Agak panjang memang, dikutip dari Hidayatullah.
Antara Jeddah, Kairo dan Jakarta
Kairo, Jeddah dan Jakarta adalah tiga kota utama negeri berpenduduk Muslim.
Di Jeddah tak kan ada sepasang kekasih bemesraan di tempat umum. Beda halnya
dengann Jakarta atau Ancol 
Kamis, 1 Desember 2005
Perjalanan:
Hidayatullah.com--Kairo yang terkenal dengan sebutan kota seribu menara,
sepanjang tahun tidak pernah sepi dari turis yang datang dari berbagai
negara. Lebih kurang dua puluh menit dari Kairo terdapat madinah Sitta
Oktober, sebuah kawasan baru yang dirancang sebagai kota pelajar sekaligus
sebagai arena untuk produksi informasi dan perfilman. 

Letaknya yang berjarak agak jauh dari jantung kota Kairo membuat kota ini
terasa nyaman, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk ibu kota. Disinilah kami
menghabiskan cuti hari raya selama dua minggu. 

Untuk sampai ke jantung kota biasanya kami, saya, suami dan seorang anak
kami yang masih duduk di kelas V SD menggunakan eltramco sejenis angkot. 

Suatu hari seorang bapak bersama tiga orang putra-putrinya yang masih kecil
ingin menaiki angkot yang kami tumpangi, sementara hanya ada satu kursi
dibelakang dan satunya lagi disamping supir. 

Tanpa harus diminta seorang penumpang yang telah duduk dibelakang dengan
senang hati pindah kesebelah supir agar bapak ini dapat duduk nyaman bersama
anak-anaknya. Pernah seorang kakek tua turun dari kendaraan agak lama, supir
seakan-akan minta maaf pada penumpang lainnya, padahal itu bukan ayahnya:
"Maaf agak lama, maklum bapak kita tadi sudah tua jadi geraknya agak
lambat".  

Sering kami menyaksikan seorang wanita lewat tengah malam turun dari angkot
di kawasan padang pasir ini sendirian tanpa rasa takut, karena memang aman. 

Sering juga kami melihat wanita sendirian menyetir mobil lewat jam satu
malam tanpa rasa khawatir dirampok atau ditodong, padahal tidak terlihat
pos-pos keamanan ataupun petugas keamanan yang berjaga-jaga di sepanjang
jalan. Dalam hati penulis berkata, "Alangkah indahnya ukhuwah yang terjalin
seperti ini". 

Malam-malam lebaran disepanjang sungai Nil terlihat muda-mudi. Mereka saling
mengelompok. Pria dengan sesamanya, wanita juga berkelompok dengan
sesamanya. Dengan hanya bermodalkan sebuah thablah (gendang), diantara
mereka ada yang menari tari perut sementara yang lainnya bertepuk tangan. 

Ada juga muda mudi yang duduk santai berduaan. Mereka biasanya adalah
pasangan calon pengantin yang sudah direstui melalui pertunangan. Meskipun
duduk berduaan namun mereka tetap menjaga kesopanan. Tapi bagi muda mudi
yang belum bertunangan,  jangan coba-coba untuk berduaan ditempat umum.
Sebab jika ketahuan oleh keluarga perempuan, maka si pemuda bisa babak
belur. 

Sebelas November lalu dalam perjalanan dari Kairo menuju Jeddah, pesawat SV
301 yang saya tumpangi, kami duduk bersebelahan tiga orang manula. Dari
percakapan mereka dapat diketahui bahwa mereka berasal dari Suria. 

Ketika sedang asyik berbincang-bincang, seorang pemuda (bekewarga-negaraan
Saudi) dengan membawa boarding pass menghampiri ketiga wanita tersebut dan
mengatakan bahwa seat number-nya diduduki oleh salah seorang diantara
mereka. Wanita itupun meminta agar pemuda tersebut mau menempati tempat
duduknya yang berada jauh didepan.   

Si pemuda melapor pada seorang pramugari. Pramugaripun segera mencarikan
tempat duduk untuk pemuda tersebut, dari depan kebelakang, dari kursi satu
ke kursi lain. Sampai beberapa orang pramugari berbincang dengan pemuda
tersebut, persoalan tidak juga menemukan solusi. Dari kejauhan terlihat si
pemuda masih saja berdiri dengan menyandang tas dibahunya. Pramugari satu
persatu meninggalkannya. 

Waktu sudah larut, pesawat harus segera take off, akhirnya supervisorpun
turun tangan. Setelah berbincang sejenak dengan pemuda tersebut, supervisor
menghampiri seorang bapak bekewargaan Mesir yang duduk dekat jendela agar
bersedia memberikan tempat duduknya kepada pemuda tersebut. 

Bapak yang sejak tadi juga turut memperhatikan sikap si pemuda dengan senang
hati bergeser ke kursi kosong yang berada disebelahnya. Pramugari yang
kebetulan warga negara Indonesia bergumam, "Barangkali dia mengira kalau
tidak duduk dipinggir sebelah jendela dia tidak akan sampai di Jeddah". 

                                                                    ***

Lain Kairo lain pula Jeddah. Jeddah adalah gerbang masuk dua kota suci
Mekkah dan Madinah adalah kota yang cukup bersih dan teratur. 

Di negeri ini orang hidup berkecukupan, baik warga negara Saudi ataupun
mukimin yang datang dari berbagai negara. 

Suatu hari di musim haji penulis terpaksa kembali dari Mekkah ke Jeddah
bersama putra bungsu ketika itu baru berusia 8 tahun dengan menumpang taxi.
Musim haji memang selalu zahmah (macet/padat). 

Disamping kami berdua ada beberapa penumpang lainnya yang kebetulan semuanya
laki-laki. Taxi yang kami tumpangi tiba-tiba belok dari high-way dan
mengambil jalan lama yang sepi. 

Jantung ini seperti  hampir copot ketika taxi terus melaju dijalan yang sepi
ini. Dalam hati penulis bertanya apakah saya akan selamat sampai ke tempat
tujuan? Ketika penulis ceritakan pengalaman ini pada teman sekerja, dia
berkomentar, "Jangankan dari Mekkah ke Jeddah, dalam kota Jeddah saja
wusthan nahar (tengah hari bolong) perempuan  tidak aman jalan sendiri". 

Jika Kairo indah karena sungai Nil yang membelah kota, Jeddah tidak kurang
indah dengan pantai laut merahnya. Disepanjang pantai yang terhampar dari
Balad sampai ke Airport tidak terlihat kelompok remaja puteri ataupun muda
mudi yang mojok berduaan. Tidak ada yang berani bermesraan di tempat umum
meskipun pasangan suami istri atau yang sudah bertunangan. 

Jika sepasang pria dan wanita terlihat bermesraan di tempat umum maka
muthawi' (polisi sukarela) akan menanyakan surat nikah. Jika ternyata mereka
bukan pasangan suami istri mereka akan dibawa ke kantor polisi dan dikenakan
hukuman cambuk masing-masing tujuh kali. 

Lain lagi cerita Jakarta, kota metropolitan yang penuh kelap kelip kehidupan
malam. Ketika kami sekeluarga berhari raya disana. Setiap kami cuti di tanah
air memang cukup membuat sibuk keluarga. 

Diantara mereka pasti ada yang mendampingi kami selama berada ditanah air,
paling kurang untuk menyetir kendaraan karena disamping tidak hafal lagi
jalanan Jakarta yang banyak berubah, kebiasaan setir kiri juga membuat suami
agak kagok. Tidak seperti biasanya, agar tidak terlalu mengganggu kesibukan
keluarga, pada cuti kali ini suami berinisiatif untuk menyetir sendiri.
Penulis terkejut ketika mereka berpesan, "Jangan lupa tutup kaca jendela
kalau berhenti di lampu merah".

Seperti halnya Kairo dan Jeddah, Jakarta juga memiliki pantai Ancol yang
indah. Bedanya barangkali apa yang kita saksikan disini tidak kita temui
dikedua kota tersebut. Pria wanita baik pasangan suami istri yang sah,
ataupun pasangan selingkuh bahkan para remaja biasa bermesraan di tempat
ini, terutama dikawasan yang agak remang-remang. Lebih dari itu bagi mereka
juga disediakan theater mobil dan tenda-tenda yang dapat disewa yang justru
memberikan kesempatan kepada pria dan wanita untuk berbuat mesum. 

Tidak ada yang berani menegur karena hal ini dianggap sebagai hak asasi
manusia. Dalam hati penulis bertanya, "Beginikah pemahaman bangsa kita,
bangsa yang berketuhanan yang maha Esa, terhadap Hak Asasi Manusia? (HAM)".

Kairo, Jeddah dan Jakarta adalah tiga kota besar yang berada dibawah naungan
pemerintahan yang berpenduduk mayoritas Muslim. Namun sangat berbeda dalam
membentuk watak dan prilaku sosial warganya, dan sangat kontradiktif dalam
memberikan rasa aman bagi penduduk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 

Siapakah yang berperan dalam menciptakan sausana seperti itu? Pemerintah,
masyarakat itu sendiri, ataukah karena mereka berbeda dalam memahami ukhuwah
Islamiyah, sebagaimana perbedaan faham mereka terhadap hak asasi manusia?
Wallahu a'lam bishshawab. (Kiriman Dr. Elly Maliki, MA/hidayatullah.com)

  _____  

 
<http://promos.hotbar.com/promos/promodll.dll?RunPromo&El=&SG=&RAND=77047&pa
rtner=fastutility> Block Spam Emails - Click here! 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke