... Tolong dong .... tunjukkan kepada kami larangan untuk mengingat mati, larangan untuk berempati sesama muslim, larangan membaca ayat-ayat al-qur'an, atau mungkin larangan untuk mendoa'kan sesama muslim dan muslimat. Atau mungkin ada larangan untuk bersilaturahmi sesama muslim....?

1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah.
1. Akan lebih baik kita menghilangkan sifat kikir kita dikala senang maupun saat ada musibah (bukankah Allah sangat mencintai hambaNya yang suka bersodaqoh dikala suka maupun duka?.... silahkan anda cari dalilnya dalam Al-Qur'an maupun Khadits, tentunya anda lebih paham dari saya), kalau tetangga bersedekah kepada yang terkena musibah..... sudah tentu, itulah yang diajarkan para aulia maupun 'ulama dari dahulu sampai sekarang. Bila ternyata ada sebagian ummat yang salah menafsirkan, tentunya bukan salah aulia maupun 'ulama yang mengajarkannya bukan..? Dan itu menjadi kewajiban kita untuk mengingatkannya untuk meluruskan niat maupun tuntunan amalan sunnah tersebut, bukan melarangnya dengan dalih bid'ah.

2. Rubah kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh dengan kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh.
2. Untuk menelaah dan mengkaji ayat ayat Alloh tentunya diawali dengan membaca ayat ayat Alloh terlebih dahulu, ibarat anda saat ini bisa menganalisa banyak hal diawali dengan belajar a,b,c,d ... sampai z di SD dulu bukan ...? Atau barangkali anda langsung bisa tanpa melalui SD, SMP dst... syukurlah kalau begitu. Tentunya kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh maupun kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh sama baiknya bukan..? 

3. Ritual ini bukan wajib, jadi tidak perlu diwajibkan
3. Maaf mas.... kira-kira 'ulama mana yang mewajibkan acara ini ? setahuku nggak ada tuh..... Bila hal tersebut banyak/sering dilkukan, bukan berarti hal tersebut menjadi kewajiban. Sama seperti ibadah Sholat tarawih di bulan Romadlon, sekalipun ummat Islam yang rajin sholat 5 waktu maupun tidak selalu penuh dalam menjalankan Sholat tarawih ini, tetap saja sholat tarawih bukanlah hal yang wajib bukan...?

Mudah kan?, mudah banget...
Mudah sekali bukan.... kalau anda enggan melakukan amalan sunnah, ya itu hak anda. Biarkan sebagian saudara anda untuk tetap mengamalkan kebajikan sesuai dengan keyakinannya. Mudah dikatakan sulit dilakukan... bukan?

Jadi kenapa sih bersikeras dengan sesuatu yang tidak berkesesuaian dengan aturan Rosul? Apakah susah menjadi "pendobrak"?, apakah takut menghadapi mayoritas?
Kenapa juga anda bersikeras dengan analisa anda, yang anda sendiri belum yakin kebenarannya (silahkan anda telaah kembali tulisan anda yang saya tandai dengan huruf tebal di atas). Atau anda sudah klarifikasi langsung dengan RosuluLLoh SAW sehingga anda bersikeras dan yakin bahwa hal tersebut tidak berkesesuaian dengan aturan Rosul SAW (Kalau boleh aku sarankan...., kata al-Qur'an .... Iqro' .... iqro'.... iqro'. Apa susahnya ... bertanya kepada ahlinya, kalau sekedar jadi "pendobrak" semua orang bisa mas....,
Bagi kita kaum Muslim apa pantas takut dengan sesuatu selain dari Allah SWT..?
Salam
Ari
(Ari=ahmadrozikimanuddin)
Salam
Achmad Munif
NB.: mudah-mudahan anda selalu diberi rizqi keimanan dalam beragama.... amien

At 01:14 PM 7/20/2006, you wrote:
Terima kasih...... tanggapan saya ada di bawah tulisan anda

Ari <[EMAIL PROTECTED]>
menulis:
Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak mungkin terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di sini menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya. Dalam hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar nya ada dimana.
Analisa anda bisa salah, bisa juga tidak benar.... ups maaf sebelumnya. Kenapa ada "tahlilan" di bumi nusantara...?, tahukah anda bahwa setiap amalan seseorang sendiri atau berjamaah ditakar dari niatnya ...." innamal a'malu bin niyyatin" Dan yang tahu niat tersebut adalah yang mengamalkan dan tentu saja Allah SWT. Dari dahulu sampai sekarang adakah para 'ulama yang mewajibkan ritual tersebut ? setahuku tidak ada yang mewajibkan dan juga tidak ada yang mengharamkannya, kecuali era awal abad 20 Masehi. Sebaliknya setiap content dari acara tersebut berisi berbagai amalan kebajikan yang dianjurkan Islam melalui Al-Qur'an maupun Al-Khadits untuk menggantikan kebiasaan masyarakat pada saat itu yang susah dihapuskan sehingga content-nya diganti dengan hal-hal yang sesuai dengan ajaran Islam. Silahkan anda telaah juga posting pak Arland yang bersumber dari negeri jiran (Brunei Darussalam) yang lebih lengkap dan komprehensif.
Kalau boleh tahu berapa lama anda sempat berkunjung di Afghanistan, Chechnya, atau Palestina... untuk meneliti hal tersebut.... apa benar perbandingan anda di atas ?
Lalu kesahan besar nya ada dimana...silahkan anda gali informasi lebih banyak lagi kepada ahlinya.
 Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam ke bumi nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu yang mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia lainnya. Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara (kerajaan) Islam saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul.



Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke