PENGANTAR
Hadits: Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya begitu saja dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mengangkat ilmu dengan diMATIkannya para ulama. Sehingga apabila tidak ada seorangpun alim, niscaya manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin yang BODOH-BODOH. Lalu mereka ditanya, kemudian MEREKA (pemimpin bodoh) berfatwa dengan tanpa ilmu (Di riwayat lain: Mereka berfatwa dengan AKAL fikiran mereka semata), maka MEREKA pun terSESAT dan menYESATkan"". (HR. Bukhori, Muslim, dll) Hadits: Dari Ibnu Buraidah, dari bapaknya, dari Nabi s.a.w. beliau bersabda: "Qodhi itu ada TIGA MACAM, yang satu di sorga dan yang dua di neraka. Adapun qadhi yang berada di surga, ia SEORANG yang MENGETAHUI KEBENARAN (berilmu) lalu dia MEMUTUSKAN dengan ILMUnya. Dan SEORANG (qadhi) yang MENGETAHUI KEBENARAN, tetapi dia BERBUAT ZHALIM di dalam memutuskan hukum, maka DIA BERADA di NERAKA. Dan SEORANG (qadhi) yang MEMUTUSKAN HUKUM kepada manusia atas dasar kebodohan (tidak tahu menahu hukum-hukum islam), maka DIA BERADA di nERAKA. Firman: "Dan janganlah engkau menetapkan (sesuatu) yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan ditanya". (qs.alIsraa':36) ----------------------------------------------------------------- Dimana kepedulian terhadap di negara islam yang ada pembantaian; Pemerintahan Arab dan ulama-ulama salafi-nya ada hubungan dengan Amerika; Jihad terhadap pemerintahan yang zholim, Penakut.- Catatan: inilah kalimat yang selalu disodorkan ke aku sejak dulu. ----------------------------------------------------------------- JIHAD- PEMBAHASAN! Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan senantiasa terjaga. Jihad fii sabiilillah tetap ada sampai hari kiamat. Secara istilah syar'i, Jihad artinya mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi musuh. Musuh-musuh tersebut adalah "hawa nafsu", "syaitan", "yang nyata: orang munafik, orang kafir, orang musrik" Jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan : belajar agama islam yang benar, mengamalkannya, kemudian mengajarkan. Jihad melawan Syaitan yaitu: dengan menolak segala bentuk syubhat dan syahwat yang selalu dihiaskan syaitan. Jihad melawan orang musrik, munafik, kafir yaitu: dengan tangan, lisan, hati. Untuk memerangi orang kafir "dengan tangan", ini TIDAK BOLEH asal tabrak, islam telah mengatur dalam hal ini. Perlu diperhatikan bahwa antara MEMBELA agama Allah dengan MENEGAKKAN agama Allah adalah beda. Menegakkan agama Allah adalah memasukkan ilmu Allah ke dalam hati manusia (berdakwah; kalau orang penyembah Yesus mengatakan: "melakukan pencerahan"). Sedang membela agama Allah adalah memerangi terhadap yang menghalang-halangi tersebarnya hukum-hukum Allah. A. HUKUM JIHAD! Empat Imam Madzhab dan lainnya telah sepakat bahwa "jihad fii sabiilillah hukumnya adalah FARDHU KIFAYAH". Yaitu apabila sebagian kaum muslimin melaksanakannya, maka gugur kewajiban atas yang lain. Jihad (berperang) menjadi FARDHU 'AIN pada 3 kondisi: Ke-1, pasukan muslimin dan kafirin berhadapan di medan perang; Ke-2, musuh menyerang negeri muslim yang aman, maka WAJIB bagi PENDUDUK NEGERI untuk memerangi; Ke-3, bila Imam meminta untuk berperang maka wajib memenuhi, berdasar dalil qs. atTaubah:38-39. B. TUJUAN DISYARI'ATKAN JIHAD! Disyari'atkan jihad adalah agar AGAMA ALLAH TEGAK di muka bumi. TIMBUL PERTANYAAN! Apakah membunuh orang-orang kafir dengan mengabaikan kemusrikan-kemusrikan, kemunafikan-kemunafikan yang merajalela yang BISA MERUSAK keberagamaan seseorang/masyarakat, BISA TERWUJUD TEGAKnya AGAMA ALLAH? Secara ilmiyah (merujuk ke DALIL), ternyata menegakkan agama Allah LEBIH diPRIORITASKAN di dalam berjihad. Perhatikan dalil berikut: Firman: "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah saja. Jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim (qs.2:193) Hadits: "Aku diperintahkan untuk MEMERANGI MANUSIA sampai mereka bersaksi bahwa TIDAK ILAH yang berhak diIBADAHI dengan benar melainkan Allah..." (HR. Bukhari). Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th.310 H) menafsirkan qs.2:193 diatas dengan berkata: "Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi KESYIRIKAN kepada Allah" Syaikh asSa'di berkata: "Maksud dan tujuan dari perang dijalan Allah BUKANLAH SEKEDAR menumpahkan darah orang kafir. Tetapi tujuannya agar agama Islam tegak di atas seluruh agama, MENGHILANGKAN KESYIRIKAN adalah JALAN agama Allah bisa tegak. Jadi BOHONG agama Allah BISA TEGAK dengan cara membunuh orang-orang kafir, tetapi MENGESAMPINGKAN pesan dari qs. (qs.2:193) dan Hadits di atas. TANGGAPAN-TANGGAPAN! A. TENTANG "Hanya Mampu Bicara/Takut Jihad": Kalau yang dimaksudkan jihad disini adalah seperti VERSI yang suka mengGEMBAR-GEMBORkan jihad; maka dalam hal ini bukan masalah takut atau tidak takut, tetapi Rasulullah TELAH MENENTUKAN aturan-aturan yang harus diDENGAR dan diTAATi. Kalau memang ia hidup demi agama Allah; orang-orang yang mengGEMBAR-GEMBORkan jihad ini (yang meninggalkan kesan pemberani) APA PERNAH BICARA/dakwah dihadapan "PENTOLAN KEMUSRIKAN" yang di sekitarnya hadir orang-orang yang dengan ksyirikan, juga lengket? (alhamdulillah "pentolan kemusrikan" ini saat meninggal dunia telah menjalankan sholat) B. TENTANG "di Pemerintah Arab dan Ulama-ulamanya": Yang patut dicamkan, bahwa orang-orang yang menisbatkan diri ke SALAF RUJUKAN-nya BUKAN Pemerintah Arab dan Ulama Arab, tetapi alQuran, alHadits, serta aTsar Sahabat Nabi s.a.w. Kalau berita yang disodorkan ini benar tentang Ulama-ulama Arab, maka Nabi s.a.w. telah bersabda seperti dalam pengantar diatas. Sebenarnya penyajian data yang "antum-antum sodorkan" yang sifatnya menyapu ulama-ulama di Arab ini, TIDAK METODOLOGIS, khususnya hal menyangkut keakuratan data. Intinya saya tidak bisa menerima begitu saja data 'tanpa dilampiri rujukan' yang rujukan itu secara umum diakui keakuratannya. Alasan lain kenapa saya tidak begitu saja menerima: data yang disodorkan oleh pihak yang suka mengGEMBAR-GEMBORkan jihad; adalah sebab pernah disodorkan suatu hadits tetapi setelah saya cek ke sumber, hadits tersebut dirubah.. Pingin bukti? Coba perhatikan berikut: Setelah Rasulullah kembali ke Madinah dan hidup tentram, tiba-tiba muncul seorang muslim yang masih mendapat siksaan di Mekah, dia adalah ABU BASHIR. Karenanya orang-orang Quraisy mencari ke Madinah, dan Nabi s.a.w. (karena ada perjanjian) mengembalikan lagi Abu Bashir ke tangan orang Quraisy. Ditengah jalan Abu Bashir MALAH membunuh salah satu orang Quraisy tersebut; sedang yang satunya lari menuju Madinah (menemui Rasulullah s.a.w.). setelah Nabi mengetahui bahwa temannya di bunuh oleh Abu Bashir, ,maka Nabi Bersabda: "CELAKALAH ibunya, dia (Abu Bashir) bisa MENYALAKAN api peperangan, sekalipun seorang diri." Medengar sabda Nabi, maka Abu Bashir sadar bahwa dia akan diserahkan lagi oleh Nabi ke orang-orang Quraisy (untuk menghindari adanya pertempuran). Untuk itu Abu Bashir SEGERA MENINGGALKAN (pergi menghindar) hingga tiba dipinggir pantai. TETAPI penyeru MEMBERONTAK menuliskan sbb: Mendengar Rasulullah bersabda: "Duhai ibunya, ia bisa menyalakan peperangan seandainya bersamanya ada orang lain." Maka Abu Bashir menghadang kafilah-kafilah Quraisy yang dating dari Syam. Ia merampas dan membunuh. Ia independen memerangi mereka tanpa Rasulullah. (catatan: sampai sejauh itukah, untuk melegalkan "VISInya" sampai berani BERDUSTA atas nama Nabi Muhammad s.a.w.- "sepatutnya kembali") C. TENTANG "Dimana Kepedulian terhadap Negara Islam yang di Perangi"! Seperti dalam hadits dikatakan bahwa "sesama muslim" adalah bersaudara, kepala sakit kaki ikut prihatin. Kalau ada kaum muslimin yang di tindas, Nabi s.a.w. telah menegaskan bahwa KALAU mampu rubahlah dengan tangan, minimal dengan hati. Menurut pemahamanku (berdasar dalil-dalil yang ada) bahwa "tiada kemungkaran" yang lebih besar kecuali "dibantainya Agama Allah, misal MERAJALELA-nya Allah disekutukan. Kepada yang mengGEMBAR-GEMBORKAN JIHAD, terhadap kaum muslim lain yang ditindas; sebenarnya MEMANG TELAH BERBUAT APA? Saat Irak (kaum Sunni)diperangi Amerika (dari awal perang sampai akhir aku hampir selalu memantau)- tidak ada dari Laskar Jihad Indonesia yang angkat senjata disana (atau aku yang masih kurang info); mana kepedulian yang selalu diGEMBAR-GEMBORKAN? D.TENTANG "Yang Saya Kehendaki Dalam Agama Ini"! Jika ingin menegakkan agama Allah, ikuti METODE DAKWAH Nabi Muhammad s.a.w.. pertama-tama yang Nabi lakukan adalah MENANAMKAN TAUHID. Menanamkan "tauhid" ke dalam hati masyarakat yang TERCENGKERAM kemusrikan ternyata "merupakan tantangan yang PALING berat" dibanding dengan berbagai peperangan yang Nabi alami. Inilah dalilnya: Aisyah berkata: "Apakah telah lewat kepadamu satu hari yang LEBIH BERAT dibanding dengan hari (perang) Uhud?" Beliau bersabda: " Sungguh aku benar-benar telah menemui segala sesuatu dari kaumu, yang PALING MENYAKITKAN adalah apa yang aku temui pada hari Aqobah.Saat itu, aku mendatangi Ibnu 'Abd Yalil bin 'Abdil Kilal............dst. "Aku malaikat gunung....Apakah engkau berkehendak agar aku menimpakan (gunung) alAkhsyabain kepada mereka?" Beliau bersabda: "Jangan, bahkan aku berharap agar Allah melahirkan dari tulang rusuk mereka, orang-orang yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun". (HR. Bukhari) Catatan: Oleh para ulama, hadits diatas dijadikan dalil bahwa, memerangi kemusrikan terhadap masyarakat yang diCENGKERAM kesyirikan merupakan cobaan paling berat dibanding dengan berbagai peperangan. Untuk itu kalau memang PEMBERANI : JIHADLAH pada posisi MENEGAKKAN AGAMA ALLAH yaitu tanamkan ilmu tauhid kedalam hati masyarakat indonesia yang masih bua..nyak di lilit KESYIRIKAN. Jangan berdalil DEMI AGAMA ALLAH, tetapi yang diperjuangkan hanya HAK-HAK masyarakat muslim yang tertindas, sedang HAK-HAK Allah TERBENGKALAI. Memenuhi hak Allah LEBIH UTAMA dibanding memenuhi hak-hak manusia. Karena manusia diciptakan bukan untuk beribadah kepada manusia. Catatan: Kalau mengikuti ulama yang berpedoman kepada dalil yang shohih, bukan taklid buta namanya. [EMAIL PROTECTED] accounting PT. Tri Wall Indonesia Kaw. Indt. Jababeka 1 Cikarang - Bekasi [Non-text portions of this message have been removed]