assalamu'alaikum,
pak mustofa, izinkan saya bertanya perihal al faatihah yang dibahas oleh pak
mustofa. begini, kebetulan kemarin saya berdiskusi dan ada sedikit
perdebatan dengan teman saya mengenai surah al faatihah. menurut teman saya,
kita dapat mengirim al faatihah untuk orang yang sudah meninggal, karena al
faatihah adalah doa dan pasti sampai pada yang sudah meninggal. dan teman
saya ini meyakini bahwa dalam majlis tahlilan dapat dilakukan pengiriman al
faatihah dan bukan merupakan bid'ah.
namun yang selama ini saya pelajari, mengirim al faatihah untuk orang yang
sudah meninggal adalah bid'ah dan tidak sampai kepada yang sudah meninggal.
karena kandungan al faatihah tidak ada hubungannya dengan yang sudah
meninggal, justru al faatihah ditujukan untuk yang masih hidup, karena yang
sudah meninggal sudah putus hubungannya dengan kandungan al faatihah.
mohon pencerahannya pak mustofa.
terima kasih.
wassalamu'alaikum
osst
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To:
Sent: Wednesday, January 18, 2006 10:47 AM
Subject: [media-dakwah] 1. Al Faatihah
1. Al Faatihah
Muqaddimah
Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7
ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara
surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah.
Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah
dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran)
atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua
isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap
sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena
ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al
Quran, yaitu :
1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana
dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu
nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala
nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat
menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat
Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga
mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya
sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah
Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh
Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia
sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan
yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan
Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan)
itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak
cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi
oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah
yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan).
Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap
perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu
Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil
mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti
janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman
terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5
semata-mata ditujukan kepada Allah, selanjutnya lihat no. [6].
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah
hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan
akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan
pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah.
Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan
kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang
diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin
(orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang
mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang
dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari
ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al
Quran pada surat-surat yang lain.
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
(superscript: [1]).
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama
Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan