[media-dakwah] Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat

2006-02-22 Terurut Topik A Nizami
Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat
Dikutip dari Kitab Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr
Al-Jufri
 

Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa
sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang
paling buruk, dan aib yang paling nista adalah
kurangnya perhatian masyarakat kita pada Sholat Lima
Waktu, Sholat Jum'at dan Sholat Berjamaah, padahal
semua itu adalah ibadah-ibadah yang dengannya Allah
meninggikan derajat dan menghapuskan dosa-dosa
maksiat. Dan sholat adalah cara ibadah seluruh
penghuni bumi dan langit.

Rasulullah SAW bersabda: Langit merintih dan memang
ia pantas merintih, karena pada setiap tempat untuk
berpijak terdapat malaikat yang bersujud atau berdiri
(sholat) kepada Allah Azza Wa Jalla. (HR. Imam
Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh
urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya,
merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang
penyesalannya.

Dengarkanlah nasihatku tentang nasib orang yang
meninggalkan sholat, baik semasa hidup maupun setelah
meninggal. Sesungguhnya Allah merahmati orang yang
mendengarkan nasihat kemudian memperhatikan dan
mengamalkannya.

Allah SWT berfirman: Sesungguhnya sholat adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang
yang beriman. (QS. An-Nisa', 4:103)

Abu Hurairah RA meriwayatkan, Setelah Isya' aku
bersama Umar bin Khattab RA pergi ke rumah Abu Bakar
AsShiddiq RA untuk suatu keperluan. Sewaktu melewati
pintu rumah Rasulullah SAW, kami mendengar suara
rintihan. Kami pun terhenyak dan berhenti sejenak.
Kami dengar beliau menangis dan meratap.

Ahh..., andaikan saja aku dapat hidup terus untuk
melihat apa yang diperbuat oleh umatku terhadap
sholat. Ahh..., aku sungguh menyesali umatku.

Wahai Abu Hurairah, mari kita ketuk pintu ini, kata
Umar RA. Umar kemudian mengetuk pintu. Siapa? tanya
Aisyah RA. Aku bersama Abu Hurairah.

Kami meminta izin untuk masuk dan ia mengizinkannya.
Setelah masuk, kami lihat Rasulullah SAW sedang
bersujud dan menangis sedih, beliau berkata dalam
sujudnya:

Duhai Tuhanku, Engkau adalah Waliku bagi umatku, maka
perlakukan mereka sesuai sifat-Mu dan jangan
perlakukan mereka sesuai perbuatan mereka.

Ya Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusanmu. Apa
gerangan yang terjadi, mengapa engkau begitu sedih?

Wahai Umar, dalam perjalananku ke rumah Aisyah
sehabis mengerjakan sholat di mesjid, Jibril
mendatangiku dan berkata, Wahai Muhammad, Allah Yang
Maha Benar mengucapkan salam kepadamu, kemudian ia
berkata, Bacalah!

Apa yang harus kubaca?

Bacalah: Maka datanglah sesudah mereka pengganti
(yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan
memperturutkan hawa nafsunya, mereka kelak akan
menemui kesesatan. (QS. Maryam, 19:59)

Wahai Jibril, apakah sepeninggalku nanti umatku akan
mengabaikan sholat?

Benar, wahai Muhammad, kelak di akhir zaman akan
datang sekelompok manusia dari umatmu yang mengabaikan
sholat, mengakhirkan sholat (hingga keluar dari
waktunya), dan memperturutkan hawa nafsu. Bagi mereka
satu dinar (uang) lebih berharga daripada sholat.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.

Abu Darda` berkata, Hamba Allah yang terbaik adalah
yang memperhatikan matahari, bulan dan awan untuk
berdzikir kepada Allah, yakni untuk mengerjakan
sholat.

Diriwayatkan pula bahwa amal yang pertama kali
diperhatikan oleh Allah adalah sholat. Jika sholat
seseorang cacat, maka seluruh amalnya akan ditolak.

Rasulullah SAW bersabda: Wahai Abu Hurairah,
perintahkanlah keluargamu untuk sholat, karena Allah
akan memberimu rezeki dari arah yang tidak pernah kamu
duga.

Atha' Al-Khurasaniy berkata, Sekali saja seorang
hamba bersujud kepada Allah di suatu tempat di bumi,
maka tempat itu akan menjadi saksinya kelak di hari
kiamat. Dan ketika meninggal dunia tempat sujud itu
akan menangisinya.

Rasulullah SAW bersabda: Sholat adalah tiang agama,
barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan
agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah
merobohkan agama. (HR. Imam Baihaqi)

Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
ia telah kafir. (HR. Bazzar dari Abu Darda`), kafir
yang dimaksud disini adalah ingkar terhadap perintah
Allah karena perbuatan orang kafir adalah tidak pernah
shalat. Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa
Rasulullah saw bersabda yang membedakan antara orang
beriman dengan orang kafir adalah shalat. Maka maukah
kita disamakan dengan orang kafir, padahal Rasulullah
saw bersabdaBarang siapa mengikuti kebiasaan suatu
kaum maka dia termasuk kaum tersebut. Orang2 kafir
adalah orang yang tidak pernah shalat, maukah kita
termasuk golongan mereka.

Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan
sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan
kebaikannya. (HR. Thabrani)

Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
terlepas sudah darinya jaminan Muhammad. (HR. Imam
Ahmad dan Baihaqi)

Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada
hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada
waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi
cahaya dan 

Re: [media-dakwah] Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat

2006-02-22 Terurut Topik Anto Sulistianto
Saya ingin tahu, kalau sholat Isya', mana yang lebih
utama (yang dianjurkan oleh Nabi
Shalallahu'alaihiwassalam), apakah sholat Isya'
berjamaah tepat waktu di masjid, atau mengakhirkan
waktu sholat Isya' sampai larut malam. 

Terimakasih

Wassalam,
Anto

--- A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat
 Dikutip dari Kitab Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr
 Al-Jufri
  
 
 Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa
 sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang
 paling buruk, dan aib yang paling nista adalah
 kurangnya perhatian masyarakat kita pada Sholat Lima
 Waktu, Sholat Jum'at dan Sholat Berjamaah, padahal
 semua itu adalah ibadah-ibadah yang dengannya Allah
 meninggikan derajat dan menghapuskan dosa-dosa
 maksiat. Dan sholat adalah cara ibadah seluruh
 penghuni bumi dan langit.
 
 Rasulullah SAW bersabda: Langit merintih dan memang
 ia pantas merintih, karena pada setiap tempat untuk
 berpijak terdapat malaikat yang bersujud atau
 berdiri
 (sholat) kepada Allah Azza Wa Jalla. (HR. Imam
 Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
 
 Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan
 oleh
 urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya,
 merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang
 penyesalannya.
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [media-dakwah] Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat

2006-02-22 Terurut Topik A Nizami
Sumber :
http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=391

MANAKAH WAKTU YANG PALING AFDHAL UNTUK MELAKSANAKAN
SHALAT


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin




Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya :
Manakah waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan
shalat ? Apakah shalat diawal waktu itu lebih
afdhal ?

Jawaban.
Melaksanakan shalat sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh syar'i adalah lebih sempurna oleh
karena itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
ketika menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya
: ' Amalan apakah yang paling dicintai Allah ? Beliau
menjawab : Shalat tepat pada waktunya' [1]

Beliau tidak menjawab (shalat pada awal waktu)
dikarenakan shalat lima waktu ada sunnah untuk
didahulukan pelaksanaannya dan ada yang sunnah untuk
diakhirkan. Misalnya shalat isya', sunnah untuk
mengakhirkan pelaksanaannya sampai sepertiga malam,
maka apabila seorang wanita bertanya mana yang lebih
afdhal bagi saya, saya shalat isya' ketika adzan isya'
atau mengakhirkan shalat isya' sepertiga malam ?
Jawabannya : Yang lebih afdhal kalau dia mengakhirkan
shalat isya' sampai sepertiga malam, karena pada suatu
malam Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan
shalat isya' sehingga para shahabat berkata : 'Wahai
Rasulullah, para wanita dan anak-anak telah tidur,
lalu beliau keluar dan shalat bersama mereka kemudian
bersabda : Sesungguhnya inilah waktu yang paling tepat
(untuk shalat isya') kalaulah tidak memberatkan
umatku'. [2]

Demikian pula dianjurkan bagi para laki-laki muslimin
yaitu laki-laki yang mengalami kesulitan di saat
bepergian mereka berkata : Kami akhirkan shalat atau
kami dahulukan ? Kita jawab : Yang lebih afdhal
hendaknya mereka mengakhirkan.

Demikian pula kalau sekelompok orang mengadakan piknik
dan waktu isya' telah tiba, maka yang lebih afdhal
melaksanakan shalat isya' pada waktunya atau
mengakhrikannya ? Kita menjawab : 'Yang paling afdhal
hendaklah mereka mengakhirkan shalat isya' kecuali
kalau mengakhirkannya mendapat kesulitan, maka shalat
subuh, dhuhur, ashar, maghrib, hendaknya dikerjakan
pada waktunya kecuali ada sebab-sebab tertentu.

Adapun shalat fardhu selain shalat isya' dilaksanakan
pada waktunya lebih utama kecuali ada sebab-sebab
tertentu untuk mengakhirkannya. Adapun sebab-sebab
tertentu antara lain.

Apabila cuaca terlalu panas maka yang paling afdhal
mengakhirkan shalat dhuhur pada saat cuaca dingin,
yaitu mendekati waktu shalat ashar, maka apabila cuaca
terasa panas yang afdhal shalat pada cuaca dingin,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam : 'Apabila cuaca sangat panas maka carilah
waktu yang dingin untuk shalat, karena hawa panas itu
berasal dari hembusan neraka jahannam' [3]

Adapun Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada
saat safar, Bilal berdiri untuk adzan maka Rasulullah
bersabda : 'Carilah waktu dingin [4]. Kemudian Bilal
berdiri lagi untuk adzan, Rasulullah mengizinkannya.

Seorang yang mendapatkan shalat berjama'ah diakhir
waktu sedangkan diawal waktu tidak ada jama'ah, maka
mengakhirkan shalat lebih afdhal, seperti seseorang
yang telah tiba waktu shalat sedangkan ia berada di
daratan, ia mengetahui akan sampai ke satu desa dan
mendapatkan shalat berjama'ah di akhir waktu, maka
manakah yang lebih afdhal ia mendirikan shalat ketika
waktu shalat tiba atau mengakhirkannya sehingga ia
shalat secara berjama'ah ?

Kita katakan :'Sesungguhnya yang lebih afdhal
mengakhirkan shalat sehingga mendapatkan shalat secara
berjama'ah, yang kami maksudkan mengakhirkan di sini
demi hanya untuk mendapatkan shalat berjama'ah.

[Disalin dari buku Majmu' Arkanil Islam, edisi
Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam
Seputar Akidah dan Ibadah, Bab Ibadah, hal. 333-335
Pustaka Arafah]

_
Foote Note.

[1] Hadits Riwayat Bukhari, Kitabul Mawaqit, bab,
Fadhul Shalat Liwaktiha, dan Muslim. Kitabul Al-Iman,
bab Launul Iman billahi Ta'ala afdahl Al-Amal.
[2] Hadits Riwayat Muslim. Kitabul Masyajidi, bab
Waktul isya' wa takhiruka.
[3] Hadits Riwayat Bukhari, Kitabul Mawaqiti Shalat,
bab Al-Ibrad bi dhuhri fi siddatil harri, dan Muslim,
Kitabul Masajid, bab Istihbab Al-Ibrad di dhuhuri.
[4] Hadits Riwayat Bukhari, Kitabul Mawaqiti Shalat,
bab Al-Ibrad bi dhuhuri fi safar, dan Muslim. Kitabul
Masajidi, bab Istihbab Al-Ibrad bi dhuhuri fi siddatil
harri

--- Anto Sulistianto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya ingin tahu, kalau sholat Isya', mana yang lebih
 utama (yang dianjurkan oleh Nabi
 Shalallahu'alaihiwassalam), apakah sholat Isya'
 berjamaah tepat waktu di masjid, atau mengakhirkan
 waktu sholat Isya' sampai larut malam. 
 
 Terimakasih
 
 Wassalam,
 Anto
 
 --- A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat
  Dikutip dari Kitab Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr
  Al-Jufri
   
  
  Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa
  sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang
  paling buruk, dan aib yang paling nista adalah
  kurangnya perhatian masyarakat kita