[Mayapada Prana] 2 Feb
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah: Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40 Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu” Masinis kereta api dalam melaksanakan tugas untuk menjalankan kereta api tidak mungkin mengambil inisiatif menelusuri rel sesuai dengan kemauan sendiri, melainkan ia mau tidak mau harus menyerahkan diri kepada petugas setasiun maupun jalur rel yang telah terpasang. Dengan keyakinan ini kiranya para penumpang kereta api merasa aman dan dapat istirahat atau tidur nyenyak di dalam perjalanan. Demikian juga seorang pilot pesawat terbang, memang jika ia mau mengendalikan arah penerbangan menurur kemauan sendiri juga bisa namun hal itu tidak ia lakukan, melainkan harus mentaati aturan lalu lintas udara yang dikendalikan oleh para petugas menara jaga lapangan terbang yang berada di darat. Jika pilot setia mentaati arahan dari petugas di darat tersebut kiranya selamatlah penerbangan dan para penumpangpun selamat dan damai serta dapat istirahat atau tidur nyenyak selama dalam penerbangan. Begitulah buah dari orang yang dengan setia mentaati aturan atau tatanan hidup: mereka yang menikmati buah karya atau mengikuti dan melihatnya merasa damai sejahtera. “Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka (Yosep dan Maria) membawa Dia(Kanak-kanak Yesus) ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (Luk 2:22). Yosep dan Maria yang mempersembahkan Kanak-kanak Yesus, Penyelamat Dunia, sesuai dengan peraturan atau hukum agama yang berlaku, mendorong Simeon, orang benar dan saleh, yang menyaksikan berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu” (Luk 2:29-32). “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu” Baik Yosep, Maria maupun Simeon adalah orang baik dan benar, maka mereka dengan sepenuh hati dan rela mempersembahkan diri/yang terkasih kepada Tuhan. Hidup atau mati adalah milik Tuhan; hidup serta segala sesuatu yang menyertai kita, atau kita miliki dan kuasai saat ini adalah anugerah Tuhan. Kiranya kita semua dipanggil untuk menjadi orang baik dan benar dalam hidup sehari-hari, dalam berbagai pergaulan, tugas pekerjaan maupun kebersamaan dimanapun dan kapanpun juga. Jika kita sungguh baik dan benar kiranya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan kita akan senyum gembira, rela mempersembahkan diri seutuhnya kepadaNya. Apa yang disebut ‘baik’ senantiasa berlaku universal atau mondial, dimana saja dan kapan saja alias juga bersifat obyektif bukan subyektif. Tindakan atau perbuatan baik senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan, lebih-lebih dan terutama adalah kebahagiaan atau keselamatan jiwa manusia. Apa yang baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh manusia antara lain mengkomsumsi atau makan sesua dengan pedoman ‘empat sehat lima sempurna’ (nasi/roti/jagung/ketela, sayuran, daging, buah dan susu) serta berolah-raga secara teratur. Dalam tubuh yang sehat dan bugar kiranya juga lebih mudah untuk berbuat baik bagi sesamanya, siap-sedia untuk menanggapi tawaran berbuat baik kapanpun dan dimanapun juga. Sedangkan apa yang disebut ‘benar’ antara lain berarti senantiasa melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari, hidup dan bekerja bersama dengan Tuhan. Secara konkret bagi kita masing-masing hal itu berarti kita hidup dan bertindak sesuai dengan janji-janji yang pernah kita ikrarkan serta aturan dan tatanan hidup yang terkait sebagaimana telah dihayati oleh Yosep dan Maria, yang mempersembahkan Kanak-Kanak Yesus sesuai dengan hukum Taurat. Janji utama dan dasar sebagai orang katolik/yang telah dibaptis adalah ‘senantiasa hanya mengabdi Tuhan dan menolak semua godaan setan’. Godaan setan ada dimana-mana dan kapan saja, antara lain menggejala dalam tawaran harta benda/uang, jabatan/kedudukan dan kehormatan manusiawi dalam berbagai bentuk, yang mendorong orang untuk menjadi sombong dan serakah. Orang benar, yang antara lain senantiasa mengabdi Tuhan, dijiwai oleh kerendahan hati, keutamaan dasar yang dimiliki oleh orang benar. Orang yang baik dan benar akan tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus. “Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:39-40). Di rumah, di tempat kediaman keluarga kudus di Nazaret, Yesus ‘bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya’. Apa yang terjadi di rumah untuk semua orang kiranya kurang lebih sama, “maka
[Mayapada Prana] Pembelajaran bersama: Tat Twam Asi = Aham Brahmasmi = Atman yang ada pada diri ini = Brahman juga ? -- Alhamdulillah
BRAHMAN adalah Tuhan Yang Maha Esa (Hyang Widhi) yang Maha-ada, Maha-mengetahui, Maha-kuasa yang meresapi seluruh alam semesta, azas alam semesta, dan yang menggerakkan alam semesta sesuai dengan hukum dan kuasanya. Intisari Rgveda, dan Svetasvatara Upanisad, menyimpulkan bahwa bentuk ke-maha-kuasaan Hyang Widhi atau Aiswarya ada delapan yaitu: Anima (sangat halus), Laghima (sangat ringan), Mahima (sangat besar), Prapti (menjangkau semua tempat), Isitwa (melebihi segalanya), Prakamya (berkehendak mutlak), Wasitwa (sangat berkuasa), dan Kamawasayitwa (kodrati, tak dapat dirubah). Brahman adalah kebenaran, pengetahuan, dan tidak terbatas dinyatakan dalam Sarvopanisatsara 21: Satyam jnanam anantam anandambrahma. Artinya: Brahman adalah satyam (kebenaran), jnanam (sumber pengetahuan), anantam (tidak terbatas) dan ananda (kebahagiaan sejati) MOKSA. Menurut kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang bebas dari segala bentuk ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud dengan atma adalah roh, jiwa. Ikatan adalah: 1) pengaruh panca indria, 2) pikiran yang sempit, 3) ke-akuan, 4) ketidak sadaran pada hakekat Brahman-Atman, 5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi, 6) rasa benci, 7) keinginan, 8) kegembiraan, 9) kesedihan, 10) kekhawatiran/ketakutan, dan 11) khayalan. Samsara adalah reinkarnasi, kelahiran berulang-ulang. Dear mas Ngestoe R dan sahabat yang lain. Saya akan coba..ber sharing ria . , mohon dikoreksi kalau salah ..dan mohon tambahan penjelasan. Saya kira Mas Drajat tahu --setidak-tidaknya pernah dengar-- apa yang disebut dengan prana-mayakosha itu, yang memang mengatasi anna-mayakosha tapi masih lebih kasar dari mano-mayakosha yang semestinya menjadi basis bagi mereka yang memang berhasrat 'memanusiakan dirinya kembali'. Bagaimana menurut Mas Drajat? Saudaramu selalu, NA. --- .. Alhamdulillah, puji Tuhan , mulai dapat titik terang. Saya keluar dari millist Hindu Dharma karena saya tidak Mendapatkan pembelajaran dan pembabaran Dharma , tidak ada arah napas di millist tersebut yang mencoba memberikan vibrasi ke arah SATYAM /taat beragama SIWAM / kasih sayang SUNDARAM / sejahtera buat anggota dan masyarakat umum. Padahal saya lagi jadi Brahmacari./ belajar terus tanpa henti sepanjang hidup ya mas ?. Semoga.., mas Ngurah ..sudilah kiranya membabarkan lebih lanjut . Manusia bisa diartikan dari Manu = kebijaksanaan. Sah = mempunyai. Jadi manusia semestinya menjadi mahluk yang mempunyai kebijaksanaan kebijaksanaan kodrati dari kemampuan / anugerah Tuhan yaitu : berbicara bergerak berpikir.Badan Manusia ( Brahma Pura ). Jiwa/Atman adalah percikan dari Brahman. Kalau di Jawa ada ceritera 9 wali, kalau tidak salah ada yang juga hebat . Ada para Maha Rsi, all : Rsi Markandeya; Hyang Gni Jaya; Mpu Gni Jaya; Mpu Kuturan; Mpu Bharadah; Mpu Gana; Mpu Semeru; Danghyang Nirartha. Betulll nggak nih mas ?. Mungkin..mereka di kehidupan terakhir mereka sudah moksha ?. Meninggal dunia tanpa meninggalkan jasad ? Dan apakah nama nama Pura Bukit Bujangga, Lempuyang, Silayukti , Dasar Bhuwana, Uluwatu..ada kaitan history dengan para maha Rsi ini ? Mas Ngurah ., Yang ada pernah baca ..dari referensi buku ..ada istilah Panca Kosa ( lima lapisan ). Maya ( khayal / ilusi ? ) Berikut kutipannya : Menurut Taittiriya Upanisad, atman manusia tidak bebas seperti Brahman karena terbungkus oleh lima lapisan (Panca Kosa), mulai dari bungkusan paling luar berturut-turut kearah dalam sebagai berikut: 1) Anna maya, yaitu bungkusan berupa tubuh (stula sarira) yang terbuat dari sari-sari makanan berasal dari bumi. 2) Prana maya, yaitu bungkusan berupa prana atau energi. 3) Mano maya, yaitu bungkusan berupa pikiran, 4) Vijnana maya, yaitu bungkusan berupa kesadaran, 5) Ananda maya,yaitu bungkusan berupa kebahagiaan dan kesenangan hidup duniawi. Tiga lapis bungkusan yang terakhir yaitu: Manomaya, Vijnanamaya dan Anandamaya menyebabkan reinkarnasinya Atman berulang-ulang setelah stula sarira tidak berfungsi (wafat). Dalam keadaan begini Atman mencari stula sarira baru sesuai dengan karmawasananya. Bilamana Atman bisa terlepas dari ketiga bungkusan terakhir itu maka Atman akan manunggal dengan Brahman. Inilah yang disebut MOKSA. Dalam bahasa sehari-hari juga disebut amoring acintya, dimana tidak terjadi reinkarnasi (Samsara) Pancakosa adalah lima selubung atau lapisan yang membelenggu atman, artinya menghambat atman bersatu dengan brahman (Moksa). Lapisan belenggu/pembungkus yang paling didalam dan yang paling sulit dibuang adalah yang bernama Anandamaya, sehingga atman yang masih terbungkus oleh Anandamaya disebut sebagai Anandamaya atma. Anandamaya adalah kebahagian atau kesenangan hidup yang dialami ketika atman masih mempunyai stula sarira (tubuh) yakni ketika masih hidup di dunia. Jadi kebahagian dan kesenangan itu sifatnya keduniawian yang dinikmati dari Panca Indria yaitu: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah, dan rasa kulit
[Mayapada Prana] Pembelajaran bersama : --- Hendaklah kamu ini sempurna, sama seperti Bapamu yang di Surga ( Matius 5 : 48 )
-Original Message- From: mayapadaprana@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Romo maryo Sent: Friday, February 01, 2008 3:00 PM To: mayapadaprana@yahoogroups.com Subject: [Mayapada Prana] 2 Feb Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah: Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40 Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu” dari orang yang dengan setia mentaati aturan atau tatanan hidup: mereka yang menikmati buah karya atau mengikuti dan melihatnya merasa damai sejahtera. “Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka (Yosep dan Maria) membawa Dia(Kanak-kanak Yesus) ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (Luk 2:22). Yosep dan Maria yang mempersembahkan Kanak-kanak Yesus, Penyelamat Dunia, sesuai dengan peraturan atau hukum agama yang berlaku, mendorong Simeon, orang benar dan saleh, yang menyaksikan berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu” (Luk 2:29-32). Orang yang baik dan benar akan tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus. “Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:39-40). “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! Siapakah itu Raja Kemuliaan? TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan! Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! (Mzm 24:7-10) Jakarta, 2 Februari 2008 -- … Semarang, 1 Pebruari 2008 Dear all my brothers sisters, Semoga artikel di bawah…, ada suatu saat bermanfaat. http://www.godsdirectcontact.or.id/index3.htm Menu Utama Ceramah Yesus dan Meditasi Yesus dan Meditasi Diucapkan oleh Maha Guru Ching Hai Sekarang kita lihat kehidupan Yesus. Dia tidak pergi ke gereja untuk berdoa, kecuali ketika Dia ke sana untuk berkhotbah atau untuk mengusir para pedagang atau memarahi para pendeta. Saya tidak pernah membaca sekalipun bahwa Dia berdoa di gereja, jadi apa yang Dia lakukan? Menurut sumber riset yang sangat dipercaya, kita tahu bahwa Yesus pergi ke banyak negeri, terutama India dan Tibet, dan belajar pada banyak Guru yang tercerahkan. Ketika anda pergi ke India dengan tulus untuk mencari seorang Guru, anda akan menemukan mereka yang menjalani cara hidup meditatif, dan mereka akan mengajarkan anda meditasi. Semua Guru yang saya ketahui berlatih meditasi, dan para Lama Tibet yang paling terkenal juga melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Maka jika Yesus tinggal di India untuk paling sedikit dua belas tahun, maka dapat kami katakan bahwa Ia kemungkinan besar telah bertemu dengan beberapa Guru meditatif tersebut. Ia kemungkinan pada mulanya berjumpa denga beberapa Guru yang berkekuatan lebih kecil, yang mengajariNya beberapa mantra, beberapa latihan yoga, bagaimana membuat beberapa mukjizat, seperti mengubah air menjadi anggur, dan sebagainya. Ia kemungkinan mempelajari hal ini pada hari-hari pertamanya, sebelum bertemu dengan yang disebut Guru-Guru meditatif di Himalaya. Tetapi walaupun sekedar untuk melakukan beberapa trik tersebut, anda harus belajar suatu jenis teknik meditasi, meskipun mungkin hanya sementara saja. Ketika Yesus bertemu dengan orang-orang ini, Ia juga harus belajar bagaimana bermeditasi. Kalau tidak, bagaimana Ia dapat menyepi di gurun selama empat puluh hari tanpa istirahat? Dapatkah anda pergi begitu saja ke gurun selama empat puluh hari seorang diri? Ini tidak mungkin, kecuali dengan latihan, dengan persiapan sebelumnya. Sebagai contoh, bagi mereka yang berlatih dengan teknik meditasi kami, yang disebut Metode Quan Yin, berarti merenungkan Suara di dalam, 'Sabda/Firman' yang disinggung di Alkitab yang berarti Suara Tuhan, kami sering melakukan retreat tujuh hari atau sebulan. Bagi kami ini sangat normal, tetapi untuk orang awam yang tidak berlatih metode kami, anda bahkan tidak dapat duduk lima menit, apalagi lima hari. Jika anda berhasil duduk lima menit tanpa menggerakkan tubuh dan pikiran, maka anda sudah berhasil menjadi Guru. Dari sini kami tahu bahwa Yesus pergi ke gurun selama empat puluh hari untuk bermeditasi. Kami juga dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berlatih suatu teknik meditasi, bahwa selama itu Ia melakukan meditasi. Dan itu adalah retreat terakhir sebelum Ia keluar untuk menyampaikan Pesan Tuhan. Kebanyakan Guru melakukan itu sebelum mereka keluar ke
[Mayapada Prana] Pilihan Terbaik
Pilihan Terbaik Pada ujung hadis Nabi di muka berbunyi, pilihlah wanita yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung, fadzfar bizatiddin, taribat yadaka. Hadis tidak menyebut fadzfar mutadayyinatan (orang beragama) tetapi bidzatiddin, orang yang memiliki agama. Kata dzatiddin disini mengandung arti substansi (jauhar) atau sifat (`ardl) , jadi wanita atau lelaki yang dzatiddin adalah orang yang beragama secara substansial atau dapat dilihat sifat-sifatnya sebagai orang yang mematuhi agama. Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memiliki agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Alloh SWT sang Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun, yang oleh karena itu sebagai manusia atau hamba Alloh SWT, ia tidak sanggup untuk sombong, sewenang-wenang, kikir . Secara horizontal orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada manusia dan makhluk lain, karena manusia tak lain adalah pengejawantahan kasih sayang Alloh SWT. Nah bayangkan memiliki suami atau isteri yang karakteristik keberagamaanya seperti itu pastilah janji Rasul akan terbukti, yakni memperoleh keberuntungan. Wanita atau pria bizatiddin, belum tentu yang lulusan pesantren, atau IAIN, belum tentu yang setiap hari berjilbab rapat, belum tentu yang pandai berkhotbah agama, karena hal itu baru indikator lahir. Karakteristik bidzatiddin akan terasa dalam berkomunikasi, dalam berinteraksi, dalam bertransaksi, yakni subtansi agamanya akan terasa menyejukkan, menentramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos, mengagumkan , terkadang seperti tidak rasional tetapi setelah direnungkan justeru sangat rasional, dan susah dimusuhi, susah pula dipropokasi. Dalam realita kehidupan ada orang yang beragama lebih menonjolkan syari'at lahir sehingga agamanya nampak gebyar-gebyar, tetapi setelah sering berkomunikasi, lama berinteraksi dan berkali-kali bertransaksi, lama-kelamaan gebyar-gebyar agamanya tidak bisa diapresiasi, hilang kekaguman, hilang respect, meski tidak sampai menjadi musuh. Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaanya, bahkan seperti mualaf atau seperti abangan saja, tetapi setelah lama berkomunikasi, berinteraksi dan bertransaksi, kekaguman muncul, sangat respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup, dan itulah karakteristik dzatiddin yang sebenarnya dari calon isteri atau suami. Salam Cinta, Agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72 ==
[Mayapada Prana] bekerja keras
Seorang Sahabat bertanya, apa sih resep untuk dapat sukses di dunia ini, dan saya mengatakan resep utama adalah bekerja keras. Ketika kita tau apa yang kita ingin lakukan, hal yang perlu kita lakukan adalah bekerja keras dan percaya pada kemampuan diri kita. Bekerja keras membuat mimpi kita menjadi nyata. kadang-kadang memang memerlukan waktu. Kita harus paham mimpi kita ketika kita memutuskan untuk bermimpi, setelah itu kita harus bekerja keras untuk mencapai mimpi yang kita inginkan. Hidup di dunia hanya sekali. Karenanya, kita harus menjadikan hidup yang sekali itu bermakna di dunia dan bisa menjadi bekal di akhirat kelak. Hidup akan bermakna dengan kita isi untuk kerja keras. Tanpa kerja keras tak mungkin kita sukses dan mampu mengemban amanat yang Allah bebankan kepada kita. Tidak ada kesuksesan dan kemuliaan bagi orang yang malas. Jangankan manusia, binatang pun harus bekerja keras untuk bisa eksis. Apa jadinya bila seekor singa malas berlari untuk memburu mangsanya, ia akan mati kelaparan. Apa jadinya pula bila seekor rusa malas berlari, tentu ia akan dimakan singa. Bahkan seekor nyamuk pun harus bertaruh nyawa untuk mendapatkan makanan. Betapa ranjau manusia siap menghancurkan tubuhnya ketika ia hendak menghisap darah. Cukupkah hanya dengan kerja keras? Ternyata tidak. Manusia tidak bisa mengKitalkan otot dan fisiknya belaka. Ia harus memanfaatkan pula potensi pikirannya. Semakin cerdas dalam bekerja, maka akan maksimal pula hasil yang diraih Memang banyak hal yang dapat kita lakukan dengan bekerja keras, bukan hanya ingin tetapi juga MAU KeMAUan bekerja keras akan membuahkan benih-benih hasil yang luar biasa Jadilah orang yang berkeMAUan untuk bekerja keras. tujuan kita bekerja keras untuk : Kerja keras melawan kemalasan Kerja keras melawan keegoisan Kerja keras melawan hawa nafsu Kerja keras melawan kesombongan Kerja keras melawan kemiskinan Kerja keras melawan Kebodohan Dalam era globalisasi ini, hanya orang yang mau bekerja keras dan tekun yang akan mampu bersaing dan bisa menjadi pemenang. Sebaliknya jika Kita tidak mau bekerja keras dan tekun, siap-siaplah Kita jadi pecundang dalam hidup ini. Lubang penderitaan sudah tersedia di depan Kita, jika Kita yang tidak mau bekerja keras dan tekun. Jembatan sudah tersedia didepan sana, yang akan mengantarkan Kita menuju pulau kesuksesan jika Kita mau bekerja keras dan tekun. Cara yang baik agar Kita mau bekerja keras dan tekun adalah membuang virus yang menggampangkan hidup, membuang virus kemalasan, membuang virus putus asa dan membuang virus hura-hura. Jangan lagi Kita bermalas-malasan sambil menunggu durian runtuh atau hanya berharap dari undian lotre untuk menjadi jutawan. Jangan lagi Kita bermalass-malasan sambil berjudi contoh sabung ayam. Sikap putus asa dalam hidup ini juga harus dikubur. Cobaan dan rintangan dalam hidup ini mesti Kita harus lalui. Janganlah Kita berhenti disebuah pohon besar yang bernama:putus asa. Jangan lagi Kita membayangkan berapa hektar tanah warisan yang Kita miliki. Warisan tersebut akan sangat cepat habis jika Kita menjalaninya cukup dengan berhura-hura. Anak- cucu Kita hanya akan mendapat warisan penderitaan. Vitamin yang perlu Kita minum agar bisa bekerja keras dan tekun adalah vitamin disiplin diri dan semangat hidup. Kita harus membedakan disiplin mana yang Kita jalani. Disiplin alami adalah disiplin yang digali dari dalam diri. Disiplin palsu adalah disiplin jika ada orang lain yang menggerakkan. Jadilah Kita disiplin alami agar tetap mekar sepanjang hari. Disiplin palsu hanya bisa mekar jika ada orang yang menyiraminya. Semangat hidup perlu Kita dukung dengan kesehatan yang prima. Kesehatan yang kurang, akan menyebabkan Kita loyo seperti mobil yang tidak bertenaga karena kampas koplingnya sudah habis. Oleh karenanya Kita harus tetap menjaga kesehatan agar bisa tetap bersemangat dalam menjalani hidup ini. Jadi, jangan pernah nyerah, selalu kobarkan semangat kita, en terapkan kerja keras, but, it doesn't mean you don't care bout your body. Make it balance. -- Best Regard Erwin Arianto,SE えるウィン アリアンと -
[Mayapada Prana] SOW: Stamp Box and The Stamp - Stempel dan Kotak Stempel
Stamp Box and The Stamp Once there was an official who had done so many corruptions in his office, that the emperor sent an auditor to audit him. Realizing what was going to happen, the official asked help of a thief to steal for him the auditor's official stamp that was in the auditor's office. The next day when the auditor was going to start his work, he found out that his stamp was missing. He was very sure that it had been stolen by the corrupt official. In response, the auditor pretended to be severely ill. Some of the officials came to visit him, a very common practice of that time. When the corrupt official came to visit him, the auditor only talked light common matters. While they were conversing, somebody from the back corridor shouted, Fire…! Fire…! Hearing that, the auditor immediately took his stamp box and while being witnessed by several other important people present there, he presented it to the corrupt official and said, Please go home and take care of this stamp box, as the stamp inside is very important. The corrupt official left hurriedly. Only when the corrupt official got out of the auditor's residence, he realized that he had been trapped, but it was all too late. The next day, the auditor requested the corrupt official to return back his stamp box that was being stored by the corrupt official. In such dilemmatic position, the corrupt official had no other choice but to return the stamp box together with the original stamp. If not, it would be seen that he made lost a government stamp. Right after the stamp got back to the rightful owner, the auditor immediately stamped the documents he had made, including the letter of mutation of the corrupt official. Not long after, the corrupt official was removed from his office. Sumber: 50 Classic Chinese Wisdom Subscribe to: www.storiesofwisdom.com Stempel dan Kotak Stempel Alkisah ada seorang wali kota yang melakukan banyak korupsi di kantornya, sehingga raja terpaksa mengirim seorang auditor untuk memeriksanya. Mengetahui hal itu, wali kota tersebut meminta bantuan seorang pencuri untuk mengambilkan stempel kerajaan yang ada di kantor auditor. Keesokan harinya saat auditor itu duduk di ruang kerjanya, ia mendapati bahwa stempelnya telah hilang. la yakin stempelnya dicuri oleh wali kota. Untuk menyiasati kejadian ini, auditor itu berpura-pura sa kit. Beberapa pejabat dari kota datang menjenguknya-hal yang lazim pada masa itu. Saat wali kota datang menjenguknya, auditor itu hanya membicarakan masalah-masalah umum. Sementara mereka sedang bercakap-cakap, seseorang dari ruang belakang tiba-tiba berteriak, Kebakaran...! Kebakaran...! Mendengar teriakan itu, auditor segera mengambil kotak stempel dan dengan disaksikan beberapa orang yang hadir menyerahka kotak tersebut kepada wali kota sambil berkata , Tolong bawa pulang dan simpan kotak stempel ini, karena isinya sangat penting. Dengan buru-buru wali kota diminta segera pergi. Setelah keluar dari kediaman auditor tersebut, wali kota baru menyadari bahwa dirinya telah dijebak, namun semuanya sudah terlambat. Keesokan harinya auditor meminta wali kota mengembalikan kotak stempel yang telah ia titipkan kepadanya. Dalam posisi yang dilematik itu, wali kota tidak mempunyai pilihan lain selain mengembalikan kotak stempel beserta isinya. Jika tidak, ia akan dituduh menghilangkan stempel kerajaan. Setelah kotaknya dikembalikan secara utuh, auditor tersebut segera menstempel surat-surat yang telah dibuatnya, termasuk surat mutasi wali kota. Tidak lama kemudian wali kota tersebut dipindahkan dari kantornya. Sumber: 50 Classic Chinese Wisdom -- Let us work together for unity and love Johnny Lone http://www.wer1family.com
[Mayapada Prana] 3 Feb
Minggu Biasa IVa: Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah” Pada awal gerakan akreditasi sekolah-sekolah untuk memberi peringkat sekolah yang bersangkutan sebagai yang disamakan, yang diakui atau yang terdaftar, muncullah aneka macam gerakan dari sekolah-sekolah yang bersangkutan sebagai reaksi akan diselenggarakannya akreditasi. Ada sekolah-sekolah yang berusaha memoles diri antara lain: memperbaiki system administrasi sekolah, penyimpanan arsip, pembersihan atau pengecetan ulang bangunan/gedung, pengadaan aneka macam sarana-prasarana sebagai penunjang proses pembelajaran dst.. Bagi sekolah-sekolah miskin gerakan yang membutuhkan dana atau uang tersebut jelas tidak mungkin jika mengandalkan kekuatan sendiri, maka ada beberapa sekolah berusaha mencari pinjaman, bukan uang melainkan barang atau sarana-prasarana, karena kalau uang sulit mengembalikan, sedangkan barang hanya dipinjam sementara saja dan kemudian segera dapat dikembalikan. Sekolah-sekolah yang nampak lengkap atau sempurna karena pinjaman-pinjaman tersebut ketika diakreditasi memang memperoleh peringkat disamakan atau paling tidak diakui, dengan kata lain sudah dapat berjalan sendiri dengan baik, dan dengan demikian sekolah yang bersangkutan tidak perlu dibantu. Sebaliknya ketika saya menjadi Direktur Perkumpulan Strada di Jakarta, yang mengelola cukup banyak sekolah miskin, kepada sekolah-sekolah tersebut ketika diakreditasi supaya ‘menampilkan diri apa adanya’, dan gerakan yang kami anjurkan adalah gerakan kebersihan lingkungan. Ketika beberapa sekolah Strada yang miskin diakreditasi memang hanya memperoleh peringkat terdaftar, serta perlu dibantu. Maka setelah akreditasi tersebut sekolah-sekolah ini memperoleh bantuan dari pemerintah antara lain berupa dana untuk memperbaiki gedung, prasarana penunjang proses pembelajaran seperti alat-alat laboratorium dst… “Berbahagialah yang tampil apa adanya, miskin di hadapan Allah, karena mereka memperoleh bantuan, memiliki Kerajaan Sorga”. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3) Kutipan Warta Gembira/Injil hari ini : “Berbahagialah….” kiranya bagaikan garis besar haluan hidup beriman atau beragama, yaitu panggilan untuk hidup dengan rendah hati. Rendah hati secara konkret antara lain berarti menyadari dan menghayati diri apa adanya, dan kiranya diri kita yang sejati adalah orang yang berdosa, lemah dan rapuh, tanpa bantuan rahmat Tuhan melalui kebaikan sesama dan saudara-saudari kita, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kata lain segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini merupakan anugerah Tuhan, bukan semata-mata hasil usaha, kerja atau jerih payah kita. Menyadari dan menghayati diri sebagai yang berdosa, lemah dan rapuh berarti senantiasa membuka diri (hati, jiwa, akal budi dan tubuh) terhadap segala kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh berkembang semakin dekat dengan Tuhan dan sasama, seperti orang miskin yang senantiasa siap sedia dan terbuka menanggapi ajakan dan sentuhan dari sesamanya. Pada zaman yang ditandai pertumbuhan dan perkembangan aneka macam sarana komunikasi dan teknologi ini, rasanya kita tidak mungkin lagi hidup menyendiri, mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Jika kita menghendaki hidup bahagia, selamat dan damai sejahtera, maka kita memang harus terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, termasuk “yang dianiaya oleh sebab kebenaran dan karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” .Aniaya dan fitnah karena kebenaran atau Tuhan akan membuahkan keutamaan-keutamaan: lemah lembut, murah hati, suci hati, pendamai sebagai kekuatan maupun buah kerendahan hati atau karya Tuhan yang merajai dan menguasai hidup kita. Keutamaan-keutamaan tersebut sebenarnya telah kita terima dan nikmati secara melimpah ruah melalui orangtua kita masing-masing, maka marilah kita perdalam, tingkatkan dan sebarluaskan keutamaan-keutamaan tersebut di dalam hidup kita sehari-hari. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Sabda ini kiranya mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluskan pada masa kini, mengingat masih maraknya pertentangan, permusuhan atau tawuran yang antara lain muncul dari kasus-kasus Pilkada, pertandingan sepak bola, warisan, pergaulan bebas. Kegilaan akan ‘harta/uang, pangkat/jabatan atau kedudukan dan kehormatan duniawi’ mengacaukan hidup damai, yang didambakan banyak orang. Beberapa petinggi atau pejabat yang seharusnya ‘membawa damai’ justru sebaliknya menjadi sumber provokasi pertengkaran dan permusuhan demi keuntungan diri sendiri. “Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia,
Re: [Mayapada Prana] AWARENESS 2
Salam, Din Sayamsudin juga pernah berkata didepan TV bahwa di Indonesia tidak ada terorisme. Bom Bali,Marriot dan Depan Kedutaan Filipina adalah buatan CIA Amerika, Wasalam Wal Suparmo Mr Anonymous [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika anda berpikir bahwa toleransi adalah jawaban dari konflik perpecahan yang terjadi di dunia ini, maka anda salah. Karena toleransi adalah penyakit yang perlahan-lahan menggerogoti akal sehat dan jiwa anda. Toleransi lahir dari sikap mengalah dan merendahkan diri. Atas nama toleransi, mayoritas akan mengalah bagi minoritas, walaupun mayoritas tetap merasa lebih benar dari minoritas. Dan minoritas akan mencoba berkompromi dengan mayoritas demi mempertahankan eksistensinya. Namun, sampai kapan sikap saling mengalah itu akan terus terjadi? Cepat atau lambat keduanya akan meledak dan konflik pun kembali terjadi. Toleransi tidak akan pernah terjadi selama masing-masing pihak tetap merasa lebih benar dari pihak yang lain. Sikap saling mengalah bukanlah toleransi, melainkan penekanan. Dan sampai kapan anda dapat hidup dalam penekanan? Mayoritas yang sudah muak dengan toleransi akan menindas minoritas, dan minoritas yang juga sudah bosan dengan slogan toleransi akan menyusun rencana pemberontakan. Entah berapa banyak konferensi perdamaian di luar negeri yang dihadiri oleh Din Samsuddin, ketua Umum PP Muhammadiyah Indonesia. Apa yang dibicarakannya adalah toleransi. Namun, ketika dia kembali ke Indonesia, dengan tenang dia membenarkan fatwa sesat dari MUI yang diberikan pada kelompok minoritas Ahmadiyah. Menanggapi tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap pengikut Ahmadiyah, Din justru menyuruh pengikut Ahmadiyah untuk keluar dari agama Islam. Menjijikkan! Entah toleransi apa yang selama ini dia bicarakan. Jadi toleransi bukanlah solusi. Apakah sekarang anda berpikir tentang apresiasi? Saya tidak tahu apa yang anda maksud dengan apresiasi. Apakah apresiasi berarti anda mengakui bahwa umat manusia berasal dari satu sumber dan akhirnya semua jalan berbeda akan menuntun manusia kembali pada Sang Sumber yang sama? Saya pikir anda sedang berhalusinasi. Pikirkan sebentar: jika saya menempuh Islam sebagai jalan saya; dan anda memilih Buddhisme sebagai jalan anda, apakah akhirnya kita akan bertemu di ujung yang sama? Jalan berbeda tidak akan mempertemukan kita pada tujuan yang sama! Apresiasi seperti halnya toleransi hanyalah sebuah slogan, dan keduanya adalah penyakit yang harus dihindari. Jika toleransi ataupun apresiasi tidak dapat meyelesaikan masalah di dunia ini, maka pastilah dibutuhkan revolusi total dalam cara kita berpikir dan bertindak. Dan jika kita berbicara tentang revolusi, yang melintas di dalam benak adalah pertumpahan darah. Tidak. Bukan revolusi seperti itu yang sedang saya bicarakan. Revolusi sejati tidak pernah dimulai dari luar diri, revolusi sejati adalah revolusi dari dalam diri. Jika anda adalah seorang aktivis HAM, anda akan berteriak-teriak di depan publik tentang haramnya pembunuhan terhadap manusia. Tahukah bahwa anda sedang memboroskan energi anda sendiri? Apa gunanya mengharamkan pembunuhan terhadap manusia, sementara anda masih menghalalkan pembunuhan terhadap binatang! Baiklah, anda mungkin tidak pernah membunuh manusia ataupun binatang, tapi kata-kata anda telah menyakiti anak, istri, suami, dan sahabat-sahabat anda. Dalam membela satu kepentingan, anda melupakan kepentingan yang lain. Anda melihat dunia dari sudut yang sangat sempit. Seorang aktifis hak asasi perempuan akan hidup dan mati sebagai pejuang hak-hak perempuan, tanpa pernah tahu bahwa ada banyak hal-hal dan hak-hak orang lain yang patut diperjuangkan. Atau, barangkali sesungguhnya tidak ada sesuatu yang patut diperjuangkan di dunia ini? Revolusi dari dalam diri tidak membutuhkan senjata dan otot. Ada tiga hal penting yang harus dilakukan jika anda serius dengan perubahan dunia: pertama, anda sebagai manusia harus mengakui bahwa anda adalah kejam, penuh dengan kekerasan. Selama ini anda selalu mengingkari fakta sederhana bahwa manusia itu kejam dan brutal. Anda menyatakan bahwa manusia adalah makkhluk yang sempurna dan berbudaya. Dan berdasarkan keyakinan itu, anda membunuh binatang dan tumbuh-tumbuhan yang anda anggap derajatnya lebih rendah dari diri anda. Dan jika hari ini anda membunuh binatang, suatu saat anda akan membunuh manusia. Kedua, berdasarkan pemahaman bahwa manusia itu kejam, anda harus berupaya meningkatkan pemahaman. Anda telah menyaksikan betapa berbahayanya agama, nasionalisme, dan kompetisi. Agama, nasionalisme, dan semua bentuk kompetisi telah melahirkan konflik dan peperangan di dunia. Jika anda benar-benar telah melihatnya, anda tidak akan mengulangi kesalahan yang dilakukan orang tua anda terhadap anda. Anda tidak akan mengirim anak anda ke sekolah, gereja, masjid, menjadi seorang nasionalis, memuja bendera dan berhala. Ketiga, anda harus memandang hambar segala sesuatu. Kebutuhan manusia tidak lebih dari makanan sehat yang cukup dan pakaian untuk
[Mayapada Prana] Agama2 Itu Isinya Kegilaan Manusia
DIMANA HIDUP ITU ? APA HIDUP ITU ? Waktu kecil aku itu agama Katolik (Alkitab + Dogma). Waktu kuliah, aku belajar Alkitab, dan lebih banyak bergaul dengan Kristen (Alkitab). Cukup lama berkecimpung dalam hal kekristenan ini, sampai suatu saat aku mempertanyakan hal ini: 'apakah kebenaran itu berubah ubah', bukan kah kebenaran itu sesungguhnya suatu yang pasti ? Akhirnya Katolik itu aku tolak, 1. karena adanya perubahan `kebenaran' yang nyata2 disampaikan dalam konsili vatikan ke-2, dimana perubahan itu membuat aku ber pikir, bagaimana dengan manusia yang begitu katolik, dan hidup sebelum konsili vatikan ke 2 itu diadakan, bukankah itu suatu yang konyol, dimana saat mereka hidup, mereka begitu yakin akan dogma gereja yang katanya `benar', padahal setelah mereka meninggal, kebenaran yang mereka perjuangkan dan pertahankan itu dirubah oleh gereja sendiri ? 2. mengapa ada perang salib ? 3. mengapa ada surat pengakuan dosa ? 4. mengapa ada gerakan `protestan', yang dilakukan oleh martin luther, yang notabene bukan orang yang bodoh ? 5. dan banyak hal lain. Jadi aku berkesimpulan, karena katolik itu mengharuskan pemahaman terhadap dogma dan alkitab, dan dogma itu sendiri `berubah-ubah `sesuai dengan kondisi saat dia dibuat, ya aku meninggalkan katolik itu, (meninggalkan secara diam2, tidak aku nyatakan pada orang ramai, karena mempertimbangkan keluarga/ orangtua/ saudara dll). Aku lebih cendrung ke dalam ajaran kristen protestan, karismatik, pokoknya yang hanya mengakui Alkitab saja. Menjadi pemimpin suatu gereja, menginjil, dsb... Cukup lama aku melakukan hal ini (10th), dan dengan suatu keyakinan hanya dalam Kristus orang masuk sorga yang lain masuk NERAKA. Dan agama orang lain ? Sesat. Setan, dsb. Dalam menjalani semua ini , aku begitu yakin akan hal itu, aku percaya, dan semua yang aku lakukan untuk `gereja'. Aku mendalami Alkitab dengan sungguh2. Pengertian dalam membaca Alkitab itu membuat aku bertanya-tanya, 'benarkah apa yang selama ini aku jalankan?' Banyak hal yang terjadi dalam gereja yang membuat aku muak Contohnya; 1. perpuluhan yang di berikan pada pendeta, dan ini menjadi proyek yang luar biasa, karena menguntungkan, banyak orang begitu gampang bikin gereja, karena 10 persen ini, konyol sekali, tapi nyata, padahal nyata nyata dalam Alkitab hal yang demikian, pengertiannya bukan seperti itu. Tapi rata rata pendeta menggunakannya. 2. dalam Alkitab dikatakan nyatakanlah injil ini kepada seluruh ciptaan', `ciptaan ini bukan kah seluruh alam semesta, kenapa kita cuma berbicara kepada manusia ? Dan bagaimana hal ini dilakukan ? Apakah aku bisa bicara kepada binatang, bisakah aku bicara pada pohon, pada angin, pada bumi ? 3. siapa aku sesungguhnya ? Kalau aku potong tangan ini dua duanya dan aku masih hidup. Kalau aku potong kaki dua dua aku masih bisa hidup. Kalau begitu aku potong kepala, maka nggak bisa bernafas, mati. Jadi hidup itu ada di mana? Dalam jantung ?.. ada orang yang jantung nya berdetak, tapi nggak sadar (stroke), hidup kah dia ? Jadi bernafas saja belum menjadikan orang hidup. Jadi hidup itu ada dalam otak ? Nggak juga, otak nya bagus, tapi jantung nggak berdetak dia mati. Dimana hidup itu ? Apa hidup itu ? Bagaimana yang manusia itu dinyatakan hidup ? Alkitab yang aku baca belum memberikan jawaban. Aku mencari, membaca di dalam Alkitab, mencoba mengartikan hal ini, nggak ketemu juga. Aku mengalami kematian dari saudara. Aku mengalami anjingku yang paling ku sayangi mati . Aku mengalami keponakanku yang masih muda belia meninggal . Apa hidup ini, apa rahasia hidup ini, dari mana hidup ini, kemana hidup ini . Aku belajar Al Quran, (diam2, aku ini kan masih aktif di gereja, nanti apa kata orang? Bukan kah ini sesat, tapi aku ingin tau mencari ada jawabannya dalam sana?...) Nggak ketemu juga, karena baik Alkitab maupun Al Quran itu memang memberikan tuntunan, namun jawaban yang diberikan dari pendeta, ulama dsb nya itu tidak menyentuh hal yang kita tanyakan; jawaban yang paling sering aku terima adalah `beriman' kamu kurang `percaya'. Yang lebih konyol lagi (di dalam Al Quran), cerita surga disana ada bidadari yang cantik, yang muda dan perawan, dan kita dilayani dengan pernuh kegembiraan, ini benar2 omong kosong sedangkan dalam dunia sekarang ini kita dikatakan berdosa bila melakukan hal yang asusila, harus begini dan begitu, puasa, dll, supaya masuk surga yang begitu. Aduh ini benar2 keterlaluan. Dalam Alkitab juga ada yang kontradiksi, `suatu hari nabi Daud berperang, dan tuhan menyuruh dia untuk membunuh semua yang bernyawa; Daud melakukan semua, kecuali seekor sapi yang gemuk dan sehat, Daud bermaksud untuk mempersembahkan sapi ini pada tuhan, tapi tuhan marah, dan Daud bersalah kepada tuhan sehingga dia dapat hukuman,.. padahal kita tau, Musa mendapatkan 10 perintah allah, dan dilarang membunuh (apa kah allah yang sama, mungkin memberikan perintah yang bertentangan ? Atau allah nya daud dan allah nya musa berbeda ? ... tapi kan allah yang di ceritakan itu
[Mayapada Prana] KESADARAN AKAN KETIDAKSADARAN ADALAH KESADARAN
Kesadaran akan Ketidaksadaran adalah Kesadaran Meditasi bukanlah sekedar pengendalian tubuh dan pikiran, bukan juga sistem menghirup dan menghembuskan nafas. Tubuh harus benar-benar tenang, sehat, dan tanpa ketegangan; sensitifitas perasaan harus tajam, dan pikiran dengan segala bualan, gangguan, dan pencariannya harus berakhir. Seseorang harus mulai bukan dengan organismenya, melainkan lebih pada pikirannya dengan opini, prasangka, dan nafsu pribadinya. Jika pikiran itu sehat, vital, dan hidup, perasaan akan terangkat dan menjadi sangat sensitif. Kemudian tubuh, dengan intelejensi alamiahnya yang belum teracuni dengan kebiasaan dan selera, akan berfungsi sebagaimana seharusnya. Jadi seseorang harus mulai dari pikiran dengan segala ekspresinya dan bukan dengan tubuhnya. Sekedar konsentrasi membuat pikiran menjadi sempit, terbatas dan rapuh, tapi konsentrasi sebagai sesuatu yang alami datang ketika terdapat kesadaran akan cara berpikir. Kesadaran ini tidak datang dari sang pemikir yang memilih dan menghakimi, yang menyetujui dan menolak. Kesadaran ini tanpa pilihan baik di luar maupun di dalam; kesadaran ini adalah persatuan dari keduanya, jadi pemisahan antara luar dan dalam berakhir. Pikiran menghancurkan perasaan, perasaan akan cinta. Pikiran hanya dapat menawarkan kesenangan, dan di dalam pencarian akan kesenangan, cinta tersisihkan. Kesenangan akan makanan, minuman, memiliki kontinuitas di dalam pikiran, dan pengekangan kesenangan ini tidaklah berguna; pengekangan hanya menciptakan konflik dan tekanan. Pikiran yang merupakan materi, tidak dapat menemukan sesuatu yang melampaui waktu, karena pikiran adalah memori, dan pengalaman di dalam memori itu mati, seperti matinya dedaunan kering di musim gugur yang lalu. Di dalam kesadaran akan semua hal ini datanglah perhatian, yang bukan produk dari kurangnya perhatian. Adalah kurangnya perhatian yang mendikte kebiasaan dan melemahkan intensitas perasaan. Kurangnya perhatian tidak dapat berubah menjadi perhatian. Kesadaran akan kurangnya perhatian ini adalah perhatian. Pengamatan keseluruhan proses ini ialah meditasi, yang hanya darinyalah keteraturan itu datang. Keteraturan ini semutlak keteraturan di dalam matematika, dan dari sana terdapat tindakan yang spontan. Keteraturan bukanlah penyusunan, rancangan, dan proporsi, semua hal itu datang belakangan. Keteraturan datang dari batin yang tidak dikacaukan oleh pikiran. Ketika batin hening, terdapat kekosongan yang merupakan keteraturan. *** DARI MEDITATIONS CHAPTER TERAKHIR Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
Re: [Mayapada Prana] Agama2 Itu Isinya Kegilaan Manusia
Salam, Saya hanya mau berkomentar tentang orang yang berhasil MELEPASKAN DIRI dan mmpergunakan otaknya untuk menilai agama.Ini jarang terjadi karena biasanya manusia sejak dalam kandungan sudah di INDOKTRINASI dan di CUCI OTAKNYA untuk mempercayai dongeng2 dalam agama.Kalaupun tidak dia akan DIKUCILKAN dan dimusuhi dalam lingkungannya.Mendingan kalau memang agama itu dapat mempraktekkan teorinya yang muluk2 yang terbukti setelah ribuan tahun TIDAK membuat manusia dan dunia lebih baik bahkan mungkin SEBALIKNYA karena telah memakan banyak korban dan orang menderita.Atau ada orang yang MALAS mempergunakan otaknya sehingga MENELAN semua yang dipropagandakan oleh agama.Karena itu maka PERCUMA untuk bebicara dengan orang2 seperti itu meskipun dia bertitel profesor,Ph.D.,S3 atau paus,pastor ,sarjana th.atau kiyayi.Salah2 komentar mereka: basmi orang ateis ,KAFIR atau komunis seperti itu! Wasalam, Wal Suparmo leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote: DIMANA HIDUP ITU ? APA HIDUP ITU ? Waktu kecil aku itu agama Katolik (Alkitab + Dogma). Waktu kuliah, aku belajar Alkitab, dan lebih banyak bergaul dengan Kristen (Alkitab). Cukup lama berkecimpung dalam hal kekristenan ini, sampai suatu saat aku mempertanyakan hal ini: 'apakah kebenaran itu berubah ubah', bukan kah kebenaran itu sesungguhnya suatu yang pasti ? Akhirnya Katolik itu aku tolak, 1. karena adanya perubahan `kebenaran' yang nyata2 disampaikan dalam konsili vatikan ke-2, dimana perubahan itu membuat aku ber pikir, bagaimana dengan manusia yang begitu katolik, dan hidup sebelum konsili vatikan ke 2 itu diadakan, bukankah itu suatu yang konyol, dimana saat mereka hidup, mereka begitu yakin akan dogma gereja yang katanya `benar', padahal setelah mereka meninggal, kebenaran yang mereka perjuangkan dan pertahankan itu dirubah oleh gereja sendiri ? 2. mengapa ada perang salib ? 3. mengapa ada surat pengakuan dosa ? 4. mengapa ada gerakan `protestan', yang dilakukan oleh martin luther, yang notabene bukan orang yang bodoh ? 5. dan banyak hal lain. Jadi aku berkesimpulan, karena katolik itu mengharuskan pemahaman terhadap dogma dan alkitab, dan dogma itu sendiri `berubah-ubah `sesuai dengan kondisi saat dia dibuat, ya aku meninggalkan katolik itu, (meninggalkan secara diam2, tidak aku nyatakan pada orang ramai, karena mempertimbangkan keluarga/ orangtua/ saudara dll). Aku lebih cendrung ke dalam ajaran kristen protestan, karismatik, pokoknya yang hanya mengakui Alkitab saja. Menjadi pemimpin suatu gereja, menginjil, dsb... Cukup lama aku melakukan hal ini (10th), dan dengan suatu keyakinan hanya dalam Kristus orang masuk sorga yang lain masuk NERAKA. Dan agama orang lain ? Sesat. Setan, dsb. Dalam menjalani semua ini , aku begitu yakin akan hal itu, aku percaya, dan semua yang aku lakukan untuk `gereja'. Aku mendalami Alkitab dengan sungguh2. Pengertian dalam membaca Alkitab itu membuat aku bertanya-tanya, 'benarkah apa yang selama ini aku jalankan?' Banyak hal yang terjadi dalam gereja yang membuat aku muak Contohnya; 1. perpuluhan yang di berikan pada pendeta, dan ini menjadi proyek yang luar biasa, karena menguntungkan, banyak orang begitu gampang bikin gereja, karena 10 persen ini, konyol sekali, tapi nyata, padahal nyata nyata dalam Alkitab hal yang demikian, pengertiannya bukan seperti itu. Tapi rata rata pendeta menggunakannya. 2. dalam Alkitab dikatakan nyatakanlah injil ini kepada seluruh ciptaan', `ciptaan ini bukan kah seluruh alam semesta, kenapa kita cuma berbicara kepada manusia ? Dan bagaimana hal ini dilakukan ? Apakah aku bisa bicara kepada binatang, bisakah aku bicara pada pohon, pada angin, pada bumi ? 3. siapa aku sesungguhnya ? Kalau aku potong tangan ini dua duanya dan aku masih hidup. Kalau aku potong kaki dua dua aku masih bisa hidup. Kalau begitu aku potong kepala, maka nggak bisa bernafas, mati. Jadi hidup itu ada di mana? Dalam jantung ?.. ada orang yang jantung nya berdetak, tapi nggak sadar (stroke), hidup kah dia ? Jadi bernafas saja belum menjadikan orang hidup. Jadi hidup itu ada dalam otak ? Nggak juga, otak nya bagus, tapi jantung nggak berdetak dia mati. Dimana hidup itu ? Apa hidup itu ? Bagaimana yang manusia itu dinyatakan hidup ? Alkitab yang aku baca belum memberikan jawaban. Aku mencari, membaca di dalam Alkitab, mencoba mengartikan hal ini, nggak ketemu juga. Aku mengalami kematian dari saudara. Aku mengalami anjingku yang paling ku sayangi mati . Aku mengalami keponakanku yang masih muda belia meninggal . Apa hidup ini, apa rahasia hidup ini, dari mana hidup ini, kemana hidup ini . Aku belajar Al Quran, (diam2, aku ini kan masih aktif di gereja, nanti apa kata orang? Bukan kah ini sesat, tapi aku ingin tau mencari ada jawabannya dalam sana?...) Nggak ketemu juga, karena baik Alkitab maupun Al Quran itu memang memberikan tuntunan, namun jawaban yang diberikan dari pendeta, ulama dsb nya itu tidak menyentuh hal yang kita tanyakan; jawaban yang paling sering aku terima adalah
[Mayapada Prana] Menjadi Diri Kita Sendiri
Hore, Hari Baru! Teman-teman. Tentu kita sudah pernah mendengar kalimat ini; jadilah dirimu sendiri! Sungguh, jika seseorang mengatakan hal itu kepada anda, dengarkanlah kata-katanya. Dan turutilah. Sehinga menjadilah anda; diri anda sendiri. Beda jika kepada anda dikatakan 'perkayalah dirimu sendiri!'. Atau, 'dahulukan kepentinganmu sendiri!'. Tidak selalu perlu untuk anda turuti. Sebab, nasihat-nasihat seperti itu sering membuat anda tersesat. Tetapi, jadilah dirimu sendiri!, merupakan sebuah nasihat yang akan sangat membantu anda untuk menjadikan hidup anda memiliki makna. Jika kepada anda belum pernah ada yang mengatakannya selama ini; maka anggaplah ini merupakan saat bagi anda untuk memulainya. Memulai apa? Memulai untuk 'bersungguh- sungguh' menjadi diri anda sendiri. Dan, jadilah dirimu sendiri! Bukan hal aneh jika berkali-kali saya mendapatkan email dari teman. Baik teman lama, maupun teman baru. Mengabarkan bahwa mereka membaca artikel-artikel serupa dengan yang saya tulis, dan seseorang mengklaim bahwa artikel itu ditulis olehnya. Dari mulai sekedar menyingkirkan nama saya dari artikel itu. Atau membubuhkan namanya sendiri diakhir atau awal artikel dengan menambahkan kata 'by'.Gue bingung deh, Dang. Elo yang niru, apa dia yang ngaku-ngaku? katanya. Soalnya mirip banget, teman saya itu menambahkan. Paling hanya diedit sedikit-sedikit, lanjutnya. Namun, boleh jadi memang Tuhan mengajarkan hal yang sama kepada banyak orang dengan cara yang sangat persis, bukan? Jadi, segalanya bisa sama. Lalu teman saya menghardik; elu itu yach, naif banget! Mungkin benar saya ini naif. Tetapi, kalaupun memang hal itu terjadi, bagaimana jika saya relakan saja semuanya itu? Lagi pula, hal itu tidak hanya menimpa saya. Tetapi juga orang lain. Kasus saya itu tidaklah seberapa dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa lain dalam kehidupan nyata kita. Didunia musik, sudah sejak lama para musisi mengkritisi pencipta lagu yang hasil karyanya begitu mirip dengan lagu-lagu lain. Entah itu dengan lagu-lagu jaman dahulu kala sehingga tidak banyak lagi orang yang mengenalnya. Atau juga dengan lagu-lagu dinegara lain. Didunia seni lukis juga demikian. Sehingga para kurator harus bekerja keras untuk menilai apakah lukisan itu benar-benar asli atau tidak. Apapun itu, bagi saya; sebuah karya bisa mirip. Sangat mirip. Mungkin juga identik. Dan boleh jadi, keduanya merupakan karya yang asli. Siapa tahu? Yang penting, kita menghindarkan diri dari perilaku yang tidak terpuji. Selesai. Sekarang, bagaimana jika kita mencoba menarik pelajaran penting yang dikandungnya saja? Sesuatu yang bermanfaat bagi setiap individu; anda dan saya. Yaitu pelajaraan untuk 'menjadi dirimu sendiri'. Belajar tentang sesuatu yang kita sebut sebagai identitas diri. Betapa banyak manusia yang mengalami krisis identitas diri. Oleh karenanya, tidak terlalu mengherankan jika para ahli dan pemikir positif terus menerus mengatakan jadilah dirimu sendiri! Oh ya, menurut pendapat anda; mengapa kalimat usang itu masih tetap laku dijaman ini? Anda benar, karena sampai sekarang pun kita masih mempunyai kecenderungan itu. Nyaris dalam segala aspek kehidupan kita. Sudah sejak lama kita terpenjara dalam sejenis penyakit kejiwaan ini. Mengapa dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan? Karena, ini mengindikasikan ketidakpercayaan kita kepada diri kita sendiri. Tepatnya, kita tidak memberikan cukup kepercayaan kepada diri kita sendiri. Kita, tidak percaya bahwa kita bisa berbuat sebaik, bahkan lebih baik dari orang lain. Sikap ini kemudian menuntun kita kepada rendahnya penerimaan kita terhadap diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita 'tidak menginginkan diri kita seperti apa adanya'. Dan akhirnya, kita terjebak dalam krisis identitas diri yang kronis. Hey, ingatlah; saya tidak sedang membahas para peniru itu. Saya sedang membahas diri kita sendiri. Jadi, hendaknya tidak terlalu yakin dulu dengan mengatakan bahwa kita tidak mengalami krisis semacam itu. Benarkah? Jika anda masih suka merasa 'kurang pede'; berhati-hatilah. Itu bisa menjadi salah satu indikasinya. Memang, proses abrasi identitas diri ini terjadi sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan sehingga kita sering tidak menyadarinya sama sekali. Kita harus menghentikan abrasi identitas diri itu. Mengapa? Karena, jika kita membiarkannya terus menerus menggerus; maka lama kelamaan kita akan benar-benar kehilangan identitas diri kita. Kita hidup, tapi hidup dalam bayang-bayang orang lain. Kita berkarya, tetapi terkontaminasi karya orang lain. Lalu, siapakah diri kita ini sesungguhnya? Baiklah, tapi..., bisakah kita menghentikan abrasi identitas diri itu? Bisa. Selama kita bersedia melakukannya. Sesulit apakah itu? Tidak terlalu sulit. Seperti apakah itu? Ada tiga hal yang bisa kita tempuh untuk melakukannya. Pertama, percayalah bahwa setiap individu itu diciptakan secara unik. Tidak ada satu orang pun dimuka bumi ini yang benar-benar
[Mayapada Prana] Pembelajaran Bersama -- AWARENESS 2 --- Jawaban nya ada di kata : Apakah kesadaran itu ?
Dear all my brothers sisters, Meskipun..cukup sulit buat saya mengikuti alur isi / pemikiran tulisan artikel ini. Secara keseluruhan ...penulis..tetap bermaksud baik . Jawabannya...sebetulnya ( menurut pribadi ini )...di kata ITU SENDIRI AWARENESS. APAKAH KITA MAU BEDAKAN DENGAN CONSCIOUSNESS , YANG TERPENTING ADALAH PENGERTIAN DARI KESADARAN ITU SENDIRI. Dan, apakah pagi ini anda menyambut sang matahari? Apakah anda melihat bunga-bunga itu dengan sepenuh hati? Melihat rumah gubug di tengah sawah, bangunan yang hampir runtuh, seseorang yang tak dikenal lewat di depan rumah anda; mendengarkan burung-burung berkicau, bunyi lonceng gereja. Lihatlah dan dengarkanlah semua itu di dalam dan di luar diri anda sendiri. Apa yang di dapat dari sini ? Apakah kesadaran kita semakin sempit/kecil/kerdil...atau semakin luas/universal ? Nah, jawabannya...adalah mendapatkan kesadaran dari kata kesadaran itu sendiri. - Kesadaran yang di dalam tubuh : dari kesadaran datang dari luar ( virus, bakteri , dll ) . kesadaran di dalam tubuh itu sendiri ( kesadaran dari sel darah merah , sel darah putih, sel rambut kepala berbeda kecerdasan / kesadaran dengan sel rambut di alis, kesadaran organ jantung , hati dll ). - Kesadaran di adik kelas manusia : di dunia binatang, adik kelasnya lagi : di dunia tumbuh tumbuhan ; adik kelanya lagi : di dunia mineral. - APAKAH KESADARAN ITU ???, DAN APAKAH KESADARAN ITU/ INI BERSUMBER DARI SUMBER YANG TUNGGAL YAITU TUHAN SANG ABSOLUT ??? --- DAN AKHIRNYA..APAKAH KESADARAN ITU SENDIRI ADALAH TUNGGAL ? Mencoba menghayati dan mengerti ini , kita pasti akan punya nilai pandangan lebih terbuka universal. Dan akhirnya..kitalah yang harus lebih mengerti dan memahami mereka. Bukan sebaliknya. Kenapa ? jawabanya ada di kata : Kesadaran. Salam kasih Imam Sudrajat -Original Message- From: mayapadaprana@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mr Anonymous Sent: Friday, February 01, 2008 8:38 AM To: mayapadaprana@yahoogroups.com Subject: [Mayapada Prana] AWARENESS 2 Jika anda berpikir bahwa toleransi adalah jawaban dari konflik perpecahan yang terjadi di dunia ini, maka anda salah. Karena toleransi adalah penyakit yang Dalam membela satu kepentingan, anda melupakan kepentingan yang lain. Anda melihat dunia dari sudut yang sangat sempit. Seorang aktifis hak asasi Revolusi dari dalam diri tidak membutuhkan senjata dan otot. Ada tiga hal penting yang harus dilakukan jika Dengan kesombongannya, manusia telah mencapai bulan, menciptakan bom atom, dsb. Apa gunanya berjalan-jalan di bulan? Agar bangsa anda dihormati oleh bangsa-bangsa lain yang belum mampu menciptakan teknologi untuk terbang ke bulan? Apa gunanya menciptakan bom atom? Agar bangsa anda dapat membinasakan bangsa lain yang anda anggap berseberangan dan lebih rendah derajatnya dari bangsa anda? i. Dan, apakah pagi ini anda menyambut sang matahari? Apakah anda melihat bunga-bunga itu dengan sepenuh hati? Melihat rumah gubug di tengah sawah, bangunan yang hampir runtuh, seseorang yang tak dikenal lewat di depan rumah anda; mendengarkan burung-burung berkicau, bunyi lonceng gereja. Lihatlah dan dengarkanlah semua itu di dalam dan di luar diri anda sendiri. *** TULISAN SAYA SENDIRI