[Mayapada Prana] Ulama Wajib Mengoreksi Penguasa

2008-08-01 Terurut Topik Karman
SAYA FORWARD DARI MILIS TETANGGA

ULAMA WAJIB MENGOREKSI PENGUASAOleh : KH. M. Shiddiq Al-JawiPengantar
Ulama mempunyai peran strategis, karena mereka menentukan baik buruknya 
masyarakat. Imam Al-Ghazali mengatakan, "Rusaknya masyarakat dikarenakan 
rusaknya penguasa. Sedang rusaknya penguasa dikarenakan rusaknya ulama. 
Rusaknya ulama dikarenakan cinta harta dan kedudukan." (Imam Al-Ghazali, Ihya` 
Ulumiddin, 2/191).
Karena itu, tidak heran banyak kitab yang membahas tentang ulama, khususnya 
dalam perannya beramar ma'ruf nahi mungkar kepada penguasa. Di antaranya adalah 
kitab karya Syaikh Abdul Aziz Al-Badri, yaitu Al-Islam Baina Al-Ulama wa 
Al-Hukkam (Ulama Mengoreksi Penguasa). Kitab inilah yang akan ditelaah dalam 
kesempatan ini. 
Al-Badri yang merupakan ulama Hizbut Tahrir Irak ini juga dikenal dengan karya 
beliau lainnya berjudul Al-Islam Dhamin li Al-Hajat Al-Asasiyah li Kulli Fardin 
wa Ya'mal li Rafahiyatihi (Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Islam) (Jakarta : 
GIP, 1995).
Yang menarik dan sekaligus menggetarkan, Al-Badri ternyata tak hanya berjuang 
dengan lidah dan pena, namun juga dengan totalitas jiwa dan raganya. Apa yang 
ditulis Al-Badri dalam kitabnya Al-Islam Baina Al-Ulama wa Al-Hukkam tidak 
berhenti sebatas torehan pena di atas kertas. Beliau juga mengamalkan apa yang 
ditulisnya. Dengan gagah berani beliau mengkritik penguasa Irak yang tengah 
melancarkan penangkapan terhadap para ulama dan aktivis Islam pada tahun 1969. 
Al-Badri yang seorang imam masjid dari distrik Dragh kota Baghdad ini, akhirnya 
gugur sebagai syuhada (insya Allah) karena siksaan brutal rezim Baats pimpinan 
Saddam Husein. Semua itu hanya karena Al-Badri menjalankan tugas sucinya 
sebagai ulama mengkritik Saddam Husein yang kejam dan tidak mengenal 
perikemanusiaan. Latar Belakang
Al-Badri melihat bahwa pada masa kejayaan Islam selama sekitar seribu tahun, 
ulama memegang peran strategis dalam kehidupan. Mereka bagai pelita di tengah 
kegelapan hidup yang menuntun semua manusia, baik penguasa maupun rakyat biasa. 
Kerjasama (ta'awun) antara ulama yang jujur dengan penguasa yang adil, telah 
mengantarkan umat ke puncak kejayaannya (hlm. 12).
Namun kondisi itu sekarang tidak ada lagi. Ini terjadi sejak tahun 1918 (1326 
H) tatkala pemerintahan Islam mulai lalai dalam menjalankan hukum Islam. Saat 
itu kafir penjajah yang menduduki sebagian wilayah pemerintahan Islam 
memaksakan hukum Barat yang kufur dalam sistem perdata dan pidana (al-huquq wa 
al-jaza`). Penguasa pun cenderung berbuat kemungkaran, sementara ulamanya tidak 
punya keberanian untuk melarangnya (hlm. 20). 
Kondisi buruk seperti inilah yang melatarbelakangi Al-Badri menulis kitabnya 
Al-Islam Baina Al-Ulama wa Al-Hukkam. Beliau ingin memperbaiki kondisi yang 
ada, dengan mengembalikan ulama dan penguasa pada perannya masing-masing secara 
benar. Penguasa berperan menjalankan syariah Islam secara adil demi 
kemaslahatan rakyat, bukan menjalankan hukum-hukum Barat yang kufur, 
sebagaimana kenyataan sekarang (hlm. 48). Sementara ulama, berperan sebagai 
pembimbing agar umat dan penguasa tidak tersesat, bukan hanya diam dan takut 
kepada penguasa yang menyimpang dari hukum Allah atau menerapkan hukum kufur 
dari penjajah. Al-Badri tanpa ragu menandaskan, kalau ulama takut kepada sesama 
manusia, maka keberadaannya di tengah umat sungguh sia-sia belaka. (hlm. 13 & 
41).
Di situlah peran penting ulama, yakni berjuang meluruskan penyimpangan 
penguasa. Dan dalam kitabnya, Al-Badri berhasil menjelaskan perjuangan ulama 
ini dengan sangat baik, karena Al-Badri tidak saja menjelaskannya secara 
normatif, namun juga secara historis-empiris. Artinya, Al-Badri tak sekedar 
menerangkan ayat atau hadits mengenai tugas ulama mengoreksi penguasa, namun 
juga menceritakan kisah-kisah nyata bagaimana ulama berhadapan dengan penguasa. 
Pembaca akan menemukan tebaran kisah teladan yang melukiskan sejarah perjuangan 
ulama ketika berhadapan dengan penguasa. (hlm. 11). Di antaranya adalah kisah 
bagaimana ulama mengoreksi penguasa, menjawab pertanyaan penguasa, menyikapi 
hadiah dari penguasa, dan menghadapi ujian dari penguasa. Ulama Mengoreksi 
Penguasa
Suatu saat Khalifah Umar bin Khathab membagikan ghanimah berupakan kain buatan 
Yaman. Masing-masing mendapat satu helai secara adil. Namun ternyata Umar 
nampak memakai kain tambahan untuk gamis yang dipakainya. Salman Al-Farisi pun 
menginterupsi Umar yang tengah berkhutbah,"Kami tidak akan mendengar dan 
mentaatimu. Dari mana Anda mendapat tambahan kain untuk gamismu?"
Umar menjawab,"Jangan Anda terburu-buru mencelaku." Lalu Umar memanggil dan 
bertanya kepada anaknya Abdullah bin Umar,"Aku bertanya kepadamu, dengan nama 
Allah, bukankah gamis yang kupakai ini sebagian adalah hadiah darimu?" Abdullah 
bin Umar berkata,"Benar ya Amirul Mukminin, itu adalah bagianku yang 
kuhadiahkan kepadamu." Salman pun lalu berkata,"Kalau begitu, lanjutkan khutbah 
Anda, kami akan mendengar dan mentaatimu." (hlm. 78).
Itulah pengg

[Mayapada Prana] Trs: [kmm_mesir] Ponsel Tingkatkan Resiko Kanker Mulut?

2008-07-24 Terurut Topik Karman

 
 Ponsel Tingkatkan Resiko Kanker Mulut?
 
- Penelitian terhadap ponsel atau telepon selular tak pernah ada habisnya. Jika 
beberapa waktu para ilmuwan Swedia menyebut penggunaan ponsel dalam jangka 
waktu lama beresiko terkena kanker otak 80 persen lebih besar dibandingkan yang 
tidak menggunakan ponsel. Kini ilmuwan Israel menyebut ponsel bisa meningkatkan 
resiko tumor mulut.
Penggunaan ponsel dalam waktu lama dan rutin akan meningkatkan resiko tumor 
sekitar 50 persen dibanding mereka yang sama sekali tak menggunakan ponsel. Dan 
hasil ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peneliti yang sampai saat ini 
belum memahami secara detail bagaimana ponsel bisa 'meracuni' tubuh manusia.
Studi yang dilakukan sebelumnya juga belum memberikan hasil detail efek buruk 
ponsel dan kesehatan manusia, pun dari pihak produsen yang menyangsikan resiko 
kesehatan dalam menggunakan ponsel.
Namun studi baru yang dilakukan ilmuwan Israel yang hasil penelitiannya dimuat 
di American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa setidaknya 402 orang 
mengalami tumor mulut dalam kondisi sedang, sementara 56 lainnya masuk kategori 
kanker ganas. Penelitian ini melibatkan 1.266 pengguna ponsel.
Mereka yang menggunakan ponsel lebih dari normal, atau menggunakan dalam waktu 
lama dan kontinyu beresiko mengembangkan tumor pada parotid gland (kelenjar 
liur), yang terletak di mulut dengan posisi dekat telinga.
Pengguna ponsel di area pedesaan atau kawasan pinggiran, di mana ponsel bekerja 
lebih keras untuk melakukan kontak dengan BTS (Base Transceiver Station) 
terdekat, beresiko lebih besar terkena tumor.
Studi menyebutkan bidang elektromagnetik yang dipancarkan ponsel secara 
kontinyu akan membuat sel tubuh bereaksi berlebihan. Namun tingkat radiasi 
ponsel yang digunakan selama ini masih dinilai terlalu kecil efeknya pada 
kesehatan bahkan untuk mengacaukan atau merusak struktur DNA. Para ilmuwan 
masih terus melanjutkan misteri efek ponsel pada kesehatan ini.
Dr Siegal Sadetzki, dari Chaim Sheba Medical Centre di Tel Hashomer, Israel, 
menyatakan: "Sebelum dilakukan riset lebih lanjut dan menemukan bukti efek 
buruk ponsel pada kesehatan, kita masih meyakini hasil studi yang selama ini 
telah dilakukan sebagian besar komite para ilmuwan dan kami berharap pemerintah 
mendukung penelitian ini," jelas Sadetzki seperti dilansir dari dailymail.co. 
uk, Kamis (21/12/07).
Studi tentang tumor mulut ini juga dilakukan ilmuwan dari Denmark dan Swedia, 
namun tidak ditemukan kenaikan jumlah penderita kanker mulut karena efek ponsel.
"Ini adalah salah satu bukti bahwa ponsel memiliki efek biologis pada manusia. 
Dan ini menimbulkan satu pertanyaan lagi bagi kita untuk lebih berhati-hati dan 
menggunakan ponsel dalam batas wajar, meski belum ditemukan kejelasan pasti 
akan efek negatifnya," papar Graham Philips dari Powerwatch.

Dapatkan alamat Email baru Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! 


  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Bls: [Mayapada Prana] SAY NO TO SYARIAT ISLAM !

2008-07-23 Terurut Topik Karman
lho anda sendiri kok pengecut, menunjukan jati diri aja gak berani. apa ini 
moral yang baik
hah...

 
 
Sumber: http://karomatan.multiply.com
Tetap Semangat!!
+6285865888238
http://karomatan.multiply.com
email alternatif: [EMAIL PROTECTED]
Karman




- Pesan Asli 
Dari: xx xx <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: mayapadaprana@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 05:19:59
Topik: Re: [Mayapada Prana] SAY NO TO SYARIAT ISLAM !


hukum apapun yang di gunakan di indonesia sama saja ' jika moral orang udah 
bejat saya rasa tidak akan mempan' justru moral yang baik perlu  ditanamkan di 
setiap individu ' sama sewaktu masih duduk di sekolah dasar guru selalu 
mengingatkan dan  mengajarkan agar kita saling tolong menolong sesama manusia, 
mengasihi, menghargai tapi kenyataan yang kita lakukan ? silahkan anda tanyakan 
pada diri anda sendiri karena anda yang tau sendiri ?


--- On Wed, 6/4/08, Wal Suparmo  wrote:

From: Wal Suparmo 
Subject: Re: [Mayapada Prana] SAY NO TO SYARIAT ISLAM !
To: mayapadaprana@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, June 4, 2008, 8:46 PM


Salam,
Saya kira salah faham mengenai Syariat Islam itu disebabkan oleh orang2 yang 
SETENGAH ISLAM dan hanya NGAKU2 Islam saja.Apa maksud mereka 
menjadi pertanyaan yang besar.
Kalau Negara mau memberlakukan Syariat Islam harus ada  PEMISAHAN YANG TEGAS 
antara warga negara yang Islam dan yang non Islam.Seperti sedikit banyak 
dilakukan di Malaysia.TIDAK SALING MENGGANGGU BAHKAN DENGAN POLUSI SUARA  ADZAN 
MESYID PUN TIDAK BOLEH jika ada keberatan DARI FIHAK NON ISLAM.Kasino ( lokasi 
judi) untuk NON ISLAM juga dilegalkan   dan tidak boleh diserbu ala FPI.
ANDAIKATA diperlakukan hukum potong tangan dsb, hanya berlaku bagi pencuri atau 
koruptor  ISLAM. Bahwa yang mengaku Islam sudah semestinya harus melaksanakan 
ibadah sesuai Islam dan itu adalah kewajaran. Kalau keberatan melaksanakan 
ajaran Islam, KELUARLAH DARI ISLAM, tetapi Islam juga tidak boleh mengancam 
dengan SUNAT BAWAH(masuk Islam) atau SUNAT ATAS ( potong leher kalau tidak 
masuk Islam) dan usaha2 penipuan lain dan boikot ,pengucilan dan diskriminasi.
Wasalam,
Wal Suparmo

Kiwilawuk alkatiri <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
Kenapa harus alergi terhadap syariat Islam?
Syariat Islam hanya berlaku bagi orang Islam. Yang diluar Islam kenapa harus 
repot-repot mikirin syariat ini? Nggak perlu ikutan deh.karena jika syariat 
Islam ditegakkan, anda yang bukan islam tidak akan diatur oleh syariat Islam. 
Jangan takut. Jika ada hukum islam yang menurut anda tidak sesuai dengan HAM, 
biarkanlah karena anda bakalan tidak diatur oleh itu. Bebaskan Islam dengan 
hukumnya seperti falsafah anda dengan tidak membedakan agama, ras, suku dan 
sebegainya. Jika hukum Islam diukur oleh ukuran anda, tidak akan pernah 
nyambung & sia-sia. Jangan paksakan itu, malah akan menimbulkan konflik. Saya 
termasuk yang tidak setuju dengan tindakan memanaskan monas oleh FPI. Biarkan 
orang Islam yang menyelesaikan dengan menyerahkan kepada aparat yang berwenang. 
Jika hal itu seolah mengintimidasi Ahmadiyah, karena Ahmadiyah punya masalah 
dengan Islam. Yang harus kita lakukan, memotivasi pemerintah & aparatnya untuk 
selalu bertindak tegas & cepat terhadap
 kewajibannya sebagai aparatur negara. Alasan apalagi bagi anda untuk menentang 
Syariat Islam, toh anda tidak termasuk orang yang diatur oleh syariat ini,  
kecuali anda beragama Islam. Sebetulnya ada atau tidak ada syariat Islam, bagi 
anda tidak ada bedanya. 

Kalo bukan beragama Islam jangan sok tau & memasuki wilayah Islam. Anda punya 
ukuran, Islam punya ukuran. Jangan sampai filosofi yang anda anut tercemar oleh 
ketidakkonsistenan anda. Jika umat islam tidak bisa mengikuti pola fikir yang 
anda mau, jangan dilibatkan & jangan dipaksakan mengikuti anda. Jika menurut 
anda hukum islam tidak sesuai dan berdosa sesuai dengan keyakinan yang anda 
anut, saya salut, berarti anda betul-betul mengimani keyakinan anda. Lakukan 
itu dilingkungan keyakinan anda Begitu juga jika umat Islam menganggap ajaran 
selain islam adalah salah, itu bagian yang harus diimani oleh umat Islam. 
Konsistenlah dengan faham anda tentang kebebasan beragama. bebaskan agama-agam 
melakukan hukumnya dilingkungannya. Perangi oleh anda, dengan cara anda jika 
memang dilingkungan keyakinan anda ada pihak yang seiman dengan anda melakukan 
salah & berdosa. Umat Islam pun akan melakukan    tindakan jika ada pihak islam 
yang melakukan kesalahan.
 Dimanapun juga, jika ada pihak lain yang menyerang pihaknya tertu akan 
melakukan perlawanan. Islam tidak akan menyerang jika memang tidak diganggu., 
entah anda.Gitu aja kok repot.




- Original Message 
From: Subhan Affan <[EMAIL PROTECTED] com>
To: mayapadaprana@ yahoogroups. com; daily_lists@ yahoo.com
Sent: Wednesday, June 4, 2008 10:24:12 AM
Subject: Re: [Mayapada Prana] SAY NO TO SYARIAT ISLAM !


salam,
 
silahkan buat mas leo berjalan dgn belief system-Nya.. 
s

[Mayapada Prana] politik media, pengalaman perjanjian hudaibiyyah

2008-07-22 Terurut Topik Karman
besar-besarkannya. inilah yang saya sebut 
suhailisme media. 
Untuk kedepan saya kira gejala suhailisme akan terus ada, selama 
komunikasi-masaa dalam bingkai kepentingan pragmatis, mendukung denominasi 
kultural, ingroup dan kelas tertentu. sebagai muslim saya sendiri tidak 
khawatir akan hal itu demi tujuan penyampaian kebenaran (lida'watil 
islamiyyah). Nabi sendiri pernah mendapat predikat Al Amin, namun setelah 
menyampaikan risalah ilahiyyah ia disebut sebagai tukang ngelantur, dukun 
(kaahin), sampai julukan orang Gila (Al Majnuun).
      
 
 
Sumber: http://karomatan.multiply.com
Tetap Semangat!!
+6285865888238
http://karomatan.multiply.com
email alternatif: [EMAIL PROTECTED]
Karman






  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/