[Mayapada Prana] 2 Feb

2008-02-01 Terurut Topik Romo maryo
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah: Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai 
dengan firman-Mu”
Masinis kereta api dalam melaksanakan tugas untuk menjalankan kereta api tidak 
mungkin mengambil inisiatif menelusuri rel sesuai dengan kemauan sendiri, 
melainkan ia mau tidak mau harus menyerahkan diri kepada petugas setasiun 
maupun jalur rel yang telah terpasang. Dengan keyakinan ini kiranya para 
penumpang kereta api merasa aman dan dapat istirahat atau tidur nyenyak di 
dalam perjalanan. Demikian juga seorang pilot pesawat terbang, memang jika ia 
mau mengendalikan arah penerbangan menurur kemauan sendiri juga bisa namun hal 
itu tidak ia lakukan, melainkan harus mentaati aturan lalu lintas udara yang 
dikendalikan oleh para petugas menara jaga lapangan terbang yang berada di 
darat. Jika pilot setia mentaati arahan dari petugas di darat tersebut kiranya 
selamatlah penerbangan dan para penumpangpun selamat dan damai serta dapat 
istirahat atau tidur nyenyak selama dalam penerbangan. Begitulah buah dari 
orang yang dengan setia mentaati aturan atau tatanan
 hidup: mereka yang menikmati buah karya atau mengikuti dan melihatnya merasa 
damai sejahtera. “Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, 
mereka (Yosep dan Maria) membawa Dia(Kanak-kanak Yesus)  ke Yerusalem untuk 
menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (Luk 2:22). Yosep dan Maria yang mempersembahkan 
Kanak-kanak Yesus, Penyelamat Dunia, sesuai dengan peraturan atau hukum agama 
yang berlaku, mendorong Simeon, orang benar dan saleh, yang menyaksikan 
berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, 
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari 
pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang 
menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu” 
(Luk 2:29-32). 
 
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai 
dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu”
 
Baik Yosep, Maria maupun Simeon adalah orang baik dan benar, maka mereka dengan 
sepenuh hati dan rela mempersembahkan diri/yang terkasih kepada Tuhan. Hidup 
atau mati adalah milik Tuhan; hidup serta segala sesuatu yang menyertai kita, 
atau kita miliki dan kuasai saat ini adalah anugerah Tuhan.  Kiranya kita semua 
dipanggil untuk menjadi orang baik dan benar dalam hidup sehari-hari, dalam 
berbagai pergaulan, tugas pekerjaan maupun kebersamaan dimanapun dan kapanpun 
juga.  Jika kita sungguh baik dan benar kiranya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan 
kita akan senyum gembira, rela mempersembahkan diri seutuhnya kepadaNya.
 
Apa yang disebut ‘baik’ senantiasa berlaku universal atau mondial, dimana saja 
dan kapan saja alias juga bersifat obyektif bukan subyektif. Tindakan atau 
perbuatan baik senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan, lebih-lebih dan 
terutama adalah kebahagiaan atau keselamatan jiwa manusia. Apa yang baik untuk 
kesehatan dan kebugaran tubuh manusia antara lain mengkomsumsi atau makan sesua 
dengan pedoman ‘empat sehat lima sempurna’ (nasi/roti/jagung/ketela, sayuran, 
daging, buah dan susu) serta berolah-raga secara teratur. Dalam tubuh yang 
sehat dan bugar kiranya juga lebih mudah untuk berbuat baik bagi sesamanya, 
siap-sedia untuk menanggapi tawaran berbuat baik kapanpun dan dimanapun juga. 
 
Sedangkan apa yang disebut ‘benar’ antara lain berarti senantiasa melaksanakan 
kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari, hidup dan bekerja bersama dengan Tuhan. 
Secara konkret bagi kita masing-masing hal itu berarti kita hidup dan bertindak 
sesuai dengan janji-janji yang pernah kita ikrarkan serta aturan dan tatanan 
hidup yang terkait sebagaimana telah dihayati oleh Yosep dan Maria, yang 
mempersembahkan Kanak-Kanak Yesus sesuai dengan hukum Taurat. Janji utama dan 
dasar sebagai orang katolik/yang telah dibaptis adalah ‘senantiasa hanya 
mengabdi Tuhan dan menolak semua godaan setan’. Godaan setan ada dimana-mana 
dan kapan saja, antara lain menggejala dalam tawaran harta benda/uang, 
jabatan/kedudukan dan kehormatan manusiawi dalam berbagai bentuk, yang 
mendorong orang untuk menjadi sombong dan serakah. Orang benar, yang antara 
lain senantiasa mengabdi Tuhan, dijiwai oleh kerendahan hati, keutamaan dasar 
yang dimiliki oleh orang benar.  
Orang yang baik dan benar akan tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh Tuhan 
dan sesamanya, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus. 
 
“Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah 
mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah 
besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” 
(Luk 2:39-40).
Di rumah, di tempat kediaman keluarga kudus di Nazaret, Yesus ‘bertambah besar 
dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya’. Apa yang 
terjadi di rumah untuk semua orang kiranya kurang lebih sama, “maka 

[Mayapada Prana] Pembelajaran bersama: Tat Twam Asi = Aham Brahmasmi = Atman yang ada pada diri ini = Brahman juga ? -- Alhamdulillah

2008-02-01 Terurut Topik Sudrajat IDSRG Ass MGR OPS
 
BRAHMAN adalah Tuhan Yang Maha Esa (Hyang Widhi) yang Maha-ada,
Maha-mengetahui, Maha-kuasa yang meresapi seluruh alam semesta, azas
alam semesta, dan yang menggerakkan alam semesta sesuai dengan hukum dan
kuasanya. Intisari Rgveda, dan Svetasvatara Upanisad, menyimpulkan bahwa
bentuk ke-maha-kuasaan Hyang Widhi atau Aiswarya ada delapan yaitu:
Anima (sangat halus), Laghima (sangat ringan), Mahima (sangat besar),
Prapti (menjangkau semua tempat), Isitwa (melebihi segalanya), Prakamya
(berkehendak mutlak), Wasitwa (sangat berkuasa), dan Kamawasayitwa
(kodrati, tak dapat dirubah). Brahman adalah kebenaran, pengetahuan, dan
tidak terbatas dinyatakan dalam Sarvopanisatsara 21: Satyam jnanam
anantam anandambrahma. Artinya: Brahman adalah satyam (kebenaran),
jnanam (sumber pengetahuan), anantam (tidak terbatas) dan ananda
(kebahagiaan sejati)
MOKSA. Menurut kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang
bebas dari segala bentuk ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud
dengan atma adalah roh, jiwa. Ikatan adalah: 1) pengaruh panca indria,
2) pikiran yang sempit, 3) ke-akuan, 4) ketidak sadaran pada hakekat
Brahman-Atman, 5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi, 6) rasa benci,
7) keinginan, 8) kegembiraan, 9) kesedihan, 10) kekhawatiran/ketakutan,
dan 11) khayalan. Samsara adalah reinkarnasi, kelahiran berulang-ulang. 
 
 
Dear mas Ngestoe R…dan sahabat yang lain.
Saya akan coba..ber sharing ria…. , mohon dikoreksi kalau salah ..dan
mohon tambahan penjelasan.
Saya kira Mas Drajat tahu --setidak-tidaknya pernah dengar-- apa yang
disebut dengan prana-mayakosha itu, yang memang mengatasi anna-mayakosha
tapi masih lebih kasar dari mano-mayakosha yang semestinya menjadi basis
bagi mereka yang memang berhasrat 'memanusiakan dirinya kembali'.

Bagaimana menurut Mas Drajat?

Saudaramu selalu,
NA. 
---  ..
Alhamdulillah,  puji Tuhan…, mulai dapat titik terang.  Saya
keluar dari millist Hindu Dharma…karena saya tidak
Mendapatkan pembelajaran dan pembabaran Dharma …, tidak ada
arah  napas di millist tersebut yang mencoba memberikan vibrasi ke arah
SATYAM /taat beragama – SIWAM / kasih sayang – SUNDARAM / sejahtera…buat
anggota dan masyarakat umum. Padahal…saya lagi jadi Brahmacari./ belajar
terus tanpa henti sepanjang hidup……ya mas ?. Semoga.., mas Ngurah
..sudilah kiranya…membabarkan lebih lanjut .
Manusia …bisa diartikan dari Manu = kebijaksanaan. Sah =
mempunyai. Jadi manusia semestinya menjadi mahluk yang mempunyai
kebijaksanaan…kebijaksanaan kodrati dari kemampuan / anugerah Tuhan
yaitu : berbicara – bergerak – berpikir.Badan Manusia ( Brahma Pura ).
Jiwa/Atman adalah percikan dari Brahman.
Kalau di Jawa ada ceritera 9 wali, kalau tidak salah ada yang juga hebat
. Ada para Maha Rsi, all : Rsi Markandeya; Hyang Gni Jaya; Mpu Gni Jaya;
Mpu Kuturan; Mpu Bharadah; Mpu Gana; Mpu Semeru; Danghyang Nirartha.
Betulll nggak nih mas ?.
Mungkin..mereka di kehidupan terakhir mereka sudah moksha ?. Meninggal
dunia tanpa meninggalkan jasad ? Dan apakah nama nama Pura Bukit
Bujangga, Lempuyang, Silayukti , Dasar Bhuwana, Uluwatu..ada kaitan
history dengan para maha Rsi ini ?
Mas Ngurah .,
Yang ada pernah baca ..dari referensi buku ..ada istilah Panca Kosa (
lima lapisan ). Maya ( khayal / ilusi ? )
Berikut kutipannya :
Menurut Taittiriya Upanisad, atman manusia tidak bebas
seperti Brahman karena terbungkus oleh lima lapisan (Panca Kosa), mulai
dari bungkusan paling luar berturut-turut kearah dalam sebagai berikut:
1) Anna maya, yaitu bungkusan berupa tubuh (stula sarira) yang terbuat
dari sari-sari makanan berasal dari bumi. 2) Prana maya, yaitu bungkusan
berupa prana atau energi. 3) Mano maya, yaitu bungkusan berupa pikiran,
4) Vijnana maya, yaitu bungkusan berupa kesadaran, 5) Ananda maya,yaitu
bungkusan berupa kebahagiaan dan kesenangan hidup duniawi. Tiga lapis
bungkusan yang terakhir yaitu: Manomaya, Vijnanamaya dan Anandamaya
menyebabkan reinkarnasinya Atman berulang-ulang setelah stula sarira
tidak berfungsi (wafat). Dalam keadaan begini Atman mencari stula sarira
baru sesuai dengan karmawasananya. Bilamana Atman bisa terlepas dari
ketiga bungkusan terakhir itu maka Atman akan manunggal dengan Brahman.
Inilah yang disebut MOKSA. Dalam bahasa sehari-hari juga disebut amoring
acintya, dimana tidak terjadi reinkarnasi (Samsara)
Pancakosa adalah lima selubung atau lapisan yang membelenggu atman,
artinya menghambat atman bersatu dengan brahman (Moksa). Lapisan
belenggu/pembungkus yang paling didalam dan yang paling sulit dibuang
adalah yang bernama Anandamaya, sehingga atman yang masih terbungkus
oleh Anandamaya disebut sebagai Anandamaya atma. Anandamaya adalah
kebahagian atau kesenangan hidup yang dialami ketika atman masih
mempunyai stula sarira (tubuh) yakni ketika masih hidup di dunia. Jadi
kebahagian dan kesenangan itu sifatnya keduniawian yang dinikmati dari
Panca Indria yaitu: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah, dan
rasa kulit 

[Mayapada Prana] Pembelajaran bersama : --- Hendaklah kamu ini sempurna, sama seperti Bapamu yang di Surga ( Matius 5 : 48 )

2008-02-01 Terurut Topik Sudrajat IDSRG Ass MGR OPS
 
 
-Original Message-
From: mayapadaprana@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Romo maryo
Sent: Friday, February 01, 2008 3:00 PM
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Subject: [Mayapada Prana] 2 Feb
 
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah: Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu”
dari orang yang dengan setia mentaati aturan atau tatanan hidup: mereka
yang menikmati buah karya atau mengikuti dan melihatnya merasa damai
sejahtera. “Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa,
mereka (Yosep dan Maria) membawa Dia(Kanak-kanak Yesus)  ke Yerusalem
untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (Luk 2:22). Yosep dan Maria yang
mempersembahkan Kanak-kanak Yesus, Penyelamat Dunia, sesuai dengan
peraturan atau hukum agama yang berlaku, mendorong Simeon, orang benar
dan saleh, yang menyaksikan berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah
hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab
mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau
sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan
bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu” (Luk
2:29-32). 
 Orang yang baik dan benar akan tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh
Tuhan dan sesamanya, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus. 
 
“Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:39-40).
 “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu,
hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!
Siapakah itu Raja Kemuliaan? TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa
dalam peperangan! Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan
terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja
Kemuliaan! Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? TUHAN semesta alam,
Dialah Raja Kemuliaan! (Mzm 24:7-10)
 
Jakarta, 2 Februari 2008
-- …
Semarang,  1 Pebruari 2008
 
Dear all my brothers  sisters,
Semoga  artikel di bawah…, ada suatu saat bermanfaat.
 http://www.godsdirectcontact.or.id/index3.htm Menu Utama  Ceramah 
Yesus dan Meditasi
Yesus dan Meditasi


Diucapkan oleh Maha Guru Ching Hai

Sekarang kita lihat kehidupan Yesus. Dia tidak pergi ke gereja untuk
berdoa, kecuali ketika Dia ke sana untuk berkhotbah atau untuk mengusir
para pedagang atau memarahi para pendeta. Saya tidak pernah membaca
sekalipun bahwa Dia berdoa di gereja, jadi apa yang Dia lakukan? Menurut
sumber riset yang sangat dipercaya, kita tahu bahwa Yesus pergi ke
banyak negeri, terutama India dan Tibet, dan belajar pada banyak Guru
yang tercerahkan. Ketika anda pergi ke India dengan tulus untuk mencari
seorang Guru, anda akan menemukan mereka yang menjalani cara hidup
meditatif, dan mereka akan mengajarkan anda meditasi. Semua Guru yang
saya ketahui berlatih meditasi, dan para Lama Tibet yang paling terkenal
juga melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. 

Maka jika Yesus tinggal di India untuk paling sedikit dua belas tahun,
maka dapat kami katakan bahwa Ia kemungkinan besar telah bertemu dengan
beberapa Guru meditatif tersebut. Ia kemungkinan pada mulanya berjumpa
denga beberapa Guru yang berkekuatan lebih kecil, yang mengajariNya
beberapa mantra, beberapa latihan yoga, bagaimana membuat beberapa
mukjizat, seperti mengubah air menjadi anggur, dan sebagainya. Ia
kemungkinan mempelajari hal ini pada hari-hari pertamanya, sebelum
bertemu dengan yang disebut Guru-Guru meditatif di Himalaya. Tetapi
walaupun sekedar untuk melakukan beberapa trik tersebut, anda harus
belajar suatu jenis teknik meditasi, meskipun mungkin hanya sementara
saja.

Ketika Yesus bertemu dengan orang-orang ini, Ia juga harus belajar
bagaimana bermeditasi. Kalau tidak, bagaimana Ia dapat menyepi di gurun
selama empat puluh hari tanpa istirahat? Dapatkah anda pergi begitu saja
ke gurun selama empat puluh hari seorang diri? Ini tidak mungkin,
kecuali dengan latihan, dengan persiapan sebelumnya. Sebagai contoh,
bagi mereka yang berlatih dengan teknik meditasi kami, yang disebut
Metode Quan Yin, berarti merenungkan Suara di dalam, 'Sabda/Firman' yang
disinggung di Alkitab yang berarti Suara Tuhan, kami sering melakukan
retreat tujuh hari atau sebulan. Bagi kami ini sangat normal, tetapi
untuk orang awam yang tidak berlatih metode kami, anda bahkan tidak
dapat duduk lima menit, apalagi lima hari. Jika anda berhasil duduk lima
menit tanpa menggerakkan tubuh dan pikiran, maka anda sudah berhasil
menjadi Guru. Dari sini kami tahu bahwa Yesus pergi ke gurun selama
empat puluh hari untuk bermeditasi. Kami juga dapat menyimpulkan bahwa
Ia sedang berlatih suatu teknik meditasi, bahwa selama itu Ia melakukan
meditasi. Dan itu adalah retreat terakhir sebelum Ia keluar untuk
menyampaikan Pesan Tuhan.

Kebanyakan Guru melakukan itu sebelum mereka keluar ke 

[Mayapada Prana] Pilihan Terbaik

2008-02-01 Terurut Topik agussyafii
Pilihan Terbaik

Pada ujung hadis Nabi di muka berbunyi, pilihlah wanita yang
memiliki agama, maka kalian akan beruntung, fadzfar bizatiddin, 
taribat yadaka. Hadis tidak menyebut fadzfar mutadayyinatan (orang
beragama) tetapi bidzatiddin, orang yang memiliki agama. Kata
dzatiddin disini mengandung arti substansi (jauhar) atau sifat (`ardl)
, jadi wanita atau lelaki yang dzatiddin adalah orang yang beragama
secara substansial atau dapat dilihat sifat-sifatnya sebagai orang
yang mematuhi agama. 

Lalu apa substansi agama itu? secara vertikal orang yang memiliki
agama itu mengimani, meyakini sepenuhnya adanya Alloh SWT sang
Pencipta Yang Maha besar, Maha Adil, Maha Pemurah, Maha Pengampun,
yang oleh karena itu sebagai manusia atau hamba Alloh SWT, ia tidak
sanggup untuk sombong, sewenang-wenang, kikir . Secara horizontal
orang yang beragama secara substansial akan berusaha secara maksimal
menjadikan dirinya memberikan kemanfaatan maksimal kepada manusia dan
makhluk lain, karena manusia tak lain adalah pengejawantahan kasih
sayang Alloh SWT. Nah bayangkan memiliki suami atau isteri yang
karakteristik keberagamaanya seperti itu pastilah janji Rasul akan
terbukti, yakni memperoleh keberuntungan. 

Wanita atau pria bizatiddin, belum tentu yang lulusan pesantren, atau
IAIN, belum tentu yang setiap hari berjilbab rapat, belum tentu yang
pandai berkhotbah agama, karena hal itu baru indikator lahir.
Karakteristik bidzatiddin akan terasa dalam berkomunikasi, dalam
berinteraksi, dalam bertransaksi, yakni subtansi agamanya akan terasa
menyejukkan, menentramkan, membangun semangat, menumbuhkan etos,
mengagumkan , terkadang seperti tidak rasional tetapi setelah
direnungkan justeru sangat rasional, dan susah dimusuhi, susah pula
dipropokasi. 

Dalam realita kehidupan ada orang yang beragama lebih menonjolkan
syari'at lahir sehingga agamanya nampak gebyar-gebyar, tetapi
setelah sering berkomunikasi, lama berinteraksi dan  berkali-kali
bertransaksi, lama-kelamaan gebyar-gebyar agamanya tidak bisa
diapresiasi, hilang kekaguman, hilang respect, meski tidak sampai
menjadi musuh.

Sebaliknya ada orang yang nampaknya sangat sederhana keberagamaanya,
bahkan seperti mualaf atau seperti abangan saja, tetapi setelah lama
berkomunikasi, berinteraksi dan bertransaksi, kekaguman muncul, sangat
respek dan menjadi sumber inspirasi dalam menghayati keindahan hidup,
dan itulah karakteristik dzatiddin yang sebenarnya dari calon isteri
atau suami. 


Salam Cinta,
Agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72
==




[Mayapada Prana] bekerja keras

2008-02-01 Terurut Topik Erwin Arianto
Seorang Sahabat bertanya, apa sih resep untuk dapat sukses di dunia ini, dan
saya mengatakan resep utama adalah bekerja keras. Ketika kita tau apa yang
kita ingin lakukan, hal yang perlu kita lakukan adalah bekerja keras dan
percaya pada kemampuan diri kita. Bekerja keras membuat mimpi kita menjadi
nyata. kadang-kadang memang memerlukan waktu. Kita harus paham mimpi kita
ketika kita memutuskan untuk bermimpi, setelah itu kita harus bekerja keras
untuk mencapai mimpi yang kita inginkan.

Hidup di dunia hanya sekali. Karenanya, kita harus menjadikan hidup yang
sekali itu bermakna di dunia dan bisa menjadi bekal di akhirat kelak. Hidup
akan bermakna dengan kita isi untuk kerja keras. Tanpa kerja keras tak
mungkin kita sukses dan mampu mengemban amanat yang Allah bebankan kepada
kita. Tidak ada kesuksesan dan kemuliaan bagi orang yang malas.

Jangankan manusia, binatang pun harus bekerja keras untuk bisa eksis. Apa
jadinya bila seekor singa malas berlari untuk memburu mangsanya, ia akan
mati kelaparan. Apa jadinya pula bila seekor rusa malas berlari, tentu ia
akan dimakan singa. Bahkan seekor nyamuk pun harus bertaruh nyawa untuk
mendapatkan makanan. Betapa ranjau manusia siap menghancurkan tubuhnya
ketika ia hendak menghisap darah.

Cukupkah hanya dengan kerja keras? Ternyata tidak. Manusia tidak bisa
mengKitalkan otot dan fisiknya belaka. Ia harus memanfaatkan pula potensi
pikirannya. Semakin cerdas dalam bekerja, maka akan maksimal pula hasil yang
diraih

Memang banyak hal yang dapat kita lakukan dengan bekerja keras, bukan hanya
ingin tetapi juga MAU KeMAUan bekerja keras akan membuahkan benih-benih
hasil yang luar biasa Jadilah orang yang berkeMAUan untuk bekerja keras.
tujuan kita bekerja keras untuk :

Kerja keras melawan kemalasan
Kerja keras melawan keegoisan
Kerja keras melawan hawa nafsu
Kerja keras melawan kesombongan
Kerja keras melawan kemiskinan
Kerja keras melawan Kebodohan

Dalam era globalisasi ini, hanya orang yang mau bekerja keras dan tekun yang
akan mampu bersaing dan bisa menjadi pemenang. Sebaliknya jika Kita tidak
mau bekerja keras dan tekun, siap-siaplah Kita jadi pecundang dalam hidup
ini. Lubang penderitaan sudah tersedia di depan Kita, jika Kita yang tidak
mau bekerja keras dan tekun. Jembatan sudah tersedia didepan sana, yang akan
mengantarkan Kita menuju pulau kesuksesan jika Kita mau bekerja keras dan
tekun.

Cara yang baik agar Kita mau bekerja keras dan tekun adalah membuang virus
yang menggampangkan hidup, membuang virus kemalasan, membuang virus putus
asa dan membuang virus hura-hura. Jangan lagi Kita bermalas-malasan sambil
menunggu durian runtuh atau hanya berharap dari undian lotre untuk menjadi
jutawan. Jangan lagi Kita bermalass-malasan sambil berjudi contoh sabung
ayam.

Sikap putus asa dalam hidup ini juga harus dikubur. Cobaan dan rintangan
dalam hidup ini mesti Kita harus lalui. Janganlah Kita berhenti disebuah
pohon besar yang bernama:putus asa. Jangan lagi Kita membayangkan berapa
hektar tanah warisan yang Kita miliki. Warisan tersebut akan sangat cepat
habis jika Kita menjalaninya cukup dengan berhura-hura. Anak- cucu Kita
hanya akan mendapat warisan penderitaan.

Vitamin yang perlu Kita minum agar bisa bekerja keras dan tekun adalah
vitamin disiplin diri dan semangat hidup. Kita harus membedakan disiplin
mana yang Kita jalani. Disiplin alami adalah disiplin yang digali dari dalam
diri. Disiplin palsu adalah disiplin jika ada orang lain yang menggerakkan.
Jadilah Kita disiplin alami agar tetap mekar sepanjang hari. Disiplin palsu
hanya bisa mekar jika ada orang yang menyiraminya. Semangat hidup perlu Kita
dukung dengan kesehatan yang prima. Kesehatan yang kurang, akan menyebabkan
Kita loyo seperti mobil yang tidak bertenaga karena kampas koplingnya sudah
habis. Oleh karenanya Kita harus tetap menjaga kesehatan agar bisa tetap
bersemangat dalam menjalani hidup ini.

Jadi, jangan pernah nyerah, selalu kobarkan semangat kita, en terapkan kerja
keras, but, it doesn't mean you don't care bout your body. Make it balance.


-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
えるウィン アリアンと
-


[Mayapada Prana] SOW: Stamp Box and The Stamp - Stempel dan Kotak Stempel

2008-02-01 Terurut Topik Lone
Stamp Box and The Stamp

Once there was an official who had done so many corruptions in his office,
that the emperor sent an auditor to audit him. Realizing what was going to
happen, the official asked help of a thief to steal for him the auditor's
official stamp that was in the auditor's office.
The next day when the auditor was going to start his work, he found out that
his stamp was missing. He was very sure that it had been stolen by the
corrupt official. In response, the auditor pretended to be severely ill.
Some of the officials came to visit him, a very common practice of that
time.
When the corrupt official came to visit him, the auditor only talked light
common matters. While they were conversing, somebody from the back corridor
shouted, Fire…! Fire…! Hearing that, the auditor immediately took his
stamp box and while being witnessed by several other important people
present there, he presented it to the corrupt official and said, Please go
home and take care of this stamp box, as the stamp inside is very
important. The corrupt official left hurriedly.
Only when the corrupt official got out of the auditor's residence, he
realized that he had been trapped, but it was all too late.
The next day, the auditor requested the corrupt official to return back his
stamp box that was being stored by the corrupt official. In such dilemmatic
position, the corrupt official had no other choice but to return the stamp
box together with the original stamp. If not, it would be seen that he made
lost a government stamp.
Right after the stamp got back to the rightful owner, the auditor
immediately stamped the documents he had made, including the letter of
mutation of the corrupt official. Not long after, the corrupt official was
removed from his office.

Sumber: 50 Classic Chinese Wisdom

Subscribe to: www.storiesofwisdom.com

Stempel dan Kotak Stempel

Alkisah ada seorang wali kota yang melakukan banyak korupsi di kantornya,
sehingga raja terpaksa mengirim seorang auditor untuk memeriksanya.
Mengetahui hal itu, wali kota tersebut meminta bantuan seorang pencuri untuk
mengambilkan stempel kerajaan yang ada di kantor auditor.
Keesokan harinya saat auditor itu duduk di ruang kerjanya, ia mendapati
bahwa stempelnya telah hilang. la yakin stempelnya dicuri oleh wali kota.
Untuk menyiasati kejadian ini, auditor itu berpura-pura sa kit. Beberapa
pejabat dari kota datang menjenguknya-hal yang lazim pada masa itu.
Saat wali kota datang menjenguknya, auditor itu hanya membicarakan
masalah-masalah umum. Sementara mereka sedang bercakap-cakap, seseorang dari
ruang belakang tiba-tiba berteriak, Kebakaran...! Kebakaran...! Mendengar
teriakan itu, auditor segera mengambil kotak stempel dan dengan disaksikan
beberapa orang yang hadir menyerahka kotak tersebut kepada wali kota sambil
berkata , Tolong bawa pulang dan simpan kotak stempel ini, karena isinya
sangat penting. Dengan buru-buru wali kota diminta segera pergi.
Setelah keluar dari kediaman auditor tersebut, wali kota baru menyadari
bahwa dirinya telah dijebak, namun semuanya sudah terlambat.
Keesokan harinya auditor meminta wali kota mengembalikan kotak stempel yang
telah ia titipkan kepadanya. Dalam posisi yang dilematik itu, wali kota
tidak mempunyai pilihan lain selain mengembalikan kotak stempel beserta
isinya. Jika tidak, ia akan dituduh menghilangkan stempel kerajaan.
Setelah kotaknya dikembalikan secara utuh, auditor tersebut segera
menstempel surat-surat yang telah dibuatnya, termasuk surat mutasi wali
kota. Tidak lama kemudian wali kota tersebut dipindahkan dari kantornya.

Sumber: 50 Classic Chinese Wisdom

-- 
Let us work together for unity and love

Johnny Lone
http://www.wer1family.com


[Mayapada Prana] 3 Feb

2008-02-01 Terurut Topik Romo maryo
Minggu Biasa IVa:  Zef 2:3; 3:12-13; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah”
 
Pada awal gerakan akreditasi sekolah-sekolah untuk memberi peringkat sekolah 
yang bersangkutan sebagai yang disamakan, yang diakui atau yang terdaftar, 
muncullah aneka macam gerakan dari sekolah-sekolah yang bersangkutan sebagai 
reaksi akan diselenggarakannya akreditasi. Ada sekolah-sekolah yang berusaha 
memoles diri antara lain: memperbaiki system administrasi sekolah, penyimpanan 
arsip, pembersihan atau pengecetan ulang bangunan/gedung, pengadaan aneka macam 
sarana-prasarana sebagai penunjang proses pembelajaran dst.. Bagi 
sekolah-sekolah miskin gerakan yang membutuhkan dana atau uang tersebut jelas 
tidak mungkin jika mengandalkan kekuatan sendiri, maka ada beberapa sekolah 
berusaha mencari pinjaman, bukan uang melainkan barang atau sarana-prasarana, 
karena kalau uang sulit mengembalikan, sedangkan barang hanya dipinjam 
sementara saja dan kemudian segera dapat dikembalikan. Sekolah-sekolah yang 
nampak lengkap atau sempurna karena pinjaman-pinjaman
 tersebut ketika diakreditasi memang memperoleh peringkat disamakan atau paling 
tidak diakui, dengan kata lain sudah dapat berjalan sendiri dengan baik, dan 
dengan demikian sekolah yang bersangkutan tidak perlu dibantu. Sebaliknya 
ketika saya menjadi Direktur Perkumpulan Strada di Jakarta, yang mengelola 
cukup banyak sekolah miskin, kepada sekolah-sekolah tersebut ketika 
diakreditasi supaya ‘menampilkan diri apa adanya’, dan gerakan yang kami 
anjurkan adalah gerakan kebersihan lingkungan. Ketika beberapa sekolah Strada 
yang miskin diakreditasi memang hanya memperoleh peringkat terdaftar, serta 
perlu dibantu. Maka setelah akreditasi tersebut sekolah-sekolah ini memperoleh 
bantuan dari pemerintah antara lain berupa dana untuk memperbaiki gedung, 
prasarana penunjang  proses pembelajaran seperti alat-alat laboratorium dst… 
“Berbahagialah yang tampil apa adanya, miskin di hadapan Allah, karena mereka 
memperoleh bantuan, memiliki Kerajaan Sorga”. 
 
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang 
empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3)
 
Kutipan Warta Gembira/Injil hari ini : “Berbahagialah….”  kiranya bagaikan 
garis besar haluan hidup beriman atau beragama, yaitu panggilan untuk hidup 
dengan rendah hati. Rendah hati secara konkret antara lain berarti menyadari 
dan menghayati diri apa adanya, dan kiranya diri kita yang sejati adalah orang 
yang berdosa, lemah dan rapuh, tanpa bantuan rahmat Tuhan melalui kebaikan 
sesama dan saudara-saudari kita, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kata 
lain segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini 
merupakan anugerah Tuhan, bukan semata-mata hasil usaha, kerja atau jerih payah 
kita. 
 
Menyadari dan menghayati diri sebagai yang berdosa, lemah dan rapuh berarti 
senantiasa membuka diri (hati, jiwa, akal budi dan tubuh) terhadap  segala 
kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh berkembang semakin dekat dengan Tuhan 
dan sasama, seperti orang miskin yang senantiasa siap sedia dan terbuka 
menanggapi ajakan dan sentuhan dari sesamanya. Pada zaman yang ditandai 
pertumbuhan dan perkembangan aneka macam sarana komunikasi dan teknologi ini, 
rasanya kita tidak mungkin lagi hidup menyendiri, mengandalkan kekuatan dan 
kemampuan diri sendiri. Jika kita menghendaki hidup bahagia, selamat dan damai 
sejahtera, maka kita memang harus terbuka terhadap aneka kemungkinan dan 
kesempatan, termasuk “yang dianiaya oleh sebab kebenaran dan  karena Aku kamu 
dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” .Aniaya dan 
fitnah karena kebenaran atau Tuhan akan membuahkan keutamaan-keutamaan: lemah 
lembut, murah hati, suci hati, pendamai sebagai
 kekuatan maupun buah kerendahan hati atau karya Tuhan yang merajai dan 
menguasai hidup kita. Keutamaan-keutamaan tersebut sebenarnya telah kita terima 
dan nikmati secara melimpah ruah melalui orangtua kita masing-masing, maka 
marilah kita perdalam, tingkatkan dan sebarluaskan keutamaan-keutamaan tersebut 
di dalam hidup kita sehari-hari.
 
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak 
Allah”. Sabda ini kiranya mendesak dan up to date untuk kita hayati dan 
sebarluskan pada masa kini, mengingat masih maraknya pertentangan, permusuhan 
atau tawuran yang antara lain muncul dari kasus-kasus Pilkada, pertandingan 
sepak bola, warisan, pergaulan bebas. Kegilaan akan ‘harta/uang, 
pangkat/jabatan atau kedudukan dan kehormatan duniawi’ mengacaukan hidup damai, 
yang didambakan banyak orang. Beberapa petinggi atau pejabat yang seharusnya 
‘membawa damai’ justru sebaliknya menjadi sumber provokasi pertengkaran dan 
permusuhan demi keuntungan diri sendiri. 
 
“Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang 
berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa 
yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, 

Re: [Mayapada Prana] AWARENESS 2

2008-02-01 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
  Din Sayamsudin juga  pernah berkata didepan TV bahwa di Indonesia tidak ada 
terorisme. Bom Bali,Marriot dan Depan Kedutaan Filipina adalah buatan CIA 
Amerika,
  Wasalam
  Wal Suparmo

Mr Anonymous [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jika anda berpikir bahwa toleransi adalah jawaban dari
konflik perpecahan yang terjadi di dunia ini, maka
anda salah. Karena toleransi adalah penyakit yang
perlahan-lahan menggerogoti akal sehat dan jiwa anda.
Toleransi lahir dari sikap mengalah dan merendahkan
diri. Atas nama toleransi, mayoritas akan mengalah
bagi minoritas, walaupun mayoritas tetap merasa lebih
benar dari minoritas. Dan minoritas akan mencoba
berkompromi dengan mayoritas demi mempertahankan
eksistensinya.

Namun, sampai kapan sikap saling mengalah itu akan
terus terjadi? Cepat atau lambat keduanya akan meledak
dan konflik pun kembali terjadi. Toleransi tidak akan
pernah terjadi selama masing-masing pihak tetap merasa
lebih benar dari pihak yang lain. Sikap saling
mengalah bukanlah toleransi, melainkan penekanan. Dan
sampai kapan anda dapat hidup dalam penekanan?
Mayoritas yang sudah muak dengan toleransi akan
menindas minoritas, dan minoritas yang juga sudah
bosan dengan slogan toleransi akan menyusun rencana
pemberontakan.

Entah berapa banyak konferensi perdamaian di luar
negeri yang dihadiri oleh Din Samsuddin, ketua Umum PP
Muhammadiyah Indonesia. Apa yang dibicarakannya adalah
toleransi. Namun, ketika dia kembali ke Indonesia,
dengan tenang dia membenarkan fatwa sesat dari MUI
yang diberikan pada kelompok minoritas Ahmadiyah.
Menanggapi tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap
pengikut Ahmadiyah, Din justru menyuruh pengikut
Ahmadiyah untuk keluar dari agama Islam. Menjijikkan!
Entah toleransi apa yang selama ini dia bicarakan.

Jadi toleransi bukanlah solusi. Apakah sekarang anda
berpikir tentang apresiasi? Saya tidak tahu apa yang
anda maksud dengan apresiasi. Apakah apresiasi berarti
anda mengakui bahwa umat manusia berasal dari satu
sumber dan akhirnya semua jalan berbeda akan menuntun
manusia kembali pada Sang Sumber yang sama? Saya pikir
anda sedang berhalusinasi. Pikirkan sebentar: jika
saya menempuh Islam sebagai jalan saya; dan anda
memilih Buddhisme sebagai jalan anda, apakah akhirnya
kita akan bertemu di ujung yang sama? Jalan berbeda
tidak akan mempertemukan kita pada tujuan yang sama!
Apresiasi seperti halnya toleransi hanyalah sebuah
slogan, dan keduanya adalah penyakit yang harus
dihindari.

Jika toleransi ataupun apresiasi tidak dapat
meyelesaikan masalah di dunia ini, maka pastilah
dibutuhkan revolusi total dalam cara kita berpikir dan
bertindak. Dan jika kita berbicara tentang revolusi,
yang melintas di dalam benak adalah pertumpahan darah.
Tidak. Bukan revolusi seperti itu yang sedang saya
bicarakan. Revolusi sejati tidak pernah dimulai dari
luar diri, revolusi sejati adalah revolusi dari dalam
diri. 

Jika anda adalah seorang aktivis HAM, anda akan
berteriak-teriak di depan publik tentang haramnya
pembunuhan terhadap manusia. Tahukah bahwa anda sedang
memboroskan energi anda sendiri? Apa gunanya
mengharamkan pembunuhan terhadap manusia, sementara
anda masih menghalalkan pembunuhan terhadap binatang!
Baiklah, anda mungkin tidak pernah membunuh manusia
ataupun binatang, tapi kata-kata anda telah menyakiti
anak, istri, suami, dan sahabat-sahabat anda. 

Dalam membela satu kepentingan, anda melupakan
kepentingan yang lain. Anda melihat dunia dari sudut
yang sangat sempit. Seorang aktifis hak asasi
perempuan akan hidup dan mati sebagai pejuang hak-hak
perempuan, tanpa pernah tahu bahwa ada banyak hal-hal
dan hak-hak orang lain yang patut diperjuangkan. Atau,
barangkali sesungguhnya tidak ada sesuatu yang patut
diperjuangkan di dunia ini?

Revolusi dari dalam diri tidak membutuhkan senjata dan
otot. Ada tiga hal penting yang harus dilakukan jika
anda serius dengan perubahan dunia: pertama, anda
sebagai manusia harus mengakui bahwa anda adalah
kejam, penuh dengan kekerasan. Selama ini anda selalu
mengingkari fakta sederhana bahwa manusia itu kejam
dan brutal. Anda menyatakan bahwa manusia adalah
makkhluk yang sempurna dan berbudaya. Dan berdasarkan
keyakinan itu, anda membunuh binatang dan
tumbuh-tumbuhan yang anda anggap derajatnya lebih
rendah dari diri anda. Dan jika hari ini anda membunuh
binatang, suatu saat anda akan membunuh manusia.

Kedua, berdasarkan pemahaman bahwa manusia itu kejam,
anda harus berupaya meningkatkan pemahaman. Anda telah
menyaksikan betapa berbahayanya agama, nasionalisme,
dan kompetisi. Agama, nasionalisme, dan semua bentuk
kompetisi telah melahirkan konflik dan peperangan di
dunia. Jika anda benar-benar telah melihatnya, anda
tidak akan mengulangi kesalahan yang dilakukan orang
tua anda terhadap anda. Anda tidak akan mengirim anak
anda ke sekolah, gereja, masjid, menjadi seorang
nasionalis, memuja bendera dan berhala. 

Ketiga, anda harus memandang hambar segala sesuatu.
Kebutuhan manusia tidak lebih dari makanan sehat yang
cukup dan pakaian untuk 

[Mayapada Prana] Agama2 Itu Isinya Kegilaan Manusia

2008-02-01 Terurut Topik leonardo rimba
DIMANA HIDUP ITU ? APA HIDUP ITU ?


Waktu kecil aku itu agama Katolik (Alkitab + Dogma).
Waktu kuliah, aku belajar Alkitab, dan lebih banyak
bergaul dengan Kristen (Alkitab). Cukup lama
berkecimpung dalam hal kekristenan ini, sampai suatu
saat aku mempertanyakan hal ini: 'apakah kebenaran itu
berubah ubah', bukan kah kebenaran itu sesungguhnya
suatu yang pasti ? Akhirnya Katolik itu aku tolak, 

1. karena adanya perubahan `kebenaran' yang nyata2
disampaikan dalam konsili vatikan ke-2, dimana
perubahan itu membuat aku ber pikir, bagaimana dengan
manusia yang begitu katolik, dan hidup sebelum konsili
vatikan ke 2 itu diadakan, bukankah itu suatu yang
konyol, dimana saat mereka hidup, mereka begitu yakin
akan dogma gereja yang katanya `benar', padahal
setelah mereka meninggal, kebenaran yang mereka
perjuangkan dan pertahankan itu dirubah oleh gereja
sendiri ?

2. mengapa ada perang salib ?
 
3. mengapa ada surat pengakuan dosa ?

4. mengapa ada gerakan `protestan', yang dilakukan
oleh martin luther, yang notabene bukan orang yang
bodoh ?

5. dan banyak hal lain.

Jadi aku berkesimpulan, karena katolik itu
mengharuskan pemahaman terhadap dogma dan alkitab, dan
dogma itu sendiri `berubah-ubah `sesuai dengan kondisi
saat dia dibuat, ya aku meninggalkan katolik itu,
(meninggalkan secara diam2, tidak aku nyatakan pada
orang ramai, karena mempertimbangkan keluarga/
orangtua/ saudara dll). Aku lebih cendrung ke dalam
ajaran kristen protestan, karismatik, pokoknya yang
hanya mengakui Alkitab saja.

Menjadi pemimpin suatu gereja, menginjil, dsb...
Cukup lama aku melakukan hal ini (10th), dan dengan
suatu keyakinan hanya dalam Kristus orang masuk
sorga yang lain masuk NERAKA. Dan agama orang lain ?
Sesat. Setan, dsb. Dalam menjalani semua ini , aku
begitu yakin akan hal itu, aku percaya, dan semua yang
aku lakukan untuk `gereja'.

Aku mendalami Alkitab dengan sungguh2. Pengertian
dalam membaca Alkitab itu membuat aku bertanya-tanya,
'benarkah apa yang selama ini aku jalankan?'

Banyak hal yang terjadi dalam gereja yang membuat aku
muak Contohnya; 

1. perpuluhan yang di berikan pada pendeta, dan ini
menjadi proyek yang luar biasa, karena menguntungkan,
banyak orang begitu gampang bikin gereja, karena 10
persen ini, konyol sekali, tapi nyata, padahal
nyata nyata dalam Alkitab hal yang demikian,
pengertiannya bukan seperti itu. Tapi rata rata
pendeta menggunakannya.

2. dalam Alkitab dikatakan nyatakanlah injil ini
kepada seluruh ciptaan', `ciptaan ini bukan kah
seluruh alam semesta, kenapa kita cuma berbicara
kepada manusia ? Dan bagaimana hal ini dilakukan ?
Apakah aku bisa bicara kepada binatang, bisakah aku
bicara pada pohon, pada angin, pada bumi ?

3. siapa aku sesungguhnya ? Kalau aku potong tangan
ini dua duanya dan aku masih hidup. Kalau aku potong
kaki dua dua aku masih bisa hidup. Kalau begitu aku
potong kepala, maka nggak bisa bernafas, mati. Jadi
hidup itu ada di mana? Dalam jantung ?.. ada orang
yang jantung nya berdetak, tapi nggak sadar (stroke),
hidup kah dia ? Jadi bernafas saja belum menjadikan
orang hidup.

Jadi hidup itu ada dalam otak ? Nggak juga, otak nya
bagus, tapi jantung nggak berdetak dia mati.
Dimana hidup itu ? Apa hidup itu ? Bagaimana yang
manusia itu dinyatakan hidup ?

Alkitab yang aku baca belum memberikan jawaban. Aku
mencari, membaca di dalam Alkitab, mencoba mengartikan
hal ini, nggak ketemu juga. Aku mengalami kematian
dari saudara. Aku mengalami anjingku yang paling ku
sayangi mati…. Aku mengalami keponakanku yang masih
muda belia meninggal…. Apa hidup ini, apa rahasia
hidup ini, dari mana hidup ini, kemana hidup ini….

Aku belajar Al Quran, (diam2, aku ini kan masih aktif
di gereja, nanti apa kata orang? Bukan kah ini sesat,
tapi aku ingin tau …mencari ada jawabannya dalam
sana?...) Nggak ketemu juga, karena baik Alkitab
maupun Al Quran itu memang memberikan tuntunan, namun
jawaban yang diberikan dari pendeta, ulama dsb nya itu
tidak menyentuh hal yang kita tanyakan; jawaban yang
paling sering aku terima adalah `beriman' kamu kurang
`percaya'.

Yang lebih konyol lagi (di dalam Al Quran), cerita
surga disana ada bidadari yang cantik, yang muda dan
perawan, dan kita dilayani dengan pernuh kegembiraan,
ini benar2 omong kosong sedangkan dalam dunia sekarang
ini kita dikatakan berdosa bila melakukan hal yang
asusila, harus begini dan begitu, puasa, dll, …supaya
masuk surga yang begitu. Aduh ini benar2 keterlaluan.

Dalam Alkitab juga ada yang kontradiksi, `suatu hari
nabi Daud berperang, dan tuhan menyuruh dia untuk
membunuh semua yang bernyawa; Daud melakukan semua,
kecuali seekor sapi yang gemuk dan sehat, Daud
bermaksud untuk mempersembahkan sapi ini pada tuhan,
tapi tuhan marah, dan Daud bersalah kepada tuhan
sehingga dia dapat hukuman,.. padahal kita tau, Musa
mendapatkan 10 perintah allah, dan dilarang
membunuh (apa kah allah yang sama, mungkin
memberikan perintah yang bertentangan ? Atau allah nya
daud dan allah nya musa berbeda ? ... tapi kan allah
yang di ceritakan itu 

[Mayapada Prana] KESADARAN AKAN KETIDAKSADARAN ADALAH KESADARAN

2008-02-01 Terurut Topik Mr Anonymous
Kesadaran akan Ketidaksadaran adalah Kesadaran

Meditasi bukanlah sekedar pengendalian tubuh dan
pikiran, bukan juga sistem menghirup dan menghembuskan
nafas. Tubuh harus benar-benar tenang, sehat, dan
tanpa ketegangan; sensitifitas perasaan harus tajam,
dan pikiran dengan segala bualan, gangguan, dan
pencariannya harus berakhir. Seseorang harus mulai
bukan dengan organismenya, melainkan lebih pada
pikirannya dengan opini, prasangka, dan nafsu
pribadinya.  Jika pikiran itu sehat, vital, dan hidup,
perasaan akan terangkat dan menjadi sangat sensitif.
Kemudian tubuh, dengan intelejensi alamiahnya yang
belum teracuni dengan kebiasaan dan selera, akan
berfungsi sebagaimana seharusnya. 

 Jadi seseorang harus mulai dari pikiran dengan
segala ekspresinya dan bukan dengan tubuhnya. Sekedar
konsentrasi membuat pikiran menjadi sempit, terbatas
dan rapuh, tapi konsentrasi sebagai sesuatu yang alami
datang ketika terdapat kesadaran akan cara berpikir.
Kesadaran ini tidak datang dari sang pemikir yang
memilih dan menghakimi, yang menyetujui dan menolak.
Kesadaran ini tanpa pilihan baik di luar maupun di
dalam; kesadaran ini adalah persatuan dari keduanya,
jadi pemisahan antara luar dan dalam berakhir. Pikiran
menghancurkan perasaan, perasaan akan cinta. Pikiran
hanya dapat menawarkan kesenangan, dan di dalam
pencarian akan kesenangan, cinta tersisihkan.
Kesenangan akan makanan, minuman, memiliki kontinuitas
di dalam pikiran, dan pengekangan kesenangan ini
tidaklah berguna; pengekangan hanya menciptakan
konflik dan tekanan.

 Pikiran yang merupakan materi, tidak dapat
menemukan sesuatu yang melampaui waktu, karena pikiran
adalah memori, dan pengalaman di dalam memori itu
mati, seperti matinya dedaunan kering di musim gugur
yang lalu. 

 Di dalam kesadaran akan semua hal ini datanglah
perhatian, yang bukan produk dari kurangnya perhatian.
Adalah kurangnya perhatian yang mendikte kebiasaan dan
melemahkan intensitas perasaan. Kurangnya perhatian
tidak dapat berubah menjadi perhatian. Kesadaran akan
kurangnya perhatian ini adalah perhatian. 

 Pengamatan keseluruhan proses ini ialah meditasi,
yang hanya darinyalah keteraturan itu datang.
Keteraturan ini semutlak keteraturan di dalam
matematika, dan dari sana terdapat tindakan yang
spontan. Keteraturan bukanlah penyusunan, rancangan,
dan proporsi, semua hal itu datang belakangan.
Keteraturan datang dari batin yang tidak dikacaukan
oleh pikiran. Ketika batin hening, terdapat kekosongan
yang merupakan keteraturan. 

***
DARI MEDITATIONS CHAPTER TERAKHIR


  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs



Re: [Mayapada Prana] Agama2 Itu Isinya Kegilaan Manusia

2008-02-01 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Saya hanya mau berkomentar tentang orang yang berhasil MELEPASKAN DIRI  dan 
mmpergunakan otaknya untuk menilai  agama.Ini jarang terjadi karena biasanya 
manusia sejak dalam kandungan sudah di INDOKTRINASI dan di CUCI OTAKNYA untuk  
mempercayai dongeng2 dalam agama.Kalaupun tidak dia akan DIKUCILKAN dan 
dimusuhi dalam lingkungannya.Mendingan kalau memang agama itu dapat 
mempraktekkan teorinya yang muluk2 yang terbukti setelah ribuan tahun TIDAK 
membuat manusia dan dunia lebih baik bahkan mungkin SEBALIKNYA karena  telah 
memakan banyak korban dan orang menderita.Atau ada orang yang MALAS 
mempergunakan otaknya sehingga MENELAN semua yang dipropagandakan oleh 
agama.Karena itu maka PERCUMA untuk bebicara dengan orang2 seperti itu meskipun 
dia bertitel profesor,Ph.D.,S3 atau paus,pastor ,sarjana th.atau kiyayi.Salah2 
komentar mereka: basmi orang ateis ,KAFIR atau komunis seperti itu!
Wasalam,
Wal Suparmo
  

leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote:
  DIMANA HIDUP ITU ? APA HIDUP ITU ?

Waktu kecil aku itu agama Katolik (Alkitab + Dogma).
Waktu kuliah, aku belajar Alkitab, dan lebih banyak
bergaul dengan Kristen (Alkitab). Cukup lama
berkecimpung dalam hal kekristenan ini, sampai suatu
saat aku mempertanyakan hal ini: 'apakah kebenaran itu
berubah ubah', bukan kah kebenaran itu sesungguhnya
suatu yang pasti ? Akhirnya Katolik itu aku tolak, 

1. karena adanya perubahan `kebenaran' yang nyata2
disampaikan dalam konsili vatikan ke-2, dimana
perubahan itu membuat aku ber pikir, bagaimana dengan
manusia yang begitu katolik, dan hidup sebelum konsili
vatikan ke 2 itu diadakan, bukankah itu suatu yang
konyol, dimana saat mereka hidup, mereka begitu yakin
akan dogma gereja yang katanya `benar', padahal
setelah mereka meninggal, kebenaran yang mereka
perjuangkan dan pertahankan itu dirubah oleh gereja
sendiri ?

2. mengapa ada perang salib ?

3. mengapa ada surat pengakuan dosa ?

4. mengapa ada gerakan `protestan', yang dilakukan
oleh martin luther, yang notabene bukan orang yang
bodoh ?

5. dan banyak hal lain.

Jadi aku berkesimpulan, karena katolik itu
mengharuskan pemahaman terhadap dogma dan alkitab, dan
dogma itu sendiri `berubah-ubah `sesuai dengan kondisi
saat dia dibuat, ya aku meninggalkan katolik itu,
(meninggalkan secara diam2, tidak aku nyatakan pada
orang ramai, karena mempertimbangkan keluarga/
orangtua/ saudara dll). Aku lebih cendrung ke dalam
ajaran kristen protestan, karismatik, pokoknya yang
hanya mengakui Alkitab saja.

Menjadi pemimpin suatu gereja, menginjil, dsb...
Cukup lama aku melakukan hal ini (10th), dan dengan
suatu keyakinan hanya dalam Kristus orang masuk
sorga yang lain masuk NERAKA. Dan agama orang lain ?
Sesat. Setan, dsb. Dalam menjalani semua ini , aku
begitu yakin akan hal itu, aku percaya, dan semua yang
aku lakukan untuk `gereja'.

Aku mendalami Alkitab dengan sungguh2. Pengertian
dalam membaca Alkitab itu membuat aku bertanya-tanya,
'benarkah apa yang selama ini aku jalankan?'

Banyak hal yang terjadi dalam gereja yang membuat aku
muak Contohnya; 

1. perpuluhan yang di berikan pada pendeta, dan ini
menjadi proyek yang luar biasa, karena menguntungkan,
banyak orang begitu gampang bikin gereja, karena 10
persen ini, konyol sekali, tapi nyata, padahal
nyata nyata dalam Alkitab hal yang demikian,
pengertiannya bukan seperti itu. Tapi rata rata
pendeta menggunakannya.

2. dalam Alkitab dikatakan nyatakanlah injil ini
kepada seluruh ciptaan', `ciptaan ini bukan kah
seluruh alam semesta, kenapa kita cuma berbicara
kepada manusia ? Dan bagaimana hal ini dilakukan ?
Apakah aku bisa bicara kepada binatang, bisakah aku
bicara pada pohon, pada angin, pada bumi ?

3. siapa aku sesungguhnya ? Kalau aku potong tangan
ini dua duanya dan aku masih hidup. Kalau aku potong
kaki dua dua aku masih bisa hidup. Kalau begitu aku
potong kepala, maka nggak bisa bernafas, mati. Jadi
hidup itu ada di mana? Dalam jantung ?.. ada orang
yang jantung nya berdetak, tapi nggak sadar (stroke),
hidup kah dia ? Jadi bernafas saja belum menjadikan
orang hidup.

Jadi hidup itu ada dalam otak ? Nggak juga, otak nya
bagus, tapi jantung nggak berdetak dia mati.
Dimana hidup itu ? Apa hidup itu ? Bagaimana yang
manusia itu dinyatakan hidup ?

Alkitab yang aku baca belum memberikan jawaban. Aku
mencari, membaca di dalam Alkitab, mencoba mengartikan
hal ini, nggak ketemu juga. Aku mengalami kematian
dari saudara. Aku mengalami anjingku yang paling ku
sayangi mati…. Aku mengalami keponakanku yang masih
muda belia meninggal…. Apa hidup ini, apa rahasia
hidup ini, dari mana hidup ini, kemana hidup ini….

Aku belajar Al Quran, (diam2, aku ini kan masih aktif
di gereja, nanti apa kata orang? Bukan kah ini sesat,
tapi aku ingin tau …mencari ada jawabannya dalam
sana?...) Nggak ketemu juga, karena baik Alkitab
maupun Al Quran itu memang memberikan tuntunan, namun
jawaban yang diberikan dari pendeta, ulama dsb nya itu
tidak menyentuh hal yang kita tanyakan; jawaban yang
paling sering aku terima adalah 

[Mayapada Prana] Menjadi Diri Kita Sendiri

2008-02-01 Terurut Topik dkadarusman
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Tentu kita sudah pernah mendengar kalimat ini; jadilah dirimu 
sendiri! Sungguh, jika seseorang mengatakan hal itu kepada anda, 
dengarkanlah kata-katanya. Dan turutilah. Sehinga menjadilah anda; 
diri anda sendiri. Beda jika kepada anda dikatakan 'perkayalah 
dirimu sendiri!'. Atau, 'dahulukan kepentinganmu sendiri!'. Tidak 
selalu perlu untuk anda turuti. Sebab, nasihat-nasihat seperti itu 
sering membuat anda tersesat. Tetapi, jadilah dirimu sendiri!, 
merupakan sebuah nasihat yang akan sangat membantu anda untuk 
menjadikan hidup anda memiliki makna. Jika kepada anda belum pernah 
ada yang mengatakannya selama ini; maka anggaplah ini merupakan saat 
bagi anda untuk memulainya. Memulai apa? Memulai untuk 'bersungguh-
sungguh' menjadi diri anda sendiri. Dan, jadilah dirimu sendiri!

Bukan hal aneh jika berkali-kali saya mendapatkan email dari teman. 
Baik teman lama, maupun teman baru. Mengabarkan bahwa mereka membaca 
artikel-artikel serupa dengan yang saya tulis, dan seseorang 
mengklaim bahwa artikel itu ditulis olehnya. Dari mulai sekedar 
menyingkirkan nama saya dari artikel itu. Atau membubuhkan namanya 
sendiri diakhir atau awal artikel dengan menambahkan kata 'by'.Gue 
bingung deh, Dang. Elo yang niru, apa dia yang ngaku-ngaku? 
katanya. Soalnya mirip banget, teman saya itu menambahkan. Paling 
hanya diedit sedikit-sedikit, lanjutnya. Namun, boleh jadi memang 
Tuhan mengajarkan hal yang sama kepada banyak orang dengan cara yang 
sangat persis, bukan? Jadi, segalanya bisa sama. Lalu teman saya 
menghardik; elu itu yach, naif banget!

Mungkin benar saya ini naif. Tetapi, kalaupun memang hal itu 
terjadi, bagaimana jika saya relakan saja semuanya itu? Lagi pula, 
hal itu tidak hanya menimpa saya. Tetapi juga orang lain. Kasus saya 
itu tidaklah seberapa dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa lain 
dalam kehidupan nyata kita. Didunia musik, sudah sejak lama para 
musisi mengkritisi pencipta lagu yang hasil karyanya begitu mirip 
dengan lagu-lagu lain. Entah itu dengan lagu-lagu jaman dahulu kala 
sehingga tidak banyak lagi orang yang mengenalnya. Atau juga dengan 
lagu-lagu dinegara lain. Didunia seni lukis juga demikian. Sehingga 
para kurator harus bekerja keras untuk menilai apakah lukisan itu 
benar-benar asli atau tidak. Apapun itu, bagi saya; sebuah karya 
bisa mirip. Sangat mirip. Mungkin juga identik. Dan boleh jadi, 
keduanya merupakan karya yang asli. Siapa tahu? Yang penting, kita 
menghindarkan diri dari perilaku yang tidak terpuji. Selesai. 

Sekarang, bagaimana jika kita mencoba menarik pelajaran penting yang 
dikandungnya saja? Sesuatu yang bermanfaat bagi setiap individu; 
anda dan saya. Yaitu pelajaraan untuk 'menjadi dirimu sendiri'. 
Belajar tentang sesuatu yang kita sebut sebagai identitas diri. 
Betapa banyak manusia yang mengalami krisis identitas diri. Oleh 
karenanya, tidak terlalu mengherankan jika para ahli dan pemikir 
positif terus menerus mengatakan jadilah dirimu sendiri! 

Oh ya, menurut pendapat anda; mengapa kalimat usang itu masih tetap 
laku dijaman ini? Anda benar, karena sampai sekarang pun kita masih 
mempunyai kecenderungan itu. Nyaris dalam segala aspek kehidupan 
kita. Sudah sejak lama kita terpenjara dalam sejenis penyakit 
kejiwaan ini. Mengapa dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan? 
Karena, ini mengindikasikan ketidakpercayaan kita kepada diri kita 
sendiri. Tepatnya, kita tidak memberikan cukup kepercayaan kepada 
diri kita sendiri. Kita, tidak percaya bahwa kita bisa berbuat 
sebaik, bahkan lebih baik dari orang lain. Sikap ini kemudian 
menuntun kita kepada rendahnya penerimaan kita terhadap diri kita 
sendiri. Dengan kata lain, kita 'tidak menginginkan diri kita 
seperti apa adanya'. Dan akhirnya, kita terjebak dalam krisis 
identitas diri yang kronis.

Hey, ingatlah; saya tidak sedang membahas para peniru itu. Saya 
sedang membahas diri kita sendiri. Jadi, hendaknya tidak terlalu 
yakin dulu dengan mengatakan bahwa kita tidak mengalami krisis 
semacam itu. Benarkah? Jika anda masih suka merasa 'kurang pede'; 
berhati-hatilah. Itu bisa menjadi salah satu indikasinya. 

Memang, proses abrasi identitas diri ini terjadi sedikit demi 
sedikit dan perlahan-lahan sehingga kita sering tidak menyadarinya 
sama sekali. Kita harus menghentikan abrasi identitas diri itu. 
Mengapa? Karena, jika kita membiarkannya terus menerus menggerus; 
maka lama kelamaan kita akan benar-benar kehilangan identitas diri 
kita. Kita hidup, tapi hidup dalam bayang-bayang orang lain. Kita 
berkarya, tetapi terkontaminasi  karya orang lain. Lalu, siapakah 
diri kita ini sesungguhnya? 

Baiklah, tapi..., bisakah kita menghentikan abrasi identitas diri 
itu? Bisa. Selama kita bersedia melakukannya. Sesulit apakah itu? 
Tidak terlalu sulit. Seperti apakah itu? Ada tiga hal yang bisa kita 
tempuh untuk melakukannya.

Pertama, percayalah bahwa setiap individu itu diciptakan secara 
unik. Tidak ada satu orang pun dimuka bumi ini yang benar-benar 

[Mayapada Prana] Pembelajaran Bersama -- AWARENESS 2 --- Jawaban nya ada di kata : Apakah kesadaran itu ?

2008-02-01 Terurut Topik Sudrajat IDSRG Ass MGR OPS
 
 
Dear  all my brothers  sisters,
 
Meskipun..cukup sulit buat saya mengikuti alur isi / pemikiran tulisan
artikel ini.
 
Secara keseluruhan ...penulis..tetap bermaksud baik .
 
Jawabannya...sebetulnya ( menurut pribadi ini )...di kata ITU SENDIRI –
AWARENESS. APAKAH KITA MAU BEDAKAN DENGAN CONSCIOUSNESS , YANG
TERPENTING ADALAH  PENGERTIAN DARI KESADARAN ITU SENDIRI.
 
Dan, apakah pagi ini anda menyambut sang matahari?
Apakah anda melihat bunga-bunga itu dengan sepenuh
hati? Melihat rumah gubug di tengah sawah, bangunan
yang hampir runtuh, seseorang yang tak dikenal lewat
di depan rumah anda; mendengarkan burung-burung
berkicau, bunyi lonceng gereja. Lihatlah dan
dengarkanlah semua itu di dalam dan di luar diri anda
sendiri. 


Apa yang di dapat dari sini ?
 
Apakah kesadaran kita semakin sempit/kecil/kerdil...atau semakin
luas/universal ?
 
Nah, jawabannya...adalah mendapatkan kesadaran dari kata kesadaran
itu sendiri.
 
-  Kesadaran yang di dalam tubuh : dari kesadaran datang dari
luar ( virus, bakteri , dll ) . kesadaran di dalam tubuh itu sendiri (
kesadaran dari sel darah merah , sel darah putih, sel rambut kepala
berbeda kecerdasan / kesadaran dengan sel rambut di alis, kesadaran
organ jantung , hati dll ).
 
-  Kesadaran di adik kelas manusia : di dunia binatang,  adik
kelasnya lagi : di dunia tumbuh tumbuhan ; adik kelanya lagi : di dunia
mineral.
 
-  APAKAH  KESADARAN ITU ???,  DAN APAKAH KESADARAN ITU/ INI
BERSUMBER DARI SUMBER YANG
 
  TUNGGAL YAITU TUHAN SANG ABSOLUT ??? --- DAN AKHIRNYA..APAKAH
KESADARAN ITU SENDIRI ADALAH TUNGGAL ?
 
 
Mencoba menghayati dan mengerti ini…, kita pasti akan punya nilai
pandangan lebih terbuka – universal. Dan akhirnya..kitalah yang harus
lebih mengerti dan memahami mereka.  Bukan sebaliknya. Kenapa ?
jawabanya ada di kata : Kesadaran.
 
 
 
Salam kasih
Imam Sudrajat
-Original Message-
From: mayapadaprana@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mr Anonymous
Sent: Friday, February 01, 2008 8:38 AM
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Subject: [Mayapada Prana] AWARENESS 2
 
Jika anda berpikir bahwa toleransi adalah jawaban dari
konflik perpecahan yang terjadi di dunia ini, maka
anda salah. Karena toleransi adalah penyakit yang


 Dalam membela satu kepentingan, anda melupakan
kepentingan yang lain. Anda melihat dunia dari sudut
yang sangat sempit. Seorang aktifis hak asasi
 
Revolusi dari dalam diri tidak membutuhkan senjata dan
otot. Ada tiga hal penting yang harus dilakukan jika


Dengan kesombongannya, manusia telah mencapai bulan,
menciptakan bom atom, dsb. Apa gunanya berjalan-jalan
di bulan? Agar bangsa anda dihormati oleh
bangsa-bangsa lain yang belum mampu menciptakan
teknologi untuk terbang ke bulan? Apa gunanya
menciptakan bom atom? Agar bangsa anda dapat
membinasakan bangsa lain yang anda anggap
berseberangan dan lebih rendah derajatnya dari bangsa
anda? 

 i.
 Dan, apakah pagi ini anda menyambut sang matahari?
Apakah anda melihat bunga-bunga itu dengan sepenuh
hati? Melihat rumah gubug di tengah sawah, bangunan
yang hampir runtuh, seseorang yang tak dikenal lewat
di depan rumah anda; mendengarkan burung-burung
berkicau, bunyi lonceng gereja. Lihatlah dan
dengarkanlah semua itu di dalam dan di luar diri anda
sendiri. 

***

TULISAN SAYA SENDIRI