Assalmu'alaikum Wr. Wb. Ini asal mula email tentang majalah hidayah dan Tabloid pop, yang porno itu satu management dan saling substitusi, berikut ini kutipannya...yang sekarang menjadi bahan diskusi yang fenomenal di beberapa milist... salam hangat,
alhakimc 08128751343 Assalamu alaikum wr wb Sejak awal saya sudah tidak tertarik dengan majalah hidayah walaupun banyak teman-teman yang membaca dan merekomendasikan untuk di baca, namun dengan melihat covernya saja tidak ada unsur pendidikan agama yang baik dan benar sesuai syariat yang shahih. walaupun disana tertulis kisah nyata tapi isinya hanyalah komik rekaan penulisnya semata.....(sempat kala iseng membaca salah satu cerita karena betul-betul saat itu saya lagi di kilang minyak tidak ada kegiatan dan tidak ada bacaan dan tergeletak ada majalah tersebut) Kemudian diangkat ke layar kaca berupa sinetron, makin tidak tertarik saja dengan pemerannya para artis yang sudah ketahuan kesehariannya. bahkan saya melarang anak dan istri menontonnya. Yang perlu dipertanyakan adalah LSF (lembaga Sesnosr Film) yang konon katanya ada ulamanya disitu...Ulama apaan yang tidak peduli dengan tayangan seperti itu....ulama yang aneh...... Kemudian MUI juga seharusnya mengeluarkan fatwa yang serupa untuk sinetron tersebut seperti untuk jamah ahmadiyah dan islam liberal......(udah ada belum ya...) ICMI yang di dalamnya berkumpul cendikian muslim yang berpikiran positif dan peduli dengan syariat Islam, harus segera melakukan aksi nyatanya... wasalam dadan Saleh M <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalaamu'alaiuk wr.wb. Kenapa cerita-cerita seperti itu kok bisa lolos dari perhatian kalangan pendidik dan ulama, menurut saya hal ini terjadi karena pandangan dan tanggapan terhadap masalah ini masing-masing saling berbeda baik itu para pendidik maupun ulamanya. Bukankah pada setiap episode dari cerita-cerita sinetron itu diberi komentar / pengantar oleh seorang ustadz/ustadzah (ulama)? Pada awalnya, ketika saya pertama membaca majalah sejenis Hidayah ini atau sinetronnya, saya punya komentar baik mengenai hal ini. Kenapa? Karena di dalam isi majalah maupun kisah sinetron tersebut, saya nilai memang ada hal-hal yang positif untuk menggugah sikap religius seseorang. Contohnya adalah sifat amanah, jujur dan ketulusan serta akhlaq mulia yang ditampilkan dalam sinetron itu cukup menyentuh dan bisa dijadikan contoh / tauladan. Namun demikian, banyak juga saya jumpai baik dalam majalah maupun sinetron tersebut hal-hal yang sangat bertentangan atau tidak sesuai dengan ajaran Islam yang lurus. Setelah itu, saya jadi malas untuk membaca maupun mononton sinetron yang semacam itu. Apalagi adegan yang dibawakan oleh aktor/artis benar-benar sangat total dan begitu tampak menjiwai peran mereka, tetapi pada kenyataan kehidupan sehari-harinya ternyata sangat kontras sekali dengan apa yang diperankan dalam sinetron itu. Mereka ternyata, benar-benar seorang pemain sandiwara yang hebat. Wassalam, Saleh M ----- Original Message ----- From: Sulastomo To: [EMAIL PROTECTED] ; 'PenguruspusatICMI Pengurus Pusat ICMI' Sent: Thursday, May 11, 2006 6:54 PM Subject: RE: [anggotaicmi] Fw: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop? Pak Muslimin, Kalau kita lihat sinetron �V sinetron, memang kita heran, ceritera �V ceritera seperti itu kok lolos dari perhatian kalangan pendidik ataupun ulama. Sulastomo -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of muslimin nasution Sent: Kamis, 11 Mei 2006 06:56 To: PenguruspusatICMI Pengurus Pusat ICMI Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [anggotaicmi] Fw: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop? Assalamualaikum wrwb. Rekan2 ICMI, Saya kira hal2 seperti terlampir perlu juga kita waspadai dalam upaya ICMI berusaha membangun SDM yang berachlak mulia. wassalam muslimin nasution ----- Original Message ----- From: wahdat kurdi To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 10, 2006 2:21 PM Subject: OOT: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop? Assalamu'alaikum Wrwb, Pak Mus maaf Out of Thema, ada info dari saya tentang majalah Hidayah, majalah 'Horor Islami' yang sangat banyak dibaca umat Islam di Indonesia dan Malaysia. Mungkin bisa menjadi warning bagi umat Islam jika disebarkan melalui milis ICMI dsb. Wassalamualaikum Wrwb, MAJALAH HIDAYAH DAN POP, TERNYATA SAUDARA KANDUNG Saya sangat khawatir dengan perkembangan "Islam Belatung" yang cukup pesat sekarang ini. Yang saya maksud dengan "Islam Belatung" adalah Islam yang digambarkan melalui cerita teror-horor seperti "belatung keluar dari perut si fulan karena melakukan dosa anu" atau "kuburan tak mau menerima jasad si fulan karena dosa anu" dan cerita2 semacamnya. Maaf jika istilah saya untuk menggambarkan 'Islam' yang disampaikan dengan cara itu cukup kasar, sebab saya kira cerita2 demikian sesungguhnya dusta dan hanya menodai kesucian dan kemurnian Islam yang "sejati". Cerita2 itu sekadar sampah, yang karena ketidaktahuan umat Islam, kemudian menjadi seolah-olah kisah agung yang wajib diketahui semua muslim yang saleh.. Sekitar dua-tiga tahun lalu, saya masih ingat persis seorang teman yang juga alumni HMI Bogor pernah bercerita kepada saya. Dia waktu itu reporter majalah Gatra dan sedang ditugaskan untuk menginvestigasi majalah Hidayah-Intisari Islam, sebab majalah tsb dianggap fenomenal. Dalam arti, oplag-nya besar meskipun usianya relatif baru beberapa tahun. Ketika datang ke kantor majalah Hidayah, ia sempat kebingungan karena tempat yang didatangi ternyata kantor tabloid Pop, tabloid porno. Hampir balik lagi karena menyangka salah alamat, ia tanya orang2 di tempat itu. Ealah... ternyata kantor Hidayah letaknya juga di tempat yang sama. Ia penasaran, mengapa tabloid dari 'aliran' berbeda bisa menempati kantor yang sama? Selidik punya selidik, ternyata penerbit keduanya sama, yaitu PT Varia Pop Nusantara. Setelah mendengar cerita dia, saya cek dengan melihat nama penerbit pada majalah dan tabloid tsb. Astaghfirullah, ternyata sama... PT Varia Pop Nusantara.. Silakan teman2 juga cek langsung. Teman saya juga sempat bertanya kepada pimred Hidayah waktu itu, apakah cerita yang ditampilkan dalam Hidayah benar adanya. Dijawab, bahwa cerita2 tsb diperoleh reporter Hidayah dari masyarakat. Benar tidaknya wallahu a��lam! Kesimpulan saya: 1. Karena penerbitnya sama, sebenarnya tujuan Hidayah dan Pop juga sama, yakni, mencari untung sebesar2nya. Bedanya, Pop membidik pasar pria2 mesum, sedangkan Hidayah mentargetkan pasar kaum muslim kebanyakan. Saya tidak tahu seberapa besar jumlah pria mesum yang suka Pop. Tetapi, jumlah kaum muslim yang bisa dipikat dengan cerita2 horor yang ditampilkan Hidayah, saya yakin sangat banyak. Terbukti, Hidayah dibeli banyak orang. 2. Strategi yang digunakan penerbit tsb adalah ��mengalalkan segala cara��. Porno atau ��Islami��, selama itu menguntungkan, sikat teruss... Ada kemungkinan, keuntungan dari Hidayah digunakan untuk mensubsidi Pop. (Pop butuh subsidi karena kalah bersaing dengan media porno sejenis, menurut info seorang teman yang lain). Jadi kalau kita beli Hidayah, sama saja mensupport Pop. Asumsi saya, siapapun di balik majalah Pop adalah manusia bejat moral. Tidak logis jika manusia semacam itu, melalui majalah Hidayah-nya, punya niat baik untuk mendakwahkan Islam yang benar. Majalah Hidayah adalah majalah tipu2 dan menyesatkan umat Islam. Demikian pula majalah sejenis yang akhir2 ini bermunculan. Saya bertanya-tanya, apakah kyai2 kita tidak tahu hal ini? Dalam rubrik konsultasi majalah Hidayah, salah satu pengisinya adalah Kyai Ali Yafie, kyai sepuh yang tak diragukan lagi kualitas keilmuannya terutama dalam bidang ilmu fiqih. (Dalam versi Hidayah sekarang, juga ada Ust Arifin Ilham & ulama2 lain yang cukup terkenal). Saya tidak pernah mendengar Nabi mengajarkan Islam dengan cerita2 horor. Kalaupun ada dalam Quran hanyalah cerita2 tentang neraka, tak lebih dari itu. Islam yang disampaikan Nabi adalah Islam yang penuh hikmah dan mauidzah. Sedangkan hikmah dan mauidzah itu tak mungkin disebarkan melalui cerita2 horor, melainkan melalui pengajaran yang sesuai nurani. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/