Dosen Unpad Tolak Penghargaan dari Presiden Jum'at, 20 Agustus 2010 | 11:01 WIB Yesmil Anwar. Foto: unpad.ac.id TEMPO Interaktif, Bandung - Kecewa berat dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dosen Universitas Padjadjaran Bandung Yesmil Anwar menolak penghargaan Satya Lencana Karya Satya. Dosen krimonologi tersebut menganggap sikap SBY lunak dalam menghadapi kasus penangkapan tiga pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan oleh pemerintah Malaysia beberapa hari lalu. "Saya kecewa dengan sikap Presiden yang lembek begitu," ujarnya kepada Tempo, Jumat (20/8). Sedianya Yesmil Anwar akan menerima penghargaan atas pengabdiannya menjadi pegawai negeri sipil sebagai dosen selama 26 tahun. Satya Lencana tersebut akan disematkan pada 17 Agustus lalu kepada 40-an dosen dalam upacara hari kemerdekaan di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung. Namun niat itu urung setelah Yesmil melihat berita penangkapan pegawai kelautan oleh pemerintah Malaysia setelah patroli laut Indonesia berhasil menangkap para nelayan pencuri ikan. "Melecehkan betul itu pemerintah Malaysia, tetapi Presiden kita tidak berbuat apa-apa," ujarnya. Jika masalah demarkasi dan kehormatan tidak diselesaikan dengan cara elegan, kata Yesmil, Indonesia bisa dilihat negara lain sebagai bangsa yang tidak berdaulat. Kekecewaannya bertambah setelah akhirnya ketiga pegawai tersebut harus ditukar dengan para pencuri ikan. "Kedaulatan itu kan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi," ujarnya. Karena itu, ia memilih ikut upacara bersama seniman dan budayawan di Gedung Indonesia Menggugat Bandung daripada menerima penghargaan dari pemerintah. Yesmil berharap, setidaknya SBY mengeluarkan pernyataan yang tidak bertolak belakang dengan sikap bebas aktif Indonesia. Dalam pidato kenegaraan, kata dia, SBY hanya bicara normatif dan tidak menyinggung masalah kedaulatan negara yang harus dijaga. "Saya ingin dia bersikap lebih jelas, seperti Soekarno yang berbicara dengan lantang," ujarnya. Penolakan penghargaan tersebut sejauh ini tak mengundang reaksi negatif dari pihak mana pun, bahkan dari lingkungan atau Rektor Unpad sendiri, serta pemerintah. Yesmil pun tak khawatir penolakannya itu akan menghambat karier atau kepangkatan sebagai pegawai negeri. "Tidak ada masalah, tapi silahkan saja jika ada yang ingin mempermasalahkan," katanya. Sikapnya tersebut, kata Yesmil, bukan karena ia anti SBY. "Saya bukan anti atau pendukung, saya partisan, tapi makin ke sini dia hanya bergelut dengan politik saja," ujarnya. http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2010/08/20/brk,20100820-272675,id.html ANWAR SISWADI http://sastrapembebasan.wordpress.com/ http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/ Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/