Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia <[EMAIL PROTECTED]> wrote : > > Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya > Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba > lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? > Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Assalamu'alaikum ... Tentu saja mbak. Prinsip dalam belajar dari budaya lokal, di luar Al Qur'an dan As Sunnah,adalah selalu menge-check dgn Al Qur'an dan As Sunnah. Tidak ada budaya lokal yang 100% sesuai Al Qur'an/As Sunnah, sebagaimana juga di budaya manapun kita bisa menemukan local wisdom ... Termasuk budaya Arab misalnya. Kedatangan Rasulullah saw menunjukkan bahwa ada banyak budaya Arab yg perlu dibenahi melalui Al Quran dan As Sunnah. Hanya saja, mengikuti panduan Aa Gym, saya hanya coba 3M. Mulai dari diri sendiri, Mulai dari apa yg bisa dilakukan, Mulai dari Sekarang. Nah ! Jika ada masukan dari budaya lain, silahkan ... Kita tidak perlu MEMPERTENTANGKAN Islam dengan budaya lokal ... baik Jawa, Cina, Minang, Aceh, Dayak, Asmat, Sasak, Bali dll ... Islam jauh lebih tinggi dari semua itu, dan tidak ada yg lebih tinggi darinya. Bagaimanapun, saya misalnya juga membaca kisah-kisah dari Cina dll, bahkan dari Eropa ... Di manapun ada hikmah, itu milik Muslim yg hilang. Ini tantangan ART dalam mengelola KNOWLEDGE. Bagaimana kita bisa menjadi "chief knowledge officer" ... Wassalamu'alaikum Eko Budhi S On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia <[EMAIL PROTECTED]> wrote : > Assalaamu'alaikum wr. wb., > > Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya > mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. > > Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari > seri "mangan ora mangan kumpul" dan juga dari pemikiran-pemikiran Prof. > Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada > gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah). > > Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip "ngono yo > ngono ning ojo ngono". Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat > dipentingkan dalam Islam. > Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa > Tengah secara budaya atau "way of life" dapat dikatakan sebagai pada dasarnya > Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual > ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, > keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. > > So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman > Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan > dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam. > > Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya > Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba > lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? > Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... > > Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan > Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan > Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? > > Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya > Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? > Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada > kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi > kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah > dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu terlalu > introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah ditanyakan > kontribusinya. > > Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari etnis > Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang saja, > selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya lapisan > Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai "way of life" > orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat > dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari kalangan > Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. > > Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan... > > Wassalaam, > > Ema A > > Kutipan "Eko Budhi S, Ghifari.Org" <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Fwded from : > > http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/ > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], "Eko Budhi S, Ghifari.Org" <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > Assalamu'alaikum ... > > > > Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah "bagaimana > > mempunyai pemimpin terbaik". Bagaimana mempunyai pemimpin yg "ing > > ngarsa sung tul
Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, izinkanlah saya mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) dari seri "mangan ora mangan kumpul" dan juga dari pemikiran-pemikiran Prof. Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya menyimpulkan ada gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa (Tengah). Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip "ngono yo ngono ning ojo ngono". Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang sangat dipentingkan dalam Islam. Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis Jawa Tengah secara budaya atau "way of life" dapat dikatakan sebagai pada dasarnya Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh ritual ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum selesai, keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari pendiri Taman Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali dihubungkan dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media dakwah Islam. Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari budaya Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk mencoba lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak ribuan... Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI Keturunan Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari Aceh dan Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep budaya Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri barangkali ada kekurangan dari konsep-konsep tersebut dan penerapannya. Juga memberi kesempatan kepada konsep-konsep dari budaya etnis lain yang dari segi jumlah dan kualitas juga tidak kalah... hanya, mungkin etnis-etnis lain itu terlalu introvert sehingga dianggap tidak ada konsepnya karena tidak pernah ditanyakan kontribusinya. Saya sendiri pernah mengalami pernikahan yang kandas dengan orang dari etnis Jawa Tengah. Mungkin ada bias karena masalah ini, tapi, terus terang saja, selama pernikahan itu saya terheran-heran sendiri melihat tipisnya lapisan Islam yang membungkus budaya Jawa Tengah yang dipakai sebagai "way of life" orang-orang dari etnis Jawa Tengah tersebut pada umumnya. Yang dapat dikecualikan dari penggambaran kondisi ini mungkin hanya yang dari kalangan Muhammadiyah atau segelintir pesantren saja. Begitu saja dulu, mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan... Wassalaam, Ema A Kutipan "Eko Budhi S, Ghifari.Org" <[EMAIL PROTECTED]>: > Fwded from : > http://groups.yahoo.com/group/i-ummah/ > > --- In [EMAIL PROTECTED], "Eko Budhi S, Ghifari.Org" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Assalamu'alaikum ... > > Jika kita perhatikan di media. Drive saat ini adalah "bagaimana > mempunyai pemimpin terbaik". Bagaimana mempunyai pemimpin yg "ing > ngarsa sung tulodho" ... > pemimpin yg memberi contoh. > > Juga di sisi lain, bagi mereka yg masih berkompetisi, berjuang buat > "naik daun". mereka yg berada di tengah-tengah, berkembang middle > class yg mencoba mengembangkan berbagai opini, saran, ide, kritik dan > aspirasi > > dalam budaya Jawa, ini dikenal sebagai "ing madya mangun karsa" ... di > lapisan tengah membangun semangat, spirit ... > > Media telah meng-cover secara terbuka ttg mereka yg "ing ngarsa" ... > bahkan kecendurangannya media kita yg "istana-sentris" hanya > mengedepankan peran-peran pemimpin ... > > Berbagai buku juga telah diterbitkan yg mengdepankan cara berpikir > bahwa kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada satu atau dua orang > di atas. Bahwa mereka yg di ataslah yg layak diakui sebagai yg membuat > keberhasilan. > > Buku ttg Kisah Sukses google misalnya, mengedepankan dua orang Yahudi > Rusia yg memulai Google yaitu Larry dan Sergey. Atau Microsoft yg > dikenal sebagai keberhasilan seorang Gate. > > Kita masih kurang menyadari pentingnya middle-class. Meskipun saat ini > dalam euforia kebebasan partisipasi berbagai pihak dari middle class > mulai mewarnai Indonesia... dgn berbagai ide dan gagasan mereka di > media-media massa. Mencoba merubah Indonesia ... > > Apa yg jelas sangat kurang ter-expose, atau memang tidak perlu ? > Adalah informasi ttg mereka-mereka yg dibelakang. Mereka yg berhasil > menulis code-code di balik Google atau Ms Windows. > > Satu tantangan ke-6 adalah ttg "keberpihakan yang adil dalam > pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran informasi" agar informasi > secara adil (tidak mesti proporsional) bisa menghargai semua peran > baik mereka yg "ing ngarsa", "ing madya" maupun "tut wuri" ... > > Terlalu meng
Re: [media-dakwah] Fwd: CAP : "Meruntuhkan Mitos Nurcholish Madjid"
Assalaamu'alaikum wr. wb., Saya melihat langkah yang dilakukan ini sangat baik. Saya sendiri berpendapat, Al-Ghazali adalah satu "sayap" dari fondasi Peradaban Islam, sayap yang satunya lagi adalah Ibnu Rushdi. Mereka berdua pernah bertengkar hebat dalam bentuk buku mengenai hubungan agama dan filsafat di masa lalu. Yang kemudian menjadi "main stream" dalam peradaban Islam setelahnya adalah pemikiran Al-Ghazali, sedangkan pemikiran Ibnu Rushdi ditinggalkan... tapi diambil oleh para pelopor rennaisance dan kemudian menjadi landasan yang sekarang disebut peradaban barat. Katanya, di manuskrip asli karya Isaac Newton mengenai hukum Newton, masih dapat dilihat jejak-jejak pemikiran Ibnu Rushdi termasuk pengutipan secara jujur mengenai Islam. Cuma, makin kesininya karena landasan rennaisance adalah sekularisme, jadinya bagian itu dihilangkan. Science dan Technology itu bukan segalanya, dan bukan pondasi dalam Peradaban Islam... bahkan dalam sejarah awal Islam lebih diutamakan Kedokteran, Arsitek, dll... Akan tetapi, barangkali menguasai sains dan teknologi menjadi fardhu kifayah untuk bidang-bidang tertentu yang penting dan harus dikuasai untuk kemaslahatan umat. Soal Malaysia sendiri, kita boleh saja kagum pada perkembangan Malaysia. Tetapi, kalau yang saya lihat sih, Malaysia itu secara umum rasialis dan nasionalis. Ya, dapat dilihat dari perlakuan pada TKW/TKI deh... Nggak jauh beda sama perlakuan di Timur Tengah. Suatu hal yang rumit mengharmonikan antara kebangsaan dan keislaman, karena pada dasarnya konsep "nation" adalah konsep dari peradaban barat untuk memecah-mecah khilafah. Karena berhasil, maka jadinya diterapkan juga untuk yang lain-lain. Itu kalau dilihat dari sejarah. Bukankah Malaysia dan Singapura yang sedemikian dekat saja secara kultur dan letak harus pecah ? Tapi, ini wilayah pembicaraan yang "berbahaya" kalau kita tidak bisa setegar Iran. Wassalaam, Ema A Kutipan suhana032003 <[EMAIL PROTECTED]>: > --- In [EMAIL PROTECTED], "Wido Q Supraha" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > "Meruntuhkan Mitos Nurcholish Madjid" > > Senin, 25 Desember 2006 > > > > Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, "menggugurkan" mitos bahwa pemikiran > Nurcholish > Madjid adalah hebat. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke- > 175 > > > > Oleh: Adian Husaini > > > > > > > > Pada 16 Desember 2006 lalu, sebuah peristiwa yang sangat bersejarah > terjadi > di Indonesia. Ketika itu, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, cendekiawan > Muslim asal > Gontor Ponorogo, menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka tasyakkuran > gelar > doktornya dari International Institute of Islamic Thought and > Civilization-International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM) > Malaysia. Secara terbuka dan sistematis, Hamid memberikan kritik- > kritik > tajam terhadap gagasan pembaruan Islam yang pernah digulirkan oleh > Nurcholish Madjid dan kawan-kawan di awal tahun 1970-an. > > > > Hamid F. Zarkasyi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah ISLAMIA dan > direktur > Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization > (INSISTS), lulus > program Ph.D. pada 6 Ramadhan 1427 H/29 September 2006, setelah > berhasil > mempertahankan disertasinya yang berjudul 'Al-Ghazali's Concept of > Causality', di hadapan para penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Osman > Bakar, > Prof. Dr. Ibrahim Zein, dan Prof. Dr. Torlah. Prof. Dr. Alparslan > Acikgence, > penguji eksternal dari Turki, memuji kajian Hamid terhadap teori > kausalitas > al-Ghazali pada kajian sejarah pemikiran Islam. Sebab, pendekatan > Hamid > terhadap konsep kausalitas al-Ghazali telah menjelaskan sesuatu yang > selama > ini telah dilewatkan oleh kebanyakan pengkaji al-Ghazali. > > > > Acara tasyakkur Hamid F. Zarkasyi diselenggarakan INSISTS di Gedung > Gema > Insani, Depok, dan dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai kalangan, > tokoh > dan pimpinan Ormas Islam, profesional, dosen, mahasiswa, dan aktivis > dakwah. > Selama hampir dua jam, hadirin dibuat tidak bergerak, khusyu' menyimak > paparan Hamid yang bertema 'Membangun Peradaban Islam yang > Bermartabat'. > Pidato peradaban Hamid ini diakui sejumlah peserta sangat luar biasa, > karena > dipersiapkan dengan sangat serius dan berisi hal-hal yang mendasar > dalam > upaya membangun peradaban Islam yang dimulai dari upaya perumusan > konsep-konsep mendasar dalam pemikiran Islam. > > > > Melalui orasi ilmiahnya tersebut, Hamid Zarkasyi seperti layaknya > pendekar > yang baru turun gunung, setelah bertapa selama puluhan tahun. Sejak > kecil > sampai sarjana S-1, Hamid dibesarkan dan dididik ayahnya sendiri di > lingkungan Pesantren Gontor. Barulah kemudian dia melanjutkan program > masternya di Pakistan. Setelah mengabdi beberapa tahun di Gontor, > Hamid > kembali melanjutkan kuliah S-2 nya di Birmingham Inggris. Dari > Inggris, dia > langsung melanjutkan studi S-3 nya ke ISTAC. Barulah, pada tahun > 2006, pada > usia 48 tahun, Hamid baru menyelesaik
[media-dakwah] ekonomi kerakyatan
Dear All, any comment for this below article ? Sudah puluhan tahun Jumadi hidup di bawah garis kemiskinan. Kini di usia 70 tahun, dia masih harus bekerja keras memungut sampah untuk sekadar menyambung hidup istri dan empat anaknya. Sudah lima tahun, mereka tinggal di pinggir rel kereta api di kawasan elite Menteng, Jakarta Pusat. Meski telah bekerja keras mengais sampah plastik sejak subuh hingga malam hari, Jumadi hanya mampu mengumpulkan dua kilogram botol dan gelas plastik setiap harinya. Hasil memulung tersebut dia jual seharga Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kilogramnya. Sehari, pria sepuh ini paling banyak membawa pulang uang sebesar Rp 10 ribu. Belakangan, naiknya harga minyak tanah membuat hidup Jumadi semakin sengsara. Apalagi ia tak termasuk orang miskin yang mendapat dana bantuan langsung tunai (BLT) dari negara. Diperkirakan ada jutaan orang yang hidup di bawah garis kemiskinan seperti Jumadi. Pemerintah menyatakan, jumlah orang miskin di Indonesia tahun 2006 berkurang dari 23,4 persen menjadi 16 persen. Ini artinya, ada sembilan juta kepala keluarga atau sekitar 36 juta jiwa yang hidup di bawah garis kemiskinan. Namun Tim Indonesia Bangkit memiliki pendapat berbeda. Kelompok oposisi ini berpegang pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang justru menunjukkan jumlah orang miskin bertambah menjadi 10,4 juta kepala keluarga atau sekitar 41,6 juta jiwa. Kemiskinan dan pengangguran ibarat dua sisi mata uang. Naiknya kemiskinan sejalan dengan bertambahnya jumlah pengangguran. Hasil survei BPS sampai Maret 2006 mencatat, ada 10 juta orang tak memiliki pekerjaan di Indonesia. Sedangkan peluang kerja yang tersedia hanya cukup untuk 1,4 juta jiwa. Tak mengherankan, bila setiap pameran lowongan kerja selalu dipadati para pencari kerja. Lihat saja bursa lowongan kerja di Jakarta yang digelar pada pertengahan tahun ini, dibanjiri pengunjung. Mereka rela mengantre masuk hanya untuk mencari lowongan kerja, walau harus merogoh Rp 30 ribu untuk membeli tiket. Untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, Hernando De Soto menawarkan sebuah cara yang tidak konvensional. Menurut ekonom asal Peru ini, orang menjadi miskin bukan karena tak punya modal. Melainkan karena negara tidak memberikan legalisasi atas aset-aset mereka. Karena itu, De Soto menyarankan agar pemerintah mendata ulang aset si miskin dan memberikan mereka sertifikat agar bisa meminjam modal ke bank. Dengan cara inilah mereka dapat masuk serta bersaing dalam sistem ekonomi pasar. De Soto percaya, miliaran orang miskin yang tersebar di seluruh dunia sebetulnya mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Tapi sayangnya, sebagian modal itu mati karena aset mereka tidak bisa dikapitalisasi lantaran tak ada pengakuan negara. Keuntungan diakuinya aset oleh negara dirasakan Hartini, yang menggeluti bisnis rumah makan. Bermodalkan sertifikat tanah serta rumah yang dimiliki, dia beserta sang suami, Syahlan Rosidi, meminjam modal ke bank. Kini, dari usaha rumah makannya Hartini dapat membeli kendaraan. Wajar, setiap bulan tidak kurang dari 5.000 ekor ayam, yang menjadi menu andalan rumah makannya, terjual. Dengan jumlah karyawan 15 orang, rumah makan Ibu Hartini ini mampu meraup omzet sekitar Rp 200 juta per bulan. Bisnisnya pun berkembang. Dia mulai merambah usaha mi pangsit dan jual beli mobil. Total omzet usaha Hartini kini diperkirakan bernilai tak kurang dari Rp 400 juta per bulan. Hanya sekitar 40 kilometer dari tempat Hartini, seorang ibu, Neneng namanya, juga menjalankan usaha rumah makan yang sudah dilakoni selama lima tahun. Pelanggannya adalah karyawan yang kos di sekitar warung. Tetapi sayang, usaha warung makan Neneng sampai saat ini sulit berkembang. Setiap bulan, omzet bisnisnya hanya Rp 600 ribu. Padahal, dia sangat ingin mengembangkan usahanya. Sebetulnya Neneng mempunyai modal. Yakni tanah dan rumah seluas 100 meter persegi. Masalahnya, kedua barang tak bergerak itu tidak bersertifikat sehingga tidak bisa diagunkan ke bank. Alhasil, Neneng menjadi tidak memiliki modal untuk mengembangkan usahanya. Fenomena ibu Neneng oleh Hernando de Soto disebut dead capital atau modal mati. Yaitu orang sebetulnya mempunyai modal, tetapi tak bisa dimanfaatkan karena tidak memiliki sertifikat. Akibatnya mereka tak bisa terintegrasi dalam sistem pasar. Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 43 juta pengusaha kecil dan menengah seperti Hartini. Namun ironisnya hanya 5,5 juta orang yang mendapat kredit dari bank. Artinya tak sampai sepuluh persen dari mereka yang telah terintegrasi dalam sistem ekonomi pasar. Padahal, dalam perkiraan De Soto, jika tanah dan rumah mereka ini dilegalkan oleh negara, maka potensi ekonomi orang-orang miskin yang selama ini bergerak dalam bisnis kecil akan bisa terangkat. Lantaran itulah, De Soto tak henti-hentinya berkampanye ke setiap negara agar mempercepat program legalisasi atau sertifikasi tanah. Pria kelahiran Arequipa pada tahun 1941 ini mengatakan, dengan cara
[media-dakwah] M Nasir/Indonesia/Mobil-Notes is out of the office.
I will be out of the office starting 12/28/2006 and will not return until 12/29/2006. I will respond to your message when I return.
Re: [media-dakwah] Fwd: Tantangan ke 6 : Tut wuri handayani
Wa'alaikumussalaam wr. wb., Terima kasih atas tanggapannya. Saya tidak ingin berdebat, tujuan saya menyampaikan ide di email saya sebelumnya adalah karena saya melihat kecenderungan arogansi dari etnis Jawa Tengah. Maaf kalau saya katakan itu, mungkin pandangan saya dari luar sebagai bukan dari etnis tersebut.Juga, mungkin orang yang dari etnis itu karena ada di dalam budaya itu perlu juga pandangan dari fihak luar - kalau mau berbesar hati menerima dengan jernih. Mengenai mempertentangkan, saya kira tahap pertama dari menyaring segala macam budaya atau informasi adalah "mempertentangkan" hal-hal tersebut dengan yang ada di Al-Qur'an dan Hadits. Mungkin bahasa yang lebih halus dan disukai dalam kultur Indonesia secara umum adalah "menyaring", "mengkonfirmasi" atau "mengecek". Tentu saja untuk melakukan itu butuh pandangan dan pendapat dari para Ulama. Kalaupun kita sendiri punya pengetahuan tentang Al-Qur'an dan Hadits yang cukup dalam, tentu tidak ada salahnya menanyakan "second opinion", "third opinion", dll. Saya kira itu saja dulu, Wassalaam, Ema A Kutipan ekobs <[EMAIL PROTECTED]>: > > On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia <[EMAIL PROTECTED]> > wrote : > > > > Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari > budaya > > Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk > mencoba > > lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? > > Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak > ribuan... > > Assalamu'alaikum ... > > Tentu saja mbak. Prinsip dalam belajar dari budaya lokal, di luar Al > Qur'an > dan As Sunnah,adalah selalu menge-check dgn Al Qur'an dan As Sunnah. > Tidak > ada budaya lokal yang 100% sesuai Al Qur'an/As Sunnah, sebagaimana juga > di > budaya manapun kita bisa menemukan local wisdom ... > > Termasuk budaya Arab misalnya. Kedatangan Rasulullah saw menunjukkan > bahwa > ada banyak budaya Arab yg perlu dibenahi melalui Al Quran dan As > Sunnah. > > Hanya saja, mengikuti panduan Aa Gym, saya hanya coba 3M. Mulai dari > diri > sendiri, Mulai dari apa yg bisa dilakukan, Mulai dari Sekarang. Nah ! > Jika > ada masukan dari budaya lain, silahkan ... > > Kita tidak perlu MEMPERTENTANGKAN Islam dengan budaya lokal ... baik > Jawa, > Cina, Minang, Aceh, Dayak, Asmat, Sasak, Bali dll ... > > Islam jauh lebih tinggi dari semua itu, dan tidak ada yg lebih tinggi > darinya. > Bagaimanapun, saya misalnya juga membaca kisah-kisah dari Cina dll, > bahkan > dari Eropa ... Di manapun ada hikmah, itu milik Muslim yg hilang. > > Ini tantangan ART dalam mengelola KNOWLEDGE. Bagaimana kita bisa > menjadi > "chief knowledge officer" ... > > Wassalamu'alaikum > > > > Eko Budhi S > > On Tue, 26 Dec 2006 14:24:49 +0700 (JAVT), Ema Amalia <[EMAIL PROTECTED]> > wrote : > > > Assalaamu'alaikum wr. wb., > > > > Saya sebagai seorang Muslim tapi bukan dari etnis Jawa Tengah, > izinkanlah > saya > > mengomentari tulisan dan pendapat Pak Eko ini. > > > > Dari yang saya tahu dari pemikiran-pemikiran Pak Umar Kayam (almarhum) > dari > > seri "mangan ora mangan kumpul" dan juga dari pemikiran-pemikiran > Prof. > > Komarudin Hidayat yang keduanya dari etnis Jawa Tengah, saya > menyimpulkan ada > > gap yang cukup besar antara Islam sebagai peradaban dan budaya Jawa > (Tengah). > > > > Salah satu prinsip yang menurut saya harus diubah adalah prinsip > "ngono yo > > ngono ning ojo ngono". Ini menghalangi prinsip penegakan hukum yang > sangat > > dipentingkan dalam Islam. > > Prof. Komarudin Hidayat berpendapat bahwa pada umumnya orang beretnis > Jawa > > Tengah secara budaya atau "way of life" dapat dikatakan sebagai pada > dasarnya > > Hindu/Budha (pada prinsip-prinsip terdalamnya) dan dibungkus oleh > ritual > > ibadah Islam. Mungkin karena proses Islamisasi oleh Wali Songo belum > selesai, > > keburu datang penjajah Portugis dan Belanda. > > > > So, karena ketiga prinsip yang dibahas ini adalah notabene dari > pendiri Taman > > Siswa: Ki Hajar Dewantoro, menurut saya baik lagi dikaji kembali > dihubungkan > > dengan pemikiran saya di atas mengingat mailist ini adalah media > dakwah Islam. > > > > Lalu, walaupun selama beberapa dekade terakhir ini konsep-konsep dari > budaya > > Jawa Tengah sangat dominan, apakah tidak pernah terfikirkan untuk > mencoba > > lebih mengakomodasi konsep-konsep dari budaya etnis lain ? > > Harap diingat, etnis di Indonesia ini jumlahnya ratusan kalau tidak > ribuan... > > > > Pendiri negara kitapun beragam etnisnya, bahkan termasuk etnis WNI > Keturunan > > Cina, Arab, India, dsb... Bukankah para pejuang kemerdekaan kita dari > Aceh > dan > > Sumatera banyak yang keturunan etnis WNI keturunan seperti di atas ? > > > > Lagipula, bukankah dalam periode orde baru banyak dari konsep-konsep > budaya > > Jawa Tengah tersebut sudah dicoba dan tidak berhasil ? > > Mungkin ada baiknya mencoba berbesar hati dan introspeksi diri > barangkali ada > > kekura
[media-dakwah] Penerimaan CPNS BPK
BPK buka penerimaan CPNS http://www.cpns.bpk.go.id/pengumuman.pdf [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Puasa Arafah juga Sesuai Ru'yah Masing-Masing Negeri. December 24th, 2006 · Pemerintah kita lewat Departemen Agama telah memutuskan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 22 Desember 2006, sehingga dari sini disimpulkan bahwa hari arafahnya akan jatuh pada hari Sabtu 30 Desember 2006, dan 'Id Al-Adha jatuh pada hari Ahad tanggal 31 Desember 2006. Tentang hari raya 'Id, tidak ada permasalahan. Insya Allah kita akan ikut berhari raya bersama pemerintah kita. Mungkin yang masih mengganjal pada diri, apakah puasa Arafah di Indonesia mengikuti wukufnya jama'ah haji yang dilaksanakan tanggal 29 Desember ataukah tetap menyesuaikan dengan keputusan pemerintah tersebut. Alhamdulillah, jawabannya bisa diperoleh di Fatawa Ahkamis Shiyam Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya (Fatawa Ahkamis Shiam no. 405): "Apabila hari Arafah berbeda karena perbedaan masing-masing wilayah di dalam mathla' (tempat terbit) hilal, maka apakah kita berpuasa mengikuti ru'yah negeri tempat kita berada ataukah kita berpuasa mengikuti ru'yah Al-Haramain (Makkah dan Madinah -pent)? Maka beliau menjawab: Perkara ini dibangun di atas ikhtilaf para ulama, apakah hilal itu satu saja untuk seluruh dunia atau berbeda sesuai mathla'nya (tempat terbit bulan). Dan yang benar bahwa penampakan hilal berbeda sesuai dengan perbedaan mathla'. Sebagai contoh: Apabila hilal telah nampak di Kota Makkah, dan sekarang adalah hari ke sembilan (di Makkah), hilal juga terlihat di negeri yang lain satu hari lebih cepat daripada Makkah sehingga hari Arafah (di Makkah) adalah hari kesepuluh bagi mereka. Maka mereka tidak boleh berpuasa karena hari tersebut adalah hari raya. Demikian pula sebaliknya, jika di suatu negeri ru'yahnya lebih lambat daripada Makkah maka tanggal sembilan di Makkah merupakan tanggal delapan bagi mereka. Maka mereka berpuasa pada hari ke sembilan (menurut negeri mereka) bersamaan dengan tanggal sepuluh di Makkah. Ini merupakan pendapat yang kuat. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: اذا رايتموه فصوموا و اذا رايتموه فافطروا "Jika kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah" (Dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari Kitab Ash-Shaum, Bab Hal Yuqal Ramadhan (1900) dan Muslim di Kitab Ash-Shiyam, Bab Wujubus Shaum (20)(1081)). Orang-orang yang hilal itu tidak nampak dari arah (daerah) mereka berarti mereka tidaklah melihat hilal tersebut. Begitu juga manusia telah sepakat bahwa mereka menganggap terbitnya fajar dan terbenamnya matahari pada setiap wilayah disesuaikan dengan wilayah masing-masing. Maka demikian pulalah penetapan waktu bulan seperti penetapan waktu harian. Demikianlah fatwa dari Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Sebagai informasi tambahan, sebagian ikhwah juga telah mengabarkan kepada kami, bahwa pada tahun yang lalu ikhwah Indonesia (dari Depok) telah bertanya pula kepada Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi, mufti Kerajaan Saudi Arabia Bagian Selatan tentang permasalahan ini, maka beliau menjawab bahwa puasa Arafah mengikuti ru'yah negerinya masing-masing. Walhamdulillah(*). UPDATE: Muncul sebuah permasalahan baru. Qaddarallah puasa Arafahnya jatuh pada hari Sabtu, padahal terdapat sebuah hadits yang melarang kita berpuasa pada hari Sabtu. Bunyi haditsnya, لا تصوموا يوم السبت إلا فيما افترض عليكم، فإن لم يجد أحدكم إلا لحاء عنبة أو عود شجرة فليمضغه "Janganlah kalian puasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kalian. Apabila kalian tidak menemukan apa-apa kecuali hanya kulit pohon anggur atau ranting pohon, maka kunyahlah" Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (Fatawa Shiyam no 415) mengatakan bahwa para ulama berselisih pendapat tentang hadits ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa hadits ini syadz maka dia dha'if. Ini karena hadits larangan ini menyelisihi hadits shahih yang terdapat pada Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Muslim). Dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui salah seorang istri beliau dalam keadaan istri beliau tersebut berpuasa pada hari jum'at (Lihat pembahasan tentang puasa hari Jum'at ini di posting saya sebelumnya - pent). Maka Rasulullah berkata kepadanya, "Apakah kemarin kamu berpuasa?". Istri beliau menjawab, "Tidak". Beliau bertanya lagi, "Apakah engkau akan berpuasa besok?". Istrinya menjawab, "Tidak". Rasulullah kemudian bersabda, "Maka batalkanlah puasamu". Sabda beliau, "Apakah engkau berpuasa keesokan hari?" merupakan dalil bolehnya berpuasa selain puasa wajib pada hari Sabtu. Maka hadits larangan puasa hari Sabtu tersebut adalah hadits yang syadz. Dan termasuk syarat hadits yang shahih adalah adalah dia tidak mu'all (berpenyakit) serta tidak syadz. Sebagian ulama berkata, "Hukum hadits larangan tersebut telah dihapus". Sebagian lagi dari mereka berkata bahwa hadits ini dibawa kepada puasa yang menyendiri (tidak disertai puasa d
Re: [media-dakwah] KERJA SAMA ANTARA MICROSOFT DGN RAKYAT INDONESIA
Itu hanya akal akalan pemerintah yang notobene itu hanya menguntungkan di beberapa departemen pemerintah yang ujung ujungnya nilep uang rakyat alias korupsi ,padahal di negeri ini banyak sekali orang yang ahli dalam bidang IT mengapa harus beli ke AMRIK padahal negara tetanga kita India lebih maju di bidang IT ,yang terang kita negara kita ini masih sangat tergantung sekali dengan negara AMRIK wasallam , - Original Message - From: aryadi To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 21, 2006 4:37 PM Subject: Re: [media-dakwah] KERJA SAMA ANTARA MICROSOFT DGN RAKYAT INDONESIA ini khan dampak dari penunjukkan Bill Gates sebagai penasehat bidang teknologi Informasi untuk Indonesia :-). Nyebelin ya , karena dulu pemerintah kita menggembar-gemborkan IGOS (Indonesia Goes Open Source). Tidak efektif, karena software berlisensi tsb hanya boleh diinstall di komputer yg maksimal Pentium 3. Pemerintah kita kok dibodohin mau saja... padahal urusan komputer di pemerintahan paling banter cuma buat urusan ngetik-mengetik saja. duit 377 milyar bisa buat keperluan lain, sedangkan untuk urusan ngetik-mengetik cukup pake Linux yg gratisan saja. Atau bisa jadi ini adalah tender proyek orang-orang tertentu yg mencari keuntungan, itu mah biasa, jarang sekali yg bersih di pemerintahan. Ada proyek berarti ada duit, ada kesempatan untuk menjadi kaya untuk kalangan tertentu. -aryadi- On 12/21/06, danny kristianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamualaikum wr. wb. > > Mohon maaf sebelumnya, jika ada kata-kata yang tidak berkenaan. Serta bila > korespondensi ini tidak sesuai dengan milis. > > Pemerintah RI telah menandatangani kesepakatan dengan Microsoft untuk : > Pembelian 35.468 lisensi Microsoft Windows dan 177.480 lisensi Microsoft > Office. > > Dari situs Amazon.com, disebutkan satu perangkat lunak Windows XP berharga > US$ 274 (Rp 2,4 juta). Microsoft Office US$ 179 (Rp 1,6 juta). > berarti nilai gross kontrak sekitar Rp 377,6 miliar rupiah. > > Benefit yg diberikan microsoft kepada negara Indonesia adalah : > Microsoft Windows dan Office 2003 secara gratis dengan masing2 sebanyak > 266.220 lisensi, untuk komputer dengan prosesor berkecepatan tidak lebih > dari Pentium III. > Microsoft bersedia "memutihkan" pemakaian Windows dan Office bajakan yg > ada di komputer2 departemen dan Lembaga pemerintah. Total Sofware yg > diputihkan adalah 532.400 unit. dalam perjanjian, kesepakatan ini disebut > sebagai lisence grant (lisensi yg dihibahkan). > > Perjanjian dgn Microsoft meliputi : > 1. Kedua peranti lunak akan digunakan di kantor Kementrian, Departemen dan > semua Lembaga Pemerintahan lain. > 2. Pembayaran pertama kepada MIcrosoft dilakukan paling lambat pada 30 > Juni 2007. > 3. ISI NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN > MICROSOFT. TIDAK BOLEH DIINFORMASIKAN KELUAR. KECUALI KEDUANYA SEPAKAT UNTUK > MENGUMUMKANNYA. > > Nota Kesepakatan ditandatangani oleh : > Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Sofyan Djalil dan Presiden > Microsoft Asia Tenggara, Chris Atkinson. > pada tanggal 14 November 2006. > > Sebagai tambahan lagi, benefit bagi Microsoft : > PADA NOVEMBER 2006, PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA YG BERDAULAT INI, > MEMBENTUK DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL. > YG MENARIK DARI DEWAN INI ADALAH : > DEWAN INI MENGIKUT SERTAKAN CRAIG MUNDIAL SEBAGAI ANGGOTANYA. > CRAIG MUNDIAL ADALAH KEPALA DIVISI RISET DAN STRATEGIS MICROSOFT. > Serta penunjukkan Bill Gates sebagai Penasehat Presiden untuk masalah > pengembangan tekhnologi informasi di Indonesia. > > KITA LIHAT LATAR BELAKANG NIAT PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA > 1. Menggalakkan pemakaian program komputer yg bisa diperoleh dengan > gratis, seperti sistem operasi Linux, dll. Konon dgn pemakaian source2 ini, > bisa menghemat devisa ratusan miliar rupiah pertahun. > > Yang jelas pada bulan Mei 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono > berkunjung ke Amerika Serikat dan berkunjung ke markas Microsoft dan bertemu > dgn Bill Gates. > > Rekan-rekan, saya sih Gaptek. > tapi bagaimana pendapat teman2. > apakah dengan perjanjian ini mendatangkan WIN-WIN SOLUTIONS bagi kedua > belah pihak. > mengingat bagi MICROSOFT : > 1. Pentium III di USA sudah ketinggalan jaman karena ada Pentium IV. > 2. Windows XP sudah tergantikan oleh Windows Vista. > BERARTI BILA MENILIK PERJANJIAN DIATAS, MAKA BILA PEMERINTAH HENDAK > MENG-UPGRADE PERANGKAT KOMPUTERNYA KE YG BARU ITU, MAKA PERJANJIAN BATAL. > DAN berarti, PEMERINTAH HARUS MEMBELI LAGI LISENSI DARI MICROSOFT. > > tambahan : > Penunjukkan ini tanpa melalui tender lo. > TEMPO memperoleh salinan Nota Kesepahaman dari sumber beritanya. > Bapak Sofyan Djalil membantah adanya kesepahaman antara Pemerintah dgn > Microsoft. > ha ha ha, yg lalu juga pemerintah tidak menjelaskan kenapa pad
RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji wukuf. Kalau hari Sabtu puasa apa? Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad
[media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
Mbak Aris, Hal ini sudah sejak lama jadi perdebatan khan?Jika memang wukuf di Arab adalah Jumat,berarti kita puasa hari jumat bukan?Dan Idul Adha bisa dipastikan hari sabtunya. Namun begitulah yg terjadi di Indonesia.Dasar umum yang dipakai ya cuma itu-itu saja. Penentuan tgl berdasarkan hilal dan atau berdasarkan hisab.Padahal secara teori perbedaan waktu antara Arab dan Indonesia 4 jam saja bukan? Kapan ya Mbak,umat Islam bisa satu suara,satu Imaam,satu jamaah.Kalau belum, saya tidak yakin penentuan hari akan sama dan kompak. (Jadi ngiri nih sama umat Nasrani) Salam, Ahmad aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Apakah informasi ini benar? Wukufnya berarti wukufnya hari Jumat. Jika informasi ini benar, adalah seharusnya umat Islam seluruh dunia sama juga idul adha-nya hari Sabtu juga. Idul Fitri kita bisa berbeda pendapat tergantung dalil terkuat masing-masing. Sedangkan untuk idul Adha, penetapan hari raya setelah pelaksanaan wukuf-nya. Kemungkinan kecil untuk saling beda pendapat. wallahualam bishawab --- riyan mangkura <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sabtu, 23-12-2006 > Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu > > * Wukuf di Arafah Jumat, Tahun Ini Haji Akbar * > Sebagian Besar Negara Muslim Ikut Saudi * Malaysia > Tetapkan 31 Desember * NU Ikut Kalender, > Muhammadiyah Tunggu Keputusan PP > > Riyadh, Tribun -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi > memutuskan pelaksanaan Wukuf di Arafah, Medinah, > sebagai puncak ritual ibadah haji tahun ini jatuh > pada hari Jumat, 29 Desember 2006 mendatang. > > http://www.tribun-timur.com/index.php > > __ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam > protection around > http://mail.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been > removed] > > Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid pustaka tani nuraulia __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] When is the time for reciting Soorat al-Kahf on Friday?
- Many more Questions and Answers from this book are at: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542 To understand and master the Arabic Language, download: http://islammuslims.com/Downloads/Multimedia/ArabicCourse.exe To prepare your own Islamic Will and Testament, download: http://www.msapubli.com/MSA_Books/Islamic_Will.zip - 10700: When is the time for reciting Soorat al-Kahf on Friday? Question: According to the Sunna, when is the correct time to recite surat Al Kahf on Friday? Should be recited after Fajr and before Jumaa Prayer or anytime on Friday? Also, is it from the Sunna to recite Surat Al-Imran on Friday? And if so, when is the correct time to do so? Answer: Praise be to Allaah. There are saheeh ahaadeeth from the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) concerning the virtues of reciting Soorat al-Kahf during the day or night of Jumu'ah (Friday). These include: (a) From Abu Sa'eed al-Khudri, who said: "Whoever reads Soorat al-Kahf on the night of Jumu'ah, will have a light that will stretch between him and the Ancient House (the Ka'bah)." (Narrated by al-Daarimi, 3407. This hadeeth was classed as saheeh by Shaykh al-Albaani in Saheeh al-Jaami, 6471) (b) "Whoever reads Soorat al-Kahf on the day of Jumu'ah, will have a light that will shine from him from one Friday to the next." (Narrated by al-Haakim, 2/399; al-Bayhaqi, 3/249. Ibn Hajar said in Takhreej al-Adhkaar that this is a hasan hadeeth, and he said, this is the strongest report that has been narrated concerning reading Soorat al-Kahf. See: Fayd al-Qadeer, 6/198. It was classed as saheeh by Shaykh al-Albaani in Saheeh al-Jaami', 6470) (c) It was narrated that Ibn `Umar (may Allaah be pleased with him) said: "The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) said: `Whoever reads Soorat al-Kahf on the day of Jumu'ah, a light will shine for him from beneath his feet to the clouds of the sky, which will shine for him on the Day of Resurrection, and he will be forgiven (his sins) between the two Fridays.'" Al-Mundhiri said, this was narrated by Abu Bakr ibn Mardawayh in his Tafseer, with an isnaad with which there was nothing wrong. (al-Targheeb wa'l-Tarheeb, 1/298) The soorah may be read during the night or the day of Jumu'ah. The night of Jumu'ah starts from sunset on Thursday, and the day of Jumu'ah ends at sunset. Therefore the time for reading this soorah extends from sunset on Thursday to sunset on Friday. Al-Mannaawi said: Al-Haafiz ibn Hajar said in his Amaali: "In some reports it says `the day of Jumu'ah' and in some reports it says `the night of Jumu'ah'. They may be reconciled by saying that what is meant is the day which includes the night and vice versa." (Fayd al-Qadeer, 6/199) Al-Mannaawi also said: "It is recommended to read it during the day or night of Jumu'ah, as al-Shaafa'i (may Allaah have mercy on him) stated." (Fayd al-Qadeer, 6/198) There are no saheeh ahaadeeth concerning reading Soorat Aal `Imraan on Friday. All the reports that have been narrated concerning that are either da'eef jiddan (very weak) or mawdoo' (fabricated). It was narrated that Ibn `Abbaas said: "The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: `Whoever recites the soorah in which the family of `Imraan (Aal `Imraan) are mentioned on Fridays, Allaah and His angels will send blessings upon him until the sun sets.'" (Narrated by al-Tabaraani in al-Mu'jam al-Awsat, 6/191; and al-Kabeer, 11/48. This hadeeth is da'eef jiddan (very weak) or mawdoo' (fabricated)). Al-Haythami said, "This was narrated by al-Tabaraani in al-Awsat or al-Kabeer, and it [its isnaad] includes Talhah ibn Zayd al-Riqqi, who is da'eef (jiddan) ((very) weak)." (Majma' al-Zawaa'id, 2/168). Ibn Hajar said: Talhah is very weak, and Ahmad and Abu Dawood accused him of fabricating reports. (See Fayd al-Qadeer, 6/199) Shaykh al-Albaani said: (it is) mawdoo' (fabricated). See hadeeth no. 5759 in Da'eef al-Jaami'. And al-Taymi narrated in al-Targheeb that "Whoever recites Soorat al-Baqarah and Soorat Aal `Imraan on the night of Jumu'ah will have reward like that which is between the seventh earth and the seventh heaven." Al-Mannaawi said, it is ghareeb da'eef jiddan (strange and very weak).(Fayd al-Qadeer, 6/199) And Allaah knows best. - To read many more Islamic questions and answers, go to: http://islammuslims.com/ - Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL
[media-dakwah] US Terrorize The World - 27 Dzulqaidah 1427 H (18.12.06)
http://musliminsuffer.wordpress.com/ bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful === News Update === More in Hawai'i turn to Islam Some Muslim clerics across the country say they are seeing a fourfold increase in conversions since Sept. 11, when stories about Islam jumped from the back pages of the religion section to front pages worldwide. http://the.honoluluadvertiser.com/article/2001/Nov/11/ln/ln06a.html === US accused of using aid to sway votes in UN security council The US uses its aid budget to bribe those countries which have a vote in the United Nations security council, giving them 59 per cent more cash in years when they have a seat, according to research by economists. http://observer.guardian.co.uk/world/story/0,,1973770,00.html?gusrc=rss&feed=12 === Omissions In the Iraq Study Group Report How could a nation born as a great democratic experiment rebelling against the divine right of monarchs become instead now one worshipping the divine right of capital and capable of being even more repressive. http://www.informationclearinghouse.info/article15928.htm === U.S. troops should leave country, but how will America then keep control of oil fields, asks Linda McQuaig Advising the Bush administration on how to deal with the Iraq fiasco, the report of the bipartisan Iraq Study Group urges the president to clarify that Washington does not seek to control Iraq's oil. http://www.thestar.com/NASApp/cs/ContentServer?pagename=thestar/Layout/Article_Type1&c=Article&cid=1166271550347&call_page=TS_EditorialOpinion&call_pageid=968256290204&call_pagepath=Editorial/Opinion&pubid=968163964505 === Iraqs Sunnis risk ethnic cleansing Vice-president Tariq al-Hashimi, Iraqs most senior politician from the Sunni Arab minority, said on Sunday that more US troops were needed in Baghdad to stop the "systematic cleansing" of the Sunni community by Shia militias. Some 3,000 Iraqis were fleeing the country daily and Iraqi forces were insufficient, incompetent and corrupted, he said. There is intense speculation in Washington that President George W. Bush will propose "surging" some 30,000 more US troops into Iraq in a last-ditch effort to secure the city and Anbar province. http://www.ft.com/cms/s/9a58296c-8df8-11db-ae0e-779e2340.html === A letter to an American G.I. When I watch pictures of your dead buddies on albasrah.net and I read some of your naive childlike poems, I feel sorry for you. I honestly do. I feel sorry for you yet at the same time I feel anger. It is a very confusing mix of ambivalent, contradictory emotions. On the one hand,I would love to strike you and on the other hand I say to myself, it is not really your fault. You chose it yet you did not choose it. From your perspective you are only "executing orders" . Yet hard facts on the battle ground tell me that you also enjoy the humiliation you inflict on these "alien" "evil " people-the Iraqis. http://arabwomanblues.blogspot.com/2006/12/letter-to-american-gi.html === Sham Courts And Instant "Justice" Legal System in Iraq Staggers Beneath the Weight of War. Soldiers who have little if any training in gathering evidence or sorting the guilty from the innocent are left to decide whom to detain. The military conducts reviews to decide whom to release, yet neither Iraqi detainees nor defense lawyers are allowed to attend, according to military documents and interviews. http://www.informationclearinghouse.info/article15927.htm === Iraqi Province Turning to Insurgents for Protection Tribal leaders and some political groups in the strife-ridden Iraqi province of Diyala are turning to terrorists and insurgents for protection rather than trust Iraqi soldiers and police, the commander of U.S. forces in that area said yesterday. http://washtimes.com/national/20061215-103349-7142r.htm === Up to 30 people kidnapped at Baghdad Red Crescent The organization is part of the Red Cross movement and has 1,000 staff and about 300,000 volunteers in Iraq, working to provide food, water and medicine to those in need. http://tinyurl.com/yd2848 === Powell: We Are Losing In Iraq Former Secretary Of State Says More Troops Isn't The Answer http://www.informationclearinghouse.info/article15926.htm === A war in which no one wins and everyone loses Seven out of 10 Americans polled last week disapprove of the war. Retiring U.N. Secretary-General Kofi Annan chides the U.S. president for his go-it-alone strategy. Even Bush-blessed Iraqi Prime Minister Nouri al-Maliki calls for a Middle Eastern conference of nations (which Bush dismisses) to discuss the region's future. http://www.dfw.com/mld/dfw/news/opinion/16255314.htm === U.S. military deaths in Iraq at 2,945 As of Saturday, Dec. 16, 2006, at least 2,945 members of the U.S. military have died since the beginning of the Iraq war in March 2003, according to an Associated Press count. The figure includes seven military
[media-dakwah] US Terrorize The World - 4 Dzulhijah 1427 H (25.12.06)
http://musliminsuffer.wordpress.com/ bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful === News Update === Number Of Iraqi Civilians Slaughtered In America's War? More Than 655,000 http://tinyurl.com/usq4x Number of U.S. Military Personnel Sacrificed (Officially acknowledged) In Bush's War 2950 http://icasualties.org/oif/ The War in Iraq Costs $351,444,838,962 - See the cost in your community http://nationalpriorities.org/index.php?option=com_wrapper&Itemid=182 === VIDEO: The "War on Terrorism" is a Fabrication Michel Chossudovsky is the author of the international best America's "War on Terrorism" Second Edition, Global Research, 2005. He is Professor of Economics at the University of Ottawa and Director of the Center for Research on Globalization. http://www.globalresearch.ca/index.php? context=viewArticle&code=20061222&articleId=4245 === A Christmas Curse: Retribution Time or To Hell with All the B It occurred to me in one of my less cynical moments, deluded no doubt by the merriment of the season, that all of those responsible for the havoc and chaos of these past six years should face the wrath of the American people and, one might hope, the wrath of the God of Justice and Vengeance. Once before I had similar urgings, in July of 2004 to be exact, and I penned an article titled "Legacy of Deceit: If Dante Knew of Bush and the Neo-Cons" that appeared in Counterpunch, wherein I placed our benighted leaders into the Inferno's circles of Hell. The experience of the last two years heaped on that of the preceding four necessitates a reconsideration of the leniency of Dante's punishment as it fits the crimes of our current horde that deserve an exclusive damnation prepared for their unique and heinous sins. http://www.atlanticfreepress.com/content/view/504/81/ === War Criminal : Bush: God told me to invade Iraq - President 'revealed reasons for war in private meeting' President George Bush has claimed he was told by God to invade Iraq and attack Osama bin Laden's stronghold of Afghanistan as part of a divine mission to bring peace to the Middle East, security for Israel, and a state for the Palestinians. http://news.independent.co.uk/world/americas/article317805.ece === Ex-Abu Ghraib detainee recounts atrocities committed by US forces DOHA • An Iraqi who spent seven months in Abu Ghraib jail in Baghdad says he has horrifying experiences to tell of how the US soldiers have committed atrocities on innocent Iraqi civilians who were taken into custody and put behind the bars for no fault of theirs. More than 700,000 Iraqis have been killed since the US invaded the country in early 2003 until November this year, according to statistics released by the National Centre for Research and Arab Studies. http://www.thepeninsulaqatar.com/Display_news.asp? section=Local_News&subsection=Qatar +News&month=December2006&file=Local_News200612234114.xml === U.S. trapped in Arabian sands The U.S. began its third millennium with its Iraq adventure. It thought it would change the face of the Middle East through its illegal invasion of that country and crown itself as the world's unrivaled superpower for decades. But it failed drastically in the test it set for itself. The invasion through which it wanted to teach the Middle East a lesson backfired. http://www.azzaman.com/english/index.asp?fname=opinion%5C2006-12-23% 5Ckurd1.htm === Evidence of cooperation between Mahdi Army and US forces to attack Sunni neighborhoods Evidence of US occupation forces helping Mahdi Army to attack Sunni neighborhood and displace the residents. The clip I managed to obtain is of woman recently displaced from AL- Hurryia neighborhood describes when Mahdai Army failed to capture her two sons because of the fierce resistance, Mahdi Army asked the American forces for help, the two brothers were arrested by the Americans, she said her two sons are now in jail. At the beginning of the clip the woman says that her both sons are not involved in any political activities before and after the occupation. http://www.roadstoiraq.com/2006/12/23/evidence-of-cooperation-between- mahdi-army-and-uus-forces-to-attack-sunni-neighborhoods/ === Shiite Militiamen abduct, rape and kill students Three female students from the University of Mustansiriya were kidnapped, then raped and then killed and then their mutilated bodies passed to the Baghdad morgue. The horrendous crime has shocked many in Baghdad and unleashed yet another wave of terro
[media-dakwah] Reading Soorat al-Mulk protects one from the torment of the grave
- Many more Questions and Answers from this book are at: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542 To understand and master the Arabic Language, download: http://islammuslims.com/Downloads/Multimedia/ArabicCourse.exe To prepare your own Islamic Will and Testament, download: http://www.msapubli.com/MSA_Books/Islamic_Will.zip - 26240: Reading Soorat al-Mulk protects one from the torment of the grave Question: Reading Surat al-Mulk protects a Muslim from the trials of the grave, but how often does one have to read it? Once a day or more?. Answer: Praise be to Allaah. It was narrated from Abu Hurayrah that the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: "A soorah from the Qur'aan containing thirty verses will intercede for a man so that he will be forgiven. It is the soorah Tabaarak allaahi bi yadihi'l-mulk [i.e., Soorat al-Mulk]." Narrated by al-Tirmidhi, 2891; Abu Dawood, 1400; Ibn Maajah, 3786. Al-Tirmidhi said, this is a hasan hadeeth. It was classed as saheeh by Shaykh al-Islam Ibn Taymiyah in Majmoo' al-Fataawa, 22/277, and by Shaykh al-Albaani in Saheeh Ibn Maajah, 3053. What is meant is that a person should read it every night, act in accordance with the rulings contained in it, and believe in the information mentioned in it. It was narrated that `Abd-Allaah ibn Mas'ood said: Whoever reads Tabaarak allaahi bi yadihi'l-mulk [i.e., Soorat al-Mulk] every night, Allaah will protect him from the torment of the grave. At the time of the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) we used to call it al-maani'ah (that which protects). In the Book of Allaah it is a soorah which, whoever recites it every night has done very well. Narrated by al-Nasaa'i, 6/179; classed as hasan by al-Albaani in Saheeh al-Targheeb wa'l-Tarheeb, 1475. The scholars of the Standing Committee said: One this basis there is the hope that whoever believes in this soorah and reads it regularly, seeking the pleasure of Allaah, learning the lessons contained in it and acting in accordance with the rulings contained therein, it will intercede for him [in the Hereafter]. Fataawa al-Lajnah al-Daa'imah, 4/334, 335 And Allaah knows best. - To read many more Islamic questions and answers, go to: http://islammuslims.com/ - Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/