'Mazhab' Baru Ciptaan Barat*Counter
Liberalisme<http://swaramuslim.net/weblog.php?id=C0_30_1>Oleh :
Redaksi <http://swaramuslim.net/> 05 Jul 2006 - 2:40 pm*
shamsul kamal amarudin
[image: image]*Dimunculkan karena takut melihat kebangkitan Islam. *
Anggota relawan Bulan Sabit Merah Malaysia (PBSM) yang pergi ke Yogyakarta,
Indonesia, dalam misi membantu korban gempa bumi, baru-baru ini, terkejut
saat menunaikan Shalat Zuhur di sebuah kampung. Mereka melihat salib dan
patung Hindu dalam sebuah masjid.

Ketika ditanyakan kepada penduduk kampung, dijawab bahwa itu adalah masalah
biasa atas dasar saling berbagi melakukan ibadah dalam sebuah bangunan.
Yaitu, hari Jumat digunakan oleh orang Islam, Ahad oleh orang Kristen, dan
Selasa untuk orang Hindu.

Sebelum ini, masyarakat Islam seluruh dunia dikejutkan dengan tindakan
seorang wanita yang menjadi khatib dan imam Shalat Jumat tanpa menutup aurat
dan saling bersentuhan antara lelaki dan perempuan dalam sebuah gereja di
Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini, laporan kantor berita asing juga mengatakan, pihak berwenang
Indonesia menahan seorang lelaki yang membaca surah Al Quran dalam bahasa
Indonesia ketika menjadi imam suatu shalat fardu di negara tersebut. Tahun
lalu, rakyat Malaysia ikut dikejutkan dengan didirikannya `kerajaan langit'
oleh seorang lelaki yang bergelar Ayah Pin. Dalam VCD yang dijual kepada
orang banyak, Ayah Pin yang mengaku beragama Islam menunjukkan sikap
toleransi dengan turut bersembahyang mengikuti cara yang dilakukan oleh
agama lain.

Itu adalah di antara beberapa contoh ekstrem tindakan liberalisme dan
pluralisme beragama yang mulai ditunjukkan secara terbuka oleh segelintir
orang dan kelompok dalam tempo dua tahun terahir. Menyadari bahaya dan
ancaman aliran ini, kalangan ulama, intelektual Islam, dai, serta anggota
LSM Islam berkumpul selama tiga hari di Ipoh, Perak, Malaysia, baru-baru
ini.

Aneka perangkap
Muzakarah Ulama 2006 itu bertema Pemurnian Islam dari Liberalisme dan
Pluralisme. Muzakarah diadakan setiap tahun dalam rangka menyambut Hari
Keputeraan Sultan Perak, Sultan Azlan Shah, yang memberi perhatian serius
terhadap aliran yang semakin menular dan mulai mendapat tempat di kalangan
golongan terpelajar yang `terpesona' dengan 'kemajuan' peradaban Barat.

Aliran liberalisme dan pluralisme Islam ini menurut berita, melihat
pandangan hidup Islam sebagai objek yang membingungkan dan mesti
diperdebatkan. Barat sengaja menciptakan berbagai terminologi untuk
menempatkan Dunia Islam dalam aneka perangkap. Mereka menciptakan berbagai
istilah seperti Islam tradisional vs modern, Islam sederhana vs
fundamentalis, Islam legalistik/formalistik vs substantif normatif, Islam
budaya vs struktural, serta Islam inklusif vs eksklusif.

Barat juga sengaja melontarkan berbagai istilah dan pemikiran dengan aliran
politik dan ideologi serta bermain-main dengan istilah yang berbahaya dan
asing, seperti Islam Liberal dan Islam Plural dengan tujuan agar umat Islam
menjadi ragu dengan ajaran agamanya. Itu diakui mereka lakukan semata-mata
karena takut melihat kebangkitan kembali umat Islam melalui ideologi Islam
yang sebenarnya.

Seorang profesor sosiologi agama di Universitas North Carolina, Amerika
Serikat, Charles Kurzman, memperkenalkan istilah atau gerakan baru di Dunia
Islam ini melalui bukunya Islamic Liberalism. Sebelum itu, Leonard Binder
coba menyebarkan aliran tersebut dalam bukunya Islamic Liberalism: A
Critique of Development Ideologies.

Secara singkat, `mazhab' Islam Liberal berasal dari prinsip kebebasan tanpa
batas agar akal manusia bisa digunakan sebebas-bebasnya untuk
menghuraikan/memahami semua perkara.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pemikiran dan Kebudayaan Islam Indonesia
(INSISTS), Adnin Armas, dalam makalahnya bertajuk Sumber Liberalisasi
Pemikiran Islam: Kasus Alquran, mengatakan, pengikut paham tersebut kini
semakin berani menantang aqidah umat Islam. Pada 2002 mereka menyarankan
agar Alquran diedit dan disusun lagi hingga menjadi sebuah kitab baru
sebagai Alquran edisi kritis (a critical edition of the Quran).

Kelompok tersebut--yang sebagian memiliki latar belakang pendidikan
agama--antara lain mengemukakan: ''Hakikat dan sejarah penulisan Alquran
sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak
lepas dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.'' Adnin
mengatakan, itu merupakan fenomena baru yang tidak pernah terjadi sekalipun
di zaman penjajahan Belanda, Inggris dan Jepang di Indonesia. Sumber
pemikiran itu adalah pandangan hidup Yahudi-Kristen.

Dengan menggunakan tafsiran baru terhadap sumber dalam tradisi Islam,
kelompok orientalis membentuk teori baru yang tidak hanya berbeda tetapi
bertentangan dengan pendapat golongan ulama besar dahulu hingga sekarang.
Sayangnya, banyak pemikir Islam yang terpengaruh sehingga berbagai kritikan
mereka lontarkan terhadap kitab suci tersebut. Terutama mereka mengeritik
bahwa mushaf Uthmani yang digunakan (Alquran) sekarang ini adalah tidak
asli.

''Sudah saatnya kalangan ulama meneliti karya orientalis ini secara serius.
Melalui tindakan membongkar akar pemikiran sekular-liberal, diharapkan
ranting pemikir Islam yang terpengaruh dengan kerangka pemikiran Barat akan
roboh dengan sendirinya,'' tutur Adnin.

Masalah baru
Kekhawatiran serupa dikemukakan Guru Besar Jurusan Usuluddin dan
Perbandingan Agama Universitas Islam Internasional (UIA), Dr Anis Malik
Thoha. Ia memaparkan kajian berjudul Implikasi Faham Pluralisme Agama.

Anis mempertanyakan, apakah pemahaman pluralisme agama benar-benar dapat
mewujudkan tujuan mulia seperti kedamaian, kesetaraan, perpaduan, dan
toleransi sebagaimana yang diusulkan mereka? Atau, justru akan menciptakan
masalah baru yang semakin mengacaukan isu kemanusiaan dan ragam manusia yang
ada sekarang.

Pemahaman pluralisme agama diciptakan dalam kerangka sekular, liberal dan
logikal positivisme Barat yang tidak percaya kepada hal yang berunsur
metafisik, seperti hari kiamat, dengan alasan tidak mungkin dapat dibuktikan
secara empirik. Ini bukan saja bisa menggoyahkan aqidah umat, tetapi memberi
implikasi dan menjurus kepada usaha penghapusan agama, keragaman formalitas,
serta tantangan terhadap hak asasi manusia (HAM).

Dr Anis juga mempertanyakan, jika pengikut pemahaman pluralisme percaya
`persamaan semua agama secara penuh tanpa ada yang lebih berkuasa (superior)
dan benar dari yang lain', apakah mereka bisa menerima agama primitif dan
terbelakang yang juga melibatkan kepercayaan/keyakinan memakan daging
manusia? Apakah perbuatan agama yang kanibal itu bisa dianggap benar?

Dr Anis menjelaskan, jika semua agama ditempatkan dalam satu kelompok yang
sama, berarti ada keseragaman dan tidak ada perbedaan antara satu dengan
yang lain dan semua penganut agama tersebut `dipaksa' menerima pemahaman
itu. Maka, ini secara tidak langsung mewujudkan satu bentuk kepercayaan
baru, sedangkan hak asasi penganut agama tersebut untuk mengamalkan
keyakinan masing-masing, dengan sendirinya tidak dianggap. Dia juga
mempertanyakan jika semua agama dianggap sama dan disamaratakan, apakah
nantinya tidak akan terjadi suatu agama akan mencoba menjadi superior dan
mendominasi kepercayaan agama lain. Misalnya yang terjadi di Barat, ketika
gagasan pluralisme dipraktikkan, kepercayaan dan keyakinan Kristen menjadi
lebih dominan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-7 di
Jakarta, 24-25 Juli 2005, mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Ahmadiyyah,
liberalisme, dan pluralisme adalah sesat. Sejak itu, pengikut pemahaman
liberalisme dan pluralisme terus melakukan cacian dan makian terhadap MUI
dan golongan ulama.

Namun perlu diingat, secara kebetulan atau mungkin disengaja, sebagian besar
tokoh--atau mereka yang berdalih coba `memajukan umat dari kemunduran akibat
pemahaman sempit Islam'--biasanya mendapat dukungan atau menerima bantuan
dari organisasi atau negara Barat. Ini terjadi sejak zaman penjajahan Barat
di negara Islam.

(shamsul kamal amarudin)

[url=http://www.bukanliberal.org/articles/252/]*Liberalisme, pluralisme
ciptaan orientalis Barat
Golongan intelektual, siswa jadi sasaran utama*[/url]
[image: image]


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke