[media-dakwah] Tips #131: Alasan Salah untuk Maju dan Berubah

2007-01-17 Terurut Topik OmPopa
* "Adalah SULIT untuk melakukan apa yang kita HARUS, dan lebih MUDAH
melakukan apa yang kita INGIN." *
*N.N.*

*Tips #131:
Alasan Salah untuk Maju dan Berubah *

Diinspirasi dari materi oleh: Chuck Gallozzi dan David Regler

Anda, pasti punya target, sasaran, cita-cita, dan tujuan.

Ya itu pasti, tapi lebih pasti lagi ini: Semuanya bukan tentang Anda yang
sekarang, bukan Anda yang hari ini, bukan Anda yang saat ini, dan bukan Anda
pada detik ini. Anda tidak ingin tetap sama seperti sekarang. Anda ingin
yang lebih baik, yang lebih membahagiakan.

Ingatlah, semua itu hanya punya satu arti: Anda ingin perubahan.

Anda, sedang menjalani perubahan. Anda memutuskan berbagai hal dan
menjalankan berbagai tindakan, dalam rangka perubahan. Silahkan itu Anda
teruskan, tapi mungkin, Anda perlu merenungi beberapa hal. Beberapa hal
berkaitan dengan sebab dan musabab, yang menyebabkan Anda memilih untuk
berubah. Tepat atau tidaknya alasan Anda, akan menentukan hasil dari upaya
perubahan Anda.

*ALASAN UNTUK BERUBAH HARUS BENAR*

Alasan untuk berubah (baca: maju), bisa bermacam-macam. Apa yang perlu Anda
waspadai adalah, jika alasan Anda tidak tepat, maka apa yang Anda targetkan,
sasar atau tuju, tak akan pernah kesampaian. Jadi, Anda perlu untuk selalu
mengevaluasi sebab-sebab yang membuat Anda ingin berubah.

Contoh paling sederhana. Jika Anda sebagai karyawan telah memutuskan untuk
"mengundurkan diri" dan berubah menjadi enterpreneur, pertanyaan pertama
yang harus Anda jawab adalah, benarkan Anda "mengundurkan diri", atau apa
yang sesungguhnya Anda lakukan adalah "memajukan diri"?

Pak Arief (mantan direktur eksekutif WTC Jakarta), menginspirasi Saya dengan
pertanyaan ini. Saat beliau mengetahui Saya memutuskan untuk "mengundurkan
diri" dari perusahaan tempat Saya bekerja, lima bulan yang lalu, dan
berganti profesi menjadi trainer, beliau lewat stafnya berkomentar, "Bagus,
dan ingatlah bahwa Anda bukan mengundurkan diri, melainkan memajukan diri."
Beliau benar, sebab untuk itulah Saya mengambil sikap dan memutuskan untuk
berubah. Untuk memajukan diri. Bagaimana dengan Anda?

Apapun yang menjadi target perubahan Anda, alasan Anda untuk berubahlah yang
menjadi tolok ukur keberhasilan Anda. Dan salah satu alasan yang tidak boleh
Anda tinggalkan, adalah karena Anda telah siap MENERIMA segala
konsekuensinya.

Kini Anda telah melakukannya. Maka Anda, memang harus siap menerima. Anda
tidak akan bisa menerima, jika alasan Anda untuk berubah telah melenceng
kemana-mana. Dan jika itu terjadi, mungkin Anda perlu sekali lagi
meng-adjust-nya.

Sikap menerima erat kaitannya dengan penerimaan terhadap diri sendiri dan
terhadap diri orang lain. Berikut ini, adalah beberapa hal yang bisa Anda
renungkan, dan Anda kaitkan dengan alasan Anda untuk maju dan berubah.

*MENERIMA DIRI ADALAH KUNCI SUKSES UNTUK PERUBAHAN*

Ingatlah bahwa untuk maju dan berubah, Anda memerlukan stamina. Ingatlah
bahwa stamina Anda hanya akan kuat dan bertahan, hanya jika memenuhi dua
kondisi:

- Bersyukur jika berhasil;
- Bersabar jika belum berhasil.

Khusus untuk soal bersabar, sikap MENERIMA yang SEIMBANG dengan keterbatasan
diri sebagai manusia, adalah hal terpenting yang harus Anda pegang. Anda
ingin sukses, tapi suksesnya manusia. Anda ingin mampu berhadapan dengan
hambatan dan kendala, tapi yang masih bisa ditolerir manusia. Sikap menerima
keterbatasan dengan benar inilah, yang akan menjadikan Anda benar-benar bisa
mencapai apapun yang Anda inginkan.

Saat Anda bersikap terlalu 'nrimo', Anda tidak akan pergi ke mana-mana. Anda
hanya akan tetap diam atau sekedar berjalan di tempat saja. Saat Anda
bersikap tidak bisa atau tidak mau menerima, maka Anda bukan akan bahagia,
tapi malah merasa berhadapan dengan malapetaka.

Bagaimana Anda menyikapi lesunya bisnis?
Bagaimana Anda menghadapi rendahnya cash flow?
Bagaimana Anda melihat dan merasakan 'malas'nya orang-orang Anda?
Bagaimana Anda jika kantor yang Anda bangun roboh terkena gempa?
Bagaimana Anda mengakali persaingan bisnis yang makin ketat?

Jika Anda tetap bersikap menerima dengan seimbang, maka sekalipun segala
sesuatunya tetap sama, akan selalu ada yang berubah di hari-hari mendatang.
Minimal, ya mood Anda tentu saja. Lumayan toh?

Dengan sepenuhnya menerima segala kesulitan, Anda telah membuka diri
terhadap segala kemungkinan. Di situlah, Anda akan mulai melihat berbagai
kesempatan, yang sebelumnya mungkin terlihat sebagai hambatan. Di tingkat
syaraf, Anda telah menciptakan koneksi syaraf yang baru, dan dari situ, akan
tercipta berbagai jawaban. Dengan menerima Anda akan menjadi lebih kreatif.

Maka, marilah kita gali lagi berbagai alasan, yang menjadi motivasi kita
untuk berubah. Kita mulai saja dari yang salah.

*ALASAN SALAH UNTUK MAJU DAN BERUBAH MENCIPTAKAN SIKAP SULIT MENERIMA*

*Salah Keinginan*

Motivasi kita untuk berubah, bisa bersifat negatif atau positif. Perubahan
itu, bisa didasarkan pada kepuasan, atau ketidakpuasan.

Orang yang merasa terlalu gemuk, bisa memutuskan untuk berolahraga 

[media-dakwah] Tips #131: Alasan Salah untuk Maju dan Berubah

2007-01-14 Terurut Topik OmPopa
*"Adalah SULIT untuk melakukan apa yang kita HARUS, dan lebih MUDAH
melakukan apa yang kita INGIN." *
*N.N.*

*Tips #131:
Alasan Salah untuk Maju dan Berubah *

Diinspirasi dari materi oleh: Chuck Gallozzi dan David Regler

Anda, pasti punya target, sasaran, cita-cita, dan tujuan.

Ya itu pasti, tapi lebih pasti lagi ini: Semuanya bukan tentang Anda yang
sekarang, bukan Anda yang hari ini, bukan Anda yang saat ini, dan bukan Anda
pada detik ini. Anda tidak ingin tetap sama seperti sekarang. Anda ingin
yang lebih baik, yang lebih membahagiakan.

Ingatlah, semua itu hanya punya satu arti: Anda ingin perubahan.

Anda, sedang menjalani perubahan. Anda memutuskan berbagai hal dan
menjalankan berbagai tindakan, dalam rangka perubahan. Silahkan itu Anda
teruskan, tapi mungkin, Anda perlu merenungi beberapa hal. Beberapa hal
berkaitan dengan sebab dan musabab, yang menyebabkan Anda memilih untuk
berubah. Tepat atau tidaknya alasan Anda, akan menentukan hasil dari upaya
perubahan Anda.

*ALASAN UNTUK BERUBAH HARUS BENAR*

Alasan untuk berubah (baca: maju), bisa bermacam-macam. Apa yang perlu Anda
waspadai adalah, jika alasan Anda tidak tepat, maka apa yang Anda targetkan,
sasar atau tuju, tak akan pernah kesampaian. Jadi, Anda perlu untuk selalu
mengevaluasi sebab-sebab yang membuat Anda ingin berubah.

Contoh paling sederhana. Jika Anda sebagai karyawan telah memutuskan untuk
"mengundurkan diri" dan berubah menjadi enterpreneur, pertanyaan pertama
yang harus Anda jawab adalah, benarkan Anda "mengundurkan diri", atau apa
yang sesungguhnya Anda lakukan adalah "memajukan diri"?

Pak Arief (mantan direktur eksekutif WTC Jakarta), menginspirasi Saya dengan
pertanyaan ini. Saat beliau mengetahui Saya memutuskan untuk "mengundurkan
diri" dari perusahaan tempat Saya bekerja, lima bulan yang lalu, dan
berganti profesi menjadi trainer, beliau lewat stafnya berkomentar, "Bagus,
dan ingatlah bahwa Anda bukan mengundurkan diri, melainkan memajukan diri."
Beliau benar, sebab untuk itulah Saya mengambil sikap dan memutuskan untuk
berubah. Untuk memajukan diri. Bagaimana dengan Anda?

Apapun yang menjadi target perubahan Anda, alasan Anda untuk berubahlah yang
menjadi tolok ukur keberhasilan Anda. Dan salah satu alasan yang tidak boleh
Anda tinggalkan, adalah karena Anda telah siap MENERIMA segala
konsekuensinya.

Kini Anda telah melakukannya. Maka Anda, memang harus siap menerima. Anda
tidak akan bisa menerima, jika alasan Anda untuk berubah telah melenceng
kemana-mana. Dan jika itu terjadi, mungkin Anda perlu sekali lagi
meng-adjust-nya.

Sikap menerima erat kaitannya dengan penerimaan terhadap diri sendiri dan
terhadap diri orang lain. Berikut ini, adalah beberapa hal yang bisa Anda
renungkan, dan Anda kaitkan dengan alasan Anda untuk maju dan berubah.

*MENERIMA DIRI ADALAH KUNCI SUKSES UNTUK PERUBAHAN*

Ingatlah bahwa untuk maju dan berubah, Anda memerlukan stamina. Ingatlah
bahwa stamina Anda hanya akan kuat dan bertahan, hanya jika memenuhi dua
kondisi:

- Bersyukur jika berhasil;
- Bersabar jika belum berhasil.

Khusus untuk soal bersabar, sikap MENERIMA yang SEIMBANG dengan keterbatasan
diri sebagai manusia, adalah hal terpenting yang harus Anda pegang. Anda
ingin sukses, tapi suksesnya manusia. Anda ingin mampu berhadapan dengan
hambatan dan kendala, tapi yang masih bisa ditolerir manusia. Sikap menerima
keterbatasan dengan benar inilah, yang akan menjadikan Anda benar-benar bisa
mencapai apapun yang Anda inginkan.

Saat Anda bersikap terlalu 'nrimo', Anda tidak akan pergi ke mana-mana. Anda
hanya akan tetap diam atau sekedar berjalan di tempat saja. Saat Anda
bersikap tidak bisa atau tidak mau menerima, maka Anda bukan akan bahagia,
tapi malah merasa berhadapan dengan malapetaka.

Bagaimana Anda menyikapi lesunya bisnis?
Bagaimana Anda menghadapi rendahnya cash flow?
Bagaimana Anda melihat dan merasakan 'malas'nya orang-orang Anda?
Bagaimana Anda jika kantor yang Anda bangun roboh terkena gempa?
Bagaimana Anda mengakali persaingan bisnis yang makin ketat?

Jika Anda tetap bersikap menerima dengan seimbang, maka sekalipun segala
sesuatunya tetap sama, akan selalu ada yang berubah di hari-hari mendatang.
Minimal, ya mood Anda tentu saja. Lumayan toh?

Dengan sepenuhnya menerima segala kesulitan, Anda telah membuka diri
terhadap segala kemungkinan. Di situlah, Anda akan mulai melihat berbagai
kesempatan, yang sebelumnya mungkin terlihat sebagai hambatan. Di tingkat
syaraf, Anda telah menciptakan koneksi syaraf yang baru, dan dari situ, akan
tercipta berbagai jawaban. Dengan menerima Anda akan menjadi lebih kreatif.

Maka, marilah kita gali lagi berbagai alasan, yang menjadi motivasi kita
untuk berubah. Kita mulai saja dari yang salah.

*ALASAN SALAH UNTUK MAJU DAN BERUBAH MENCIPTAKAN SIKAP SULIT MENERIMA*

*Salah Keinginan*

Motivasi kita untuk berubah, bisa bersifat negatif atau positif. Perubahan
itu, bisa didasarkan pada kepuasan, atau ketidakpuasan.

Orang yang merasa terlalu gemuk, bisa memutuskan untuk berolahraga d