[media-dakwah] Why Does the Muslim World Lag in Science?

2006-01-03 Terurut Topik Priyono, Bambang
Terlampir adalah artikel seperti judul di atas, yang saya dapat dari teman.
 
Salam,
Bambang 

-Original Message-
From: Riefqi Muna [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, December 26, 2005 3:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Why Does the Muslim World Lag in Science?


Rekan-rekan semua, 
Sekedar share bacaan. Berikut artikel yang menarik mengenai Keterbelakangan 
Islam di dalam dunia sains. Sebuah petaka yang tragis ditilik dari trajectory 
sejarah Islam. Artikel ini ditulis oleh Professor Aaron Segal, seorang yang 
tidak asing buat kita yang mengkaji ilmu politik. Walau bisa diperdebatkan, 
Islam mengalami kemunduran ketika ethos eksplorasi external semakin 
ditinggalkan dan hanya berkutat pada internalitas dan eksklusifisme. Artikel 
ini memang tidak anyar, tetapi isinya penting untuk direnungkan.

Berikut weblink ke artikel tersebut. Namun saya juga copy-paste kan usai 
pengantar saya)
Weblink ke artikel: http://www.meforum.org/article/306
(kalau ada masalah untuk link-up, hubungi saya untuk dokumen dalam pdf)

Tentu, tulisan ini tetap mengundang beberapa kritik, misalnya, si penulis tidak 
mencantumkan periode terburuk sejarah Islam (periode Crusade) yang turut 
menurunkan dan menentukan conjuncture dari sejarah Islam sampai saat ini. 
Tetapi tentulah blaiming kepada perang salib secara terus-menerus tidak sehat 
untuk Islam. Sebab Jepang, Korea, Taiwan bisa mensejajaran dengan negara-negara 
Barat, sementara tidak ada satupu negara yang berpenduduk mayoritas Islam 
apalagi negara-negara Arab kaya minyak yang sanggup menciptakan kemajuan sains 
secara berarti.

Anyway, artikel ini bersifat historis analitis yang menarik dan bisa dijadikan 
trigger untuk menjelajah sains yang tertinggal. Sebagai peneliti di sebuah 
lembaga riset dan akademik yang menfokuskan kegiatan riset-riset sains 
(terutama untuk teknologi militer), saya betul-betul melihat bahwa gap sains di 
dalam masyarakat Islam dengan negera maju. Gap tersebut memang seperti yang 
digambaran oleh artikel-nya Aaron Segal tersebut atau malahan kondisinya lebih 
buruk lagi.

Indonesia secara umum juga mengalami hal yg serupa. Represi yang dilakukan Orde 
Baru misalnya, telah menyebabkan kemunduran terutama di dalam ilmu-ilmu sosial 
kritis dan sebagainya. Bahkan, sampai sekarang Indonesia tidak memiliki visi di 
dalam pengembangan sains. Sebab, seperti Pak Mochtar Pabottingi pernah katakan, 
kebijakan negara yang senantiasa bersifat darurat menjadikan negeri ini tidak 
pernah bisa beranjak. Benar, dari sisi manajemen juga demikian, manajemen yang 
bersifat A-Hoc ia lebih mahal ongkosnya dan tidak bisa memaksimalkan hasil, 
sebab resources akan terkuran percuma untuk mengatasi kedaruratan demi 
kedarutan secara terus menerus. 

Salam dari Oxfordshire
Riefqi Muna

=

WHY DOES THE MUSLIM WORLD LAG IN SCIENCE?
by Aaron Segal

Aaron Segal, professor of political science at the University of Texas, El 
Paso, is the author of An Atlas of International Migration (Bowker, 1993) and 
Learning by Doing: Science, Technology and the Developing World (Westview, 
1987).

By any index, the Muslim world produces a disproportionately small amount of 
scientific output, and much of it relatively low in quality.1 In numerical 
terms, forty-one predominantly Muslim countries with about 20 percent of the 
world's total population generate less than 5 percent of its science. This, for 
example, is the proportion of citations of articles published in 
internationally circulating science journals.2 Other measures -- annual 
expenditures on research and development, numbers of research scientists and 
engineers -- confirm the disparity between populations and scientific research.

This situation leads to some hard questions: Is Islam an obstacle to modern 
science? If not, how does one explain the huge gap in scientific output between 
the Muslim world and the West or East Asia? And what must change so that 
science can flourish in Muslim countries?

While Islam has yet to reconcile faith and reason, other factors such as 
dictatorial regimes and unstable funding are more important obstacles to 
science and technology's again flourishing in the Muslim world. Significant 
progress, in other words, depends on changes in values and institutions -- no 
small order.

THE HISTORICAL RECORD

We start with a brief history of science and technology in the Muslim world, 
the first place to search for clues to these questions. In a nutshell, the 
Muslim experience consists of a golden age in the tenth through thirteenth 
centuries, a subsequent collapse, a modest rebirth in the nineteenth century, 
and a history of frustration in the twentieth century. The deficiency in Muslim 
science and technology is particularly intriguing given that Muslims were world 
leaders in science and technology a millennium ago -- something that 
distinguishes them from, say, the peoples of Latin America or sub-Saharan 
Africa.

Golden Age. The period 900-1200 A.D. represents the 

[media-dakwah] Urunan Buat Web Site Milis Media Dakwah?

2005-11-23 Terurut Topik Priyono, Bambang
Saya ingin ikut urunan. Tolong umumkan nomer accountnya. Saya yakin ikhwaan  
akhwaat akan bersedia menyumbang bahkan lebih dari Rp 10,000. Kalau ada 
kelebihan, Insya Allah kita akan dapat memanfaatkannya di jalan Allah. Amien!

Salam,
Bambang Priyono




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
~- 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/