ARTIKEL SERIAL RAMADHAN 
(Bagian ke-3)

RAMADHAN DAN GELORA JIHAD


1.      Ramadhan Bulan Istimewa

Tersebar imej kurang baik di kalangan sebagian orang bahwa Ramadhan adalah
bulan istirahat dan bulan malas-malasan. Memang, ada suatu fenomena kurang
Islami terjadi, tatkala umat Islam melewati bulan suci Ramadhan. 

Di berbagai kantor, para karyawan seakan-akan kurang bersemangat bekerja
dengan alasan sedang puasa. Seusai shalat Zhuhur, kita dapati mereka
bergeletakan di mushalla atau masjid untuk tiduran, berdalih bahwa tidurnya
orang puasa adalah ibadah. Para ibu rumah tangga pengeluaran belanjanya
naik, mall dan pasar lebih ramai dibandingkan masjid, khususnya sepuluh hari
terakhir dari Ramadhan. 

Gejala negatif seperti ini terjadi, karena sebagian umat Islam kurang
memahami esensi bulan Ramadhan sebagai bulan jihad, bulan panen pahala, dan
bulan penuh berkah. Padahal, semangat Ramadhan yang difahami Rasulullah
tercermin dalam sebuah hadits, "Seandainya umatku tahu (keutamaan) apa yang
ada pada bulan Ramadhan, niscaya berharap agar satu tahun seluruhnya terdiri
dari Ramadhan."

Ramadhan berasal dari kata-kata bahasa Arab "ramadl" maknanya "membakar'.
Ramadhan adalah bulan kesempatan umat Islam untuk membakar dosa lebih
intensif dibandingkan dengan bulan lain. Mengapa membakar dosa? 

Pertama, amalan puasa adalah ibadah istimewa dan berpahala istimewa yang
mampu meningkatkan ketakwaan dan menepis semua bentuk kemunkaran dan
maksiat. 

Kedua, pada bulan ini umat Islam mendapatkan panen pahala karena ada malam
yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar, dan 

ketiga, dilipatgandakannya pahala semua amalan muslim dan muslimah. Yang
wajib dilipatgandakan 70 kali dan yang sunnah disamakan dengan pahala amalan
wajib. Dengan keistimewaan ini, dosa umat Islam terbakar oleh banyaknya
pahala amalan kebajikan yang diraih pada bulan Ramadhan.

Barangkali, di sinilah rahasianya mengapa Rasulullah senantiasa menanti
bulan Ramadhan, sehingga berdoa, "Allahumma baarik lanaa fi Rajaba wa
Sya'baan wa ballighnaa Ramadlan" (Ya Allah berkati kami pada bulan Rajab dan
bulan Sya'ban dan antarkan kami sampai ke bulan Ramadhan.). 

Selain dari pada itu, Beliau senantiasa berkhutbah ketika menyambut awal
Ramadhan. Di antara isi khutbahnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan An
Nasa'i adalah sebagai berikut: 

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penuh berkah. Allah mewajibkan atas
kamu puasa di bulan itu. Pada bulan itu semua pintu neraka terbuka lebar dan
semua pintu neraka Jahim tertutup rapat serta syetan-syetanpun dibelenggu.
Di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka sesungguhnya orang yang
tidak beramal kebaikan pada bulan ini sungguh amat merugi."

Konotasi "pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu neraka tertutup rapat
dan syetan-syetanpun dibelenggu", maksudnya bahwa orang yang berpuasa
berkesempatan besar untuk masuk surga dan jauh dari neraka. Karena dengan
puasanya ia berpahala besar dan pasti tidak bisa digoda oleh syetan yang
terkutuk.

Kalau ada orang puasa yang masih bisa digoda syetan, berarti puasanya belum
benar dan pasti tidak sempurna. Mengapa demikian? Orang yang berpuasa
menurut syariat Islam akan menahan diri dari makan, minum, dan segala yang
bisa membatalkan puasanya, atau pun segala yang bisa mengurangi pahala
puasanya. 


2.      Ramadhan dan Jihad

Puasa adalah ibadah yang bernuansa jihad melawan hawa nafsu. Orang yang
tidak bisa menahan nafsu syahwatnya, nafsu amarahnya, nafsu seksualnya, dan
nafsu-nafsu lainnya selama berpuasa, berarti puasanya akan ditolak Rabbul
Izzati. Rasulullah pernah menegaskan dengan sabdanya: "Barangsiapa yang
tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh
darinya untuk meninggalkan makanan dan minumannya." 

Inilah jihad muslim yang tiada hentinya, karena nafsu al ammarah bis suu'
senantiasa menyertainya, baik di kala jaga atau tidur. Namun, selain jihad
melawan hawa nafsu ini, umat Islam diperintahkan juga berjihad melawan
kekafiran dan kesyirikan. Jihad untuk mempertahankan diri dari serangan kaum
kufar ini sering disebut dengan jihad qitali.

Allah swt. telah mensyariatkan jihad melawan kekufuran sebagai sarana ibadah
dan perjuangan untuk menyiapkan individu muslim yang mampu membawa beban
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ibadah puasa penuh dengan
kebaikan dan sumber pengkaderan untuk menyiapkan generasi yang mau berkorban
lii'laai kalimatillah. 

Tahun demi tahun dilewati umat Islam dan Ramadhan penuh dengan kenangan
peristiwa besar yang menggambarkan jihad kaum muslimin. Sejak Islam datang
menembus gelapnya kekufuran dan kesyirikan menuju cahaya Islam, umatnya
telah menghadapi jihad besar melawan kezhaliman dalam menegakkan keadilan.

Jihad yang disyariatkan Islam bertujuan mencapai dua sasaran:

Pertama: Untuk mempertahankan diri dari serangan asing dan mempertahankan
tanah air di mana mereka tinggal.

Kedua: Mempertahankan dakwah Islamiyah dan ajaran-ajaran Ilahi sekaligus
melindungi para pembawa panji-panjinya, demi menebarkan ajaran Islam dengan
al-hikmah, almau'izhah al hasanah dalam suasana penuh aman dan kedamaian.

Jihad disyariatkan Islam agar ajaran Islam tetap tersebar ke seantero dunia.
Dakwah bagaikan air yang harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat
manusia. Bila tidak disyariatkan jihad, maka kebatilan akan menggusur yang
hak, kerusakan akan menghantui dunia, dan panji-panji Islam akan tumbang
diserang kekufuran.

Diwajibkannya jihad bukan untuk ekspansi, intimidasi, kekuasaan, dan
memperbudak umat manusia, tapi jihad disyariatkan untuk meluruskan yang
bengkok, menebarkan keadilan, dan kesejahteraan di atas bumi ini.

Dari sini, jihad dalam Islam dijadikan salah satu tonggak pengaman ajaran
Islam dan memiliki kedudukan khusus dalam akidah dan ajaran Islam yang
harus. Dijadikan sentral perhatian umat Islam dalam melaksanakan semua
aktifitas kehidupannya.


3.      Jihad Qitali di Bulan Ramadhan

Umat Islam sejak zaman Rasulullah saw. sangat memahami esensi bulan Ramadhan
sebagai sarana pendidikan jihad fi sabilillah. Marilah kita lihat peristiwa
besar yang menggambarkan jihad umat Islam untuk mempertahankan dakwah
sepanjang masa pada bulan Ramadhan:

1. Perang Badar yang terjadi pada tangal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah.
Perang Badar dianggap sebagai perang terbesar dan kemenangan terbesar yang
diraih umat Islam di awal pertumbuhannya di Madinah.

2. Fathu Makkah yang terjadi pada tahun ke delapan hijrah. Jihad ini
merupakan kemenangan untuk menghancurkan tuhan-tuhan berhala dan menancapkan
panji kebenaran.

3. Pada Ramadhan tahun 9 Hijrah, Rasulullah saw. menerima utusan dari Tsaqif
untuk membaiat Nabi Muhammad Saw.

4. Pada Ramadhan tahun 15 Hijrah, terjadi perang Qadisiyyah dimana
orang-orang Majusi di Persia ditumbangkan.

5. Pada Ramadhan tahun 53 Hijrah, umat Islam memasuki pulau Rhodes di Eropa.

6. Pada bulan Ramadhan tahun 91, umat Islam memasuki selatan Andalusia
(Spanyol sekarang)

7. Pada Ramadhan tahun 92 H., umat Islam keluar dari Afrika dan membuka
Andalus dengan komandan Thariq bin Ziyad

8. Pada bulan Ramadhan tahun 132 H., Dinasti Umawiyah ditumbangkan dan
berdirilah daulah Abbasiyah.

9. Pada bulan Ramadhan tahun 254 H., Mesir memisahkan diri dari daulah
Abbasiyah dengan pimpinan Ahmad bin Thaulun.

10. Pada Ramadhan tahun 361 H., dimulainya pembangunan Masjid Al-Azhar yang
kelak menjadi universitas Al-Azhar di Kairo.

11. Pada bulan Ramadhan tahun 584 H., Sholahuddin Al-Ayyubi mulai menyerang
tentara Salib di Siria dan berhasil mengusir mereka.

12. Pada Ramadhan 658 H., Umat Islam berhasil menghancurkan tentara Tartar
di perang "Ain Jalut"

13. Pada Ramadhan tahun 675 H., Raja Bebes dan tentaranya berhasil mengusir
tentara Salib secara total.

14. Pada bulan Ramadhan 1393 tentara Mesir berhasil merebut terusan Suez dan
mengusir tentara penjajah, Israel dari Sinai. 

Demikianlah beberapa contoh peristiwa besar di bulan Ramadhan sepanjang
sejarah umat Islam yang dipenuhi dengan nuansa jihad mempertahankan tegaknya
dakwah Islamiyah di muka bumi ini. 


4.      Tuntutan Jihad Sekarang Lebih Luas

Ketika musuh-musuh Islam menyerang dengan berbagai macam cara untuk
memadamkan cahaya agama Allah, kondisi ini menuntut umat Islam agar
melakukan jihad dalam berbagai aspek kehidupan. Jihad terhadap hawa nafsu
adalah jihad setiap saat bagi setiap muslim yang masih waras dan sehat.
Jihad qitaali adalah wajib bila umat Islam diserang dengan senjata seperti
di Palestina, Afghanistan, Irak, Bosnia, dan belahan bumi lainnya.

Selain jihad nafsiy dan jihad qitaali, masih banyak lagi tuntutan jihad
lainnya, sebanyak aneka ragam serangan musuh. Di antara jihad-jihad yang
dituntut sekarang adalah:

1. Jihad tablighi, yaitu jihad dengan lisan untuk menyampaikan ajaran Islam
dengan penuh hikmah, kelembutan, dan kesejukan. Kita diwajibkan jihad
tablighi ini sebagai jihad bil-lisan untuk meluruskan berbagai penyimpangan
yang terjadi dalam masyarakat.

2. Jihad ta'limi, yaitu jihad melalui pendidikan, baik formal atau non
formal. Saat ini umat Islam sangat dituntut untuk menekuni jihad ta'limi
ini, karena sekolah-sekolah unggulan umat Islam masih perlu peningkatan
kualitas dan kuantitas. Apalagi sekolah-sekolah yang dikelola yayasan
pendidikan non Islam sarat dengan unsur-unsur yang bisa memadamkan semangat
keislaman siswa.

3. Jihad Maali, yaitu jihad dengan harta dalam rangka menebarkan syiar
Islam, melindungi kaum fuqara' dan masakin dari kekufuran yang sering
mengintai mereka. Jihad maali ini sering disebut Al-Qur'an lebih dulu
daripada jihad binnafsi, karena: Pertama, mengeluarkan harta lebih mudah
dari pada berkorban dengan jiwa. Kedua, jihad binnafsi membutuhkan biaya
yang tak terbatas. Ketiga, sebagian orang ada yang lemah jasmaninya atau
merasa takut perang. Keempat, para pemilik harta dianggap musuh sebagai
kekuatan pendukung para mujahid.

4. Jihad Siyasi: yaitu jihad memperjuangkan Islam lewat politik, lewat
pemilu, memilih anggota DPR/MPR untuk melakukan perubahan undang-undang
kearah pemenangan dakwah Islamiyah.

Bulan Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang sangat istimewa bagi kita
sebagai bangsa Indonesia, karena kita telah menghadapi perhelatan besar
yaitu pemilu dan pemilihan presidan dengan wakilnya secara langsung. Sudah
barang tentu umat Islam dituntut untuk meningkatkan jihad nafsi, jihad
tablighi, ta'limi, siyasi dan jihad maali untuk pemenangan dakwah.

Wallahu a'lamu bis shawab.


Sumber:
30 Tadabbur Ramadhan, MENJADI HAMBA ROBBANI, Meraih Keberkahan Bulan Suci

Penulis:
Dr. Achmad Satori Ismail, Dr. M. Idris Abdul Shomad, MA
Samson Rahman, Tajuddin, MA, H. Harjani Hefni, MA
A. Kusyairi Suhail, MA, Drs. Ahlul Irfan, MM, Dr. Jamal Muhammad, Sp.THT

Source: IKADI








Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke