[MABINDO] (Habis) Pendekatan Buddhis Terhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi: Sebuah Pengalaman Dari Sri Lanka

2005-04-15 Thread Jimmy Lominto


Pendekatan Buddhis  Terhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi:

 Sebuah Pengalaman Dari Sri Lanka

A.T. Ariyaratne

Diterjemahkan oleh: Jimmy Lominto

 



(habis)

Menuju Suatu Masyarakat Buddhis

Sebagaimana yang dipahami seseorang dan telah dibuktikan oleh pengalaman 
Sarvodaya sendiri, masih mungkin untuk mewujudkan pembangunan sosial dan 
ekonomi yang berdasarkan prinsip Buddhis. Dengan demikian, pendekatan Buddhis 
terhadap pembangunan adalah sbb:

1.  Berdasarkan pengandalan diri dan partisipasi komunitas pada semua 
tahapan;

2.  Selalu dilandaskan pada prinsip-prinsip etika dan bukan pada 
maksimalisasi laba semata—pertumbuhan tanpa akhir yang mengakibatkan polusi 
lingkungan, ketidakseimbangan ekologi, hutang, kesenjangan penghasilan yang 
sangat lebar, dan mempromosikan gaya hidup makmur untuk segelintir orang saja;

3.  Menghasilkan dinamisme internal dalam pelbagi komunitas dan negara, 
sementara dukungan dari luar, jika didapatkan, hanya untuk mendukung dinamisme 
tersebut;

4.  Dimulai dengan apa yang mereka miliki dan apa yang mereka ketahui, 
bukan dengan apa yang tidak mereka miliki serta apa yang belum mereka ketahui;

5.  Menerapkan prinsip menggunakan seperempat bagian penghasilan untuk 
konsumsi, menginvestasikan dua perempat, dan menabung seperempatnya untuk 
situasi darurat sebagaimana dianjurkan Buddha. Ini merupakan sebuah prinsip 
luar biasa yang perlu diikuti berbagai komunitas dan negara;

6.  Memungkinkan kaum wanita untuk memainkan peran utama dalam bidang 
simpan pinjam, produksi makanan dan penyimpanannya, pendidikan dan 
kesejahteraan sosial, dan mereka selalu diberikan status yang setara;

7.  Mendorong pengembangan partisipasi rakyat yang esensinya merupakan 
demokrasi partisipatif yang memungkinkan rakyat untuk mengelola urusan mereka 
sendiri;

8.  Menyediakan banyak ruang untuk inisiatif pribadi sementara sistem 
kooperatif yang kompatibel dikembangkan bukan hanya di dalam 
komunitas-komunitas melainkan juga di berbagai gugus komunitas; 

9.  Melandaskan kemajuan secara teknologi pada teknologi lokal yang berada 
di bawah kendali rakyat;

10.  Bekerja menuju devolusi total dan desentralisasi kekuasaan politik dan 
ekonomi ke komunitas-komunitas lokal sehingga diminimalkan pemaksaan sistem 
pemerintahan yang opresif, eksploitasi ekonomi, dan pemaksaan budaya dominan 
kepada rakyat.

Kini, seiring dengan berpindahnya kita ke abad 21, kita berada dalam posisi 
untuk melakukan hal ini secara lebih baik dibanding di jaman mana pun dalam 
sejarah berkat kemajuan teknologi informasi. Kita tak lagi membutuhkan 
sentralisasi kekuasaan di sektor mana pun dari pembangunan manusia.

Buddha menolak ideologi yang mengondisi pikiran rakyat, yang membagi mereka ke 
dalam aneka faksi, dan yang pada akhirnya mengakibatkan konflik di dalam bangsa 
maupun antarbangsa. Beliau menganjurkan sebuah Visi yang berdasarkan cinta 
kasih (metta) terhadap semua. Banyak sekali ideologi yang bukan saja telah 
menyebabkan kekerasan etnik di negara-negara miskin, tapi juga di negara-negara 
yang secara ekonomi telah maju. Uji coba nuklir di India dan Pakistan baru-baru 
ini merupakan contoh bahwa bahkan negara-negara miskin sekali pun lebih 
mengandalkan kekuatan secara fisik yang destruktif daripada kekuatan Dharma 
atau Kebajikan. Kaisar Asoka meninggalkan kekerasan setelah Perang Kalinga dan 
meluncurkan apa yang kemudian dikenal sebagai Dharma Vijaya, yang memenangkan 
hati rakyat negara-negara tetangga hanya dengan sebuah visi yang berdasarkan 
pada keyakinannya bahwa “Semua manusia adalah anak-anakku” (save munise paja 
mama). Dia bukan saja mencapai persatuan nasional orang India sub
 benua, melainkan juga mengirimkan utusan-utusan khusus yang disebut 
“Dharmamahamathras” untuk menyebarluaskan prinsip dharma vijaya ke 
negara-negara yang sangat jauh seperti Suria, Mesir, Epires, Palestina, 
Makedonia, Cyrene, dan Aleksandria. Dia juga mengirim berbagai misi yang 
dipimpin para biku yang sudah cerah ke seluruh negara tetangga seperti Birma, 
Siam, dan Sri Lanka. Dalam Mahavamsa tercatat bahwa untuk upacara peletakan 
fondasi Ruwanveliseya di Anuradhapura, ribuan Arahat bahkan dari Iran dan Irak 
modern datang untuk menghadiri perayaan itu. Karena damainya masa-masa itu, 
maka berkembanglah berbagai peradaban dan tingkat yang sangat tinggi dalam 
bidang Seni dan Arsitektur, irigasi dan manajemen air, agrikultur, serta hasil 
seni dan kerajinan tangan papan atas dicapai.

Jika dunia mengikuti ajaran Buddha tentang menolak ideologi dan menerima visi 
bekerja demi kesejahteraan dan kebangkitan semua, di situlah terletak jalan 
menuju perdamaian dan kebahagiaan. Sebelum sampai pada kesimpulan, saya harus 
tekankan satu fakta: bahwa dalam pendekatan Buddhis terhadap pembangunan, tidak 
ada agama atau keyakinan lain yang ditinggalkan atau didiskriminasi. Dalam 
Prasasti Batunya yang ke XXII, Dharmashoka  menekankan persatuan agama dan 
menganjurkan agar guru-guru aga

[MABINDO] Agama Buddha untuk Abad Berikutnya! (4)

2005-04-15 Thread Jimmy Lominto


Agama Buddha untuk Abad Berikutnya!

Menuju Pembaharuan Ulang Moral Masyarakat Thai

Biku Visalo

Diterjemahkan oleh Jimmy Lominto 

 

(bag 4)

Masalah-Masalah Struktural 

Situasi yang telah didiskusikan di atas merupakan konsekuensi ortodoksi baru, 
tapi, baru mencakup satu aspek reformasi saja. Yang tak kalah pentingnya adalah 
aspek struktural dari penataan ulang Sangha yang dimulai pada masa Pangeran 
Wachirayan dan terus berlanjut hingga sekarang. Di bawah struktur terpusat yang 
baru, biku-biku dari seluruh pelosok negeri bersimpuh di bawah kekuasaan 
hirarki Sangha sehingga membuat mereka kurang responsif terhadap komunitas 
mereka masing-masing. Selain itu, struktur baru yang mengijinkan negara  campur 
tangan ke dalam banyak aspek penting Sangha ini, benar-benar merubah Sangha 
menjadi perpanjangan tangan negara. Oleh karena itu, para biku menjadi lebih 
akrab dengan negara ketimbang dengan rakyat.

Alasan mengapa Sangha akrab dengan negara terutama karena pimpinan Sangha 
percaya bahwa persatuan, kohesi, dan ketertiban Sangha tergantung pada dukungan 
negara. Namun harga yang harus dibayar untuk perlindungan negara adalah 
hilangnya otonomi. Lebih jauh lagi, banyak urusan keagamaan yang sebelumnya 
berada dalam kendali komunitas setempat, misalnya, penganugerahan jabatan 
eklesiastis dan pendirian wihara sudah hampir sepenuhnya dimonopoli negara. 

Sebenarnya masih ada faktor-faktor lain yang menyumbang pada melebarnya jurang 
antara para biku dan rakyat. Beberapa di antaranya adalah dilembagakannya 
banyak layanan  sosial seperti pendidikan dan pengobatan yang sebelumnya 
disediakan para biku, menurunnya pendidikan eklesiastis, dan kurangnya motivasi 
dalam menyediakan pendidikan bagi para biku. Dilipatgandakan oleh struktur yang 
terpusat dan terbirokrasi, faktor-faktor ini kemudian menyumbang pada 
pereduksian peran Sangha dalam menumbuhkembangkan moralitas masyarakat Thai. Ia 
juga menghalangi setiap upaya untuk mereformasi Sangha atau meningkatkan peran 
sosialnya dalam merespons perubahan dunia. Dengan struktur ini, hampir mustahil 
mempertahankan standar moral para biku seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan 
Sangha dalam mengatasi skandal-skandal yang terjadi belum lama ini.

Gerakan-Gerakan Reformasi Baru

Selama seratusan tahun terakhir, agama Buddha Thai tak pernah kekurangan upaya 
untuk mereformasi dirinya. Setelah reformasi Pangeran Wachirayan yang paling 
menonjol adalah upaya dari Biku Buddhadasa. Sesungguhnya, sang pangeran banyak 
mempengaruhi biku ini, terutama dalam pendekatan sainstifik dan rasional 
terhadap agama Buddha dan kecondongan anti tahayulnya. Namun Biku Buddhadasa 
mampu melampaui Pangeran Wachirayan; ia mengenali nilai tertinggi dari hal yang 
paling tinggi (the ultimate). Dia melampaui siapa pun dalam sejarah agama 
Buddha masa kini dalam mengembalikan tujuan tertinggi ke posisi sentralnya di 
agama Buddha. Selain itu, dia berusaha membuatnya lebih terjangkau orang-orang 
biasa. Ajarannya bertujuan untuk mengintegrasikan yang tertinggi ke dalam 
kehidupan sehari-hari, membuat yang transenden dan kehidupan duniawi tak 
terpisahkan. Dengan kalimat lain, nibbana diperkenalkan kembali sebagai yang 
sakral bagi Buddhis yang komit, menggantikan tahayul atau mujizat. Lebih
 lanjut, idenya tentang “nibbana di sini dan sekarang” membawa yang sakral 
lebih dekat ke kita di setiap momen kehidupan sehari-hari, tanpa perlu retret 
ke hutan sebagai biku.

Kendati dia juga menganggap agama Buddha dan ilmu pengetahuan serupa, tapi 
pemahamannya  berbeda dengan Pangeran Wachirayan, jauh lebih dalam dan kurang 
imitatif. Alih-alih mendefinisikan agama Buddha agar sesuai dengan ilmu 
pengetahuan Barat, Buddhadasa mendefinisikan ilmu pengetahuan agar cocok dengan 
agama Buddha, yaitu bukan hanya melibatkan aspek-aspek fisik yang bisa dialami 
panca indera, tapi juga mencakup proses mental yang bisa dialami pikiran, 
indera keenam. Oleh karena itu, “Agama Buddha Sainstifik” Biku Buddhadasa 
adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran tertinggi yang tidak terkondisi oleh 
waktu dengan meditasi sebagai “teknologi” integralnya. 

Ide-ide Biku Buddhadasa menemukan gema dalam ajaran Phra Dhammapitaka (P. A. 
Payutto) yang mempresentasikan agama Buddha dalam totalitasnya dengan tujuan 
tertingginya yang ditemukan dalam pembebasan spiritual melalui realisasi 
kebenaran akhir. Yang tertinggi (the ultimate) bukanlah suatu ideal awang-awang 
untuk kehidupan non-duniawi; sebaliknya, ia relevan dan perlu bagi manusia di 
dunia ini, biku maupun orang awam. Sementara Biku Buddhadasa mendorong para 
pengikutnya untuk hidup dengan “pikiran bebas yang kosong,” Phra Dhammapitaka 
menekankan bahwa insan-insan mulia yang setidaknya mencapai tingkat pencerahan 
pertama dibutuhkan di dunia masa kini. Buku Constitution for Livingnya yang 
sebanding dengan buku Nawagowat Pangeran Wachirayan dalam popularitas dan isi 
ditutup dengan satu bab berjudul “Pencapai Dharma: Insan yang Terbebaskan,” 
membuatnya

[MABINDO] Buddhist Symbol Prompts Cathedral Row

2005-04-15 Thread Francis

Buddhist Symbol Prompts Cathedral Row
By Simon Evans, The Scotsman, April 14, 2005

Wiltshire, Scotland -- A row has erupted over a cathedral's decision to display 
a piece of Buddhist art work. Allowing a mandala, the most admired symbol in 
the Buddhist religion, into Salisbury Cathedral in Wiltshire is to validate 
idolatry and go against God's laws, a Christian group claimed.




The mandala will be exhibited in the cathedral when it hosts the city's annual 
art festival next month.

It will be made out of millions of grains of coloured sand, laid painstakingly 
over a week-long period by monks from the Tashi Lhunpo monastery, seat of the 
11th Panchen Lama, the second most important spiritual leader in Tibet.

The anicent geometric image represents the universe in a philosophy which 
involves attaining state of nirvana through meditation.

But missionary John Fergusson, 58, a member of Salisbury Church.Net, is opposed 
to the idea of a Buddhist symbol entering the House of God.

He said: "On this mandala there appears to be a throne with snakes on it 
surrounded by eight deities. That is getting pretty close to idolatry.

"The Bible is clear in its instructions to us not get involved in idolatry. The 
promotion of another means of salvation will confuse people."

The cathedral's Canon Chancellor, Edward Probert, said: "Based on confidence in 
our own faith, we are more than happy to promote greater understanding of other 
faith traditions."

Spokesman Alun Williams added: "The mandala is seen to represent wholeness, 
providing a model for the organisational structure of life itself - a cosmic 
diagram that reminds us of our relation to the infinite, the world that extends 
both beyond and within our bodies and minds."

The mandala will be laid by the monks in the cathedral's Chapter House between 
May 26 and May 31.

It will be on show until June 1 when, "to symbolise the impermanence of all 
that exists, the sand will be swept up and poured into the river, where the 
healing energies are carried throughout the world", the cathedral said.



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[MABINDO] Embracing Buddhism, Ambedkar set an example

2005-04-15 Thread Francis

Embracing Buddhism, Ambedkar set an example
TIMES NEWS NETWORK, APRIL 14, 2005
AHMEDABAD, India -- Chief Minister Narendra Modi has said that Babasaheb 
Ambedkar, by embracing Buddhism, set an example of protecting the social fabric 
and integrity and unity of India.




<< Babasaheb Ambedkar

"Although opposed to the evils of Hindu society, Ambedkar was not prepared to 
be lured by Christianity and Islam. Instead, he preferred Buddhism, a religion 
founded in India," Modi said.

Modi said this during a function held after the unveiling of Ambedkar's statue 
at Dholka on the occasion of his 114th birth anniversary. The occasion was 
celebrated with great enthusiasm all over the state. Modi also laid the 
foundation of Ambedkar Bhavan at the taluka town where state agriculture 
minister, Bhupendrasinh Chudasma, was felicitated by the local Dalit 
organisations for the services he has rendered for the weaker sections of the 
region in past 25 years.

While paying rich tributes to Ambedkar, the chief minister said that Babasaheb 
was a great leader who had fought relentlessly for the welfare of the 
downtrodden in the society and has earned a name for himself in the galaxy of 
world leaders.

Modi and other leaders, including social welfare minister, Ramanlal Vora and 
Fakirbhai Waghela, the deputy chairman of the National Commission for Scheduled 
Castes paid floral tributes at Ambedkar's statue in Gandhinagar.

State assembly speaker,Mangalbhai Patel, and revenue minister, Kaushik Patel, 
garlanded the oil painting of Ambedkar at the precincts of the assembly in 
Gandhinagar. 



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[MABINDO] Terima kasih atas dana anda kepada MABINDO

2005-04-15 Thread Francis

Dana diterima di rekening MABINDO, BCA AC. 746-010-2400 pada bulan April 
sebagai berikut:
~04 April 2005 dari 655-013-8423 Rp. 50.000,-
~11 April 2005 setoran tunai RP. 2.000.000,-

Terima kasih atas dananya.

Francis
MABINDO


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [MABINDO] Selamat Ulang Tahun di Bulan April 2005

2005-04-15 Thread vajra


Sorry, April

>
>
>
>
>
>
> Bung moderator, yang dimaksud ultah bulan apa nih? Maret or April???
>
> - Original Message -
> From: "viriyavajra" >[EMAIL PROTECTED]
> To: >MABINDO@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, April 12, 2005 6:28 PM
> Subject: [MABINDO] Selamat Ulang Tahun di Bulan April 2005
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org **
>
>
>
>
>
>
>
>
> Yahoo! Groups Sponsor
>
>
> ADVERTISEMENT
>
>
>
>
>
>
>   Children International
>
>
>
>   Would you give Hope to a Child in need?
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ·
> Click Here to meet a GirlAnd Give Her Hope
>
>
>
>
> ·
> Click Here to meet a BoyAnd Change His Life
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   Learn More
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Yahoo! Groups Links
>
> To visit your group on the web, go
> to:http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/
> To unsubscribe from this group, send an email
> to:[EMAIL PROTECTED]
> Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/