Re: [media-dakwah] TIPS MENGCOUNTER RACUN MAKSIAT
Mujaharah itu maksudnya terang-terangan dalam berbuat maksiat. Maksudnya seseorang itu terang2an melakukan suatu perbuatan dosa di depan umum. Selain itu bisa dikategorikan sebagai Muhajarah seperti yang diterangkan di dalam hadist : Rasulullah bersabda: Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut. (HR. Bukhori Muslim) Jadi, pada waktu orang tersebut berbuat dosa sebenarnya tidak ada yang tau kecuali Allah. Tapi kemudian di pagi harinya dia membeberkan ke orang lain mengenai perbuatannya seolah2 dia bangga dengan perbuatannya tersebut. Hal tersebut juga secara tidak langsung dapat memancing orang lain untuk mengikuti jejaknya (melakukan dosa tersebut). Nur Zamzam [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Mohon pencerahan, untuk item yg ke-3 tentang Janganlah Mujarahah, sudah ana baca berulang2 akan tetapi apa maksud uraian tersebut ana masih bingung memahaminya, bila perlu dg contoh konkritnya. Sukron katsiron, qoblahu. Wassalamu'alaikum wr wb. -Original Message- From: Ahmad Wanto [EMAIL PROTECTED] To: aisyah dina [EMAIL PROTECTED], cinta islam cinta islam [EMAIL PROTECTED], CR CR [EMAIL PROTECTED], Keadilan Keadilan [EMAIL PROTECTED], KS KS [EMAIL PROTECTED], santri santri [EMAIL PROTECTED], sehati sehati [EMAIL PROTECTED], tauziyah tauziyah [EMAIL PROTECTED], yisc yisc [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Cc: media media media-dakwah@yahoogroups.com, mualaf mualaf [EMAIL PROTECTED] , mushala mushala [EMAIL PROTECTED], pks depok [EMAIL PROTECTED], pks pks [EMAIL PROTECTED], remaja remaja [EMAIL PROTECTED], rois rois [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 7 May 2007 11:13:35 +0700 (WIT) Subject: [media-dakwah] TIPS MENGCOUNTER RACUN MAKSIAT TIPS MENGCOUNTER RACUN MAKSIAT Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d 1. Anggaplah Besar Dosamu * Abdullah bin Mas'ud radiyallahu anhu berkata: Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa), dosanya seperti lalat yang lewat diatas hidungnya. 2. Janganlah meremehkan dosa. * Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka.* Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya (HR Ahmad dengan sanad yang hasan). 3. Janganlah mujaharah. * Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ;Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). *Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian datang pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya*, ia berkata,Wahai Fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian. Pada malam hari TuhanNya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya (HR Bukhari dan Muslim) 4. Taubat Nasuha yang Tulus. * Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat daripada seorang diantara kamu yang berada diatas kendaraannya di padang pasir tandus, kemudian kendaraan itu hilangdarinya, padahal diatas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya itu. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. *Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu Ia salah ucap karena sangat gembira. (HR Bukhari dan Muslim) 5. Jika Dosa Berulang, maka Ulangilah Bertaubat. * Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu berkata, Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.ditanyakan,ika ia mengulangi lagi? Ia menjawab,Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat. Ditanyakan,Jika ia kembali berbuat dosa? Ia menjawab,Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat. *Ditanyakan,Sampai kapan?Dia menjawab,Sampai setan berputus asa. 6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan. * Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan
[media-dakwah] Karena Madrasah Pertama itu Bernama Wanita
Karena Madrasah Pertama itu Bernama Wanita Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS An-Nisa 4:9) Pendidikan anak sangat disarankan dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Ketika sang ibu rajin beribadah, insya Allah, kelak janin yang dikandungnya akan menjadi ahli ibadah. Ketika sang ibu rajin membaca Al Quran, insya Allah, kelak anak yang dilahirkannyanya pun akan mencintai Al Quran. Ketika sang ibu sangat berhati-hati menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan, insya Allah, kelak anaknya pun akan menjadi hamba-Nya yang ikhsan. Betapa besarnya peranan seorang wanita dalam mencetak generasi robbani. Sebagaimana visi pernikahannya untuk menjadikan rumah tangga sebagai lahan tumbuhnya generasi yang akan menegakkan panji islam. Generasi yang tumbuh dalam rumah tangga yang menjadi pusat kaderisasi terbaik. Ketika sang anak hadir ke dunia, sebuah tugas sangat berat telah diemban di pundak seorang ibu. Tugas mendidiknya, membekalinya dengan life-skill, agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang berubah dengan cepatnya setiap hari. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda kondisinya dengan masa kini. Ketika sang anak mulai banyak bertanya, Ini apa?, Itu apa?, Kenapa begini?, Kenapa begitu?, seorang ibu dituntut untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar. Masa yang penting ini, yang disebut golden-age, masa di mana anak sangat mudah menyerap segala informasi, belajar tentang segala sesuatu. Dan ibu adalah orang yang terdekat dengan anak, yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Menjadilah ibu sebagai sumber ilmu, pendidik pertama bagi anak-anak, yang menanamkan pondasi awal dan utama bagi generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan ini. Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, tugas ibu tak lantas menjadi tergantikan oleh sekolah. Bahkan sang ibu dituntut untuk dapat mengimbangi apa yang diajarkan di sekolah. Peran yang demikian strategis ini, menuntut wanita untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka, wanita harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti, seorang wanitia tidak boleh berhenti belajar. Anis Matta pernah mengatakan, bahwa seorang wanita itu memiliki potensi yang sangat besar, namun sayangnya, ketika ia menikah, maka potensi itu seolah-olah lenyap, menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal, belajar itu proses seumur hidup, long life education. Itulah yang dipesankan oleh Rasulullah dalam haditsnya Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Artinya, tidak lantas ketika seorang muslimah menikah, maka kesempatan menuntut ilmunya berhenti sampai di situ, dikarenakan waktu dan tenaganya habis untuk mengurus suami dan anak. Artinya, dengan atau tanpa dukungan dan fasilitas dari suami, seorang wanita harus kreatif mencipta cara untuk terus mencari ilmu, untuk meningkatkan kualitas dirinya. wanita adalah lembaga pendidikan bila dipersiapkan darinya akan lahir pemuda-pemuda berjiwa mulia Duhai ukhti muslimah, teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan akidah, menshahihkan ibadah, membaguskan akhlaq, meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Teladanilah wanita Anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama. Teladanilah para sahabiyah yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk diberikan kesempatan di hari tertentu khusus untuk mengajari mereka. Sehingga, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya. Duhai ukhti muslimah, didik putra-putrimu agar mengenal Allah dan taat pada-Nya, agar gemar membaca dan menghapal kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau. Bekali dengan akhlak imani, mencintai sesama, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali Khonsa-Khonsa yang mencetak para syuhada. Didik putra-putri Sebagai amanah Ilahi Bekali akhlak imani Jadikan mukmin sejati (Suara Persaudaraan Dialog Dua Hati) Wallahu'alam bish showab. (dian) http://www.pks-jaksel.or.id/Article1161.html - No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Jadilah Seperti Lebah
Jadilah Seperti Lebah Oleh: Tim dakwatuna.com Rasulullah saw. bersabda, Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya). (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar) Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain. Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera. Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (An-Nahl: 68-69) Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini: Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman: Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168) (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu- belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka itulah orang- orang yang beruntung. (Al-Araf: 157) Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan). Mengeluarkan yang bersih. Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya! Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (Al-Hajj: 77) Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu (irkau, wasjudu, wabudu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya. Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya
[media-dakwah] Hakikat Muhasabah
Hakikat Muhasabah Oleh : Asep Sulhadi Muhasabah atau introspeksi diri adalah kata yang hakikatnya sering disalahpahami mayoritas orang. Mereka beranggapan introspeksi diri adalah mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan, dengan menyesali dan menangisinya. Padahal, pengertian tersebut bukanlah termasuk ke dalam muhasabah. Namun itu adalah salah satu dari syarat-syarat taubatan nasuhan (taubat yang murni). Merujuk kepada hadis Rasulullah SAW tentang hakikat muhasabah, akan kita temukan yang dimaksud dengan muhasabah adalah memaksakan diri dan menundukkannya agar taat melaksanakan semua perintah Allah SWT sebagai bekal di akhirat. Rasulullah SAW menyebut orang seperti itu dengan sebutan 'orang yang berakal'. ''Orang yang berakal adalah orang yang memaksa dirinya untuk taat kepada Allah SWT dan berbuat (mempersiapkan bekal) bagi akhirat, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsu kemudian berangan-angan agar Allah mengampuninya.'' (HR At Tirmidzi). Muhasabah menurut Rasulullah SAW sama artinya dengan jihad nafs atau jihad memerangi dan mengekang hawa nafsu. Rasulullah SAW dalam sabdanya yang lain menegaskan jihad nafs adalah salah satu jihad paling besar dan termasuk ke dalam hakikat seorang mujahid. ''Mujahid adalah orang yang mengekang jiwanya untuk taat kepada perintah Allah.'' (HR Ahmad). Dari pengertian di atas, jelas bahwa hakikat muhasabah bukan mengingat dosa-dosa yang telah lalu, kemudian menyesali dan menangisinya. Namun, hakikat muhasabah adalah memaksakan diri untuk taat melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Karenanya, Umar bin Al Khatab pernah berkata, ''Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, karena sesungguhnya hisab pada hari kiamat adalah ringan bagi orang-orang yang menghisab dirinya di dunia.'' Maksudnya adalah tundukkanlah diri kalian agar patuh melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya karena dengan cara inilah hisab kalian akan ringan pada hari kiamat. Marilah kita bergegas melaksanakan hakikat muhasabah yaitu dengan mengerjakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya, agar di akhirat kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang hisabnya ringan. Wallahu a'lam bish-shawab. http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14 - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] LIST DOKTER KANDUNGAN WANITA
Dari milis sebelah semoga bermanfaat... Subject: [perisai] LIST DOKTER KANDUNGAN WANITA Berikut saya lampirkan nama-nama dan lokasi dokter wanita, LIST DOKTER KANDUNGAN PEREMPUAN No Doctor Name Rumah Sakit Dr Puji Ichtiarti RS Hermina Bekasi Barat dan RS Hermina Jatinegara Dr Yenny Julizir Rs.Anna Bekasi (Suaminya Dr. Anak dan sebagai pemilik RS. ANNA) Dr. Lidya Liliana RS. Mitra Bekasi Barat Dr. Lina Meilina Pujiastuti SpOG RS Mitra Keluarga Bekasi Barat Dr. Jenny AnggraeniRSIA Hermina Bekasi Dr. Nina Martini Somad RSIA Hermina Bekasi Hj. Lina Meilina SpogRS Mitra keluarga Bekasi Barat Dr. Sri Redjeki - RS Hermina, Klinik Bella, Klinik Alifia Perumnas III Bulak Kapal Bekasi Dr. Koesmaryati - Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur (Muslimah) Dr. Ariati RS. siloam cikarang Dr Santi (Marlisanti kalau gak salah) RS JMC Buncit Raya Dr HusnaRS OMC Pulomas Dr RamayantiRSIA Putra Dalima , BSD Serpong Dr Hasna, Dr.. (bisa dicek di website harapan kita) RS harapan kita Dr. Lita Lilik RS Mitra International jatinegara Dr Dwiyana Ocviayanti (Ocvi) RS Permata Cibubur Dr. Sri Lestari Praktek di RS International Bintaro dan RS Fatmawati. Dr. RudiyantiRS International Bintaro. Dr. Wenny NingsihRS.Honoris Tangerang (Perum Tmn modern Tangerang, dkt Metropolitan Town Square ) Dr. Rudiyanti Praktek setiap hari 10:00-13:00 di RSIB Dr. Lucky SyafitriRSIA Eva Sari di Jl Rawa Mangun (Pramuka) Jak Pus dan RS Thamrin JakPus Dr. Suharyanti, SpogPraktek di RS. MMC dan RS Hermina Jatinegara Dr. Mutia Prayanti RS Hermina Depok Dr. Nelwati RS Hermina Depok Dr. TazkirohRS ISLAM JAKARTA, Jl. Cempaka putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Telp. (021) 4250451 - 42801567 (hunting) Fax. (021) 4206681 Dr. Suharni Kahar, SpOG Dr. Isnariani, SpOG Dr. Hasnah SiregarRSIA Hermina Jatinegara Dr. Roslina Spog RSIA Trimitra Cibinong Jalan Raya Bogor, 1km selatan dari Matahari Cibinong Dr. SUSAN MELINDARSB.Limijati Bandung Jl RE Martadinata atau di Melinda Hospital , Bandung Jl Pajajaran Dr. Sofie Kimia Farma Jl Juanda Bandung Dr. Dewi S GaduhHermina Dr. Laila Nurana SPOGMedistra dan Bunda Dr. Nana Agustina RS Bersalin Siaga Dua, Pejaten Barat Dr. Zanibar Aldy RS Malahayati Medan Dr. Ida Farida, SpOG RS Kramat 128 Jakpus dan RS Satyanegara, Sunter Sumber : www.pdpersi. co.id Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia - Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail QA for great tips from Yahoo! Answers users. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Wanita Ahli Surga dan Ciri Cirinya
Wanita Ahli Surga dan Ciri Cirinya Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati. Dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmat an Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Taala berfirman : (Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS. Muhammad : 15) Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al Waqiah : 10-21) Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmat an tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Taala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Quran yang mulia, diantaranya : Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS. Al Waqiah : 22-23) Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS. Ar Rahman : 56) Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Ar Rahman : 58) Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya. (QS. Al Waqiah : 35-37) Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau : seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu anhu) Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan. Dan mereka juga mendendangkan : Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi. (Shahih Al Jami nomor 1557) Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi? Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia. Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah : 1. Bertakwa. 2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat- Nya, Kitab-Kitab- Nya, Rasul-Rasul- Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi
[media-dakwah] Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab
Dari milis sebelah... Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris) ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya? ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka. Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; #8220;Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.#8221; (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; #8220;Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . #8220; (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; #8220; dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya#8230;(QS. Luqman : 15) Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; #8220;dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu. ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab. Saudari ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. #8220;Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?#8221; Bukankah Allah SWT telah berfirman; #8220;maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita. Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; #8220;Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. .#8221;(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; #8220;sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..#8221;(QS. Al-Hujurat:13) .Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga
[media-dakwah] Keharusan Beramal
Keharusan Beramal Oleh: DR. Amir Faishol Fath .Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah: 105) Ayat ini menurut Imam Ar-Razi mengandung seluruh yang dibutuhkan seorang mukmin baik mengenai agama, dunia, kehidupan, dan akhiratnya. Dari susunan kata dalam ayat tergambar dua hal: di satu sisi tampak nada targhib (dorongan) bagi orang-orang yang taat, dan di sisi lain nampak nada tarhib (ancaman) bagi orang-orang yang berbuat maksiat. Maksudnya, bersungguh-sungguhlah kamu untuk berbuat sesuatu demi masa depanmu karena segala perbuatanmu akan mendapatkan haknya di dunia maupun di akhirat. Di dunia perbuatan tersebut akan disaksikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Jika berupa ketaatan, ia akan mendapatkan pujian dan pahala yang besar di dunia dan akhirat. Namun, jika berupa kemaksiatan ia akan mendapatkan hinaan di dunia dan siksaan yang pedih di akhirat. (Imam Ar-Razi. Mafatihul ghaib. Bairut, Darul fikr, 1994, vol. 16, h. 192). Syeikh Rasyid Ridha dalam tafsirnya Al-Manar menerangkan makna ayat tersebut begini: Wahai Nabi, katakan kepada mereka bekerjalah untuk dunia, akhirat, diri dan umatmu. Karena yang akan dinilai adalah pekerjaanmu, bukan alasan yang dicari-cari; pun bukan pengakuan bahwa Anda telah berusaha secara maksimal. Kebaikan dunia dan akhirat pada hakikat tergantung pada perbuatan Anda. Allah mengetahui sekecil apapun dari perbuatan tersebut, maka Allah menyaksikan apa yang Anda lakukan dari kebaikan maupun keburukan. Karenanya, Anda harus senantiasa waspada akan kesaksian Allah, baik itu berupa amal maupun berupa niat, tidak ada yang terlewatkan. Semuanya tampak bagi-Nya. Oleh sebab itu Anda harus senantiasa menyempurnakannya (itqan), ikhlas, dan mengikuti petunjuk-Nya dalam menjalankan ketaatan sekecil apapun (lihat, Rasyid Ridha. Tafsir Al Manar. Tanpa tahun, vol. 11, h. 33). Pada intinya, ayat di atas menegaskan pentingnya beramal. Bahwa, yang akan menjadi tolok ukur keselamatan seseorang di dunia maupun di akhirat bukan semata konsep yang ia hafal, melainkan sejauh mana ia mampu mengamalkan teori yang telah diketahuinya. Al-Quran malah mengecam seorang yang hanya pandai ngomong tapi tidak mengerjakannya (Ash-Shaf: 2-3). Rasulullah saw. bukanlah sosok yang hanya pandai memberi nasihat, melainkan seluruh amalnya merupakan nasihat. Siti Aisyah ketika ditanya bagaimana akhlak Rasulullah saw., ia menjawab bahwa akhlaknya adalah Al-Quran. (HR. Ahmad, no. 216). Amal Sebagai Inti Keimanan Kalimat wa qulimalu adalah perintah. Ini berarti keharusan untuk beramal. Akidah tanpa amal akan menjadi kering, karena amal bagi akidah ibarat air bagi sebuah pohon. Pernyataan para ulama bahwa iman naik turun (yaziidu wayanqus) maksudnya ia naik dengan amal shalih dan turun dengan kemaksiatan. Cermin akidah ada diri seseorang adalah amal yang ia lakukan. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang selalu menggabung antara iman dan amal: Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (Al-Ashr: 2-3, lihat juga Al-Bawarah: 62 dan Al-Maidah: 69). Dalam Surat Al-Muminun ayat 1-10, Allah menyebutkan tanda-tanda seorang yang beriman dengan amalnya: Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya, serta memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Rasulullah saw. seringkali menyebutkan tanda-tanda keimanan dengan amal. Anas r.a. meriwayatkan Rasulullah bersabda: Seorang tidak disebut beriman sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. (HR Bukhari, no. 13). Imam Bukhari dalam buku Sahihnya menulis judul khusus: Bab man qaala innal iman huwal amal (orang yang mengatakan iman adalah amal), di dalamnya ia menyebutkan ayat Az-Zukhruf: 72 dan hadits riwayat Abu Hurairah: bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, perbuatan apa yang paling utama. Beliau berkata: Iman kepada Allah dan RasulNya. Kemudian apa? Jihad di jalan Allah. Kemudian apa? Haji mabrur. (HR. Bukhari, no. 26). Ketika
[media-dakwah] Sabar Menyikapi Takdir
Sabar Menyikapi Takdir 29 Apr 07 20:14 WIB Oleh Sya2 Pada sore hari yang mendung, aku duduk membaca berita dari surat kabar pagi yang baru sempat dibaca sore harinya. Sedih, membaca cerita ada orangtua yang hendak membunuh anaknya dengan alasan karena mereka hidup miskin. Sambil beristigfar hatiku berbisik lirih, ternyata kemiskinan telah membutakan mereka membawa mereka menjadi orang yang kufur bahkan bisa menjadi kafir. Naudzubillah. Dari kejauhan terdengar suara bapak penjual gorengan berteriak-teriak menjajakan gorengannya. Comro, Misro..., nasi uduk, tempe goreng... Suara si bapak tedengar begitu keras mengagetkan lamunanku. Segera kumemanggilnya Comro dan misro pak..!. Oke Mbak.! si bapak menghampiriku. 3 ribu aja pak, sebentar saya ambil piringnya sahutku sambil lari ke dalam rumah mengambil piring. Sedangkan anakku yang berumur 2 tahun malah lari keluar mendekati si bapak, mereka memang sudah akrab bahkan anakku memanggil bapak penjual gorengan itu dengan panggilan Pak De. Ketika aku kembali sampai di tempat mereka berada mereka sedang bercanda ria. Ini bu, saya tambahin dua misronya, bonus... katanya sambil tersenyum ramah. Seperti biasa bapak ini memang selalu memberiku bonus. Makasih pak... jawabku sambil mengigit misronya. Rasa manis misro itu membuatku lupa akan cerita pahit yang baru saja kubaca dari surat kabar tadi. Manis tutur kata dan perilaku bapak penjual gorengan itu yang selalu dihadirkan pada setiap pembelinya, seolah menutupi pahitnya kisah hidupnya sendiri. Pak Pardi nama beliau, umurnya sudah tidak muda lagi, kuperkirakan sudah kepala lima. Pak Pardi tinggal di kampung yang letaknya bersebelahan dengan kompleks perumahakn di mana aku dan keluargaku tinggal, Pondok Jaya nama kampung itu. Dari kompleksu ada jalan akses yang bisa langsung menuju kampung pondok jaya, tak heran jika Pak Pardi dengan leluasa bisa berdagang di kompleks, karena memang jaraknya dekat sekali. Kisah pahitnya kehidupan Pak Pardi dan keluarganya berawal saat kompleks perumahanku ini mulai dibangun. Banyak sekali tukang bangunan yang bekerja membangun rumah-rumah di komplek. Pak Pardi dan isterinya berjualan nasi, sayur, lauk-pauk dan makanan-makanan kecil lainnya untuk melayani kebutuhan makan dari para tukang bangunan dan mandornya di kompleks itu. Para pekerja bangunan itu dibayar secara borongan jika pekerjaan mereka sudah selesai, sehingga untuk membayar makan mereka harus berhutang dulu kepada Pak Pardi dan isterinya, tidak ada jaminan apa-apa dalam hutang itu, hanya bu Pardi tiap hari mencatat siapa-siapa saja yang berhutang dan berapa jumlah hutangnya per hari. Proyek pembangunan itu berjalan kurang lebih satu tahun, dan selama itu pula para tukang bangunan itu belum membayar hutangnya pada Pak Pardi dan Bu Pardi, hanya ada segelintir tukang yang mau membayar hutangnya itupun hanya dibayarnya sebagian saja. Sementara untuk modal dagang sehari-hari Pak Pardi mengambil hutang dari bank keliling alias rentenir kampung. Nasib sial dialami Pak Pardi dan isterinya ketika mereka sudah kehabisan modal dan sudah terjerat banyak hutang dari rentenir, mereka pun berniat menagih hutang-hutang para tukang bangunan dan mandor-mandor yang sering makan dari warung mereka, akan tetapi hampir semua tukang dan mandor itu sudah pergi, tidak berada di wilayah komplek lagi, kabur tanpa kabar, karena ternyata proyek pembangunan rumah sudah selesai. Pak Pardi dan isteri tertipu. Shock tentu saja mereka, apalagi hutang dari rentenir itu sudah beranak pinak bunganya. Akhirnya mereka terpaksa menjual rumah mereka untuk melunasi hutang-hutang itu. Dan mereka menyewa rumah petak tepat persis di depan rumah yang telah mereka jual itu. Betapa sedih mereka setiap hari harus menghadapi kenyataan bahwa rumah yang tepat berada di rumah petak kontrakannya itu dulunya adalah rumah mereka. Aku hanya tertegun, ikut merasakan kesedihan mereka, ketika Bu Pardi dan suaminya menceritakan kisah hidupnya kepadaku ketika awal aku pindah ke ke komplek itu. Sambil memasukkan kayu bakar di tungku penggorengan di ruma petaknya Bu Pardi sesekali terisak menangis. Beginilah Mbak, bodohnya saat itu kami terlalu percaya begitu saja kepada para tukang bangunan itu, ternyata mereka kurang ajar semua, bahkan mandor kontraktornya pun tidak mau bertanggung jawab.. kata Bu Pardi. Kami yakin ini takdir sih Mbak, namun kami juga tidak mau pasrah begitu saja tanpa usaha, kami sudah berusaha mencari-cari keberadaan para tukang bangunan ini, tapi nihil hasilnya, karena mereka semua sudah pulang ke jawa... sahut Pak Pardi menambahkan. Sekarang kami sudah tidak punya apa-apa lagi mbak, setelah satu-satunya harta yang kami miliki telah kami jual untuk membayar hutang dari rentenir, terpaksa kami
[media-dakwah] Memerangi Kemungkaran
Memerangi Kemungkaran Oleh: Tim dakwatuna.com Dari Abi Said Al-Khudri semoga Allah meridainya ia mengatakan, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka ia harus mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak bisa maka ia harus mengubah dengan lidahnya. Jika ia tidak bisa maka ia harus mengubah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya.) Di antara kewajiban seorang mukmin adalah melakukan amrun bil-maruf wa nahyun anil-munkar (memerintahkan untuk melakukan kebajikan dan melarang melakukan kemungkaran). Rasulullah saw. menggambarkan pentingnya pekerjaan ini dalam hadits berikut ini. Perumpaan orang-orang yang melaksanakan hukum-hukum Allah dengan orang-orang yang melanggarnya bagaikan sekelompok orang yang naik kapal. Lalu mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang duduk di bagian atas dan siapa yang duduk di bagian bawah (dek). Orang-orang yang duduk di bagian bawah itu harus naik ke atas jika mereka membutuhkan air. Lalu salah seorang dari mereka mengatakan, Sebaiknya kita membolongi tempat kita ini sehingga kita tidak mengganggu orang lain. Jika orang-orang yang ada di atas membiarkan mereka melaksanakan apa yang mereka inginkan, maka niscaya akan binasalah semuanya. Namun, jika mereka membimbingnya, maka mereka yang ada di atas akan selamat dan selamat pula mereka yang ada di bawah. (Bukhari) Dengan sangat jelas, Allah swt. menyebut pekerjaan tersebut sebagai salah satu sifat yang harus melekat pada orang-orang beriman. Hal itu dijelaskan dalam ayat ini: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 71) Untuk tercapainya tujuan-tujuan nahyi munkar itu, Islam mengiringi perintah tersebut dengan beberapa aturan. Karena, mencegah kemungkaran ditujukan untuk menyelamatkan dan mewujudkan yang maslahat atau yang lebih maslahat. Bukan sebaliknya. Syarat pelaku amar makruf nahyi munkar Syaikh Abdul Qadir Audah rahimahullah menyebutkan tiga syarat yang disepakati oleh para ulama yang harus ada pada setiap pelaku amar makruf dan nahyi munkar. Ketiga syarat itu adalah: mukallaf, memahami, dan bebas dari tekanan; mengimani agama Islam; dan memiliki kemampuan untuk melakukan amar makruf dan nahyi munkar itu. Jika tidak, maka kewajibannya adalah menolak dengan hati. Ada pun syarat yang tidak semua ulama menyepakatinya adalah: pertama, sifat adalah, yakni sifat shalih, takwa, dan terpercaya. Tentang ini, Said bin Jubair mengatakan, Jika amar maruf dan nahyi munkar hanya dilakukan oleh orang yang sempurna segala sesuatunya, maka niscaya tidak akan ada seorang pun yang melakukannya. Kedua, izin imam (pemimpin). Ini juga termasuk yang diperselisihkan. Jumhur ulama tidak mensyaratkan hal ini. Syarat pelaksanaan nahyi munkar Ada dua syarat pelaksanaan nahyi munkar. Pertama, ada atau terjadinya kemungkaran. Kemungkaran adalah segala kemaksiatan yang diharamkan atau dilarang oleh Islam. Kedua, kemungkaran yang dimaksud hadits di atas dan wajib diperangi adalah perbuatan yang secara qathi (tegas, eksplisit) dinyatakan sebagai kemungkaran dalam Al-Quran atau Sunnah, atau berdasarkan ijma dan bukan yang diperselisihkan. Kemungkaran-kemungkaran yang qathi itu adalah yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai fahsya atau munkar, seperti zina, mencuri, riba, dan melakukan kezhaliman. Juga termasuk kemungkaran qathi yang disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai al-mubiqat (hal-hal yang membinasakan), seperti yang diuraikannya dalam hadits berikut. Jauhilah tujuh hal yang membinasakan. Para sahabat bertanya, Apa itu? Rasulullah saw. menjelaskan, Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan cara haq, makan riba, makan harta yatim, lari dari gelanggang saat jihad, dan menuduh zina kepada wanita suci. (Muslim, Abu Dawud, dan Baihaqi) Kemungkaran itu tampak karena dilakukan secara terbuka dan bukan hasil dari tajassus (mencari-cari kesalahan). Sebab Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya kamu jika mencari-cari aurat (kesalahan-kesalahan) manusia, maka kamu menghancurkan atau nyaris menghancurkan mereka. (Shahih Ibnu Hibban) Tahapan-tahapan pelaksanaannya Para ulama memberikan arahan agar dalam pelaksanaan menghilangkan kemungkaran diambil langkah-langkah seperti berikut: Pertama, melakukan penyadaran dan pemahaman. Allah swt. Berfirman, Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan
Re: [media-dakwah] tentang reinkarnasi
Wa'alaikumsalam wr.wb. Mungkin hasil tanya jawab ustadz dari syariahonline berikut ini bisa menjadi masukan awal... Reinkarnasi Pertanyaan: assalamu'alaikum wr.wb dulu saya pernah menonton film barat yang brcerita tentang adanya pengalaman2 oarang yang mengalami reinkarnasi.ada banyak buku yang membuktikan kemampuan mereka dalam mengetahui riwayat hidup seseoarng di masa lau,seoalh-olah mereka pernah hidup di masa itu. saya ingin menanyakan ,bagaiman pendapat islam mengenai hal ini?tolong buktikan dengan qur'an dan hadist. jazakumullohu khairan kastiro... wassalamu'alaikum wr.wb Desi Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba#65533;d. Salah satu doktrin yang salah dalam masalah reingkarnasi adalah seseorang tidaklah diberikan kesempatan untuk hidup di dunia untuk kedua kalinya. Begitu seseorang wafat, maka selesailah sudah masa hidupnya untuk selamanya dan tidak akan dikembalikan lagi ke dunia. Bahkan meski yang meninggal itu adalah seorang penghuni surga. Apalagi penghuni neraka. Semuanya memang ingin mengulangi lagi untuk bisa hidup di dunia pasca kematiannya. Yang sudah masuk surga karena mati syahid ingin bisa hidup lagi dan ikut jihad hingga mati syahid lalu dihidupkan lagi dan mati syahid lagi. Ini tejadi karena merasakan kenikmatan luar biasa saat mati syahid. Sedangkan yang di neraka ingin memperbaiki raport merahnya selama di dunia. Namun keduanya sudah ditetapkan tidak mungkin kembali lagi ke dunia. Yang sudah masuk neraka, tidak bisa kembali ke dunia. Allah SWT berfirman : Dan jika kamu melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: Kiranya kami dikembalikan dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, Tetapi telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya . Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. (Al-Anam : 27-28) Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?. Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan. (QS. Al-araf : 53) Bahkan seandainya mereka lari dari neraka, selalu ada kekuatan yang menghalangi mereka dari neraka. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. , Rasailah azab yang membakar ini. (QS. Al-Hajj : 22) Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. XasinBoy [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr wb, Apakah ada yang tahu pendapat islam tentang reinkarnasi, ato mungkin ada info link, ebook, atau buku yg bisa saya baca tentang topik ini. Terima kasih sebelumnya, semoa Allah membalas kebaikan anda semua. Ranto [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] tanya sujud...
Wa'alaikumsalam wr.wb. Pake mukenah n pecinya jangan sampe nutupi dahi Pak, kan bisa aku klo pake mukenah juga dahinya masih bisa nyentuh sajadah waktu sujud Mengenai tata caranya, aku forward di japri aja ya... aku punya file tata cara sholat... Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wr wb. Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung. Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita, kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya.. Syukron jazakalla Wassalam [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Terakhir)
Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Terakhir) Oleh: Tim dakwatuna.com Bila Indonesia benar-benar ingin melakukan perubahan-perubahan dan pembaharuan yang mendasar dan menyeluruh, tak ada salahnya mencoba melongok agenda perubahan yang ditawarkan ulama besar Mesir Hasan Al-Bana karena begitu rinci dan akurat. Para akhwat seyogianya ikut terlibat dan berperan aktif untuk mewujudkan agenda perubahan tersebut di tengah masyarakat Indonesia. Hasan Al-Bana mengingatkan agar tidak tergiur dengan system Eropa yang seronok, syahwati tetapi membawa kepada kehancuran dan sebaliknya segera berpaling pada system Islam yang terhormat, penuh dengan nilai-nilai kebenaran, ketegaran, keberkahan dan pengendalian diri. Beliau membagi agenda perubahan dan pembaharuan tersebut dalam 3 tema besar dengan 50 butir yang melingkupi semua sektor kehidupan manusia. A. Politik, peradilan dan administrasi. 1. Menghancurkan fanatisme kelompok dan mengarahkan potensi umat Islam secara politik dalam keseragaman orientasi dan kesatuan barisan. 2. Perbaikan undang-undang sehingga sesuai dengan tuntutan syariat Islam dalam setiap cabangnya. 3. Meningkatkan kekuatan pasukan, memperbanyak kelompok pemuda untuk dilatih dan berjihad . 4. Menguatkan ikatan antar wilayah Islam terutama negeri-negeri Arab. 5. Meningkatkan semangat keislaman di kantor-kantor pemerintah sehingga seluruh pegawai merasa butuh kajian Islam. 6. Melakukan kontrol terhadap perilaku pribadi pegawai agar bisa membedakan kepentingan pribadi dan pekerjaan. 7. Menunaikan pekerjaan, tidak ditunda-tunda dan menghindari lembur. 8. Menghapus risywah (suap) dan komisi. 9. Menimbang setiap aktivitas pemerintahan dengan ajaran Islam dan jadwal kegiatan tidak berbenturan dengan waktu shalat. 10. Memasukkan dan melatih ulama untuk bekerja dalam bidang militer dan kesekretariatan. B. Sosial dan ilmu pengetahuan. 1. Membiasakan masyarakat berpegang pada etika dan kesopanan serta menindak tegas para pelanggarnya. 2. Mengatasi persoalan kaum wanita dengan solusi yang dapat menggabungkan antara peningkatan diri dan sekaligus pemeliharaan kehormatannya sesuai ajaran Islam. 3. Memberantas prostitusi dan zina harus dianggap kejahatan dan kemungkaran yang harus ditindak dan dihukum tegas. 4. Menghancurkan praktek perjudian dengan segala bentuk. 5. Memerangi minuman keras dan obat-obatan terlarang. 6. Memerangi tabarruj, pamer aurat dan mengarahkan para wanita untuk berperilaku sebagai muslimah shalihah. 7. Meninjau kembali kurikulum pendidikan kaum wanita dan melakukan pembedaan sebanyak mungkin di antara kurikulum untuk siswa dan siswi. 8. Melarang siswa dan siswi bercampur baur dalam satu kelas. 9. Memompakan semangat para pemuda untuk menikah, membangun keluarga dan mendapatkan keturunan. 10. Menutup klub-klub malam, panggung tarian maksiat dan sejenisnya. 11. Mengontrol kegiatan pentas dan peredaran film-film dan kaset-kaset (VCD). 12. Menyeleksi nyanyian-nyanyian yang berkembang di masyarakat dan menyediakan alternatif pengganti. 13. Menyeleksi produk siaran radio dan teve yang dikonsumsi masyarakat. 14. Menyita cerita-cerita dan buku-buku porno. 15. Mengatur keberadaan vila-vila agar tidak disalahgunakan. 16. Membatasi waktu buka warung-warung dan mengontrol kesibukan pengunjungnya. 17. Menggunakan warung-warung itu sebagai tempat pengajaran baca-tulis. 18. Memerangi tradisi negatif dalam perilaku ekonomi, akhlak, dan lain-lain. 19. Menjadikan aktivitas menentang hukum Allah sebagai sasaran amar maruf nahi munkar. 20. Menghimpun lembaga pendidikan resmi dan masjid-masjid di kampung-kampung. 21. Menetapkan kurikulum agama sebagai materi pokok di setiap sekolah dan perguruan tinggi. 22. Mendorong kegiatan menghafal al Quran di kantor-kantor dan sekolah serta menjadi syarat kelulusan dan untuk memperoleh ijazah. 23. Menetapkan strategi pengajaran yang baku dalam rangka meningkatkan dan mendongkrak kualitas system pendidikan. Menyatukan kurikulum-kurikulum yang memiliki tujuan beragam. 24. Memberikan porsi cukup bagi mata pelajaran bahasa Arab sebagai bahasa utama. 25. Memberikan porsi perhatian kepada materi sejarah, sejarah nasional, kebangsaan dan peradaban Islam. 26. Memikirkan sarana-sarana untuk menyatukan keberagaman di masyarakat 27. Menghapuskan gaya hidup kebarat-baratan. 28. Memberikan pengarahan yang baik kepada para penerbit dan penulis. 29. Memperhatikan urusan kesehatan masyarakat. 30. Memperhatikan keadaan kampung, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan penertiban lingkungan, kebersihan, sanitasi serta membersihkannya dari nilai-nilai yang negatif. C. Ekonomi 1. Mengatur
[media-dakwah] Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Kedua)
Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Kedua) Oleh: Tim dakwatuna.com Masalahnya adalah untuk saat ini dan saat mendatang apa yang bisa dilakukan muslimah? Bagaimana caranya untuk berjuang mewujudkan gagasan mulia menegakkan syariat Allah di muka bumi. Yang jelas tak mungkin berjuang seorang diri tanpa program yang matang, jelas dan terarah serta tanpa adanya amal jamai yang terorganisir. Bukankah Allah berfirman dalam QS. 61:4 bahwa Ia menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi seolah-olah menyerupai bangunan yang kokoh. Ali r.a. pun pernah berucap: Kebenaran yang tidak tertata, terorganisir secara rapi akan mampu dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik. Shalan Qazan mengutarakan bahwa gagasan yang mulia tidak bisa secara serta merta diwujudkan begitu saja, karena sehebat apa pun sebuah gagasan jika tidak diwujudkan dalam sebuah pergerakan dan diperjuangkan oleh para pendukungnya pasti akan segera lenyap dan dilupakan orang. Keberhasilan sebuah gagasan sangat ditentukan oleh sejauh mana aktivitas, ketangguhan dan kemampuan para pendukungnya dalam merekrut massa serta kemudian membentuk sebuah pergerakan yang terdiri dari sekelompok manusia yang dikendalikan oleh suatu kepemimpinan beserta struktur organisasinya. Oleh karena itu terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara gagasan Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh, Abdurrahman Al-Kawakibi dengan gagasan Hassan Al-Banna dan Said Nursi. Mereka semua sama-sama reformer yang memiliki gagasan pembaharuan, tetapi gagasan al Afghani, M. Abduh dan al Kawakibi hanya menjadi gagasan yang tak terdokumentasikan dalam sejarah. Sementara gagasan Hasan Al-Banna terus bertahan karena melembaga dalam jamaah Ikhwanul Muslimin dan Said Nursi dengan jamaah An-Nur. Sayyid Quthub dalam bukunya Hadzad Dien juga meyakini bahwa konsep hanya dapat direalisasikan bila didukung oleh sekelompok manusia yang mempercayainya secara utuh, konsisten dengannya sebatas kemampuannya dan bersungguh-sungguh mewujudkannya dalam hati dan kehidupan orang lain. Hal ini yang dilalaikan wanita pada masa lalu walau pun penyebab utama kemunduran wanita adalah penyimpangan persepsi tentang wanita itu sendiri. Wanita dibelenggu, dilecehkan dan dizhalimi tetapi tak ada yang dapat menyelamatkannya baik laki-laki maupun dirinya sendiri. Sampai akhirnya Islam membebaskan perempuan tanpa peran perempuan itu sendiri. Pembebasan itu terjadi karena Islam mendirikan bangunan pergerakan yang kuat lagi solid di atas landasan ideologis yang sangat kuat dan wanita ikut masuk ke dalam pergerakan itu sebagai mitra laki-laki. Bila pengaruh Quran dalam diri individu-individu atau skala negara melemah, maka yang terjadi akan bertambahlah belenggu yang melilit wanita. Hanya orang bodoh atau berpura-pura bodoh yang menganggap Islamlah yang membelenggu wanita sehingga muslimah harus memberikan kontribusi berarti dalam upaya memulai kembali kehidupan yang islami karena hanya dalam kondisi tersebut ia akan merasakan kemerdekaan yang hakiki. Dan agar pengaruhnya terasa lebih kuat dan hasilnya pun lebih cepat, efisien, tahan lama dan kokoh, hal itu hanya bisa direalisir melalui amal islami haraki jamai. Banyak dalil dalam Al-Quran seperti 3:104, 61:4, 16:96, 9:71 serta hadits Nabi SAW. Innama nisau syaqaaiqu ar rijal (sesungguhnya wanita saudara kandung laki-laki), yang menunjukkan bahwa wanita pun memiliki hak dan kewajiban yang setara dalam perjuangan menegakkan syariat Allah dan membangun masyarakat Qurani. Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil alamin termasuk untuk wanita. Dan ketika Islam menginginkan kemerdekaan mentalitas perempuan tidak lain karena hendak membangun mentalitas pendobrak atau anashirut taghyir yang mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil, menentang kebatilan dan berinteraksi dengan kebenaran berdasarkan tolok ukur nilai-nilai Rabbani. Islam ingin memuliakan wanita menjadi wanita aktif yang berinteraksi dengan realitas baru, berpartisipasi memeliharanya dan ikut ambil bagian dalam pengembangan Islam menuju universalitasnya. Ajaran Islam yang berkaitan dengan masalah kewanitaan ditujukan untuk mencetak wanita haraki (aktivis) yang aktif dalam pembinaan diri, keluarga, pekerjaan dan masyarakatnya. Bila ia berhasil menjadi wanita yang aktif lagi positif, wanita baru akan merasa nilai dan kedudukannya yang hakiki sebagai wanita. Sosok itulah yang insya Allah ada dalam diri muslimah. Mereka memiliki kekhasan-kekhasan yang menjadikannya istimewa, yakni: 1. Kepribadian yang khas lagi kuat. 2. Keberanian dan kepercayaan diri 3. Berpikir rasional dan sistematis, memiliki kemampuan intelektual dalam mengkritik, mengevaluasi, membangun, menantang dan memilih. 4. Kemandirian.
[media-dakwah] Menikah, Kenapa Takut?
Menikah, Kenapa Takut? Oleh: DR. Amir Faishol Fath Kita hidup di zaman yang mengajarkan pergaulan bebas, menonjolkan aurat, dan mempertontonkan perzinaan. Bila mereka berani kepada Allah dengan melakukan tindakan yang tidak hanya merusak diri, melainkan juga menghancurkan institusi rumah tangga, mengapa kita takut untuk mentaati Allah dengan membangun rumah tangga yang kokoh? Bila kita beralasan ada resiko yang harus dipikul setelah menikah, bukankah perzinaan juga punya segudang resiko? Bahkan resikonya lebih besar. Bukankankah melajang ada juga resikonya? Hidup, bagaimanapun adalah sebuah resiko. Mati pun resiko. Yang tidak ada resikonya adalah bahwa kita tidak dilahirkan ke dunia. Tetapi kalau kita berpikir bagaimana lari dari resiko, itu pemecahan yang mustahil. Allah tidak pernah mengajarkan kita agar mencari pemecahan yang mustahil. Bila ternyata segala sesuatu ada resikonya, maksiat maupun taat, mengapa kita tidak segera melangkah kepada sikap yang resikonya lebih baik? Sudah barang tentu bahwa resiko pernikahan lebih baik daripada resiko pergaulan bebas (baca: zina). Karenanya Allah mengajarkan pernikahan dan menolak perzinaan. Saya sering ngobrol, dengan kawaan-kawan yang masih melajang, padahal ia mampu untuk menikah. Setelah saya kejar alasannya, ternyata semua alasan itu tidak berpijak pada fondasi yang kuat: ada yang beralasan untuk mengumpulkan bekal terlebih dahulu, ada yang beralasan untuk mencari ilmu dulu, dan lain sebagainya. Berikut ini kita akan mengulas mengenai mengapa kita harus segera menikah? Sekaligus di celah pembahasan saya akan menjawab atas beberapa alasan yang pernah mereka kemukakan untuk membenarkan sikap. Menikah itu Fitrah Allah Taala menegakkan sunnah-Nya di alam ini atas dasar berpasang-pasangan. Wa min kulli syaiin khalaqnaa zaujain, dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan (Adz-Dzariyaat: 49). Ada siang ada malam, ada laki ada perempuan. Masing-masing memerankan fungsinya sesuai dengan tujuan utama yang telah Allah rencanakan. Tidak ada dari sunnah tersebut yang Allah ubah, kapanpun dan di manapun berada. Walan tajida lisunnatillah tabdilla, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah (Al-Ahzab: 62). Walan tajida lisunnatillah tahwiila, dan kamu tidak akan mendapati perubahan bagi ketetapan kami itu. (Al-Isra: 77) Dengan melanggar sunnah itu berarti kita telah meletakkan diri pada posisi bahaya. Karena tidak mungkin Allah meletakkan sebuah sunnah tanpa ada kesatuan dan keterkaitan dengan sIstem lainnya yang bekerja secara sempurna secara universal. Manusia dengan kecanggihan ilmu dan peradabannya yang dicapai, tidak akan pernah mampu menggantikan sunnah ini dengan cara lain yang dikarang otaknya sendiri. Mengapa? Sebab, Allah swt. telah membekali masing-masing manusia dengan fitrah yang sejalan dengan sunnah tersebut. Melanggar sunnah artinya menentang fitrahnya sendiri. Bila sikap menentang fitrah ini terus-menerus dilakukan, maka yang akan menanggung resikonya adalah manusia itu sendiri. Secara kasat mata, di antara yang paling tampak dari rahasia sunnah berpasang-pasangan ini adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dari masa ke masa sampai titik waktu yang telah Allah tentukan. Bila institusi pernikahan dihilangkan, bisa dipastikan bahwa mansuia telah musnah sejak ratusan abad yang silam. Mungkin ada yang nyeletuk, tapi kalau hanya untuk mempertahankan keturunan tidak mesti dengan cara menikah. Dengan pergaulan bebas pun bisa. Anda bisa berkata demikian. Tetapi ada sisi lain dari fitrah yang juga Allah berikan kepada masing-masing manusia, yaitu: cinta dan kasih sayang, mawaddah wa rahmah. Kedua sisi fitrah ini tidak akan pernah mungkin tercapai dengan hanya semata pergaulan bebas. Melainkan harus diikat dengan tali yang Allah ajarkan, yaitu pernikahan. Karena itulah Allah memerintahkan agar kita menikah. Sebab itulah yang paling tepat menurut Allah dalam memenuhi tuntutan fitrah tersebut. Tentu tidak ada bimbingan yang lebih sempurna dan membahagiakan lebih dari daripada bimbingan Allah. Allah berfirman fankihuu, dengan kata perintah. Ini menunjukan pentingnya hakikat pernikahan bagi manusia. Jika membahayakan, tidak mungkin Allah perintahkan. Malah yang Allah larang adalah perzinaan. Walaa taqrabuzzina, dan janganlah kamu mendekati zina (Al-Israa: 32). Ini menegaskan bahwa setiap yang mendekatkan kepada perzinaan adalah haram, apalagi melakukannya. Mengapa? Sebab Allah menginginkan agar manusia hidup bahagia, aman, dan sentosa sesuai dengan fitrahnya. Mendekati zina dengan cara apapun, adalah proses penggerogotan terhadap fitrah. Dan sudah terbukti bahwa pergaulan bebas telah melahirkan banyak bencana. Tidak saja pada hancurnya harga diri sebagai manusia,
[media-dakwah] Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Pertama)
Kemana Muslimah Melangkah? (Bagian Pertama) Oleh: Tim dakwatuna.com Indah sekali perumpamaan yang diutarakan Syaikh Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqhul Aulawiyaat atau skala prioritas gerakan Islam jilid satu, Bunga-bunga itu tidak tumbuh mekar selain karena laki-laki ingin selalu memaksakan kemauannya, juga karena akhwat muslimahnya yang tidak mau atau memiliki keberanian untuk melepaskan diri dari keterikatan tersebut. Ya, seharusnya bunga-bunga itu tumbuh mekar dengan leluasa untuk turut mengharumkan jalan perjuangan yang suci ini. Akhwat seyogianya mulai berani memikirkan dan mengambil alih permasalahan-permasalahan mereka sendiri, membuka lahan-lahan dakwah dan amal serta menangkis dengan tegas suara-suara sumbang wanita-wanita feminis yang diselipkan ke dalam aqidah umat, nilai-nilai dan syariat-syariat Islam. Dan suara-suara mereka cukup vokal, sekalipun hanya mewakili segelintir manusia yang tidak ada bobotnya di dunia apalagi dalam agama. Namun dalam kenyataannya menurut Yusuf Qardhawi pula, aktivitas dakwah Islam di bidang kewanitaan saat ini masih lemah. Hal tersebut nampak dari lemahnya kepemimpinan wanita untuk mampu berdiri sendiri menghadapi arus sekularisme, marxisme dan feminisme secara tangguh. Kondisi tersebut boleh jadi disebabkan oleh dua kemungkinan, yang pertama ialah sikap ananiyah atau egoisme laki-laki yang selalu berusaha mendominasi, mengkomando, mengarahkan dan menguasai urusan akhwat. Mereka tidak memberi kesempatan dan peluang kepada para akhwat untuk membina bakat, keterampilan dan kemampuan untuk berjalan sendiri tanpa dominasi para rijal. Penyebab kedua datangnya justru dari diri akhwat sendiri yang tidak memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang cukup serta kurang kuatnya kerja sama di kalangan mereka. Padahal menurut Yusuf Qardhawi kepeloporan dan kejeniusan bukan hanya milik laki-laki saja. Bahkan dalam pengamatan beliau selaku dosen, mahasiswi- mahasiswi umumnya berprestasi akademik lebih baik dibanding mahasiswa- mahasiswanya karena lebih tekun. Sehingga selayaknya mereka bisa eksis bila mampu menunjukkan kepeloporan dan kepiawaiannya dalam bidang dakwah, ilmu pengetahuan, pendidikan, sastra dan lain sebagainya. Satu hal yang kontras dengan semangat awal Islam yang memuliakan dan memberdayakan muslimah, ditemui Yusuf Qardhawi justru di zaman kiwari ini. Beliau mengkritik menyusupnya pemikiran ekstrim mengenai hubungan laki-laki dan wanita serta peranan wanita di tengah masyarakat. Aliran pemikiran ini mengambil pendapat yang paling keras sehingga mempersempit ruang gerak wanita. Sehingga dalam pertemuan beliau dengan akhwat di Manchester, Inggris dan di Aljazair, beliau mendapati kondisi tersebut bahwa akhwat dibatasi dalam mengikuti forum-forum diskusi yang luas dan bahkan sekadar untuk menjadi moderator di acara yang khusus untuk mereka pun masih dianggap harus digantikan laki-laki. Padahal sejak permulaan lahirnya dakwah, gerakan Islam telah memberikan porsi bagi peranan wanita. Dan di sebuah gerakan dakwah Islam terkemuka seperti Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir, ada seksi khusus wanita yang disebut Al Akhwat Al Muslimat. Namun orang-orang yang berhaluan keras memakai dalil surat al Ahzab ayat 33, waqarna fibuyuutikunna mereka berdalih, kenapa kalian menuntut wanita agar memegang peran yang menonjol dalam gerakan Islam? Ikut bergerak dan memimpin serta menampakkan keberadaannya dalam gerbong amal islami, padahal mereka telah diperintahkan untuk tinggal di rumah-rumah mereka. Sebagian ahli tafsir mengatakan ayat tersebut khusus berlaku untuk para istri Nabi karena kesucian dan keistimewaan mereka yang berbeda dari wanita-wanita lain pada umumnya. Sementara ahli tafsir yang lain mengatakan seandainya pun ayat tersebut ditujukan untuk para wanita pada umumnya, maka hal tersebut lebih merupakan arahan stressing keberadaan wanita yang harus lebih banyak di rumah. Namun tentu saja bukan berarti tidak boleh keluar rumah untuk menuntut ilmu, bermasyarakat dan mengerjakan kebajikan-kebajikan. Tetapi kenyataan di lapangan atau di dunia realitas tidaklah sesederhana itu, terutama justru bagi akhwat yang sudah menikah. Mereka gamang dalam melangkah. Kadang ia sampai bertanya-tanya sendiri, istri milik siapa sih? Karena selama ini ia tumbuh dalam tarbiyah dan medan harakah ia tidak bisa lagi tutup mata bersikap cuek, apatis atau masa bodoh dengan persoalan- persoalan umat Islam baik skala nasional maupun internasional. Tantangan-tantangan eksternal umat Islam benar-benar membuatnya geram. Ia sadar benar adanya makar atau konspirasi internasional yang senantiasa menghadang umat Islam (QS. 8:30, 2:120, 2:109, 2:217, 3:118 dan 4:76). Ia pun paham, nubuat atau prediksi Rasulullah SAW bahwa akan tiba suatu masa
Re: [media-dakwah] akad dalam jual beli
Berikut dari eramuslim.com, semoga membantu... Rukun Jual Beli dan yang Boleh Diperjualbelikan Dalam Syariah Sabtu, 17 Mar 07 13:38 WIB Assalaamu`alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Semoga ustad selalu dalam lindungan Allah SWT, Begini ustad, saya sebagai muslim merasa sangat minim ilmu saya, terutama di bidang hukum dagang dan jual beli secara syariah. Secara sederhana, saya mohon ustadz jelaskan tentang rukun atau pokok-pokok sebuah transaksi jual beli. Kemudian saya juga mohon kesediaan ustadz untuk menerangkan tentangsyarat apa saja yang harus dipenuhi agar suatu benda itu boleh diperjual-belikan? Terima kasih sebelumnya ustadz, Wassalam Wassalam Putri palpal at eramuslim.com Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sebuah transaksi jual beli membutuhkan adanya rukun sebagai penegaknya. Dan rukunnya ada tiga perkara, yaitu: [1] Adanya pelaku yaitu penjual dan pembeli yang memenuhi syarat, [2] Adanya akad/ transaksi [3] Adanya barang/ jasa yang diperjual-belikan. 1. Adanya Penjual dan Pembeli Penjual dan pembeli yang memenuhi syarat adalah mereka yang telah memenuhi ahliyah untuk boleh melakukan transaksi muamalah. Dan ahliyah itu berupa keadan pelaku yang harus berakal dan baligh. Maka jual beli tidak memenuhi rukunnya bila dilakukan oleh penjual atau pembeli yang gila atau tidak waras. Demikian juga bila salah satu dari mereka termasuk orang yang kurang akalnya (idiot). Demikian juga jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum baligh tidak sah, kecuali bila yang diperjual-belikan hanyalah benda-benda yang nilainya sangat kecil. Namun bila seizin atau sepengetahuan orang tuanya atau orang dewasa, jual beli yang dilakukan oleh anak kecil hukumnya sah. Sebagaimana dibolehkan jual beli dengan bantuan anak kecil sebagai utusan, tapi bukan sebagai penentu jual beli. Misalnya, seorang ayah meminta anaknya untuk membelikan suatu benda di sebuah toko, jual beli itu sah karena pada dasarnya yang menjadi pembeli adalah ayahnya. Sedangkan posisi anak saat itu hanyalah utusan atau suruhan saja. 2. Adanya Akad Penjual dan pembeli melakukan akad kesepakatan untuk bertukar dalam jual beli. Akad itu seperti: Aku jual barang ini kepada anda dengan harga Rp 10.000quot.lalu pembeli menjawab, Aku terima. Sebagian ulama mengatakan bahwa akad itu harus dengan lafadz yang diucapkan. Kecuali bila barang yang diperjual-belikan termasuk barang yang rendah nilainya. Namun ulama lain membolehkan akad jual beli dengan sistem mu'athaah, yaitu kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa mengucapkan lafadz. 3. Adanya Barang/ Jasa Yang Diperjual-belikan Rukun yang ketiga adalah adanya barang atau jasa yang diperjual-belikan. Para ulama menetapkan bahwa barang yang diperjual belikan itu harus memenuhi syarat tertentu agar boleh dilakukan akad. Agar jual beli menjadi sah secara syariah, maka barang yang diperjual-belikan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: a. Barang Yang Diperjualbelikan Harus Suci Benda-benda najis bukan hanya tidak boleh diperjual-belikan, tetapi juga tidak sah untuk diperjual-belikan. Seperti bangkai, darah, daging babi, khamar, nanah, kotoran manusia, kotoran hewan dan lainnya. Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW: #1608;#1614;#1593;#1614;#1606;#1618; #1580;#1614;#1575;#1576;#1616;#1585;#1616; #1576;#1618;#1606;#1616; #1593;#1614;#1576;#1618;#1583;#1616; #1575;#1614;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1616; -#1585;#1614;#1590;#1616;#1610;#1614; #1575;#1614;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615; #1593;#1614;#1606;#1618;#1607;#1615;#1605;#1614;#1575;-; #1571;#1614;#1606;#1617;#1614;#1607;#1615; #1587;#1614;#1605;#1616;#1593;#1614; #1585;#1614;#1587;#1615;#1608;#1604;#1614; #1575;#1614;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1616; #1610;#1614;#1602;#1615;#1608;#1604;#1615; #1593;#1614;#1575;#1605;#1614; #1575;#1614;#1604;#1618;#1601;#1614;#1578;#1618;#1581;#1616;, #1608;#1614;#1607;#1615;#1608;#1614; #1576;#1616;#1605;#1614;#1603;#1617;#1614;#1577;#1614;: #1573;#1616;#1606;#1617;#1614; #1575;#1614;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1614; #1608;#1614;#1585;#1614;#1587;#1615;#1608;#1604;#1614;#1607;#1615; #1581;#1614;#1585;#1617;#1614;#1605;#1614; #1576;#1614;#1610;#1618;#1593;#1614; #1575;#1614;#1604;#1618;#1582;#1614;#1605;#1618;#1585;#1616;, #1608;#1614;#1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1610;#1618;#1578;#1614;#1577;#1616;, #1608;#1614;#1575;#1604;#1618;#1582;#1616;#1606;#1618;#1586;#1616;#1610;#1585;#1616;, #1608;#1614;#1575;#1604;#1618;#1571;#1614;#1589;#1618;#1606;#1614;#1575;#1605;#1616; Dari Jabir Ibnu Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda di Makkah pada tahun penaklukan kota itu: Sesungguhnya Allah melarang jual beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala. (HR Muttafaq Alaih) Bank Darah Darah yang dibutuhkan oleh pasien di rumah sakit tidak boleh didapat dari jual-beli. Karena itu Palang Merah Indonesia (PMI) telah menegaskan bahwa bank darah yang mereka miliki bukan
[media-dakwah] Keutamaan Mengkhatamkan Al-Qur�an
Keutamaan Mengkhatamkan Al-Quran Oleh: Tim dakwatuna.com Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab, Al-hal wal murtahal. Orang ini bertanya lagi, Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Yaitu yang membaca Al-Quran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (HR. Tirmidzi) Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Quran. Sayid Qutub dalam bukunya Maalim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. Pertama karena mereka menjadikan Al-Quran sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka. Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan. Tilawatul quran; itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, Usahakan agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Quran lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari. Keutamaan Membaca al-Quran Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Quran. Di antaranya: 1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat. (HR. Muslim) 2. Mendapatkan predikat insan terbaik. Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Tirmidzi) 3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya. Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, Orang yang membaca Al-Quran dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah. (HR. Bukhari Muslim) 4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar. Dan orang yang membaca Al-Quran, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala. (HR. Bukhari Muslim) 5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Quran), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain. (HR. Muslim) 6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya. (HR. Muslim) Keutamaan mengkhatamkan al-Quran a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab, Al-hal wal murtahal. Orang ini bertanya lagi, Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Yaitu yang membaca Al-Quran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal. (HR. Tirmidzi) b. Orang yang mengikuti khataman Al-Quran, seperti mengikuti pembagian ghanimah Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Quran ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Quran maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah. (HR. Addarimi) c. Mendapatkan doa/shalawat dari malaikat Dari Musab bin Sad, dari Sad bin Abi Waqas, beliau mengatakan, Apabila Al-Quran dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada
[media-dakwah] Keluarga Sakinah Dalam Masalah
Keluarga Sakinah Dalam Masalah Oleh: Mochamad Bugi Kita saat ini ada di tengah arus deras pergeseran nilai sosial dalam masyarakat kita. Pergeseran nilai sosial tampak pada kecenderungan makin permisifnya keluarga-keluarga di masyarakat kita. Keluarga tidak lagi dilihat sebagai ikatan spiritual yang menjadi medium ibadah kepada Sang Pencipta. Kawin-cerai hanya dilihat sebatas proses formal sebagai kontrak sosial antara dua insan yang berbeda jenis. Perkawinan kehilangan makna sakral dimana Allah menjadi saksi atas ijab-kabul yang terjadi. Ini bertolak belakang dengan adagium yang menyatakan keluarga adalah garda terdepan dalam membangun masa depan bangsa peradaban dunia. Dari rahim keluarga lahir berbagai gagasan perubahan dalam menata tatanan masyarakat yang lebih baik. Tidak ada satu bangsa pun yang maju dalam kondisi sosial keluarga yang kering spiritual, atau bahkan sama sekali sudah tidak lagi mengindahkan makna religiusitas dalam hidupnya. Karena itu, Al-Quran memuat ajaran tentang keluarga begitu komprehensif, mulai dari urusan komunikasi antar individu dalam keluarga hingga relasi sosial antar keluarga dalam masyarakat. Banyak memang problema yang biasa dihadapi keluarga. Tidak sedikit keluarga yang menyerah atas derita yang sebetulnya diciptakannya sendiri. Di antaranya memilih perceraian sebagai penyelesaian. Kasus-kasus faktual tentang itu ada semua di masyarakat kita. Dan, masih banyak lagi kegelisahan yang melilit keluarga-keluarga di masyarakat kita. Namun, umumnya kegelisahan itu diakibatkan oleh menurunnya kemampuan mereka menemukan alternatif ketika menghadapi masalah yang tidak dikehendaki. Karena itu, menjadi penting bagi kita untuk mencari kunci yang bisa mengokohkan bangun keluarga kita dari hempasan arus zaman yang serba menggelisahkan. Dan, kata kunci itu adalah sakinah. Makna Sakinah Istilah sakinah digunakan Al-Quran untuk menggambarkan kenyamanan keluarga. Istilah ini memiliki akar kata yang sama dengan sakanun yang berarti tempat tinggal. Jadi, mudah dipahami memang jika istilah itu digunakan Al-Quran untuk menyebut tempat berlabuhnya setiap anggota keluarga dalam suasana yang nyaman dan tenang, sehingga menjadi lahan subur untuk tumbuhnya cinta kasih (mawaddah wa rahmah) di antara sesama anggotanya. Di Al-Quran ada ayat yang memuat kata sakinah. Pertama, surah Al-Baqarah ayat 248. #1608;#1614;#1602;#1614;#1575;#1604;#1614; #1604;#1614;#1607;#1615;#1605;#1618; #1606;#1614;#1576;#1616;#1610;#1617;#1615;#1607;#1615;#1605;#1618; #1573;#1616;#1606;#1617;#1614; #1570;#1614;#1610;#1614;#1577;#1614; #1605;#1615;#1604;#1618;#1603;#1616;#1607;#1616; #1571;#1614;#1606;#1618; #1610;#1614;#1571;#1618;#1578;#1616;#1610;#1614;#1603;#1615;#1605;#1615; #1575;#1604;#1578;#1617;#1614;#1575;#1576;#1615;#1608;#1578;#1615; #1601;#1616;#1610;#1607;#1616; #1587;#1614;#1603;#1616;#1610;#1606;#1614;#1577;#1612; #1605;#1616;#1606;#1618; #1585;#1614;#1576;#1617;#1616;#1603;#1615;#1605;#1618; #1608;#1614;#1576;#1614;#1602;#1616;#1610;#1617;#1614;#1577;#1612; #1605;#1616;#1605;#1617;#1614;#1575; #1578;#1614;#1585;#1614;#1603;#1614; #1570;#1614;#1604;#1615; #1605;#1615;#1608;#1587;#1614;#1609; #1608;#1614;#1570;#1614;#1604;#1615; #1607;#1614;#1575;#1585;#1615;#1608;#1606;#1614; #1578;#1614;#1581;#1618;#1605;#1616;#1604;#1615;#1607;#1615; #1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1604;#1614;#1575;#1574;#1616;#1603;#1614;#1577;#1615; #1573;#1616;#1606;#1617;#1614; #1601;#1616;#1610; #1584;#1614;#1604;#1616;#1603;#1614; #1604;#1614;#1570;#1614;#1610;#1614;#1577;#1611; #1604;#1614;#1603;#1615;#1605;#1618; #1573;#1616;#1606;#1618; #1603;#1615;#1606;#1618;#1578;#1615;#1605;#1618; #1605;#1615;#1572;#1618;#1605;#1616;#1606;#1616;#1610; Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh Malaikat. Tabut adalah peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka. ayat di atas menyebut, di dalam peti tersebut terdapat ketenangan yang dalam bahasa Al-Quran disebut sakinah. Jadi, menurut ayat itu sakinah adalah tempat yang tenang, nyaman, aman, kondusif bagi penyimpanan sesuatu, termasuk tempat tinggal yang tenang bagi manusia. Kedua, al-sakinah disebut dalam surah Al-Fath ayat 4. #1607;#1615;#1608;#1614; #1575;#1604;#1617;#1614;#1584;#1616;#1610; #1571;#1614;#1606;#1618;#1586;#1614;#1604;#1614; #1575;#1604;#1587;#1617;#1614;#1603;#1616;#1610;#1606;#1614;#1577;#1614; #1601;#1616;#1610; #1602;#1615;#1604;#1615;#1608;#1576;#1616; #1575;#1604;#1618;#1605;#1615;#1572;#1618;#1605;#1616;#1606;#1616;#1610;#1606;#1614; #1604;#1616;#1610;#1614;#1586;#1618;#1583;#1614;#1575;#1583;#1615;#1608;#1575;
[media-dakwah] 4 Kunci Rumah Tangga Harmonis
4 Kunci Rumah Tangga Harmonis Oleh: Tim dakwatuna.com Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi. Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat. Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan. Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah. Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antar mereka. Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.keempatnya adalah: 1. Jangan melihat ke belakang Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak? Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini. Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian. Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, naudzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita. 2. Berpikir objektif Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh. Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi. Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian. Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak. 3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya. Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu. Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah. 4. Sertakan sakralitas berumah tangga Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan. Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada
[media-dakwah] (Sebelum) Tak Bisa Menolak
(Sebelum) Tak Bisa Menolak 24 Apr 07 08:32 WIB Oleh Bayu Gawtama Saat terdengar adzan subuh, kita masih sering menolak panggilan itu dan menjawabnya dengan tarikan selimut dan kembali terlelap. Begitu pula dengan panggilan shalat dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Beragam alasan mengemuka untuk menunda atau bahkan menolak panggilan itu. Mulai dari alasan sibuk, banyak pekerjaan, malas, sedang sakit, atau minimal kalimat, Sebentar lagi... meski kalimat itu sekadar alasan untuk tidak memenuhi panggilan shalat. Sudah lazim di berbagai perumahan di kampung maupun perkotaan, selalu saja ada kegiatan rutin di masjid berupa pengajian atau undangan acara keagamaan lainnya. Kajian ibu-ibu atau bapak-bapak biasa diselenggarakan satu kali dalam sepekan. Sekali tidak hadir, kedua dan ketiga tidak hadir, mungkin para tetangga akan mengunjungi rumah dan bertanya, kenapa tidak hadir?' Sejurus kemudian, undangan kebaikan itu pun terjawab dengan beraneka alasan; sibuk, tidak sempat, lelah, kajiannya dianggap tidak bermutu, waktunya yang tidak tepat, dan lain-lain. Belum lagi kadang kita merasa lebih pintar, menganggap pengajian-pengajian di majelis taklim dan masjid itu tidak akan menambah ilmu. Padahal pengajian tidak melulu persoalan ilmu baru. Sesuatu yang pernah kita dapatkan sebelumnya, bisa teringatkan kembali dalam forum-forum kajian. Kalau pun tetap merasa tidak ada yang baru, minimal kita mendapatkan keberkahan dari silaturahim sesama warga dan tetangga. Begitu mudah lidah ini menolak undangan dan ajakan-ajakan kebaikan, meski sebenarnya kita dalam kelonggaran untuk memenuhinya. Padahal semua ajakan itu sangat mungkin menambah perbekalan kita saat benar-benar tidak bisa menolak panggilan dari Allah melalui pesuruh-Nya Izrail. Sebelum panggilan terakhir itu tiba, cobalah untuk tidak melulu menolak ajakan kebaikan. Semoga masih ada waktu... Gaw, (renungan untuk diri sendiri) http://www.eramuslim.com/atk/oim/7423151350-sebelum-tak-bisa-menolak.htm - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Keagungan Hamdalah
Keagungan Hamdalah Oleh: Syarifuddin Mustafa, MA Hamdalah merupakan penggalan kata yang selalu kita ucapkan setiap kali kita selesai melakukan sesuatu yang secara lengkap kita membacanya dengan ucapan Al-hamdulillah (segala puji hanya milik Allah) atau Al-hamdulillah rabbil alamin (segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam). Kata alhamd itu sendiri terdiri dari kata al dan hamd, yang seringkali diterjemahkan dengan pujian. Yaitu pujian yang ditujukan kepada Allah. Sebuah ungkapan pujian yang hanya diserahkan dan disampaikan kepada Allah SWT. Alhamd (puji) baik secara aktual maupun verbal adalah bentuk dari manifestasi keparipurnaan dan suksesnya suatu tujuan, dari segala yang ada. Sebab Hamdalah itu merupakan bentuk dari pujian pembuka, sekaligus merupakan pujian indah bagi yang berhak mendapatkannya. Seluruh makhluk di muka bumi ini secara keseluruhan juga memuji Allah SWT bertasbih dan bertahmid. Seluruh keparipumaan muncul dari potensi-potensi menjadi aktual, dan semuanya senantiasa menyucikan dan memuji-Nya. Sebagaimana dalam firman Allah swt: Tak satu pun dari segala yang ada kecuali selalu bertasbih dan memuji-Nya. Jagad raya senantiasa memiliki kesadaran darimana awal mulanya, bagaimana penjagaan atas kelestariannya dan pengaturannya, sebagai cermin konotatif dari arti hakiki Rububiyah bagi semesta alam. Yakni bagi segala sesuatu yang terkandung dalam Ilmu Allah. Seperti sebuah tanda bagi yang ditandai. Juga mengandung makna globalitas keselamatan yang penuh karena mengandung arti Ilmu dan sekaligus mengandung makna mengalahkan. Yang terkandung itu juga berarti kebajikan-kebajikan yang umum maupun khusus. Yaitu nikmat lahiriyah maupun nikmat batiniyah. Nikmat lahiriyah seperti kesehatan dan rizki, sedangkan nikmat batiniyah seperti pengetahuan dan marifat. Maka pujian dengan segala substansinya itu mutlak hanya bagi Allah Ta ala, secara azali maupun abadi menurut proporsi hak hamba melalui Dzat-Nya. Kata al-hamdulillah memiliki dua sisi makna. Pertama, berupa pujian kepada Tuhan dalam bentuk ucapan. Kedua, pujian dalam bentuk perbuatan yang biasa kita sebut dengan syukur. Kedua sisi ini tergabung dalam ucapan al-hamdulillah. Pujian kepada Allah dalam bentuk ucapan merupakan anjuran agama setiap kali merasakan anugerah. Itu sebabnya Rasulullah saw. Selalu mengucapkan al-hamdulillah pada setiap kondisi dan situasi. Ketika berpakaian, sesudah makan, ketika akan tidur dan setiap bangun tidur, dan seterusnya dari perbuatan Rasulullah saw yang mengajarkan kita untuk selalu mengucapkan al-hamdulillah dalam setiap kondisi dan situasi. Apabila seseorang sering mengucapkan al-hamdulillah, maka dari saat ke saat ia akan selalu merasa dalam curahan rahmat dan kasih sayang Allah. Dia akan merasa bahwa Allah tidak membiarkannya sendiri. Jika kesadaran ini telah berbekas dalam jiwanya, maka seandainya mendapatkan cobaan atau merasakan kepahitan dan ujian bahkan musibah sekalipun, maka dia pun akan mengucapkan al-hamdulillah atau segala puji bagi Allah, tiada yang dipuja dan dipuji walau cobaan menimpa, kecuali Dia semata. Begitu pun sekiranya ketetapan Allah yang mungkin oleh kacamata manusia dinilai kurang baik maka harus disadari bahwa penilaian tersebut adalah akibat keterbatasan manusia dalam menetapkan tolok ukur penilaiannya. Pasti ada sesuatu yang luput dari jangkauan pandangan manusia sehingga penilaiannya menjadi demikian. Walhasil segala puji bagi Allah. Kata segala ini diterjemahkan dari kata al pada al-hamdu yang oleh ahli bahasa dinamai al-lil istighraq (artikel yang memberi arti mencakup keseluruhan). Kalimat semacam ini terlontar, karena ketika itu dia sadar bahwa seandainya apa yang dirasakan itu benar-benar merupakan malapetaka, namun limpahan karunia-Nya sudah demikian banyak, sehingga cobaan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya karunia selama ini. Kalau kita ingin menelusuri ayat-ayat Allah, maka akan kita temukan ungkapan kata al-hamdulillah di dalam banyak ayat-ayat-Nya, sementara secara khusus, ada beberapa surat yang kata al-hamdu diletakkan di muka ayat; lima surat dalam Al-Quran yang dimulai dengan kata al-hamdu, seperti Al-Fatihah (jika kita sependapat dengan pendapat ulama yang bahwa basmalah bukan bagian dari surat al-fatihah) maka akan ditemukan makna Hamdalah yang begitu dalam menggambarkan akan anugerah Allah yang begitu luas yang dapat dinikmati oleh makhluk, khususnya manusia. Ungkapan ayatnya adalah Alhamdulillah lillah rabbil alamin; pernyataan pujian yang hanya diserahkan kepada Allah yang Maha Esa dan Kuasa, karena telah begitu banyak memberikan anugerah kepada seluruh alam. Adapun pada ayat-ayat lain dapat ditemukan kata-kata alhamdu yang menjadi permulaan ayat pada
Re: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta
namun kenyataannya..mba ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica dengan mereka yg katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt itu lah salafy:) Makanya aku tuh nanya dulu tentang salafy lebih lanjut ke Bu Hana sebelum melakukan penilaian, gitu loh Buu Jadi pada saat ini sebenernya aku belum melakukan penilaian secara sepihak tapi aku tuh sedang mencari tau seperti apa ajaran salafy yang sebenernya... aku kutip lagi ya salah satu statementku : Mohon maaf, ga bermaksud menyinggung perasaan siapapun hanya ingin mencari tahu seperti apa ajaran Salafy yang sebenar-benarnya... Alhamdulillah jawaban secara lengkap dan cukup memuaskan aku dah dapet dari Pak Abu jum'at kemaren Pada akhirnya aku bisa menilai bagaimana cara dakwah Salafy sebenernya, siapa saja orang yang benar2 memahami dan menjalankan ajaran tersebut secara baik dan siapa saja orang yang cuma ngaku2 salafy tapi cara dakwahnya tidak seperti cara dakwah salafy yang sesungguhnya... gitu deh kira2... Ok, thanx buat Bu Hana dan Pak Abu yang telah menjawab rasa penasaranku... Jazakumullah... suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: hmm..aku ngerti, bahwa pertanyaan itu bukan ditujukan padaku, tapi kepada orang salafy yg mba ica temui kan..? namun kenyataannya..mba ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica dengan mereka yg katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt itu lah salafy:) gini..jika aku memposisikan diriku sebagai seorang murid dari guru salaf, sesungguhnya aku sedang bicara atas nama seorang murid yg mempunyai guru salaf. hmm..jika mba ica boleh menilai salaf hanya karena diskusi dengan orang yg mengaku salaf, akupun boleh menolak bahwa tidak begitu dgn ajaran salaf. hmm..guru kami dalam satu pengajian mempunyai murid lebih kurang dari 20 orang. dari 20 orang itu, akan mempunyai pemahaman yg beraneka ragam, walaupun apa yg disampaikan oleh guru kita adalah sama. karena itu semua tergantung kemampuan individu dalam menerima pelajaran, maupun kemampuan tiap individu yg berbeda dalam menangkap penjelasan. begitupun dengan orang tua kita dalam mendidik anak2nya, walaupun apa yg diajarkan oleh ortu kita sama namun tetap saja, antara anak yg satu dgn yg lainnya pasti berbeda2. untuk urusan bid'ah memang salaf sangat menjaganya agar tidak jatuh ke dalam bi'ah, dan sangat tegas dengan ajaran2 yg membuat sunnah2 baru, yaitu dgn maksud menjaga kemurnian ajaran Rasulullah. dalam menetapkan hukumpun yg selalu diambil adalah dari al-qur'an dan hadist2 yg terjamin ke shahihannya. hmm..aku sanksi di pengajian2 luar salaf, sang guru mau mempraktekkan gimana wudhu nya Rasulullah maupun sholatnya Rasulullah. karena selama banyak pengajian yg aku ikutin, hanya dipengajian salaf saja sang guru mau mempraktekkan wudhu dan sholat Rasulullah.:) rasanya pengajian2 lain sudah melupakan hal2 yg dianggap sepele ini, tapi tidak bagi pengajian salaf. dan yg pertama kali diperkenalkan oleh mereka adalah apa itu tauhid. hmm..guruku sering berkata gini andai kalian melihat salah seorang dari saudara kalian yg sedang menyembah2 patung, jangan dulu dikatakan eehh..kamu sesat tuch..?tapi katakan baik2, bahwa perbuatan yg sedang kamu lakukan adalah perbuatan orang yg lakukan syirik. karena bisa jadi orang itu belum tahu, atau tidak mengerti itu yg pernah diberi tahu ke kita. atau aku sering diskusi sama guru salafku, dan ceritakan semua perkembangan JIL saat ini, beliau hanya bilang sungguh perbuatan itu sudah keluar dari islam lalu aku protes lagi sama guruku gini lalu kenapa MUI tidak mau memfatwa bahwa JIL itu kafir aja? lalu jawab beliau percuma difatwa kafir, kalau tidak dibarengi dengan membunuh. jadi nda mudah lakukan itu, karena negara kita tidak mendukung syariat islam segitu dulu ya..nanti sambung lagi, kalau mba ica masih penasaran. hmm..mungkin aku lebih cerewet dibandingkan dengan murid2 guruku yg lain, karena bila aku belum mendapatkan jawaban atau ada jawaban yg tidak masuk dikepalaku, biasanya aku terus debat sama guru ngajiku:) ya..berhubung..aku yg paling cerewet, mungkin aku murid yg paling diingat oleh beliau. dan mungkin karena aku tidak hanya banyak bertanya pada guru ngaji salafku aja, tapi banyak sekali orang2 yg aku anggap mampu menjawab semua pertanyaanku dan selalu aku ajak diskusi. ya..jadinya aku fleksible gini dech..*_^ salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: sekarang aku mau tanya sama mba ica..apa pernah aku (yg katanya punya guru yg salaf) memaksa para members disini untuk ikutin pemahamanku?? kan berkali2 aku bilang..setiap tidak ada lagi kesamaan pendapat yaitu lakukan apa yg menurut kalian baik, karena aku berlepas diri dari semua keinginan kalian atau di awal setiap aku diskusi selalu aku bilang kita share aja ya..andaikan mau diterima itu terserah dan ditolakpun terserah, karena aku lepas dari keduanya Noup
[media-dakwah] Zuhud
Zuhud Oleh: Tim dakwatuna.com Zuhud adalah salah satu akhlak utama seorang muslim. Terutama saat di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk meraih dunia dengan segala macam perbendaharaannnya. Apakah itu kekuasaan, harta, kedudukan, dan segala fasilitas lainnya. Karenanya, zuhud adalah karakteristik dasar yang membedakan antara seorang mukmin sejati dengan mukmin awam. Jika tidak memiliki keistimewaan dengan karakteristik ini, seorang mukmin tidak dapat dibedakan lagi dari manusia kebanyakan yang terkena fitnah dunia. Apalagi seorang dai. Jika orang banyak mengatakan dia sama saja, tentu nilai-nilai yang didakwahinya tidak akan membekas ke dalam hati orang-orang yang didakwahinya. Dakwahnya layu sebelum berkembang. Karena itu, setiap mukmin, terutama para dai, harus menjadikan zuhud sebagai perhiasan jati dirinya. Rasulullah saw. bersabda,Zuhudlah terhadap apa yang ada di dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di sisi manusia, maka manusia pun akan mencintaimu (HR Ibnu Majah, tabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) Makna dan Hakikat Zuhud Makna dan hakikat zuhud banyak diungkap Al-Quran, hadits, dan para ulama. Misalnya surat Al-Hadiid ayat 20-23 berikut ini. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. Ayat di atas tidak menyebutkan kata zuhud, tetapi mengungkapkan tentang makna dan hakikat zuhud. Ayat ini menerangkan tentang hakikat dunia yang sementara dan hakikat akhirat yang kekal. Kemudian menganjurkan orang-orang beriman untuk berlomba meraih ampunan dari Allah dan surga-Nya di akhirat. Selanjutnya Allah menyebutkan tentang musibah yang menimpa manusia adalah ketetapan Allah dan bagaimana orang-orang beriman harus menyikapi musibah tersebut. Sikap yang benar adalah agar tidak mudah berduka terhadap musibah dan apa saja yang luput dari jangkauan tangan. Selain itu, orang yang beriman juga tidak terlalu gembira sehingga hilang kesadaran terhadap apa yang didapatkan. Begitulah metodologi Al-Quran ketika berbicara tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mengarahkan manusia untuk bersikap zuhud. Dari ayat itu juga, kita mendapat pelajaran bahwa akhlak zuhud tidak mungkin diraih kecuali dengan mengetahui hakikat dunia yang bersifat sementara, cepat berubah, rendah, hina dan bahayanya ketika manusia mencintanya dan hakikat akhirat yang bersifat kekal, baik kenikmatannya maupun penderitaannya. Demikian juga ketika Rasulullah saw., ingin membawa para sahabatnya pada sikap zuhud, beliau memberikan panduan bagaimana seharusnya orang-orang beriman menyikapi kehidupannya di dunia. Rasulullah bersabda, Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.(HR Bukhari). Selanjutnya Rasulullah mencontohkan langsung kepada para sahabat dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah, paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan kenikmatan dunia. Kehidupan Rasulullah saw. sangat sederhana dan bersahaja. Beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan keridhaan Allah swt. Ibnu Masud ra. melihat Rasulullah saw. tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur? Maka Rasulullah saw. menjawab, Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan
[media-dakwah] Pelajaran Berinfak
Pelajaran Berinfak 21 Apr 07 08:06 WIB Oleh Bayu Gawtama Semenjak kedua putri saya mengenal uang dan sedikit memahami nilai serta kegunaannya, sejak saat itulah saya mulai mengajarkan dua hal; menabung dan berinfak. Meski hanya beberapa jenis satuan mata uang saja yang dimengertinya, terutama untuk satuan di bawah lima ribu rupiah, menabung dan berifak semestinya memang menjadi kebiasaan untuk mereka. Dari dua kebiasaan yang sedang ditanamkan itu, hanya satu yang bisa dimengerti oleh kedua putri saya, yakni soal menabung. Ya, mereka mengerti betul bahwa menabung akan membuat ia memiliki uang yang cukup untuk membeli sesuatu. Misalnya, ketika mereka hendak membeli mainan tertentu dengan harga yang sedikit lebih mahal. Maka serta merta mereka akan menanyakan berapa jumlah tabungan yang ada, atau setidaknya langsung membuka penutup kaleng celengan miliki mereka masing-masing kemudian menghitungnya. Bagaimana dengan satu kebiasaan lagi? Tentang berinfak. Selama ini saya akui sedikit bingung untuk memberikan penjelasan yang bisa diterima logika sepasang anak di bawah usia enam tahun tentang manfaat berinfak. Baik, saya sudah mengajarkan dan mencontohkan langsung bagaimana berinfak, kepada siapa dan untuk apa berinfak. Tetapi pertanyaan-pertanyaan polos mereka membuat saya berkeyakinan bahwa mereka belum benar-benar mengerti tentang infak. Misalnya, pernah suatu kali saya mengajarkan langsung agar mereka memberikan sejumlah uang untuk anak yatim. Kemudian mereka berujar, Memang Ayahnya nggak kerja? Kok kita yang ngasih uang? Atau ketika seseorang yang kami persilahkan untuk makan di rumah kami, tiba-tiba saja putri kedua saya berseloroh polos, Memang ibunya di rumah nggak masak ya? Tentu saja kami harus meminta maaf teramat sangat kepadanya, khawatir perasaannya terluka oleh kalimat si kecil itu. Anak-anak tidak cukup memahami kalimat, Allah senang kalau kita bisa membantu orang lain atau terlebih kalimat, Berinfak itu, untungnya buat kita. Kita akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda dengan berinfak. Meski kalimat-kalimat tersebut sudah saya ubah menjadi kalimat yang lebih pas dan lebih bisa dipahami untuk usia mereka, tetap saja kesimpulan mereka tidak berubah. Bahwa menabung lebih baik daripada berinfak. Dalam batas pikiran mereka, menabung sama dengan menyimpan dan mengumpulkan uang. Uangnya terlihat, tidak berkurang dan terus bertambah sehingga suatu saat bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang diinginkan. Tetapi berinfak, mereka lebih melihatnya sebagai membuang uang, atau memberikan uang secara cuma-cuma kepada fakir miskin, pengemis, anak yatim atau kaum dhuafa (lemah) lainnya yang sangat membutuhkan. Anak-anak pun tidak mampu menangkap manfaat langsung dari berinfak. Misalnya ketika pada satu kesempatan mereka meminta sejumlah uang untuk jajan, kemudian saya bilang uangnya sudah habis, lantas mereka berkata, Tadi uangnya dikasih tukang minta-minta sih Nah, dalam perspektif mereka, berinfak itu merugikan. Setelah sekian lama, akhirnya saya mulai bisa menemukan sedikit cara memberikan pemahaman tentang berinfak kepada kedua putri saya. Suatu hari saya membelikan mereka mainan saat pulang dari kantor. Mereka sangat bahagia mendapatkan mainan itu, namun cukup kritis untuk bertanya, Katanya Abi nggak punya uang? Kok bisa beliin mainan? Di sinilah kesempatan pelajaran berinfak itu datang. Lalu saya mengajaknya berdialog, masih ingat nggak waktu teteh sama dede ngasih uang ke tukang minta-minta kemarin? mereka pun mengangguk. Nah, karena teteh dan dede sudah baik sama tukang minta-minta itu, Allah sayang sama kita. Uang yang Abi pakai untuk membeli mainan ini, hadiah dari Allah karena memberi uang untuk tukang minta-minta. Begitu seterusnya, setiap kali saya membelikan apapun untuk anak-anak. Selalu menjelaskan, bahwa ini hadiah dari Allah karena sudah berinfak. Hingga suatu hari, saya merasa mereka sudah mulai memahami ketika mendengar anak saya berkata, pasti hadiah dari Allah saat saya membawakan lagi sesuatu untuknya. Kemudian mereka pun mengingat-ingat, beberapa hari lalu baru saja memberi uang kepada petugas pengumpul infak masjid di jalan raya. *** Berinfak sesungguhnya pun menabung. Menabung, hanya sejumlah yang ditabunglah yang didapat. Tetapi berinfak, yang didapat kembali jauh lebih banyak dari yang kita berikan. Berinfak, tidak (hanya) berbunga, bahkan berbuah. Buahnya sangat manis untuk dinikmati, dan takkan pernah habis karena akan terus bertambah dan bertambah. (Gaw) http://www.eramuslim.com/atk/oim/7420140341-pelajaran-berinfak.htm - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been
Re: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta
Afwan, nimbrung mo nanya juga Kalangan Salafy itu diajarkan menerima serta menghargai adanya perbedaan pemahaman ga (tentunya konteksnya masih berdasarkan Qur'an dan Hadist) ? Ataukah diharuskan untuk memaksa orang lain untuk menerima pemahamannya (dalam hal ini pemahaman Salafy), jika orang lain tidak menerima pemahamannya tersebut lalu bisa dikatakan orang yang berdosa dan masuk neraka ? Pengen tau lebih lanjut aja sih, berhubung Bu Hana gurunya dari kalangan Salafy... suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaykum salam wr.wb waktu itu akupun pernah menanyakan hal ini, lalu jawab guru ngajiku yg kebetulan katanya salafy, beliau mengatakan begini : apabila ada yg menanyakan pada kalian siapa amir kalian, maka katakanlah amir kami adalah Rasulullah, abu bakar, umar, ustman, ali, imam hambali, imam maliki, imam syafei, imam maliki, imam hanafi, imam bukhari, imam muslim, abu dawud, tirmidji, dstnya..dstnya.. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, bambang guridno [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Afwan akh, ane mau tanya, siapa amir dari salafy ? Wassalam bambang - Original Message - From: Abu Fahmi Abdullah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 19, 2007 4:13 PM Subject: RE: [media-dakwah] Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu, Tafadhol, ya akhil karim, Salafy sebenarnya adalah penisbahan diri kepada pemahaman Generasi terbaik yaitu generasi Sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, yaitu cara metodologi memahami Dien dengan Manhaj, aqidah, akhlaq dan dakwahnya para as salafus shalih ( 3 generasi terbaik ). Jadi bukan semacam organisasi atau Instansi yang mempunyai anggaran dasar rumah tangga , dan mempunyai cabang organisasi dimanapun yang mengikat anggotanya untuk berbaiat kepada pemimpinya dan tunduk kepada organisasinya. Siapapun kaum muslimin diseluruh bumi ini yang memahami Dien Islam yang berlandaskan Kitabullah dan Sunnah Shallallahu alaihi wa sallam yang shahih yang dipahami sebagaimana pemahaman as salafus shalih baik itu Aqidah, manhaj, dakwah, akhlaq, ( yaitu generasi sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in maka mereka disebut Salafy , biarpun dia tidak memakai nama salafy. Itu bisa termasuk antum ( Insya Allah ), ana dan siapa saja. Jadi ana simpulkan bahwa Ust. Jakfar Umar Tholib bukanlah pemimpin Salafy di Indonesia, beliau adalah pemimpin eks. Laskar Jihad yang sudah dibubarkan. Pemimpin Salafy adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Allahu ta'ala a'lam bish showab. Barokallahu Fiykum, Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu. From: Radhix [EMAIL PROTECTED] To: 'Abu Fahmi Abdullah' [EMAIL PROTECTED] CC: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta Date: Thu, 19 Apr 2007 14:48:25 +0800 Assw Maaf, mau tanya apakah Ust. Jafar Umar Tholib itu masih menjadi pimpinan Kelompok Salafi di Indonesia? Terima Kasih. Wasww (radhix) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Setitik Debu
Setitik Debu 20 Apr 07 09:34 WIB Oleh Astarina Laya Seminggu yang lalu, benar-benar berbeda. Runtutan kejadian hari demi hari saat itu, membuat mata hati saya terbuka lebar. Dengannya saya bisa memaknai anugerah yang Tuhan berikan pada kehidupan saya. Kamis kemarin, saya kehilangan makhluk mungil penghuni rahim saya. Makhluk mungil itu tidak bisa berkembang dengan sempurna, dan akhirnya seleksi alam itu terjadi. Dia harus dikeluarkan dari tubuh saya. Bertahun-tahun saya nantikan kehadirannya. Berbagai macam usaha dilakukan, beruntai doa dipanjatkan, untuk menghadirkan makhluk mungil itu. Kondisi saya memang berbeda dengan perempuan-perempuan yang bisa dengan mudah mendapatkan makhluk mungil itu dalam rahimnya. Yang bahkan, tidak sedikit pula yang berusaha menghalangi kehadiran sang makhluk mungil tersebut tanpa alasan yang jelas. Ah, makhluk mungilku... Dia hadir tiba-tiba, dan gugur dengan tiba-tiba. Tentu saja, saya tidak mau tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Kehilangan yang saya alami tidak ada bandingannya dengan lautan nikmat yang tak terhitung, yang masih saya miliki dengan kondisi yang sempurna. Saya teringat dengan teman-teman sekamar di rumah sakit. Di antara mereka ada yang menderita kanker dan harus tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi pengobatan. Yang lainnya menderita satu penyakit, yang membuat badannya harus ditempeli selang, dan selang itu berpusat di satu alat yang akan memonitor kondisi tubuhnya terus menerus sepanjang waktu. Satu orang lagi menderita gangguan di pencernaan, sehingga tidak sembarang makanan bisa masuk ke dalam tubuhnya. Mereka semua, suka tidak suka, harus tinggal di rumah sakit dalam waktu yang mereka sendiri pun tidak tahu. Beberapa di antara mereka berusaha tegar dan optimis, namun tidak sedikit pula yang yang menderita tekanan batin, karena tidak bisa menjalani kehidupan normal seperti semula. Dan saya? Ah, saya masih mempunyai mata yang bisa saya pakai untuk melihat wajah orang-orang terkasih. Saya masih punya telinga yang bisa digunakan untuk mendengar suara-suara di sekitar saya. Saya masih punya mulut yang mampu merasai beraneka macam makanan dan minuman. Saya masih mempunyai tubuh dengan organ-organ yang lengkap dan berfungsi dengan begitu sempurna. Saya masih mempunyai keluarga yang utuh dan saudara-saudara di sekeliling saya yang selalu mendampingi dan mensupport saya lahir dan batin. Dan saya masih mempunyai Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih yang menaburkan berbagai kenikmatan kepada saya tanpa henti. Ya, saya masih diberi kesempatan menikmati dan menjalani kehidupan dengan sempurna. Kehilangan yang saya rasakan, sungguh tidak berarti. Ia hanya seperti setitik debu yang hilang terbang dibawa angin, di antara lautan padang pasir yang tak terhitung jumlahnya. Terima kasih Tuhan, dengan kejadian kehilangan ini, sungguh benar-benar membuka mata saya akan karunia-Mu yang tak terhingga. Semoga saya mampu menjadi manusia yang senantiasa bersyukur, tanpa harus menunggu peristiwa kehilangan. http://www.eramuslim.com/atk/oim/7327075246-setitik-debu.htm - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Susahnya Konsisten
Susahnya Konsisten 19 Apr 07 09:32 WIB Oleh Unisa Saya begitu terpesonanya ketika sosok di depanku memaparkan tentang beberapa nasehat singkat sehubungan dengan 6 pertanyaan imam al-Ghozali. Apa yang paling dekat, paling jauh, paling berat, paling ringan, paling besar dan paling tajam dalam hidup ini. Sejujurnya kisah seperti itu sudah sering kudengar, baik lisan maupun tulisan. Namun entah kenapa ketika beliau menyampaikan kembali rasanya begitu tajam menghunjam ke sanubari. Yang paling dekat dengan kita adalah kematian, yang paling jauh dengan kita adalah masa lalu, yang paling besar adalah nafsu, yang paling tajam adalah lidah, yang paling berat adalah amanah dan yang paling ringan adalah meninggalkan sholat. Saya begitu terpesonanya ketika sosok di depanku memaparkan tentang beberapa nasehat singkat sehubungan dengan 6 pertanyaan imam al-Ghozali. Apalagi suaranya begitu berapi-api, melengking naik turun, kadang mendayu, menusuk langsung ke kalbu, menghanyutkan, apalagi ketika kemudian ayat-ayat Nya dibacakan. Tanpa terasa urat malu serasa dibelah-belah sempurna. Sepertinya ke-enam hal tersebut mulai menjadi hal yang jarang direnungkan. Gue banget gitu loh. Tes, tes, tes, air mata menetes malu-malu. Dan seperti biasa setiap dinasehati, hati bernyanyi, berjanji akan menjadi lebih baik. Saya begitu terpesonanya ketika sosok di depanku memaparkan tentang beberapa nasehat singkat sehubungan dengan 6 pertanyaan imam al-Ghozali. Tanpa terasa 20 menit mengalir begitu saja. Mulut terkunci rapat, hati sunyi, qalbu tertunduk malu. Tersindir sejadi-jadinya. Apalagi ketika paparan tentang melalaikan sholat sebagai hal yang ternyata paling ringan, paling gampang, paling mudah dilakukan. Saya tersindir hebat, berapa kali saya benar-benar berdiri ketika adzan menggema? Apalagi mempersiapkan wudhu, hati, dzikir dan jiwa beberapa saat menjelang azan sehingga saat menghadap padaNya dalam keadaan indah luar biasa. Dan untuk kali ini pula, kami sholat benar-benar tepat pada waktunya. Pembicaraan benar-benar disudahi begitu adzan memanggil. Tidak seperti minggu-minggu biasanya, dikorupsi dulu beberapa menit, bahkan sampai 1 jam. Saya begitu terpesonanya setelah sosok di depanku selesai memaparkan tentang beberapa nasehat singkat sehubungan dengan 6 pertanyaan imam al-Ghozali. Pikiran dan hati inipun masih dalam keadaan merenung sempurna saat sosok itu mengajak ke Islamic Book Fair yang lagi digelar di Istora Senayan. Kami banyak berdiskusi kembali tentang hal di atas. Beberapa jam telah dihabiskan untuk sekedar tawaf melihat-lihat berpuluh-puluh stand yang tak hanya menjual buku tapi juga pernak pernik muslimah. Dan tanpa terasa magrib pun menjelang. Sosok yang tadi saya ceritakan masih asyik berpindah-pindah dari satu stand jilbab ke stand lainnya. Terus terang saya mulai jengah, karena lebih menyukai stand buku-buku, lagipula adzan maghrib telah memanggil. Sebagai seorang junior, saya mencoba mencolek perlahan dan memberi tanda bahwa magrib telah menjelang. Sebentar lagi saudariku, kata sosok tersebut. Lima menit, 6 menit akhirnya 10 menit menjelang. Wajah ini mulai meradang saat menuju kamar mandi, mengingat betapa antrian wudhu di tempat seperti ini luar biasa. Wudhu rasanya tidaklah sempurna. Alhamdulillah sholat maghrib bisa ditunaikan dengan sempurna tepat 10 menit menjelang Isya. Saya tercenung cukup lama. Betapa konsisten itu susah. Betapa istiqomah itu berat. Belum habis dzon yang meraja di hati ini, tiba-tiba sosok tersebut berseru kaget. Ternyata teman seorganisasi juga berada di musholla tersebut. Alhamdulillah, ketemu mbak Fulanah di sini ujarnya senang, Saya jadi ada teman untuk berangkat bareng ke syuro malam ini. Saya ikut tersenyum senang. Tapi kemudian situasinya menjadi berbeda saat temannya tersebut mengatakan bahwa dia juga baru saja datang jadi belum sempat lihat-lihat. Muslimah tersebut menawarkan supaya kami duluan saja. Saya setuju karena kaki ini sudah begitu lelah. Dua jam sebelum datang ke book fair saya sudah menemani muslimah lain berkeliling JCC mencari kebutuhan elektronik, karena dianggap 'mengerti' Namun jawaban teman saya ternyata cukup mengejutkan. Beliau ternyata masih ingin tawaf karena masih penasaran dengan beberapa hal yang belum dilihat. Malam sudah cukup larut, menjelang Isya dan terus terang saya tidak berani pulang sendirian menuju jalan raya dari Istora Senayan. Akhirnya saya memilih menunggu mereka di tangga di depan salah satu stand. Menit-menit berlalu cepat dan dzon-dzon yang membuat hati ini tidak nyaman masih bercokol dengan gagahnya. Betapa susahnya konsisten, bahkan terhadap nasehat yang baru kita ucapkan. Perasaan ini begitu menggerogoti kelemahan hati saya sebagai insan. Kecewa, marah, introspeksi, jangan-jangan saya
Re: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta
, sejatinya adalah merusak ajaran Rasulullah yg sebenarnya, dan bid'ah2 yg berkembang saat ini, akan mampu mendatangkan murka Allah. sept komentar Umar ibn khattab dahulu, pada saat terjadi gempat di zaman pemerintahannya siapa yg sudah berani berbuat maksiat disini!! sesungguhnya gempa ini terjadi karena ada diantara kalian yg sudah melakukan maksiat pada Allah, andai terjadi lagi hal spt ini, maka aku minta kalian keluar dari kepermintahanku ini ya..gitu dech.. sekarang aku mau tanya sama mba ica..apa pernah aku (yg katanya punya guru yg salaf) memaksa para members disini untuk ikutin pemahamanku?? kan berkali2 aku bilang..setiap tidak ada lagi kesamaan pendapat yaitu lakukan apa yg menurut kalian baik, karena aku berlepas diri dari semua keinginan kalian atau di awal setiap aku diskusi selalu aku bilang kita share aja ya..andaikan mau diterima itu terserah dan ditolakpun terserah, karena aku lepas dari keduanya oke dech..mohon maaf bila ada yg merasa jadi terpengaruh oleh argumen2ku dan maaf kalau aku komentar2ku tidak sebaik dan sesopan orang2 salaf dan guru ngajiku -:) salam hana -- In media-dakwah@yahoogroups.com, Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Afwan, nimbrung mo nanya juga Kalangan Salafy itu diajarkan menerima serta menghargai adanya perbedaan pemahaman ga (tentunya konteksnya masih berdasarkan Qur'an dan Hadist) ? Ataukah diharuskan untuk memaksa orang lain untuk menerima pemahamannya (dalam hal ini pemahaman Salafy), jika orang lain tidak menerima pemahamannya tersebut lalu bisa dikatakan orang yang berdosa dan masuk neraka ? Pengen tau lebih lanjut aja sih, berhubung Bu Hana gurunya dari kalangan Salafy... suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaykum salam wr.wb waktu itu akupun pernah menanyakan hal ini, lalu jawab guru ngajiku yg kebetulan katanya salafy, beliau mengatakan begini : apabila ada yg menanyakan pada kalian siapa amir kalian, maka katakanlah amir kami adalah Rasulullah, abu bakar, umar, ustman, ali, imam hambali, imam maliki, imam syafei, imam maliki, imam hanafi, imam bukhari, imam muslim, abu dawud, tirmidji, dstnya..dstnya.. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, bambang guridno bambang_guridno@ wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Afwan akh, ane mau tanya, siapa amir dari salafy ? Wassalam bambang - Original Message - From: Abu Fahmi Abdullah abufahmi_tholib07@ To: radhix@ Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 19, 2007 4:13 PM Subject: RE: [media-dakwah] Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu, Tafadhol, ya akhil karim, Salafy sebenarnya adalah penisbahan diri kepada pemahaman Generasi terbaik yaitu generasi Sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, yaitu cara metodologi memahami Dien dengan Manhaj, aqidah, akhlaq dan dakwahnya para as salafus shalih ( 3 generasi terbaik ). Jadi bukan semacam organisasi atau Instansi yang mempunyai anggaran dasar rumah tangga , dan mempunyai cabang organisasi dimanapun yang mengikat anggotanya untuk berbaiat kepada pemimpinya dan tunduk kepada organisasinya. Siapapun kaum muslimin diseluruh bumi ini yang memahami Dien Islam yang berlandaskan Kitabullah dan Sunnah Shallallahu alaihi wa sallam yang shahih yang dipahami sebagaimana pemahaman as salafus shalih baik itu Aqidah, manhaj, dakwah, akhlaq, ( yaitu generasi sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in maka mereka disebut Salafy , biarpun dia tidak memakai nama salafy. Itu bisa termasuk antum ( Insya Allah ), ana dan siapa saja. Jadi ana simpulkan bahwa Ust. Jakfar Umar Tholib bukanlah pemimpin Salafy di Indonesia, beliau adalah pemimpin eks. Laskar Jihad yang sudah dibubarkan. Pemimpin Salafy adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Allahu ta'ala a'lam bish showab. Barokallahu Fiykum, Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu. From: Radhix radhix@ To: 'Abu Fahmi Abdullah' abufahmi_tholib07@ CC: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: [media-dakwah] Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta Date: Thu, 19 Apr 2007 14:48:25 +0800 Assw Maaf, mau tanya apakah Ust. Jafar Umar Tholib itu masih menjadi pimpinan Kelompok Salafi di Indonesia? Terima Kasih. Wasww (radhix) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew
[media-dakwah] Ruhiyah, Bekal Berdakwah
Ruhiyah, Bekal Berdakwah Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA Ruhiyah adalah bekal yang terbaik bagi setiap muslim, terutama bagi seorang dai. Ruhiyah inilah yang akan memotivasi, menggerakkan dan kemudian menilai setiap perbuatan yang dilakukannya.. Keberadaan ruhiyah yang baik dan stabil menentukan kualitas sukses hidup seseorang, demikian juga dengan dakwah. Sangat tepat ungkapan yang menyatakan, Ar-Ruhiyah qablad dakwah kama Annal Ilma qablal qauli wal amal. Ungkapan ini merupakan iqtibas dari salah satu judul bab dalam kitab shahih Al-Bukhari, Berilmu sebelum berbicara dan beramal, demikian juga memiliki ruhiyah yang baik sebelum berdakwah dan berjuang. Dalam konteks dakwah, menjaga dan mempertahankan ruhiyah harus senantiasa dilakukan sebelum beranjak ke medan dakwah, sehingga sangat ironis jika seseorang berdakwah tanpa mempersiapkan bekal ruhiyah yang maksimal, bisa jadi dakwahnya akan hambar seperti juga ruhiyahnya yang sedang kering. Allah swt berfirman, Hai orang-orang yang beriman, rukulah kalian bersama-sama, sujudlah dan sembahlah Tuhanmu, kemudian lakukanlah amal kebaikan, dan berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. (Al-Hajj: 77-78) Menurut susunannya, ayat di atas memuat perintah Allah kepada orang-orang yang beriman berdasarkan skala prioritas; diawali dengan perintah menjaga dan memperbaiki kualitas ruhiyah yang tercermin dalam tiga perintah Allah: ruku, sujud dan ibadah, kemudian diiringi dengan implementasi dari ruhiyah tersebut dalam bentuk amal dan jihad yang benar. Yang diharapkan dari menjalankan perintah ayat ini sesuai dengan urutannya adalah agar kalian meraih kemenangan dan keberuntungan dalam seluruh aspek kehidupan, terlebih urusan yang kental dengan ruhiyah yaitu dakwah. Tentunya susunan ayat Al-Quran yang demikian bijak dan tepat bukan semata-mata hanya memenuhi aspek keindahan bahasa atau ketepatan makna, namun lebih dari itu, terdapat hikmah yang layak untuk digali karena susunan ayat atau surah dalam Al-Quran memang bersifat tauqifiy (berdasarkan wahyu, bukan ijtihad). Peri pentingnya ruhiyah dalam dakwah dapat dipahami juga dari sejarah turunnya surah Al-Muzzammil. Surah ini secara hukum dapat dibagikan menjadi dua kelompok; kelompok yang pertama dari awal surah hingga ayat 19 yang berisi instruksi kewajiban shalat malam dan kelompok kedua yang berisi rukhshah dalam hukum qiyamul lail menjadi sunnah muakkadah, yaitu pada ayat yang terakhir, ayat 20. Bisa dibayangkan satu tahun lamanya generasi terbaik dari umat ini melaksanakan kewajiban qiyamul lail layaknya sholat lima waktu semata-mata untuk mengisi dan memperkuat ruhiyah mereka sebelun segala sesuatunya. Baru di tahun berikutnya turun rukhshah dalam menjalankan sholat malam yang merupakan inti dari aktivitas memperkuat ruhiyah. Hal ini dilakukan, karena mereka memang dipersiapkan untuk mengemban amanah dakwah yang cukup berat dan berkesinambungan. Pada tataran aplikasinya, stabilitas ruhiyah harus diuji dengan dua ujian sekaligus, yaitu ujian nikmat dan ujian cobaan atau musibah. Karena bisa jadi seseorang mampu mempertahankan ruhiyahnya dalam keadaan susah dan banyak mengalami ujian dan cobaan, namun saat dalam keadaan lapang dan senang, bisa saja ia lengah dan lupa dengan tugas utamanya. Inilah yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, Bukanlah kefaqiran yang sangat aku khawatirkan terjadi pada kalian, tetapi aku sangat khawatir jika (kemewahan, kesenangan) dunia dibentangkan luas atas kalian, kemudian karenanya kalian berlomba-lomba untuk meraihnya seperti yang pernah terjadi pada orang-orang sebelum kalian. Maka akhirnya kalian binasa sebagaimana mereka juga binasa karenanya. (Bukhari dan Muslim). Maka seorang mukmin yang kualitas ruhiyahnya baik adalah yang mampu mempertahankannya dalam dua keadaan sekaligus. Demikianlah yang pernah Rasulullah isyaratkan dalam sabdanya, Sungguh mempesona keadaan orang beriman itu; jika ia mendapat anugerah nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya. Namun jika ia ditimpa musibah ia bersabar dan itu juga baik baginya. Sikap sedemikian ini tidak akan muncul kecuali dari seorang mukmin. (Al-Bukhari) Dalam konteks ini, contoh yang sempurna adalah Muhammad saw. Beliau mampu memelihara stabilitas ruhiyahnya dalam keadaan apapun; dalam keadaan suka dan duka, senang dan sukar, ringan dan berat. Justru, semakin besar nikmat yang diterima seseorang, mestinya semakin bertambah volume syukurnya. Semakin besar rasa syukurnya, maka akan semakin tinggi voltase dakwahnya. Begitu seterusnya sehingga wajar jika Rasulullah tampil sebagai abdan syakuran. Karena memang demikian jaminan Allah swt, Barangsiapa yang bersyukur, maka pada hakikatnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya (Luqman: 12). Orang yang
Re: [media-dakwah] Menghindari debat kusir dan fanatisme
Subhanallah. Allahu Akbar Tulisan yang bagus sekali, menentramkan hati mari selalu merapatkan barisan untuk menghadapi musuh Islam yang sebenarnya... Daromi Joyonegoro [EMAIL PROTECTED] wrote: Kecintaan kita pada masalah agama jika tanpa dilandasi dengan pemahaman yang benar, kadang menimbulkan debat kusir bahkan fanatisme ( Ashobiyah ). Tanpa disadari sangat mungkin tujuan jadi menyimpang dari mencari kebenaran menjadi mencari kemenangan dan berbanga diri jika pendapatnya ternyata dapat mengalahkan lawan debatnya. Masalah masalah fikih dan furu sering menyebabkan debat berkepanjangan bagi sebagian orang sehingga melemahkan hati dan memperluas perpecahan. Dalam beberapa kali tulisan di beberapa milis termasuk di kariramanah sepertinya hal hal demikian pernah terjadi sehinga beberapa kalimat keras yang keluar dari konteks diskusi muncul. Hasan Al Banna dalam risalah taklim menyebutkan perbedaan paham dalam masalah furu hendaklah tidak menjadi factor pemecah belah agama, dan tidak menyebabkan permusuhan dan kebencian. Setiap mujtahid akan mendapatkan pahala masing masing. Tidak ada larangan melakukan studi ilmiah yang objectiv dalam persoalan khilafiyah ( masalah fikih yang masing dipersilisihkan ulama ), dalam suasana saling mencintai karena Allah dan tolong menolong untuk mencapai kebenaran yang sebenarnya. Studi tersebut tidak boleh menyeret pada debat yang tercela dan fanatik buta. Senada dengan pendapat diatas, Syaikhul islam ibnu Taimiyah berkata : Adapun perbedaan pendapat dalam masalah hukum ( fikih ) maka kebanyakan dapat terkendali. Sebab andai setiap dua orang muslim yang berbeda pendapat saling menjauhi, maka tidak ada penjagaan dan persaudaraan diantara kaum muslimin. ( Al Fatawa : 24/173 ). Demikianlah pendapat para ulama, dan prinsip ahlus sunnah memang mengajarkan bahwa betapa pentingnya persatuan umat Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali ( agama ) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. ( Qs Ali Imron , 3 : 103 ). Kadang terjadi sekelompok orang merasa paling shahih pemahamannya sehingga melecehkan golongan yang lainya, karena diangap penafsiran selain penafsirannya tidak tepat. Kadang juga masalah ijtihad seorang ulama menjadi jalan perpecahan dengan debat yang berkepanjangan, padahal orang yang berijtihad ( dengan memenuhi syarat untuk ber ijtihad ), dia akan mendapat pahala, baik salah maupun benar, karena itu mengapa dalam harus bersitegang dan bermusuhan ? Contoh yang dilakukan oleh para sahabat, digambarkan oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyah sbb : Sesungguhnya para ulama dari kalangan sahabat, tabiin dan orang setelah mereka, bila berbeda pendapat dalam suatu urusan, maka mereka mengikuti perintah ALLAH Kemudian jika kamu bearlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Quran ) dan Rosul ( Sunnahnya ), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik makibatnya ( QS An Nisa , 4:59 ). Mereka melakukan debat dalam bentuk dialog, musyawarah dan saling memberi nasehat secara tulus dalam berbagai masalah. Terkadang mereka berbeda pendapat dalam suatu masalah, baik terkait teori maupun praktek, namun mereka tetap bersatu, saling menjaga dan memelihara persaudaraan islam. ( Al Fatawa : 24/172 ). Para sahabatpun pernah berbeda pendapat dalam teori maupun praktek, dan mereka tetap saling menjaga ukhuwah.Dalam strategi perangpun kita lihat para sahabat pernah berbeda pendapat. Atau lebih jauh kita bisa lihat dialog sahabat yang berbeda pendapat dalam beberap hal, namun mereka sangat kuat persatuannya. Demikian juga imam mahzab, sering berbeda pendapat namun ukhuwh selalu terjaga. Bukankah mereka adalah contoh contoh yang sangat baik ? Lebih jauh rosulullah mengingatkan kita Tidaklah suatu kaum tersesat setelah mendapatkan petunjuk, kecuali karena mereka suka berdebat. ( HR At Tirmidzi : 5/353 No 3253 ). Perdebatan dalam masalah furu dan fanatisme dapat menyebabkan hati kita menjadi keras, berkobarnya kemarahan, tertutupnya kebenaran dan memperturutkan hawa nafsu, oleh karena itu lebih baik ditinggalkan untuk menjaga ukhuwah islamiyah sebab ini lebih utama dan lebih besar. Masak, musuh didepan mata dan bersatu sementara kita malah sibuk berdebat dan tercerai berai. Marilah kita kembalikan izzah kita dengan bersatu dan kembali ke Al Quran dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan menyeluruh. Mohon maaf,semoga bermanfaat. Wass WR Wb - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[media-dakwah] Dengki, Penghancur Kebaikan
Dengki Penghancur Kebaikan Oleh: Tim dakwatuna.com Rasulullah saw. bersabda, Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar. (Abu Daud). Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih kecil atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, Kullu dzi nimatin mahsuudun. (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki). Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab Aunul Mabud, Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. Sebagaimana yang Allah firmankan, Ia merugi dunia dan akhirat. (Aunul Mabud juz 13:168) Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan atau peluang-peluang kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain: Pertama, mengalami kekalahan dalam perjuangan. Orang yang dengki perilakunya sering tidak terkendali. Dia bisa terjebak dalam tindakan merusak nama baik, mendiskreditkan, dan menghinakan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia membayangkan akan merusak citra, kredibilitas, dan daya tarik orang yang didengkinya. Dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian. Rasulullah saw. bersabda: Dari Jabir dan Abu Ayyub Al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tidak ada seorang pun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tempat yang ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorang pun yang membela seorang muslim di tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang ia menginginkan pembelaan-Nya. (Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani) Kedua, meruntuhkan kredibilitas. Ketika seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk, hasutan, dan demarketing kepada pihak lain, jangan berangan bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tidak membuka mata terhadap realitas, tidak dapat berpikir objektif, atau memang sudah satu frekuensi dengan si pendengki. Akan tetapi banyak pula yang mencoba melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berusaha berpikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berpikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pendengki. Orang yang memiliki hati nurani ternyata tidak senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik-intrik pecundang. Di mata mereka orang-orang yang bermental kerdil itu tidaklah simpatik dan tidak mengundang keberpihakan. Orang yang banyak melakukan provokasi dan hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain juga akan terlihat di mata orang banyak sebagai orang yang tidak punya program dalam hidupnya. Dia tampil sebagai orang yang tidak dapat menampilkan sesuatu yang positif untuk dijual. Maka jalan pintasnya adalah mengorek-ngorek apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan sesuatu yang baik di mata pendengki bisa disulap menjadi keburukan. Nah, mana ada orang yang sehat akalnya suka cara-cara seperti itu? Ketiga, mencukur gundul agama. Rasulullah saw. bersabda, Menjalar kepada kalian penyakit umat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. Itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengatakan bahwa penyakit itu mencukur rambut, melainkan mencukur agama. (At-Tirmidzi) Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Akan tetapi Islam yang dibawa oleh orang yang di dadanya memendam kedengkian tidak akan dapat dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki itu tidak mampu untuk sekadar menyungging senyum, mengucapkan kata selamat, atau melambaikan tangan bagi saudaranya
[media-dakwah] Air Mata
Air Mata Oleh : Umi Nurtri Ratih ''Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.'' (QS Al-Israa [17]: 109). Seringkali, ketika sesuatu terjadi di luar rencana, harapan dan keinginan lewat tak tertangkap barulah manusia mengingat Dia. Sadar dirinya tak mampu berbuat apa-apa, jika Allah sudah berkehendak. Saat itu biasanya manusia menangis atau berkeinginan untuk menangis. Namun, tak lama bila ada harapan dan keinginan yang terwujud, maka tertawalah ia dan lupa lagi kepada Sang Pemberi Harapan. Amat biasa, manusia menangis, melelehkan air matanya, ketika merasa hancur, tujuannya gagal, harapannya kabur, dan cita-citanya berantakan. Atau, apabila yang telah diupayakannya mengalami kebuntuan. Menangis adalah cara Allah menunjukkan kekuasaan dan kemahabesaran-Nya. Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat-Nya. Titik-titik air bening dari kelopak mata itu bisa jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini. Seperti Allah menurunkan hujan dari gumpalan awan untuk membasahi bumi dari kekeringan hingga tumbuh sayur segar dan buah yang ranum. Seperti itulah barangkali tangis manusia akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar menghadirkan kembali wajah Dia yang mengiringi setiap langkah selanjutnya. Semestinya, tangisan meluluhkan bongkah-bongkah keangkuhan dalam dada, hingga timbul kesadaran hanya Dia yang berhak berlaku sombong. Air mata itu akan melelehkan pandangan mata dari meremehkan orang lain dan semakin menjernihkan kacamata untuk lebih bisa melihat kemahabesaran dan kekuasaan Allah. Titik-titik bening itu akan membersihkan debu-debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata yang menjadikan sering kali lupa bersyukur atas nikmat pemberian-Nya. Semestinya pula, melelehkan air mata membuat hati tetap basah oleh ke-tawadlu-an, qona'ah, dan juga cinta terhadap sesama. Air mata menjadi penyadar bahwa apa pun yang kita upayakan semua tergantung pada-Nya. Tak ada yang patut disombongkan pada diri di hadapan sesama apalagi di hadapan Dia. Air mata akan mengantarkan kita pada kekhusyukan. Bersyukurlah bila masih bisa meneteskan air mata. Namun, air mata menjadi tak ada artinya jika setelah tetes terakhir, tak ada perubahan apa pun dalam langkah kita. Tak akan ada hikmahnya, bila kesombongan masih menjadi baju utama kita. Wallahu a'lam bish-shawab. http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14 - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Mengenang Imam Syahid Hasan Al-Banna
Mengenang 100 tahun Imam Syahid Hasan Al-Banna Al-Ikhwan.net | 7 December 2006 | 15 Dzulqaidah 1427 H | Hits: 1,719 Al-Ikhwan.net Mengenang seratus tahun Imam Syahid Hasan Al-Banna; kembali kita mengingat masa hidup beliau, disaat begitu banyak peristiwa yang menerpa dunia Islam setelah perang dunia I, dan disaat dunia Islam mengalami kemunduran akibat jatuhnya khilafah Islamiyah, sehingga mesti ada seseorang yang lahir ke dunia mengembalikan Islam kembali hidup dan mulia. Saat begitu kuatnya persekongkolan yang dilakukan oleh kekuatan jahat pemerintahan Arab dan dunia barat, hadir seorang pemuda berumur 21 tahun yang telah banyak meneguk air sungai nil untuk menghilangkan dahaga dan menjadikan ajaran Islam sebagai syariat dan minhajul hayah (jalan hidup), Al-Quran sebagai hidayah. Beliau selalu menyeru Wahai kaum kami, sesungguhnya saya menyeru kepada kalian, bahwa Al-Quran ada ditangan kanan saya dan sunnah di tangan kiri saya dan amal para salafussholih dari umat ini sebagai tauladan. Kami menyeru kepada kalian untuk kembali kepada Islam; ajaran dan hidayah Islam Islam adalah sistem kehidupan yang komprehensif, mencakup segala aspek kehidupan, dia merupakan negara dan bangsa, atau pemerintahan dan umat, dia merupakan akhlak dan kekuatan atau rahmat dan keadilan, dia merupakan tsaqofah dan qonun atau ilmu dan hukum, dia merupakan materi dan harta atau usaha dan kekayaan, dan dia merupakan jihad dan dawah atau prajurit dan ideologi, sebagaimana dia merupakan akidah yang bersih dan ibadah yang benar satu sama lainnya. Jadi melalui cahaya yang bersinar di ufuk mengajak untuk mengembalikan kehidupan pada ajaran Islam yang agung, melalui tangan yang telah digerakkan oleh pertolongan ilahi sehingga mampu mengemban beban dawah ini dan mengembalikan cahayanya kembali bersinar, memancarkan cahaya kesegala penjuru dunia. Demikianlah Imam Syahid Hasan Al-Banna, lahir kedunia pada saat dan waktu yang tepat, guna membangun kembali Islam yang telah luntur dan membina jamaah yang beriman dan mampu mengemban dawah yang telah diamanahkan di pundak yang menisbatkan diri kepada dawah. Imam Al-Banna rahimahullah adalah figur yang telah digerakkan oleh takdir ilahi, dibentuk oleh tarbiyah Rabbaniyah, muncul pada waktu dan tempat yang tepat, maka sangatlah cocok ungkapan ustadz Umar At-Tilmitsani dengan Anugerah yang sangat berharga. Beliau tidak pernah ragu untuk mengenalkan dirinya: Saya adalah seorang pelancong yang sedang mencari kebenaran, manusia yang mencari petunjuk ditengah kerumunan manusia, rakyat yang mengidamkan kemuliaan negaranya, kebebasan, ketenangan dan kehidupan yang sejahtera dibawah naungan Islam yang suci, saya seorang hamba yang mengenal tujuan hidup, lalu beliau membaca firman Allah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan dengan demikian Aku diperintahkan dan Aku termasuk orang yang pertama muslim. (Al-Anam : 162-163). Inilah saya, lalu sipakah anda? Mengenang seratus tahun Imam Al-Banna, saat beliau masih belia, sosok yang memiliki kecerdasan pada akal dan fikirannya, begitu besar semangat dan ghirahnya terhadap agama. Saat beliau berumur 10 tahun tidak didapati dalam dirinya kecuali kegigihan beliau dalam merubah segala kemungkaran yang dilihatnya, seperti yang pernah dilakukan terhadap seorang penari telanjang yang menari di atas perahu di sepanjang sungai nil di daerah Al-Mahmudiyah. Begitupun kita mengenang beliau; Saat menjadi pelajar dalam berbagai jenjangnya, beliau begitu semangat dalam mengikuti dan membentuk Jamiyyah (lembaga) dawah seperti (Jamiyah akhlak Al-adabiyah - lembaga akhlak dan etika, Jamiyah manu al-muharramat lembaga pencegah perbuatan haram, Jamiyah Al-ikhwan al-hashofiyah - Lembaga al-Ikhwan al-hashofiyah), kita belajar dari beliau akan ghirah Islam yang begitu menggelora, semangat dalam menyampaikan dawah dan himmah (Antusias) dalam mengajak manusia pada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Kita mengenang beliau; Sosok yang hidup dengan jujur karena Allah, menunaikan janjinya bersama Allah saat mendaftarkan dirinya sebagai tentara Allah, seperti dalam ungkapannya yang masyhur, sebagai bagian dari impiannya: Saya harus menjadi seorang yang mursyid (memberikan arahan) dan muallim (memberikan pelajaran), sehingga sepanjang hari saya bisa mengajarkan anak-anak, sementara di malam harinya saya bisa mengajarkan orang tua tentang tujuan agama mereka, sumber kebahagiaan dan perjalanan hidup mereka. Kadang disampaikan melalui khutbah dan kadang dengan melakukan dialog, mengarang buku, menulis, dan juga dengan melakukan jaulah (perjalanan). Kita belajar darinya akan tingginya semangat dan tujuan hidup serta
[media-dakwah] Engkau Memang Jodohku
Engkau memang jodohku Yang bener ukhti, jangan bercanda, masa menikah mendadak begini? Katanya sudah beli tiket mau pulang ke jawa. Tanya Wati keheranan ketika Aisyah mengundangnya untuk hadir pada acara syukuran pernikahan di salah satu mall di Batam. Ia Wat, aku memang sudah beli tiket mau `pulkam, tetapi takdir menentukan lain, insyaallah syukuran pernikahanku besok jam sembilan pagi di restoran BFC DC Mall. Insyaallah ada hijabnya kok, hadir ya? jawab Aisyah penuh bahagia. Aisyah mengundang teman-temannya satu hari sebelum hari pernikahannya. Hal ini membuat teman-temannya kaget. Apalagi sebelumnya mereka sudah tahu Aisyah sudah beli tiket mau balik ke Jawa seminggu lagi, bahkan hampir semua barang-barang termasuk pakaian, oleh-oleh, dan sebagainya sudah disiapkan. Demikianlah, kalau Allah berkehendak terhadap sesuatu, pasti akan terjadi! Nazhar Tiga bulan sebelumnya, Aisyah dinazhar Ali dengan perantaraan seorang akhwat adik Ali. Beberapa menit setelah menazhar, ikhwan ini langsung menyatakan setuju dengan Aisyah dan merencanakan menikah dalam 4 bulan lagi. Aisyah cukup kaget dengan keputusan yang terlalu cepat ini. Bagaimana tidak, taaruf (pendekatan) saja belum berjalan sehingga mereka belum kenal satu sama lain. Orang tua Aisyah juga belum tahu sama sekali terhadap rencana ini. Lagi pula menikah tidak bisa dianggap main-main. Harus diputuskan secara matang terhadap segala aspek menyangkut kepribadian, watak, karakter, latar belakang pendidikan, kebiasaan, dan yang paling utama masalah agama. Empat bulan adalah waktu yang cukup singkat. Waktu tersebut tidak mereka sia-siakan untuk saling mengenal, baik lewat sms dan dari orang terdekat masing-masing. Orang tua Ali sangat setuju dengan keputusan anaknya setelah mengetahui segala hal tentang calon menantunya. Tapi bagaimana dengan orang tua Aisyah? Ternyata tanggapan mereka di luar dugaan. Mereka sangat tidak setuju terhadap rencana pernikahan anaknya, terutama pihak ibu. Alasannya, tidak setuju anaknya menikah dengan orang Padang (kebetulan Ali aslinya dari Padang) karena menurut tetangganya, orang Padang punya kebiasaan kalau sudah menikah di rantau, nanti bila pulang kampung, si ikhwan akan dinikahkan lagi oleh orang tuanya. Aisyah pun berusaha menjelaskan pada ibunya agar jangan percaya dengan omongan seperti itu karena belum tentu benar. Usaha Aisyah akhirnya mendapat respon positif setelah berkali-kali membujuk orang tuanya agar diijinkan menikah dengan ikhwan Padang tersebut. Alhamdulillah, ortu Aisyah gak keberatan saya nikah dengan Ali, tapi acaranya harus di Jawa dan pakai adat Jawa, ujar Aisyah menyampaikan keinginan orang tuanya ke Ali. Tapi Aisyah gak mau pakai adat Jawa, Aisyah sudah berusaha membujuk ibu biar mengijinkan nikah sesuai sunnah, ujar Aisyah sedih. Jangankan pakai acara sesuai sunnah, sedangkan kalau Aisyah pakai jilbab lebar dan hijab (cadar) gak boleh sama ibu, ujar Aisyah panjang lebar perihal ibunya ke Ali lewat SMS. Menurut Aisyah, kalau dengan adat Jawa, selain tidak sesuai dengan sunnah juga banyak menghabiskan biaya, bisa jutaan Dapat uang dari mana sebanyak itu? lanjut Aisyah kebingungan. Lagian Aisyah gak mau pakai adat Jawa, Aisyah lebih memilih acara nikah sesuai sunnah, yakni harus ada pemisah (hijab) antara tamu ikhwan dan akhwat. Ungkap Aisyah dengan tegas melawan adat Jawa yang selama ini berlaku di daerahnya. Mendapat masalah seperti itu Aisyah mulai patah semangat. Sedangkan Ali yang berharap bisa menikah di Batam dengan acara sederhana, Cuma bisa diam dan mencoba mencari solusi, bagaimana jalan terbaik supaya pernikahan ini tetap berlangsung. Tak terasa sudah hampir 3 bulan berlalu, namun mereka belum menemukan solusi. Ali juga mulai pesimis dengan proses taarufnya dengan Aisyah. Sedangkan Aisyah masih bingung lanjut apa tidak? Bangkit Lagi Akhi, ibu setuju kalau nikah sesuai sunnah, tapi harus di Jawa. Katanya Aisyah kan anak perempuan, anak pertama lagi, masa nikah di rantau, apa kata orang nanti, kata Aisyah menirukan ucapan ibunya. Alhamdulillah syukurlah ada kemajuan jawab Ali seakan-akan bangkit lagi setelah sebelumnya menemui jalan buntu sambil memikirkan apa langkah selanjutnya. Kalau begitu kasih saya waktu buat ngumpulin uang buat nikah di Jawa, jawab Ali. Menjelang pernikahannya, Aisyah yang bekerja di salah satu perusahaan elektronik di Batam, mempersiapkan segala sesuatu, termasuk mengurus sisa kontraknya yang berakhir 2 minggu lagi. Aisyah bertekad setelah menikah nanti dia tidak akan bekerja lagi. Saya usahakan nikahnya bisa sesuai rencana sebulan lagi , tapi kalau dananya belum cukup gimana? tanya Ali. Tapi Aisyah minta kepastian, kira-kira tanggal berapa biar tenang dan bisa kasih tau ibu di
[media-dakwah] Persembunyian Terbaik; Terang dan Terbuka
Persembunyian Terbaik; Terang dan Terbuka 11 Apr 07 07:12 WIB Oleh Bayu Gawtama Suatu hari, ada seorang murid yang bertanya kepada gurunya. Guru, tunjukkan saya satu tempat sebagai tempat sembunyi paling aman Dengan tenang, sang guru menjawab, bersembunyilah di tempat yang terang dan terbuka, Mendengar jawaban itu, si murid terheran dan bertanya kembali, Guru, saya ini sudah lelah terus menerus sembunyi namun tetap saja diketahui orang. Setiap kali saya merasa sudah menemukan tempat terbaik untuk bersembunyi, selalu saja mudah bagi orang lain menemukan saya. Kenapa justru guru menganjurkan saya bersembunyi di tempat terang dan terbuka? Ya sudah pasti akan lebih mudah orang melihat saya Untuk jawaban kedua, Sang guru hanya mengeluarkan kalimat yang hampir sama, Cobalah, bersembunyilah di tempat yang saya sarankan Merasa tidak puas. Akhirnya si murid pergi meninggalkan gurunya. Namun sepanjang perjalanan ia terus merenungi kalimat gurunya, yang menganjurkannya bersembunyi di tempat terang dan terbuka. Tentu ada maksud tertentu dari sang guru dari anjuran tersebut. Suatu hari, ia kembali merasa dikejar perasaan bersalah atas perbuatannya tempo dulu. Ia merasa setiap mata terus menerus mencari jejaknya dan akan mengadilinya. Maka ia pun kembali berlari dan mencari tempat sembunyi. Di saat itulah, ia teringat pesan gurunya, bersembunyilah di tempat yang terang dan terbuka Maka, melengganglah ia dengan tenang di depan khalayak ramai, di pasar, di taman bermain, dan tempat-tempat keramaian lain yang menjadi pusat aktivitas orang banyak. Aneh memang, pada mulanya ia merasa malu pada setiap pasang mata yang menatapnya tajam, pada setiap mulut yang pedas mencibirnya, atau bahkan makian yang membuat hatinya tercabik-cabik. Tetapi beberapa saat setelah itu, hatinya sangat tenang, wajahnya kembali berseri dan ia tak perlu menundukkan kepala setiap melintasi tempat keramaian. Selama ini, ia selalu merasa cemas dan ketakutan karena merasa semua orang di muka bumi mencarinya. Selama ini, setiap kali menemukan tempat persembunyian yang dianggap paling aman, justru ia merasa tidak aman. Rasa cemas dan takut terus menerus menghantui dirinya selama di tempat persembunyian, dan karena itulah setiap orang teramat mudah menemukan tempat persembunyiannya. Setelah mengikuti anjuran sang guru untuk bersembunyi di tempat terang dan terbuka, justru ia merasa aman dan nyaman, meski harus didahului dengan perasaan malu dan sakit. Tetapi ia tidak lagi merasa dihantui terus menerus, tidak lagi cemas, dan hatinya sangat tenang. Maka, ia pun merasa harus mengunjungi gurunya. Saya baru mengerti maksud guru tentang tempat terbaik untuk bersembunyi itu. Ternyata yang guru maksud tempat terang dan terbuka itu tidak lain tidak bukan adalah; jujur *** Setiap manusia pasti dan pernah melakukan kesalahan. Bersembunyi, atau menyembunyikan kesalahan terus menerus hanya akan membuat hati cemas, gelisah dan takut. Selalu khawatir jika suatu waktu dan pada akhirnya orang lain mengetahui perbuatan salah kita itu. Kejujuran kadang harus dibayar dengan perih dan malu, tetapi sesungguhnya itu akan membawa ketenangan batin selamanya. Jujur dan terbuka, di situlah mata air ketenangan jiwa (Gaw) http://www.eramuslim.com/atk/oim/461b476f.htm - We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Merekonstruksi Bangunan Umat Islam
Merekonstruksi Bangunan Umat Islam Oleh: Tim dakwatuna.com Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan. (Al-Bukhari dan Muslim). Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam. (Muslim) Dua hadits di atas melukiskan gambaran ideal umat Islam. Dari situ kita dapat menangkap setidaknya empat ciri umat Islam: Pertama, umat Islam mewujud bagaikan bangunan kokoh atau tubuh manusia sempurna. Segala kekuatan yang ada padanya semakin menambah kokohnya bangunan atau tubuh itu. Layaknya bangunan, tentu terdiri dari berbagai unsur dan komponen. Bentuk, fungsi, posisi, dan peran setiap komponen berbeda-beda. Kedua, satu sama lain saling memelihara, saling menjaga, saling menguatkan, dan saling mendukung, sehingga tercipta ikatan sosial yang solid. Ketiga, semua bagian bangunan itu secara bersama-sama memelihara segala aset kebaikan yang dimilikinya dan meninggalkan atau membuang hal-hal yang merugikan. Aset-aset yang dimaksud baik aset fisik-material seperti kekayaan alam maupun nonfisik seperti tradisi gotong royong dan budaya malu. Keempat, setiap bagian dari umat itu berada pada posisi masing-masing secara tepat dan di antara mereka ada yang selalu bekerja untuk mencari solusi bagi problem-problem yang dihadapi masyarakat. Tentu saja itu merupakan kondisi umat Islam yang kita dambakan. Akan tetapi, kondisi itu tidak muncul dengan sendirinya. Masyarakat ideal dengan soliditas tinggi yang ada di zaman Rasulullah saw. adalah hasil tempaan beliau. Dengan umat yang bercorak seperti itu kita dapat melakukan banyak hal dan mencapai banyak kesuksesan. Konspirasi yang selalu digalang oleh orang-orang kafir juga tidak akan menemukan efektivitasnya manakala umat Islam dalam kondisi solid bagaikan satu tubuh. Dan taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian bercerai-berai sebab kalian akan gagal dan hilang kekuatan kalian. (Al-Anfal: 46) Oleh karena itu, salah satu tugas besar para dai dewasa ini adalah merekonstruksi bangunan umat Islam itu. Untuk tujuan itu, langkah-langkah berikut tidak dapat dibaikan: Pertama, menegaskan kepada khalayak bahwa Islam bukan agama individual. Ajaran Islam menghendaki setiap orang menjadi orang yang beriman, bertakwa, dan shalih. Namun itu saja tidak cukup. Harus ada keshalihan kolektif. Salah satu indikator adanya keshalihan kolektif adalah adanya perhatian dan kepedulian terhadap nasib sesama muslim. Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka. Kebersamaan dalam iman dan ketakwaan ini juga berperan besar dalam menumbuhkan ketahanan dan kesabaran, sesuatu yang amat dibutuhkan dalam kancah pertarungan. Allah swt. berfirman, Dan bersabarlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di pagi dan petang hari dengan mengharapkan ridha-Nya. (Al-Kahfi: 28). Kedua, karenanya setiap muslim harus terus dimotivasi untuk menshalihkan diri sendiri dan berusaha menshalihkan orang lain. Dia harus terbiasa melakukan amrun bil-maruf wa nahyun anil-munkar (memerintah kepada yang bajik dan mencegah dari yang buruk). Dan sikap itu merupakan karakter dasar mukmin sejati. Allah swt. menggambarkan hal itu, Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang baik dan mencegah dari yang buruk, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 71) Tanggung jawab paling minimal seorang mukmin dalam amar maruf dan nahi munkar adalah terhadap keluarga. Oleh karena itu, seorang mukmin harus merencanakan sejak pernikahan. Dari mulai memilih calon pendamping hidup. Tentang kewajiban ini Allah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6) Ketiga, mengarahkan loyalitas dan pembelaan hanya kepada Allah, Rasulullah saw., dan kepada sesama mukmin, bukan kepada figur. Lebih-lebih bila figur itu adalah sosok yang menawarkan penyimpangan dari akidah Islam. Adalah bencana besar bila dakwah melahirkan loyalitas (wala) kepada figur tertentu, diri sang dai misalnya.
[media-dakwah] Fatwa-fatwa Haram Rokok
HIMPUNAN FATWA HARAM MEROKOK 1. Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari zhahir ayat Alquran dan As-Sunah serta i'tibar (logika) yang benar. Allah berfirman (yang artinya), Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195). Maknanya, janganlah kamu melakukan sebab yang menjadi kebinasaanmu. Wajhud dilalah (aspek pendalilan) dari ayat di atas adalah merokok termasuk perbuatan yang mencampakkan diri sendiri ke dalam kebinasaan. Sedangkan dalil dari As-Sunah adalah hadis shahih dari Rasulullah saw. bahwa beliau melarang menyia-nyiakan harta. Makna menyia-nyiakan harta adalah mengalokasikannya kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana dimaklumi bahwa mengalokasikan harta dengan membeli rokok adalah termasuk pengalokasian harta pada hal yang tidak bermanfaat, bahkan pengalokasian harta kepada hal-hal yang mengandung kemudharatan. Dalil yang lain, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain. (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340). Jadi, menimbulkan bahaya (dharar) adalah ditiadakan (tidak berlaku) dalam syari'at, baik bahayanya terhadap badan, akal, ataupun harta. Sebagaimana dimaklumi pula bahwa merokok adalah berbahaya terhadap badan dan harta. Adapun dalil dari i'tibar (logika) yang benar yang menunjukkan keharaman rokok adalah karena dengan perbuatan itu perokok mencampakkan dirinya ke dalam hal yang menimbukan bahaya, rasa cemas, dan keletihan jiwa. Orang yang berakal tentu tidak rela hal itu terjadi pada dirinya sendiri. Alangkah tragisnya kondisinya, dan demikian sesaknya dada si perokok bila tidak menghisapnya. Alangkah berat ia melakukan puasa dan ibadah-ibadah lainnya karena hal itu menghalagi dirinya dari merokok. Bahkan, alangkah berat dirinya berinteraksi dengan orang-orang saleh karena tidak mungkin mereka membiarkan asap rokok mengepul di hadapan mereka. Karena itu, Anda akan melihat perokok demikian tidak karuan bila duduk dan berinteraksi dengan orang-orang saleh. Semua i'tibar itu menunjukkan bahwa merokok hukumnya diharamkan. Karena itu, nasehat saya untuk saudara-saudara kaum muslimin yang masih didera oleh kebiasaan menghisap rokok agar memohon pertolongan kepada Allah dan mengikat tekad untuk meninggalkannya. Sebab, di dalam tekad yang tulus disertai dengan memohon pertolongan kepada Allah, mengharap pahala dari-Nya dan menghindari siksaan-Nya, semua itu adalah amat membantu di dalam upaya meninggalkan hal tersebut. Jawaban Atas Berbagai Bantahan Jika ada orang yang berkilah, Sesungguhnya kami tidak menemukan nash, baik di dalam kitabullah ataupun sunah Rasulullah saw. perihal haramnya rokok. Maka, jawaban atas penyataan ini adalah bahwa nash-nash Alquran dan sunah terdiri dari dua jenis; 1. Jenis yang dalil-dalilnya bersifat umum seperti Adh-Dhawabith (ketentuan-ketentuan) dan kaidah-kaidah yang mencakup rincian-rincian yang banyak sekali hingga hari kiamat. 2. Jenis yang dalil-dalilnya memang diarahkan kepada suatu itu sendiri secara langsung. Sebagai contoh untuk jenis pertama adalah ayat Alquran dan dua hadis yang kami sebutkan di atas yang menunjukkan keharaman merokok secara umum meskipun tidak diarahkan secara langsung kepadanya. Sedangkan untuk jenis kedua, adalah seperti fiman Allah (yang artinya), Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (dagig hewan) yang disembelih atas nama selain Allah. (Al-Maidah: 3). Dan firman-Nya, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu. (Al-Maidah: 90). Jadi, baik nash-nash itu termasuk jenis pertama atau kedua, ia bersifat keniscayaan (keharusan) bagi semua hamba Allah karena dari sisi pengambilan dalil mengindikasikan hal itu. Sumber: Program Nur 'alad Darb, dari Fatwa Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, dari kitab Fatwa-Fatwa Terkini 2. 2. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Rokok haram karena di dalamnya ada racun. Al-Quran menyatakan, Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk (kotoran). (al-Araf: 157). Rasulullah juga melarang setiap yang memabukkan dan melemahkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah ra. Merokok juga termasuk melakukan pemborosan yang tidak bermanfaat. Selanjutnya, rokok dan bau mulut perokok bisa mengganggu orang lain, termasuk pada jamaah shalat. 3. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rokok haram karena melemahkan dan memabukkan. Dalil nash tentang benda memabukkan sudah cukup jelas. Hanya saja, penjelasan tentang
[media-dakwah] Kutamaan Tafakur
Keutamaan Tafakur Oleh : Sigit Indrijono Allah SWT telah memberikan karunia kepada manusia berupa akal. Dalam Alquran, orang-orang yang berakal disebut ulil albab, yaitu orang yang mempergunakan akalnya untuk melakukan tafakur. Tafakur berasal dari akar kata fikr yang berarti memikirkan. ''Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ''Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'' (QS Ali Imran [3]: 190-191). Ayat di atas menerangkan bahwa tafakur yang dikehendaki oleh Allah SWT adalah tafakur yang dibarengi dengan dzikir kepada-Nya. Sayid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalilquran menerangkan bahwa ulil albab adalah orang-orang yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang benar. Mereka membuka pikirannya untuk menerima tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Beberapa ayat Alquran diakhiri penegasan untuk bertafakur, seperti, ''Supaya kamu berpikir,'' (QS Albaqarah [2]: 219); ''Tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,'' (QS Arrum [30]: 21); ''Apakah kamu tidak memikirkan,'' (QS Ashshaafaat [37]: 138), ''Tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,'' (QS Azzumar [39]: 42). Objek tafakur tidak terbatas jumlahnya. Mulai dari penciptaan diri kita sendiri, penciptaan berbagai makhluk hidup di muka bumi, tatanan alam semesta yang menakjubkan, aneka peristiwa yang terjadi, sejarah masa lalu, serta hal-hal yang gaib hingga kehidupan akhirat. Dengan tafakur, kita bisa menghayati secara lebih mendalam tentang kebesaran maupun kekuasaan Allah SWT. Fenomena alam, seperti turunnya hujan, pergantian siang dan malam, atau pergerakan angin, sering dianggap sebagai rutinitas. Padahal, jika rutinitas tersebut ditafakuri secara mendalam, akan terbukalah hijab kebesaran-Nya. Kejadian yang tiba-tiba seperti gempa bumi ataupun gunung meletus, secara seketika akan membuat kita bertafakur. Kita menyadari betapa lemah dan kecilnya serta tidak berdayanya kita di hadapan keagungan, kebesaran, dan kekuasaan Allah SWT. Bekal potensi tafakur yang melekat sesuai sunatullah adalah suatu karunia yang akan memberikan kesadaran yang hakiki untuk memosisikan diri sebagai hamba yang dikehendaki-Nya. Sehingga, akan diperoleh perasaan selalu dekat dengan-Nya dan meningkatkan takwa kepada-Nya. http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14 - Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Syukur
Assalamu'alaikum wr.wb. Dari milis sebelah Syukurilah Semua Pemberian Allah SWT Assalamu `alaikum Wr. Wb. Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d Syukur terbagi ke dalam dua jenis : 1. Syukur Umum 2. Syukur Khusus Syukur Umum terkait dengan dunia, misalnya bersyukur atas nikmat seperti pakaian, makanan, harta, kesehatan, dan kendaraan. Syukur Khusus terkait denga akhirat, misalnya bersyukur atas nikmat seperti iman, tauhid, hidayah, bimbingan hingga bisa beribadah, istri shalihah, anak-anak shalih, dan urusan akhirat lainnya. Tragisnya, sebagian besar manusia hanya mengerjakan syukur umum, karena menurut mereka, manfaatnya bisa dirasakan secara langsung. Memang seperti itulah watak manusia. Syarat-Syarat Syukur Ibnu Al-Qayyim berkata, Syukur seorang hamba terasa lengkap jika ia memenuhi tiga syarat dan ia dikatakan orang bersyukur jika melengkapi ketiga syarat itu. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ia mengakui nikmat Allah pada dirinya. 2. Ia menyanjung Allah atas nikmat itu. 3. Ia menggunakan nikmat itu untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Mengakui nikmat Allah Taala pada diri kita bisa dilakukan dengan cara kita tidak mengklaim nikmat itu kita peroleh murni karena keahlian, atau pengalaman, atau usaha, atau jabatan, atau status sosial, atau kekuatan kita. Tapi kita nyatakan nikmat itu murni berasal dari Allah Taala. Ketika Qarun mengklaim nikmat pada dirinya murni ia peroleh karena keilmuannya. Karena itu, Allah Taala menenggelamkannya beserta istananya ke dalam bumi. Jika seseorang mengakui nikmat pada dirinya berasal dari Allah Taala, otomatis ia menyanjung-Nya atas nikmat-nikmat itu. Jika seseorang meyakini Allah Taala pemberi nikmat dan menyanjung-Nya, maka ia tidak etis menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Misalnya ia mengembangkan hartanya secara ribawi, atau seseorang diberi kesehatan tapi ia mendzalimi orang lain. Jika kita melengkapi ketiga syarat syukur itu, Allah Taala pasti menambah nikmat-Nya pada kita dan memberkahi nikmat-Nya pada kita, karena Dia berfirman, Artinya : .Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim:7) Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Sumber : Buku Taujih Ruhiyah Pesan-pesan Spiritual Penjernih Hati karya Abdul Hamid al-Bilali - Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Kembali ke Laptop?
Kembali ke Laptop? 3 Apr 07 05:09 WIB Oleh Endah Widayati Impian mempunyai laptop begitu menggebu di hati saya beberapa tahun terakhir ini. Betapa enaknya jika dakwah didukung dengan fasilitas ini, batin saya dari waktu ke waktu. Masalahnya tentu saja pada sisi financial. Sebab, segala sesuatunya akan mudah didapat jika uang menjadi daya dukungnya. Logika saya, uang memang bukan segalanya, namun segalanya tidak bisa terbeli tanpa uang. Maka kerja dari waktu ke waktu, yang terpikir oleh saya adalah bagaimana menyisakan uang untuk bisa membeli laptop. Ini bukan karena si Tukul selalu iming-iming laptopnya, tapi karena dengan memiliki laptop, maka saya bisa melakukan kerja lebih produktif, mengembangkan diri secara optimal, dan berkontribusi lebih baik. Itu saja. Keinginan saya terjawab dengan laptop pinjaman. Dari kantor tempat saya bekerja, seringkali meminjamkan laptop untuk dibawa pulang. Tentu saja harapan mereka saya bisa menyelesaikan tugas-tugas tambahan kantor yang menumpuk. Dua tempat saya bekerja terakhir memberikan fasilitas ini untuk saya, meski tidak setiap hari. Bagaimanapun, saya masih merasa tidak nyaman ketika tuntutan dari dalam diri memaksa untuk terus berkembang lebih, dan pada saat yang sama saya harus bisa menunjukkan hasil kerja yang lebih optimal dengan fasilitas yang diberikan. Meski kadang saya juga menyenangkan hati dengan mengatakan, orientasi menikmati, bukan memiliki. Impian untuk memiliki laptop sendiri masih belum terjawab. Semakin menggebu, semakin bingung. Kadang ketika butuh sekali, laptop justru dipakai untuk urusan lain dari kantor. Berbagai kemungkinan untuk mendapatkan laptop dengan status milik sendiri kembali dicoba. Ketika kebutuhan lain tidak kalah mendesak untuk dipenuhi, maka membeli dengan cara cash pun semakin jauh dari pikiran. Saya mulai bertanya kepada teman-teman untuk mendapatkannya dengan cara kredit. Termasuk kemarin, sebuah penawaran dari teman datang melalui Yahoo Messenger untuk mendapatkan laptop dengan cara mencicil. Hati sayapun segera berbunga, terbayang laptop impian akan segera ada di tangan. Saya berjanji pada diri sendiri untuk lebih rajin menulis agar si laptop bisa segera terbayar lunas. Kesenangan hati dengan fokus laptop hanya berlaku sekejap. Esoknya teman saya tersebut mengatakan kalau kesempatan hanya berlaku sebatas pegawai di mana dia bekerja. Gagal lagi, pikir saya-meski berita terakhir masih memberi harapan kalau orang luarpun ada kemungkinan bisa bergabung dalam program nyicil laptop, dengan seleksi tertentu yang mereka lakukan. Menyerahkan segalanya pada Allah adalah pilihan terbaik. Mungkin saya masih belum dianggap siap oleh Allah, hingga belum layak mendapatkannya sekarang. Sedikit mengeluh kepada seorang teman menjadi jalan saya melampiaskan kekesalan, mengingat proyek buku yang kita sepakati sedikit tersendat dengan alasan fasilitas terbatas. Namun justru saya pun dibuat malu sendiri ketika mengetahui bahwa teman saya ini justru membuat tulisan-tulisannya hanya lewat warnet. Dan saya tahu, dia jauh lebih produktif daripada saya, dan tulisannya selalu nangkring di situs Islam terkenal. Akhirnya saya harus kembali mengakui, keterbatasanlah yang justru memacu kita untuk berjuang lebih keras. Betapa banyak orang sukses yang lahir dari lingkungan yang tidak kondusif, hingga jiwanya merintih dan memaksanya untuk melakukan hal yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang. Dari situlah awal kebesarannya bermula. Maka, tidak ada alasan lagi bagi saya untuk hanya menunggu laptop agar dapat maksimal berkarya. Akhirnya cerita lain menjadi pelajaran tambahan pada saya. Hari Ahad kemarin saya kedatangan dua orang teman dari luar kabupaten yang menawarkan sebuah kerjasama bisnis dan dakwah kepada saya. Karena bentuk kerjasama ini membutuhkan interaksi yang intens, maka merekapun bertanya dengan jadwal online saya. Dengan jujur saya mengatakan kalau selama ini saya seringkali online di kantor. Tentu saja bisa dibayangkan kalau waktu tersebut tidak cukup efektif untuk melakukan banyak hal di luar pekerjaan. Akhirnya, tanpa saya minta, merekapun menawarkan fasilitas komputer dan koneksi internetnya untuk saya. Alhamdulillah, minimal kontrak untuk dipercaya orang lain masih terus diperpanjang. Bukankah kepercayaan menjadi unsur penting untuk mencapai kesuksesan? Dan, bisa jadi, inilah cara Allah untuk menjawab doa saya. Anggap saja saya masih bayi, sehingga akan kaget kalau harus langsung makan nasi. Teringat terus kata-kata teman saya hingga saya menuangkan tulisan ini, jangan khawatir, Allah lah yang akan membiayai dakwah kita. Kalimat bombastis dari teman saya ini menyentakkan saya, betapa Allah sungguh cantik memberikan segalanya pada kita. Jika kita dianggap sudah siap menerima suatu hal,
RE: [media-dakwah] Hukum Aqiqah
Wa'alaikumsalam wr.wb. Walaupun belum melaksanakan aqiqah, ga da larangan tuh untuk melaksanakan qurban... ni aku copy paste pendapat singkat dari ustadz syariahonline aja ya... Semoga bermanfaat... Tentang Qurban Sebelum Akiqah Pertanyaan: Pak Ustad, Anna mau tanya tentang orang tua anna yang sudah meninggal mau berqurban lewat anak-anaknya,tapi belum aqiqah, hukmnya gimana ? mahtum Jawaban: Assalamu alaikum wr.wb. Tidak ada ketentuan yang secara tegas menjelaskan tentang hal tersebut. Hanya saja, Ibn al-Qayyim dalam kitab Tuhfatul Mahdîd li Ahkâmil Maulûd mengutip pendapat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa jika seseorang telah melakukan qurban, ia tidak perlu melakukan akikah. Wallahu alam bi al-shawab. Wassalamu alaikum wr. dahlya [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. Wr. Wb, Jika seseorang belum melaksanakan aqiqah, apakah orang tersebut tidak boleh Melaksanakan kurban Wassalam, _ From: Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 03, 2007 12:01 PM To: sandy; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Hukum Aqiqah Wa'alaikumsalam wr.wb. Pada dasarnya hukum pelaksanaan aqiqah itu adalah sunnah muakkadah bagi yang mampu (menurut kalangan Syafii dan hambali), mubah (menurut kalangan Hanafi), dan bersifat anjuran (menurut Maliki). Intinya, hukum aqiqah itu tidak wajib, apalagi bagi orang yang tidak mampu. Sedangkan hukum melunasi hutang itu adalah wajib, jadi alangkah lebih baiknya jika memenuhi kewajiban dulu (membayar hutang) baru melaksanakan sunnah. Mungkin yang lebih paham ada yang ingin menambahkan or mengoreksi? sandy [EMAIL PROTECTED] mailto:sandy%40benangmerah.com com wrote: Assalamualikum, Bagaimana hukumnya aqiqah bagi orang yang kehidupannya pas-pas an, dalam artian sebenernya dia ada uang, namun dilain pihak dia juga mempunyai hutang. Best Regards, Sandy Ariandi [Non-text portions of this message have been removed] - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Fwd: Berita Dari Masjid Nabawi
Tuh berita dah basi, berita boong. udah ada bantahannya dari berbagai ulama, salah satunya Yusuf Qaradhawi. udah dicek segala ke sana. Mengenai Ibu itu sakit sekeluarga, ya bukan karena ga forward tuh email kalee, emang lagi dikasih sakit aja sama Allah sebagai salah satu bentuk rasa cinta Allah terhadap hambaNya... TNW-04 [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ALL, Please read carefully dan tolong diambil hal-hal positifnya saja:- SESUNGGUHNYA ALLAH SWT MAHA TAHU ATAS SEGALA APA YANG TERJADI DIDUNIA DAN AKHERAT. SEMOGA ALLAH SWT MELIMPAHKAN KEPADA KITA KESEJAHTERAAN LAHIR DAN BATIN. AMIEN. KOMENTAR BERITA DARI MASJID NABAWI ( DIBACA DULU BARU KOMENTAR ) KESAKSIAN AYI T. NURHAYATI=== == Assalamu'alaikum wr. wb Ketiga kalinya sudah saya menerima Email Berita dari Masjid Nabawi ini. Pada saat menerima Email Berita dari Masjid Nabawi yang pertama (kira-kira 2 tahun yll) saya tidak begitu merespon Surat tersebut, dan memang tidak ada kejadian luar biasa terjadi. Hanya pernah terjadi sekeluarga mengalami sakit yang sama silih berganti, dan itu terjadi hingga 2 - 3 kali. (saya pikir ach sakit flue biasa..) Kemudian Berita dari Masjid Nabawi yang ke 2, saya terima sekitar Akhir tahun 2002 (tepatnya lupa) melalui sebuah milist dan kembali saya tidak merespon dengan baik email tersebut, bahkan justru mengkritisi Berita Dari Masjid Nabawi tersebut ; bahwa percaya kepada surat tersebut bisa menjadi syirik karena baik dan buruk kejadian yang kita alami ada ditangan Allah SWT. Kejadian aneh pertama terjadi : Ada orang yang mengumpat-umpat membaca coment saya tersebut . Dalam hati timbul tanda tanya : Wah hebat juga tuh Surat , baru dikomentari gitu aja udah diumpat dan diomeli orang yang nggak dikenal. ... Dan beberapa waktu kemudian musibah finansial menimpa saya, saya kehilangan beberapa pekerjaan... . .. dalam hati saya ragu, apakah ini seperti yang disebutkan dalam Berita dari Masjid Nabawi tsb, yakni : Sedangkan terhadap orang yang menyepelekannya dan membuang surat ini, dia mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatu harta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya Dan malam ini saya menerima kembali Berita dari Masjid Nabawi yang ke 3. Saya coba baca dengan seksama berita tsb. Bagus juga isi beritanya, mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Kenapa tidak saya coba untuk sampaikan kepada yang lain? Yang jelas merupakan amal yang baik telah menyampaikan berita ajakan kepada kebaikan, selebihnya Wallahualam .Allah- lah yang mengetahui segala kejadian ... Semoga Berkah dan Rahmat Allah SWT senantiasa berlimpah kepada kita semua. BERITA DARI MASJID NABAWI ...BERITA PENTING. . BERITA UNTUK UMMAT ISLAM DISELURUH DUNIA. SURAT INI DATANGNYA DARI SYECKH ACHMAD DI SAUDI ARABIA : AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM DARI SYECKH ACHMAD SEORANG PENJAGA MAKAM RASULULLAH DI MADINAH, YAITU DI MESJID NABAWI SAUDI ARABIA. Pada malam tatkala hamba membaca Al'Quran di makam Rasulullah, dan Hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi. Didalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau berkata, didalam 60.000 orang yang meninggal dunia, diantara, bilangan itu tidak ada seorangpun yang mati beriman, dikarenakan : 1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya 2. Orang yang kaya yang mampu, tidak lagi melambangkan atau Menimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin. 3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak sholat dan tidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini mampu melaksanakan. 4. Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau sabdakan kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT. Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya hamba berpesan kepada segenap Ummat Islam di dunia : ? Bersalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW. ? Janganlah bermalas-malasan untuk mengerjakan sholat 5 ( lima )waktu. ? Bershadaqoh dan berzakatlah dengan segera, santuni anak-anak yatim piatu. ? Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu tunaikan segera ibadah haji. PERHATIAN : Bagi siapa saja yang membaca surat ini hendaklah menyalin/mengcopyny a Untuk disampaikan orang-orang lain yang beriman kepada penghabisan/ kiamat. Hari kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit, Al'Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas
[media-dakwah] Anak Cermin Orang Tuanya
Anak Cermin Orang Tuanya Suatu hari, seseorang menghadap Khalifah Umar bin Khattab dengan membawa anak lelakinya. Ia mengadukan betapa durhaka dan kurang ajar anaknya. Khalifah mendengar dengan seksama pengaduan orang tua itu. Umar mengingatkan beberapa hak anak, seperti, memilihkan ibu si anak dari golongan baik-baik, memberi nama yang baik, memberi nafkah sepantasnya, mendidik dengan akhlak yang baik, dan mengajari ilmu untuk bekal hidupnya. Seketika itu juga si anak menyahut uraian Umar. ''Tak satu pun dari hak-hak itu yang diberikan. Ibu saya itu tidak jelas asal-usulnya dan berperangai sangat buruk. Dari kecil saya dipaksa mencari nafkah dengan menggembala ternak, dan saban hari diberi contoh akhlak yang buruk, dengan pertengkaran yang tiada henti, perkataan yang kotor, dan tindak kekerasan.'' ''Jangankan diajari ilmu, yang ada hanya dampratan dan perlakuan kasar. Dalam hatiku hanya ada dendam dan menunggu saat bisa membalasnya,'' kata si anak. ''Apa benar demikian,'' tanya Umar dengan wajah marah. ''Jika demikian, sungguh engkau telah merusak anakmu dengan tanganmu sendiri. Engkaulah yang pantas mendapat hukuman atas kesalahan ini,'' tegasnya. Maraknya remaja tersangkut tindak kriminalitas, seperti tawuran, miras, pembunuhan, narkoba, pergaulan bebas, tidak punya sopan santun, durhaka kepada orang tua, boleh jadi karena didikan orang tuanya sejak kecil demikian. Anak merupakan cermin orang tua. Bagaimana orang tua berperilaku, demikian pula anak meniru. Bila setiap hari mendapat caci maki, maka si anak akan belajar serupa terhadap orang lain. Demikian pula sebaliknya. ''Berbuat baiklah kamu terhadap ibu dan bapakmu, niscaya anak-anakmu akan berbuat baik terhadapmu.'' (HR Thabrani). Seorang pegawai menemui Umar. Ia kaget dan memperlihatkan keheranannya mendapati Khalifah sedang berbaring dengan beberapa anak kecil asyik bermain-main di sekitarnya. Umar bertanya, ''Jadi, bagaimana keadaanmu dengan keluargamu?'' Ia menjawab, ''Begitu melihatku, keluargaku yang berbicara langsung diam.'' Umar berkata, ''Kalau begitu, kamu turun saja dari jabatanmu. Soalnya kalau terhadap keluarga dan anakmu saja kamu tidak bisa berlaku lembut, bagaimana kamu bisa berlaku lembut terhadap umat Rasulullah SAW?'' Lumrah, Umar memutuskan memberhentikan jabatan orang itu ketika didapati ia tak menyayangi keluarganya. Amanah kecil saja ia lalai, apalagi mengurusi urusan yang lebih besar. Allah SWT akan memberi balasan bagi orang tua yang bersabar menahan penderitaan dan bersusah payah mendidik putra-putrinya. ''Barang siapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka.'' (HR. Bukhari-Muslim) (Aris Solikhah ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=231555kat_id=14kat_id1=kat_id2= - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Menjadi Pelopor Kebajikan
Menjadi Pelopor Kebajikan Oleh: Tim dakwatuna.com Rasulullah saw. bersabda, Siapa yang menunjukkan jalan kebajikan maka ia memperoleh pahala (seperti pahala) orang yang melaksanakannya. (Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban) Menunjukkan jalan kebajikan adalah salah satu tugas dakwah. Tentu saja tujuannya untuk mengajak orang-orang melakoni kebajikan itu. Tetapi ingat, mengajak tidak cukup dengan bunga-bunga kata. Seseorang yang mengkampanyekan kebajikan haruslah menjadi pelopor kebajikan itu sendiri. Karena, tidak semua objek dakwah berprinsip dengar perkataannya, bukan lihat siapa yang mengatakan. Masih banyak yang menilai sesuatu itu benar atau salah, menerima atau menolak dakwah dengan merujuk pada apa yang ia lihat pada si juru dakwah. Jika rasa simpati dan cinta manusia terhadap diri dai merupakan salah satu kunci keberhasilan dakwah, maka mewujudkannya dalam diri dai adalah bagian dari dakwah itu sendiri. Rasulullah saw. sosok yang simpatik dan mempesona. Karena itu, orang-orang yang didakwahinya tidak punya alasan untuk mencela. Mereka yang menolak dakwah sekalipun mengakui bahwa Rasulullah saw. orang yang layak dicintai karena amanah, kejujuran, dan pekertinya yang baik. Paling-paling dalih mereka untuk menolak beliau karena mereka tidak punya alasan lain adalah dengan menuduh apa yang dibawa oleh Rasulullah adalah sihir. Suatu tuduhan yang tidak dapat dibuktikan. Yang Utama: Cinta Allah. Hal utama yang harus dikejar adalah kecintaan Allah. Mengapa? Pertama, dakwah adalah tugas suci dari Allah. Restu Allah sangat menentukan berhasil dan gagalnya proyek itu. Mengejar cinta manusia dengan membuat murka Allah, pasti akan menggagalkan dan menghancurkan dakwah itu sendiri. Kedua, bila Allah telah mencintai seseorang, maka orang tersebut akan mendapatkan tempat dan memperoleh penerimaan yang luas di kalangan manusia. Rasulullah saw. Bersabda, Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril seraya mengatakan, Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia. Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia (Jibril) menyerukan di langit dengan mengatakan, Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia oleh kalian. Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian jadilah orang itu mendapatkan penerimaan di bumi. (Shahih Al-Bukhari dan Muslim) Tidak ada cara lain untuk meraih cinta Allah selain dengan cara taat kepada-Nya dalam keadaan apa pun. Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31). Selebihnya, juru kampanye kebenaran, keadilan, dan kebajikan wajib melakukan kiat-kiat islami untuk menumbuhkan keberpihakan masyarakat kepada kebenaran. Beberapa di antaranya adalah: a. Berlapang Dada. Berlapang dada dalam merespon kesalahan-kesalahan terutama yang merugikan diri penyeru merupakan pintu gerbang penting bagi hadirnya kecintaan. Allah swt. berfirman: Mereka harus memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kamu ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nur: 22) Sikap memaafkan ini tentu saja akan membuat hati menjadi lembut. Islam menjadikan sikap pemaaf dan berlapang dada sebagai salah satu jalan tarbiyah. Sikap itu dapat membersihkan hati dari dengki dan kecenderungan-kecenderungan buruk lainnya. Dengan demikian meningkatlah keyakinan seorang muslim dan semakin sempurnalah keimanannya, kata Musthafa Abdul-Wahid dalam Syakhshiyyatul Muslim Kama Yushawwiruhal Quran. b. Mencintai karena Allah. Untuk meraih cinta yang tulus adalah dengan mewujudkan cinta yang tulus. Cinta palsu hanya akan melahirkan cinta gombal. Oleh karena itu, landasan interaksi seorang dai dengan madunya hanyalah landasan cinta karena Allah swt. Anas bin Malik mengatakan, Aku sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah saw. tiba-tiba seorang laki-laki lewat. Seseorang dari yang sedang duduk bersama Rasulullah saw. mengatakan, Ya Rasulullah saw. aku mencintai orang itu. Rasulullah saw. mengatakan, Sudahkah kamu menyatakannya kepadanya? Orang itu menjawab, Belum. Kata Rasulullah saw., Bangunlah dan nyatakanlah kepadanya. Maka orang itu bangkit menuju ke arahnya seraya mengatakan, Uhibbuka fillah (aku mencitaimu karena Allah). Orang itu menjawab, Ahabbakal-ladzi ahbatani lahu (semoga mencintaimu pula (Allah) Yang karena-Nya kamu mencitaiku. (Hadits riwayat Ahmad) c. Silaturahim Allah swt. berfirman: Dan orang-orang yang menyambungkan apa-apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan, merasa takut kepada Rabb mereka dan merasa takut akan buruknya penghitungan. (Ar-Rad: 21) Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk menjalin hubungan dengan
[media-dakwah] Nasihat
Nasihat Nasihat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Bahkan, Allah SWT menjadikannya salah satu karakter dari orang yang tidak merugi dalam kehidupan. ''Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.'' (QS Al-'Ashr [103]: 1-3). Nasihat adalah ucapan maupun perbuatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendatangkan kebaikan bagi yang diberinya. Di antara sesama orang beriman, hendaklah saling menasihati saudaranya dari waktu ke waktu agar menjadi lebih baik. Dengan demikian, seorang Muslim dalam pergaulan sosialnya menjadi cermin bagi Muslim lainnya serta menolong saudaranya untuk perbaikan diri dengan memahami kekurangannya melalui nasihat yang baik. Maka setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan, rakyat biasa dan pejabat, pasti membutuhkan nasihat. ''Agama itu nasihat. Kami (para sahabat) bertanya, untuk siapa? Beliau menjawab, Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin.'' (HR Muslim). Nasihat kepada Allah SWT adalah ketulusan dan ikhlas dalam keimanan kepada-Nya, nasihat kepada Alquran dengan mengimani, membaca, menghayati, dan mengamalkannya. Sedangkan nasihat kepada Rasulullah SAW berupa pembenaran atas risalah yang dibawa dan mengikuti sunahnya. Nasihat kepada pemimpin adalah membantu amanah kepemimpinannya, menegakkan keadilan, dan menghapus kezaliman. Nasihat kepada kaum Muslimin adalah saling menuntun untuk kebaikan dunia dan akhirat. Karena itu, nasihat bukanlah menghukumi setiap kesalahan atau keburukan. Nasihat bermaksud mendatangkan kemaslahatan, bukan membongkar aib atau menjatuhkan kehormatan. Nasihat yang tulus dilakukan dengan cara yang baik, santun, dan penuh kasih sayang. Salah satu adab menasihati adalah dilakukan tanpa diketahui orang lain. Ini untuk menutup kekurangan dan menjaga kehormatan saudaranya. Nasihat yang tulus, tidak mungkin dilakukan dengan cara yang buruk. Fudhail bin Iyadh berkata, ''Orang beriman adalah orang yang menutup aib saudaranya yang menasihati, sedangkan orang fasik adalah orang yang merusak dan mencela.'' Adakalanya nasihat bukanlah hal yang mudah dilakukan. Diperlukan kesabaran dan bahkan kesiapan untuk menerima risikonya, manakala orang yang diberi nasihat tidak menerima, menolak, dan malah melawan. Maka, ketulusanlah yang menjadi penawarnya, semata mencari ridha Allah SWT, dan di atas rasa kasih sayang persaudaraan seiman (ukhuwah). (Hilman Rosyad Syihab ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=260814kat_id=14kat_id1=kat_id2= - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Tanya Emas Putih
Wa'alikumsalam wr.wb. Pertama2 emas putih itu berbeda dengan platina Mba.. Di dalam emas putih ada kandungan emasnya sehingga haram dipakai laki2 Muslim : Telah diharamkan memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi wanitanya. (HR Turmuzi dengan sanad hasan shahih) . Ali bin Abu Thalib berkata,Aku melihat Rasulullah SAW memegang sutera di tangan kanan dan emas di tangan kiri seraya bersabda,Keduanya ini haram bagi laki-laki dari umatku. (HR Abu Daud dengan sanad hasan). Sedangkan di dalam platina tidak ada unsur emasnya sehingga gapa2 dipakai laki2... begitu juga dengan perak karena Rasulullah sendiri dulu juga pernah pake cincin yang terbuat dari perak. Mungkin ada yang ingin menambahkan or mengoreksi?? Reni Mardiana [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Saat ini banyak sekali orang yang menggunakan emas putih (platina) sebagai cincin kawin. Lalu bagaimana hukumnya memakai emas putih untuk laki-laki? Apakah haram seperti emas kuning? Dan bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang pemakaian cincin kawin itu? Wassalamu'alaikum wr. wb [Non-text portions of this message have been removed] - Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Tahukah Anda: Kehebatan Tentara Zionis-Israel Cuma Mitos
Tahukah Anda: Kehebatan Tentara Zionis-Israel Cuma Mitos Kamis, 22 Mar 07 14:41 WIB Zionis-Yahudi merupakan kaum yang banyak diselubungi mitos dan kedustaan. Beberapa mitos yang terus dipelihara hingga kini dan terus disebar-luaskan lewat corong-corong media massa yang dikuasainya, antara lain: Kaum Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, kaum Yahudi adalah bangsa yang cerdas. Mitos lainnya, kaum Yahudi merupakan korban terbesar dalam Perang Dunia II lewat peristiwa pembantaian massa yang dilakukan Nazi-Jerman lewat apa yang dinamakan Holocoust (The Final Solution), MOSSAD dan Israeli Defense Force (IDF) merupakan dinas rahasia dan tentara terhebat di dunia, dan sebagainya. Klaim Zionis-Yahudi tentang Tanah Palestina juga merupakan kebohongan besar. Karena lewat pengkajian sejarah yang banyak dilakukan sejarawan Barat sendiri, mereka menemukan bahwa klaim Yahudi ini tidak ada dasar ilmiah dan historisnya. Mitos Tentara Israel Salah satu mitos yang paling banyak digembar-gemborkan kaum Zionis, adalah klaim bahwa tentara Zionis-Israel merupakan tentara yang paling canggih peralatannya, paling kuat staminanya, paling berani nyalinya, paling cerdik strateginya, dan paling hebat segala-galanya. Banyak kalangan kena tipu oleh klaim tidak berdasar ini. Bahkan perwira Indonesia juga banyak yang terkecoh dengan promosi Zionis yang menyebutkan bahwa senjata buatan Israeli Military Industries (IMI) merupakan yang terhebat di dunia. Beberapa tahun lalu kita tentu pernah mendengar kontroversi pembelian sejumlah senjata api buatan Israel yang dilakukan militer kita. Salah satu senjata api yang jadi dibeli TNI adalah sejenis Assault Rifle (Senjata Serbu) bernama Galil-Galatz/99R yang telah dimodifikasi menjadi senjata sniper dengan tambahan teropong dan dudukan di depan magasinnya. Senjata dengan kaliber 7, 62 mm ini oleh IMI dipromosikan sebagai senjata andalan IDF dan termasuk senjata sniper multi target, bisa menembak personel maupun anti-material. Benarkah Galil-Galatz/99R ini hebat? Ternyata tidak sepenuhnya benar. Menurut review Janes Defense International yang melakukan perbandingan (benchmarking) terhadap sejumlah senjata sejenis, disimpulkan bahwa Galil-Galatz/99R jempolan hanya di harga jual alias mahal harganya, sedangkan tingkat akurasi payah. Senjata made in Israel ini berada di bawah senjata sejenis seperti M76/SVD Dragunov (Rusia), L96A1/Magnum (Inggris), Barret 82 (AS), Heckler Koch PSG-1 (Jerman), dan FR-F2/F1 (Perancis). Bukan itu saja, salah satu kebohongan yang dilansir tentara Zionis ini adalah tentang kehebatan Tank Merkava sebagai tank serbu yang sangat lincah, dahsyat daya hantamnya, dan kuat lapisan bajanya. Mitos tank Mekava hancur beberapa bulan lalu saat tank-tank andalan AB Israel ini banyak yang hancur-lebur jadi korban hantaman misil-misil panggul milisi Hizbullah di Lebanon. Kopassus-nya Israel Pengecut Seorang dokter yang banyak melanglang buana ke banyak daerah konflik dunia seperti Afghanistan, Irak, Palestina, beberapa bulan lalu baru tiba dari Lebanon. Saat itu perang antara tentara Zionis-Israel melawan milisi Hizbullah baru saja berakhir dengan kemenangan di pihak Hizbullah. Kepada Eramuslim, dokter ini membawa oleh-oleh cerita yang dia dapat dari lapangan. Dia sempat bertemu dengan sejumlah tokoh puncak HAMAS dan Hizbullah dan mendapat banyak informasi menarik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Ada dua peristiwa menarik. Yang pertama, saat pasukan elit Israel, Brigade Golani, menyerbu Bent Jubail, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu basis Hizbullah di Lebanon. Tidak ada yang mengetahui siapa saja anggota gerilyawan Hizbullah. Mereka sehari-hari bekerja sebagai penduduk biasa. Ada yang jualan buah, dagang di pasar, dan sebagainya. Namun ketika ada tanda bahaya bahwa tentara Israel menyerbu, maka semua orang biasa itu lenyap. Pasar jadi sepi. Mereka semua mengambil senjatanya yang entah disembunyikan di mana dan berlarian secepat kilat menyongsong kedatangan tentara Zionis, ujar dokter tersebut. Hal ini membuat kaget Brigade Golani Israel dan mereka kemudian kabur secepatnya. Banyak anggota milisi Hizbullah mengeluh kecewa karena tidak jadi bertempur satu lawan satu melawan tentaranya Yahudi ini. Yang kemudian datang adalah heli-heli Apache Israel yang menyemburkan ribuan peluru dan rudal-rudalnya ke bawah. Kepada saya, orang-orang Hizbullah ini bercerita bahwa tentara elit Israel itu pengecut-pengecut. Tidak berani bertempur secara jantan, berhadapan muka, tambahnya. Saya juga menanyakan kepada orang-orang Hizbullah ini mengapa RPG mereka bisa menghancurkan tank-tank Merkava Israel yang diklaim sebagai tank yang hebat. Orang-orang Hizbullah ini tertawa dan menyatakan
RE: [media-dakwah] Fw: Uni
Maksudnya gini loh Bang, si Pak Djaelani ingin konfirmasi aja apakah di dalam lambang U itu adalah merupakan tulisan kaligrafi. jawabanya menurutku bukan karena jika dilihat lebih teliti itu hanya gabungan dari berbagai macam gambar, ada daun, bunga, burung, dll. Itu loh yang lambang U huruf gede, Bang Tampubolon pasti taulah... Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: waLlahu 'alam ya.. sepanjang yang aku tahu, pabrik kita itu gayanya taat aturan.. dalam laporan produksi pernah ada target produksi yang tidak tercapai dengan reason 'halal status' dari ingredients yang dikirim supplier.. itu tahu juga karena kebetulan ngerjain tugas kawan yang sakit.. jadi kesan aku nech pabrik lebih bertanggung jawab dari pada pabrik yang bikin makanan pake pormalin ntu.. he..he..he.. udah ah.. ga tahu lagi.. mana nech yang lempar issu pertama...? yang dimaksud apa..? ^_^ - From: Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 3:54 PM To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw: Uni qeqeqeqeqeq. yang orang Unilever jadi semangat 45 heboh euy sori baru bisa gabung lagi coz baru selesai ngawas ujian mahasiswa, lagi musim UTS . eh Bang, aku sekalian mo nanya dong, aku pernah dikirimin artikel yang menyebutkan klo di Malaysia shampoo Dove disinyalir mengandung lemak babi beneran ga tuh?? gimana dengan yang di Indonesia?? aku sih ga pake shampoonya tapi pake sabunnya, ada lemak babinya ga tuh? Dove itu kan punya Unilever ya. Mohon penjelasannya, soalnya klo emang ada lemak babinya or ingredients lain yang haram, eike mesti cepet2 ganti sabun nih... Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: yang lempar issu koq ilang yach... logo yang dimaksud apa koqtidak diklarifikasiyach.. From:Tampubolon, Mohammad-Riyadi Sent: Monday, March 26, 2007 12:21 PM To:'Ica Harahap' Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw:Uni katanya sech.. ga tau pastinya.. yang saya tau pasti, yang mroduksiada orang jawa, ambon, batak, sunda dan lain-lain.. kalo beneranemangnyakenapa..? From:Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 11:58 AM To: Tampubolon,Mohammad-Riyadi Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw:Uni Unilever bukannya produknya Yahudi?? beneran gatuh?? Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: wah.. kalau yang dimaksud memang logo U di produknyaunilever tindakan yang kita mestinya membeli produk tersebutdech hue..he..he..he..he... From:media-dakwah@yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com] On Behalf Of humaeroh Sent: Monday, March 26, 2007 10:45 AM To: media-dakwah@yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Fw: Uni Mungkin yang dimaksud olehbapak Djaelani adalah logo U di produk2 Unilever - OriginalMessage - From: Amri Munthe To: media-dakwah@yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com Sent:Monday, March 26, 2007 9:12 AM Subject: Re: [media-dakwah] Fw:Uni Afwan, Saya mau tanya simbol U yang terdapat di mana yangdimaksudkan oleh sdr Djaelani? Terimakasih, Amri - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] mailto:Djaelani_Djaelani%40app.co.id mailto:Djaelani_Djaelani%40app.co.id To:[EMAIL PROTECTED]mailto:tauziyah%40yahoogroups.com mailto:tauziyah%40yahoogroups.com; media-dakwah@yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com Sent: Saturday, March 24, 2007 9:55 AM Subject: [media-dakwah] Fw:Uni Assalamu'alaikum Wr' Wb' Ijinkan saya menyampaikan titipanteman untuk dibuat diskusi bersama mengenai product dibawah,sbb: Apa maksud dari simbol U ? font biasa tidak terlihat, tapi klo di perbesar akan terlihat seperti tulisan Kaligrafi kalau memang benartulisan tersebut Kaligrafi, apa tindakan kita? Mohon bisa di buatDiskusi bersama. Wassalamu'alaikum Wr' Wb' , DISCLAIMER: The information contained in this communication (includingany attachments) is privileged and confidential, and may belegally exempt from disclosure under applicable law. It is intended onlyfor the specific purpose of being used by the individual or entityto whom it is addressed. If you are not the addressee indicated inthis message (or are responsible for delivery of the message to suchperson), you must not disclose, disseminate, distribute, deliver, copy,circulate, rely on or use any of the information contained in thistransmission. We apologize if you have received this communication
RE: [media-dakwah] Fw: Uni
Hlah kok jadi Harahap??? maksudnya bukan tulisan arab tapi ayat Qur'an (nah sok teu lagi deh tuh) mendingan coba japri ke Beliau aja Bang, biar lebih jelas maksudnya apa daripada kita tebak2 buah manggis Mungkin Beliau maunya japri bukan di milis, mungkin agak pemalu. hehehehe.. udah ah selanjutnya aku ga ikut2an lagi maen tebak2annya... udah ABCDE Aduh Boo Cuape Deh Eike Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: ... jadi pak jaelani harahap kira itu kali grafi arab... ^_^ misalnya: kalaupun iya tulisan arab, misalnya kalau arti tulisan itu adalah selamat bersih-bersih.. atau misalnya arti tulisan kaligrafinya selamat menggunakan produk bermutu atau misal lainnya lah.. apa ga boleh dibawa ke kamar mandi.. heu..he..he.. jadi kalau produk yang di meja makan ga masalah juga yaa.. tapi kalo ybs langsung klarifikasi lebih asik dech.. - From: Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 9:55 AM To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw: Uni nggak.. hehehehehe.. maksud pertanyaan : Apa tindakan kita? gini loh Bang menurutku Beliau tuh bingung klo emang itu ternyata tulisan kaligrafi ayat Qur'an kan ga boleh dibawa masuk ke tempat najis (Toilet), sedangkan produk Unilever sendiri kan banyak tuh yang buat keperluan mandi... nah makanya langsung diclearkan ke Beliau klo itu bukan tulisan kaligrafi.. (eh gitu ga sih maksudnya?? hehehehe aku jadi sok teu...) jadi produknya Bang Tampubolon tetep laku. get. Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: berarti dah kejawab donk dengan emailku yangpertama.. sikapnya yach langsung beli geth... klo produk yang sama yang ga ada lambang ga usahbeli gimana... setuju g... - From: Ica Harahap[mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 9:27AM To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi Cc: MediaDakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw: Uni Maksudnya gini loh Bang, si Pak Djaelani ingin konfirmasi ajaapakah di dalam lambang U itu adalah merupakan tulisan kaligrafi.jawabanya menurutku bukan karena jika dilihat lebih teliti itu hanyagabungan dari berbagai macam gambar, ada daun, bunga, burung, dll. Itu loh yang lambang U huruf gede, Bang Tampubolon pastitaulah... Tampubolon, Mohammad-Riyadi[EMAIL PROTECTED] wrote: waLlahu 'alam ya.. sepanjang yang aku tahu, pabrik kita itu gayanya taat aturan.. dalam laporan produksi pernah ada target produksi yang tidak tercapai dengan reason 'halal status' dari ingredients yang dikirim supplier.. itu tahu juga karena kebetulan ngerjain tugas kawan yang sakit.. jadi kesan aku nech pabrik lebih bertanggung jawab dari pada pabrik yang bikin makanan pake pormalin ntu.. he..he..he.. udah ah.. ga tahu lagi.. mana nech yang lempar issu pertama...? yang dimaksud apa..? ^_^ - From: Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 3:54 PM To: Tampubolon, Mohammad-Riyadi Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw: Uni qeqeqeqeqeq. yang orang Unilever jadi semangat 45 heboh euy sori baru bisa gabung lagi coz baru selesai ngawas ujian mahasiswa, lagi musim UTS . eh Bang, aku sekalian mo nanya dong, aku pernah dikirimin artikel yang menyebutkan klo di Malaysia shampoo Dove disinyalir mengandung lemak babi beneran ga tuh?? gimana dengan yang di Indonesia?? aku sih ga pake shampoonya tapi pake sabunnya, ada lemak babinya ga tuh? Dove itu kan punya Unilever ya. Mohon penjelasannya, soalnya klo emang ada lemak babinya or ingredients lain yang haram, eike mesti cepet2 ganti sabun nih... Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: yang lempar issu koq ilang yach... logo yang dimaksud apa koq tidak diklarifikasiyach.. From:Tampubolon, Mohammad-Riyadi Sent: Monday, March 26, 2007 12:21PM To: 'Ica Harahap' Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah]Fw: Uni katanya sech.. ga tau pastinya.. yang saya tau pasti, yangmroduksi ada orang jawa, ambon, batak, sunda dan lain-lain.. kalobeneran emangnyakenapa..? From:Ica Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 11:58 AM To: Tampubolon,Mohammad-Riyadi Cc: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] Fw:Uni Unilever bukannya produknya Yahudi?? beneran gatuh?? Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: wah.. kalau
[media-dakwah] Obat Keluh Kesah
Wa'alaikumsalam wr.wb. Wuaduh pagi2 dah kena semprot niii hehehehe afwan Pak Nizami, lagi mumet ni butuh refreshing bentar kan tadi ada kaitannya juga dengan ajaran Islam coz ngebahas masalah lambang yang diduga berbentuk kaligrafi Mungkin karena bawanya sambil becanda kali ya jadi agak2 ga keliatan. Ya udah deh klo ga boleh becanda lagi, ni aku kirimin artikel aja Mudah2an bisa menghapuskan keluh kesah gundah gulana tiada tara hehehehe Obat Keluh Kesah Oleh : KH Yusuf Supendi Rasulullah SAW bersabda, ''Manusia yang paling jelek adalah yang bersifat amat kikir dan pengecut.'' (HR Ahmad dan Abu Daud). Allah SWT memaparkan dalam QS Al Ma'aarij (70) ayat 19-21 tentang tiga sifat tercela yang sering melekat pada manusia yaitu keluh kesah, frustrasi, dan kikir. Sifat manusia juga cenderung angin-anginan. Allah menyebutnya sebagai orang-orang yang ''berada di tepi''. ''Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak dengan penuh keyakinan), maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (kembali kafir lagi). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.'' (QS Al Hajj [22]: 11) Manusia memiliki sifat keluh kesah, risau, dan gundah gulana. Apabila mendapatkan ujian dalam bentuk kejelekan seperti musibah, kesulitan, atau problematika hidup lainnya ia berkeluh kesah dan frustrasi. Sebaliknya, apabila mendapatkan ujian dalam bentuk kebaikan seperti nikmat kesehatan, harta kekayaan, atau posisi dan kedudukan ia menjadi kikir, lupa daratan, dan tidak mensyukuri nikmat Allah SWT, serta ingkar dengan kekuasaan Allah. Sifat keluh kesah dan frustrasi ini banyak melekat pada manusia, mulai dari yang miskin papa sampai yang kaya raya, mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua. Seorang ibu yang frustrasi dan gamang akan masa depannya mengakhiri hidupnya sendiri dan anak-anaknya. Para pegawai dan pejabat banyak yang frustrasi menghadapi akhir masa jabatannya. Mereka khawatir menghadapi kehidupan dengan penuh kesulitan dan tidak mendapatkan penghargaan, serta merasa kurang bermanfaat di masyarakat. Islam telah memberikan solusi dan antisipasi untuk mengobati penyakit keluh kesah dan frustrasi. Dalam surat Al Ma'aarij (QS 70: 22-34) Allah SWT memberikan tujuh kiat menanggulangi sifat ini. Allah berpesan pada kita untuk tetap mengerjakan shalat (ayat 22-23), mengeluarkan zakat dan mendermakan harta kekayaannya (ayat 24-25), memercayai hari pembalasan (ayat 26), takut terhadap azab Allah SWT (ayat 27-28), memelihara kemaluannya (ayat 29-30), memelihara amanah dan janjinya (ayat 32), serta memberikan kesaksian secara tepat dan benar (ayat 33). Insya Allah apabila umat Islam dapat melaksanakan konsep dari Allah yang dituangkan dalam Alquran secara baik sesuai dengan aturan syariah dan dilandasi tulus ikhlas akan mendapatkan ketenangan hidup di dunia. Dan di akhirat, ia akan mendapatkan balasan berupa surga dan dimuliakan Allah SWT. http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14 A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Saudara2 sekalian, Sekali lagi saya lihat diskusi di milis, lagi-lagi terjadi diskusi panjang lebar tentang hal yang tidak ada kaitannya dengan ajaran Islam. Sekali lagi kita tanya, adakah manfaat diskusi macam itu bagi anggota milis lainnya? Hendaknya sebagai ummat Islam kita meninggalkan hal yang tidak membawa manfaat. Jika diskusi sudah terlalu panjang, lebih baik lewat japri saja jangan lewat milis. Mohon maaf jika ada salah kata. Wassalamu'alaikum wr wb Berikut contoh diskusinya: Re: Fw: Uni de..yg punya lambang U, langsung jualan dech..*_^ kena pajak iklan di sini. ya..berhubung pasar saat ini sebagian besar dikuasai sama yg berlambang U, Posted - Mon Mar 26, 2007 8:31 pm suhana032003 Send IM Send Email View Yahoo! 360° Page Re: Fw: Uni Hlah kok jadi Harahap??? maksudnya bukan tulisan arab tapi ayat Qur'an (nah sok teu lagi deh tuh) mendingan coba japri ke Beliau aja Bang, biar lebih jelas Posted - Mon Mar 26, 2007 8:28 pm Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] Send Email Re: Fw: Uni ... jadi pak jaelani harahap kira itu kali grafi arab... ^_^ misalnya: kalaupun iya tulisan arab, misalnya kalau arti tulisan itu adalah selamat Posted - Mon Mar 26, 2007 8:27 pm Tampubolon, Mohammad-... riyaditampu Offline Send Email Invite to Yahoo! 360° Re: Fw: Uni berarti dah kejawab donk dengan emailku yang pertama.. sikapnya yach langsung beli geth... klo produk yang sama yang ga ada lambang ga usah beli gimana... Posted - Mon Mar 26, 2007 7:43 pm Tampubolon, Mohammad-... riyaditampu Offline Send Email Invite
Re: [media-dakwah] Jatuh Cinta Lagi?
Wa'alaikumsalam wr.wb. Solusi buat yang belum nikah?? hmmm apa ya jawabnya, bingung juga coz aku sendiri juga belum nikah tuh hehehehe. Tenang aja, jodohnya udah disiapin Allah kok somewhere out there, klo emang udah waktunya, pasti juga akan merasakan suatu kebahagiaan dalam pernikahan Insya Allah Sekarang jangan berputus asa, tetep optimis aja. Ikhtiar dan do'a jalan terus, minta selalu sama Allah agar diberikan yang terbaik pasrahkan dan ikhlaskan semua sambil terus berdoa dan berikhtiar Klo untuk meredam hawa nafsu, Rasulullah sendiri menganjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah serta lebih mendekatkan diri pada Allah Jadi ya ga usah iri ngeliat pasangan yang udah menikah, insya Allah suatu saat kita juga akan merasakannya, it's only a matter of time... Tetep berikhtiar dan berdoa, maju terus pantang mundur serta TETAP SEMANGAT!!! (hehehehe tuh kata2 sebenernya buat diriku sendiri juga) Salam. dq ari [EMAIL PROTECTED] wrote: ass maaf kk,solusi bg yg blom menikah bagaimana? saya pernah mengajukn untuk meminta merit kpd ortu walupun saya blom memiliki pasangan... tapi saya yqin saya akan dibantu untuk mendapatkanya,karena tujuan saya untuk lillahi taala tapi ortu saya tetap bersikeras saya harus membahagiakannya dl.say hrs kerja so..skrg say iri melihat mrk yg asyik berduan mesra... entahlah mungkin skrg yg bisa saya lakukan hanyalah berdoa+sabarmembuang enerji hawa nafsu saya dengan mengalilhkanya untuk belajar. sekian dl kk... makasih [Non-text portions of this message have been removed] - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] 'Ujub
Ujub Oleh : Moch Aly Taufiq Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, ''Keburukan (sayyi'ah) yang menyebabkanmu gundah gulana, lebih baik di sisi Allah, daripada kebaikan (hasanah) yang menyebabkanmu 'ujub (berbangga diri). Ada dua poin dalam kalimat mutiara tersebut. Pertama, perbuatan tercela (selain dosa besar), tetapi membuat sang pelaku gundah, tidak tenang, serta menyesal, dapat menjadi sugesti untuk bertobat. Kedua, perbuatan terpuji, tetapi menyebabkan sang pelaku menjadi sombong. Menurut sepupu Nabi SAW tersebut, ''Yang pertama lebih baik daripada kedua.'' 'Ujub adalah sifat terlalu membanggakan diri, sehingga individu lain dipandang rendah, lemah, dan buruk. Seperti perkataan iblis, ''Saya lebih baik dari Adam, Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah.'' (QS Al-A'raf [7]: 12). 'Ujub adalah penyakit jiwa dan hati, yang seringkali menjangkiti orang-orang yang dikaruniai harta melimpah, jabatan bergengsi, tubuh sempurna, ilmu luas, gelar tinggi, dan wajah rupawan. 'Ujub juga bisa menjangkiti seseorang yang ilmu agamanya luas. Intinya, siapa pun bisa terserang 'penyakit' ini. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Tiga perkara yang membuatmu hancur adalah kikir, mengikuti hawa nafsu, dan sifat membanggakan diri. '' Hujjatul Islam, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali mengatakan, ''Sifat sombong dan 'ujub mampu menghapus segala bentuk keutamaan dan bisa merendahkan diri.'' Sebanyak apa pun sedekah kita, bila dilakukan dengan 'ujub, tidak akan bernilai di sisi Allah. Sesering apa pun ibadah kita, akan sia-sia, jika di dalam hati terdapat sejengkal ruang 'ujub maka sia-sia apa yang telah kita lakukan. Hal ini makin menguatkan, segala yang dikaruniakan kepada kita, baik jabatan, harta, atau ilmu, adalah ujian. Barang siapa tetap rendah hati dengan segala keutamaan yang dimiliki, maka kedudukannya makin tinggi, baik di mata manusia maupun di sisi Allah. Tapi, bagi hamba yang 'ujub, keutamaan tersebut menjadi kerendahan. Maka, tak berlebihan bila Ali menyebut lebih baik perbuatan tercela, tapi bisa menjadikan kita gundah dan bertobat. Rasa menyesal mendorong kita selalu menghindari cela. Dan memang begitu rendah, perbuatan terpuji, tapi berbuah kesombongan dan kecongkakan sehingga hati semakin 'sakit' dan susah ditembus oleh nasihat bijak. Na'udzu billahi min dzalika. http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14 - TV dinner still cooling? Check out Tonight's Picks on Yahoo! TV. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Berhias dengan Akhlak
Berhias dengan Akhlak Setiap manusia mempunyai fitrah untuk menghiasi diri. Tapi sayangnya, banyak manusia yang tidak mengetahui perhiasan yang terbaik bagi dirinya. Ada yang menghiasi diri dengan logam mulia seperti emas dan berlian. Ada pula yang menghiasi diri dengan kosmetik. Semua ditujukan guna menampilkan diri dalam bentuk yang paling indah. Bagi seorang Muslim, perhiasan terindah adalah akhlak mulia. Inilah perhiasan yang dapat dikenang sepanjang masa. Inilah perhiasan yang menjadikan pemiliknya mulia di hadapan manusia dan Allah SWT. Dengan akhlak mulia, seorang Muslim akan terlihat anggun dan cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkesima dan kagum oleh keindahan akhlaknya. Dalam pandangan Rasulullah SAW, akhlak mulia menjadi bukti kemuliaan seorang Muslim. Beliau bersabda, ''Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling indah akhlaknya.'' (HR. Ahmad) Menghiasi diri dengan akhlak mulia berarti mempertegas diri sebagai manusia, karena dengan akhlak akan terlihat perbedaan manusia dengan hewan. Dengan akhlak pula akan terlihat sisi keteraturan hidup manusia yang tidak dimiliki hewan. Dengan demikian, manusia yang tidak peduli dengan akhlak sesungguhnya ia sedang menuju derajatnya yang paling rendah. Tanpa akhlak, manusia akan seenaknya melakukan apa saja tanpa peduli apakah tindakannya berbahaya bagi orang lain atau tidak. Allah SWT berfirman, ''Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. Kemudian Kami kembalikan manusia kepada derajat yang paling rendah.'' (QS al-Tin [95]: 4-5). Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, akhlak mulia menjadi kunci keberlangsungan suatu masyarakat. Artinya, keberadaan suatu masyarakat hanya bernilai jika telah mempraktikkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, jika akhlak mulia sudah ditinggalkan oleh suatu masyarakat, maka lonceng kematian masyarakat itu hanya tinggal menunggu waktu. Masyarakat tanpa akhlak mulia seperti masyarakat rimba di mana pengaruh dan wibawa diraih dari keberhasilan menindas yang lemah, bukan dari komitmen terhadap integritas akhlak dalam diri. Dalam Islam, akhlak bukanlah ajaran yang layak dipandang sebelah mata. Perhatian Islam terhadap akhlak sama seperti perhatian terhadap masalah akidah dan syariah. Ini menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang hanya kaya dengan teori normatif tetapi juga agama yang menekankan kepada pengamalan praktis. Perjalanan dakwah Islam membuktikan bahwa keberhasilan Nabi Muhammad SAW berdakwah bukanlah hanya karena keluhuran ajaran Islam tetapi juga karena akhlak mulia yang langsung dipraktikkan oleh beliau dalam setiap langkah kehidupannya. (H Muhammad Irfan Helmy ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=279217kat_id=14kat_id1=kat_id2= - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Menjaga Hati dan Lisan
Menjaga Hati dan Lisan Rasulullah SAW pernah menjamin surga bagi siapa saja di antara kaum Muslimin yang sanggup menjaga dua hal, yaitu menjaga apa yang terdapat di antara kedua bibirnya (lisan) dan menjaga apa yang terdapat di antara kedua kakinya (kemaluan). Mengapa penjagaan terhadap lisan menempati posisi yang sangat penting di dalam agama ini? Fakta memperlihatkan betapa lisan manusia mampu menimbulkan kekacauan sosial serta konflik yang berkepanjangan. Pertikaian seringkali bermula dari lidah yang tidak dijaga dengan baik. Alquran menasihati kita, ''Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.'' (QS Al Hujurat [49]: 12). Dalam ayat yang lain Allah menyatakan bahwa prasangka sama sekali tidak berfaedah terhadap kebenaran (QS An Najm [53]: 28). Seringkali, kita menyangka yang bukan-bukan terhadap seseorang, padahal kita sama sekali tidak memiliki data yang pasti tentang itu. Kita juga sama sekali tidak mengetahui isi hati orang tersebut. Bila sudah mulai menyangka yang tidak baik, maka kita pun akan cenderung dijalani pula, yaitu mencari-cari kesalahan (tajassus). Jika kita tidak suka terhadap orang lain, maka berbagai jalan akan ditempuh untuk mencari-cari hal yang salah dari diri orang tersebut. Kalau kesalahan sudah dicari-cari, maka manusia yang paling mulia pun akan tampak penuh noda di depan mata. Prasangka dan tajassus biasanya akan dekat dengan bergunjing. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah RA dikatakan bahwa Rasulullah SAW suatu kali ditanya tentang pengertian ghibah. ''Yaitu kamu menyebut-nyebut saudara kamu tentang sesuatu yang tidak disukainya,'' terang Rasul. ''Lantas bagaimana sekiranya saudara saya seperti apa yang saya sebutkan?'' tanya orang itu lagi. ''Kalau dia seperti yang kamu ucapkan, berarti kamu telah melakukan ghibah, tapi sekiranya ia tidak seperti yang engkau katakan, maka kamu telah membuat tuduhan palsu terhadapnya.'' Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Manusia-manusia yang baik pun bisa memiliki kekurangan. Tapi, bukan berarti hal itu layak untuk diinvestigasi dengan prasangka dan tajassus serta dipublikasi dengan ghibah. Bukankah seorang hamba seharusnya merasa malu dengan teguran Tuhannya yang mengumpamakan semua itu dengan 'memakan daging bangkai saudaranya yang sudah mati'? Tidakkah kita merasa jijik karenanya? (Ibnu Hasan ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=275695kat_id=14kat_id1=kat_id2= - We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Surat Berantai
Wa'alaikumsalam wr.wb. Mengenai hal ini sudah banyak sanggahannya, berikut aku sampaikan salah satunya dari Dr. Yusuf Qaradhawi. WASIAT PALSU SYEKH AHMAD Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN: Pada suatu saat secara kebetulan saya menerima sepucuk surat dan setelah saya baca, saya merasa bingung mengenai isinya. Karena itu, saya mohon kesediaan Ustaz untuk menjelaskan isi surat tersebut, apakah benar atau tidak. Surat tersebut ditandatangani oleh seorang fail khair (pembuat kebaikan, dermawan) yang berisi wasiat Syekh Ahmad, juru kunci makam (kubur) Rasulullah saw., yang ditujukan kepada segenap kaum muslimin di dunia timur maupun barat. Juga berisi macam-macam nasihat. Pada bagian akhir surat tersebut dikatakan, Di Bombay terdapat seseorang yang memperbanyak surat tersebut dan membagi-bagikannya kepada tiga puluh orang, lalu Allah memberikannya rezeki sebanyak dua puluh lima ribu rupiah; ada pula yang membagi-bagikannya lalu ia mendapat rezeki dari Allah sebanyak enam ribu rupiah. Sebaliknya, ada pula orang yang mendustakan wasiat tersebut, sehingga anaknya meninggal dunia pada hari itu. Dalam surat tersebut dikatakan bahwa orang yang telah memperoleh dan membaca wasiat itu tetapi tidak menyebarkannya kepada orang lain, akan ditimpa musibah besar. Bagaimanakah pendapat Ustaz mengenai masalah tersebut? Apakah benar atau tidak? JAWABAN: Memang ramai orang yang bertanya tentang wasiat tersebut. Dan sebenarnya kemunculan surat wasiat ini bukan saja baru-baru ini, tetapi saya telah melihatnya sejak puluhan tahun lalu. Surat tersebut dinisbatkan kepada seorang lelaki yang terkenal dengan sebutan Syekh Ahmad, juru kunci makam Rasulullah saw. Untuk memastikan kebenaran berita yang disampaikan dalam surat tersebut, saya pernah menanyakan kepada orang-orang di Madinah dan di Hijaz. Saya mencari informasi mengenai orang yang disebut Syekh Ahmad itu beserta aktivitasnya. Dari informasi yang didapat, ternyata tidak ada seorang pun di Madinah yang pernah melihat dan mendengar berita mengenai Syekh Ahmad ini. Tetapi sayangnya, wasiat yang menyedihkan itu telah tersebar luas di negara-negara umat Islam. Wasiat tersebut dengan segala isinya tidak ada arti dan nilainya sama sekali dalam pandangan agama. Di antara isi wasiat yang diasaskan pada pendapat Syeikh Ahmad yang katanya bermimpi bertemu Nabi saw. itu ialah tentang telah dekatnya hari kiamat. Masalah berita kedekatan kiamat ini sebenarnya tidak perlu mengikuti pendapat Syeikh Ahmad atau Syeikh Umar, karena Al Quran telah mengatakan dengan jelas: boleh jadi hari kebangkitan itu sudah dekat waktunya. (Al Ahzab: 63) Begitu pula Nabi saw. telah bersabda: Aku dan hari kiamat diutus (secara berdekatan) seperti ini. Beliau (mengatakan demikian) sambil memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. (Muttafaq alaih dari hadits Anas dan Sahl bin Saad) Hal lain dari isi wasiat itu ialah bahwa kaum wanita sekarang sudah banyak yang keluar rumah, dan banyak yang telah menyimpang dari agama. Masalah ini pun sebenarnya tidak perlu mengambil sumber dari mimpi-mimpi, karena kita sudah mempunyai kitab Allah dan sunnah Rasul yang sudah memuaskan untuk dijadikan pedoman. Allah berfirman: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu (Al Maaidah: 3) Orang yang beranggapan bahwa Din Islam yang telah disempurnakan Allah ini masih memerlukan keterangan yang diwasiatkan oleh orang yang tidak dikenal itu, berarti dia meragukan kesempurnaan dan kelengkapan Dinul Islam. Islam telah sempurna dan telah lengkap, tidak memerlukan wasiat apa pun. Isi wasiat tersebut jelas memperlihatkan kebohongan dan kepalsuan wasiat tersebut. Sebab, pewasiat telah mengancam dan menakut-nakuti orang yang tidak mau menyebarluaskannya bahwa ia akan mendapat musibah dan kesusahan, anaknya akan mati, dan hartanya akan habis. Hal ini tidak pernah dikatakan oleh seorang manusia pun (yang normal pikirannya), terhadap kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Tidak ada perintah bahwa orang yang membaca Al Quran harus menulisnya setelah itu kemudian menyebarluaskannya kepada orang lain; dan jika tidak, akan terkena musibah. Begitu pula tidak ada perintah bahwa orang yang membaca Shahih Bukhari harus menulisnya dan menyebarluaskannya kepada khalayak ramai, sebab kalau tidak, akan tertimpa musibah. Kalau Al Quran dan Sunnah Rasul saja tidak begitu, maka bagaimana dengan wasiat yang penuh khurafat itu? Ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dibenarkan oleh akal orang muslim yang memahami Islam dengan baik dan benar. Kemudian dalam wasiat tersebut dikatakan bahwa si Fulan di negeri ini dan ini karena telah menyebarluaskan wasiat tersebut ia
RE: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api
Iya Pak, dimaafkan kok hahahaha aku jadi mo ketawa afwan ya Pak... comment pertama yang Bapak kirim, aku juga dah tau kok klo maksud Bapak : Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. cuma lagi salah ketik aja karena buru2, ya kan Pak...? tenang aja Pak, aku selalu berhusnudzon kok sama saudara sesama Muslim n insya Allah saudara2 kita di sini juga begitu... Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh mohon maaf, seharusnya kata 'nggak' dihapus... :) Salam, Akmal H Fajar H. Cahyono [EMAIL PROTECTED] 03/21/2007 02:30 PM To Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] cc Subject RE: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Dimana letak ralatnya pakâ¦. ??? From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 21, 2007 1:33 PM To: Media Dakwah Subject: Re: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Ralat: Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan nggak akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. Seharusnya: Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan nggak akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. Salam, Akmal H Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com 03/21/2007 10:37 AM To cc Subject Re: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Subhannallah... Mungkin ini bagian dari rahasia sedekah yang selama ini belom kita sadari. Salam, Akmal H Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com 03/21/2007 09:25 AM To Media Dakwah media-dakwah@yahoogroups.com cc Subject [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api 16 Mar 07 08:58 WIB Oleh Denny Hermawan Senin, 12 Maret 2007, Dukuh-Atas Hari itu, sama seperti hari-hari biasanya. Kepulangan ku menuju rumah di bilangan bintaro, tangerang, terpaksa tertunda. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya kereta api ekspres jurusan serpong, hingga aku pun bergumam, Ah.dasar Indonesia. Mana ada sih transportasi yang on-time. 18. 45 WIB Tiga puluh delapan menit berlalu sudah dari yang seharusnya kereta api itu telah sampai di tempatku berdiri saat ini. Pemandangan stasiun kali itu terllihat lebih lengang, tidak 'sesumpek' biasanya. Ada kemungkinan sebagian besar penumpang telah terangkut di pemberangkatan sebelumnya, pukul 18. 05. Yah..gak apa-lah. Telat-telat juga, yang penting aku berpeluang mendapat duduk di kereta ekspres pemberangkatan terakhir itu... , dan aku pun menunggu kembali. 18. 48 WIB Duhh... Lapar, tiba-tiba saja desakan organ-organ lambungku yang sudah setengah hari ini belum mendapat suplai makanan, memaksa mataku untuk memandang ke sekeliling stasiun, mencari tempat-tempat yang menyediakan penganan ringan, Hmm.uangku terbatas nih. Beli apa ya? Kebingunganku di dalam memilih makanan saat itu sebenarnya didasari oleh konsep hidupku. Akhir-akhir ini aku sedang berusaha untuk disiplin di dalam berbagai hal, termasuk masalah pengeluaran uang. Budget-ku pada hari itu tinggal-lah ongkos untuk pulang 'plus' seribu-dua ribu yang dapat aku gunakan untuk jajan cemilan (walau aku juga membawa uang lebih untuk keperluanyanglain, tapi aku berusaha untuk tidak menggunakannya). Karenanya, aku mencoba mencari makanan dengan harga yang sesuai. Eh ada keripik pedas tuh!, sebuah cemilan cekung berwarna merah yang terpampang di sudut kiri atas etalase sebuah warung kecil, telah mencuri hatiku untuk mendekatinya. Aku yakin bahwa harganya pastilah tidak terlampau mahal, karena dari ukuran bungkusannya pun juga kecil. Dan benar saja, dengan berbekal uang Rp 1500; sekantong kecil keripik pedas 'plus' segelas air mineral telah berpindah ke tanganku. Maka tak lama kemudian, sekeping-dua keping keripik pedas dan beberapa seruputan air mineral perlahan mulai masuk ke dalam mulutku, berayun dan berhimpitan didalamnya disebabkan oleh gencarnya gigi dan lidah-ku mencengkramnya. Ahh.alhamdulillah.nikmatnya 18. 50 WIB Kepada para penumpang kereta api ekspres jurusan serpong, di informasikan bahwa kereta api masih terhambat di stasiun manggarai. Kereta sedang dalam perbaikan AC. Kami mohon maaf atas keterlambatan ini dan kepada para penumpang diharap untuk bersabar. Sebuah pengumuman keras melalui speaker stasiun mengusik keasyikan prosesi 'ngemil' yang sedang kujalani. Ya, sekali lagi aku harus sabar menunggu. Karena untuk berpindah ke jenis kendaraan lain aku harus menggunakan jalur bis Blok M - Bintaro yang justru akan memakan waktu lebih lama lagi, sekitar 2x waktu perjalanan menggunakan kereta api. Maka aku pun kembali melanjutkan aktivitas ngemilku
[media-dakwah] Berkata Baik atau Diam
Berkata Baik atau Diam Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang Muslim memiliki keistimewaan yang menjadi ciri khasnya, yaitu adanya sifat kasih sayang dan persaudaraan. Kasih sayang harus senantiasa menghiasi diri mereka. Persaudaraan ini jelas seperti yang difirmankan Allah SWT, ''Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.'' (Qs Al Hujurat [49]: 10). Allah SWT telah mengharamkan atas kaum mukminin untuk melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Jangankan bertikai, mendekati perbuatan yang menyebabkan pertikaian dan kebencian pun dilarang (lihat QS Al-Maidah [5]: 91). Salah satu langkah menghindari permusuhan adalah dengan menjaga perkataannya. Kadangkala, perbincangan yang halal dapat berubah menjadi perbincangan yang makruh dan bahkan menjadi perbincangan yang haram, karena lidahnya tidak dijaga. Dalam hadis yang telah disepakati keshahihannya ini disebutkan tidak layak seseorang berbicara kecuali jika kata-katanya itu mengandung kebaikan. Jika seseorang ragu tentang ada atau tidaknya kebaikan pada apa yang akan diucapkannya, maka hendaklah ia tidak berbicara. ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.'' (HR Bukhari dan Muslim). Bahaya lisan itu sangat banyak. Lidah yang tidak terjaga, memang sangat berbahaya. Suatu perkataan yang semula dimaksudkan bercanda, bisa jadi menyakiti perasaan lawan bicara kita. Apalagi, bila terang-terangan bermaksud menyinggung dan menyakitinya. Rasulullah SAW dalam hadisnya mengingatkan, ''Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.'' (HR Timridzi). Pemikir besar Islam di masa lampau, Imam Syafi'i, mempunyai kiat agar lidah selalu terjaga. ''Jika seseorang akan berbicara hendaklah ia berpikir sebelum berbicara. Bila yang akan diucapkannya itu mengandung kebaikan maka ucapkanlah, namun jika ia ragu (tentang ada atau tidaknya kebaikan pada apa yang akan ia ucapkan) hendaklah tidak berbicara hingga yakin bahwa apa yang akan diucapkan itu mengandung kebaikan.'' Yang terpenting dari semua itu adalah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab. ''Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya.'' (QS Al Isra' [17]: 36). Wallahu a'lam bish-shawab. (Ummu Hasna Syahidah ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=281693kat_id=14kat_id1=kat_id2= - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api
Pertama2 aku akhwat tulen, jadi Mba Ica bukan Pak Ica... Akmal wrote : saya pernah dengar sifat buru-buru itu temannya setan apa iya Pak? Ica : Pada dasarnya Pak, manusia itu emang punya sifat tergesa-gesa : Dan manusia (seringkali berdoa) untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra : 11) Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak, akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku; Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya. (Al-Anbiya:37) Sifat tergesa-gesa itu memang kurang baik Pak, karena untuk melakukan suatu perbuatan kita harus memikirkan dulu secara mendalam biar hasilnya juga bisa lebih maksimal dan bermanfaat . Insya Allah . Makanya Rasulullah pernah bersabda (kurang lebih): Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah dari Allah SWT. Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] wrote: Iya Pak Ica, nulisnya buru-buru.. takut ketinggalan kereta... :) saya pernah dengar sifat buru-buru itu temannya setan apa iya Pak? Salam, Akmal H Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] 03/21/2007 02:59 PM To Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] cc Media Dakwah media-dakwah@yahoogroups.com Subject RE: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Iya Pak, dimaafkan kok hahahaha aku jadi mo ketawa afwan ya Pak... comment pertama yang Bapak kirim, aku juga dah tau kok klo maksud Bapak : Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. cuma lagi salah ketik aja karena buru2, ya kan Pak...? tenang aja Pak, aku selalu berhusnudzon kok sama saudara sesama Muslim n insya Allah saudara2 kita di sini juga begitu... Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh mohon maaf, seharusnya kata 'nggak' dihapus... :) Salam, Akmal H Fajar H. Cahyono [EMAIL PROTECTED] 03/21/2007 02:30 PM To Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] cc Subject RE: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Dimana letak ralatnya pakââ¬Â¦. ??? From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 21, 2007 1:33 PM To: Media Dakwah Subject: Re: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Ralat: Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan nggak akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. Seharusnya: Cerita ini makin meyakinkan kita bahwa rezeki yang kita keluarkan nggak akan kembali dengan jumlah berlipat ganda. Salam, Akmal H Akmal_Hasan/[EMAIL PROTECTED] Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com 03/21/2007 10:37 AM To cc Subject Re: [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api Subhannallah... Mungkin ini bagian dari rahasia sedekah yang selama ini belom kita sadari. Salam, Akmal H Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com 03/21/2007 09:25 AM To Media Dakwah media-dakwah@yahoogroups.com cc Subject [media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api 16 Mar 07 08:58 WIB Oleh Denny Hermawan Senin, 12 Maret 2007, Dukuh-Atas Hari itu, sama seperti hari-hari biasanya. Kepulangan ku menuju rumah di bilangan bintaro, tangerang, terpaksa tertunda. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya kereta api ekspres jurusan serpong, hingga aku pun bergumam, Ah.dasar Indonesia. Mana ada sih transportasi yang on-time. 18. 45 WIB Tiga puluh delapan menit berlalu sudah dari yang seharusnya kereta api itu telah sampai di tempatku berdiri saat ini. Pemandangan stasiun kali itu terllihat lebih lengang, tidak 'sesumpek' biasanya. Ada kemungkinan sebagian besar penumpang telah terangkut di pemberangkatan sebelumnya, pukul 18. 05. Yah..gak apa-lah. Telat-telat juga, yang penting aku berpeluang mendapat duduk di kereta ekspres pemberangkatan terakhir itu... , dan aku pun menunggu kembali. 18. 48 WIB Duhh... Lapar, tiba-tiba saja desakan organ-organ lambungku yang sudah setengah hari ini belum mendapat suplai makanan, memaksa mataku untuk memandang ke sekeliling stasiun, mencari tempat-tempat yang menyediakan penganan ringan, Hmm.uangku terbatas nih. Beli apa ya? Kebingunganku di dalam memilih makanan saat itu sebenarnya didasari oleh konsep hidupku. Akhir-akhir ini aku sedang berusaha untuk disiplin di dalam berbagai hal, termasuk masalah pengeluaran uang. Budget-ku pada hari itu tinggal-lah ongkos untuk pulang 'plus' seribu-dua ribu yang dapat aku gunakan untuk jajan cemilan (walau aku juga membawa uang lebih untuk keperluanyanglain, tapi aku berusaha untuk tidak menggunakannya). Karenanya, aku mencoba mencari makanan
Re: [media-dakwah] Menikah saat hamil
Wa'alaikumsalam wr.wb. Aku turut prihatin dengan musibah yang dialami Mba Diva... mudah2an pendapat ustadz dari syariahonline berikut ini bisa membantu... nikah setelah zina Pertanyaan: Assalamu'alaikum ustadz, bagaimana hukumnya jika sepasang manusia pernah berzina sampai hamil kemudian menikah? Jika mereka ingin taubat apakah harus dicambuk padahal di Indonesia syari'ah Islam belum ditegakan? Terima kasih abdullah Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Semoga Allah menucrahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Bila seseorang telah bertaubat atas zina yang pernah dilakukannya dengan taubat yang sesungguhnya serta diiringi dengan minta ampun kepada Allah, penyesalan dan meninggalkan semua dosa-dosa itu, lalu memulai kehidupan yang baru yang jauh dari dosa dan suci dari noda, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dan memasukkan hambanya yang bertaubat itu ke dalam kelompok orang-orang yang shalih. Dan untuk itu, sebaiknya memang dia secepatnya menikahi wanita yang telah dizinainya itu agar anak dalam kandungan wanita itu bisa memiliki nasab yang syari dalam pandangan Islam. Dalilnya adalah atsar dari shahabat berikut ini : Dimasa lalu seorang bertanya kepada Ibnu Abbas ra,Aku melakukan zina dengan seorang wanita, lalu aku diberikan rizki Allah dengan bertaubat. Setelah itu aku ingin menikahinya, namun orang-orang berkata (sambil menyitir ayat Allah),Seorang pezina tidak menikah kecuali dengan pezina juga atau dengan musyrik'. Lalu Ibnu Abbas berkata,Ayat itu bukan untuk kasus itu. Nikahilah dia, bila ada dosa maka aku yang menanggungnya. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Hatim) Ibnu Umar ditanya tentang seorang laki-laki yang berzina dengan seorang wanita, bolehkan setelah itu menikahinya ?. Ibnu Umar menjawab,?Ya, bila keduanya bertaubat dan memperbaiki diri?. Dan secara hukum, bila seorang wanita yang pernah berzina itu akan menikah dengan orang lain, harus dilakukan proses istibro` yaitu menunggu kepastian apakah ada janin dalam perutnya atau tidak. Masa istibro` itu menurut para ulama adalah 6 bulan. Bila dalam masa 6 bulan itu memang bisa dipastikan tidak ada janin, baru boleh dia menikah dengan orang lain. Sedangkan bila menikah dengan laki-laki yang menzinahinya, tidak perlu dilakukan istibro` karena kalaupun ada janin dalam perutnya, sudah bisa dipastikan bahwa janin itu anak dari orang yang menzinahinya yang kini sudah resmi menjadi suami ibunya. Memang ada sebagian pendapat yang mengharamkan menikahi wanita yang pernah dizinainya sendiri dengan berdalil kepada ayat Al-Quran Al-Kariem berikut ini : Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mu'min. (QS. An-Nur : 3) Bila dibaca sekilas dan tanpa mendalami makna serta bahasan para ulama. Bisa jadi seseorang akan mengatakan bahwa menikahi wanita yang pernah berzina itu adalah haram kecuali bagi laki-laki yang juga pernah berzina. Tapi ternyata setelah kita dalami tasfir dan kitab-kitab fiqih, paling tidak dalam memahami ayat ini, ada tiga pendapat yang berbeda. 1. Pendapat Jumhur (mayoritas) ulama Jumhurul Fuqaha mengatakan bahwa yang dipahami dari ayat tersebut bukanlah mengharamkan untuk menikahi wanita yang pernah berzina. Bahkan mereka membolehkan menikahi wanita yang pezina sekalipun. Lalu bagaimana dengan lafaz ayat yang zahirnya mengharamkan itu ? Para fuqaha memiliki tiga alasan dalam hal ini. Dalam hal ini mereka mengatakan bahwa lafaz 'hurrima' atau diharamkan di dalam ayat itu bukanlah pengharaman namun tanzih (dibenci). Selain itu mereka beralasan bahwa kalaulah memang diharamkan, maka lebih kepada kasus yang khusus saat ayat itu diturunkan. Mereka mengatakan bahwa ayat itu telah dibatalkan ketentuan hukumnya (dinasakh) dengan ayat lainnya yaitu : Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.(QS An-Nur : 32). Pendapat ini juga merupakan pendapat Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Umar bin Al-Khattab ra dan fuqaha umumnya. Mereka membolehkan seseorang untuk menikahi wanita pezina. Dan bahwa seseorang pernah berzina tidaklah mengharamkan dirinya dari menikah secara syah. Pendapat mereka ini dikuatkan dengan hadits berikut : Dari Aisyah ra berkata,Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seseorang yang berzina dengan seorang wanita dan berniat untuk menikahinya, lalu beliau bersabda,Awalnya perbuatan kotor dan akhirnya nikah. Sesuatu yang haram tidak bisa mengharamkan yang halal. (HR. Tabarany dan Daruquthuny). Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, Istriku ini seorang yang suka berzina. Beliau
[media-dakwah] 'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api
'Pembalasan' di Stasiun Kereta Api 16 Mar 07 08:58 WIB Oleh Denny Hermawan Senin, 12 Maret 2007, Dukuh-Atas Hari itu, sama seperti hari-hari biasanya. Kepulangan ku menuju rumah di bilangan bintaro, tangerang, terpaksa tertunda. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya kereta api ekspres jurusan serpong, hingga aku pun bergumam, Ah.dasar Indonesia. Mana ada sih transportasi yang on-time. 18. 45 WIB Tiga puluh delapan menit berlalu sudah dari yang seharusnya kereta api itu telah sampai di tempatku berdiri saat ini. Pemandangan stasiun kali itu terllihat lebih lengang, tidak 'sesumpek' biasanya. Ada kemungkinan sebagian besar penumpang telah terangkut di pemberangkatan sebelumnya, pukul 18. 05. Yah..gak apa-lah. Telat-telat juga, yang penting aku berpeluang mendapat duduk di kereta ekspres pemberangkatan terakhir itu... , dan aku pun menunggu kembali. 18. 48 WIB Duhh... Lapar, tiba-tiba saja desakan organ-organ lambungku yang sudah setengah hari ini belum mendapat suplai makanan, memaksa mataku untuk memandang ke sekeliling stasiun, mencari tempat-tempat yang menyediakan penganan ringan, Hmm.uangku terbatas nih. Beli apa ya? Kebingunganku di dalam memilih makanan saat itu sebenarnya didasari oleh konsep hidupku. Akhir-akhir ini aku sedang berusaha untuk disiplin di dalam berbagai hal, termasuk masalah pengeluaran uang. Budget-ku pada hari itu tinggal-lah ongkos untuk pulang 'plus' seribu-dua ribu yang dapat aku gunakan untuk jajan cemilan (walau aku juga membawa uang lebih untuk keperluanyanglain, tapi aku berusaha untuk tidak menggunakannya). Karenanya, aku mencoba mencari makanan dengan harga yang sesuai. Eh ada keripik pedas tuh!, sebuah cemilan cekung berwarna merah yang terpampang di sudut kiri atas etalase sebuah warung kecil, telah mencuri hatiku untuk mendekatinya. Aku yakin bahwa harganya pastilah tidak terlampau mahal, karena dari ukuran bungkusannya pun juga kecil. Dan benar saja, dengan berbekal uang Rp 1500; sekantong kecil keripik pedas 'plus' segelas air mineral telah berpindah ke tanganku. Maka tak lama kemudian, sekeping-dua keping keripik pedas dan beberapa seruputan air mineral perlahan mulai masuk ke dalam mulutku, berayun dan berhimpitan didalamnya disebabkan oleh gencarnya gigi dan lidah-ku mencengkramnya. Ahh.alhamdulillah.nikmatnya 18. 50 WIB Kepada para penumpang kereta api ekspres jurusan serpong, di informasikan bahwa kereta api masih terhambat di stasiun manggarai. Kereta sedang dalam perbaikan AC. Kami mohon maaf atas keterlambatan ini dan kepada para penumpang diharap untuk bersabar. Sebuah pengumuman keras melalui speaker stasiun mengusik keasyikan prosesi 'ngemil' yang sedang kujalani. Ya, sekali lagi aku harus sabar menunggu. Karena untuk berpindah ke jenis kendaraan lain aku harus menggunakan jalur bis Blok M - Bintaro yang justru akan memakan waktu lebih lama lagi, sekitar 2x waktu perjalanan menggunakan kereta api. Maka aku pun kembali melanjutkan aktivitas ngemilku, sambil sesekali menengok kekiri dan kekanan, sekedar melihat suasana sekeliling. Tetap sepi, bisikku pada diri sendiri. Hmm.asyik juga untuk merenung nih, sambil, belum selesai ku keluarkan bisikan-bisikan kecilku, aku tertegun pada sebuah sosok yang berada tidak jauh dari posisiku. Seorang remaja tanggung dengan usia sekitar 10 - 12 tahun, terduduk dan tertunduk sambil memainkan kaki tanpa alasnya di atas aspal statisiun. Aku bukannya tidak tahu sama sekali akan kehadirannya. Sebelum terduduk di kursi panjang tempatku bersantai saat itupun, aku sudah tahu bahwa ada orang di sampingku. Namun yang aku kritisi ialah aku tidak memperhatikan dengan jelas siapa orang itu, dan lagi aku hanya asyik makan dan minum sendiri sementara disebelahku ada orang lain, yang bila kutebak, keadaanya tidak lebih baik dariku (saat itu). Ia adalah seorang penyapu kereta, ini terlihat dari tangan kirinya yang memegang sapu bertangkai rendah. Dengan sehelai baju tipis dan celana pendek selutut yang melekat di tubuhnya, ia terlihat kuyu dan agak lemas. Barangkali pada sore itu ia belum makan dan ini sangat mungkin sekali. Baginya, barangkali penghasilan yang didapat masih lebih baik ditabung untuk keperluan di rumahnya ketimbang membeli makanan, yang sepertinya ia masih dapat menahan rasa laparnya Dan akupun bermaksud mengambil kembali penganan, persis seperti apa yang kubeli sebelumnya di warung yang tidak jauh posisi dudukku saat itu, untuk diberikan kepada pemuda tanggung itu. Namun sebelum aku bertindak, sebuah keraguan datang menghampiri, Wah.kalau aku membelikan untuknya, aku harus keluar uang lagi dong. Seribu lima ratus memang bukan uang yang terlalu besar sih. Tapi, aku kan sudah janji untuk disiplin dengan budget harian ku. Hmm.bagaimana ya? Aku sempat bingung untuk melangkah, apakah memilih disiplin terhadap budgetku, atau memberi kepada tukang sapu kereta itu. Namun pada akhirnya aku tak kuasa menahan gerak tangan kananku, yang
[media-dakwah] Kasih Sayang Rasulullah
Kasih Sayang Rasulullah Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku tabiat, baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Alloh Ta'ala hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus. Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya. (HR: Al-Bukhari) Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma' binti 'Umeis Radhiallaahu anha istri Ja'far bin Abi Thalib- menuturkan, yang artinya: Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja'far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya: Wahai Rasululloh, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja'far? beliau menjawab: Sudah, dia telah gugur pada hari ini! Mendengar berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja'far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka. (HR: Ibnu Sa'ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah) Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada' tersebut, Sa'ad bin 'Ubadah Radhiallaahu anhu bertanya: Wahai Rasululloh, Anda menangis? Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalamIni adalah rasa kasih sayang yang Alloh Ta'ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta'ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang. (HR: Al-Bukhari) menjawab: Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin 'Auf Radhiallaahu anhu bertanya kepada beliau: Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah? Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: Wahai Ibnu 'Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta'ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim. (HR: Al-Bukhari) Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam yang begitu agung memotivasi kita untuk meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau. Pada zaman sekarang ini, curahan kasih sayang terhadap anak-anak serta menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya sangat langka kita temukan. Padahal mereka adalah calon pemimpin keluarga esok hari, mereka adalah cikal bakal tokoh masa depan dan cahaya fajar yang dinanti-nanti. Kejahilan dan keangkuhan, dangkalnya pemikiran serta sempitnya pandangan menyebabkan hilangnya kunci pembuka hati terhadap para bocah dan anak-anak. Sementara Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam, kunci pembuka hati itu ada di tangan dan lisan beliau. Cobalah lihat, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa membuat anak-anak senang kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau. Hal itu tidaklah mengherankan, karena beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang tinggi. Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan salam kepada mereka. Beliau berkata, yang artinya: Demikianlah yang dilakukan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam . (Muttafaq 'alaih) Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah marah, memukul, membentak dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka. Dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata, yang artinya: Suatu kali pernah dibawa sekumpulan anak kecil ke hadapan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memer-cikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya. (HR: Al-Bukhari) Wahai pembaca yang mulia, engkau pasti mengetahui bahwa duduk di rumah Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam Shalallaahu alaihi wasalam selaku nabi umat ini, melakukan semua hal itu merupakan sebuah kehormatan. Lalu, tidakkah terlintas di dalam lubuk hatimu? Bermain dan bercanda ria dengan si kecil, putra-putrimu? Mendengarkan tawa ria dan celoteh mereka yang lucu dan indah? Ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Rasululloh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali Radhiallaahu anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau
Re: [media-dakwah] Umroh berkali - kali
Wa'alaikumsalam wr.wb. Yang jelas sih sepengetahuanku ga da larangannya untuk Umrah berulang2 jika memang mampu Tapi niatnya jangan untuk Riya atau pamer, tapi niatnya semata2 Lillahi ta'ala.. Haji berkali2 juga gapa2 tapi alangkah baiknya jika kita sudah sekali berhaji, memberi kesempatan buat yang lain berhaji. Karena di Indonesia kan ada pembatasan pemberangkatan jamaah haji tiap tahunnya. Jadi kasian kan jika orang yang belum berhaji tidak mendapat kuota oleh karena kuotanya tersebut telah didapat oleh orang yang telah berkali2 naik haji. Klo untuk Umrah kan tidak dibatasi waktu2 tertentu, bisa kapan saja dilakukan. Sebaiknya sih buat yang udah pernah Umrah sekali dan belum pernah berhaji, ketika ada kesempatan lagi dan siap secara financial ya sebaiknya berhaji saja karena itu ibadah wajib bagi orang yang memang mampu. Jadi alangkah baiknya jika umrah yang berulang kali itu dilakukan oleh seseorang yang sudah pernah melaksanakan ibadah haji. Alex Asyandra [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Pa Ustadz. Ada hal yang ingin ana tanyakan ... 1. Adakah hadist syahih .. yang menerangkan Umroh berkali - kali Mohon pencerahannya. Wassalamu alaikum warohamatullohi wabarokatuh. B - rgds. Alex Asyandra [Non-text portions of this message have been removed] - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Mohon bantuan donor golongan darah A
Dari milis sebelah... Adakah yang memiliki atau mempunyai teman dengan golongan darah A rhesus negatif yang mau mendonorkan darahnya untuk bayi berumur 10 hari?? Ada komplikasi pada jantung bayi tersebut sehingga harus dilakukan operasi. Namun operasi ini tidak bisa dilakukan tanpa adanya persediaan darah A negatif yang cukup. Bila ada yang bisa membantu harap menghubungi : Johartono Susilo di 0816-111-5187 Mohon bantuannya untuk menyebarkan informasi ini pada kenalan yang mungkin bisa membantu. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya salam, sandy - Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink QA. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Re: Tanya kehalalan restoran
Afwan sebelumnya, mungkin pertanyaanku agak keluar dari konteks masalah ini.. Trus Pak, gimana dengan saudara2 kita yang bekerja mencari nafkah di tempat2 tersebut? Menurut pak Nizami solusi yang tepat bagaimana? A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: ini hanya untuk menjelaskan bahwa restoran asing yang besar jika memang halal biasanya punya logo/sertifikat halal dari MUI. Jika tidak ada, berarti diragukan. Dari sisi makanan memang halal. Tapi memberi dana ke musuh Islam adalah haram. Jadi pada dasarnya makan di KFC dan MacD adalah haram karena sama dengan membantu musuh membantai ummat Islam. --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: H. klo sejenis KFC n McD bukannya ada sumbangsih ke Yahudi?? Starbucks juga tuh katanya sebagian dananya untuk mempersenjatai Israel dalam menggempur Palestina So, klo emang ternyata makanannya halal, apakah kita tetep dihalalkan mengkonsumsinya? Mohon pencerahannya... A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam wr wb, Untuk restoran besar seperti KFC, Mac Donalds, biasanya kalau memang halal ada logo Halal dari MUI. Jika tidak ada, kemungkinan besar memang haram. Yang membuat haram biasanya cairan penyedapnya yang bisa berasal dari arak atau lemak untuk menggoreng bisa jadi dari lemak babi. Wassalam Diskusi dari milis tetangga: http://groups.yahoo.com/group/Halal-Baik-Enak/message/7915 RE: HBE+SMS halal Apakah Pare'gu Halal? Assalaamu'alaikum, Masakan Jepang sebagian besar menggunakan mirin dan sake, baik itu sushi, tendon, yakiniku, teriyaki, shabu-shabu dll. Bumbu untuk masakan jepang di resep aslinya sebagian besar mengandung mirin dan sake. Sedangkan mirin dan sake itu adalah minuman beralkohol (18-25%) yang terbuat dari beras. Info dari wikipedia dan panduan ke Jepang yang diterbitkan oleh JICA. Sebaiknya pilih restoran yang sudah bersertifikat halal, yang dijamin bebas mirin dan sake. Wassalam, Meily From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of azhar priyanto Sent: Tuesday, March 13, 2007 8:25 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: HBE+SMS halal Apakah Pare'gu Halal? wah aku sendiri juga pernah tuh makan di hanamasa dan paregu. memang sih kebanyakan menunya adalah ikan-ikan laut yang masih mentah itu. lalu dipanggang sendiri dengan dicelupkan cairan bumbu sebelumnya. nah mungkin cairan bumbu rasa asin itu yang perlu diklarifikasi apakah mengandung arak atau bukan. tapi rata restoran jepang atau yang mirip dengan restoran jepang memang seperti itu masakannya. mohon kiranya ada yang bisa mengklarifikasi. hindun hindun@ mailto:hindun%40bappenas.go.id wrote: Mohon informasi, apakah Restaurant PARE'GU sudah halal? demikian juga dengan Hanamasa. Kesulitan kami karena tidak ada logo halal sementara ketika kita tanya pegawainya, menu yang ada di restaurant tsb dikatakan halal. Apakah jawaban pegawai restaurant tsb cukup untuk membuat kita aman makan di resto tsb.? Terima kasih atas infonya. [Non-text portions of this message have been removed] http://www.indohalal.com/R/?nod=13 --- In media-dakwah@yahoogroups.com, danang danang@ wrote: Assalamu'alaikum wrwb Bisa minta tolong kepada rekan2 yang tahu status halal tidaknya restoran jepang PAREGU gak? Karena akhir minggu ini diajak rekan2 untuk makan disana. Pls ya... Terimakasih atas bantuannya.. Wassalamu'alaikum wrwb d a n a n g w i d j o - Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail QA for great tips from Yahoo! Answers users. [Non-text portions of this message have been removed] - We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Filosofi Menanam
Filosofi Menanam 6 Mar 07 04:36 WIB Oleh Sus Woyo Untuk apa kamu setiap hari mengajari baca tulis Al-Quran kepada anak-anak orang lain, dengan timbal balik yang tidak seimbang? Lagipula apa sih penghargaan orang tua mereka kepada kamu? Untuk apa kamu mengkoordinir orang-orang dan menjembatani para pemuda untuk belajar agama, sementara tangapan dan antusiasme mereka biasa-biasa saja dan seolah tak ada gairah untuk mengikutinya? Untuk apa kamu menulis setiap hari, sementara perbandingannya dengan apa yang kamu korbankan tidak seberapa? Sudah tahu tidak mendapat honor kenapa redaksi surat kabar itu masih juga kau kirimi tulisan? Berapa waktu dan pikiran yang kau buang? Untuk apa kamu urusi anak orang, sementara kamu sendiri, secara ekonomi bukanlah orang kaya. Untuk apa kau belikan ia susu, kau asuh seperti anakmu sendiri, padahal bapak ibu anak tersebut makan enak dan tidur juga enak di Jakarta? Kenapa tanah orang tuamu di pinggir hutan itu kau tanami pisang juga, padahal setiap berbuah, dan saat buahnya mulai tua pasti dicuri orang? Tidak tahukah kamu tentang untung dan rugi? Apa hasilnya kamu bikin taman baca untuk umum, sementara kamu tak pernah sedikitpun memungut bayaran dari para pembaca? Sedangkan jika kamu mau, mereka dengan lapang dada mau menyewa buku-buku itu? Sering sekali saya mendapat teguran, baik dari teman, tetangga, atau bahkan keluarga saya sendiri. Mereka sering sekali mengkritisi apa yang saya perbuat selama ini. Tentu menurut pandangan mereka. Dan biasanya saya hanya diam jika mereka mengkritik saya. Jawaban panjang lebar seperti apapun, biasanya tidak memuaskan bagi mereka. Wajar sekali mereka bertanya seperti itu. Memang yang namanya hidup sudah pasti membutuhkan sesuatu untuk melangsungkan kehidupan itu sendiri. Dan sesuatu itu adalah imbalan atas apa-apa yang kita perbuat. Pendek kata, setiap tetes keringat yang kami keluarkan, secara akal sehat sudah pasti harus dihargai sesuai dengan apa yang kita perbuat itu. Untuk menghibur diri, saya sering mengingat seorang laki-laki 80-an tetangga saya, yang tak pernah bosan untuk pergi ke kebunnya setiap hari. Ia selalu menanam apa saja. Kata-katanya yang selalu terngingang di telinga saya adalah, Saya setiap hari harus menanam. Dan yang saya tanam adalah kebaikan. Orang menanam itu akan panen, berapapun hasil panennya. Dan jika saya tidak sempat memanennya, insya Allah anak cucu saya, atau keturunan saya kelak yang akan menikmati hasil tanaman saya. Kalimat dari seorang kakek itu, sedikit memberi semangat tentang apa yang sedang saya perbuat. Saya memaknai kata menanam dengan makna yang maha luas. Tak hanya berkutat sebatas kepada tumbuh-tumbuhan, tapi di segala sektor kehidupan. Menolong kucing yang masuk got, meminjami payung kepada orang yang sedang kehujanan, menyingkirkan duri yang berserakan di jalan, mengihlaskan hutang kepada para peminjam yang tidak mampu mengembalikan, menjadi donatur tetap kepada TPA/TPQ kampung yang fasilitasnya serba minim, dan segala apa yang saya tuturkan di atas, adalah tak lepas dari filosofi menanam. Logikanya, siapa menabur akan menuai, orang yang menanam, pasti akan memanen. Entah berapa yang akan dipanennya. Dan jika kelak yang menanam saat ini belum bisa memanennya, itu juga bukanlah kesia-siaan. Anak cucu kita bisa menikmati hasil tanaman baik kita. Tak percaya? Tanyakanlah kepada kakek-kakek kita yang menanam pohon kelapa limapuluh tahun yang lalu. Siapa yang menikmati hari ini? Kalau mengingat perbuatan sang kakek tua itu, saya makin menikmati apa yang saya perbuat selama ini. Walaupun secara finansial saya belum mendapat apa-apa. Toh, ternyata Allah SWT maha segalanya. Dia tidak akan membiarkan hambaNya yang sedang kesulitan dalam hidup, dibiarkan begitu saja tanpa ditolongNya. *** Forum Lingkar Pena Purwokerto http://www.eramuslim.com/atk/oim/45ebc716.htm - Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Menghiasi Hidup dengan Qana�ah
Menghiasi Hidup dengan Qanaah 23 Peb 07 08:40 WIB Oleh Sus Woyo Saya selalu bergembira dan bersemangat sekali jika bertemu dengan laki-laki ini. Namanya pak Rohman, lengkapnya Fatkhurrohman. Waktu semalam, seolah sangat pendek kalau sudah ngobrol panjang lebar dengannya. Ia mengalami masa remaja ketika cengkeh di daerah saya sedang menjadi komoditi yang luar biasa bagusnya. Bahkan menjadi satu-satunya hasil pertanian yang paling mahal harganya. Saat itu, bapaknya dengan mudah bisa menyekolahkan beberapa anaknya ke kota, saat di kampung saya belum banyak orang menyekolahkan anaknya sampai tingkat sekolah lanjutan atas atau yang sederajat. Sayang sekali, kesempatan emas itu tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh dia. Dari masa kanak-kanak sampai remaja, ia tidak mendapatkan pelajaran agama sebagus adik-adiknya. Ketika saudara-saudaranya ngaji di mushalla bapaknya, dia tak pernah kelihatan ikut belajar. Ketika adik-adiknya begitu getol masuk SLTA dan meneruskan ke kota, ia justru keluar di kelas dua SMP. Sejak itu hidupnya berguncang-guncang terus. Pernah merantau di beberapa tempat seperti Jakarta, Bogor dan Bandung, tapi tak sesukses teman seangkatannya. Ketika beberapa teman seangkatannya berbondong-bondong masuk pabrik semen terbesar di Indonesia saat itu, ia hanya tahan beberapa hari saja. Alasannya, tidak merantaupun dia masih bisa hidup di kampung sendiri. Hal-hal seperti itulah yang sangat menjengkelkan orang tuanya. Tak hanya sebatas itu, ketika masuk jenjang perkawinanpun ia masih menjadi sosok yang menjadi buah bibir karena perbuatannya yang selalu tidak umum dengan saudara-saudaranya yang lain.. Ketika anaknya yang pertama baru berusia sekitar tiga tahun, isterinya meninggal. Sepeninggal sang isteri, ia menjadi berkali-kali menikah. Ahirnya ia terlempar dari kampung halaman dan lama tidak pulang. Karena ia telah memperistri seseorang di daerah lain provinsi. Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan dia, setelah hampir tiga tahun saya tidak bertemu muka dengannya. Ada perubahan sangat besar yang berhasil saya tangkap ketika pertama kali berjumpa kembali. Penampilan lahirnya yang begitu nyantri, sempat mengagetkan saya. Sebab saya belum pernah melihat ia begitu PD dengan baju koko dan kopiah hitamnya. Dan ia memakainya tak sebatas ketika sembahyang saja, tapi setiap saat. Saya makin terangguk-angguk ketika semalam suntuk ia berbicara kepada saya tentang kebesaran Allah, keimanan, hari kiamat, takdir, dan posisi dia sekarang terhadap gemerlapnya dunia yang semakin hedonis ini. Sebuah tema yang tak pernah saya dengar dari mulutnya sebelum ini, kecuali tema-tema tentang kesusahan hidup. Di sebuah kamar tak terlalu lebar, dini hari itu saya seperti mendapat siraman rohani dari seorang ulama shaleh yang begitu takut pada Pencipta-Nya. Kekuatan kata-katanya yang meluncur dari mulutnya, meyakinkan saya bahwa ada kekuatan ruhani di dalamnya. Kekuatan itu adalah keimanan. Saya betul-betul bersyukur pada-Nya, karena di tengah kesibukan banyak manusia, membicarakan tentang hedonisme keduniaan, ia justru membawa saya menyelam di kedalaman samudra Illahi. Saya tak menyangka jika dari mulut dia saat ini, yang keluar adalah kalimat-kalimat yang selalu mengandung kebesaran dan keberadaan Allah SWT. Dan ketika menyikapi dirinya yang sampai sekarang masih serba kekurangan, ia tak lagi menanggapinya sebagai keluh kesah seperti masa-masa lalu. Sikap qanaah, atau sikap sederhana dalam menjalani hidup serta menerima apa adanya, mulai tercermin dalam setiap langkah hidupnya. Purwokerto, Feb 2007 [EMAIL PROTECTED] http://www.eramuslim.com/atk/oim/45dd364d.htm - Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Menggapai Cinta Allah
Menggapai Cinta Allah Oleh : Imron Soleh Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Alquran dan sunah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta. Dalam amal ubudiyah, cinta (mahabbah) menempati derajat yang paling tinggi. Siapa yang mencintai Allah dan mendekatkan diri pada-Nya, maka Allah pun akan mencintainya dan dekat padanya. Dalam buku Mahabbatullah (mencintai Allah), Imam Ibnu Qayyim menuturkan tahapan-tahapan menuju wahana cinta Allah. Cinta senantiasa berkaitan dengan amal. Dan, amal sangat tergantung pada keikhlasan kalbu. ''Di sanalah cinta Allah berlabuh.'' Cinta Allah merupakan refleksi dari disiplin keimanan dan kecintaan yang terpuji. Langkah-langkah berikut bisa mendekatkan kita pada-Nya, dan menjadi bagian dari orang-orang yang dikasihi-Nya. Pertama, membaca Alquran dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Firman Allah, ''Dan Apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.'' (Al A'raaf [7]: 204). Kedua, ber-taqarub kepada Allah SWT melalui ibadah sunah setalah melakukan ibadah fardlu. Orang yang menunaikan ibadah fardlu dengan sempurna, mereka itu adalah yang mencintai Allah. Dan, hamba yang menambahnya dengan ibadah sunah, mereka itulah orang-orang yang dicintai Allah. Ketiga, melanggengkan zikir kepada Allah dalam segala tingkah laku melalui lisan, kalbu, amal, dan perilaku. Kadar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar zikirnya kepada-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman. ''Aku bersama hamba-Ku, selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak (untuk berzikir) kepada-Ku.'' Keempat, mengutamakan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meski dibayangi hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai yang lain. Inilah derajat para Nabi, di atas itu derajat para Rasul dan di atasnya lagi derajat para Rasul Ulul Azmi. Rasulullah Muhammad SAW mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah. Kelima, menyendiri di sepertiga malam terakhir, karena di saat itulah Allah SWT turun ke dunia. Itulah saat paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan shalat malam agar mendapatkan cinta Allah. Wallahu a'lam bish-shawab. sumber: Republika - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Berlomba-lomba untuk Akhirat
Berlomba-Lomba untuk Akhirat Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu (Al-Abrar) benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga). Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (Al-Muthaffifin: 22-26) Merupakan kecenderungan manusia bahwa ia ingin unggul atas orang lain dan berada pada posisi yang lebih tinggi atau lebih baik dalam kehidupannya. Jika kecenderungan ini tidak diarahkan, maka manusia cenderung melampiaskannya dalam urusan dunia dengan menghalalkan segala cara. Ayat ini ingin memberi gambaran tentang semangat berlomba yang benar yang ditunjukkan oleh orang-orang Abrar dalam urusan akhirat. Makanya secara korelatif, ayat di atas merupakan jawaban dan arahan Allah agar potensi dan semangat untuk mengungguli orang lain hendaknya diarahkan pada urusan akhirat. Dimana sebelumnya di awal surah Al-Muthaffifin, Allah menggambarkan semangat berlomba-lomba yang ditunjukkan oleh orang-orang yang curang dalam urusan dunia sampai mereka tega berlaku culas dan menzalimi orang lain demi meraih keuntungan yang besar. Allah mengancam perilaku mereka dengan kecelakaan yang besar di akhirat kelak dan mendapat gelar buruk Al-Muthaffifin. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (Al-Muthaffifin: 1-3) Berdasarkan analisa maknanya, ayat ini menurut Ibnu Katsir senada dengan dua ayat lainnya dalam Al-Quran, yaitu firman Allah yang bermaksud: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar (Al-Maidah: 119), dan firman Allah, Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja. (Ash-Shaffat: 60-61). Kedua ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan dan kemenangan yang besar adalah dengan meraih surga Allah SWT. Dan hanya untuk meraih penghargaan itu, manusia memang diperintahkan untuk berlomba-lomba. Menurut Ath-Thabari, sifat berlomba dalam urusan akhirat merupakan sifat puncak dan tertinggi dari orang-orang yang berbakti (Al-Abrar). Ia menjelaskan dalam tafsirnya, Dan untuk meraih kenikmatan yang dicapai oleh orang-orang Abrar seperti yang digambarkan dalam ayat ini, hendaklah manusia berlomba-lomba. Dan berlomba tentunya dalam hal-hal yang bernilai dan berharga, bukan dalam urusan yang kecil atau sepele. Dan itulah asal arti kata Al-Munafasah yang berasal dari kata nafis yaitu hal yang bernilai dan berharga dan sangat menarik dan banyak dikejar oleh manusia. Makanya Muhammad Abduh menarik kesimpulan bahwa untuk kenikmatan yang tidak terhingga tersebut manusia sepatutnya tidak boleh mengalah dan harus berusaha lebih baik dan lebih dahulu dari orang lain. Berdasarkan analisa bahasa menurut Al-Alusi, didahulukannya objek Dan untuk yang demikian itu atas perintah berlomba-lomba adalah untuk menarik perhatian atau sebagai batasan bahwa hanya untuk urusan akhirat hendaknya orang-orang itu berlomba-lomba, tidak untuk urusan yang lainnya. Apalagi perintah dalam ayat ini menurut Ibnu Asyur menggunakan Lamul Amr (huruf lam yang menunjukkan perintah) yang tidak digunakan kecuali untuk perintah yang sangat dituntut dan dianjurkan. Secara hukum berdasarkan objeknya menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, berlomba dapat dibagi menjadi tiga: - pertama, berlomba yang terpuji, yaitu dalam urusan amal ketaatan (akhirat); - kedua, berlomba yang tercela, yaitu dalam urusan kemaksiatan; - dan ketiga, berlomba yang dibenarkan, yaitu dalam hal-hal yang mubah. Dan memang perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan benteng dari perilaku berlomba-lomba dalam kemaksiatan dan urusan dunia, karena demikian kecenderungan manusia akan berlomba mengejar kenikmatan dunia yang menggiurkan seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, Bukanlah kefaqiran yang sangat aku khawatirkan terjadi pada kalian, tetapi aku sangat khawatir jika (kemewahan, kesenangan) dunia dibentangkan luas atas kalian, kemudian karenanya kalian berlomba-lomba untuk meraihnya sepertimana yang pernah terjadi pada orang-orang sebelum kalian. Maka akhirnya kalian binasa sebagaimana mereka juga binasa karenanya. (Bukhari dan Muslim) Pada realitasnya
RE: [media-dakwah] DOA UTK NON MUSLIM
Alhamdulillah syukron buat koreksinya. afwan jidan... kekhilafan milik saya, kesempurnaan hanya milk ALLAH. Ketut Junaedi [EMAIL PROTECTED] wrote:v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) } Waalaykumussalam wr wb, Betul sekali akhi , yg benar adalah : Dan janganlah kamu sekali-kali men-shalat-kan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (At-Taubah : 84) Wassalam - From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fajar H. Cahyono Sent: Thursday, March 08, 2007 8:53 AM To: Media Dakwah Subject: RE: [media-dakwah] DOA UTK NON MUSLIM Maaf, kalau tidak salah terjemahan dari QS. 9/84 bukan MENYAKITI tapi MENSHOLATI (wa laa TUSHOLLI...)... TUSHOLLI = KAMU SHOLAT (fi'il mudhori'). Mohon pendapat ikhwan yang tahu.. Wasallam. _ From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ica Harahap Sent: Wednesday, March 07, 2007 4:19 PM To: Hasbiyanto Cc: Media Dakwah Subject: Re: [media-dakwah] DOA UTK NON MUSLIM Wa'alaikumsalam wr.wb. Berikut jawaban dari seorang ustadz di percikan-iman, semoga bermanfaat Mungkin yang lain yang lebih paham dapat mengkoreksi atau menambahkan? monggooo... Ustadz, kedua orang tua saya masih kafir (berbeda agama dengan saya). Apakah saya sebagai anak boleh mendo'akan mereka? Mohon penjelasan. [EMAIL PROTECTED] Jawab : Do'a artinya meminta atau memohon kepada Allah swt. dengan segala kerendahan hati. Keadaan orang kafir itu ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama orang kafirnya masih hidup dan kemungkinan kedua dia sudah meninggal. Kita diperbolehkan mendo'akan orang kafir yang masih hidup agar diberi hidayah oleh Allah. Fakta historis menunjukkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendo'akan Ummar bin Khattab ra. Agar bisa masuk Islam saat Ummar masih kafir. Rasulullah saw. pun mendo'akan pamannya Abu Thalib agar masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa kita diperbolehkan mendo'akan orang kafir yang masih hidup agar memeluk Islam. Jadi, kalau orang tua Anda masih hidup dan mereka berbeda agama dengan Anda alias masih kafir, Anda punya kesempatan untuk mendo'akan agar mereka masuk Islam. Namun, kalau mereka (orang kafiir) itu sedah meninggal, kita diharamkan untuk mendo'akannya walaupun mereka itu saudara dekat kita. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut. Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. (QS. At Taubah 9:113) Dan janganlah kamu sekali-kali menyakiti (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) dikuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At Taubah 9:84) Kesimpulannya, mendo'akan orang kafir yang masih hidup agar mereka memeluk Islam tidaklah terlarang bahkan dianjurkan. Namun, kalau orang kafir itu sudah meninggal, haram hukumnya mendo'akan dan memohonkan ampunan untuk mereka, sekalipun mereka itu adalah orang tua kita. Wallahu a'lam. http://www.percikan-iman.com/modules.php?name=Datanyaop=detail_atanyai d=100 http://www.percikan-iman.com/modules.php?name=Datanyaop=detail_atanya; id=100 Hasbiyanto [EMAIL PROTECTED] mailto:Hasbiyanto%40badaklng.co.id wrote: Assalaamualaikum Wr Wb, Pak A. Nizami/ Bu Suhana, dan bpk yang lain, Saya mau tanya diluar masalah ini. Yaitu tentang doa seorang anak muslimah (muallaf) yang mendoakan ayahnya yang sudah meninggal dan ayah tsbt non muslim.. Tolong kalau ada dalil al-Qur'an dan hadistnya.. Pertanyaannya, Bolehkah doa tersebut dipanjatkan? dan apakah doa tersebut sampai?... Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalam, HB A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com 3/7/2007 2:15 PM Wa'alaikum salam wr wb, Sebelum menarik kesimpulan bayi anda ketempelan, ada baiknya anda perhatikan apakah bayi anda lapar/tidak. Ada penyakit yang dikenal sebagai colic/kolik. Setahu saya jika bayi lapar, maka dia akan menangis sebagai protes (menangis satu2nya alat komunikasi bagi dia). Setiap 1-2 jam sebaiknya bayi disusui. Meski dia tertidur, tapi tetap susui, nanti otomatis mulutnya bergerak sendiri. Soalnya istri saya pernah karena melihat bayinya tertidur, jadi tidak tega menyusui. Coba itu dijalankan dulu. Wassalam --- harry [EMAIL PROTECTED] mailto:harry-pnb%40noble-g.com
Re: [media-dakwah] tanya 4 bulanan
Berikut dari syariahonline.com, semoga bermanfaat... 7 Bulanan Pertanyaan: Assalamu'alaykum Langsung saja ke permasalahan. Istri tengah mengandung 6 bulan, dan dia ingin sekali melakukan adat yang dinamakan 7 bulanan (mitoni-jawanya). Saya sebenarnya tidak mau melakukan hal ini karena setahu saya tidak ada dalam ajaran Islam. Mohon pencerahan dan dalilnya agar saya juga bisa menjelaskan kepada istri saya Sulistyo Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du, Dalam Islam orang yang mendapatkan anugerah nikmat dari Alloh diperintahkan untuk bersyukur kepada-Nya. Hal tersebut perlu dilakukan agar nikmat yang diperolehnya tersebut bisa menjadi barokah bagi dirinya dan mudah-mudahan Alloh Swt senantiasa akan menambah anugerah nikmat-Nya. Kehamilan bagi setiap orang tua, khusunya para ibu merupakan anugerah nikmat dari Alloh Swt. yang tidak ternilai. Apalagi jika yang dikandung adalah anak yang pertama. Apapun akan dilakukan oleh kedua orang tuanya agar anak yang ada dalam kandungan tersebut lahir dengan selamat dan tidak kekurangan suatu apapun. Salah satu yang biasa dilakukan oleh masyarkat kita adalah mengadakan selamatan bagi bayi yang dikandung jika janin yang sedang dikandung tersebut telah menginjak bulan tertentu. Pada umumnya selamatan tersebut dilakukan pada bulan keempat atau ketujuh dari usia kehamilan. Melihat dari tujuan mengadakan selamatan tersebut adalah suatu hal yang baik. Namun demikian, hal tersebut tidak seharusnya dilakukan karena dalam pelaksanannanya banyak sekali terkandung ritual-ritual ibadah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW bahkan kalau kita melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, upacara selamatan tersebut penuh dengan unsur-unsur kemusyrikan. Masyarakat kita biasanya menyediakan berbagai macam hal untuk melaksanakan selamatan tersebut, mulai dari rujak yang harus terdiri dari tujuh macam buah-buahan, mandi kembang 7 macam, menyiapkan dawegan (kelapa muda) yang diisi dengan rajah tertentu dan lain sebagainya. Semua hal tersebut adalah pengaruh agama dinamisme yang masih dipegang kuat oleh sebahagian kaum muslimin yang masih awam. Demikian halnya dengan pembacaan surat-surat tertentu dalam kegiatan tersebut. Biasanya yang selalu dibaca adalah surat Yusuf dan surat Maryam agar kelak bayi yang dilahirkan bisa menjadi insan yang sholeh dan #65533;cakep#65533; layaknya Nabi Yusuf As dan siti Maryam. Memang, pada dasarnya membaca Al-Qur#65533;an adalah ibadah yang diperintahkan. Tetapi jika pembacaan tersebut dikaitkan dengan suatu ritual ibadah atau perayaan tertentu apalagi dengan pensyaratan harus surat ini dan itu yang dibaca, tentulah harus berdasarkan dalil dan contoh dari Rasulullah SAW. Karena suatu ibadah yang tidak dilandasi oleh dalil yang shorih atau jelas dari Rasulullah SAW maka ibadah tersebut tertolak dan pelakunya adalah berdosa karena ia telah mengada-ada dalam agama. Oleh karena itu, sebaiknya anda tidak membaca surat-surat tertentu saja ketika dalam masa kehamilan dengan keyakinan-keyakinan tertentu. Tetapi bacalah Al-Qur#65533;an dari awal sampai akhirnya sesuai dengan kemampuan. Karena dengan membaca Al-Qur#65533;an hati akan menjadi tenang, sebagaimana firman-Nya: #65533;Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram#65533; (QS. Ar-Ra#65533;ad: 28 ) Menurut para dokter kandungan, ketenangan bathin adalah sesuatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh wanita yang sedang hamil, karena kondisi psikhis wanita yang hamil akan mempengaruhi terhadap kandungan yang ada dalam rahimnya Sedangkan bagaimana kita mensikapi keinginan keluarga yang ingin melaksanakan kegiatan nujuh bulanan yang tidak ada dasar syarinya? Hal ini sebenarnya merupakan tantangan dakwah bagi Anda. Bagaimana Anda bisa menjelaskan kepada mereka bahwa keinginan mereka tersebut sebenarnya tidak ada landasan syarinya. Hanya saja penyampaiannya harus dengan secermat mungkin agar tidak menyakiti perasaan mereka yang terbiasa melakukan ritual tersebut. Ada baiknya juga, ketika Anda menyampaikan hal tersebut, Anda jelaskan dari sudut pandang ekonomisnya dalam artian daripada kita menghabiskan dana yang besar untuk melakukan ritual tersebut, lebih baik dana tersebut digunakan untuk biaya kelahiran, pelaksanaan aqiqah, dan shodaqoh seberat bayi rambut sebagimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Wallahu a`lam bishshowab. Wassalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Rahmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb Ustadz, mohon penjelasannya mengenai acara 4 bulanan/7 bulanan pada wanita hamil, adakah tuntunan syar,i mengenai hal ini.dan apakah hukumnya? Terimakasih. Wassalam rahmat [Non-text portions of this message have been
[media-dakwah] Bercermin Pada Soliditas Sahabat
Bercermin Pada Soliditas Sahabat Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214) Ayat ini dan ayat-ayat yang senada dengannya dapat ditemukan pada tiga tempat dalam Al-Quran, yaitu surah Ali Imran: 142 yang berbunyi, Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjuang diantara kamu dan orang-orang yang bersabar, dan surah Al-Ankabut: 2-3, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabut: 2-3). Secara historis, ayat-ayat di atas memang ditujukan kepada para mujahid generasi pertama dari umat ini, namun secara makna ayat ini lebih tepat untuk dijadikan bahan tarbiyah bagi mereka yang diserahkan amanah dakwah IlaLlah untuk memelihara soliditas dan keteguhan mereka, bahwa kemenangan itu dekat dan identik dengan perjuangan, cobaan dan ujian. Hanya mereka yang solid yang berhak meraih kemenangan yang hakiki. Seperti yang tersirat dari jawaban Allah atas pertanyaan dan keluhan Rasul dan para sahabatnya Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Sayyid Quthb memahami ayat di atas, bahwa pertolongan Allah akan diberikan kepada mereka yang konsisten hingga akhir hayat, yang tetap mantap meskipun dalam penderitaan dan kesengsaraan, tetap teguh dan tegar ketika menghadapi goncangan, dan pada puncaknya mereka yakin bahwa tidak ada pertolongan melainkan pertolongan Allah. Pada level tertinggi ini, barulah mereka layak dan berhak mendapat surgaNya setelah ujian yang maksimal dan bersabar di atasnya. Bahkan secara khusus dalam salah satu ceramahnya memperingati peristiwa hijrah Rasulullah saw, Sayyid Quthb mengingatkan, bahwa orang yang berhak memperingati sejarah keagungan perjuangan dakwah Rasulullah bersama para sahabatnya adalah mereka yang telah mampu mengangkat jiwa mereka pada level tertinggi dari sikap zuhud terhadap harta, zuhud terhadap kedudukan serta zuhud dalam bentuk apapun dari kemungkinan bisa memalingkan konsistensinya dari jalan dakwah, karena ada yang lebih besar dari itu semua, yaitu surga Allah swt. Padahal jika dicermati secara logika, sangatlah mudah bagi Rasulullah untuk memenangkan dakwah Islam dan menghancurkan para penentangnya dengan langsung memohon kepada Allah agar segera menghancurkan mereka, seperti yang pernah dimohon oleh Nabi Nuh dan Nabi Luth as, maka kaumnya diluluhlantahkan oleh Allah swt dan digantikan dengan kaum yang baru. Tetapi tidak dengan Rasulullah saw. Beliau malah memilih jalan yang sukar, jalan jihad dan jalan pengorbanan, karena jika kemenangan itu diraih dengan cara yang mudah, maka soliditas dan keteguhan para sahabatnya belum teruji. Beliau memilih jalan yang sukar dan penuh dengan ujian dan cobaan, semata-mata agar dijadikan teladan bagi umat setelahnya bahwa kemenangan itu harus dengan perjuangan, pengorbanan dan menempuh jalan yang sukar, karena kemenangan yang mudah diraih tidak akan kekal, begitu juga dengan dakwah yang mudah hanya akan diminati oleh orang-orang yang lemah. Sedangkan kemenangan yang hakiki dan dakwah yang sukar memang hanya bisa disertai oleh mereka yang kuat, teguh dan solid dengan keimanan mereka. Secara korelatif menurut Imam Ar-Razi dalam At-Tafsir Al-Kabir bahwa ketika pada ayat sebelumnya (Al-Baqarah: 213) Allah menjamin akan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus dan kepada meraih surgaNya, maka kehendak Allah tersebut tidak akan berlaku melainkan setelah melalui beberapa ujian dan kesukaran, Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) ... sehingga keutamaan Allah yang terbesar hanya layak diberikan kepada mereka yang telah mengalami sunnatuLlah berupa ujian dan kesukaran dalam mengarungi dan mendakwahkan kebenaran ajaran Allah. Berdasarkan sebab turunnya, ayat ini menurut Ibnu Abbas diturunkan untuk membersihkan hati para sahabat yang baru saja berhijrah ke Madinah dengan mengorbankan segala
Re: [media-dakwah] Ketempelan
Wa'alaikumsalam wr.wb. Berikut dari syariahonline, semoga dapat membantu... Pertanyaan: Saya sering bermimpi bertemu dengan nenek nenek berwajah seram. Nenek tersebut membawa saya ke sebuah perapian kecil. Dari perapian tersebut keluar sebuah kitab atau buku tebal sekali. Nenek tersebut memaksa saya menerima buku tersebut, saya menolaknya dan nenek tersebut sangat marah. Saya jadi ketakuan untuk tidur, saya minta tolong kepada agar saya tidak diganggu lagi. Semoga ALLAH Swt membalas semua kebaikan anda.Saya tinggal di Ds.Palasari RT.13 RW.03 No.45 JalanCagak, Subang. Dekat restoran vidi. Siti Maryam Jawaban: Assalamu alaikum wr.wb. Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dari Allah Swt. Saudari Siti Maryam, salah satu cara untuk menghadapi gangguan jin dan setan adalah dengan ruqyah. RUQIYAH#146;, dalam prakteknya adalah upaya untuk mengusir jin dan segala macam gangguannya dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem. Bagi jin yang mengganggu dan jahat, bacaan Al-Quran #150;terutama pada ayat tertentu- yang dibaca dengan baik dan benar oleh orang yang shalil dan bersih imannya, akan sangat ditakuti. Mereka akan merasakan panas yang membakar dan pergi. Diantaranya yang paling sering digunakan adalah ayat kursi, beberapa penggalan ayat dala#1577; nsurat Al-Baqarah (tiga ayat terakhir), Surat Ali Imron, Surat Yasin, Surat Al-Jin, surat Al-Falaq dan Surat An-Naas. Selain itu masih banyak ayat dan doa-doa lainnya yang diriwayatkan kepada kita untuk dibacakan kepada orang yang kesurupan. Tetapi bila ruqyah dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang menyimpang, apalagi dengan melanggar syariat dan aqidah, tidak boleh dilakukan. Karena tujuan jin ketika mengganggu manusia tidak lain adalah untuk menyeret manusia kepada pelanggaran dan syirik kepada Allah. Misalnya, dengan sesajen, minta kembang, atau dikorbankan hewan sembelihan sebagai tumbal, itulah syirik yang sejati. Atau apapun yang secara syariah bertentang dengan hukum-hukum Allah. Pada dasarnya bila dibacakan Ruqiyah, jin itu sangat takut dan tidak berani menawar-nawar dengan minta ini itu. Karena pembacaan ayat-aayt Al-quran itu membuatnya kesakitan yang sangat, sehingga dalam proses Ruqyah, tidak ada permintaan dari jin kecuali harus pergi dan berhenti dari menganggu manusia. Ruqyah sendiri adalah salah satu cara dari banyak jalan untuk mengusir gangguan setan dan sihir. Abdul Khalik Al-Atthar dalam bukunya #147;menolak dan membentengi diri dari sihir#148; menyebutkan bahwa untuk bisa terbebas dari pengaruh jahat itu, bisa dilakukan beberapa cara, antara lain: 1. Metode Istinthaq Methode istinthaq adalah mengajak bicara setan yang ada di dalam tubuh orang yang terkena sihir. Dan menanyakan kepadanya tentang namanya, nama tukang sihir yang memanfaatkan jasanya, nama orang yang membebani tukang sihir untuk melakukan sihir, menanyakan tempat penyimpanan sihir serta barang-barang yang digunakan untuk menyihir. Meskipun demikian, kita dituntut untuk tetap waspada dan tidak mempercayai sepenuhnya akan apa yang diucapkan oleh setan yang ada di dalam tubuh pasien, sebab bisa jadi setan berbohong dengan tujuan untuk menimbulkan fitnah dan memecah belah hubungan baik diantara sesama manusia. 2. Metode Istilham Melalui Istilham adalah memohon ilham dan petunjuk yang benar dari Allah swt) agar Ia berkenan memberikan isyarat lewat mimpi, sehingga sihir yang menimpa seseorang bisa terdeteksi dan kemudian dilenyapkan. 3. Metode Tahshin Methode Tahsin adalah pembentengan, yaitu dengan membentengi dan melindungi korban sihir dengan menggunakan bacaan Al-Qur#146;an, zikir dan ibadah-ibadah tertentu. Syaikh bin Baaz mengatakan bahwa cara yang paling efektif dalam mengobati pengaruh sihir adalah dengan mengerahkan kemampuan untuk mengetahui tempat sihir, misalnya di tanah, gunung dan lain-lain. Dan bisa diketahui lalu diambil, maka lenyaplah sihir itu. Pengobatan sihir yang diharamkan adalah menyingkirkan sihir dengan sihir juga, ini sesuai dengan perkataan Rasul yang melarang keras seorang muslim pergi ke rumah dukun dan tukang sihir untuk meminta bantuan kepadanya. Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa mengeluarkan sihir dan memusnahkannya adalah pengobatan yang paling efektif, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw bahwasanya beliau memohon kepada Allah untuk dapat melakukan hal itu. Allah memberi petunjuk kepada beliau, sehingga beliau pernah mengeluarkan sihir dari sebuah sumur. 4. Hijamah Cara yang lainnya adalah dengan hijamah (berbekam) pada anggota tubuh yang terasa sakit akibat pengaruh sihir, karena sihir bisa berpengaruh pada tubuh, dan melemahkannya. 5. Obat-obatan Pengobatan sihir dapat juga dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang mubah (dibolehkan) seperti dengan memberi kurma #145;Ajwah kepada si penderita. Diriwayatkan dari Amir bin Sa#146;ad dari bapaknya bahwasanya Rasulullah saw bersabda,#147;Barangsiapa setiap pagi hari
RE: [media-dakwah] Aqiqah itu apa sih?
Wa'alaikumsalam wr.wb Berikut dari syariahonline, semoga bermanfaat... Pertanyaan: Assalamu'alaikum wr wb Ustad saya mau tanya. anak saya laki-laki, mau aqiqoh dengan 2 kambing. tetapi waktu dan tempat penyembelihan tidak bersamaan, bagaimana hukumnya? satu disembelih di JATENG(Keluarga Istri) dan satu lagi di Jogja (keluarga suami). demikian atas jawabannya. Syukron katsir. Wassalamu'alaikum wr wb Sur Hidayat Jawaban: Assalamu alaikum wr.wb. Saudara Sur Hidayat, akikah untuk anak laki-laki adalah dua kambing dan sebaliknya dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran. Namun, jika tidak bisa, maka bisa pada hari keempat belas,. Dan jika tidak bisa pula maka pada hari kedua puluh satu. Dengan demikian, pelaksanakaan akikah bisa dilakukan pada waktu-waktu tersebut, dan boleh pada dua tempat yang berbeda. Wallahu alam bi al-shawab. Wassalamu alaikum wr.wb. http://syariahonline.com/new_index.php/id/18/cn/19482 Rahmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb Mau Tanya juga nih, Bolehkah pemotongan hewan aqiqah untuk anak laki-laki ( 2 ekor ) dilakukan di dua tempat yang berbeda dalam tenggang waktu yang berbeda pula. Terimakasih Wassalam Rahmat _ From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Abu Zulfan Sent: Tuesday, March 06, 2007 10:14 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Aqiqah itu apa sih? Butuh Layanan Kambing/Domba Aqiqah? sms aja 0817274724/ 08157002839 / www.rumahzakat.org/ra Aqiqah itu apa sih? Pertanyaan: Ass. wr wb. Ustadz, mau tanya nih aqiqah itu apa sih? mohon dijelaskan terima kasih Styawan Jawaban: Assalamu alaikum wr.wb. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Saudara Setyawan, aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabîhah (sembelihan). Hukum aqiqah itu sendiri menurut kalangan Syafii dan Hambali adalah sunnah muakkadah. Sementara menurut kalangan Hanafi mubah dan menurut Maliki hanya bersifat anjuran. Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadis Nabi saw. Yang berbunyi, Anak tergadai dengan akikahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya) (HR al-Tirmidzi, hasan shahih). Wallahu a'lam bish-shawab. Wassalamu alaikum wr.wb. sumber : http://www.syariaho http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/18/cn/22673 nline.com/new_index.php/id/18/cn/22673 -- Dikirim oleh Rumah Aqiqah Rumah Aqiqah menjual Kambing untuk Kebutuhan Aqiqah putra/i Anda layanan kami : Dipotong,DibersihkanDiantar Tanpa Biaya Tambahan Layanan plus : Daging Aqiqah siap saji penyaluran ke lokasi-lokasi 'minus' Silahkan hubungi kami di : Jakarta : 021 707 444 16 Tangerang : 021 700 700 48 Surabaya : 031 70 01 Solo : 0271 700 3200 Medan : 061 778 1233 SMS : 081 7 274724/ 0815 700 2839 Terima Pesanan Lintas KOTA Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time with theYahoo! Search movie showtime shortcut. Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains. __ No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. http://mobile. http://mobile.yahoo.com/mail yahoo.com/mail [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] DOA UTK NON MUSLIM
Wa'alaikumsalam wr.wb. Berikut jawaban dari seorang ustadz di percikan-iman, semoga bermanfaat Mungkin yang lain yang lebih paham dapat mengkoreksi atau menambahkan? monggooo... Ustadz, kedua orang tua saya masih kafir (berbeda agama dengan saya). Apakah saya sebagai anak boleh mendoakan mereka? Mohon penjelasan. [EMAIL PROTECTED] Jawab : Doa artinya meminta atau memohon kepada Allah swt. dengan segala kerendahan hati. Keadaan orang kafir itu ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama orang kafirnya masih hidup dan kemungkinan kedua dia sudah meninggal. Kita diperbolehkan mendoakan orang kafir yang masih hidup agar diberi hidayah oleh Allah. Fakta historis menunjukkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendoakan Ummar bin Khattab ra. Agar bisa masuk Islam saat Ummar masih kafir. Rasulullah saw. pun mendoakan pamannya Abu Thalib agar masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa kita diperbolehkan mendoakan orang kafir yang masih hidup agar memeluk Islam. Jadi, kalau orang tua Anda masih hidup dan mereka berbeda agama dengan Anda alias masih kafir, Anda punya kesempatan untuk mendoakan agar mereka masuk Islam. Namun, kalau mereka (orang kafiir) itu sedah meninggal, kita diharamkan untuk mendoakannya walaupun mereka itu saudara dekat kita. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut. Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. (QS. At Taubah 9:113) Dan janganlah kamu sekali-kali menyakiti (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) dikuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At Taubah 9:84) Kesimpulannya, mendoakan orang kafir yang masih hidup agar mereka memeluk Islam tidaklah terlarang bahkan dianjurkan. Namun, kalau orang kafir itu sudah meninggal, haram hukumnya mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, sekalipun mereka itu adalah orang tua kita. Wallahu alam. http://www.percikan-iman.com/modules.php?name=Datanyaop=detail_atanyaid=100 Hasbiyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamualaikum Wr Wb, Pak A. Nizami/ Bu Suhana, dan bpk yang lain, Saya mau tanya diluar masalah ini. Yaitu tentang doa seorang anak muslimah (muallaf) yang mendoakan ayahnya yang sudah meninggal dan ayah tsbt non muslim.. Tolong kalau ada dalil al-Qur'an dan hadistnya.. Pertanyaannya, Bolehkah doa tersebut dipanjatkan? dan apakah doa tersebut sampai?... Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalam, HB A Nizami [EMAIL PROTECTED] 3/7/2007 2:15 PM Wa'alaikum salam wr wb, Sebelum menarik kesimpulan bayi anda ketempelan, ada baiknya anda perhatikan apakah bayi anda lapar/tidak. Ada penyakit yang dikenal sebagai colic/kolik. Setahu saya jika bayi lapar, maka dia akan menangis sebagai protes (menangis satu2nya alat komunikasi bagi dia). Setiap 1-2 jam sebaiknya bayi disusui. Meski dia tertidur, tapi tetap susui, nanti otomatis mulutnya bergerak sendiri. Soalnya istri saya pernah karena melihat bayinya tertidur, jadi tidak tega menyusui. Coba itu dijalankan dulu. Wassalam --- harry [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu alaikum wr.wb Kemarin baru kami sadari kalau sikap anak kami yang ke tiga (1.5 bulan) sikapnya rada aneh.kalau nangis langsung menjerit dan meronta-ronta...bahkan pernah malam hari tidak tidur. Tadinya kami pikir hal biasa, semalam saya bacakan ayat kursi sambil memegang kepalanya.nampak semakin berontak...dan tatapan mata agak liar. Yang ingin saya tanyakan, bagaimankah cara yang baik dan benar menghadapi bayi yang ketempelan...dan kapa kita mengetahui / tanda-tandanya makhluk gaib tersebut sudah tidak menempel Mohon bantuanya. Terima kasih Wassalam Harry Purnama [Non-text portions of this message have been removed] === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __ Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] DOA UTK NON MUSLIM
Wa'alaikumsalam wr.wb. Berikut jawaban dari seorang ustadz di percikan-iman, semoga bermanfaat Mungkin yang lain yang lebih paham dapat mengkoreksi atau menambahkan? monggooo... Ustadz, kedua orang tua saya masih kafir (berbeda agama dengan saya). Apakah saya sebagai anak boleh mendoakan mereka? Mohon penjelasan. [EMAIL PROTECTED] Jawab : Doa artinya meminta atau memohon kepada Allah swt. dengan segala kerendahan hati. Keadaan orang kafir itu ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama orang kafirnya masih hidup dan kemungkinan kedua dia sudah meninggal. Kita diperbolehkan mendoakan orang kafir yang masih hidup agar diberi hidayah oleh Allah. Fakta historis menunjukkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendoakan Ummar bin Khattab ra. Agar bisa masuk Islam saat Ummar masih kafir. Rasulullah saw. pun mendoakan pamannya Abu Thalib agar masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa kita diperbolehkan mendoakan orang kafir yang masih hidup agar memeluk Islam. Jadi, kalau orang tua Anda masih hidup dan mereka berbeda agama dengan Anda alias masih kafir, Anda punya kesempatan untuk mendoakan agar mereka masuk Islam. Namun, kalau mereka (orang kafiir) itu sedah meninggal, kita diharamkan untuk mendoakannya walaupun mereka itu saudara dekat kita. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut. Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. (QS. At Taubah 9:113) Dan janganlah kamu sekali-kali menyakiti (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) dikuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At Taubah 9:84) Kesimpulannya, mendoakan orang kafir yang masih hidup agar mereka memeluk Islam tidaklah terlarang bahkan dianjurkan. Namun, kalau orang kafir itu sudah meninggal, haram hukumnya mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, sekalipun mereka itu adalah orang tua kita. Wallahu alam. http://www.percikan-iman.com/modules.php?name=Datanyaop=detail_atanyaid=100 Hasbiyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamualaikum Wr Wb, Pak A. Nizami/ Bu Suhana, dan bpk yang lain, Saya mau tanya diluar masalah ini. Yaitu tentang doa seorang anak muslimah (muallaf) yang mendoakan ayahnya yang sudah meninggal dan ayah tsbt non muslim.. Tolong kalau ada dalil al-Qur'an dan hadistnya.. Pertanyaannya, Bolehkah doa tersebut dipanjatkan? dan apakah doa tersebut sampai?... Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalam, HB A Nizami [EMAIL PROTECTED] 3/7/2007 2:15 PM Wa'alaikum salam wr wb, Sebelum menarik kesimpulan bayi anda ketempelan, ada baiknya anda perhatikan apakah bayi anda lapar/tidak. Ada penyakit yang dikenal sebagai colic/kolik. Setahu saya jika bayi lapar, maka dia akan menangis sebagai protes (menangis satu2nya alat komunikasi bagi dia). Setiap 1-2 jam sebaiknya bayi disusui. Meski dia tertidur, tapi tetap susui, nanti otomatis mulutnya bergerak sendiri. Soalnya istri saya pernah karena melihat bayinya tertidur, jadi tidak tega menyusui. Coba itu dijalankan dulu. Wassalam --- harry [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu alaikum wr.wb Kemarin baru kami sadari kalau sikap anak kami yang ke tiga (1.5 bulan) sikapnya rada aneh.kalau nangis langsung menjerit dan meronta-ronta...bahkan pernah malam hari tidak tidur. Tadinya kami pikir hal biasa, semalam saya bacakan ayat kursi sambil memegang kepalanya.nampak semakin berontak...dan tatapan mata agak liar. Yang ingin saya tanyakan, bagaimankah cara yang baik dan benar menghadapi bayi yang ketempelan...dan kapa kita mengetahui / tanda-tandanya makhluk gaib tersebut sudah tidak menempel Mohon bantuanya. Terima kasih Wassalam Harry Purnama [Non-text portions of this message have been removed] === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __ Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html - Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Hikmah di Balik Beriman kepada Takdir
Assalamu'alaikum wr.wb. Dari milis sebelah... Hikmah di Balik Beriman kepada Takdir Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tiada (pula suatu bencana) menimpa dirimu kecuali telah tertulis di dalam kitab (al-Lauh al-Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu tidak merasa bangga dengan apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Al-Hadiid: 22--23). Beriman kepada qadar baik dan buruk adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap mukmin. Itu merupakan awal dari tawakal kepada Allah dalam segala usaha yang dilakukannya. Dengan iman pada qadar setiap mukmin akan optimis dan selalu optimis dalam segala tindak tanduk dan perbuatan serta usahanya. Karena setelah ia mencurahkan segala kemampuan yang ada padanya, ia akan bertawakkal kepada Allah semata dalam hasil yang akan dicapainya. Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui. Dia tidak melakukan dan menetapkan sesuatu pada hamba-Nya kecuali ada hikmahnya. Lagi pula Dialah yang mengetahui apa yang baik dan buruk bagi hamba-Nya. Dengan modal iman akan qadar baik dan buruk, dan bahwa semua itu telah ditulis di al-Lauh al-Mahfuzh, seorang mu'min akan siap jiwa raga menerima apa pun hasil yang diraih, apa pun yang menimpanya. Jika buruk yang dicapai, atau musibah yang menimpa, itu tidak akan membuatnya sedih dan larut dalam kesedihan dan duka lara. Jika ia tidak mencapai apa yang diinginkannya walau pun sudah mengerahkan segala daya upaya, ia tidak akan berkecil hati karenanya. Ia tahu bahwa apa yang disukainya belum tentu baik baginya, dan apa yang dibencinya belum tentu buruk baginya. Sebaliknya, jika kesuksesan dan keberhasilan serta untung yang diraihnya, ia tidak serta merta merasa bahwa itu semua merupakan hasil jerih payahnya semata. Ia sadar bahwa semua itu adalah karunia Allah semata. Ia tidak akan menyombongkan dirinya dengan segala keberhasilan itu. Tentunya dengan menyadari ini semua ia tidak akan kikir atau pelit dalam berbagi dengan sesama sebagian dari keberhasilan dan keuntungan yang diraihnya. Jika iman akan qadar baik dan buruknya kurang mantap, hal itu akan membawa dampak negatif pada seseorang dalam menyikapi segala yang terjadi dalam kehidupan dunia ini. Apabila buruk yang diraih dan menimpanya ia akan larut dalam kesedihan dan kepesimisan. Bahkan akan mudah tumbuh subur di hatinya rasa dengki dan iri terhadap orang lain yang berhasil. Namun jika keberhasilan dan kesuksesan yang diraihnya, secara perlahan akan tumbuh rasa bangga dan sombong dalam jiwanya, karena merasa bahwa apa yang diraihnya adalah hasil usahanya semata. Akibatnya ia akan membanggakan diri pada orang lain, kikir dan pelit untuk berbagi, kecuali ada tujuan tertentu. Itulah sifat si Qarun, yang dulunya miskin, kemudian menjadi kaya raya setelah Allah mengabulkan doa nabi Musa 'Alaihissalaam untuk si Qarun. Kekayaannya melimpah ruah, sampai-sampai kunci gudang-gudang penyimpanan hartanya tidak mampu diangkat oleh beberapa orang yang kuat. Tetapi, rupanya dia tidak tahu diri dan tidak mau bersyukur. Dia malah membanggakan dirinya bahwa apa yang dimilikinya adalah karena kepintarannya. Dia lupa bagaimana dia dulu merengek-rengek kepada nabi Musa 'Alaihissalaam agar didoakan supaya Allah memberinya kekayaan. Dia kikir dan pelit luar biasa, karena baginya ia tidak perlu berbagi dengan orang-orang miskin yang bodoh menurutnya. Akhirnya, Allah menenggelamkan si Qarun dan seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi tanpa ada yang tersisa. Itulah salah satu contoh orang congkak akan segala nikmat yang diraihnya. Ia tidak menyadari bahwa baik dan buruk merupakan qadar yang sudah Allah tetapkan di al-Lauh al-Mahfuzh, dan bahwa semua itu adalah ujian baginya. Kalaulah seseorang menyadari hal yang demikian, ia akan sadar bahwa ia tidak punya alasan untuk menyombongkan diri atas orang lain, apalagi di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Wallahu a'lam. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia Wassalamualaikum wr wb, Sandy P Utomo QE Dept. - Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] tanya asuransi
Wa'alaikumsalam wr.wb. Sebagai penjelasan pendahuluan, mungkin bisa dipelajari lebih dulu pendapat salah seorang ustadz dari syariahonline.com berikut ini Semoga bermanfaat... Asuransi dalam pandangan islam Pertanyaan: Assalamualaikum wr. wb Saya mau bertanya tentang hukum asuransi di dalam islam semisal asuransi bea siswa pendidikan atau yang lainnya Terima kasih Edi Jawaban: Assalamu alaikum Wr. Wb. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua Definisi asuransi adalah sebuah akad yang mengharuskan perusahaan asuransi (muammin) untuk memberikan kepada nasabah/klien-nya (muamman) sejumlah harta sebagai konsekuensi dari pada akad itu, baik itu berbentuk imbalan, Gaji, atau ganti rugi barang dalam bentuk apapun ketika terjadi bencana maupun kecelakaan atau terbuktinya sebuah bahaya sebagaimana tertera dalam akad (transaksi), sebagai imbalan uang (premi) yang dibayarkan secara rutin dan berkala atau secara kontan dari klien/nasabah tersebut (muamman) kepada perusahaan asuransi (muammin) di saat hidupnya. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan salah satu cara pembayaran ganti rugi kepada pihak yang mengalami musibah, yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta asuransi. Beberapa istilah asuransi yang digunakan antara lain: A. Tertanggung, yaitu anda atau badan hukum yang memiliki atau berkepentingan atas harta benda B. Penanggung, dalam hal ini Perusahaan Asuransi, merupakan pihak yang menerima premi asuransi dari Tertanggung dan menanggung risiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda yang diasuransikan ASURANSI KONVENSIONAL A. Ciri-ciri Asuransi konvensional Ada beberapa ciri yang dimiliki asuransi konvensional, diantaranya adalah: 1. Akad asuransii konvensianal adalah akad mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak, pihak penanggung dan pihak tertanggung. Kedua kewajiban ini adalah kewajiban tertanggung menbayar primi-premi asuransi dan kewajiban penanggung membayar uang asuransi jika terjadi peristiwa yang diasuransikan. 2. Akad asuransi ini adalah akad muawadhah, yaitu akad yang didalamnya kedua orang yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya. 3. Akad asuransi ini adalah akad gharar karena masing-masing dari kedua belah pihak penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang ia berikan dan jumlah yang dia ambil. 4. Akad asuransi ini adalah akad idzan (penundukan) pihak yang kuat adalah perusahan asuransi karena dialah yang menentukan syarat-syarat yang tidak dimiliki tertanggung, B. Asuransi dalam Sudut Pandang Hukum Islam Mengingat masalah asuransi ini sudah memasyarakat di Indonesia dan diperkirakan ummat Islam banyak terlibat di dalamnya, maka permasalahan tersebut perlu juga ditinjau dari sudut pandang agama Islam. Di kalangan ummat Islam ada anggapan bahwa asuransi itu tidak Islami. Orang yang melakukan asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari rahmat Allah. Allah-lah yang menentukan segala-segalanya dan memberikan rezeki kepada makhluk-Nya, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. (Q. S. Hud: 6) Dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)??? (Q. S. An-Naml: 64) Dan kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-keprluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (Q. S. Al-Hijr: 20) Dari ketiga ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah sebenarnya telah menyiapkan segala-galanya untuk keperluan semua makhluk-Nya, termasuk manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah telah menyiapkan bahan mentah, bukan bahan matang. Manusia masih perlu mengolahnya, mencarinya dan mengikhtiarkannya. Melibatkan diri ke dalam asuransi ini, adalah merupakan salah satu ikhtiar untuk menghadapi masa depan dan masa tua. Namun karena masalah asuransi ini tidak dijelaskan secara tegas dalam nash, maka masalahnya dipandang sebagai masalah ijtihadi, yaitu masalah yang mungkin masih diperdebatkan dan tentunya perbedaan pendapat sukar dihindari. Ada beberapa pandangan atau pendapat mengenai asuransi ditinjau dari fiqh Islam. Yang paling mengemuka perbedaan tersebut terbagi tiga, yaitu: I. Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, temasuk asuransi jiwa Pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil al-Muthi (mufti Mesir). Alasan-alasan yang mereka kemukakan ialah: - Asuransi sama dengan judi - Asuransi mengandung ungur-unsur tidak pasti. - Asuransi mengandung unsur riba/renten. - Asurnsi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis, apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, akan hilang premi yang sudah dibayar atau di kurangi. - Premi-premi yang
[media-dakwah] Istinthaq
Assalamu'alaikum wr.wb. Sekedar ingin berdiskusi aku pernah baca salah satu pendapat ustadz dari syariahonline, untuk mengusir gangguan setan atau sihir salah satunya adalah dengan metode Istinthaq, yaitu mengajak bicara setan yang ada di dalam tubuh orang yang terkena sihir. Apakah metode tersebut memang benar2 dapat dilakukan?? apakah kita memang bisa berdialog dengan setan, jin atau sebangsanya?? adakah dalil yang melandasinya?? Mohon pencerahannya... - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Saatnya Kembali Kepada ALLAH
Saatnya Kembali Kepada Allah SWT Oleh: Ulis Tofa, Lc Rasanya Indonesia tidak lepas didera berbagai bencana, sampai hari ini, silih berganti. Belum selesai penanganan musibah yang satu, muncul baru musibah yang sebelumnya tidak pernah kita duga. Sebagaimana dalam iklan banner dakwatuna kita, begitu banyak contoh musibah tersebut. Hakekat Musibah Sudah menjadi sunnatullah, bahwa manusia di muka bumi pasti diuji dengan berbagai hal. Diuji dengan sesuatu yang menyenangkan atau sebaliknya sesuatu yang tidak disukai. Sesuatu yang tidak disukai beragam macamnya. Rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta dan jiwa, bahkan hal yang berharga lainnya. Allah swt. telah menyatakan hal demikian dalam firman-Nya QS. Al Baqarah: 155-157 Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Rasa takut selalu menyertai kehidupan manusia. Misalnya, ketika ia masih duduk dibangku belajar, takut tidak lulus. Sudah lulus, takut tidak mendapatkan pekerjaan. Sudah bekerja takut tidak cukup gajinya. Sudah cukup, masih khawatir untuk menikah. Sudah menikah takut tidak punya anak. Sudah punya anak takut anaknya bandel, dan seterusnya setiap kita memiliki rasa takut itu. Yang lain, kelaparan. Hari-hari ini kita menyaksikan kemiskinan dipertontonkan oleh media massa. Banyak saudara-saudara kita yang antri ingin membeli beras dari operasi pasar pemerintah. Ada saudara kita yang makan nasi jagung, tidak sedikit makan nasi aking, bahkan dimasa paceklik banyak yang tidak makan. Kekurangan harta dan jiwa. Ketika banjir melanda Jabodetabek, dan Jakarta kelep, selain rasa takut menggelayuti warga, juga kehilangan harta bahkan jiwa. Tidak terhitung jumlah kerugian, baik fisik maupun kegiatan ekonomi yang mandek. Banyak yang meninggal dunia, karena tersengat listrik, keseret air, atau kedinginan dan tidak mendapatkan makanan. Rasanya Indonesia tidak lepas didera berbagai bencana, sampai hari ini, silih berganti. Belum selesai penanganan musibah yang satu, muncul baru musibah yang sebelumnya tidak pernah kita duga. Sebagaimana dalam iklan banner dakwatuna kita, begitu banyak contoh musibah tersebut. Yang lebih penting, adalah sikap introspeksi masyarakat Indonesia, lebih lagi pemerintahnya. Ada apa ini?. Apakah ini semata-mata teguran Allah swt., karena kicintaan-Nya terhadap bangsa ini yang sudah terlalu lama melupakan-Nya?. Atau karena musibah itu ternyata akibat dari ulah tangan-tangan jahil manusia?. Yah, Allah swt menegur manusia dengan adanya musibah itu, benar. Dan ternyata berbagai bencana itu akibat ulah tangan manusia juga benar. Bahkan Walhi sebuah LSM yang perhatian terhadap masalah lingkungan hidup mencatat ada sekitar 145 musibah menimpa bangsa ini selama kurun tahun 2006, namun dari banyaknya peristiwa itu ternyata 135 musibah itu disebabkan karena ulah manusia. Sehingga benar informasi Allah swt dalam firman-Nya QS. Ar Rum: 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ketika sebagian besar musibah akibat dari ulah tangan manusia, semestinya pertama kali yang harus mereka sikapi adalah merasa bersalah, meminta maaf dan memperbaikinya. Namun kalau kita dengar pernyataan dari pemimpin kita, mereka mengatakan ini hanya gejala alam saja, tidak ada kaitannya dengan kesalahan kepemimpinan mereka, juga tidak mengaitkan dengan kekuatan Allah swt. Introspeksi Diri Sejarah mengajarkan kepada kita, bahwa para sahabat radhiyallahu anhum ketika mengalami musibah, kekalahan dalam pertempuran, atau yang lainnya, seketika itu mereka sadar, boleh jadi ada saham kesalahan yang mereka lakukan. Ketika mereka mengalami kekalahan dalam perang Uhud misalkan, mereka langsung mengevaluasi, memperbaiki diri dan mempersiapkan kemenangan. Sikap mereka ini direkam Allah swt. dalam QS. Ali Imran: 147 Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Langkah strategis pertama mensikapi musibah adalah menyadari kesalahan diri. Ighfirlanaa dzunubanaa. Tidak terbayang sebelumnya, bahwa air banjir masuk sampai ke kamar tidur kita, menenggelamkan semua isi di dalamnya. Ketika
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Wa'alaikumsalam wr.wb. Yup, aku lebih setuju dengan pendapat yang ini... sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita bisa berdakwah di mana saja... Mungkin awalnya kita bisa memperlihatkan kepada mereka (atheis maupun kafir) bagaimana sejatinya seorang muslim. Bekerja dengan kejujuran, bergaul dengan batas2 kesopanan menurut syar'i. Bukankah tingkah laku kita yang baik (sesuai dengan ajaran Islam) merupakan salah satu bagian dari dakwah? Menurutku kembali lagi ke niat awal, ketika kita memutuskan untuk menimba ilmu atau mencari nafkah di negara yang mayoritas penduduknya kafir adalah bukan semata2 untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi tujuan utamanya adalah berdakwah, menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu adalah Rahmatan lil'alamin... cahyo nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamualaikum wr.wb. sekedar bertanya lagi dan bukan bermaksud untuk mengingkari hadits Rasulullah SAW, bagaimana kita bisa berdakwah ato mengajak orang kafir untuk masuk ke dalam Islam, klo kita sendiri gak memperkenalkannya pada mereka? kebetulan, saya sendiri memang dapet beasiswa ke negara kafir, yang penduduknya 50% atheis. dan ketika saya solat jumat bersama orang2 muslim dari negara lainnya, saya melihat orang jepang ikut solat. saya emang belum banyak ngobrol dengan dia, tapi hanya berasumsi bahwa dia mengenal Islam pun tentunya dari seorang muslim yang datang ke negaranya (yang jelas sih, Jepang negara kafir). kemudian, saya sendiri agak awam dengan sejarah, tapi seandainya dahulu para pedagang gujarat dan persia (?) tidak datang ke indonesia (yang dulu tentunya juga negara kafir), apakah mungkin kita akan menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar? apakah ini harusnya, tantangan umat Islam dunia, untuk lebih aktif berdakwah (saya baru sekedar orang menjalankan ajaran Islam, belum dalam taraf berani untuk mengajarkan) di negeri yang belum mengenal Islam? mohon maaf apabila kurang berkenan. wassalamualaikum wr.wb. -cahyo, yang mencintai islam dan pengen cari beasiswa ke saudi- suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaikum salam wr.wb hmm..sebelumnya aku nda menganjurkan ataupun melarang dengan komentarku ini ya..:)kalaupun nantinya kamu ingin mengikuti ataupun kamu ingin mengabaikannya, itu karena keputusanmu sendiri ya.. menurut pemahamanku akan hadist tsb adalah Rasul tidak menjamin keimanan seseorang yg tinggal dan bertempat tinggal di negara kafir yaitu keimanan seseorang tsb bisa saja terlepas dari akidah ataupun tetap dalam keimanan dan dalam akidah islam. dan itu semua tergantung dari seberapa kuat keimanan dan akidah seseorang tsb yg berada di negara kafir dalam melihat kenyataan, di sekelilingnya orang2 yg sebenarnya ingkar terhadap Allah dalam berbuat dan bertingkah laku dikehidupan sehari-hari. (ukur diri seberapa kuatkah kita??) hmm..sebatas mana kita boleh tinggal dinegara kafir??mungkin sebatas keperluan yg terlanjur mengadakan hubungan diplomatik dengan mereka. dengan syarat dan yakin kita mampu menjaga diri dan keimanan kita. but..kalau urusan mencari nafkah di negera kafir, bagiku pribadi tidak akan pernah aku lakukan:)karena 1. masih banyak negara2 muslim yg kaya, dan mampu menghargai pekerjaan kita dengan harga yg tinggi. 2. hasil kerjaan kita pun secara tidak langsung membantu kemajuan negara muslim sendiri secara ekonomi, sosial maupun politik. dan kalau dibalik andai kita bekerja di negara kafir, maka secara tidak langsungpun kita membantu kemajuan negara tsb.:) 3. gaji yg kita terima dari negara muslim, insya Allah perputarannya dari mana uang itu berasal hingga sampai ke tangan kita, jelas. Tapi perputaran uang yg kita terima dari negara kafir, wallahu a'lam:) 4. keadaan lingkungan sekitar negara orang muslim, insya Allah masih dengan jelas kita bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah menurut ukuran islam, tapi di negara kafir, mungkin kita akan melihat sesuatu yg tidak benar menjadi benar, karena semua orang melakukan ketidak benaran itu dan menjadi suatu yg wajar.:) dll, dlsbnya. intinya, kalau masih ada negara2 muslim yg kaya dan bisa memberikan gaji besar kepada kita, mengapa kita harus bekerja di negara kafir?? atau jika masih ada negara2 muslim yg membutuhkan tenaga kita untuk membantu kemajuan negara muslim itu sendiri, buat apa kita mengerahkan seluruh kemampuan kita untuk memajukan negara kafir??? hmm..andai aku terlanjur bekerja di negara kafir (jangan pernah ya Rabb) mungkin yg akan aku lakukan adalah : 1.terus belajar dan memperkuat keimananku akan islam (dapat satu ilmu, lalu amalkan agar tidak lupa) dengan catatan, kalau masih ada orang yg searah dan setujuan untuk sharring. phuaaa...cap.. 2. inisiatif menciptakan lingkungan pergaulan yg islami dengan cara berkumpul dengan komunitas orang muslim dan membuat satu kegiatan dalam mengkaji
[media-dakwah] Cinta di Hari Tua
Cinta di Hari Tua 5 Mar 07 06:52 WIB Oleh Sakti Wibowo Saat itu saya dalam perjalanan pulang kampung. Karena trayek bis hanya sampai kota Ngadirojo, sebuah kota kecil sekitar dua puluh kilo dari tempat tinggal saya, saya harus nyambung angkutan lokal dari Ngadirojo ke Baturetno. Matahari belum sempurna terbit saat saya memutuskan memilih sebuah minibus, berbaur dengan para pedagang kerupuk, serabi, tempe, bahkan kambing dan ayam. Untuk kambing, jelas tempatnya terpisah, ditempatkan di bagasi. Sementara, beberapa keranjang berisi ayam yang tak berhenti berkeciap berikut bau kotorannya yang memengapkan ruangan minibus, tumpang tindih dengan kardus-kardus berisi kerupuk dan makanan ringan lainnya, menjejali pintu utama. Setelah minibus berjalan sekitar lima belas menit, dua orang penumpang naik. Seorang nenek tua yang terlihat sedang sakit, berjalan dengan menggunakan tongkat bambu wulung yang dipotong seadanya. Melihat warna mengilap di bagian pegangan tongkat, saya menyimpulkan bahwa tongkat itu telah cukup lama dipakai sehingga meninggalkan bekas yang khas. Seorang kakek di belakangnya. Tak kalah renta. Saya menaksir usianya sekitar awal delapan puluhan. Minibus penuh sesak. Tak ada bangku kosong. Sang nenek tertatih-tatih saat menaiki minibus. Bahkan, sang kondektur harus mengangkatnya dengan susah payah, sementara si kakek menyusul di belakangnya, membantu sang kondekturkendati saya yakin, bantuan tenaga si kakek tidak berpengaruh apa-apa, malah mungkin justru merepotkan. Saya tawarkan tempat duduk saya kepada si nenek, namun ia ragu-ragu. Hanya senyumansaya merasa senyum ini begitu sedap dan ikhlasyang dihadiahkannya. Saya mencoba meyakinkannya. Silakan, Mbah! Saya nggak apa-apa, kok, berdiri. Masih dengan ragu-ragu, si nenek kemudian bercerita bahwa ia hendak periksa ke Dokter X, seorang dokter yang cukup terkenal di Baturetno. Ketika sekali lagi saya menawarkan bangku dengan bergegas berdiri, ia menatap kedua kakinya yang terlihat kaku. Saya tidak bisa duduk, katanya. Boleh untuk si Mbah saja? ia menunjuk sang kakek. Tentu saja, saya mengangguk, mempersilakan duduk sang kakek. Dan, setelah itu, yang saya lihat adalah hal yang sungguh dramatis. Sang nenek, karena kedua kakinya tidak bisa ditekuk, ternyata memang benar tidak bisa duduk dengan wajar. Suaminyalah yang duduk, dan setengah memangku isterinya itu dengan penuh kasih. Sebelah tangan renta keriputnyayang tak bisa menyembunyikan gemetarberpegangan pada sandaran bangku, sedangkan sebelah lagi melingkar di tubuh renta isterinya. Sedangkan sang nenek, berpegangan pada pundak lelakinya. Saya tak tahu pasti apa yang lintas dalam pikiran masing-masing. Yang saya lihat hanyalah kesempurnaan cinta seorang manusia. Saya begitu terharu dan merasa tak akan mampu menaksir kedalaman cinta keduanya. Cinta yang bertahan hingga di usia senja. Saya hanya sanggup mereka-reka dialog seperti apa yang layak untuk adegan semenakjubkan ini. Begini: Si lelaki, dengan bahu kokoh dan lengannya yang perkasa, menawarkan rasa aman kepada isterinya. Tenanglah, Sayang, tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi. Kau akan aman berada di sampingku. Sementara si wanita, dengan kepasrahan seorang isteri, menyandarkan kepalanya di dada bidang itu, Bawalah aku ke mana kau pergi, Kekasih! Sebab aku tahu, kaulah waliku di akhirat nanti. Bawalah, dan aku akan serta. Tak peduli sakit ini. Tak usah khawatir, sebab aku tak mengeluhkannya. Bukankah kita hanya semata berusaha mencari kesembuhan-Nya? * * Saya masih melihatdan tak ingin melewatkannyasaat sang kakek menuntun isterinya menyeberang jalan. Ya, sementara banyak pasangan yang cintanya meredup saat memasuki usia kepala lima, atau malah jauh sebelumnya. Saya teringat bagaimana banyak pasangan, di hari tuanya memilih hidup terpisah. Bukan bercerai. Sang ibu mengikut tinggal di rumah anaknya, sedang si kakek di rumah anaknya yang lain. Kalaupun ada yang lebih harmonis dari itu, tetap saja saya akan begitu sulit mendapatkan sepasang kakek-nenek membahasakan cinta dengan begitu romantis. Sayang, saya lupa tidak menanyakan nama keduanya. [EMAIL PROTECTED] Com http://www.eramuslim.com/atk/oim/45e93ada.htm - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Allah Selalu Ada, Yakinlah!
Allah Selalu Ada, Yakinlah! 26 Peb 07 07:18 WIB Oleh Bayu Gawtama Entah kenapa saya ingin sharing cerita ini. Tiada maksud lain kecuali berbagi pengalaman yang membuat saya semakin yakin, bahwa Allah senantiasa ada disaat kita membutuhkan kehadiran-Nya. Sekali lagi yang ingin saya tegaskan, Allah selalu hadir jika kita membutuhkannya, meski sesungguhnya Allah tidak pernah ke mana-mana dan senantiasa di dekat kita. Hanya saja, seringkali kita mengabaikan keberadaannya, atau bahkan sedang 'tidak' membutuhkan-Nya. Pekan kedua di bulan Februari ini, saya mengalami banyak hal yang cukup menguras pikiran. Ini bukan soal handphone yang hilang, lebih dari itu. Ibu saya sakit dan butuh biaya yang tidak sedikit. Di pihak lain, Ayah (mertua) saya masuk rumah sakit, dirawat dan sudah tentu membutuhkan biaya. Memang tidak hanya saya, anak yang harus menanggung semua biaya tersebut dan biasanya memang tidak demikian. Hanya saja, -saya yakin ini skenario Allah- adik-adik saya, dan juga adik-adik isteri, untuk kali ini tidak bisa maksimal membantu seperti biasanya. Jadilah, sebagian besar biaya itu harus diselesaikan oleh saya. Saya mencoba tenang untuk mengatasinya. Insya Allah ada, jawaban saya untuk isteri yang bertanya, Abang punya uang? Alhamdulillah uang di tabungan sudah dikirim untuk membeli obat ibu. Kini giliran mengupayakan uang untuk biaya rumah sakit Ayah. Di pekan kedua Februari itu, mulai bingung memutar otak dari mana mencari uang, padahal tiga hari lalu Ayah sudah boleh pulang. Saya pun teringat satu hal yang membuat optimis bisa mengatasi semua ini. Bulan Februari adalah bulan pembayaran royalti buku saya. Semoga penerbit tidak telat mentransfernya ya Allah, doa saya. Senin sore pekan kedua itu, mampir ke ATM untuk cek saldo. Mengernyit dahi ini, melihat saldo tidak bertambah. Berarti belum ada transferan royalti. Saya pun pulang dengan lesu. Dua hari lagi Ayah pulang, uang belum di tangan. Esok malamnya, saya berniat kembali ke ATM, lagi-lagi untuk cek saldo. Sebelumnya, mampir dulu membeli martabak pesanan si kecil. Pada saat menunggu pesanan, tiba-tiba seseorang mencolek lengan saya, kasihan pak, minta uang pak... rupanya seorang nenek pengemis. Ada tinggal satu lembar uang di kantong, karena sebelumnya sudah saya bayarkan ke tukang martabak. bismillaaah... yang selembar itulah yang saya berikan ke pengemis tua itu. Sedetik kemudian, meluncurlah sebaris doa, dimudahkan urusannya, dilancarkan rezekinya, dipanjangkan umurnya... Tidak menunggu aba-aba, saya segera mengaminkan doa pengemis tua itu. Memang, doa seperti itu yang saya harapkan. Secepat mungkin saya mengaminkan doa itu, berharap Allah benar-benar memudahkan segala urusan yang tengah merumitkan pikiran ini. Setelah membeli martabak, mampir lah saya ke ATM untuk cek saldo. Semoga sudah ada, harap saya. Malang niang nasib lelaki ini. Baru saja memasukkan kartu ATM, rupanya mesin ATM-nya error. Kartu langsung 'tertelan', sedang hari sudah malam. Tidak bisa complain terhadap petugas bank atau lainnya. Saya mencoba membenahi hati, terima kasih Allah telah melatih kesabaran buat hamba ujar saya dalam hati. Esoknya, tepat di hari Ayah akan pulang dari rumah sakit. Saya kembali ke Bank tempat kartu ATM saya 'tertelan' untuk mengurusnya. Tak lebih dari lima belas menit, urusan pun selesai. Saat itulah saya menuju ATM lagi, dan Subhanallah, terima kasih ya Allah... saya bersyukur habis-habisan. Sejumlah uang yang saya butuhkan untuk biaya rumah sakit nampaknya bukan lagi masalah. Terima kasih Allah, atas pelajaran berharga di pekan kedua Februari itu. Allah, memang selalu hadir disaat kita memang membutuhkan-Nya. Walau saya pun tahu, andai kita mengabaikan-Nya pun, Dia selalu ada. (gaw) http://www.eramuslim.com/atc/oim/45dec79d.htm - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Info buat yang berniat wirausaha...
Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuh, Bismillahirrohmanir ohim ; Akhi dan Ukhti pembaca mailist Tauziyah semoga anda semua dalam keadaan sehat wal'afiat tidak kurang suatu apa. Kami dari Team Moderator ingin menyampaikan sebuah pengumuman. Berhubungan dengan keadaan ekonomi dalam negeri yang masih carut- marut dan ini berdampak pada menurunnya produktifitas nasional dan secara mikro kita melihat banyaknya PHK dan banyaknya pengangguran, sehingga hal ini memerlukan uluran tangan siapa saja untuk mengulurkan membantu membangun ekonomi secara mandiri - khusnya kita umat Islam. Nasib kita tidak akan berubah bila kita sendiri tidak merubahnya - demikian pesan Qur'an yang sangat jelas. Dalam rangka memberdayakan ekonomi umat, kami dari moderator TAUZIYAH ingin mengadakan pelatihan kepada umat Islam dimana saja untuk mengikuti pelatihan Budidaya dan Pengembangan Ikan Patin (Gelombang 2) - yang ini semua dimaksudkan untuk mengembangkan ekonomi umat Islam. Sehingga bagi pembaca yang saat ini berkeinginan mengikuti pelatihan dalam rangka alih profesi, atau dalam rangka ingin mengembangkan usaha, atau dalam rangka mengisi waktu luang atau bagi yang menganggur ingin suatu pekerjaan wirausaha, maka pelatihan ini sangat cocok di ikuti. Pelatihan akan dilaksanakan non-stop selama kira-kira 10 - 15 hr tergantung waktu, dimulai pelatihan di kelas tgl : 8 Maret 2007 s/d tgl : 17 Maret 2007 atau jika dimungkinkan akan dilanjutkan sampai tgl : 23 Maret 2007. Tempat pelatihan di daerah SUBANG - jawa barat. Biaya pelatihan (gelombang 2) sebesar Rp 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) per-orang ini sudah termasuk : makan dan penginapan selama 10 hari (sederhana) - namun belum termasuk ongkos perjalanan ke subang. +/- 25 Km timur Purwakarta. Bila memungkinkan waktu pelatihan akan ditambah 5 hari tanpa tambahan biaya. Waktu dan jumlah peserta sangat terbatas dibuka mulai hari ini - dan ditutup tgl : 28 Pebruari 2007. Bagi yang berminat silahkan kirimkan data kepada Team Moderator Tauziyah a.l : (Nama, Alamat, Pendidikan, Umur, Pekerjaan Saat Ini, No Telp yang bisa dihubungi, Alasan mengikuti pelatihan) dan mohon di fax ke nomor : (021) 847- 8966 - Selanjutnya team moderator tauziyah nanti yang akan menghubungi anda. Catatan : bila peserta berlebih, maka kami akan ambil sesuai dengan urutan awal pendaftar yang masuk melalui fax. Sekali lagi tempat sangat terbatas. Terima kasih - Subhaanaka- lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika... wassalamu'alaikum warohmatulloohi wabarokatuh. Moderator - Tauziyah - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Maafkan Aku, Ayah dan Ibu
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu 22 Peb 07 05:45 WIB Oleh Rudi Setiawan Ayah, Ibu, maafkan Aku, ini sudah kodrat Ku. Aku lahir kedunia belum cukup pada waktunya Delapan bulan 2 hari, tepat pada tanggal 3 Oktober 2006, jam 11, 45 dengan bantuan operasi di RS Permata Ibu. Bahagia sekali rasaya, ketika pisau bedah menyentuh kulit plasenta yang membungkusku. Bahagia sekali rasaya aku akan berkumpul dengan keluargaku. Tapi takdir berbicara lain Allah punya rencana lain nafasku, !!! Kondisi nafasku tidak seperti yang lain. Aku harus hidup, aku harus hidup, aku ingin berkumpul dengan keluargaku. Tidak lama kemudian aku mendengar suara azan di telingaku. Aku berfikir inikah Orang tuaku, inikah ayahku yang bahagia melihatku dan mengumandanka azan di telingaku. Tapi apa daya RS di mana tempatku dirawat tidak mempunyai alat yang akan menolongku.Aku dipindah kan RS Sentra Medika untuk mendapat bantuan agar nafasku bisa sempurna. Satu hari, dua hari keadaanku sedikit membaik, aku bisa menagis, aku bisa merasakan sentuhan tangan ayahku ketika dia tahu aku sudah bisa menangis. Aku juga mendengar dia berkata, anakku, kamu harus kuat, kamu harus hidup. Ini ayah. Dan terlihat jelas air mata kebahagiaan mengucur dari matanya. Tapi, dengan alasan terlalu jauh aku dipindahkan lagi ke RS Fatmawati pada tanggal 5 Oktober 2006 oleh ayahku. Aku dipindahkan dengan ambulan. Di dalam hatiku. Aku bertanya. Ayah mau dibawa ke mana aku, Ayah apa aku ingin bertemu Ibu. Setelah sampai aku sadar bahwa aku masih belum sempurna, bahwa aku masih harus berjuang untuk menyempurnakan diriku. Satu hari aku di sini, terasa badanku lemas sekali. Aku susah sekali bernafas. Ayah, aku harus hidup. Hari kedua aku di sini, diruang kecil yang penuh dengan selang kondisi tubuhku semakin menurun. Orang yang ada disekelilingku, dengan kemampuanya sebagai seorang perawat dan Dokter berusaha untuk menolongku. Banyak sudah benda-benda yang masuk ke tubuhku. Di saat tidak ada kepastian yang terjadi pada diriku aku mendengar langkah lemas menghampiriku jauh bukan di dekatku. Dia melihatku, dia memandangku, dari kejauhan. Tapi aku dapat mendengar, dia menangis, dan dia berkata, nak ini ibu, ingin sekali ibu memeluk dan menciumu. Ingin sekali ibu memberimu susu. Tapi ibu tidak bisa, ibu hanya berharap kamu harus kuat, ibu hanya berharap kamu harus hidup. Ibu, ibu aku berteriak, tapi dia tidak mendengar, semua orang tidak bisa mendengar teriakanku aku pandangi dia, dia terus saja menangis. Oh Ibu, . Andai aku bisa menghampirimu aku ingin memelukmu, aku ingin dekapanmu. Aku mau kau tersenyum untuku. Hari ketiga keadaanku semakin parah. Dokter memutuskan untuk memasukan selang ventilator dan kemudian darah mengalir dari dalam selang kecil masuk ke tubuhku. Tubuhku semakin bengkak dan aku semakin tidak bisa bergerak. Hingga hari keempat keadaanku semakin parah dari mulutku keluar carian berwarna merah Hari kelima. Dokter yang menanganiku sudah mulai putus asa. Kemudian jam 11.30 ibu menelphon ayah. Karena dokter ingin bicara. Entah apa yang dibicarakan aku melihat ayah begitu gelisah, begitu gunda bahkan sedih sekali. Sore hari menjelang maghrib ayahku pergi untuk mengambil darah untukku lagi. Jam 11.30 malam dia sampai dan menyerahknnya ke Perawat. Ayah, Ibu, aku sudah tidak kuat, aku sudah tidak bisa lagi bernafas. Sesosok telah menghampiriku. Dia mengajaku, dia ingin mengajakku jauh dari sini. Jauh dari penderitaan dan kesedihan. Lembut tangannya menariku dari box kecil yang memenjarakanku. Dia membisikan kata-kata kepadaku, Wahai Irsyad, kKamu telah dipanggil Allah. Allah memanggilmu untuk pulang. Mari pegang tanganku dan ikutlah bersamaku menghadap sang kuasa, sang pencipta. Zat yang menciptakanmu. Ayah dan Ibumu hanyalah tempat di mana kamu akan dititipkan kalau memang kamu diizinkan untuk hidup. Tapi Allah lebih cinta kamu sehingga Dia memanggilmu untuk pulang. Jam 2.30 pagi aku menghembuskan nafas terakhirku. Aku pulang ke tempat di mana aku diciptakan. Ayah, Ibu, maafkan Irsyad. Aku tidak bisa bersama kalian. Aku cinta kalian. Tapi Allah lebih sayang padaku. Dia tidak mau aku menderita, dia tidak mau kalian menderita karenaku. Ayah, Ibu, walaupun aku tidak bersamamu tapi cinta dan sayangku selalu mengiringi kepergianku. Aku memang hanya hidup satu minggu, tapi aku yakin bahwa kalian berdua sangat mencintaiku. Ayah Ibu doaku selalu untukmu. Selamat tinggal Ayah, ibu dan kedua Kakakku. Aku mohon maaf, karena aku tidak bisa bersama kalian semua. Semoga Allah memberikan ketabahan yang kuat untuk kalian semua. Kalian harus meneruskan hidup sampai Allah akan memanggil kalian sehingga nanti kita bisa bersatu disatu tempat yang akan telah diberikanNya. Selamat tinggal keluargaku tercinta
Re: [media-dakwah] bagaimana menjawab salam
Wa'alaikumsalam wr wb Mungkin ayat2 Al-Quran dan beberapa hadist berikut ini bisa bisa menjawab pertanyaan Mas Fauzi. Semoga bermanfaat.. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (An-Nuur : 27). Maka apabila kalian memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah ini hendaklah kamu memberikan salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahami. (An-Nuur : 61) Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu . Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (A-Nisaa` : 86). Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallahu Anhu, bahwasanya ada seorang laki2 bertanya pada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam : Bagaimana Islam yang paling baik itu? Beliau pun menjawab : Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engaku kenal atau tidak engkau kenal. (Muttafaqun Alaih) Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Ketika menciptakan Adam, Allah mengatakan : Pergi dan ucapkanlah kepada merekamalaikat yang dudukserta dengarkanlah pada penghormatan (salam) yang mereka berikan kepadamu, karena sesungguhnya ia adalah penghormatanmu dan anak cucumu. Lalu dia mengatakan : Assalamualaikum, maka mereka menjawab : Assalamualaika wa rahmatullahu wa barakatuhu. Mereka menambahnya dengan : Warahmatullahi. (Muttafaqun Alaihi) Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian mau aku tunjukan kepadamu sesuatu yang apabila kalian kerjakan akan menjadikan kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian. (HR. Muslim) Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu Anhu, dia menceritakan, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Wahai sekalian manusia, sebarluaskan salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan sholatlah ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai. (HR. Tirmidzi) Dari Abu Umamah Sudhiy bin Ajlan Al-Bahili Radhiyallahu Anhu, dia menceritakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Sesungguhnya sebaik-baiknya manusia menurut Allah adalah orang yang mulai mengucapkan salam. (HR. Abu Dawud dengan isnad hasan). Jika salah seorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, maka hendaklah dia mengucapkan salam. Jika keduanya dipisahkan oleh pohon, dinding atau batu, lalu bertemu kembali, maka hendaklah dia mengucapkan salam lagi. (HR. Abu Dawud) fauzi_sslplb [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamualaikum wr wb Setiap kita mendengar salam, maka kita wajib menjawabnya. tp bagaimanakah salam yg wajib dijawab itu? bagaimana dengan salam yg selalu diucapkan oleh pembawa berita/acara di TV yg hanya menyebutkan wassalamualaikum tanpa embel2 warohmatullah wabarokatuh. Apakah kita wajib menjawabnya? atau apakah ucapan itu sama dengan Salam sejahtera yg juga selalu diucapkan oleh pembawa berita/acara tv? bagaimana jika kita mendengar ucapan lamlekum yg biasanya diucapkan oleh orang betawi yg sy dengar di sinetron? terima kasih sebelumnya. wassalam. - Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Sunat bayi Perempuan
Wa'alaikumsalam wr.wb. Berikut jawaban ustadz dari syariahonline yang terkait dengan masalah khitan perempuan. Semoga membantu... Hukum Syar'i Khitan Bagi Wanita Pertanyaan: Assalaamu'alaikum wr. wb. Ustadz yang saya hormati, saya ingin bertanya ttg beberapa hal: Apa hukum syar'i khitan bagi wanita? Bagaimana cara khitan bagi wanita? Bagaimana kalau wanita tersbut sudah dewasa tetapi belum dikhitan, apakah khitan tersebut tetap harus dilakukan? Syukron Wassalaamu'alaikum wr. wb. abu hanifah Abu Hanifah Jawaban: Assalamu `alaikum Wr. Wb. Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin. Wash-shalatu Was-Salamu `alaa Sayyidil Mursalin. Wa ba`d, Kita menyadari bahwa hukum khitan itu berbeda-beda tergantung dari siapa yang mengistimbath hukumnya. Para fuqaha sebagai kalangan yang memiliki otoritas dalam mengeluarkan hukum-huukm fiqih dari dalil-dalil yang rinci baik dari alquran dan sunnah ternyata tidak satu kadta dalam menentukan hukum khitan ini. Kita melihat ada beberapa titik perbedaan pendapat yang bila kita sarikan akan terbagi menjadi beberapa pendapat, yaitu : 1. Pendapat pertama : Khitan Hukumnya sunnah bukan wajib Pendapat ini dipegang oleh mazhab Hanafi (lihat Hasyiah Ibnu Abidin : 5-479;al-Ikhtiyar 4-167), mazhab Maliki (lihat As-syarhu As-shaghir 2-151)dan Syafi`i dalam riwayat yang syaz (lihat Al-Majmu` 1-300). Menurut pandangan mereka khitan itu hukumnya hanya sunnah bukan wajib, namun merupakan fithrah dan syiar Islam. Bila seandainya seluruh penduduk negeri sepakat untuk melakukan khitan, maka negara berhak untuk memerangi mereka sebagaimana hukumnya bila seluruh penduduk negeri tidak melaksanakan azan dalam shalat. Khusus masalah mengkhitan anak wanita, mereka memandang bahwa hukumnya mandub (sunnah), yaitu menurut mazhab Maliki, mazhab Hanafi dan Hanbali. Dalil yang mereka gunakan adalah hadits Ibnu Abbas marfu` kepada Rasulullah SAW, Khitan itu sunnah buat laki-laki dan memuliakan buat wanita. (HR Ahmad dan Baihaqi). Selain itu mereka juga berdalil bahwa khitan itu hukumnya sunnah bukan wajib karena disebutkan dalam hadits bahwa khitan itu bagian dari fithrah dan disejajarkan dengan istihdad (mencukur bulu kemaluan), mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. Padahal semua itu hukumnya sunnah, karena itu khitan pun sunnah pula hukumnya. 2. Pendapat kedua, Khitan itu Hukumnya Wajib Bukan Sunnah : Pendapat ini didukung oleh mazhab Syafi`i (lihat almajmu` 1-284/285 ; almuntaqa 7-232), mazhab Hanbali (lihat Kasysyaf Al-Qanna` 1-80 dan al-Inshaaf 1-123). Mereka mengatakan bahwa hukum khitan itu wajib baik baik laki-laki maupun bagi wanita. Dalil yang mereka gunakan adalah ayat Al-Quran dan sunnah : Kemudian kami wahyukan kepadamu untuk mengikuti millah Ibrahim yang lurus (QS. An-Nahl : 23). Dan hadits dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Nabi Ibrahim as. berkhitan saat berusia 80 dengan kapak. (HR. Bukhari dan muslim). Kita diperintah untuk mengikuti millah Ibrahim as. karena merupakan bagian dari syariat kita juga. Dan juga hadits yang berbunyi, Potonglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah HR. HR As-Syafi`i dalam kitab Al-Umm yang aslinya dri hadits Aisyah riwayat Muslim). 3. Pendapat ketiga : Wajib bagi laki-laki dan mulia bagi wanita. Pendapat ini dipengang oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, yaitu khitan itu wajib bagi laki-laki dan mulia bagi wanita tapi tidak wajib. (lihat Al-Mughni 1-85) Diantara dalil tentang khitan bagi wanita adalah sebuah hadits meski tidak sampai derajat shahih bahwa Rasulullah SAW pernah menyuruh seorang perempuan yang berprofesi sebagai pengkhitan anak wanita. Rasulullah SAW bersabda,: Sayatlah sedikit dan jangan berlebihan, karena hal itu akan mencerahkan wajah dan menyenangkan suami. Jadi untuk wanita dianjurkan hanya memotong sedikit saja dan tidak sampai kepada pangkalnya. Namun tidak seperti laki-laki yang memang memiliki alasan yang jelas untuk berkhitan dari sisi kesucian dan kebersihan, khitan bagi wanita lebih kepada sifat pemuliaan semata. Hadits yang kita miliki pun tidak secara tegas memerintahkan untuk melakukannya, hanya mengakui adanya budaya seperti itu dan memberikan petunjuk tentang cara yang dianjurkan dalam mengkhitan wanita. Sehingga para ulama pun berpendapat bahwa hal itu sebaiknya diserahkan kepada budaya tiap negeri, apakah mereka memang melakukan khitan pada wanita atau tidak. Bila budaya di negeri itu biasa melakukannya, maka ada baiknya untuk mengikutinya. Namun biasanya khitan wanita itu dilakukan saat mereka masih kecil. Sedangkan khitan untuk wanita yang sudah dewasa, akan menjadi masalah tersendiri karena sejak awal tidak ada alasan yang terlalu kuat untuk melakukanya. Berbeda dengan laki-laki yang menjalankan khitan karena ada alasan masalah kesucian dari sisa air kencing yang merupakan najis. Sehingga sudah dewasa,
[media-dakwah] Bersabarlah..
Bersabarlah, jangan sedih wahai saudaraku Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa. Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu) Kriteria Orang yang Paling Mulia Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah Ta'ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya. Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang dicintai-Nya. Sehingga ukuran/patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat ketakwaannya. Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah. Allah berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat:13) Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya. (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643 dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu) Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta'ala berfirman: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al-Hadiid:22-24) Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/ menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat. (Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu) Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid'ah). Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan. Hendaklah Orang yang Mampu Membantu Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan
[media-dakwah] Penghancuran Al-Aqsha
Hari Kedua, Buldoser Zionis Lanjutkan Penghancuran Maghariba Kamis, 8 Peb 07 11:19 WIB Hari Rabu (7/2), hari kedua proyek penghancuran sisi Magharibah. Buldoser-buldoser Zionis Israel terus merangsek maju dan merusak jalan historis menuju pintu Maghariba yang mengarah ke wilayah Masjid Al-Aqsha. Sasaran mereka adalah dua ruangan dari Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak yang berdempetan dengan tembok Barat Masjid. Al-Aqsha Foundation menegaskan bahwa upaya penghancuran sudah benar-benar dilakukan oleh Israel. Perusakan yang dilakukan lebih dari apa yang mereka lakukan hari Selasa kemarin. Dua buah buldoser besar melanjutkan langkah penghancuran secara terus menerus ditambah sebuah truk besar yang berfungsi memindahkan bebatuan dan tanah yang hancur. Itulah batu-batu dan tanah bersejarah dalam Islam yang terletak di wilayah Maghariba, tulis Al-Aqsha Foundation dalam keterangannya. Masih menurut Al-Aqsha Foundation, pasukan besar Zionis Israel juga melanjutkan upaya pemblokadean seluruh wilayah Masjid Al-Aqsha sejak kemarin. Siapapun Muslim yang berusia di bawah 45 tahun, terlarang memasuki wilayah Masjid Al-Aqsha. Sementara itu, Harakah Islamiyah di wilayah pendudukan 1948 menyatakan hari Kamis (8/2) akan kembali turun ke jalan untuk menghalangi aksi perusakan yang dilakukan Zionis Israel di Maghariba. Mereka mengajak seluruh umat Islam untuk berdiri menghalangi penghancuran sisi Maghariba Masjid Al-Aqsha dan tetap menjaganya. Pada hari Jum'atnya, Front Masyarakat Palestina juga menyatakan akan turun ke jalan untuk menyelamatkan Al-Aqsha. Pagi tadi, sekitar pukul 10. 00 waktu setempat, Zionis Israel secara semena-mena menangkap tokoh penting Harakah Islamiyah di tanah pendudukan 1948, Syaikh Raid Shalah. Syaikh Raid Shalah ditangkap beserta tujuh orang pemimpin dan kader Harakah Islamiyah saat mereka melakukan aksi protes terhadap penghancuran bagian Masjid Al-Aqsha. Mahmud Abu Atha, Koordinator Informasi Al-Aqsha Foundation, mengatakan bahwa keamanan Zionis Israel memberi pukulan bertubi-tubi atas Syaikh Raid Shalah dan Syaikh Kamal Khatib yang menjadi wakil ketua Harakah, juga Syaikh Abu Syaikhah ketua Al-Aqsha Foundation. Mereka memukul dengan menggunakan tongkat dan gagang senapan. Wakil Arab yang ada di parlemen Israel Muhammad Barakat menyatakan agar Israel segera menghentikan upaya penggalian yang dilakukannya di Maghariba. Ia mengatakan, Kejahatan yang dilakukan militer Israel di pintu Maghariba adalah pengulangan kejahatan yang pernah dilakukan Zionis Israel sekitar 40 tahun silam saat mereka juga menghancurkan desa Maghariba di tempat yang sama. Saat itu, Israel meratakan dengan tanah sekitar 140 rumah ditambah sejumlah toko yang ada di tempat tersebut. (na-str/pic) http://www.eramuslim.com/news/int/45c9d52c.htm?rel - No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Bukan Salah Awang (Hujan..)
Bukan Salah Awang 16 Jan 06 07:11 WIB Oleh Bayu Gawtama Anwar namanya, tapi teman-temannya biasa memanggilnya Awang. Mendung adalah senyumnya, hujanlah yang dinantinya setiap hari. Bila langit bersinar, justru wajahnya murung. Allah, turunkan hujan dong, harapnya. Awang bukan sedang sholat meminta hujan, apalagi pawang hujan. Bocah kurus berusia 9 tahun itu kerap menanti hujan karena baginya, hujan berarti rezeki. Rezeki yang sesungguhnya, sebab sekurangnya 20 ribu rupiah bisa dibawa pulang untuk membantu ibu belanja sehari-hari. Sore menjelang maghrib itu, Awang terlihat murung. Hujan turun sangat sebentar, hanya cukup membasahi jalanan kota yang berdebu dan lumayan bikin kotor pajalan kaki yang bersandal jepit. Ia pun belum sempat menggigil seperti hari-hari sebelumnya setelah beberapa jam menawarkan jasa payung kepada pejalan kaki yang membutuhkannya. Ya, Awang memang pengojek payung. Kegemarannya setiap hari adalah menatap langit. Mendung adalah senyumnya, terik matahari akan membuatnya murung. Awang tidak sendirian. Belasan anak di sekitar Pasar Ciputat punya hobi yang sama; menatap langit dan kalau perlu ribuan kali meminta kepada Sang Pemilik hujan agar hari itu hujan diturunkan. Kalau perlu hujan jangan berhenti seharian, biar uang yang Awang dapat lebih banyak. Pasti ibu senang, ujar Awang polos. Anak sekecil itu bahkan tahu waktu-waktunya hujan turun, termasuk di bulan apa biasanya curah hujan lebih besar dan lebih lama. Desember dan Januari adalah bulan panen baginya. Maka tak heran, jauh-jauh hari ia sudah meminta dibelikan payung oleh ibunya. Karena tahu yang diminta Awang akan berbuah rezeki, sang ibu pun tak keberatan merogok kocek lebih dalam untuk membeli payung. Lain Awang lain masyarakat kebanyakan di ibukota dan berbagai daerah rawan bencana lainnya di Indonesia. Mereka berharap hujan jangan turun, kalau pun turun hanya sekelebatan saja, sekadar membasahi jalan. Atau gerimis saja boleh lah. Maklum, hujan berkepanjangan sama dengan bencana. Hujan semalaman tak berhenti, bikin jantung para pejabat setempat berdegub keras lantaran daerahnya akan tergenang air. Hujan deras terus menerus membuat masyarakat panik, sebab tahun lalu hujan yang sama telah pernah menghabiskan harta benda, ternak, ladang, bahkan menelan korban jiwa. Dan ketika hujan turun, doa mereka pun sama, Ya Allah, jangan biarkan bencana menimpa kami lagi. Sesungguhnya hujan itu rezeki Allah. Tidak hanya bagi pengojek payung seperti Awang dan teman-temannya. Rezeki juga bagi para petani yang membutuhkan cukup air untuk mengairi sawah dan ladangnya. Di masa lalu, tak satu pun orang takut akan datangnya hujan, bahkan ketika hujan tak datang pun ramai masyarakat melakukan sholat untuk meminta hujan. Di masa silam, anak-anak kecil bermain riang saat hujan turun, dan tak sedikit pun orang tua ketakutan anaknya akan terseret banjir. Paling mungkin sekadar flu, itu pun masih bisa di atasi. Saat ini, hujan berarti bencana. Tak lagi rezeki. Hujan turun terus menerus, harta benda berharga pun siap dikemas. Anak-anak tak diizinkan jauh dari orang tua, khawatir banjir datang tiba-tiba dan menyeret serta mereka. Tak cuma hujan, langit hitam di langit bisa jadi pertanda bahaya, was-was dan kepanikan berlebihan muncul di benak warga. Maklum, kehilangan harta benda dan anggota keluarga di musim banjir tahun lalu belum terlupakan. Kini, bencana yang sama siap mengepung mereka, seolah bencana tak ada habisnya. Bagi Awang, hujan adalah rezeki. Jangan salahkan Awang yang terus berdoa agar Allah menurunkan hujan. Karena di masa lalu pun hujan deras tak pernah ditakuti, hujan seharian tak menimbulkan kepanikan. Jika saat ini hujan justru berakibat bencana, jelas harus ada yang bertanggungjawab. Dan yang pasti bukan Awang. *** Bocah berbadan kurus itu tersenyum lebar. Hujan lebat turun kembali, payungnya pun mengembang sudah. Kaki kecilnya mengibas jalan berair dan siap mengais rezeki. Yang pasti, ia begitu sumringah, tak peduli banyak orang selainnya yang ketakutan. - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Bukan Sekedar Memberi
Bukan Sekedar Memberi 7 Apr 06 08:16 WIB Oleh I.S Astuti Kita sesungguhnya patut bersyukur jika di tengah semakin tingginya individualisme masyarakat, di tengah gencarnya arus hedonisme dunia, ternyata memberi masih berada dalam daftar aktivitas kita sehari-hari. Entah sekedar memberikan salam atau memberikan sebagian harta benda. Akan tetapi, mungkin kita tak pernah mengukur bagaimana derajat pemberian kita. Dengan kata lain, mungkin kita terlupa bahwa ternyata kita seringkali hanya sekedar memberi, memberikan apa yang sudah tidak lagi kita inginkan, memberikan apa yang sudah tak lagi kita butuhkan. Sungguh terpaut jauh dengan kualitas pemberian oleh para sahabat pendahulu Islam. Dahulu Fatimah r.a rela memberikan kalung yang dimilikinya kepada seorang fakir yang datang kepadanya. Kita tentu juga tidak asing lagi bagaimana QS. Al-Hasyr:9 melukiskan kemuliaan kaum Anshar yang dengan senang hati memberikan pertolongan terbaik kepada kaum muhajirin. Bercermin pada kehidupan para sahabat, betapa kita melihat untaian kisah indah mereka yang bisa menjadi para pemberi kaliber dunia, yang bukan saja bisa memberi di saat senggang dan sempit, tetapi juga bisa memberikan bagian terbaik dari diri mereka. Sungguh besar kemuliaan yang terpancar dari pemberian mereka. Memberikan yang terbaik adalah manifestasi keikhlasan dan pengorbanan. Memberikan yang terbaik berarti juga wujud keyakinan kita kepada janji Allah dalam QS. Al-Baqarah: 272 bahwa tak akan pernah dirugikan sedikitpun orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah. Memberikan yang terbaik pun berarti mensyukuri nikmat Allah SWT serta mengoptimalkan segala kemampuan dan potensi diri untuk bisa memberikan manfaat buat orang lain. Dan tentu, memberikan yang terbaik adalah bukti nyata cinta seorang muslim kepada saudaranya. Lihatlah, betapa semua keutamaan ini tercermin dalam kualitas pemberian mereka yang begitu tinggi. Sementara bagi kita agaknya jerat-jerat kehidupan dunia mungkin masih begitu kuat membekap sehingga kita lebih sering memberi sekedarnya, memberikan seperlunya. Sepertinya, logika akhirat para sahabat itu masih di luar rasio kita sehingga teramat susah bagi kita untuk bisa meniru perilaku generasi terbaik itu. Akan tetapi, bukanlah hal yang mustahil bagi kita untuk bisa mengambil sedikit dari keteladanan para sahabat, sehingga kita bisa mempersembahkan setiap hal terbaik yang ada dalam diri kita. Bukanlah mustahil jika suatu saat kita tak lagi sibuk mencari-cari uang recehan tatkala ada pengemis meminta, sementara berlembar-lembar ribuan masih terselip di dompet kita. Semoga kita bukanlah orang yang sibuk membongkar pakaian usang di pojok lemari ketika banjir melanda saudara kita. semoga kita bukanlah orang yang hanya membagi makanan kepada tetangga saat makanan bersisa. Semoga kita bukan lagi termasuk orang yang menjawab salam seadanya, bukan lagi termasuk orang yang berkata seadanya tanpa hendak berpikir mendalam ketika ada seseorang meminta pendapat kita. Sungguh patut kita renungkan perkataan Fudhail bin Iyadh yang mengatakan sudah selayaknyalah kita bersyukur ketika masih ada seseorang yang meminta kepada kita, ketika kita masih bisa memberikan manfaat buat orang lain. Ataukah memang sesungguhnya kita termasuk orang yang tidak pernah bersyukur? Bumi Pesagi 2006, [EMAIL PROTECTED] - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: keturunan nabi
Sekedar sharing dari milis sebelah... untuk mempertegas arti dari Ahli sunnah wal jamaah... Ahli Sunnah wal Jamaah, yang Mana? Assalamu alaikum, Ustadz yang dirahmati ALLAH, sekarang ini banyak aliran-aliran yang semua mengaku sebagi ahli sunnah waljamaah, dan menganggap kelompok mereka yang benar. Saya yang awam jadi bingung mau ke kelompok yang mana mau bergabung. Di antaranya ada Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Salafiah, dan Jamaah Tabliq. Terus terang saya takut bila salah pilih. Mohon Ustadz jelaskan. Wassalamu alaikum, Azizah Jawaban Assalamu 'alaikum warakamatullahi wabarakatuh, Sebenarnya boleh dibilang bahwa kesemua kelompok yang anda sebutkan itu termasuk kelompok ahlussunnah wal jamaah. Yaitu kelompok yang masih berpegang teguh sunnah (syariat) nabi Muhammad SAW dan apa-apa yang telah diteruskan oleh jamaah (para shahabat nabi SAW). Penyebutan istilah itu biasanya diidentikkan sebagai lawan dari aliran-aliran sesat pada masalah aqidah, sehingga merusak dasar keimanan. Adapun dasar aqidah keempat kelompok itu masih di dalam koridor aqidah yang benar dan lurus. Sehingga kesemuanya termasuk saudara-saudara kita seiman dan seaqidah. Tidak ada perbedaan apa pun dalam masalah dasar aqidah, kecuali hanya pada detail-detail yang tidak prinsipil, atau wialyah yang masih dimungkinkan terjadinya perbedaan pendapat. Tujuan Ikut Kelompok Lepas dari masalah keahlisunnahan masing-masing kelompok itu dan peranan mereka, kalau judulnya ingin belajar agama dan ilmu-ilmu syariah, sebenarnya yang lebih cepat bukan dengan masuk ke berbagai kelompok itu. Tetapi belajar kepada para ahli di bidang ilmu-ilmu langsung, baik berupa institusi formal seperti universitas Islam atau pun secara non formal dengan para ulama yang ahli di bidangnya. Bahwa para ulama itu ternyata berlatar belakang suatu kelompok, asalkan dia ahli di bidangnya dan tetap berlaku profesional dengan ilmunya, tentu tidak mengapa. Tetapi yang kami tekankan di sini, belajar mendalami ilmu-ilmu keIslaman secara intensif, mendalam dan kontinyu, justru lebih cepat mengantarkan anda kepada ilmu-ilmu keIslaman. Dan kalau arahnya memang kepada belajar syariah, menjadi penting dari sekedar ikut-ikutan berbagai kelompok yang ada. Mengapa demikian? Sebab saat ini sudah terlalu banyak kelompok dengan beragam aktifitas mereka. Sayangnya, tidak semua aktifitas kelompok itu segera menyampaikan anda kepada ilmu-ilmu keIslaman. Bahkan kalangan yang paling aktif menyelenggaraan tarbiyah, tasqif, kajian dan majelis taklim pun, secara kualitas masih terbilang sangat rendah intensitas kurikulumnya. Belum ada di antara berbagai kelompok itu yang bisa memastikan para pengikutnya mahir berbahasa Arab. Apalagi sampai bisa membaca kitab berbahasa arab. Semata-mata ikut dalam kelompok itu belum tentu menjadikan kita sebagai mufassir, muhaddits, fuqaha, ahli ilmu dan seterusnya. Kemampuan sebagaiulama dan ahli ilmu memang tidak bisa dilahirkan lewat perbagai macam pergerakan itu semata. Tetapi harus lewat sebuah proses talabul ilmi (menunutut ilmu). Yaitu menjadi mahasiswa para ulama atau di berbagai pusat pengajaran agama Islam di dunia ini. Seperti Al-Azhar Asy-Syarif yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun. Dari rahim lembaga seperti inilah lahir para ulama, mufassir, muhaddits, fuqaha', pemimpin umat serta para ahli ilmu. Kesanalah seharusnya anda menatap, kalau niatnya ingin belajar agama dan ilmu-ilmu syariah. Bahkan para tokoh ulama yang ada di berbagai kelompok itu, justru keluaran dari berbagai universitas Islam. Di sanalah mereka ditempa menjadi para ulama dari segi keilmuan. Bukan semata di dalam kelompoknya. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warakamatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc. Rahmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam semakin terasa aneh ketika ada yang mengclaim diri sebagi pengikut ini dan itu.lalu apakah Muhammadiyah bukan ahlussunah wal jamaah?? _ From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suhana032003 Sent: Wednesday, January 31, 2007 11:03 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: keturunan nabi masalah keturunannya Rasulullah, akupun pernah dibacakan hadist oleh salah seorang guru hadistku yg kira2 begini bunyinya : kalau salah harap dikoreksi, aku hanya menghafal sedikit bunyinya. sesungguhnya imam mahdi itu adalah dari keturunanku yaitu suku quraish, namanya spt namaku dan nama ayahnya spt nama ayahku dan waktu itu aku dengarkan cerita riwayat hadist itu yg mengatakan tidak akan aman bumi ini sebelum diselesaikan oleh keturunanku waktu itu aku sempat tanyakan ke guruku yg sudah spt ayahku untuk menanyakan kebenarannya. tapi..beliau hanya menjawab.. andai ada..lalu kamu mau apa?mau kenalan?atau mau bangga menjadi keturunannya?apa kamu pikir, hanya bermodalkan darah keturunan lalu terjamin keselamatannya dan kesholehannya??kalau
Re: [media-dakwah] Re: Istri Budak
Sekedar ingin menambahkan pendapat ustadz dari syariahonline.com mohon maaf jika tidak berkenan... Nikah Dengan Budak Pertanyaan: Ass. wr. wb. Ustadz Yth. Mohon tanya, bagaimana tatacara pernikahan seorang lelaki muslim dengan budaknya (amatun, seperti tersebut pada S.Ala-Baqarah 221) pada zaman nabi dan sahabat? Apakah juga dengan wali dan saksi. Mohon penjelasan, dan terima kasih atas perhatian Ustadz. Wassalam wrwb, Lutfy, [EMAIL PROTECTED] Lutfy Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du, Budak wanita yang dimiliki oleh seseorang itu tidak dikawinini seperti pernikahan pada umumnya. Sehingga tidak ada akad, tidak ada mahar, tidak ada wali dan tidak ada saksi. Dan tentu saja tidak ada ijab qabul. Begitu seorang budak dimiliki, maka secara hukum, dia boleh digauli oleh tuannya. Sebab bila harus dengan akad nikah, mahar, wali, saksi dan ijab qabul tentu namanya bukan budak tapi adalah sebuah pernikahan. Dan kalau namanya pernikahan, wanitai tu bukan budak tetapi menjadi istri yang syah. Dan tentu saja halal untuk digauli. Sedangkan yang terjadi di masa itu, budak itu sama sekali bukan istri. Mereka tidak dinikahi, tidak diberi mahar dan sama sekali statusnya bukan istri yang dinikahi dengan memenuhi syarat dan rukun nikah. Mereka adalah budak yang statusnya setengah manusia dan setengah hewan. Hukum yang berlaku di seluruh dunia saat itu menetapkan bahwa budak memang bukan manusia. Ini adalah hukum positif yang secara syah dan resmi berlaku di semua penjuru muka bumi dan diakui oleh semua pusat peradaban mansuia. Budak itu bukan manusia sehingga mereka memang tidak punya kemerdekaan, bisa dijual kapan saja dan ditawarkan di pasar. Budak itu tidak punya hak kepemilikan dan tidak punya hak atas dirinya sendiri. Jadi budak adalah budak. Bahkan kemaluan mereka halal untuk disetubuhi oleh tuannya. Itu adalah hal yang telah berlaku jauh sebelum agama Islam ini diturunkan. Ketika Islam diturunkan, secara sistemtis perbudakan dihapuskan, meski dengan proses dan butuh waktu. Sementara proses berjalan, hukum-hukum yang berlaku pada budak tidak serta merta dihapuskan. Artinya untuk masa waktu tertentu, saat itu syariat Islam masih mentolelir penjualan budak dan hal-hal lainnya yang berlaku pada budak. Termasuk menyetubuhi budak yang dimiliki. Sebagaimana tertuang di dalam Al-Quran Al-Kariem. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (QS. Al-Mukminum : 1-7) Jelas sekali Allah SWT menyebutkan kehalalan menyetubuhi budak dan ditegaskan lagi bahwa hal itu tidak tercela. Tentu saja dengan syarat bahwa perbudakan itu memang masih berlaku. Sedangkan di masa kini, kita diharamkan untuk melakukannya. Selain karena memang tidak ada budak, juga kita diharamkan mengembalikan hukum perbudakan di tengah kehidupan. Sebab menerapkan perbudakan setelah dihapuskan diharamkan dalam Islam. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Tony Widianto Atmoko_2 [EMAIL PROTECTED] wrote: Lha iya bu dari keterangan ibu khan berarti ada seseorang yang ingin kawin dengan budak dan dia minta ijin kepada tuannya, boleh apa tidak, Nah pertanyaan saya yang belum terjawab adalah Kalau tuan yang empunya budak itu menginginkan budak tsb.untuk digauli apa juga perlu kawin ? With kind regards, Tony Widianto Atmoko Planning Master data maintenance PT Philips Indonesia Berbek Industri I / 5 - 19, 61256, Surabaya, Indonesia Phone: +62318491674 ext.254 Mobile: +6281553641440 [EMAIL PROTECTED] http://pww.yellowpages.philips.com/YpMyProfile.do?authorCN=Tony+Widianto+Atmoko_2 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com 2007-02-01 11:25 AM To media-dakwah@yahoogroups.com cc Subject [media-dakwah] Re: Istri Budak Classification afwan..kita sharring lagi ya..pilihan kembali ke masing2.. --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Tony Widianto Atmoko_2 [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya masih nggak jelas dengan Qs Annisa tsb. Karena dalam konteks tsb. ada kalimat 'karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuannya dan berilah mas kawinnya ...' == kalau keseimpulan yg aku tangkap atas ayat itu adalah seperti meminta ijin kepada ayah dari seorang wanita yg ingin dinikahi oleh seorang laki2. Hanya budak dimintakan ijinnya kepada tuannya dan tetap memberikan mas kawinnya kecuali ada perjanjian dari keduanya dan merasa ridho. Apa ini tidak diartikan berikut : Budak itu kawin dengan dengan
Re: [media-dakwah] Re: keturunan nabi
Terkait masalah habib, sekedar ingin menambahkan, berikut dari syariahonline.com... Siapakah Para Habaib ? Pertanyaan: Bagaimana tentang HABAIB di Indonesia ini, banyak masyarakat yang terlalu mengagung-agungkan ? xxx Jawaban: Assalamu `alaikum Wr. Wb. Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d Habib sering dijadikan istilah buat mereka yang mengaku memiliki garis keturunan dri Rasulullah SAW. Secara etnis, sebenarnya mereka memang umumnya keturunan arab yang berasal dari daerah Yaman. Di Yaman ada banyak nama tempat dan wilayah, salah satunya disebut Hadhramaut. Orang-orang keturunan arab ini sering juga disebut dengan hadhrami, dinisbahkan kepada negeri asal mereka. Biasanya mereka memiliki nama marga / keluarga yang merupakan nama dari datuk mereka. Nama-nama marga ini cukup banyak di Indonesia dan juga tersebar di banyak negara. Banyak dari mereka yang memang benar-benar menjadi sosok ulama dan ahli ilmu agama. Dari kelompok ini, umat Islam di Indonesia memang banyak yang mempelajari ilmu-ilmu agama. Namun tidak semua dari mereka menjadi ulama, banyak pula yang menjadi pedagang, pengusaha dan beragam profesi lainnya. Dan sebagai bagian dari kelompok masyarakat, tidak tertutup kemungkinan dari mereka melakukan hal-hal yang juga dilakukan oleh kebanyakan masyarakat lainnya. Tidak ada jaminan baik dari Al-quran atau pun sunnah bahwa mereka kebal dosa atau dijamin masuk surga. Yang shaleh dari mereka akan mendapatkan ganjaran dan yang berdosa dan berbuat maksiat akan mendapatkan dosa dan siksa dari Allah. Bahkan bila mereka melakukan pelanggaran, sebagai 'keturunan' nabi, mereka punya beban yang lebih, dimana pasti akan membuat malu keluarga dan nama Rasulullah SAW sendiri. Mengenai kepastian apakah mereka benar-benar keturunan nabi, kita tidak bisa menyalahkannya. Karena biasanya dalam keluarga mereka memang sering tercatata silsilah mereka yang bila terus ditelurusi sampai kakek yang kesekian, akan sampai nasabnya kepada Rasulullah SAW. Namun semua itu di sisi Allah tidak lantas menjadi dasar untuk menjadikan mereka memiliki semacam 'fasilitas' atau 'keringanan' dalam hukum dan syariat. Selain dari kelompok mereka, ada juga kelompok lain dalam umat Islam yang sering juga mengaku sebagai keturunan Rasulullah SAW. Misalnya orang-orang syiah di Iran. Menghormati para habaib sama seperti kita menghormati semua umat Islam lainnya. Karena di sisi Allah semua manusia itu akhirnya hanya dibedakan dari taqwa atau tidaknya. Bukan semata-mata dari darah dan keturunannya. Bila habib itu merupakan sosok ulama yang sarat dengan ilmu dan ajaran Islam, kita menghormatinya karena ilmunya, bukan karena darahnya. Orang yang berilmu dalam masyarakat Islam memang memiliki keutamaan bahkan melebihi dari keutamaan para pejabat maupun orang-orang kaya sekalipun. Tapi sebgai orang yang berilmu tinggi, maka perilaku dan akhlaqnya pastilah mencerminkan ketinggian ilmunya. Makin berilmu biasanya makin tawadhdhu`, makin sholeh, makin menyayangi sesama, makin tenggang rasa, makin banyak amal dan shadaqahnya, makin besar rasa malunya, makin tidak serakah dan makin manusiawi. Sehingga orang-orang semakin respek dan makin tinggi penghormatannya. Sebaliknya, bila tidak seperti itu, biasanya ilmunya pun tidak sebesar penampilannya. Bukan tidak mungkin ada satu dua kasus dimana mereka menjadikan 'darah biru'nya hanya dijadikan sekedar komoditas. Dan yang begini selain di tentang umat Islam, juga ditentang oleh para ulama dari kalangan mereka sendiri. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: masalah keturunannya Rasulullah, akupun pernah dibacakan hadist oleh salah seorang guru hadistku yg kira2 begini bunyinya : kalau salah harap dikoreksi, aku hanya menghafal sedikit bunyinya. sesungguhnya imam mahdi itu adalah dari keturunanku yaitu suku quraish, namanya spt namaku dan nama ayahnya spt nama ayahku dan waktu itu aku dengarkan cerita riwayat hadist itu yg mengatakan tidak akan aman bumi ini sebelum diselesaikan oleh keturunanku waktu itu aku sempat tanyakan ke guruku yg sudah spt ayahku untuk menanyakan kebenarannya. tapi..beliau hanya menjawab.. andai ada..lalu kamu mau apa?mau kenalan?atau mau bangga menjadi keturunannya?apa kamu pikir, hanya bermodalkan darah keturunan lalu terjamin keselamatannya dan kesholehannya??kalau benar..hubungan darah orang sholeh itu menjamin kesholehan keturunannya, lalu gimana dgn keturunan nabi nuh dan nabi luth?dan orang yg tidak mempunyai darah keturunan orang sholeh, lalu mau kamu judge bahwa dia mewarisi ketidak sholehan orang tuanya? kalau benar spt itu..bagaimana dengan Nabi Ibrahim? jadi intinya..andai ada or tidakpun, harusnya tidak perlu menjadi bahan
[media-dakwah] Sepatah Kata Sepetak Surga
Sepatah Kata Sepetak Surga 13 Des 06 08:02 WIB Oleh Sus Woyo Ketika kecil, saya senang sekali mendengarkan orang-orang berpidato atau ceramah di tempat-tempat pengajian. Sampai suatu saat terbersit keinginan ingin seperti mereka yang pandai bicara. Atau bahkan dulu saya sering terkagum-kagum jika pada saat menjelang pemilu para juru kampanye yang mewakili partainya masing-masing begitu semangat membakar hati massa. Atau saya juga sangat sering terpukau dengan para politikus yang sedang berbicara atau berdiskusi di layar televisi. Yang ada dalam benak saya adalah bahwa mereka termasuk orang-orang hebat. Akhirnya saya terbuai untuk belajar bagaimana caranya berbicara di depan orang banyak. Baik lewat buku-buku ataupun mengikuti cara guru-guru saya ketika ngaji sore hari di surau kampung saya. Sebab ada pelajaran pidato. Seiring dengan perjalanana waktu dan seringnya ikut berkumpul dengan teman-teman di lingkungan kampung, maka saya makin terbiasa untuk ngomong di depan orang banyak, walaupun -tentu saja- tak sepandai seperti para tokoh yang saya sebut di atas. Akhirnya saya menjadi terbiasa sering ngomong berbagai macam hal di lingkungan tempat tinggal saya. Pada saat sudah tak ada masalah lagi dalam hal bicara di depan forum, tiba-tiba saya dihantui perasaan sangat khawatir. Tak hanya khawatir, bahkan sering dihantui ketakutan. Sampai beberapa lama saya malah sangat malas jika diberi mandat untuk sekedar berbicara di depan umum. Apalagi berkaitan dengan memberi pelajaran kepada orang lain. Sebagai contoh, memberi materi kuliah subuh di masjid. Walaupun pada akhirnya tetap saya kebagian untuk bicara juga. Karena tidak ada yang lain. Bagi saya hal ini merupakan tugas yang sangat berat. Kalau sekedar ngomong, berpidato, orasi, itu sesuatu hal yang mudah. Tapi tanggung jawab di balik kata-kata itu adalah sesuatu yang tidak gampang. Hasan Basri, sorang ulama shalafussaleh yang terkenal hati-hati dan zuhud, beberapa kali menunda, bahkan menolak membahas suatu hal dalam sebuah kajian keilmuan, bukan karena alasan apa-apa, tapi lebih karena ia sendiri belum pernah melaksanakan hal-hal yang akan diterangkan kepada umat. Lantas bagaimana dengan saya? Sudahkan saya melaksanakan shalat malam pada saat saya membacakan hadits tentang qiamullail? Sudahkah saya bersedekah, sementara saya sering membacakan nash tentang itu kepada orang lain? Saya tentu saja bukanlah Hasan Basri si ulama wara itu, tapi melihat ke-hati-hati-an beliau dalam membuat sepatah kata menjadi sepetak surga, memang perlu ditiru. Dan rupanya bukanlah sesuatu hal yang mudah. Walaupun itu juga tak selamanya menjadi sebuah kesulitan. Karena kita semua memang sudah paham, bahwa bagi orang mumin, antara kata dan perbuatan haruslah sama. Tidak boleh seperti orang-orang munafik, yang antara kata dan perbuatan selalu tidak sama. Wallahualam. Purwokerto, Des 06 [EMAIL PROTECTED] - Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Jangan Ragu dengan Rezeki ALLAH
Jangan Ragu dengan Rezeki Allah 26 Sep 06 07:13 WIB Oleh Sus Woyo Saya mau pergi ke rumah orang tua saya. Waktu itu, anak saya yang masih berumur lima tahun dan menjelang sekolah TK itu menangis ingin ikut. Awalnya saya tidak berencana untuk membawa dia, namun karena tangisnya tidak mau berhenti, akhirnya saya ajak juga. Sebelum berangkat, dia saya beri janji. Agar selama perjalanan nanti jangan jajan. Sebab saya sedang tidak punya uang. Saya hanya ada uang untuk ongkos berangkat ke rumah orang tua saya saja. Selebihnya saya tidak punya apa-apa. Namun, yang namanya anak, walaupun sudah berjanji tidak jajan, begitu melihat berbagai macam barang di pingiran terminal, keinginannya mendadak bangkit. Pertama ia melihat berjejernya para pedagang pakaian. Ia minta dibelikan kaos ala pemain bola dunia. Ia memaksa saya untuk membeli kaos yang bertuliskan salah satu pemain sepak bola Inggris, Beckam. Namun tidak saya kabulkan. Karena saya tidak punya uang untuk itu. Dengan berbagai cara, ia saya hibur agar tidak minta kaos-kaos itu. Ia segera saya bawa ke tempat di mana banyak berjejer delman. Sebab dengan begitu ia akan lupa karena melihat banyak kuda di situ. Namun sial, ternyata di kompleks itu juga ada pedagang buah yang begitu menarik menata dagangannya. Ia minta dibelikan apel. Permintaan itupun tidak saya kabulkan. Sekedar untuk menghibur dia, saya bisikan kalimat padanya. Sabar ya nanti di rumah nenek ada apel. Cepat-cepat saya bawa anak saya ke tempat bis jurusan daerah orang tua saya. Ia segera saya ajak naik, dan duduk di depan sendiri, di samping sang sopir. Ia agak terhibur, karena banyak berlalu lalang truk gandeng dan kendaraan tangki pertamina yang besar-besar itu. Sebab ia sangat senang kalau melihat kendaraan besar semacam itu. Saya lega. Saya lebih tenang karena sudah tidak akan melewati pasar lagi. Dengan demikian anak saya tidak akan minta jajan lagi. Saya duduk sambil merangkul anak saya. Dia begitu nikmat melihat lalu lalangnya kendaraan di depan kami. Ia sudah lupa dengan apa-apa yang ia minta di sepanjang perjalaan tadi. Sebenarnya saya juga merasa kasihan. Seandainya saya punya uang cukup, tentu saya tidak akan berbuat sekejam itu. Tentu saya akan menuruti kehendaknya, walaupun mungkin tidak semua saya turuti. Orang tua mana sih yang tidak ingin memberikan sesuatu kepada anaknya? Sedang asyik-asyiknya, kami menikmati berbagai macam kendaraan di depan bis yang kami tumpangi, tiba-tiba seorang ibu naik dan duduk persis di sebelah saya. Sebuah keranjang kecil berisi berbagai macam barang dari pasar ada dalam keranjang tersebut. Kami saling berbasa-basi. Ternyata ia satu jurusan dengan saya. Beberapa menit sebelum bis jalan, perempuan itu menyodorkan tiga buah apel kepada anak saya. Saya kaget. Seolah perempuan itu tahu bahwa anak saya sedang menginginkan apel. Anak saya langsung memakannya dengan lahap. Saya melihat nikmatnya anak saya makan apel itu dengan linangan air mata. Saya tak bisa membelikan buah itu, tapi Allah tahu tentang keinginan anak saya. Sehingga lewat perempuan itu dia dapat menikmati apel. Betul-betul tidak saya sangka sebelumnya. Betul-betul di luar jangkauan nalar saya. Sampai di rumah orang tua, saya lebih kaget lagi. Saya sama sekali tidak membayangkan saudara-saudara saya akan berkerumun menemui saya. Dan mereka seolah berlomba memberikan uang kepada anak saya. Sampai nenek saya yang seharusnya saya beri uang justru memberikan rupiah kepada anak saya. Seolah mereka tahu bahwa kami sedang tidak mempunyai uang. Seolah mereka tahu bahwa saya ada dalam keadaan sangat kesulitan dalam hal keuangan. Sepulang dari rumah bapak ibu saya, saku celana dan baju anak saya tak ada yang kosong dari lembaran-lembaran uang. Ahirnya uang itu bisa dipergunakan anak saya untuk membeli baju bola yang sejak lama ia inginkan. Bisa membeli buah apel dan bakso di pasar. Dan yang lebih mengharukan adalah bisa membantu saya untuk mengisi arisan di lingkungan RT saya. Sambil melihat anak saya menikmati semangkok bakso, saya hanya bisa bergumam, bahwa rizki Allah datang selalu tak terduga. Walaupun saya sedang tidak punya usaha, karena sedang mengalami kebangkrutan, tapi Allah tetap menyodorkan rizki kepada kami. Sebuah keyakinan tentang ke-maha besar-an Allah, ahirnya tumbuh kembali. Puing-puing kesusahan hidup dan keraguan tentang rizki Allah semakin terpendam. Apalagi kalau mengingat firman Allah, - Dan tak ada suatu binatang melatapun di muka bumi ini melainka Allah lah yang memberi rezekinya-, maka keraguan itu makin tidak ada. Sayang seribu sayang, hamba yang kecil ini masih begitu gampang dan mudah dihinggapi rasa ketakutan tidak kebagian rizki. Purwokerto, Sept 06 [EMAIL PROTECTED] - Don't
[media-dakwah] Saat Titipan Harus Diambil Oleh Sang Pemilik
Saat Titipan Harus Diambil Oleh Sang Pemilik 24 Jan 07 06:23 WIB Oleh Nura Maya Sari Terus terang saya pernah merasakan kesedihan yang cukup mendalam karena kehilangan orang tercinta. Terlebih saat itu saya masih sangat butuh bimbingan seorang ibu. Figur yang paling dekat bagi seorang anak perempuan. Beliau diambil oleh Sang Khalik setelah bertahun-tahun sakit keras. Saat itu, memang saya sedikit kurang mengerti Kejadian ini mengapa dengan segera menimpa saya? Ini sungguhkah?. Tapi saya selalu teringat pesan ibu saya bahwa Allah Pemilik semuanya, kamu, Mamah, Bapakmu, Mas-mas dan Mbakmu bahkan seluruh yang ada di dunia ini. Jadi, ibaratnya titipan, kita harus legowo kalau yang punya sudah memintanya kembali. Jadi, satu hal yang membesarkan hati saya, bisa jadi ibu saya lebih dicintai Allah SWT sehingga dengan segera diambil, tidak terlalu lama dititipkan. Saya mungkin lebih beruntung daripada rekan saya ini. Saat gempa kemarin, dia telah kehilangan 2 orang anggota keluarganya dalam waktu sehari, dan bahkan hanya dalam hitungan jam. Ibu dan adik laki-lakinya telah meninggal tertimpa rumahnya. Di hari terjadinya gempa itu, rekan akhwat ini telah bersiap-siap pergi kajian pagi ke Masjid Mardliyah dekat kampus. Wajar saja, karena perjalanan dari rumahnya hingga kampus UGM membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit-an maka pukul 5.50 WIB, dia sudah berjilbab rapi. Baru selesai mengenakan kaos kaki sebelah kanan, ternyata rumahnya seperti digoncang, kontan dia berlari keluar rumah. Tapi ternyata dia ingat, ibu, bapak dan 2 orang adiknya masih di dalam. Akhirnya masuklah dia kembali ke dalam rumah. Pada saat yang bersamaan tersebut, ibunya juga sudah keluar lewat pintu belakang. Tapi teringat juga dengan suami dan anak-anaknya, masuklah beliau kembali ke dalam rumah. Kedua adiknya ternyata masih di dalam kamar begitu pula bapaknya yang juga tidak sempat menyelamatkan diri. Akhirnya, jadilah mereka sekeluarga tertimpa bangunan di dalam rumah. Begitu pula rekan saya tadi. Ternyata Allah masih memudahkannya untuk bisa keluar dari reruntuhan itu dan mendengar sang bapak merintih-rintih. Dengan dibantu tetangganya, akhirnya bapaknya dan adik perempuannya bisa ditemukan. Dalam beberapa saat kemudian, ibunya juga ditemukan, tapi sungguh kondisinya sangat menyedihkan. Bagian kepalanya nyaris remuk dan seketika beliau telah diambil oleh Sang Khalik. Adik laki-lakinya saat ditemukan, tertimbun reruntuhan bangunan dan saat akan dibawa ke rumah sakit, adiknya meninggal. Tak bisa dibayangkan, kesedihan rekan saya saat itu. Dalam hitungan jam, dia kehilangan 2 orang yang dicintainya. Ya.dalam sesaat saja, jika Allah menginginkan, maka dalam sekejab itu pula, titipan itu diambilNya. Oleh sebab itu, seperti rumusnya tukang parkir, yang menjaga amanatnya dengan sebaik-baiknya, dan rela jika diambil oleh sang pemiliknya kembali. Karena titipan adalah titipan, tak bisa selamanya menjadi milik kita. - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Ketika Malaikat Maut Menjemput
Ketika Malaikat Maut Menjemput 11 Des 06 06:37 WIB Oleh Febty Febriani Dari Abdullah bin Umar: Aku pernah mendatangi Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam sebagai orang kesepuluh dari sepuluh orang yang mendatangi beliau pada saat itu. Kemudian seseorang dari kaum Anshar berdiri dan bertanya, Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang paling cerdik dan terkuat pendiriannya? Beliau menjawab, Orang yang terbanyak mengingat kematian dan yang terbanyak persiapan untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang paling cerdik di mana mereka berangkat dengan kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat (HR Thabrani) Bulan November 2006. Sudah lebih satu minggu berlalu. Saat itu, Bandung mulai diguyur hujan. Langit mendung dan gelap adalah hampir menjadi teman dalam keseharian beraktivitas. Suasana dingin juga menyergap relung badan. Saat itu, belum sederas seperti saat-saat ini. Hanya berupa rintik-rintik. Namun, cukup mampu membuat basahnya tanah. Cukup mampu juga memberi minum pada tanaman-tanaman. Rasa syukur yang terperikan, bagi yang membutuhkan. Sama seperti saat itu. Seakan mendung juga menyelimuti suasana kantor saya. Hampir tiga minggu berturut-turut, keluarga besar kantor dihadapkan pada suasana duka. Kematian. Peristiwa pertama terjadi pada minggu kedua di bulan November basah itu. Buah hati tercinta seorang rekan kantor menghadap Sang Penciptanya. Masih kecil dia. Bahkan masih balita. Sedang lucu-lucunya. Namun, waktu yang berbicara. Masanya sudah tiba. Sang buah hati meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Menuju tempat peraduan abadi. Penyakit bawaan dari lahirlah yang menjadi penyebab. Masih ada goresan luka di wajah kedua orang tuanya saat kami berkunjung ke sana. Masih tersisa sembab di kedua pelupuk mata. Terbata-bata sang bunda bercerita tentang si buah hati. Ketika proses kehamilan. Ketika proses kelahiran. Ketika proses pengobatan yang menguras tenaga dan pikiran. Ketika munculnya harapan untuk bisa sembuh. Ketika keduanya rekan kerja dan isterinya- menunggu si buah hati di rumah sakit. Dan ketika proses kematian menjelang. Runtut saya mendengarnya. Kesedihan menyelimuti ruang tamu rumahnya. Tempat kami bertamu. Kematian memang meninggalkan duka. Apalagi, oleh kepergian orang yang dicintai. Apalagi, bagi rekan kerja saya, yang pergi adalah sang buah hati. Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah setetes embun di padang pasir? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah pengobat rindu bagi kelelahan jiwa? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah harapan? Bukankah, bagi kedua orang tua, sang buah hati adalah penyemangat? Karena itu, adalah wajar ketika saya melihat duka di wajah rekan kerja saya dan isterinya. Sejarah mencatat, hal yang sama juga dirasakan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad, ketika ditinggal putra-putra tercintanya yang belum beranjak dewasa. Tengoklah penggalan syair yang dikumandangkan oleh Abu Bakar Ath-Tharthusi tentang perasaan kedua orang tua ketika berpisah dengan anaknya. ... keduanya menelan beban derita atas kematian anaknya dan tersingkap kerinduan-kerinduan yang mereka sembunyikan terhadap anaknya niscaya ia akan meratapi sang ibu yang sesak nafas terkena... Sama. Minggu terakhir di bulan yang sama, kembali saya mendengar peristiwa yang sama. Kematian. Saat itu, saya usai menunaikan shalat Ashar di masjid kantor. Seorang rekan kerja bercerita tentang peristiwa itu. Sore itu, ternyata, isteri tercinta seorang rekan kerja yang lain sudah berpulang ke Rahmatullah. Tak diduga secepat itu. Pagi tadi, masih ada rekan kerja saya yang masih bertemu dengan rekan kerja saya itu. Artinya, pagi tadi, ketika menuju ke kantor, rekan kerja saya meninggalkan sang isteri yang mungkin dalam keadaan baik. Memang, beberapa bulan terakhir ini, kondisi isteri tercinta rekan kerja saya itu tidak dapat dikatakan dalam keadaan sehat walafiat. Penyakit ginjal telah bersemayam di dalam tubuhnya. Ada isak tangis ketika sore itu kami melayat. Hampir seluruh rekan-rekan di kantor melayat sore itu. Suasana duka terlihat di sekeliling rumahnya. Ramai. Dipenuhi oleh tetangga dekat rumah. Cuaca sore itu seakan mendukung. Langit mendung. Tidak hujan memang. Sang anak, masih dengan mengenakan pakaian seragam sekolah, terlihat menangis. Tidak hanya berupa tangis sesenggukan. Lebih dari itu. Sang bapak memegang erat tubuh si anak. Mencoba menyabarkannya. Namun, bagi sang anak, kehilangan sang bunda untuk selama-lamanya adalah suatu beban yang berat. Kami menunggu beberapa saat. Agak cukup lama. Saat itu, sang mayit sedang dimandikan. Setalah sang mayit dimandikan, lalu dibawa ke rumah duka dan disemayamkan.Beberapa pelayat terlihat menyalami rekan kerja saya. Menyampaikan belasungkawa. Begitu juga
[media-dakwah] Tengoklah ke Dalam sebelum Bicara
Tengoklah ke Dalam sebelum Bicara 1 Peb 06 10:23 WIB Oleh Sus Woyo Ada sebuah kisah kecil, ketika saya masih aktif bersama teman-teman di organisasi remaja masjid kampung saya. Namun kisah kecil ini telah menjadi 'prasasti' indah dalam kehidupan saya sampai sekarang. Waktu itu kami sedang giat-giatnya menggelar usaha keagamaan. Tiba-tiba di belakang masjid kami, salah seorang warga membuka rumahnya untuk dijadikan tempat judi togel. Setiap malam orang-orang ramai berkumpul di situ. Karena dari pihak desa tidak ada reaksi apa-apa terhadap judi itu, maka kami bersepakat untuk negosiasi dengan warga itu. Agar kegiatan yang banyak merugikan masyarakat itu dihentikan saja. Dengan semangat, kami bersepakat untuk mendatangi tempat tersebut. Namun sebelum berangkat, ada salah satu senior kami yang mengingatkan. Ia berkata pada kami. Ini kerja besar.Ini perjuangan berat. Jangan gegabah kita melangkah. Kita harus lebih siap lagi untuk maju ke medan 'jihad' ini. Ada sesuatu yang harus kita laksanakan dulu sebelum kita maju kesana. Senior kami itu menyarankan agar kami mengoreksi diri dulu. Sudah sejauh mana ibadah harian kita kepada Allah. Sudah sejauh mana komitmen kita terhadap apa yang diperintahNya dan apa yang dilarangNya. Ahirnya, selama beberapa hari, kami disarankan untuk sebisa mungkin sholat wajib berjamaah. Kita juga harus bangun malam untuk qiamullail. Yang biasanya jarang puasa Senin Kamis, sekarang amalan Nabi itu harus dilaksanakan dengan intensif. Pokoknya, senior kami itu menyarankan agar sebisa mungkin mengaplikasikan bentuk ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Tidak hanya bentuk amar ma'ruf saja, tapi mesti diiringi juga dengan nahi mungkar. Seperti yang masih merokok untuk segera meninggalkan perbuatan mubah itu. Beberapa hari kemudian, saat hari 'H' sudah tiba, kami berkumpul lagi. Namun kami tidak jadi menemui bandar togel itu. Sebab, dengan izin Allah, orang itu sudah menutup total usahanya. Rupanya ia sudah kembali berprofesi seperti biasa, yaitu sebagai kuli bangunan. Kami merasa gembira sekali. Dan semua ini sudah jelas merupakan pertolongan dariNya. Entah apa yang terjadi seandainya kami menyikapi perbuatan salah seorang warga di dekat masjid itu dengan emosional pada waktu itu, tanpa mengindahkan nasehat senior kami. Apakah ini sebuah kemenangan sebelum bertanding? Tidak juga. Sebab kami telah berjuang dulu, berjuang menaklukan napsu diri. Bukankah ini juga jihad besar? Pantas, jika sahabat Umar ra. sebelum berangkat perang dengan orang kafir, selalu memeriksa pasukannya sedetil mungkin. Mereka yang malamnya tidak qiamullail, sementara jangan ikut ke medan jihad dulu. Kata Khalifah kedua itu: Saya tidak takut dengan musuh yang banyak, tapi saya lebih takut kepada banyaknya dosa yang kita bawa. Sehingga kita akan kesulitan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Dan sejarah juga mencatat gemilangnya perang Badar bagi kaum muslimin. Padahal erbandingan jumlah pasukan antara kaum muslimin dan kafir sama sekali tidak seimbang. Tentu sudah bisa dipastikan bahwa salah satu faktor kemenangan kaum muslimin adalah karena kwalitas iman orang muslim masa itu yang sangat prima. Dan tentunya sangat minim dengan dosa-dosa. Tidak seperti kami di jaman ini. Saya hanya bisa berpikir, seandainya saya, keluarga saya, lingkungan saya, atau skup yang lebih luas lagi negri saya, dalam mengatasi masalah berkiblat dengan cara mereka, mungkin Allah pun akan memberi kemudahan dalam mengatasi berbagai masalah. Ya, tentunya harus dimulai dari pribadi masing-masing. Sebab tak mustahil, bahwa saya, kita-kita inipun ternyata ada dalam barisan orang-orang yang menghambat pertolongan Allah. Sampai sekarang pesan senior kami di organisasi remaja masjid bertahun-tahun lalu itu, selalu terngiang ditelinga saya, manakala ada sesuatu pekerjaan yang harus berhubungan dengan orang banyak. Pesan yang pendek, namun sangat berarti: Bacalah dirimu! Sebelum kau baca orang lain! Atau dalam bahasa populer penyanyi ballada Ebiet G Ade: Tengoklah ke 'dalam', sebelum bicara. # [EMAIL PROTECTED] # - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Nikmat...begitu banyak yang telah terlewatkan tanpa mensyukurinya
Nikmat...begitu banyak yang telah terlewatkan tanpa mensyukurinya 30 Jan 06 12:53 WIB Oleh Bunda Shafiya Saat itu kami; aku, bapak dan Shafiya sedang berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Kami baru saja pulang dari menikmati semangkuk Soto Lamongan Cak Har *slruup* yang terkenal itu. Tepat di traffic light menuju ke arah Margorejo, mobil berhenti karena traffic light menunjukkan warna merah. Aku melayangkan pandangan ke seberang jalan. Nampak olehku sosok ibu pengemis dan anaknya yang sedang mesra bersenda gurau. Si anak rupanya haus dan alhamdulillah saat itu sang ibu ada rezeki untuk membelikan sekantung plastik es teh bagi si anak. Dengan penuh rasa kasih sayang kantung plastik es teh itu dibuka dari ikatannya dan diminumkan ke si anak dengan menggunakan sedotan. Tampak si anak sangat menikmatinya, kehausan barangkali. Setelah si anak puas, ibu itu pun mencicipi es teh itu sedikit dan ternyata walaupun es teh itu hanya bersisa sangat sedikit, mungkin hanya satu tegukan lagi sisanya, sang ibu itu tetap menyimpan sisa itu dengan hati-hati dengan mengikat kembali kantung plastik es teh itu.. Subhanallah! Betapa orang seperti mereka sangat menghargai dan mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada mereka serta menjaganya dengan sangat hati-hati. Dadaku terasa sesak, bersamaan dengan itu air mata mulai menetes.. Teringat akan percakapanku dengan Shafiya di depot soto itu, Nak, udah deh, ice tea-nya nggak usah dihabiskan. Ayo.. cepetan, Bapak sudah menunggu di mobil. Betapa bodohnya aku yang malah mengajarkan anakku untuk berbuat suatu hal yang mubazir yang mencerminkan rasa tidak bersyukur padaNya. Astagfirullah. Bagi orang lain, peristiwa ini mungkin bukan sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Tapi saya memaknainya lain. Alhamdulillah.Allah memberi saya petunjuk untuk selalu mensyukuri nikmatNya dalam ketaatan kepadaNya. Syukur Alhamdulillah. Ibu pengemis itu telah mengajarkan kepada saya cara untuk menghargai nikmatNya. Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzdzibaan? Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang engkau dustakan? Pertanyaan retoris ini membuat saya tertunduk malu tiap kali mendengarnya. Betapa tidak! saya sering kali iri dengan nikmat yang ada pada orang lain. Saya memang tidak pernah sampai dalam tahap merasa dengki dan menginginkan agar nikmat orang lain itu hilang. Naudzubillah min Dzalik.. Tapi rasa iri saya membawa saya menjadi orang yang kufur nikmat. Padahal Allah selalu baik kepada saya. Dalam studi dan karir insya Allah saya selalu lancar. Ketika saya berdoa agar mendapat pendamping hidup yang sholeh, Allah dengan cepat mengabulkan permintaan saya. Ketika saya berdoa agar dikarunai anak yang menyejukkan pandangan orang tuanya, Allah dengan berbaik hati mengabulkan permohonan saya itu.. Namun.dari banyak nikmat yang ada, sedikit sekali saya mampu menyentuhkan dahi bersujud pada Allah untuk menyampaikan rasa terima kasih saya. Nikmat.. begitu banyak yang saya lewatkan tanpa mensyukurinya. Ya Allah.. janganlah golongkan saya menjadi orang-orang yang merugi karena kufur terhadap nikmatMu... (Tuhan) yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan keduanya tunduk kepadaNya. Dan Allah meninggikan langit dan Dia melektakkan neraca keadilan. Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan jangan kamu mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya, di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bungaan yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan? (Surat Ar Rahman: 1-13) - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]