----------------------------------------------
Silakan tambahkan ke bookmark anda:
http://infopangan.cjb.net
- Ebooks untuk topik-topik teknik dan bisnis
pengolahan pangan serta agrobisnis -
----------------------------------------------

Kelak SPBU menjadi bisnis rumahan

Cerita seputar pengembangan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) sudah
sering kita dengar. Tanaman yang dulu terlupakan itu kini menjadi
perbincangan di tingkat pusat dan daerah.

Tahukah Anda, bahwa pemanfaatan minyak jarak secara simultan dan terarah
mampu membuka banyak peluang usaha baru. Kelak, jika pemanfaatan minyak
jarak benar-benar memasyarakat, pedagang bensin di pinggir jalan tak perlu
lagi membeli bensin di SPBU untuk selanjutnya dijual dalam botol. Si
pedagang cukup memeras sendiri minyak jarak dari kebun miliknya dan
mengolahnya menjadi bahan bakar kendaraan.

Jika tidak berminat berjualan, mereka yang memiliki kendaraan bermotor
dapat memeras sendiri minyak jarak dan langsung mengisikannya ke dalam
tangki bahan bakar, tanpa perlu mengantre di SPBU.

Peluang bisnis tadi sangat mungkin terjadi setelah PT Tracon Industri, anak
usaha PT Rekayasa Industri, mengembangkan mesin pemeras biji jarak pagar
ukuran kecil yang sangat portable dan harganya tidak terlalu mahal yakni
cuma Rp25 juta per unit.

Tak hanya itu. Pengembangan alat pemeras jarak ini juga bakal membuka
peluang bisnis bagi kalangan pengusaha skala kecil dan menengah. Sebab, PT
Tracon sebagai produsen alat pemeras dan pengolah biji jarak tersebut tentu
tidak dapat membuat sendiri semua komponen yang dibutuhkan.

Perusahaan ini sangat bergantung pada UKM yang memasok komponen. Tentu saja
spesifikasi komponen ditentukan oleh Tracon agar alat yang dihasilkan dapat
bekerja sesuai fungsinya. Di sinilah peluang bisnis itu mulai bermunculan.

"Ketika wacana soal jarak ini mulai marak diperbincangkan, kami mulai
berpikir untuk mengembangkan satu mesin yang bisa memroses biji jarak ini
menjadi minyak," ujar Budiono Sugiri, Direktur PT Tracon Industri.

Tanaman jarak menghasilkan biji yang terdiri dari 75% daging buah dan 25%
kulit. Kandungan minyak dalam biji jarak pagar 35%-45% minyak, sehingga
dapat diekstraksi menjadi minyak jarak. Viskositas minyak jarak hanya
berubah sedikit dengan perubahan temperatur, sehingga baik digunakan untuk
pelumas.

Itulah mengapa pada masa penjajahan Jepang, rakyat dipaksa menanam jarak
pagar tanpa diberitahukan maksud dan tujuannya. Pokoknya tanam Jarak Pagar
dan bijinya disetor ke distrik militer yang berkuasa di wilayah tersebut.
Ternyata, waktu itu Jepang menjadikan minyak Jarak untuk melumasi tank
tempur dan semua persenjataan yang dipunyai.

Dengan karakteristik dan komponen dalam minyak jarak yang unik, maka minyak
jarak sangat potensial dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif baik
yang langsung digunakan sebagai bahan bakar, maupun melalui proses
lanjutan.

Tanaman jarak selain menghasilkan minyak jarak, ini biji jarak yang telah
diekstraksi akan menghasilkan bungkil dan tempurung biji yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk, pakan ternak, dan biogas.

Peluang bisnis yang dibegitu besar mendorong PT Tracon untuk membuat sebuah
mesin pengolah biji jarak yang tidak saja bisa digunakan untuk proses
produksi dalam skala besar, tapi juga oleh industri rumah tangga.

Pengembangan alat tersebut pun dimulai. Semua diawali dengan pencarian
mesin yang sudah ada di pasar untuk selanjutnya dimodifikasi. Tracon
mencoba mengadopsi mesin yang sudah dikembangkan di India tapi ternyata
mahal harganya. Pencarian dilanjutkan ke China tapi di negara itu tidak
memiliki tanaman jarak, sehingga tidak ditemukan mesin yang pas.

Ditemukan di Glodok
Setelah lelah berkelana ke luar negeri, mesin yang dicarinya justru
akhirnya ditemukan di Glodok. Mesin inilah yang nantinya menjadi cikal
bakal mesin pemeras biji jarak. Setelah melalui berbagai tahapan
modifikasi, Tracon berhasil membuat prototipe mesin pengolah biji jarak.

"Sebenarnya kami cuma assembly, sebab seluruh komponen mesin pemerahan biji
itu dipasok oleh UKM yang berada di sekitar Jakarta," paparnya.

Kini, Tracon sudah mampu memproduksi 10 unit mesin dalam dua bulan. Kendati
mesin itu baru digunakan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan,
namun mesin pengolah biji jarak itu telah memberikan peluang usaha baru
tidak saja bagi usaha kecil pengecoran logam, tapi juga para petani yang
selama ini enggan mencoba mengembangkan tanaman ini karena dianggap sulit
mencari pasar.
Proses pembuatan minyak dari biji jarak pagar berskala kecil mulai diminati
sebagai sebuah usaha pertanian atau usaha rumahan yang potensial yang dapat
meningkatkan pendapatan dan menyerap lapangan pekerjaan.
Budiono mengemukakan dalam prosesnya, ada beberapa teknologi ekstraksi biji
yang bisa digunakan untuk mendapatkan hasil minyak yang lebih baik dan yang
kini dikembangkan adalah pemerahan mekanis berupa pemerahan hidrolik
(hydraulic processing) dan pemerahan berulir (screw processing).
Saat ini ada tiga model mesin yang dikembangkan oleh Budiono beserta
timnya. Model pertama berkapasitas 500 kg per jam dengan kebutuhan areal
tanaman jarak seluas 200 hektare. Model ini merupakan hasil rekayasa
bersama dengan perusahaan India dan sesuai untuk keperluan skala besar.
Model kedua berkapasitas 50 kg per jam untuk areal seluas 20 hektare.
?Mesin Glodok? ini merupakan hasil pengembangan Tracon dengan memanfaatkan
pasokan komponen dari UKM logam dan kelistrikan.
Model ketiga berkapasitas 5 kg per jam atau dikenal mesin 'portable' yang
cocok untuk industri rumah tangga.
Mesin yang dikembangkan oleh Tracon bernama TRACpress S-50 dan D-500 (angka
dibelakang huruf menunjukkan kapasitas pengolahan per jam). Satu unit S-50
dijual seharga Rp25 juta.
"Mesin ini cocok untuk skala koperasi, artinya koperasi sebagai pengumpul
hasil biji yang ditanam oleh anggotanya," jelas Budiono.
Dia mengemukakan bila tanaman jarak ini sudah berkembang di daerah-daerah
yang menjadi sentra jarak ini maka UKM di daerah juga bisa mengembangkan
mesin pemerahan biji ini untuk kepentingan daerahnya tanpa perlu bergantung
dari Jakarta.
Komitmen
Beberapa daerah memang sudah berkomitmen untuk mengembangkan tanaman jarak
ini untuk memberikan peluang baru bagi petani sekaligus mengurangi
ketergantungan terhadap minyak fosil untuk bahan bakar.
Pemerintah Kabupaten Cilacap adalah satu contoh daerah yang sudah
mengembangkan diversifikasi energi bahan bakar nabati (BBN) melalui budi
daya jarak pagar untuk usaha desa sekaligus untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat sendiri.
Sekitar 2.000 hektare lahan jarak sudah dikembangkan di kabupaten itu atas
inisiatif Departemen Kelautan dan Perikanan untuk pasokan biodiesel bagi
nelayan.
Pemkab Cilacap menjadi konsumen pertama Tracon yang memesan mesin TRACPress
untuk keperluan diversifikasi energi itu.
Selain Cilacap ada Pemda Gorontalo yang membeli dua unit untuk keperluan
litbang, kemudian ada Departemen Kelautan dan Perikanan, PT Rajawali
Nusantara Indonesia II, SMKN Losarang, Berau Coal, dan Sinas Mas Karawang.
Memang pola yang ideal adalah lahan dimiliki oleh petani kemudian ditanami
selanjutnya hasil panen dijual kepada swasta atau koperasi yang memiliki
mesin pengolahan.
Tapi, tidak tertutup kemungkinan bila mesin portable itu sudah dijual
bebas, maka petani juga bisa mengolah sendiri hasil jaraknya dan langsung
menjual atau mengkonsumsi hasil olahan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.
Apalagi biji jarak tidak saja diperas minyaknya, tapi ampasnya pun masih
bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Tracon dan IPB sudah mengembangkan
ampas jarak menjadi briket untuk kompor.
Puslitbang Departemen Pertanian berupaya menyediakan benih unggul ini untuk
mendukung pengembangan Jarak Pagar seluas lebih dari 300.000 hektare sampai
2009 dan 2,4 juta hektare pada 2025.
Potensi lahan untuk penanaman jarak ini pun masih sangat luas di Indonesia.
Diperkirakan potensi layah siap tanam untuk Jarak Pagar mencapai 49 juta
hektare di seluruh wilayah Indonesia.
Ketangguhan jarak sebagai bahan bakar nabati alternatif sudah terbukti,
yang belum terbukti adalah kemampuan pemerintah untuk memasyarakatkan jarak
sebagai komoditas baru bernilai ekonomi tinggi. (suyono.saputra@
bisnis.co.id)
Oleh Suyono Saputra
Wartawan Bisnis Indonesia






______________________________________________________________

Disclaimer :
- This email and any file transmitted with it are confidential and
are intended solely for the use of the individual or entity whom
they are addressed, if you are not the original recipient, please
delete it from your system.
- Any views or opinions expressed in this email are those of the
author only.
______________________________________________________________

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke