Perilaku  Manusia Dalam Interaksi Sosial

Tuhan memberi dua predikat kepada manusia, yaitu sebagai hamba Alloh 
(Abdullah) dan wakil Alloh (khalifatullah). Karakteristik hama adalah 
lemah, kecil dan terbatas. Sedangkan karakteristik khalifatullah 
adalah besar, bebas dan memikul tanggungjawab. Ada manusia yang 
konsep dirinya lebih sebagai hamba, maka ia tidak memiliki rasa 
percaya diri, dan menghindari tantatangan hidup dengan berpasrah diri 
kepada nasib. Ada yang  konsep dirinya  lebih merasa sebagai 
khalifatullah, yang oleh karena itu ia selalu tertantang untuk 
mengatasi problem, membela yang lemah dan menyebarluaskan 
kemanfaatan. Yang proporsional adalah semestinya manusia merasa 
dirinya kecil dalam dimensi vertical, dan harus merasa besar dalam 
dimensi horizontal.

Manusia juga dianugerahi dua tabiat; suka kerjasama dan suka 
bersaing. Ketika bekerjasama atau ketika bersaing, ada yang lebih 
dikendalikan oleh akalnya, ada yang lebih dikendalikan oleh hatinya, 
oleh nuraninya, oleh syahwatnya dan ada yang lebih dikendalikan oleh 
hawa nafsunya. Oleh karena itu kualitas kerjasama dan kualitas 
persaingan berbeda-beda dipengaruhi oleh apa yang paling dominant 
pada dirinya dari lima subsistem itu. Kerjasama bisa terasa indah, 
bisa juga menyakitkan. Persaingan juga bisa melahirkan keindahan, 
bisa juga melahirkan permusuhan.


Dasar-Dasar Perilaku

Karakter Manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi bermodal 
tabiat bawaan genetika orang tuanya kemudian terbangun sejalan dengan 
proses interaksi social dan internalisasi nilai-nilai dalam medan 
Stimulus dan Respond sepanjang hidupnya. Perilaku manusia tidak cukup 
difahami dari apa yang nampak, tetapi harus dicari dasarnya. Tidak 
semua senyum bermakna keramahan, demikian juga tidak semua tindak 
kekerasan bermakna permusuhan. Diantara yang mendasari tingkah laku 
manusia adalah :

· Instinc. Instinc bersifat universal; seperti (1) instinct menjaga 
diri agar tetap hidup, (2) instinct seksual dan (3) instinct takut. 
Semua manusia memiliki instinct ini.

· Adat kebiasaan.  Perbuatan yang diulang-ulag dalam waktu lama oleh 
perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah 
mengerjakannya, disebut kebiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan 
kegembiraan atau kemarahan, cara berbicara adalah wujud dari 
kebiasaan. Orang merasa nyaman dengan kebiasaan itu meski belum tentu 
logis.

· Keturunan. Ajaran Islam menganjurkan selektip memilih calon 
pasangan hidup, karena karakteristik genetika orang tua akan menurun 
kepada anaknya hingga pada perilaku.

· Lingkungan. Menurut sebuah penelitian psikologi; 83% perilaku 
manusia dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar 
dan 6% sisanya oleh berbagai stimulus.

· Motivasi. Setiap manusia melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang 
ingin dicapai. Motivasi melakukan sesuatu bisa karena (a) keyakinan 
terhadap sesuatu, (b) karena terbawa perilaku orang lain, (c) karena 
terpedaya atau terpesona terhadap sesuatu.

· Keinsyafan. Keinsyafan merupakan kalkulasi psikologis yang 
berhubungan dengan (a) ketajaman nurani, atau (b) kuatnya cita-cita 
atau (c) kuatnya kehendak.


Wassalam,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://mubarok-institute.blogspot.com dan [EMAIL PROTECTED]
==============================================

Kirim email ke