Assalamu'alaikum wr, wb.

Walaupun berbagai bencana diberikan sebagai peringatan, tetapi belum ada 
tanda-tanda bahwa bangsa ini semakin beriman kepada Allah, bahkan semikin 
syirik (menyekutukan Allah). Lihat aja, dalam menghadapi bencana ini tidak 
ada suatu upaya yang dilakukan secara gerakan keimanan kepada Allah, 
tetapi justru mengundang "Petanding-Petanding Allah" seperti dukun, para 
normal, atau pakar yang semata-mata mendewakan kepintarannya seolah-olah 
tidak ada urusan dengan kekuasaan Allah. Paranormal untuk menghentikan 
lumpur, Mbah marijan untuk menahan gunung meletus, paranormal atau dukun 
untuk mencari pesawat Adam air dan pakar-pakar ilmu fulkanis, gelogist, 
pakar penerbangan dan lain-lain.
Mungkin kalau ada ulama yang berdoa secara sendiri-sendiri, malu kalau 
mengajak ummat, takut malah jadi lelucon di TV atau bahan para pelawak 
untuk meningkatkan populeritas mereka atau menaikkan omset para presenter.
Di sisi lain, kelakuan, moral dan perbuatan manusia bangsa ini semakin 
bejat, perzinaan di mana-mana, korupsi semakin menjadi-jadi, kezaliman 
merajalela, menjid kosong, agama dilecehkan (dijadikan lawakan), dan 
berbagai kemaksiatan terjadi di mana-mana.
Beginilah kondisi bangsa kita bahkan ummat di seluruh dunia. Bagaimana 
Allah mau mengangkat bangsa ini, bagaimana mau diselamatkan dari bencana.

YA ALLAH TUJUKILAN BANGSA INI JALAN YANG LURUS, JALAN YANG ENGKAU RIDHOI, 
BUKAN JALAN YANG ENGKAU MURKAI LAGI SESAT.

wassalam,
Kertasih Suherman




"Tutik. L" <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com
01/08/2007 02:37 PM

To
<[EMAIL PROTECTED]>, <media-dakwah@yahoogroups.com>
cc

Subject
[media-dakwah] Fw: Negeri Bencana









forward dari milis sebelah

----- Original Message ----- 
Sent: Thursday, January 04, 2007 6:26 AM
Subject: [DT] Negeri Bencana

NEGERI BENCANA

Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka 
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan
batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang 
mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan 
di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali
tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri 
mereka sendiri. QS. Al Ankabuut (29) : 40

Indonesia telah menjelma menjadi negeri bencana. Betapa tidak. Dalam kurun 
waktu yang relatif singkat, negeri ini dihajar oleh bencana bertubi-tubi 
dengan korban ratusan ribu jiwa dan harta benda yang tiada terkira. Mulai 
dari gempa dan tsunami Aceh di akhir tahun 2004, disusul ancaman gunung 
Merapi, disusul lagi gempa dan tsunami di Yogyakarta, diteruskan dengan 
banjir bandang di berbagai wilayah Indonesia, meluapnya Lumpur di 
Sidoarjo, dan sejumlah gempa lainnya di berbagai kawasan. Ada apa dengan 
Indonesia?

Sebagian kawan berpendapat bahwa Indonesia sedang diperingatkan oleh Allah 
agar segera menyadari berbagai kesalahan yang telah kita perbuat. Mulai 
dari korupsi, mafia peradilan, penyalahgunaan kekuasaan, pornografi, 
perjudian, narkoba, pelacuran dan berbagai penyimpangan seksualitas, serta 
segala jenis kemaksiatan lainnya.

Allah masih menyayangi kita, katanya. Karena itu DIA mengingatkan agar 
kita segera kembali. Perbaiki diri dan kehidupan kita secara keseluruhan 
agar menjadi masyarakat yang adil dan makmur dalam Ridha Allah. 
Sebagaimana dicantumkan oleh pendiri negara ini dalam pembukaan Undang 
Undang Dasar kita...

Sementara itu, sebagian kawan yang lain berpendapat bahwa bencana-bencana 
yang kita alami ini tak ada kaitannya dengan murka Allah. Ini semata-mata 
adalah konsekuensi logis dari wilayah Indonesia yang berada di pertemuan 
lempeng-lempeng Bumi, Eurasia, Australia, dan Pasific.

Karena berada di pertemuan tiga lempeng besar itu, maka wilayah Indonesia 
menjadi tidak stabil. Sehingga gampang terkena gempa tektonik. Dan juga 
banyak memiliki gunung-gunung berapi aktif.

Namun, kawan yang lain bertanya lagi, meski pun Indonesia berada di dalam 
kawasan aktif, kenapa bencana itu datang bertubi-tubi akhir-akhir ini. 
Kenapa dulu tidak segencar ini?

Jangan-jangan ini ada kaitannya dengan segala macam perbuatan kita yang 
semakin tidak tahu diri. Yang manakah yang harus kita ikuti sebagai 
kepahaman atas segala yang terjadi?

Sebenarnyalah Indonesia adalah negeri bencana. Setiap tahun Indonesia 
selalu ditimpa bencana sebanyak ratusan kali di seluruh wilayahnya. Hanya 
saja, karena tidak diinventarisasi, menjadi tidak ketahuan dan tidak 
kelihatan.

Menurut laporan WALHI, antara tahun 1998 sampai dengan 2003 saja, 
Indonesia diterpa bencana sebanyak 647 kali. Sebagian besarnya adalah 
banjir dan tanah longsor. Masing-masing sebanyak 302 kejadian banjir dan 
245 tanah longsor. Tersebar di dalam wilayah yang sangat luas, mulai dari 
kota-kota di pulau Jawa, kalimantan, Sumatera, Nusa tenggara sampai 
Maluku.

Bencana pada urutan berikutnya adalah angin topan sebanyak 46 kali, gempa 
bumi 38 kali, dan gunung berapi 16 kali. Seluruh bencana itu memakan 
korban jiwa sebanyak lebih dari 2.000 orang. Dan kerugian material ratusan 
miliar rupiah. Belum lagi sepanjang tahun 2003 dan 2004, ratusan bencana 
lagi yang menimpa negeri ini.

Dan puncaknya terjadi di akhir tahun 2004 sampai 2006. Indonesia dihantam 
oleh berbagai bencana beruntun dengan skala yang jauh lebih besar dari 
sebelumnya berupa tsunami, gempa bumi, gunung berapi, banjir bandang, 
luapan Lumpur, dan tanah longsor. Korbannya melonjak menjadi ratusan ribu 
orang, dengan kerugian material triliunan rupiah.

Sebenarnya, kita paham bahwa bencana alam adalah bagian dari kehidupan 
manusia di muka bumi. Sebagaimana telah kita bahas di bagian sebelumnya, 
bahwa bumi kita ini setiap harinya diincar oleh bencana dari segenap 
penjuru. Dari angkasa, dari perut Bumi, dari lingkungan sekitar, dan lain 
sebagainya.

Akan tetapi, kita menjadi bertanya-tanya kepada diri sendiri, kenapa ini 
tidak henti-hentinya menghantam kita. Dan, semakin lama semakin besar 
skalanya. Apakah tidak ada yang salah dengan kita? Bukankah Allah 
memotivasi kita untuk selalu mengambil pelajaran dari berbagai kejadian 
yang menimpa kita?

QS. Az Zukhruf (43) : 55-56
Maka tatkala mereka membuat Kami marah, Kami menghukum mereka lalu Kami 
tenggelamkan mereka semuanya,

dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang 
kemudian.

Sebagian kita mengatakan bahwa bencana itu ada yang bisa di-manage dan 
dikendalikan. Sedangkan sebagian yang lain lagi tidak bisa kita kontrol. 
Di antara yang bisa kita kontrol itu adalah banjir, tanah longsor, 
kebakaran hutan, kekeringan, dan kekacauan musim. Sedangkan yang tidak 
bisa kita kontrol adalah gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dan angin 
topan.

Nah, ternyata berbagai bencana yang menimpa negeri ini sebagian besarnya 
adalah bencana-bencana yang seharusnya bisa kita kontrol dan dimanajemeni. 
Ya, 85% bencana di Indonesia adalah disebabkan oleh salah urus, korupsi, 
keserakahan, dan perusakan lingkungan. Hanya 15% yang di luar kontrol 
manusia. Itu pun sebenarnya, tidak sama sekali terlepas dari perilaku 
manusia dalam memanajemeni planet Bumi ini.

Kalau kita mau, Indonesia bisa mengontrol dan menekan sebagian besar 
bencana yang akan terjadi di tahun depan. Atau pun di tahun-tahun 
mendatang dengan menerapkan manajemen pengelolaan bencana secara maksimum. 
Sayangnya, banyak di antara kita yang tidak mau. Terutama mereka yang 
berada di lingkaran strategis pembuat keputusan.

Kalau rakyat sih pasti mau. Karena kitalah yang selama ini menjadi korban 
atas keserakahan beberapa gelintir orang itu. Kuncinya, hanya ada pada 
beberapa orang raja. Maka merekalah sesungguhnya yang paling 
bertanggungjawab atas bencana-bencana itu.

Jika tidak segera diatasi, bencana-bencana ini akan semakin membesar 
skalanya. Baik tingkat kerusakan, maupun luas wilayahnya. Dan tentu, 
korbannya akan semakin besar. Jiwa maupun kerugian material. Sungguh Allah 
tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerusakan.

QS. Asy Syu'araa' (26) : 183
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu 
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;

Kita harus segera menghentikan rentetan bencana di negeri ini. Allah telah 
menunjukkan caranya yaitu segera hentikan berbuat kerusakan. Saya kira di 
abad modern ini kita sudah tahu bahwa kerusakan lingkungan hidup bakal 
menjerumuskan kita semua kepada bencana.

Yang paling parah adalah perusakan hutan habis-habisan. Yang ke dua adalah 
penambangan liar dan lepas kontrol. Yang ke tiga, polusi alias pencemaran 
gila-gilaan, baik di perairan, daratan maupun udara. Ke empat, adalah 
tataguna dan tata kelola ruang perkotaan atau pedesaan. Dan yang terakhir, 
perbaiki akhlak bangsa ini agar menyembah dan mentaati petunjuk-petunjuk 
Allah.

Jika tidak, bangsa Indonesia akan semakin sulit untuk lepas dari terpaan 
bencana bertubi-tubi. Dulu dililit bencana penjajahan. Lantas berganti 
dengan bencana politik. Dilanjutkan dengan bencana ekonomi. Dan kini 
dihajar dengan bencana alam.

QS. Al A'raaf (7) : 56
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) 
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. 
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ayat di atas mengajarkan kepada kita agar kita segera menahan diri untuk 
terus berbuat kerusakan. Karena sebenarnya, Allah sedang mengembalikan 
lingkungan hidup kita dalam keseimbangannya kembali. Berdoalah kepada 
Allah dengan penuh harap. Maka Allah akan segera melepaskan kita dari 
bencana bertubi-tubi ini, asalkan kita memperbanyak berbuat kebajikan. 
Yaitu memperbaiki akhlak bangsa ini dan bekerja keras untuk memanajemeni 
lingkungan yang sudah amburadul...

BENCANA DI BELAHAN BUMI 

Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka 
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan
batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang 
mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan 
di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak 
hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri 
mereka sendiri. QS. Al Ankabuut (29) : 40

Planet Bumi ini, sebenarnya tiap hari dihajar oleh bencana. Mulai dari 
gempa, angin kencang, banjir, hawa panas-dingin, tanah longsor, sampai 
pada gelombang pasang atau mungkin menjadi tsunami yang menakutkan. Karena 
begitulah memang kondisi planet ini. Akan tetapi, semua itu bukan terjadi 
dengan sendirinya. Selalu ada penyebabnya...

Allah membuat sistem tertutup yang saling mempengaruhi antarkomponen 
struktur Bumi ini. Tidak ada yang terpisah. Semuanya saling terkait 
membentuk keseimbangan. Sekecil apa pun perubahan yang terjadi, akan 
menyebabkan pergeseran pada komponen yang lain.

Kesaling terkaitan itu bagaikan sebuah jala ikan yang dibentangkan 
kencang. Jika anda memotong salah satu benang pada jala itu, maka akan 
terjadi perubahan bentuk secara keseluruhan. Begitulah kondisi Bumi. 
Perubahan sekecil apa pun pada kondisi Bumi kita akan menyebabkan 
perubahan pada keseluruhan.

Ini terjadi pada planet secara global. Perubahan di suatu wilayah, bakal 
menyebabkan perubahan di wilayah lain. Sebagai contoh konkret adalah 
gempa. Terjadinya gempa di Aceh, telah nnenimbulkan ketidakstabilan pada 
wilayah berikutnya. Maka, beberapa waktu kemudian, gempa itu merembet ke 
sepanjang pantai selatan pulau Jawa, terus bergerak sampai ke Indonesia 
Timur.

Atau, ketika muncul tsunami, maka gelombangnya bukan hanya berhenti di 
sekitar Aceh, melainkan menghantam wilayah yang luas, pantai-pantai di 
sekitar lautan Hindia dan kemudian merambat sampai ke pantai Afrika.

Bahkan, sentakan gempa yang mencapai angka 9 skala Richter ini sempat 
menggoyahkan Bumi dan menggeser sumbu putarnya. Setelah peristiwa itu, 
Bumi kita berputar pada sumbu yang lebih miring sekitar 2,5 cm. Hal ini 
dikemukakan oleh Richard Gross dan kawan-kawannya, para peneliti NASA.

Lebih jauh, para ahli geofisika memprediksi getaran gempa yang 
mengakibatkan tsunami di Aceh itu telah mempercepat putaran planet Bumi 
sebesar 3 mikrodetik. Hal ini disebabkan oleh gelombang kejut yang 
terjadi. Mereka mengumpamakan seperti seorang pemain papan seluncur yang 
bergerak mengibaskan tangannya untuk memberikan efek tambahan kecepatan.

Perubahan periode rotasi Bumi ini juga disebabkan oleh bergesernya massa 
di pusat Bumi saat lempeng tektonik samudera Hindia melaju menabrak 
lempeng Eurasia. Demikian penjelasan para peneliti di Laboratorium 
Propulsi Jet NASA.

Jadi sangat jelas, bahwa perubahan sedikit apa pun yang terjadi pada suatu 
wilayah Bumi bakal mempengaruhi wilayah yang lain. Meskipun itu terjadi di 
material padatan seperti kerak Bumi. Apalagi pada material gas alias 
atmosfer yang melingkungi Bumi. Pergerakan jauh lebih liquid.

Polusi di suatu wilayah akan sangat berpengaruh pada kualitas atmosfer 
Bumi secara keseluruhan. Ketika hutan kalimantan terbakar, asapnya 
menyengsarakan bukan hanya orang kalimantan. Melainkan semua negara 
tetangga.
Ketika gunung Krakatau meletus di tahun 1883, selain memunculkan gelombang 
tsunami yang memakan korban 36.500 jiwa di pantai ujung barat pulau Jawa, 
asap letusannya membubung tinggi sampai terlihat dari daratan Eropa dan 
Amerika.

Atau, ketika banyak penduduk Bumi menggunakan gas freon dan pengisi tabung 
semprot dengan gas perusak Ozon, maka lapisan Ozon di bagian atas atmosfer 
mengalami kerusakan. Dan menurut pengamatan dari luar angkasa, lapisan 
ozon di atas kutub selatan mengalami lubang sangat besar. Hal ini, kacau 
tidak segera diatasi, bakal mengancam kelangsungan hidup di muka Bumi.

Planet ini akan mengalami pemanasan global. Permukaan laut akan mengalami 
kenaikan ketinggian, dan menenggelamkan sebagian daratan karena es di 
kutub mencair. Pemanasan global semakin mengkhawatirkan karena tingkat 
polusi gas-gas rumah kaca juga semakin besar.

Efek selanjutnya dari pemanasan global itu adalah pergeseran mekanisme 
iklim di Bumi. Pergerakan angin menjadi lebih `liar' dari biasanya. Hawa 
panas dan dingin lebih sering muncul di wilayah-wilayah empat musim 
sehingga memakan korban lebih banyak. Mekanisme hujan pun menjadi kacau, 
menimbulkan berbagai banjir bandang dalam skala luas. Dan, secara 
keseluruhan kondisi Bumi semakin sulit diprediksi. Inilah yang terjadi 
dewasa

Bagaimana dengan gempa dan Tsunami? lni juga agak aneh. Selama ini, dalam 
sejarah bencana tsunami dunia, kawasan lautan Hindia tidak termasuk 
kawasan yang rawan tsunami. Yang paling sering adalah kawasan lautan 
Pasifik. Dan kemudian Atlantik. Karena itu sistem deteksi tsunami di 
kawasan ini tertata dengan baik. Negara-negara di kawasan lautan Hindia 
merasa tidak perlu memasang alat berharga jutaan dolar itu, karena 
dianggap tidak efektif. Akan tetapi, ternyata di kawasan inilah justru 
muncul gelombang tsunami terbesar dalam sejarah manusia yang paling 
mengerikan, dan meminta korban lebih dari 150 ribu jiwa.

Bencana Tsunami lainnya dalam sejarah manusia tidak sebesar ini. 
Kebanyakan terjadi di wilayah Pasifik. Tahun 1782 terjadi gelombang 
tsunami di Laut China Selatan, memakan korban jiwa 40.000 orang, dan 
ribuan rumah hancur disapu gelombang. Tahun 1883, muncul tsunami akibat 
letusan gunung Krakatau, korbannya lebih dari 36.500 jiwa. Tahun 1868 
bencana yang sama menyapu Chilie dan menewaskan sekitar 25.000 orang.

Namun demikian, pantai di wilayah Atlantik juga pernah dihancurkan oleh 
tsunami. Tahun 1775 terjadi gempa Bumi di Lisbon yang menyebabkan tsunami 
menghajar pantai Portugal, Spanyol dan Afrika Utara. Korbannya tak kurang 
dari 60.000 orang. Gelombangnya mencapai ketinggian 7 meter di laut 
Karibia.

Daerah ini beberapa kali dilanda tsunami, tapi dalam skala yang lebih 
kecil. Sejak tahun 1498 terjadi 37 kali tsunami yang memakan korban total 
sekitar 9.500 orang. Tsunami besar lainnya muncul dengan gelombang raksasa 
pada tahun 1999 di laut Marmara, dekat Turki setelah gempa 
Izmit..._,_._,___ 

[Non-text portions of this message have been removed]

 







"The information contained in this communication is intended solely for 
the use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to received it. It may contain confidential or legally 
privileged information. If you are not the intended recipient you are 
hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly 
prohibited and may be unlawful. Opinions, conclusions and other 
information in this e-mail that do not relate to the official business of 
PT. ARUN NGL shall be understood as not given or endorsed by PT. ARUN 
NGL."






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke