Keteguhan seorang Istri 
--------------------------------------------------------------------------------

Assalamu'alaykum wr wb.

Semoga menjadi motivasi.

Wassalamu'alaykum wr wb.
========================================

Barangsiapa yg mengharapkan mati syahid dgn sepenuh hati, maka ALLAH akan 
memberikan mati syahid kepadanya meskipun ia mati ditempat tidur (hadis).

Dunia hanya satu terminal dari seluruh fase kehidupan. Hanya Allah yang tahu 
rentang usia seorang manusia.

Saya, Khadijah sebut saja demikian, menikah dengan Muhammad, 3 Oktober 1993. 
Muhammad adalah kakak kelas saya di IPB. Selama menikah, suami sering 
mengingatkan saya tentang kematian, tentang syurga, tentang syahid, dan 
sebagainya. Setiap kami bicara tentang sesuatu, ujung2nya bicara tentang 
kematian dan indahnya syurga itu bagaimana. Kalau kita bicara soal nikmatnya 
materi, suami mengaitkannya dengan kenikmatan syurga yang lebih indah. Bahkan, 
berulang-ulang dia mengatakan, nanti kita ketemu lagi di syurga. Itu mempunyai 
makna yg dalam bagi saya.

Hari itu, 16 Januari 1996, kami ke rumah orang tua di Jakarta. Seolah suami 
mengembalikan saya kepada orang tua. Malam itu juga, suami saya mengatakan 
harus kembali ke Bogor, karena harus mengisi diklat besok paginya. Menurutnya, 
kalau berangkat pagi dari Jakarta khawatir terlambat.

Mendekati jam 12 malam, saya bangun dari tidur, perut saya sakit, keringat 
dingin mengucur, rasanya ingin muntah. Saya bilang pada ibu saya, untuk 
diobati. Saya kira maag saya kambuh. Saya sempat berpikir suami saya di sana 
sudah istirahat, sudah senang, sudah sampai karena berangkat sejak maghrib. 
Saya juga berharap kalau ada suami saya mungkin saya dipijitin atau bagimana. 
Tapi rupanya pada saat itulah terjadi peristiwa tragis menimpa suami saya.

Jam tiga malam, saya terbangun. Kemudian saya shalat. Entah kenapa, meskipun 
badan kurang sehat, saya ingin ngaji. Lama sekali saya menghabiskan lembar demi 
lembar mushaf kecil saya. Waktu shubuh rasanya lama sekali. Badan saya sangat 
lelah dan akhirnya tertidur hingga subuh. Pagi harinya, saya mendapat berita 
dari seorang akhwat di Jakarta, bahwa suami saya dalam kondisi kritis. Karena 
angkutan yang ditumpanginya hancur ditabrak truk tronton di jalan raya Parung. 
Sebenarnya waktu itu suami saya sudah meninggal. Mungkin sengaja beritanya 
dibuat begitu biar saya tidak kaget. Namun tak lama kemudian, ada seorang teman 
di Jakarta yang memberitahukan bahwa beliau sudah meninggal. Inna lillahi 
wainna ilaihi rajiun.

Entah kenapa, mendengar berita itu hati saya tetap tegar. Saya sendiri tidak 
menyangka bisa setegar itu. Saya berusaha membangun keyakinan bahwa suami saya 
mati syahid. Saya bisa menasihati keluarga dan langsung ke Bogor. Disana, suami 
saya sudah dikafani. Sambil menangis saya menasihati ibu, bahwa dia bukan milik 
kita. Kita semua bukan milik kita sendiri tapi milik ALLAH.

Alhamdulillah ALLAH memberi kekuatan. Kepada orang2 yang bertakziah waktu itu, 
saya mengatakan : "Doakan dia supaya syahid.. doakan dia supaya syahid". Sekali 
lagi ketabahan saya waktu itu semata datang dari ALLAH, kalau tidak, mungkin 
saya sudah pingsan.

Seperti tuntunan Islam, segala hutang orang yang meninggal harus ditunaikan. 
Meski tidak ada catatannya, tapi tanpa disadari, saya ingat sekali hutang2 
suami. Saya memang sering bercanda sama suami, "Mas kalau ada hutang, catat. 
Nanti kalau Mas meninggal duluan saya tahu saya harus bayar berapa." Canda itu 
memang se! ring muncul ketika kami bicara masalah kematian. Sampai saya pernah 
bilang pada suami saya, "kalau mas meninggal duluan, saya yang mandiin. Kalau 
mas meninggal duluan, saya kembali lagi ke ummi, jadi anaknya lagi." Semua itu 
akhirnya menjadi kenyataan.

Beberapa hari setelah musibah itu, saya harus kembali ke rumah kontrakan di 
Bogor untuk mengurus surat2. Saat saya buka pintunya, tercium bau harum sekali. 
Hampir seluruh ruangan rumah itu wangi. Saya sempat periksa barangkali sumber 
wangi itu ada pada buah-buahan, atau yang lainnya. Tapi tidak ada. Ruangan yg 
tercium paling wangi, tempat tidur suami dan tempat yg biasa ia gunakan bekerja.

Beberapa waktu kemudian, dalam tidur, saya bermimpi bersalaman dengan dia. Saya 
cium tangannya. Saat itu dia mendoakan saya: "Zawadakillahu taqwa waghafara 
dzanbaki, wa yassara laki haitsu ma kunti" (Semoga Allah menambah ketakwaan 
padamu, mengampuni dosamu, dan mempermudah segala urusanmu di manasaja). Sambil 
menangis, saya balas doa itu dengan doa serupa.

Semasa suami masih hidup, doa itu memang biasa kami ucapkan ketika kami akan 
berpisah. Saya biasa mencium tangan suami bila ia ingin keluar rumah. Ketika 
kami saling mengingatkan, kami juga saling mendoakan.

Banyak doa-doa yang diajarkan suami saya. Ketika saya sakit, suami saya menulis 
doa di white board. Sampai sekarang saya selalu baca doa itu. Anak saya juga 
hafal. Saya banyak belajar darinya. Dia guru saya yang paling baik. Dia juga 
bisa menjelaskan bagaimana indahnya syurga. Bagaimana indahnya syahid.

Waktu saya wisuda, 13 Januari 1996 saya sempat bertanya pada suami, "Mas nanti 
saya kerja di mana?" Suami diam sejenak. Akhirnya suami saya mengatakan supaya 
wanita itu memelihara jati diri. Saya bertanya, "Maksudnya apa?", "Beribadah, 
bekerja membantu suaminya, dan bermasyarakat". Saya berpikir bahwa saya harus 
mengurus rumah tangga dengan baik. Tidak usah memikir! kan pekerjaan. Sekarang, 
setiap bulan saya hidup dari pensiun pegawai negeri suami. Meskipun sedikit, 
tapi saya merasa cukup. Dan rejeki dari ALLAH tetap saja mengalir. ALLAH memang 
memberi rejeki pd siapa saja, dan tidak tergantung kepada siapa saja. 
Katakanlah meski suami saya tidak ada,tapi rejeki ALLAH itu tidak akan pernah 
habis.

Insya ALLAH saya optimis dengan anak2 saya. Saya ingat sabda Nabi : "Aku dan 
pengasuh anak yatim seperti ini", sambil mendekatkan kedua buah jari tangannya. 
Saya bukan pengasuh anak yatim, tapi ibunya anak yatim. Meski masih 
kecil-kecil, saya sudah merasakan kedewasaan mereka. Kondisi yang mereka alami, 
membuat mereka lebih cepat mengerti tentang kematian, neraka, syurga bahkan 
tentang syahid. Rezeki yg saya terima, tak mustahil lantaran keberkahan mereka.





__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke