Kaidah Penerapan Sunnah
 
Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed
 
 
(Bagian 2)
 

Keshahihan Diroyat (Kebenaran Istimbath Hukum)


Perkara yang kedua, jika telah dipastikan keshahihan suatu hadits, kita harus 
meneliti pula makna yang dimaksudkan. Kita harus benar dalam mengambil hukum 
(istimbath hukum) dari hadits tersebut. Tentunya, harus kita ketahui bahwa yang 
paling tepat dalam melakukan istimbath hukum dan penerapannya terhadap sunnah 
adalah generasi pertama dan utama dari umat ini, yakni dari kalangan para 
Shahabat Radhiallahu 'anhum. 

Jangan sampai kita keliru dalam menafsirkan atau mengambil kesimpulan terhadap 
hadits-hadits yang shahih tersebut. Sebagai contoh, ada sebagian kaum muslimin 
yang menafsirkan kalimat khuruj fie sabilillah dengan mengembara yang 
diistilahkan oleh syaikhul Islam dengan siyahah. Beliau menjelaskan bahwa 
siyahah adalah perkara kebid’ahan kaum sufi. Padahal dalam Al Qur’an dan As 
Sunnah maksud kalimat “khuruj fie sabilillah” adalah jihad dan berperang di 
jalan Allah. 

Untuk itu, dalam masalah istimbath kita harus merujuk kepada mereka yang telah 
dipastikan kebenarannya dalam penerapan Qur’an dan as-Sunnah, yaitu generasi 
para shahabat, sebagaimana Allah berfirman:


Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan 
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah 
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi 
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. 
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (at-Taubah: 100)

Dalam ayat ini Allah meridlai tiga golongan manusia yakni kaum Muhajirin, 
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan (baik). Hanya 
merekalah yang telah mendapatkan rekomendasi dan pujian dari Allah. Hal ini 
menunjukkan kalau mereka telah tepat dalam menerapkan al-Qur’an dan as-Sunnah 
dalam kehidupannya. 

Karena kita bukan dari kaum Muhajirin dan bukan pula kaum Anshar, maka 
hendaknya kita menjadi para pengikut mereka dengan ihsan (baik, red), baik 
dalam memahami, istimbath hukum, menafsirkan dan ataupun penerapannya agar kita 
termasuk dalam golongan yang diridlai-Nya. Barangsiapa yang tidak mau mengikuti 
mereka, berarti mereka telah menentang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam 
dan tidak mau mendengarkan ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam 
berikut:
Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang berikutnya, kemudian 
yang berikutnya. (HR. Bukhari Muslim)

Manusia yang terbaik adalah para shahabat, kemudian yang mengikuti mereka 
setelahnya (para tabi’in), kemudian yang mengikuti mereka (atba’ut tabi’in).

Para shahabat merupakan generasi yang telah dipastikan keimanan mereka dalam 
ucapan Allah Ta’ala :
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah 
(kaum muhajirin), dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi 
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin yakni kaum anshar), mereka itulah 
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki 
(nikmat) yang mulia. (al-Anfaal: 74)

Dengan demikian barangsiapa yang tidak mau mengikuti orang-orang yang beriman 
tersebut terancam dengan kesesatan di dunia dan adzab jahannam di akhirat. 
Allah tegaskan dalam firman-Nya:

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (an-Nisaa’: 115)

Oleh karena itu barangsiapa yang mengikuti mereka akan mendapatkan petunjuk, 
dan yang meninggalkannya terancam akan mendapatkan kesesatan. 


Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh 
mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka 
berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari 
mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah: 137)

Dalam ayat ini yang dimaksud kata ganti orang kedua yaitu “kalian” dalam ucapan 
Allah: “Jika mereka beriman seperti kalian beriman” adalah para shahabat. 
Artinya, jika mereka beriman seperti para shahabat beriman, maka dia akan 
mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar dan lurus. Namun sebaliknya jika 
mereka tidak mau mengikuti para shahabat, mereka akan terus berada dalam 
pertikaian dan perselisihan, menyimpang dari jalan yang lurus dan terjerumus ke 
dalam kesesatan dan kebid’ahan.

Para Perusak Sunnah


Mereka yang menyelisihi kaidah pertama dalam penerapan sunnah ini bukanlah 
orang yang termasuk menghidupan sunnah, tetapi justru mematikan sunnah. Karena 
mereka yang memakai hadits-hadits dlaif, maudlu’, palsu, dan sejenisnya justru 
menjatuhkan martabat sunnah nabawiyah. Karena riwayat-riwayat yang mungkar dan 
palsu tersebut adalah buatan manusia biasa yang banyak mengandung kesalahan, 
kekurangan atau sebaliknya mengandung ekstrimitas dan berlebih-lebihan. Dan 
semua penyimpangan tersebut diatas namakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi 
wassalam.

Demikian pula yang tidak memahami hadits-hadits nabi dengan pemahaman para 
shahabat niscaya yang terjadi justru kesesatan pula. Dengan demikian menyalahi 
kaidah pertama ini konsekwensinya adalah terjerumus dalam kebid’ahan dan 
kesesatan.

Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidla’ Sirathil Mustaqiem Fie Mukhalafati 
Ashhabil Jahim menyatakan bahwa golongan yang mematikan sunnah ada dua jenis: 
Pertama, yang tidak mau mengamalkan sunnah; Kedua, mereka yang 
menambah-nambahinya dengan perkara baru. Yakni mereka yang menambahi sunnah 
dengan perkara baru, pemahaman baru, cara istimbath hukum yang baru atau 
hadits-hadits baru (yakni hadits yang maudlu’ dan palsu) secara tidak sadar 
mereka juga ikut membantu mematikan Sunnah Nabawiyah. Dengan kata lain 
menerapkan sunnah tidak dengan kaidah sunnah adalah justru menghancurkan dakwah 
Sunnah. 
 
(Bersambung... Insya Allah)


Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: Edisi: 17/Th. I tgl 15 
Dulhijjah 1424 H/6 Pebruari 2004 M
 
MENEBAR ILMU & TEGAKKAN SUNNAH

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke