Ass.Wr.Wb.
Di Indonesia, atau khusunya di Jakarta atau Surabaya, dimana ya bisa
menukarkan rupiah ke Dinar atau Dirham ?
Mohon bantuan infonya ya, trim's.
salam,
bagus
--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "suhana032003" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> --- In [EMAIL PROTECTED], "henri_sa" wrote:
>
> Dinar: Solusi Praktis untuk Syndrom Pensiun
> Diskusi Sabtuan di kantor INSISTS tanggal 10 Maret 07 yang baru lalu
> menampilkan tema "Penjajahan IMF di Indonesia dan Upaya Solusinya".
> Muhaimin Iqbal, yang bertindak sebagai pemakalah menjabarkan siapa
> dan bagaimana IMF melakukan penjajahan ekonomi di Indonesia.
> Iqbal menjelaskan bahwa penjajahan IMF terhadap ekonomi dunia melalui
> sebuah sistem yang disebut dengan "tiga setan": a) fractional reserve
> banking, b) uang fiat (uang kertas yang tidak memiliki nilai
> intrinsik) c) sistem bunga/riba.
> IMF mengawali "karir" penjajahannya di Indonesia melalui perampasan
> kedaulatan ekonomi dengan menekan Presiden Suharto untuk menandatangi
> kesepakatan yang disaksikan oleh petinggi IMF, Michel Camdessus.
> Penekanan IMF dilakukan dengan cara ancaman untuk menggagalkan
> bantuan pinjaman ke Indonesia sebesar US$ 43 milyar yang pada saat
> itu tengah dilanda krisis keuangan. Keraguan Indonesia terhadap
> keampuhan IMF untuk mengatasi krisis sebenarnya telah ada sejak awal
> dan oleh karena itu lebih memilih cara Currency Board (pematokan kurs
> dollar terhadap Rupiah).
> Solusi cerdas Indonesia ini banyak mendapat dukungan dari ekonom
> peraih nobel seperti Gari Becker, Milton Friedman, Merton Miller dan
> Robert Mundell. Namun sayangnya, di samping IMF dan Amerika, justru
> serangan terhadap kebijakan currency board justru datang dari
> beberapa ekonom Indonesia hasil didikan Barat. Konspirasi terselubung
> antara IMF dan ekonom liberal Indonesia ini diperkuat dengan peranan
> media massa yang lebih mempopulerkan peranan IMF, sehingga ide
> currency board pun ditinggalkan. (bandingkan dengan para tokoh
> liberal Indonesia pro Barat dalam pemikiran keagamaan dan HAM).
> Iqbal tidak larut dengan pemaparan tentang penjajahan ekonomi yang
> dilakukan IMF, beliau pun langsung membahas inti permasalahan yang
> langsung mengarah pada solusi praktis. Yaitu solusi yang tidak
> bersifat coba-coba / trial & error. Kemudian Iqbal, yang sejak 2006
> menjabat sebagai presiden direktur di PT Asuransi Bintang Tbk ini
> menjelaskan ketegaran sistem standar mata uang emas, yaitu Dinar dan
> Dirham. Kedua mata uang ini sepanjang sejarah telah terbukti anti
> inflasi dan sangat adil. Sebab dengan sistem fractional reserve
> terbukti adanya ketidakadilan yang luar biasa. Pencetakan mata uang
> Dolar kertas (US$ 1 s/d US$ 100) yang hanya memakan ongkos US$ 0.05
> (5sen) harus dihargai dengan nilai yang berlipat ganda oleh negara-
> negara lain, apalagi Indonesia.
> Ayah tiga putri ini pun menunjukkan bukti kesaktian mata uang dinar-
> dirham melalui beberapa data ilmiah, di antaranya grafik perkembangan
> index harga dari tahun 1657 s/d 1817 di kekhalifahan Ustmaniah yang
> lebih stabil (lebih datar) dibanding dengan trend liner index harga
> di wilayah Kerajaan Inggris.
> Di akhir pemaparannya, sosok yang gemar berdakwah tentang keunggulan
> ekonomi Islam ini, menjelaskan banyaknya manfaat dari penggunaan
> dinar dan dirham yang sangat nyata khususnya untuk menyembuhkan
> syndrom pensiunan. Hal ini sangat berbeda dibandingkan peranan uang
> fiat, yang secara sempurna terbukti sebagai alat tukar yang tidak
> adil, karena nilainya yang selalu berubah, baik dalam peranannya
> sebagai satuan pembukuan maupun sebagai penyimpan nilai kekayaan.
> Ketimpangan uang fiat juga ditengerai dari perkembangannya selama 40
> tahun terakhir, di mana Rupiah mengalami penurunan nilai rata-rata 8%
> dan US$ 5%. Sebaliknya nilai dinar mengalami kenaikan nilai rata-rata
> 28,73% pertahun terhadap Rupiah dan 10,12% terhadap US Dolar. Bahkan
> Dolar yang diduga sangat perkasa pun, nilainya kini tinggal 41%
> terhadap nilai emas dalam 6 tahun terakhir.
> Ringkasnya, dalam masalah ekonomi, khususnya mata uang, telah
> terbukti sabda Rasulullah SAW bahwa umat Islam telah ikut Yahudi dan
> Kristen memasuki lubang biawak (hujra dhabb).
> Dari uraian pemakalah, dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai risalah
> wahyu yang final mempunyai sistem ekonomi dan keuangan yang jauh
> lebih adil dibanding dengan sistem ekonomi modern. Sebab ekonomi
> Islam tidak pernah memisahkan antara yang bersifat material dan nilai-
> nilai spiritualnya. Sehingga sistem kapitalisme dapat dilawan dengan
> konsep wakaf, infaq dan sedekah yang salah satunya diwujudkan dengan
> mendirikan pasar dalam konsep Islam. Di samping itu sistem ekonomi
> modern dengan "tiga setan"nya membuktikan bahwa pada akhirnya negara-
> negara berkembang hanya menjadi dul-dulan dan bulan-bulanan bagi
> negara-negara kaya. Dengan mencermati sepak terjang IMF selama ini,
> kiranya tidak disangsikan