[MABINDO] (Habis) Pendekatan Buddhis Terhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi: Sebuah Pengalaman Dari Sri Lanka
Pendekatan Buddhis Terhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi: Sebuah Pengalaman Dari Sri Lanka A.T. Ariyaratne Diterjemahkan oleh: Jimmy Lominto (habis) Menuju Suatu Masyarakat Buddhis Sebagaimana yang dipahami seseorang dan telah dibuktikan oleh pengalaman Sarvodaya sendiri, masih mungkin untuk mewujudkan pembangunan sosial dan ekonomi yang berdasarkan prinsip Buddhis. Dengan demikian, pendekatan Buddhis terhadap pembangunan adalah sbb: 1. Berdasarkan pengandalan diri dan partisipasi komunitas pada semua tahapan; 2. Selalu dilandaskan pada prinsip-prinsip etika dan bukan pada maksimalisasi laba sematapertumbuhan tanpa akhir yang mengakibatkan polusi lingkungan, ketidakseimbangan ekologi, hutang, kesenjangan penghasilan yang sangat lebar, dan mempromosikan gaya hidup makmur untuk segelintir orang saja; 3. Menghasilkan dinamisme internal dalam pelbagi komunitas dan negara, sementara dukungan dari luar, jika didapatkan, hanya untuk mendukung dinamisme tersebut; 4. Dimulai dengan apa yang mereka miliki dan apa yang mereka ketahui, bukan dengan apa yang tidak mereka miliki serta apa yang belum mereka ketahui; 5. Menerapkan prinsip menggunakan seperempat bagian penghasilan untuk konsumsi, menginvestasikan dua perempat, dan menabung seperempatnya untuk situasi darurat sebagaimana dianjurkan Buddha. Ini merupakan sebuah prinsip luar biasa yang perlu diikuti berbagai komunitas dan negara; 6. Memungkinkan kaum wanita untuk memainkan peran utama dalam bidang simpan pinjam, produksi makanan dan penyimpanannya, pendidikan dan kesejahteraan sosial, dan mereka selalu diberikan status yang setara; 7. Mendorong pengembangan partisipasi rakyat yang esensinya merupakan demokrasi partisipatif yang memungkinkan rakyat untuk mengelola urusan mereka sendiri; 8. Menyediakan banyak ruang untuk inisiatif pribadi sementara sistem kooperatif yang kompatibel dikembangkan bukan hanya di dalam komunitas-komunitas melainkan juga di berbagai gugus komunitas; 9. Melandaskan kemajuan secara teknologi pada teknologi lokal yang berada di bawah kendali rakyat; 10. Bekerja menuju devolusi total dan desentralisasi kekuasaan politik dan ekonomi ke komunitas-komunitas lokal sehingga diminimalkan pemaksaan sistem pemerintahan yang opresif, eksploitasi ekonomi, dan pemaksaan budaya dominan kepada rakyat. Kini, seiring dengan berpindahnya kita ke abad 21, kita berada dalam posisi untuk melakukan hal ini secara lebih baik dibanding di jaman mana pun dalam sejarah berkat kemajuan teknologi informasi. Kita tak lagi membutuhkan sentralisasi kekuasaan di sektor mana pun dari pembangunan manusia. Buddha menolak ideologi yang mengondisi pikiran rakyat, yang membagi mereka ke dalam aneka faksi, dan yang pada akhirnya mengakibatkan konflik di dalam bangsa maupun antarbangsa. Beliau menganjurkan sebuah Visi yang berdasarkan cinta kasih (metta) terhadap semua. Banyak sekali ideologi yang bukan saja telah menyebabkan kekerasan etnik di negara-negara miskin, tapi juga di negara-negara yang secara ekonomi telah maju. Uji coba nuklir di India dan Pakistan baru-baru ini merupakan contoh bahwa bahkan negara-negara miskin sekali pun lebih mengandalkan kekuatan secara fisik yang destruktif daripada kekuatan Dharma atau Kebajikan. Kaisar Asoka meninggalkan kekerasan setelah Perang Kalinga dan meluncurkan apa yang kemudian dikenal sebagai Dharma Vijaya, yang memenangkan hati rakyat negara-negara tetangga hanya dengan sebuah visi yang berdasarkan pada keyakinannya bahwa Semua manusia adalah anak-anakku (save munise paja mama). Dia bukan saja mencapai persatuan nasional orang India sub benua, melainkan juga mengirimkan utusan-utusan khusus yang disebut Dharmamahamathras untuk menyebarluaskan prinsip dharma vijaya ke negara-negara yang sangat jauh seperti Suria, Mesir, Epires, Palestina, Makedonia, Cyrene, dan Aleksandria. Dia juga mengirim berbagai misi yang dipimpin para biku yang sudah cerah ke seluruh negara tetangga seperti Birma, Siam, dan Sri Lanka. Dalam Mahavamsa tercatat bahwa untuk upacara peletakan fondasi Ruwanveliseya di Anuradhapura, ribuan Arahat bahkan dari Iran dan Irak modern datang untuk menghadiri perayaan itu. Karena damainya masa-masa itu, maka berkembanglah berbagai peradaban dan tingkat yang sangat tinggi dalam bidang Seni dan Arsitektur, irigasi dan manajemen air, agrikultur, serta hasil seni dan kerajinan tangan papan atas dicapai. Jika dunia mengikuti ajaran Buddha tentang menolak ideologi dan menerima visi bekerja demi kesejahteraan dan kebangkitan semua, di situlah terletak jalan menuju perdamaian dan kebahagiaan. Sebelum sampai pada kesimpulan, saya harus tekankan satu fakta: bahwa dalam pendekatan Buddhis terhadap pembangunan, tidak ada agama atau keyakinan lain yang ditinggalkan atau didiskriminasi. Dalam Prasasti Batunya yang ke XXII, Dharmashoka menekankan persatuan agama dan menganjurkan agar guru-guru aga
[MABINDO] Agama Buddha untuk Abad Berikutnya! (4)
Agama Buddha untuk Abad Berikutnya! Menuju Pembaharuan Ulang Moral Masyarakat Thai Biku Visalo Diterjemahkan oleh Jimmy Lominto (bag 4) Masalah-Masalah Struktural Situasi yang telah didiskusikan di atas merupakan konsekuensi ortodoksi baru, tapi, baru mencakup satu aspek reformasi saja. Yang tak kalah pentingnya adalah aspek struktural dari penataan ulang Sangha yang dimulai pada masa Pangeran Wachirayan dan terus berlanjut hingga sekarang. Di bawah struktur terpusat yang baru, biku-biku dari seluruh pelosok negeri bersimpuh di bawah kekuasaan hirarki Sangha sehingga membuat mereka kurang responsif terhadap komunitas mereka masing-masing. Selain itu, struktur baru yang mengijinkan negara campur tangan ke dalam banyak aspek penting Sangha ini, benar-benar merubah Sangha menjadi perpanjangan tangan negara. Oleh karena itu, para biku menjadi lebih akrab dengan negara ketimbang dengan rakyat. Alasan mengapa Sangha akrab dengan negara terutama karena pimpinan Sangha percaya bahwa persatuan, kohesi, dan ketertiban Sangha tergantung pada dukungan negara. Namun harga yang harus dibayar untuk perlindungan negara adalah hilangnya otonomi. Lebih jauh lagi, banyak urusan keagamaan yang sebelumnya berada dalam kendali komunitas setempat, misalnya, penganugerahan jabatan eklesiastis dan pendirian wihara sudah hampir sepenuhnya dimonopoli negara. Sebenarnya masih ada faktor-faktor lain yang menyumbang pada melebarnya jurang antara para biku dan rakyat. Beberapa di antaranya adalah dilembagakannya banyak layanan sosial seperti pendidikan dan pengobatan yang sebelumnya disediakan para biku, menurunnya pendidikan eklesiastis, dan kurangnya motivasi dalam menyediakan pendidikan bagi para biku. Dilipatgandakan oleh struktur yang terpusat dan terbirokrasi, faktor-faktor ini kemudian menyumbang pada pereduksian peran Sangha dalam menumbuhkembangkan moralitas masyarakat Thai. Ia juga menghalangi setiap upaya untuk mereformasi Sangha atau meningkatkan peran sosialnya dalam merespons perubahan dunia. Dengan struktur ini, hampir mustahil mempertahankan standar moral para biku seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan Sangha dalam mengatasi skandal-skandal yang terjadi belum lama ini. Gerakan-Gerakan Reformasi Baru Selama seratusan tahun terakhir, agama Buddha Thai tak pernah kekurangan upaya untuk mereformasi dirinya. Setelah reformasi Pangeran Wachirayan yang paling menonjol adalah upaya dari Biku Buddhadasa. Sesungguhnya, sang pangeran banyak mempengaruhi biku ini, terutama dalam pendekatan sainstifik dan rasional terhadap agama Buddha dan kecondongan anti tahayulnya. Namun Biku Buddhadasa mampu melampaui Pangeran Wachirayan; ia mengenali nilai tertinggi dari hal yang paling tinggi (the ultimate). Dia melampaui siapa pun dalam sejarah agama Buddha masa kini dalam mengembalikan tujuan tertinggi ke posisi sentralnya di agama Buddha. Selain itu, dia berusaha membuatnya lebih terjangkau orang-orang biasa. Ajarannya bertujuan untuk mengintegrasikan yang tertinggi ke dalam kehidupan sehari-hari, membuat yang transenden dan kehidupan duniawi tak terpisahkan. Dengan kalimat lain, nibbana diperkenalkan kembali sebagai yang sakral bagi Buddhis yang komit, menggantikan tahayul atau mujizat. Lebih lanjut, idenya tentang nibbana di sini dan sekarang membawa yang sakral lebih dekat ke kita di setiap momen kehidupan sehari-hari, tanpa perlu retret ke hutan sebagai biku. Kendati dia juga menganggap agama Buddha dan ilmu pengetahuan serupa, tapi pemahamannya berbeda dengan Pangeran Wachirayan, jauh lebih dalam dan kurang imitatif. Alih-alih mendefinisikan agama Buddha agar sesuai dengan ilmu pengetahuan Barat, Buddhadasa mendefinisikan ilmu pengetahuan agar cocok dengan agama Buddha, yaitu bukan hanya melibatkan aspek-aspek fisik yang bisa dialami panca indera, tapi juga mencakup proses mental yang bisa dialami pikiran, indera keenam. Oleh karena itu, Agama Buddha Sainstifik Biku Buddhadasa adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran tertinggi yang tidak terkondisi oleh waktu dengan meditasi sebagai teknologi integralnya. Ide-ide Biku Buddhadasa menemukan gema dalam ajaran Phra Dhammapitaka (P. A. Payutto) yang mempresentasikan agama Buddha dalam totalitasnya dengan tujuan tertingginya yang ditemukan dalam pembebasan spiritual melalui realisasi kebenaran akhir. Yang tertinggi (the ultimate) bukanlah suatu ideal awang-awang untuk kehidupan non-duniawi; sebaliknya, ia relevan dan perlu bagi manusia di dunia ini, biku maupun orang awam. Sementara Biku Buddhadasa mendorong para pengikutnya untuk hidup dengan pikiran bebas yang kosong, Phra Dhammapitaka menekankan bahwa insan-insan mulia yang setidaknya mencapai tingkat pencerahan pertama dibutuhkan di dunia masa kini. Buku Constitution for Livingnya yang sebanding dengan buku Nawagowat Pangeran Wachirayan dalam popularitas dan isi ditutup dengan satu bab berjudul Pencapai Dharma: Insan yang Terbebaskan, membuatnya
[MABINDO] Buddhist Symbol Prompts Cathedral Row
Buddhist Symbol Prompts Cathedral Row By Simon Evans, The Scotsman, April 14, 2005 Wiltshire, Scotland -- A row has erupted over a cathedral's decision to display a piece of Buddhist art work. Allowing a mandala, the most admired symbol in the Buddhist religion, into Salisbury Cathedral in Wiltshire is to validate idolatry and go against God's laws, a Christian group claimed. The mandala will be exhibited in the cathedral when it hosts the city's annual art festival next month. It will be made out of millions of grains of coloured sand, laid painstakingly over a week-long period by monks from the Tashi Lhunpo monastery, seat of the 11th Panchen Lama, the second most important spiritual leader in Tibet. The anicent geometric image represents the universe in a philosophy which involves attaining state of nirvana through meditation. But missionary John Fergusson, 58, a member of Salisbury Church.Net, is opposed to the idea of a Buddhist symbol entering the House of God. He said: "On this mandala there appears to be a throne with snakes on it surrounded by eight deities. That is getting pretty close to idolatry. "The Bible is clear in its instructions to us not get involved in idolatry. The promotion of another means of salvation will confuse people." The cathedral's Canon Chancellor, Edward Probert, said: "Based on confidence in our own faith, we are more than happy to promote greater understanding of other faith traditions." Spokesman Alun Williams added: "The mandala is seen to represent wholeness, providing a model for the organisational structure of life itself - a cosmic diagram that reminds us of our relation to the infinite, the world that extends both beyond and within our bodies and minds." The mandala will be laid by the monks in the cathedral's Chapter House between May 26 and May 31. It will be on show until June 1 when, "to symbolise the impermanence of all that exists, the sand will be swept up and poured into the river, where the healing energies are carried throughout the world", the cathedral said. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Would you Help a Child in need? It is easier than you think. Click Here to meet a Child you can help. http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM ~-> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[MABINDO] Embracing Buddhism, Ambedkar set an example
Embracing Buddhism, Ambedkar set an example TIMES NEWS NETWORK, APRIL 14, 2005 AHMEDABAD, India -- Chief Minister Narendra Modi has said that Babasaheb Ambedkar, by embracing Buddhism, set an example of protecting the social fabric and integrity and unity of India. << Babasaheb Ambedkar "Although opposed to the evils of Hindu society, Ambedkar was not prepared to be lured by Christianity and Islam. Instead, he preferred Buddhism, a religion founded in India," Modi said. Modi said this during a function held after the unveiling of Ambedkar's statue at Dholka on the occasion of his 114th birth anniversary. The occasion was celebrated with great enthusiasm all over the state. Modi also laid the foundation of Ambedkar Bhavan at the taluka town where state agriculture minister, Bhupendrasinh Chudasma, was felicitated by the local Dalit organisations for the services he has rendered for the weaker sections of the region in past 25 years. While paying rich tributes to Ambedkar, the chief minister said that Babasaheb was a great leader who had fought relentlessly for the welfare of the downtrodden in the society and has earned a name for himself in the galaxy of world leaders. Modi and other leaders, including social welfare minister, Ramanlal Vora and Fakirbhai Waghela, the deputy chairman of the National Commission for Scheduled Castes paid floral tributes at Ambedkar's statue in Gandhinagar. State assembly speaker,Mangalbhai Patel, and revenue minister, Kaushik Patel, garlanded the oil painting of Ambedkar at the precincts of the assembly in Gandhinagar. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Would you Help a Child in need? It is easier than you think. Click Here to meet a Child you can help. http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM ~-> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[MABINDO] Terima kasih atas dana anda kepada MABINDO
Dana diterima di rekening MABINDO, BCA AC. 746-010-2400 pada bulan April sebagai berikut: ~04 April 2005 dari 655-013-8423 Rp. 50.000,- ~11 April 2005 setoran tunai RP. 2.000.000,- Terima kasih atas dananya. Francis MABINDO [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Would you Help a Child in need? It is easier than you think. Click Here to meet a Child you can help. http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM ~-> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [MABINDO] Selamat Ulang Tahun di Bulan April 2005
Sorry, April > > > > > > > Bung moderator, yang dimaksud ultah bulan apa nih? Maret or April??? > > - Original Message - > From: "viriyavajra" >[EMAIL PROTECTED] > To: >MABINDO@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, April 12, 2005 6:28 PM > Subject: [MABINDO] Selamat Ulang Tahun di Bulan April 2005 > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** > > > > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor > > > ADVERTISEMENT > > > > > > > Children International > > > > Would you give Hope to a Child in need? > > > > > > > > > > > > · > Click Here to meet a GirlAnd Give Her Hope > > > > > · > Click Here to meet a BoyAnd Change His Life > > > > > > > > > > Learn More > > > > > > > > > > > > > > Yahoo! Groups Links > > To visit your group on the web, go > to:http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ > To unsubscribe from this group, send an email > to:[EMAIL PROTECTED] > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > > > > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Would you Help a Child in need? It is easier than you think. Click Here to meet a Child you can help. http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM ~-> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/