Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal

2005-07-29 Terurut Topik Bango Samparan
Assalaamu'alaikum wr. wb.

Mas Indrawan, pembahasan seputar thariqah atau manhaj menegakkan diinul
Islam, yang sering dimuarai pada pembentukan khilafah, negara Islam,
atau yang sejenisnya, sebetulnya melahirkan keragaman. Jika mas
Indrawan baca Manhaj Haraki dalam Sirah Nabawiyah, maka di situ ada
lima tahapan. Kalau membaca Mitsaq amal Islami, mas Indrawan akan
dapatkan yang lainnya. Kalau membaca A Thariq ilaa Jamaatul Muslimum,
akan lain pula.

Dalam keragaman tersebut, namun demikian, ada satu kesamaan, yakni
semuanya adalah upaya pengkajian sirah Nabawiyah untuk memformulasikan
tahapan penegakan diinul Islam oleh Nabi dan para Sahabat, sebagai
panduan bagi pergerakan Islam modern. Jadi thariqah atau manhaj yang
kemudian terformulasikan jelas tidak bernilai mutlak, bahwa sewajarnya
adalah dalam posisi saling melengkapi. Sayang sekali, aktivis harakah
tidak mensifatinya seperti itu. Mereka menganggap thariqah atau manhaj
ini bernilai mutlak. Maaf, seakan thariqah ini menjadi semacam
tambahan bagi rukun iman, sehingga rukun iman aktivis harakah menjadi
7: Percaya pada thariqah yang diformulasikan oleh pendiri atau ilmuwan
harakah kita. 

Nah mas Indrawan, justru karena aktivis harakah sering memposisikan
thariqah seperti itu, lembaga yang lebih besar sulit terbentuk.
Harakah-harakah menjadi terserak-serak. 

Saya sendiri tidak lagi memegangi sebuah thariqah tertentu, sebab ada
perbedaan mendasar antara kita dan Nabi. Nabi memulai hanya dari satu
jamaah dan kita tidak. Nabi menghadapi satu kondisi umat, ditinjau dari
kacamata Islam. Kita menghadapi banyak kondisi umat. Kondisi kaum
muslimin saat ini berbeda-beda. Dengan demikian thariqah yang
diformulasikan dari gerakan Nabi, implementasinya tidak bisa begitu
saja.

Saya contohkan, mereka yang berpegang pada thariqah yang mas Indrawan
posting sering antijihad. Alasannya jihad hanya boleh dilakukan setelah
khilafah tegak. Alasan semacam ini jelas tidak berlaku untuk kondisi
Palestina, Afghanistan, dan yang sejenisnya. Mereka ya harus jihad,
memilih amir Jihad, dan bergerak. Tidak perlu menunggu khalifah
diangkat. Bahkan ada kemungkinan, jihadlah yang nantinya justru akan
menjadi thariqah yang lebih tepat di negara bersangkutan untuk
menegakkan diinul Islam. Tanpa jihad, diinul Islam justru musykil
diperjuangkan.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
B. Samparan

--- indrawan dwi p [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Afwan
 Saya tergelitik untuk menyampaikan tulisan ini agar kita semua bisa
 memenej
 opini rakyat (meminjam istilah Bp. B. Samparan) dan menbuat opini
 umum
 kepada masyarakat indonesia serta menghasilkan tekanan yang lebih
 besar
 kepada pemerintah untuk lebih memberi ruang pada pemahaman Islam yang
 standar. (ini pun istilah Bp. B. Samparan) ..he..he.. maaf yach pak
 istilahnya dipinjam..




__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal

2005-07-28 Terurut Topik indrawan dwi p
 aturannya pun tidak lahir dari akidah dan syariat
Islam. Karena itu, perubahan masyarakat dewasa ini haruslah meneladani apa
yang dicontohkan Rasulullah saw. ketika beliau berdakwah di Makkah, yaitu
melalui pergolakan pemikiran dan perjuangan politik tanpa kekerasan
senjata (kekuatan fisik). Menyimpang dari metode ini berarti menyimpang
dari metode Rasulullah saw. dalam menegakkan Daulah Islam, yang hanya akan
bermuara pada kegagalan.

Dampak Kekerasan


Penggunaan kekerasan dalam menghadapi dan mengalahkan kekuatan batil serta
dalam mengubah masyarakat tidak islami menjadi masyarakat islami
mengandung dampak yang tidak kecil. Uang, senjata, pasukan, pers,
peralatan, dan berbagai lembaga-lembaga kemiliteran maupun lainnya ada di
tangan para penguasa yang tidak menghendaki Islam. Apa yang bisa dibangun
secara mandiri sangatlah kecil dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh
para penguasa dan negara yang menentang Islam; jauh dikatakan seimbang.


Dakwah dengan kekerasan juga akan menimbulkan dampak negatif lainnya,
yakni munculnya opini yang mengepung para pelaku dakwah yang benar dengan
memojokkannya sebagai pelaku keonaran. Siapapun tidak ada yang dapat
menghalangi sistem/rezim kufur mengebom berbagai kota dan menghancurkan
penduduknya jika sistem/rezim itu merasakan bahaya Islam. Semua itu
dilakukan dengan dorongan dan pengerahan seluruh sistem negara. Apa yang
terjadi di Afganistan, misalnya, merupakan bukti kongkret.


Konfrontasi fisik militer menjadikan para pengemban dakwah memerlukan
dukungan keuangan, pasukan, dan keahlian militer yang terus-menerus demi
mengatasi kelemahan dan meningkatkan kemampuan. Untuk memenuhi hal itu,
dicarilah orang yang memberikan bantuan dana. Ketika ada orang yang
datang, terbukalah jalan setan untuk melegalisasi apa yang tidak ada
landasannya secara syar'i. Setan akan menggerakkan agen-agennya yang
berpura-pura sebagai orang yang berpegang pada agama, menawarkan
'bantuan', melakukan infiltrasi, radikalisasi, provokasi, aksi, dan
jatuhlah dakwah pada perangkap stigmatisasi.


Penggunaan kekerasan fisik akan mengalihkan konfrontasi pemikiran dan
politik menjadi konfrontasi fisik. Padahal hanya dengan fokus pada
pergulatan pemikiran dan politiklah akan tersingkap kesesatan negara
kufur, para pembesarnya, kebohongannya, kezalimannya, pengkhianatannya,
dan rencana-rencana jahatnya atas Islam dan kaum Muslim. Konsistensi hal
ini melahirkan kesadaran dan kekuatan politik masyarakat. Inilah pintu
gerbang perubahan menuju tegaknya syariat dan kekuasaan Islam.


Berbeda dengan itu, konfrontasi kekuatan fisik sangat mungkin dimenangkan
oleh negara kufur beserta para pengikutnya. Sebab, perimbangan kekuatan
fisik amatlah jauh. Opini umum yang tegak di atas kesadaran umum, atmosfir
tegaknya syariat Islam, dan kesadaran masyarakat pun akan melenyap. Yang
dimunculkan dan dipropagandakan mereka adalah sifat kekerasannya itu.
Kondisi demikian akan menjadikan masyarakat makin jauh dari dakwah dan
perjuangan Islam.
Sekalipun Allah Swt. menjelaskan, sering golongan yang sedikit mengalahkan
golongan yang banyak (QS al-Baqarah [2]: 249), tidak berarti penggunaan
kekerasan dalam perubahan masyarakat tidak mengapa. Sebab, Rasulullah saw.
sendiri tidak mencontohkannya.


Ringkasnya, mengubah masyarakat tidak islami menjadi masyarakat yang
menegakkan Islam secara kâffah haruslah dilakukan dalam wujud pertarungan
pemikiran dan perjuangan politik, bukan dengan kekuatan fisik. Inilah
metode yang dicontohkan Nabi saw. Janganlah kaum Muslim terperosok ke
dalam jebakan yang hendak mengalihkan konfrontasi pemikiran dan politik
menjadi konfrontasi kekuatan fisik. Wallâhu a'lam bi ash-shawâb.


SEMOGA BERMANFAAT DAN MEMBUKA WAWASAN KITA SEMUA

Regards DP
- Original Message -
From: Bango Samparan [EMAIL PROTECTED]
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 28, 2005 7:36 AM
Subject: Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam
Liberal


 Coba mas sekarang bandingkan adakah organisasi Islam yang fundamentalis
 (maaf saya menggunakan istilah nggak bener ini) yang sebesar
 Muhammadiyah dan NU. Rasanya sih tidak. Organisasi Islam yang
 fundamentalis berserak dan bergerak dengan spesialisasi-nya
 sendiri-sendiri dan - mohon maaf mas - dengan arogansinya
 masing-masing.

 Nah kalau sudah begitu mengapa tidak terpikir untuk merger dalam arti
 yang sebenarnya tentu saja. Dengan lembaga yang lebih besar, rasanya
 kita akan lebih mudah memenej opini rakyat dan menghasilkan tekanan
 yang lebih besar kepada pemerintah untuk lebih memberi ruang pada
 pemahaman Islam yang standar.

 Saya dengar dulu akan yang mengkonsep lembaga majlis umat, nggak tahu
 sampai di mana sekarang?

 Wassalaamu'alaikum wr. wb.
 B. Samparan




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email

Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal

2005-07-27 Terurut Topik indrawan dwi p
Assalaamu'alaikum wr. wb.

Mohon penjelasan ..



- Original Message -
From: Bango Samparan [EMAIL PROTECTED]
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 27, 2005 11:51 AM
Subject: Re: [media-dakwah] KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam
Liberal


 Assalaamu'alaikum wr. wb.

 Sebuah realitas mas Nizami, negara kita bukan negara Islam. Negara kita
 maunya didesign demokratis (walau yang lahir kemudian adalah negara
 klepokratis). Jadi, mau tak mau kita terikat oleh aturan main
 demokrasi.

Negara Kita bukan negara Islam ...lalu apakah kita pasrah saja untuk
menerima sistem demokrasi mengatur segala aktivitas kehidupan kita yang
muslim...?
Padahal Alla SWT telah menurunkan aturan yang jelas untuk kita kaum
muslim... manakah yang lebih baik... aturan dari Allah SWT atau aturan yang
dibuat manusia.???

Berkenaan dengan kasus Ahmadiyah, kasus ini adalah kasus
 lama. Dan kenyataannya, toh mereka bisa terus hidup dan perlahan
 berkembang. Saya yakin kasus-kasus yang identik jatuh akhirnya juga
 akan sama: JIL, Jamaah Lia Aminuddin, dll.

Cobalah tengok masa ketika Abu Bakar ra. menjadi Khalifah ...banyak diantara
kaum munafik yang mengaku nabi ... tapi itu semua terselesaikan dengan
tindakan Khalifah Abu Bakar yang memberangusnya... lalu disaat sekarang
siapa..?

Dengan demikian rasanya kita
 harus mulai lebih melihat internal kita, yakni menganalisis mengapa
 terjadi keterluangan besar pendidikan islam yang standar di kalangan
 umat Islam Indonesia, sehingga mereka tidak memiliki kekebalan terhadap
 pemikiran non-standar.
 Rasanya selama ini ketika kita menghadapi persoalan-persoalan semacam
 itu, dilambari rasa marah kita cenderung mengangkat ayat-ayat dan
 hadist-hadist yang berkenaan dengan ancaman hukuman terhadap
 penyelewengan yang sedang terjadi. Tapi, apa mau dikata, karena tak ada
 lembaga yang memiliki otoritas, hukuman toh tak terjatuhkan. Akhirnya,
 pelan dan pasti, tak terjadi apa-apa. Lihat Ulil, dia toh masih
 cengengesan di mana-mana.

 lembaga yang memiliki otoritas  seperti apa yang Bapak maksud ...? karena
dalam hukum formal kita, itu hanya dimiliki oleh pemerintah lewat lemabaga
kehakimannya...!

 Jadi mas, ... mestinya kita sadar ada kelemahan di kita, dan kelemahan
 itu belum juga tertutupi. Aneh ... apa kita memang tidak sadar.

Dengan apa kita harus menutupinya...???

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
DP




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/