Re: [media-dakwah] Darul Islam dan Darul Kufur
mohon pendapat dari Bapak-bapak sekalian benarkah perbedaan Darul Islam dan Darul Kufur hanya sebatas amalan - amalan dan syi'ar - syi'ar Islam yang tampak pada penduduk negeri tersebut seperti adzan, shalat 5 waktu, shalat Jum'at, Shalat 'Ied. karena kalau itu yang menjadi indikasi kuat negara tersebut menjadi Darul Islam ... hampir semua negeri-negeri di dunia menjadi negeri islam ... Regards DP - Original Message - From: Ku HanyaOrangBiasa [EMAIL PROTECTED] To: PKS-Watch [EMAIL PROTECTED]; Salafi_Indonesia [EMAIL PROTECTED]; Salafiyyin [EMAIL PROTECTED]; Hidayatullahcom [EMAIL PROTECTED]; Islam Bersatu [EMAIL PROTECTED]; Islamic Management [EMAIL PROTECTED]; Kafilah Islam [EMAIL PROTECTED]; Kajian Lepas Kerja [EMAIL PROTECTED]; KajianNET [EMAIL PROTECTED]; Kelompok Kajian Islam Indonesia [EMAIL PROTECTED]; Keluarga Islam [EMAIL PROTECTED]; Keluarga Sejahtera keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; Majelis Muda majelismuda@yahoogroups.com; Media Dakwah media-dakwah@yahoogroups.com; Muhammadiyyah [EMAIL PROTECTED]; Partai Islam [EMAIL PROTECTED]; Pengajian Kantor [EMAIL PROTECTED]; Al Irfan [EMAIL PROTECTED]; Assunnah2 assunnah_2@yahoogroups.com; buku-Islam [EMAIL PROTECTED]; Forum-Islam [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 09, 2005 2:05 PM Subject: [media-dakwah] Darul Islam dan Darul Kufur Darul Islam dan Darul Kufur Para ulama' ahlus sunnah membagi suatu negeri menjadi 2 macam yaitu Darul Islam dan Darul Kufur, namun mereka berbeda pendapat tentang indikasi yang dijadikan patokan dalam menghukumi suatu negeri apakah Darul Islam atau Darul Kufur. Salah satu pendapat yang kuat yang menjadi indikator bahwa suatu negeri merupakan Darul Islam adalah amalan - amalan dan syi'ar - syi'ar Islam yang tampak pada penduduk negeri tersebut seperti adzan, shalat 5 waktu, shalat Jum'at, Shalat 'Ied dan lain sebagainya. Pendapat tersebut diambil berdasarkan hadits berikut : Dari Anas bin Malik ra., ia berkata, Kaana Rasulullah yaghiiru idzaa thala'al fajru wa kaana yastami'ul adzaana fain sami'a adzaanan amsika wa ilaa aghaar yang artinya Adalah Rasulullah jika hendak menyerang daerah musuh ketika terbit fajar. Beliau menunggu suara adzan, jika beliau mendengar adzan maka beliau menahan diri, dan jika tidak mendengar maka beliau menyerang (HR. Bukhari no. 610 dan Muslim no. 1365) Al Imam Nawawi rhm. Berkata, Hadits ini menunjukan bahwa adzan menahan serangan kaum muslimin kepada penduduk negeri daerah tersebut, karena adzan tersebut merupakan dalil atas keislaman mereka (Syarh Nawawi pada Shahih Muslim 4/84) Al Imam Qurthuby berkata, Adzan adalah tanda yang membedakan antara Darul Islam dan Darul Kufur (Al Jami' Liahkamil Qur'an 6/225) Az Zaqarny berkata, Adzan adalah syi'ar Islam dan termasuk tanda yang membedakan Darul Islam dan Darul Kufur (Syarh Zarqany atas Muwatha' 1/215) Maraji' Majalah Al Furqan, Gresik, Edisi 9, Tahun IV, 2005, halaman 33 - 34 Semoga Bermanfaat KuHanyaOrangBiasa MURNIKAN TAUHID, TEGAKAN SUNNAH __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [media-dakwah] Ngobrol Tentang Khilafah
Alhamdulillah ... dengan diskusi ini ana makin banyak masukan dan pengetahuan baru dari bapak-bapak sekalian. sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada perkataan atau tulisan saya yang menyinggung bapak-bapak dalam menyampaikan pendapat sayakesalahan itu datangnya dari diri saya pribadi yang kurang pengetahuan dan dalam tahap belajar tapi SATU HAL yang saya petik dari diskusi ini ... KITA RINDU DAN SEPAKAT BAHWA WAJIB ADANYA KHILAFAH YANG MEMPERSATUKAN KAUM MUSLIM untuk masalah cara.. masing-masing mempunyai cara yang pada intinya ingin segera terlaksananya SYARIAT ISLAM . maaf apabila saya salah mengambil kesimpulan dalam pelajaran dari diskusi kita ini Wassalam DP - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Friday, August 05, 2005 10:59 AM Subject: Re: [media-dakwah] Ngobrol Tentang Khilafah assalamu'alaikum ini kan aku hanya kasih info ada satu konsep pemahaman tentang khilafah kan kita perlu tahu juga perkara kita sefaham apa tidak itu kan urusan lain jadi aku cuma menyampaikan ada pemahaman yang lain supaya kita jadi ngerti dan kenal kosep tersebut urusan logic dan elegan itu kan penilaian kita masing-masing dan ini bergantung imprint yang ada di diri kita masing - masing semoga imprint kita ini tidak fix , sehingga kita masih bisa bertabayyun karena kebenaran itu mutlak dari Allah swt tapi kita perlu cari dan perbandingkan dengan masa rosul dan sahabat, supaya tidak masuk ke bid'ah ingat semua itu kan dalam rangka ibadah , ibadah kan mesti mencontoh rosul dan sahabat maaf nih aku akan cari artikelnya lagi kalau masih mau kenal konsep khilafah ini , kita bisa sharring lagi yah tujuanya kita juga perlu kenal kan semua faham yang ada agar tidak mengnggap yang kita temukan dan fahami sekarang ini yang paling benar Ingat , masalah imaam wajib hukumnya nah sampai sekarang kita belum punya Imaam apa ayat tersebut ( tentang Imaam ) tidak perlu diamalkan mau tunggu terus ?? sampai kapan ?? maaf yah kalau artikel yang aku baca dan aku sampaikan ini membuat bingung awalnya saya juga bingung , karena pemahamanya beda dengan kebanyakan yang jelas kita epakat : ( mungkin ) islam bukan milik seseorang , golongan , suku , negara tapi milik muslimin sedunia khilafah juga bukan milik tertentu yang bisa di banggakan tetapi sarana untuk bersatunya muslimin se dunia kita di nilai dihadapan Allah berdasarkan Amal ibadah masing-masing sesuai ilmu dan cara dalm ibadah jangan sampai ibadah sesuai dengan kabanyakan tapi tidak mencontoh rosul dan sahabat (termasuk mengembalikan kekhilafah sesuai dengan kholifah yang empat) urusan susah , tidak logic,tidak elegan itu di kompare dengan mana ? Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] Fw: [keluarga-sejahtera] Pelajaran di Bulan Rajab, Bulannya Allah swt
Dari milis tetangga Mohon tinjauannya ... atas penjelasan berikut... karena ybs tidak menjelaskan periwayat dan keterangan kisahnya... Regards DP - Original Message - From: arief dani [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; majelismuda@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 04, 2005 12:08 PM Subject: [keluarga-sejahtera] Pelajaran di Bulan Rajab, Bulannya Allah swt Pelajaran di Bulan Rajab, Bulannya Allah swt Mawlana Shaykh Muhammad Hisyam Kabbani Michigan, Agustus 2004 Diambil dari: http://mevlanasufi.blogspot.com Ditranslasi oleh Dyah Novita Jika dukungan selalu ada pada seseorang, maka orang tersebut akan selalu sukses. Semua yang datang saat ini mempunyai dukungan itu. Jika tidak, kalian tidak akan pernah ditemukan berada dalam asosiasi seperti ini. Mengapa harus datang ? kalian bisa saja bersama yang lain, bahagia dengan kehidupan materi dan kenikmatannya. Namun Cahaya yang ada dalam hati kalian menarik kalian kesini. Tanpa adanya dukungan Tuhan , tidak mungkin kita semua berhasil dalam hal apapun. Kita sedang menghadapi sebuah bulan yang amat penting dalam kalender Islam. Yaitu bulan suci, Rajab al-Haram. Bulan Rajab adalah salah satu dari bukan-bulan haram antara lain Dhul-Qida, Dhul-Hijja, and Muharram. Bulan ini juga sebagai pembuka dari rangkaian 3 bulan suci yang dalam puncaknya adalah Ramadan: Rajab, Shaban, and Ramadan. Selama 3 bulan ini setiap orang harus mempersiapkan diri dan menjaga sebaik mungkin dari segala dosa-dosa, kelakuan buruk dan nafsu-nafsu rendah. Nabi bersabda : 'Rajab adalah bulannya Tuhan, Shaban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan bagi umatku.' Tuhan memberi kita 12 bulan dalam setahun. Sebelas bulan milik kita dan satu milik Tuhan. Imbalan apa yang akan diberikan Tuhan pada hamba-hamba-Nya; tak seorangpun tahu, bahkan Nabipun tidak tahu. Pekerjaan para Nabi dan malaikat berhenti pada bulan Rajab. Mereka tidak diijinkan mengetahui apa yang Tuhan akan berikan pada hamba-hamba-Nya. Pada bulan selanjutnya, Shaban, tidak seorangpun diijinkan mencari tahu pahala apa yang Nabi berikan pada umat-umat beliau, kecuali Nabi dan Tuhan Yang mengetahuinya. Segala pahala-pahala yang dikumpulkan dalam bulan Rajab dan Shaban akan ditulis bagi kalian dan akan diketahui semua orang pada bulan Ramadan. Itulah mengapa Ramadan disebut bulannya para umat. Jadi 3 bulan ini sangat penting dalam pemahaman thariqat Sufi. Di bulan Rajab, Nabi mengadakan perjalanan malam beliau (isra' mi'raj). Hari-hari terpenting sepanjang tahun adalah hari-hari pertama di bulan Rajab. Semua khalwat diadakan pada awal bulan Rajab. Khalwat paling penting yang telah dikerjakan oleh para guru-guru Sufi dalam kehidupan mereka selalu jatuh pada bulan itu. Karena itu adalah bulan yang suci. Di bulan ini, Samudera-Samudera Ampunan, Cinta dan Pahala milik Tuhan akan dibuka bagi umat dan hamba-hamba-Nya. Semua awliya di planet ini, dari timur sampai barat, dari utara sampai selatan mengharap akan melihat sesuatu terjadi selama bulan-bulan utama ini. Lihatlah ampunan Tuhan yang dikirim pada bulan Rajab. Jika kalian melakukan perbuatan buruk, jangan mengulanginya, hal itu ibarat menjauhkan diri dari Tuhan. Kembalilah pada Tuhanmu, maka Dia akan mengampunimu. Ini penting, karena tak seorangpun tahu apa yang Tuhan akan berikan pada hamba-Nya, bahkan 2 malaikat yang berada di kedua pundak manusia dan bertugas menulis amalan tiap orang. Di zaman Nabi dulu, hiduplah seorang perampok jalanan yang terkenal sadisnya. Dia sering beraksi setelah tengah malam. Jika dia bertemu seseorang yang berjalan seorang diri, maka akan dirampok, dipukul bahkan dibunuh. Setelah itu dia akan kembali pulang. Tidak seorangpun mampu menangkap penjahat itu. Nabi pernah mengutuknya dengan mengatakan Itulah manusia iblis. Aku tidak akan berdoa untuknya atau menguburnya di pemakaman kaum muslimin. Setelah bertahun-tahun kemudian, penjahat itupun meninggal. Karena Nabi telah mengutuknya, anak-anak menyeret jasadnya di sepanjang jalanan Madinah, lalu memasukkannya di sumur yang telah kering. Namun kemudian Tuhan berseru pada Nabi Ya Nabi-Ku tercinta, hari ini salah seorang Awliya-Ku meninggal dunia. Kamu harus pergi dan memandikan dia, bersihkan, kafani, shalati dan kuburkan dia. Nabi begitu heran, karena beliau telah mengutuk orang itu sepanjang hidup beliau. Dan sekarang ketika telah meninggal, Tuhan memberitahu beliau bahwa penjahat itu adalah seorang Awliya. Bagaimana dia bisa menjadi seorang yang suci ? Namun itulah Pengetahuan Tuhan, dan tak
Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal
Afwan Saya tergelitik untuk menyampaikan tulisan ini agar kita semua bisa memenej opini rakyat (meminjam istilah Bp. B. Samparan) dan menbuat opini umum kepada masyarakat indonesia serta menghasilkan tekanan yang lebih besar kepada pemerintah untuk lebih memberi ruang pada pemahaman Islam yang standar. (ini pun istilah Bp. B. Samparan) ..he..he.. maaf yach pak istilahnya dipinjam.. Syukron DP DAKWAH TANPA KEKERASAN Oleh: MR Kurnia Hakikat Dakwah Tanpa Kekerasan Masyarakat laksana air yang ada dalam gelas. Ketika gelas berisi air kotor, maka agar kita dapat menikmati air bersih, mestilah airnya diubah; bukan dengan memecahkan gelasnya, melainkan dengan mengganti airnya. Buang air yang kotor, lalu diganti dengan air yang bersih. Begitu juga ketika melakukan perubahan masyarakat. Mengubah masyarakat bukanlah menghancurkan masyarakat, melainkan mengganti sistem kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pada zaman Nabi saw., rumah, pasar, maupun kebun pada masa Jahiliah sama dengan pada saat Islam diterapkan. Bahkan, orangnya pun tidak berbeda. Misalnya, Umar pada masa Jahiliah sama dengan Umar pada masa Islam, Abu Sufyan pada masa Jahiliah sama dengan pada masa Islam. Yang berbeda hanyalah keyakinan dan tolok ukur kehidupannya. Berbagai suku di Jazirah Arab pada masa Islam sama dengan suku-suku pada waktu Islam masih lemah. Bedanya, aturan yang diberlakukan pada berbagai suku dan bangsa tersebut pada masa Jahiliah adalah aturan buatan logika dan nafsu manusia, sedangkan pada saat Islam kuat mereka dihukumi oleh aturan Islam. Karena itu, mengubah masyarakat berarti mengubah isinya, yakni mengubah kepribadian anggota masyarakat, pemikiran masyarakat (baik terkait dengan akidah maupun syariat), perasaan masyarakat, dan sistem (nizhâm) yang mengatur berbagai interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat. Pada saat perubahan masyarakat dimaknai sebagai perubahan seperti itu, maka yang harus diubah adalah pemikiran, perasaan, dan sistem masyarakat. Dulu, Nabi saw. dan para sahabat melakukan hal ini. Misalnya, masyarakat Arab yang tadinya meyakini Tuhan itu banyak diubah menjadi meyakini hanya satu Tuhan (tauhid); yang tadinya merasa bahagia ketika berhasil membunuh bayi perempuan diubah menjadi merasa berdosa ketika melakukan perbuatan tersebut; yang tadinya memaklumi adat mengurangi takaran saat berjual-beli diubah menjadi meninggalkannya; ikatan kekabilahan (kesukuan) yang selama ini menjadi pengikat masyarakat diubah menjadi ikatan ideologi Islam; berbagai hukum buatan manusia yang diberlakukan di tengah-tengah mereka diganti dengan hukum Allah Swt. Setelah semua ini berhasil, maka sistem lama dikalahkan oleh sistem yang baru. Jadilah sistem kehidupan Jahiliah berganti dengan sistem kehidupan Islam. Pemerintahan Islam diproklamirkan di Madinah al-Munawwarah. Hukum Islam diterapkan secara total. Perubahan dari masyarakat Jahiliah menjadi masyarakat Islam seperti ini meniscayakan terwujudnya dua hal, yaitu: 1. Pembentukan opini umum yang didasari oleh iman pada Islam serta kesadaran kolektif atas wajibnya terikat dengan Islam; menerapkannya, mewujudkan negara yang menerapkannya, serta melindungnya. 2. Pewujudan kekuatan atau kekuasaan yang mampu menerapkan Islam, melindungi penerapannya, dan memungkinkannya untuk menyebarkan dakwah ke seluruh dunia. Kedua hal tersebut merupakan fokus perjuangan Islam; merupakan fokus pertarungan dengan kekufuran, sistemnya, dan para penjaganya; juga merupakan penciptaan kesadaran kolektif, penciptaan atmosfir penerapan Islam, serta persiapan untuk menegakkannya. Tidak mungkin memproklamirkan perubahan masyarakat kapitalis menjadi masyarakat Islam atau perubahan masyarakat Jahiliah apapun menjadi masyarakat Islam sebelum terwujud opini tentang itu sekaligus kehendak memperjuangkan dan mendukungnya. Mewujudkan semua itu meniscayakan adanya pergolakan pemikiran (ash-shirâ' al-fikrî) dan perjuangan politik (al-kifâh as-siyâsî), bukan perjuangan fisik dan kekerasan. Sebab, kekuatan fisik akan menghasilkan penghancuran masyarakat, sedangkan pergolakan pemikiran dan perjuangan politik akan melahirkan perubahan masyarakat yang diinginkan. Dari sini dapat dipahami betapa hebat langkah Rasulullah saw. yang menjadikan perjuangan dakwahnya tanpa kekerasan sebagai metode untuk mengubah masyarakat. Perjuangan atas dasar pergolakan pemikiran dan perjuangan politik itulah yang merupakan hakikat dakwah tanpa kekerasan. Saat Islam telah memiliki kekuatan politik berupa pemerintahan, maka persoalan perubahan masyarakat dari Jahiliah menjadi masyarakat Islam telah selesai. Sebab, kini sudah terbentuk masyarakat Islam. Fase berikutnya adalah menerapkan Islam. Pada fase ini berbagai hambatan fisik menghadang. Untuk menghancurkan hambatan fisik tersebut diperlukan kekuatan fisik yang seimbang bahkan lebih besar. Di situlah perjuangan fisik diperlukan melalui jihad; bukan untuk mengubah masyarakat dan bukan pula dalam konteks perubahan masyarakat, melainkan
Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal
Assalaamu'alaikum wr. wb. Mohon penjelasan .. - Original Message - From: Bango Samparan [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 27, 2005 11:51 AM Subject: Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal Assalaamu'alaikum wr. wb. Sebuah realitas mas Nizami, negara kita bukan negara Islam. Negara kita maunya didesign demokratis (walau yang lahir kemudian adalah negara klepokratis). Jadi, mau tak mau kita terikat oleh aturan main demokrasi. Negara Kita bukan negara Islam ...lalu apakah kita pasrah saja untuk menerima sistem demokrasi mengatur segala aktivitas kehidupan kita yang muslim...? Padahal Alla SWT telah menurunkan aturan yang jelas untuk kita kaum muslim... manakah yang lebih baik... aturan dari Allah SWT atau aturan yang dibuat manusia.??? Berkenaan dengan kasus Ahmadiyah, kasus ini adalah kasus lama. Dan kenyataannya, toh mereka bisa terus hidup dan perlahan berkembang. Saya yakin kasus-kasus yang identik jatuh akhirnya juga akan sama: JIL, Jamaah Lia Aminuddin, dll. Cobalah tengok masa ketika Abu Bakar ra. menjadi Khalifah ...banyak diantara kaum munafik yang mengaku nabi ... tapi itu semua terselesaikan dengan tindakan Khalifah Abu Bakar yang memberangusnya... lalu disaat sekarang siapa..? Dengan demikian rasanya kita harus mulai lebih melihat internal kita, yakni menganalisis mengapa terjadi keterluangan besar pendidikan islam yang standar di kalangan umat Islam Indonesia, sehingga mereka tidak memiliki kekebalan terhadap pemikiran non-standar. Rasanya selama ini ketika kita menghadapi persoalan-persoalan semacam itu, dilambari rasa marah kita cenderung mengangkat ayat-ayat dan hadist-hadist yang berkenaan dengan ancaman hukuman terhadap penyelewengan yang sedang terjadi. Tapi, apa mau dikata, karena tak ada lembaga yang memiliki otoritas, hukuman toh tak terjatuhkan. Akhirnya, pelan dan pasti, tak terjadi apa-apa. Lihat Ulil, dia toh masih cengengesan di mana-mana. lembaga yang memiliki otoritas seperti apa yang Bapak maksud ...? karena dalam hukum formal kita, itu hanya dimiliki oleh pemerintah lewat lemabaga kehakimannya...! Jadi mas, ... mestinya kita sadar ada kelemahan di kita, dan kelemahan itu belum juga tertutupi. Aneh ... apa kita memang tidak sadar. Dengan apa kita harus menutupinya...??? Wassalaamu'alaikum wr. wb. DP Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [media-dakwah] FW: Koreksi atas Pernyataan PP Muhammadiyah
Ana setuju dengan cara pandang Bp. Bango samparan tapi permasalahannya bukan di lembaga tapi tidak adanya Institusi karena kalaulah lembaga tapi tidak punya wewenang untuk menghakimi buat apa..? padahal MUI sudah menfatwakan itu sesat ini haram tapi apabila tidak diberi kewenangan bertindak untuk apa, kewenangannya ada di pemerintah sedangkan pemerintah cuek bebek tidak perduli...karena ini tidak membahayakan pemerintahan dari segi politik ...tapi coba kalau ahmadiyah itu punya cara pandang dan tindakan yang membahayakan pemerintah pasti akan ditindak dengan alasan subversif, berbeda dengan cara pandang Pemerintah Islam yang memandang bahwa gerakan ini membahayakan umat dari segi aqidah...? s.. saya jadi ingat ... kejadian sweeping tempat hiburan yang dilakukan FPI menjelang bulan puasa dua tahun yang lalu ... mereka berniat amar makruf nahi munkar tapi setelah melaksanakan sweeping mereka malah di tangkap oleh aparat kepolisian... jadi yang benar yang mana...? Seandainya sekarang ada Khilfah Islamiyah mungkin pemasalahannya tidak akan berlarut-larut. Jadi kalau tidak ada Khilafah ...? kita upayakan agar terbentuk Khilfah yang menerapkan syariat Islam ! agar ada institusi yang melaksanakan hukum hukum Islam TANPA KHILAFAH HIDUP AKAN SUSAH... Wasalam DP - Original Message - From: Bango Samparan [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 26, 2005 8:46 AM Subject: Re: [media-dakwah] FW: Koreksi atas Pernyataan PP Muhammadiyah Assalaamu'alaikum wr. wb. Di sumber-sumber Islam jelas disebut maling dipotong tangannya, penzina dirotan atau dirajam. Nah ... gimana kalau sekarang aku menangkap penzina, lalu aku rotan atau kurajam. Maling pun begitu. Kutangkap, lalu kupotong tangannya. Inikah implementasi Islam yang benar. Aku jawab sendiri ... tidak! Mengapa? Sebab hudud memerlukan lembaga pelaksana, tidak boleh dilakukan secara fardiyah atau individual. Nah, kalau lembaga ini nggak ada lalu gimana? Untuk kasus Ahmadiyah pun seperti itu! Benar ada dalil-dalil al Qur'an yang membolehkan kita menghajar mereka, tapi lembaga pelaksana-nya seharusnya apa? Khilafah? Khilafah nggak ada! Negara Islam? Negara Islam nggak ada! Lalu? Rekan-rekan sekalian yang aku hormati, persoalan kita sekarang ini sebenarnya adalah membentuk lembaga di mana umat bisa bersatu pandang di dalamnya. Untuk saat ini, lembaga ini setidaknya harus sebesar Muhammadiyah dan NU. Wassalaamu'alaikum wr. wb. B. Samparan --- Teguh, Imanullah (PSU) [EMAIL PROTECTED] wrote: FYI...dari shahabatku di Hutan Sulawesi Tenggara sana dalam rangka watashoubil haq watashoubishshobr kepada sesama saudara seiman. Aboo Fahmee ... deleted __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [media-dakwah] FW: Koreksi atas Pernyataan PP Muhammadiyah
- Original Message - From: Bango Samparan [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 26, 2005 9:44 AM Subject: Re: [media-dakwah] FW: Koreksi atas Pernyataan PP Muhammadiyah Assalaamu'alaikum wr. wb. Lho ayo mbentuk khilafah! Tapi sebelum terbentuk apa kita lalu diem saja. Pigimanapun kita kan tetep terikat oleh urf kehidupan di Indonesia ketika kita sedang menuju ke khilafah. Kalau kita bisa punya lembaga sebesar Muhammadiyah atau NU dengan pandangan yang jernih, saya yakin daya tekannya akan besar. Kekuatan eksekusinya insya Allah akan lebih baik. Ngomong-ngomong, a thariq ilaa khilafah-nya pigimana tho? Wassalaamu'alaikum wr. wb. B. Samparan --- indrawan dwi p [EMAIL PROTECTED] wrote: Ana setuju dengan cara pandang Bp. Bango samparan tapi permasalahannya bukan di lembaga tapi tidak adanya Institusi karena kalaulah lembaga tapi tidak punya wewenang untuk menghakimi buat apa..? __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[media-dakwah] WAKIL RAKYAT PEMBELA KEPENTINGAN
BULETIN DAKWAH AL ISLAM Edisi 264/Tahun XII Tanggal 22 Juli 2005. WAKIL RAKYAT SEMU Indonesia masih terus bersedih, ditengah bencana alam yang belum usai, disusul busung lapar yang melanda banyak daerah, kini muncul kelangkaan BBM. Di beberapa daerah BBM sulit diperoleh. bahkan diaerah Cipete, Jakarta rakyat harus antri untuk membeli minyak tanah pemerintahpun mencanangkan program hemat BBM, sementara itu harga BBM berpeluang besar naik terus akibat harga minyak internasional yang terus meningkat. Di tengah kubangan kesedihan masyarakat seperti itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menuntut tambahan tunjangan operasional dalihnya macam-macam. pada tanggal 30 juni yang lalu Badan Urusan Rumah tangga (BURT) menyetujui kenaikan gaji/take home pay anggota DPR sebesar Rp. 22,5 juta hingga menjadi Rp. 40 juta perbulan. Hanya saja, Departemen Keuangan (Depkeu) belum memberikan lampu hijau. Wakil semu Selayaknya, wakil rakyat adalah mereka yang betul-betul menyuarakan dan merasakan suara hati rakyat . Apabila rakyat tengah berada dalam kepedihan sejatinya wakil rakyat pun berada dalam kepedihan tersebut, bahkan lebih dari rakyatnya, jika tidak maka kedudukan sebagi wakil tersebut hanyalah bersifat semu saja. Tahun lalu, misalnya dalam sidang paripurna DPR guna mengambil keputusan akan menerima atau menolak kebijakan Pemerintah dalam menaikan harga BBM, telah terjadi keributan yang melibatkan sejumlah anggota DPR. Pemicunya adalah adanya perbedaan sangat tajam antara kelompok yang mendukung dan menolak kebijakan itu. Melihat kericuhan itu ada satu pertanyaan penting yang pantas dimajukan; ' Mereka sesungguhnya mewakili siapa ?' Formalnya, tentu saja mereka semua adalah wakil rakyat. Namanya saja Dewan Perwaklan Rakyat. Namun benarkah mereka sesungguhnya tengah mewakili seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah dari 200 juta ? Jika benar mewakili rakyat, mengapa mereka begitu sulit untuk mengambil keputusan yang memihak rakyat, yang sudah sangat jelas menolak keputusan Pemerintah itu ? saai itu di mana-mana rakyat tampak mengekspresikan nada keberatannya dengan berbagai cara. Jajak pendapat yang dibuat LSI juga menunjuk hampir 95% rakyat menolak kenaikan BBM. Meski demikian DPR akhirnya menyetujui kenaikan BBM di tengah penolakan rakyat. Jadi siapa sebenarnya siapa yang mereka wakili ? Sekarang situasinya tidak berbeda. Rakyat masih merasakan berbagai kesulitan akibat langkanya BBM dan kekhawatiran harga BBM naik lagi. Namun, suara wakil rakyat dalam membela kepentingan masyarkat dalam hal tersebut nyaris tak terdengar. Yang terdengar para wakil rakyat malah meloloskan Undang-Undang Sumberdaya Air yang mengarah pada privatisasi. Ini berarti air yang selama ini merupakan hajat hidup rakyat paling urgen diubah dari kedudukannya sebagai barang sosial menjadi barang komoditas/ekonomi yang dapat dikuasai swasta. Ditengah situasi penderitaan rakyat itu, tiba-tiba dari gedung DPR menggema suara tuntutan kenaikan biaya operasional. Sebenarnya pendapatan anggota DPR jauh diatas pendapatan perkapita rakyat indonesia. Menurut Bank Dunia tahun 2004, pendapatan perkapita Indonesia saat ini sebesar US$ 710 pertahun atau setara dengan nilai Rp. 7. 1 juta pertahun (dengan asumsi 1$ = Rp. 10.000) artinya rata-rata pendapatan perbulan rakyat indonesia adalah Rp. 600 ribu. terlihat jelas, pendapatan anggota DPR saat ini lebih dari 40 kali lipat pendapatan perkapita rakyat biasa. Jika tuntutan kenaikan tunjangan dari biaya operasional wakil rakyat ini terlaksana, maka Pemerintah harus menyediakan tambahan anggaran sekitar Rp. 153.210 miliar untuk membiayai kenaikan tunjangan yang mencapai Rp. 22.5 juta perwakil rakyat setiap bulan. Realitas ini sungguh ironis. Pada sisi lain, dana konpensasi BBM untuk pendidikan dan kesehatan yang dijanjikan pemerintah sebesar Rp. 17.8 triliun mengalir tidak lancar. Realisasi konpensasi untuk kesehatan, misalnya, hingga bulan Mei baru Rp. 130 miliar dari Rp. 2.779 triliun yang dijanjikan. itu terjadi di tengah lilitan utang luar negeri yang mencapai US$ 134.93 miliar dengan total utang publik mencapai US $ 80 miliar. Inilah kenyataan yang menyedihkan. Kepentingan rakyat diabaikan, sementara kepentingan pribadi dan kelompok malah terus diperjuangkan. Kekeliruan Paradigma Kenyataan seperti ini tidak dapat dilepaskan dari kekeliruan paradigma politik sekular yang selama ini diterapkan. Berbicara politik dalam kacamata Barat sekular berarti berbicara tentang kekuasaan. Artinya orang-orang yang berkiprah dalam dunia politik sekarang senantiasa memokuskan perhatiannya pada bagaimana meraih dan mepertahankan kekuasaan. Jika tidak dapat berkuasa sendirian maka bagaimana kekuasaan itu dibagi-bagi (power sharing), Terjadi kompromi untuk sama-sama mempertahankan kekuasaan. Muaranya adalah kepentingan. Sayang, kepentingan tersebut lebih didominasi oleh kepentingan pribadi dan golongan/partai dengan mengatasnamakan konstituen
Re: [media-dakwah] Etika Islami Berbicara dengan Lawan Jenis
Mohon penjelasan untuk saya yang sedang belajar...! Kewajiban menutup aurat bagi akhwat adalah seluruh tubuh, kecuali tangan dan muka, mohon penjelasan atas pengguaan cadar oleh sebagain saudari kita..? kemudian dijelaskan ... ... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya... (QS aN-Nur: 31) Bagaimana hukumnya dengan kerudung yang dililitkan dileher (kalau tidak salah pelopornya adalah artis ineke koeherawati) atau kerudung yang tidak menutupi dada akhwat ...? dan benarkah berbeda antara kerudung dengan Jilbab sebagai mana dijelaskan Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : 'Hendaklah mereka mengulurkan Jilbabnya keseluruh tubuh mereka' (QS. at-Taubah[9] ; 59) Terima kasih atas penjelasannya... DP - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 21, 2005 4:14 PM Subject: [media-dakwah] Etika Islami Berbicara dengan Lawan Jenis Etika Islami Berbicara dengan Lawan Jenis Publikasi: 07/05/2004 09:43 WIB Jawaban Etika berbicara dengan akhwat pada dasarnya sama dengan etika seorang laki-laki ketika berbicara dengan lawan jenisnya yang bukan mahram. Intinya adalah bahwa seorang laki-laki dan wanita yang tidak ada hubungan mahram, tentu memiliki batasan-batasan syar'iyah dalam saling berhubungan atau erkomunikasi. Antara lain adalah: 1. Menahan pandangan dari kedua belah pihak Artinya, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak berlama-lama memandang tanpa ada keperluan. Allah berfirman: Katakanlah ke pada orang laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya... (QS aN-Nur: 30-31) 2. Keduanya Wajib Menutup Aurat Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntunkan syara', yang menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan. Jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah berfirman: ... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya... (QS aN-Nur: 31) Diriwayatkan dari beberapa sahabat bahwa perhiasan yang biasa tampak ialah muka dan tangan. Allah berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan: ... Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu ... (QS al-Ahzab: 59) Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada laki-laki yang suka mengganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk menghormatinya. 3. Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan baik dari pihak kali-laki ke pihak wanita atau sebaliknya. Allah berfirman: ... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS aA-Ahzab: 32) 4. Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang lawan jenis Firman Allah : ... Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan... (QS aN-Nur: 31) Khususnya buat para wanita, hendaklah mencontoh wanita yang diidentifikasikan oleh Allah dengan firman-Nya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan... (QS aA-Qashash: 25) 5. Dalam gerak, jangan berjingkrak atau berlenggak-lenggok Disebut dalam hadits: (Yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki cenderung kepada kerusakan (kemaksiatan). (HR Ahmad dan Muslim) Jangan sampai ber-tabarruj (menampakkan aurat) sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah tempo dulu atau pun jahiliyah modern. 4. Menjauhkan diri dari Parfum Yang Mencolok Bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya dipakai di rumah, bukan di jalan dan di dalam pertemuan-pertemuan antara laki-laki dan wanita. 5. Hindari Berduaan (kholwat) Jangan berduaan (laki-laki dengan perempuan) tanpa disertai mahram. Banyak hadits sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan, 'Karena yang ketiga adalah setan.' Jangan berduaan sekalipun dengan kerabat suami atau istri. Sehubungan dengan ini, terdapat hadits yang berbunyi: Jangan kamu masuk ke tempat wanita. Mereka (sahabat) bertanya, Bagaimana dengan ipar wanita. Beliau menjawab, Ipar wanita itu membahayakan. (HR Bukhari) Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau istri dapat menyebabkan kebinasaan, karena bisa jadi mereka duduk berlama-lama
Re: [media-dakwah] Hakikat Iman
kalau di klik VIEW, terus klik ECODING, trus ke MORE PILIH ARABIC (WINDOWS) udah belum ..? DP - Original Message - From: Suryadi Liasaputra [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 20, 2005 1:09 PM Subject: RE: [media-dakwah] Hakikat Iman Sahabat Agus, kelihatannya tampilan huruf Arab tidak bisa tampil pd PC saya, ada saran? TK -Original Message- From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 19, 2005 10:09 PM To: media dakwah; ppiindia@yahoogroups.com; sabili; padhang-mbulan Subject: [media-dakwah] Hakikat Iman Kitab Tauhid 2 oleh : Team Ahli Tauhid Hakikat Iman Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka berta-wakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya. (Al-Anfal: 2-4). Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kedi-aman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muha-jirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia. (Al-Anfal: 74). Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah #61513; ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya. Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur keraja-anNya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya. Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut. Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang. Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya. Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna Islam dan iman. Islam Dan Iman Di dalam Islam dan iman terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi Shalallaahu alaihi wasalam membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam hadits Jibril, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata, (( ßóÇäó ÇáäøóÈöíøõ #61541; ÈóÇÑöÒðÇ íóæúãðÇ áöáäøóÇÓö ÝóÃóÊóÇåõ ÌöÈúÑöíúáõ ÝóÞóÇáó : ãóÇÇáÅöíúãóÇäõ ÞóÇáó: ÇáÅöíúãóÇäõ Ãóäú ÊõÄúãöäó ÈöÇááåö æóãóáÇó ÆößóÊöåö æóßõÊõÈöåö æóÑóÓõæúáöåö¡ æóÊõÄúãöäó ÈöÇúáÈóÚúËö¡ ÞóÇáó: ãóÇ ÇáÅöÓúáÇóãõ¡ ÞóÇáó: ÇáÅöÓúáÇóãõ Ãóäú ÊóÚúÈõÏó Çááåó æóáÇó ÊõÔúÑößó Èöåö æóÊõÞöíúãó ÇáÕøóáÇóÉó¡ æóÊõÄúÊöíó ÇáÒøóßóÇÉó ÇúáãóÝúÑõæúÖóÉó¡ æóÊóÕõæúãó ÑóãóÖóÇäó¡ æóÊóÍõÌøó ÇúáÈóíúÊó¡ ÞÇóáó: ãóÇ ÇáÅöÍúÓóÇäõ¡ ÞóÇáó: Ãóäú ÊóÚúÈõÏó Çááåó ßóÃóäóßó ÊóÑóÇåõ ÝóÅöäú áãóú Êóßõäú ÊóÑóÇåõ ÝóÅöäóåõ íóÑóÇßó¡ ÞóÇáó: ãóÊóì ÇáÓøóÇ ÚóÉõ¡ ÞóÇáó ãóÇÇúáãóÓúÆõæúÇáõ ÚóäúåóÇ ÈöÃóÚúáóãó ãöäó ÇáÓøóÆöáö æóÓóÃõÎúÈöÑõßó Úóäú ÃóÔúÑóÇØöåóÇ ÅöÐóÇ æóáóÏóÊö ÇáÃóãóÉõ ÑóÈøóåóÇ¡ æóÅöÐóÇ ÊóØóÇæóáó ÑõÚóÇÉõ ÇáÅöÈöáö ÇúáÈóåúãö Ýöí ÇúáÈõäúíóÇäö Ýöí ÎóãúÔò áÇóíóÚúáóãõåõäøó ÅöáÇøó Çááåõ¡ Ëõãøó ÃóÏúÈóÑó ÝóÞóÇáó ÑõÏøõæúåõ Ýóáóãú íóÑóæúÇ ÔóíúÆðÇ ÝóÞóÇáó åóÐóÇ ÌöÈúÑöíúáõ ÌóÇÁó íõÚóáøöãõ ÇáäøóÇÓó Ïöíúäóåõãú )) Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada suatu hari keluar berkumpul dengan para sahabat, tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, Apakah iman itu? Beliau menjawab, Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan engkau beriman dengan hari Kebangkitan. Dia bertanya lagi, Apakah Islam itu? Beliau menjawab, Islam adalah engkau me-nyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepadaNya, engkau mendi-rikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah. Dia bertanya lagi, Apakah ihsan itu? Beliau menjawab, Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu. Dia bertanya lagi, Lalu kapankah Kiamat ti-ba? Beliau menjawab, Orang yang ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya. Tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita budak melahirkan tuannya, jika para penggembala unta hitam telah berlomba-lomba